Anastesi Pediatric
Rinaldo
09310219
Pembimbing :
dr. Andika Chandra Putri, Sp. An
dr. H. Nano Sukarno, Sp. An
dr. Teguh Santoso Efendi, Sp. An-KIC,. M.Kes
SISTEM KARDIOVASKULER
Stroke volume relative tetap karena perkembangan ventrikel kiri
yang nonkomplian dan lemah pada neonatus dan bayi. Maka
kardiak output sangat tergantung pada denyut nadi . Meskipun
denyut nadi basal lebih tinggi dibandingkan dewasa aktivasi system
saraf parasimpatis, overdose anestesi, atau hipoksia dapat
menyebabkan bradikardi dan menyebabkan turunnya kardiak
output. Bayi yang sakit yang akan dilakukan prosedur bedah
emergensi atau operasi lama biasanya mudah timbul episode
bradikardi yang dapat menyebabkan hipotensi, asistole, dan
kematian intraoperatif. System saraf simpatis dan refleks
baroreseptor tidak tumbuh matur. System kardiovaskular bayi
menjaga katekolamin tetap rendah dan memiliki respon tumpul
terhadap eksogen katekolamin. Vaskuler kurang mampu merespon
terhadap hipovolemia dengan vasokonstriksi. Penurunan cairan
intravaskuler pada neonatus dan bayi menyebabkan hipotensi
tanpa takhikardi.
PERBEDAAN-PERBEDAAN FARMAKOLOGI
ANESTESI INHALASI
Neonatus, bayi, dan anak kecil memiliki
relative ventilasi alveolar yang lebih tinggi
dan FRC yang lebih rendah dibandingkan
dengan anak besar dan orang dewasa.
Menit ventilasi yang tinggi terhadap rasio
FRC dengan aliran darah yang relative tinggi
ke pembuluh darah organ membuat cepat
naiknya konsentrasi alveolar anestasi. Lebih
lanjut, koefisien darah/gas isofluran dan
halotan rendah pada neonatus dibandingkan
dewasa
Halothane
Children
0.87
1.11.2
0.87
0.75
Sevoflurane 3.2
3.2
2.5
2.0
Isoflurane
1.60
1.81.9
1.31.6
1.2
Desflurane
89
910
78
6.0
PELEMAH OTOT
Anak-anak lebih rentan daripada dewasa terhadap aritmia
jantung, hiperkalemi, rabdomiolisis, mioglobinemia, spasme
maseter, dan malignan hipertermi setelah pemberian
succinylcholine
Respon neonatus terhadap pelemah otot nondepolarisasi sangat
bervariabel. Imaturitas dari neomuscular junction ( terutama
pada bayi prematur) menyebabkan meningkatnya sensitivitas,
disertai disproporsi dari komponen ektrasel yang melarutkan
konsentrasi obat. Waktu kerja akan memanjang pada neonatus
bila obat tergantung pada metabolisme hepar ( contoh
vecuronium). Dilain pihak, atracurium tidak tergantung pada
biotransformasi obat dan memiliki durasi yang lebih pendek pada
bayi. Mivacurium, atracurium, dan cisatracrium lebih dipilih pada
neonatus. Seperti pada dewasa, efek dari dosis inkremental dari
pelemah otot harus dimonitor dengan stimulator saraf perifer.
Blok non depolarisasi dapat di reversed dengan neostigmin
(sampai 70 ugr/kg) atau edrophonium (1mg/kg) bersama obat
antikolinergik.
Preoperative
Persiapan kamar operasi merupakan hal yang esensial, dan
tergantung pada ukuran tubuh dan status fisik pasien, metode
induksi, dan rencana airway manajemen. Mesin anestesi harus
diperiksa terlebih dahulu dan ventilator diatur sesuai tubuh
pasien, ukuran face mask yang sesuai, dan juga oral airway
Laringoskop harus di cek apakah berfungsi dengan baik, dan
ukuran blade yang sesuai harus dipersiapkan. Obat obatan ,
tube trakea, stylet yang sesuai juga merupakan hal yang
esensial dalam persiapan. Peralatan untuk resusitasi, obatobat emergensi juga harus dipersiapkan
Karena permukaan tubuh anak lebih besar daripada dewasa,
yangcenderung untuk terjadinya hipotermi, suhu di ruangan
operasi tentu harus disesuaikan juga, dan alat pemanas dapat
disediakan untuk dapat menjaga suhu pasien.
Intubasi
Laringoskopi pada bayi dan anak tidak membutuhkan
bantal kepala. Kepala bayi terutama neonatus
oksiputnya menonjol. Dengan adanya perbedaan
anatomis padajalan nafas bagian atas, lebih mudah
menggunakan laringoskop dengan bilah lurus pada
bayi
Intubasi dalam keadaan sadar dikerjakan pada keadaan
gawat atau diperkirakan akan menjumpai kesulitan.
Beberapa penulis menganjurkan intubasi sadar pada
neonatus usia kurang dari 10-14 hari . Hati-hati
terhadap hipertensi dan meningginya tekanan
intrakranial yang mungkin dapat menyebabkan
perdarahan dalam otak akibat laringoskopi dan intubasi
Infus
Terapi cairan dimaksudkan untuk mengganti cairan yang hilang
pada waktu puasa, pada waktu pembedahan (translokasi),
adanya perdarahan dan oleh sebab-sebab lain misalnya
adanya cairan lambung, cairan fistula dan lain-lainnya.
Besarya cairan yang hilang akibat trauma bedah/anestesia
yang hams diganti menurut Lockhart 1
Cairan yang seharusnya masuk,karena puasa harus diganti.
Misalnya puasa 6 jam harus diganti 25% dari kebutuhan.dasar
2,.4 jam
Cara menggantinya sebagai berikut:
-Pada jam I diberikan 50% nya
- Pada jam II diberikan 25% nya
- Pada jam III diberikan 25% oya
Nilai
Pergerakan
Gerak bertujuan
Diam
Pernafasan
depresi
perlu dibantu
Warna
merah muda
pucat
sianosis
Tekana Darah
berubah 20-30%
Kesadaran
benar-benar sadar
bereaksi
tak bereaksi