Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

Anastesi Pediatric

Rinaldo
09310219

Pembimbing :
dr. Andika Chandra Putri, Sp. An
dr. H. Nano Sukarno, Sp. An
dr. Teguh Santoso Efendi, Sp. An-KIC,. M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI DAERAH
LAMPUNG
BAGIAN/SMF ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI RSUD DR.
SOEKARDJO TASIKMALAYA TAHUN 2015

PERKEMBANGAN ANATOMI DAN FISIOLOGI


Karakteristik pada neonatus dan bayi yang berbeda dengan pasien
dewasa.
Fisiologi
Heart-rate-tergantung pada cardiac output
Heart rate yang cepat
Tekanan darah rendah
Frekuensi nafas cepat
Compliance paru rendah
Compliance dinding dada tinggi
Functional residual capacity rendah
Ratio of body surface area terhadap body weight besar
Total body water content tinggi
Anatomis
Noncompliant left ventricle
Residual fetal circulation
Venous and arterial cannulasi sulit
Lidah dan kepala lebih besar
Nasal passages dangkal
Anterior and cephalad larynx
Epiglottis panjang
Trachea dan leher pendek
Prominent adenoids dan tonsils
Otot intercostal dan diaphragmatic lemah
Resistance aliran udara tinggi
Farmakologis
Immature hepatic biotransformation
Protein binding menurun
Peningkatan FA/FI cepat

SISTEM KARDIOVASKULER
Stroke volume relative tetap karena perkembangan ventrikel kiri
yang nonkomplian dan lemah pada neonatus dan bayi. Maka
kardiak output sangat tergantung pada denyut nadi . Meskipun
denyut nadi basal lebih tinggi dibandingkan dewasa aktivasi system
saraf parasimpatis, overdose anestesi, atau hipoksia dapat
menyebabkan bradikardi dan menyebabkan turunnya kardiak
output. Bayi yang sakit yang akan dilakukan prosedur bedah
emergensi atau operasi lama biasanya mudah timbul episode
bradikardi yang dapat menyebabkan hipotensi, asistole, dan
kematian intraoperatif. System saraf simpatis dan refleks
baroreseptor tidak tumbuh matur. System kardiovaskular bayi
menjaga katekolamin tetap rendah dan memiliki respon tumpul
terhadap eksogen katekolamin. Vaskuler kurang mampu merespon
terhadap hipovolemia dengan vasokonstriksi. Penurunan cairan
intravaskuler pada neonatus dan bayi menyebabkan hipotensi
tanpa takhikardi.

FUNGSI GINJAL DAN GASTROINTESTINAL

Fungsi ginjal normal tidak timbul sampai umur 6


bulan; fungsi tidak seperti dewasa sampai anak
umur 2 tahun. Neonatus yang premature
biasanya memiliki gangguan ginjal multiple,
termasuk penurunan pengeluaran kreatinin;
gangguan retensi sodium, ekskresi glukosa, dan
reabsorsi bikarbonat; dan kurangnya kemampuan
dilusi dan konsentrasi. Abnormalitas ini
meningkatkan perhatian lebih akan pemberian
cairan pada hari-hari pertama kehidupan.
Neonatus juga memiliki insidensi yang lebih tinggi
untuk terjadinya refluks gastroesofageal. Hati
yang relative imatur menyebabkan gangguan
konjugasi hepatic pada hari-hari pertama
kehidupan.

Sagittal section of the adult (A) and infant (B) airway.


(Reproduced, with permission, from Snell RS, Katz J: Clinical Anatomy for
Anesthesiologists. Appleton & Lange, 1988.)

PERBEDAAN-PERBEDAAN FARMAKOLOGI

Dosis obat pediatric terutama tergantung


rekomendasi per kilo gram. Berat anak dapat
diukur secara kasar berdasarkan umur:
50th percentile weight (kg) = (umur x 2) + 9
Berat tidak ikut perhitungan disproporsi luas
intravaskuler pediatric dan kompartemen cairan
ekstraseluler, imaturitas jalur biotransformasi
hepatic, meningkatnya aliran darah ke organ,
menurunnya daya ikat protein, atau
meningkatnya nilai metabolic. Variable-variabel
ini harus dipertimbangkan secara individual.
Neonatus dan bayi memiliki proporsi untuk total
cairan (70-75%) dari orang dewasa (50-60%).

ANESTESI INHALASI
Neonatus, bayi, dan anak kecil memiliki
relative ventilasi alveolar yang lebih tinggi
dan FRC yang lebih rendah dibandingkan
dengan anak besar dan orang dewasa.
Menit ventilasi yang tinggi terhadap rasio
FRC dengan aliran darah yang relative tinggi
ke pembuluh darah organ membuat cepat
naiknya konsentrasi alveolar anestasi. Lebih
lanjut, koefisien darah/gas isofluran dan
halotan rendah pada neonatus dibandingkan
dewasa

Table 444. Approximate MAC1 Values for Pediatric


2
Patients.Neonates
Agent
Infants
Small
Adults

Halothane

Children
0.87

1.11.2

0.87

0.75

Sevoflurane 3.2

3.2

2.5

2.0

Isoflurane

1.60

1.81.9

1.31.6

1.2

Desflurane

89

910

78

6.0

MAC, minimum alveolar


concentration.
2
Values are derived from various
sources
1

PELEMAH OTOT
Anak-anak lebih rentan daripada dewasa terhadap aritmia
jantung, hiperkalemi, rabdomiolisis, mioglobinemia, spasme
maseter, dan malignan hipertermi setelah pemberian
succinylcholine
Respon neonatus terhadap pelemah otot nondepolarisasi sangat
bervariabel. Imaturitas dari neomuscular junction ( terutama
pada bayi prematur) menyebabkan meningkatnya sensitivitas,
disertai disproporsi dari komponen ektrasel yang melarutkan
konsentrasi obat. Waktu kerja akan memanjang pada neonatus
bila obat tergantung pada metabolisme hepar ( contoh
vecuronium). Dilain pihak, atracurium tidak tergantung pada
biotransformasi obat dan memiliki durasi yang lebih pendek pada
bayi. Mivacurium, atracurium, dan cisatracrium lebih dipilih pada
neonatus. Seperti pada dewasa, efek dari dosis inkremental dari
pelemah otot harus dimonitor dengan stimulator saraf perifer.
Blok non depolarisasi dapat di reversed dengan neostigmin
(sampai 70 ugr/kg) atau edrophonium (1mg/kg) bersama obat
antikolinergik.

Preoperative
Persiapan kamar operasi merupakan hal yang esensial, dan
tergantung pada ukuran tubuh dan status fisik pasien, metode
induksi, dan rencana airway manajemen. Mesin anestesi harus
diperiksa terlebih dahulu dan ventilator diatur sesuai tubuh
pasien, ukuran face mask yang sesuai, dan juga oral airway
Laringoskop harus di cek apakah berfungsi dengan baik, dan
ukuran blade yang sesuai harus dipersiapkan. Obat obatan ,
tube trakea, stylet yang sesuai juga merupakan hal yang
esensial dalam persiapan. Peralatan untuk resusitasi, obatobat emergensi juga harus dipersiapkan
Karena permukaan tubuh anak lebih besar daripada dewasa,
yangcenderung untuk terjadinya hipotermi, suhu di ruangan
operasi tentu harus disesuaikan juga, dan alat pemanas dapat
disediakan untuk dapat menjaga suhu pasien.

Keberadaan Orang Tua Pasien


Salah satu tujuan dari anestesi pediatric adalah
menyediakan tahap pre-operatif sebaik dan
semulus mungkin. Keberadaan orang tua di sisi
pasien, merupakan salah satu cara untuk
menghilangkan kecemasan pada pasien, selain
dengan menggunakan obat-obatan.
Banyak rumah sakit yang telah menyediakan video
tentang petunjuk baik bagi sang pasien ataupun
orang tuanya, tentang apa dan bagaimana
persiapan preoperative yang sebenar dan
sebaiknya . Hal ini dapat membantu terutama
pada pasien usia pra sekolah.

Penggunaan klinik dari agen-agen induksi


pada bayi dan anak yang sulit dicari venanya atau pada
yang takut disuntik. Diberikan halotan dengan oksigen atau
campuran N20 dalam oksigen 50%. Konsentrasi halotan
mula-mula rendah 1 vol% kemudian dinaikkan setiap
beberapa kali bernafas 0,5 vol % sampai tidur. Sungkup
muka mula-mula jaraknya beberapa sentimeter dari mulut
dan hidung, kalau sudah tidur barn dirapatkan ke muka
penderita.
pada anak yang tidak takut pada suntikan atau pada
mereka yang sudah terpasang infus. Induksi intravena
biasanya dengan tiopental (pentotal) 2~4 mg/kg pada
neonatus dan 4-7 mg/kg pada anak
Induksi dapat juga dengan ketamin (ketalar) 1-2mg/kg.LV.
Kadang-kadang ketalar diberikan secara intra muskular

Intubasi
Laringoskopi pada bayi dan anak tidak membutuhkan
bantal kepala. Kepala bayi terutama neonatus
oksiputnya menonjol. Dengan adanya perbedaan
anatomis padajalan nafas bagian atas, lebih mudah
menggunakan laringoskop dengan bilah lurus pada
bayi
Intubasi dalam keadaan sadar dikerjakan pada keadaan
gawat atau diperkirakan akan menjumpai kesulitan.
Beberapa penulis menganjurkan intubasi sadar pada
neonatus usia kurang dari 10-14 hari . Hati-hati
terhadap hipertensi dan meningginya tekanan
intrakranial yang mungkin dapat menyebabkan
perdarahan dalam otak akibat laringoskopi dan intubasi

Tahap Intra Bedah


Pemeliharaan anestesia.
Gas anestetika yang umum digunakan
adalah N20 dic;ampur dengan 02
perbandingan (0-65%) dan (35-100%).
Walapun N20 mempunyai sifat
analgesia kuat, tetapi sifat
anestetikanya sangat lemah. Karena
itu sering dicampur dengan halotan,
enfluran atau isofluran

Infus
Terapi cairan dimaksudkan untuk mengganti cairan yang hilang
pada waktu puasa, pada waktu pembedahan (translokasi),
adanya perdarahan dan oleh sebab-sebab lain misalnya
adanya cairan lambung, cairan fistula dan lain-lainnya.
Besarya cairan yang hilang akibat trauma bedah/anestesia
yang hams diganti menurut Lockhart 1
Cairan yang seharusnya masuk,karena puasa harus diganti.
Misalnya puasa 6 jam harus diganti 25% dari kebutuhan.dasar
2,.4 jam
Cara menggantinya sebagai berikut:
-Pada jam I diberikan 50% nya
- Pada jam II diberikan 25% nya
- Pada jam III diberikan 25% oya

Tahap Pasca Bedah


Pengakhiran anestesia.
Setelah pembedahan selesai, obat anestetika dihentikan
pemberiannya. Berikan zat asam murni 5-15 menit. Bersihkan rongga
hidung dan mulut dari lendir kalau perlu
Kalau menggunakan pelumpuh otot, netralkan dengan prostigmin
(0,04 mg/kg) dan atropin (0,02 mg/kg). Depresi nafas oleh narkotikaanalgetika netralkan dengan naloksin 0,2-0,4mg secara titrasi
Ekstubasi pada bayi dikerjakan kalau bayi sudah sadar benar,
anggota badan. bergerak-gerak, mata terbuka, nafas spontan
adekuat. Ekstubasi dalam keadaan anestesia ringan, akan menyebab
kan batuk-batuk, spasme laring atau bronkus. Ekstubasi dalam
keadaan anestesia dalam digemari karena kurang traumatis.
Dikerjakan kalau nafas spontannya adekuat, keadaan umumnya baik
dan diperkirakan tidak akan menimbulkan kesulitan pasca intubasi

Perawatan di Ruang Pulih.


Untuk memindahkan penderita ke ruangan biasa dihitung dulu.
skomya menurut Lockhart1
Yang Dinilai

Nilai

Pergerakan

Gerak bertujuan

Gerak tak bertujuan

Diam

Pernafasan

teratur, batuk , menangis

depresi

perlu dibantu

Warna

merah muda

pucat

sianosis

Tekana Darah

berubah sekitar 20%

berubah 20-30%

berubah lebih dari 30%

Kesadaran

benar-benar sadar

bereaksi

tak bereaksi

Anda mungkin juga menyukai