Anda di halaman 1dari 2

Homolog

adalah suatu seri susunan hidrokarbon berdasarkan penambahan atom


C membentuk suatu susunan yang hampir sama, akan tetapi rantainya
menjadi lebih panjang ataupun lingkarannya menjadi ruwet.

Ikatan jenuh dan tak jenuh


Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling
sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan
terikat dengan hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi
adalah CnH2n+2. Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada
bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun
bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tapi rumus
strukturnyaberbeda dinamakan isomer struktur
Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun
rangkap tiga. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua
disebut dengan alkena, dengan rumus umum CnH2n. Hidrokarbon yang
mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna, dengan rumus umum
CnH2n-2.

Sikloparafin
Siklo-parafin atau Siklo-alkana adalah hidrokarbon yang mengandung
satu atau lebih cincin karbon. Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh
dengan 1 cincin adalah CnH2n. Siklo-parafin ini merupakan sisa
kandungan hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi.

Langkah-langkah membuat burial history

TAI
Indeks alterasi termal adalah ukuran tingkat kematangan kerogen
dengan melihat intensitas warnanya. Semakin matang suatu material
organik akan memiliki intensitas warna yang semakin gelap.

TAO

Evaluasi maturity dengan model kinetic archenius


Dengan model model kinetic archenius secara teori lebih solid
dibandingkan dengan model TTI (Tissot, 1987) akan tetapi masih
kurang sempurna. Model kinetic menganggap bahwa proses (seperti pembentukan
hidrokarbon atau perubahan vitrinite reflectance) mengandung 1 atau beberapa

persamaan reaksi kimia. Parameter kinetic untuk setiap reaksi berasal dari percobaan
laboraturium, data empiris dari sumur atau keduanya. Kematangan (maturity) dari bahan
organism dengan tipe yang berbeda (termasuk tipe kerogen yang berbeda) dapat
dimodelkan menggunakan parameter kinetic yang berbeda.
Adapun beberapa kekurangan dalam model kinetic ini. Pertama,
pengukuran laboraturium dari parameter kinetic selalu didapatkan dari
beberapa faktor yang tidak pasti, seperti kontrol temperature
(Espitalie, 1993). Kedua, banyak modek kinetic dikalibrasi
menggunakan data yang didapatkan dari percobaan laboraturium
dengan temperature yang tinggi, tetapi percobaan yang dilakukan
pada laboraturium tidak sebaik kondisi yang dianalogikan terjadi di
alam. Terakhir, meskipun percobaan laboraturium merupakan analogi
terbaik untuk reaksi alam, akan ada eror secara statistic pada
extrapolasi dari kondisi laboraturium ke kondisi alam.

Anda mungkin juga menyukai