Anda di halaman 1dari 63

BAB.

I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas katoi merupakan salah satu unsur pelaksana
pemerintah

daerah,

mempunyai

tugas

melaksanakan

kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan


tugas desentralisasi di bidang kesehatan.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
Derajat kesehatan yang optimal bukan saja merupakan
kebutuhan dasar bagi individu dan keluarga, tetapi lebih jauh
dari itu merupakan bagian dari kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan

derajat

kesehatan

masyarakat

akan

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dimasa yang


akan datang dalam rangka menghadapi makin ketatnya
persaingan bebas pada era globalisasi. Penduduk yang sehat
selain akan menunjang keberhasilan pembangunan bidang
lainnya, juga akan mendorong peningkatan produktivitas dan
pendapatan penduduk. Perubahan derajat kesehatan ini
dipengaruhi oleh empat faktor kunci, yaitu faktor lingkungan,
faktor perilaku masyarakat, faktor pelayanan kesehatan dan
faktor keturunan. Dimana faktor lingkungan dan perilaku
masyarakat merupakan 2 hal pokok yang sangat besar
pengaruhnya

terhadap

pencapaian

derajat

kesehatan

masyarakat yang optimal di suatu wilayah.


Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah
suatu kondisi kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
yang ditandai dengan meningkatnya umur harapan hidup,

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

menurunnya angka kematian ibu dan bayi, menurunnya


angka kesakitan penduduk, menurunnya angka kecacatan dan
ketergantungan akibat penyakit, serta meningkatnya status
gizi masyarakat.
Kita menyadari bahwa pelaksanaan program kesehatan
di Puskesmas katoi selama ini telah berhasil meningkatkan
derajat

kesehatan

masyarakat

yang
masih

walaupun

disadari

pula

bahwa

berbagai

masalah

dan

hambatan

pelaksanaan

program

kesehatan

keterbatasan

pembiayaan,

cukup

bermakna,

banyak

yang

mempengaruhi

tersebut,

keterbatasan

dijumpai

antara

jumlah

lain

tenaga

kesehatan terutama yang bertugas di desa-desa terpencil,


serta masih rendahnya tingkat peran serta masyarakat dalam
upaya pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pembangunan bidang kesehatan yang diselenggarakan
dengan pendekatan paradigma sehat yaitu semua aspek
pembangunan diharapkan dapat memberikan dampak yang
positif

terhadap

kesehatan

masyarakat

dan

kesehatan

keluarga, selain itu diharapkan upaya-upaya kesehatan yang


dilaksanakan dititikberatkan pada aspek promotif, preventif,
dan tetap melaksanakan upaya kuratif serta rehabilitatif yang
diselenggarakan

secara

menyeluruh,

terpadu

dan

berkesinambungan.

B. Sistematika Penyajian
Bab-1 : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan
pembuatan

Profil

Kesehatan

penyajiannya
Bab-2 : Gambaran Umum

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

dan

sistematika

Bab

ini

menyajikan

tentang

gambaran

umum

Kabupaten Kolaka Utara


Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka
kematian, angka kesakitan,dan status gizi masyarakat
Bab 4 : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menggambarkan tentang upaya kesehatan
masyarakat, Akses dan mutu Pelayanan Kesehatan,
Perilaku Masyarakat dan Keadaan Lingkungan
Bab

Situasi

Sumber

Daya

Kesehatan

Dan

Pembiayaan.
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga
kesehatan dan sumber daya dan biaya kesehatan
lainnya.
Bab 6 : Situasi Capaian Kewenangan wajib Standar
Pelayanan Minimal (KW SPM) Tahun 2011
Bab ini menggambarkan tentang Cakupan Standar
Pelayanan Minimal (KW-SPM) Tahun 2011 denga 18
indikator.
Bab 7 : Penutup
Lampiran
1. Pada

lampiran

pembangunan

ini

berisi

kesehatan

di

resume/pencapaian
Kabupaten

Kolaka

Utara berupa 70 tabel data.


2. Pada lampiran ini berisi tentang gambaran capaian
Kewenangan Wajib Standar Pelayanan Minimal (KW
- SPM) Tahun 2011

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

BAB. II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN
A. Kondisi Geografis.
Puskesmas katoi membentang dari Timur ke Utara pada
bujur 12,24.00 sampai 100,20 BT, dan lintang 02,00 lintang
selatan dengan batas-batas wilayah antara lain sebagai
berikut :

Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan

kodeoha
Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan

Konawe Utara.
Sebelah selatan

kabupaten
Sebelah barat berbatasan dengan pantai teluk

berbatasan

dengan

ibukota

bone
Daerah ini terdiri dari wilayah daratan dan pegununga, dimana
wiilayah daratan seluas.7 km, dan pegunungan seluas 10 km
yang terdiri dari 6 desa yakni : desa Maruge, desa Lambuno,
desa Simbula, desa Katoi, desa Tobaku, desa Lanipa-nipa.
B. Wilayah Administrasi
Secara administarasi puskesmas kecamatan katoi terbagi
atas 6 desa dengan wilayah seluas 25 km2 yaitu dengan
jarak tempuh ke puskesmas antara 1 7 km dan
selengkapnya dapat dilihat pada tabel. 1

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Tabel 1.1
Nama Kecamatan dan Desa menurut wilayah puskesmas katoi
Kabupaten kolaka Utara Tahun 2013
No
1
2
3
4
5
6

Kecamatan

Kec. Katoi

Nama Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa
Desa

maruge
lambuno
simbula
katoi
uj. Tobaku
lanipa-nipa

Jumlah

Luas Wilayah
(Km2)
12,28
11,5
6.67
12,5
13,0
12,9
13,0

Sumber : puskesmas katoi tahun 2013

C. Kependudukan
Laju pertumbuhan jumlah penduduk wilayah kerja
puskesmas katoi pada tahun 2012 sebesar 6077 jiwa, pada
tahun 2013 naik menjadi 6.262 jiwa yang tersebar dalam 6
desa dan selengkapnya dapat dilihat pada grafik 1.2 berikut :
Tabel.1.2
Laju pertumbuhan jumlah penduduk
Puskesmas Katoi
Tahun.2013

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Sumber: Data pendataan puskesmas Katoi Tahun.2013

Penyebaran penduduk pada masing-masing desa


cenderung yang tertinggi adalah desa Katoi dengan
persentase 25,9 % atau 324 jiwa dan yang terendah
adalah desa simbula 12,4 atau 774 jiwa.
Tabel. 1,2
Persebaran penduduk Puskesmas katoi
Menurut Jenis Kelamin menurut Desa
Tahun. 2013
N

Kecamata

1
2
3
4
5
6
Jumlah

Desa

Pendudu Jenis Kelamin


k (jiwa)
Laki- Perempu
laki
an

Jumlah
Rumah
Tangga

Maruge
Lambuno
Simbula
Katoi
Tobaku
Lanipa-nipa

1.202
795
774
1.590
1.118
783
6.262

251
219
188
324
249
167
1.398

612
418
413
803
588
411
3245

484
331
434
750
574
444
3.017

Sumber: Pendataan Puskesmas Katoi Tahun.2013


Kepadatan penduduk pada masing-masing desa cenderung
bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh kondisi topografi wilayah,
dimana Kecamatan Katoi memiliki kondisi wilayah 80 % berbukit,
6

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

dan sebahagian lagi berupa lereng-lereng yang terjal. Dimana


terdapat dua desa memiliki hamparan tanah datar yang luas,
namun dengan demikian secara umum tingkat Hunian yang
padat adalah desa Katoi
orang /km2.
Adapun

wilayah

yang

dengan kepadatan rata-rata. 30


memiliki

kepadatan

penduduk

terendah adalah desa Simbula yang memiliki kepadatan..15


orang/km2. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel. 1.3 berikut :
Tabel. 1.3
Nama Jumlah Desa Menurut Kecamatan Kabupaten Kolaka Utara
Tahun.2013
No Kecamata

Desa

n
1
2
3
4
5
6

Katoi

Jumlah

Maruge
Lambuno
Simbula
Katoi
Tobaku
Lanipa-nipa

Jumlah
Luas
Pendudu Wilaya
k (Jiwa)
h
(Km2)
1.202
12,28
795
11,5
774
6,67
1.590
12,5
1.118
13,0
783
12,9
6.262
13,0

Sumber: Pendataan Puskesmas Katoi Tahun.2013

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Kepadatan
(Jiwa/Km2)
86,60
69,13
116,04
127,20
86,00
60,70
428

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Tujuan

pembangunan

kesehatan

adalah

untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk


hidup sehat bagi setiap orang ,agar terwujud derajad
kesehatan masyarakat yang oftimal sesuai dengan undangundang N0. 36 tahun 2009.
Untuk mengetahui gambaran derajad

kesehatan

masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator yang


digunakan yang

lain angka kematian, Umur harapan

hidup, angka kesakitan serta status gizi. Indikator tersebut


dapt diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan
(fasility

based)

dan

data

yang

dikumpulkan

dari

masyarakat (community based).


A. Mortalitas (Angka kematian)
1. Angka (kematian bayi (AKB)
Kejadian kematian dalam masyarakat sering kali
digunakan
keberhasilan

sebagai

sebagai

pelayanan

indikator

kesehatan

dan

dalam
program

pembangunan kesehatan lainnya . Angka kematian


pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan
berbagai survey dan informasi masyarakat pada
umumnya.
Angka kematian bayi (AKB) atau Irfan Mortality Rate
(IMR) merupakan Indikator yang lazim digunakan
8

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

untuk menentukan derajad kesehatan masyarakat,


sehingga program-program kesehatan banyak yang
menitifberatkan pada upaya penurunan AKB, dimana
AKB merujuk pada jumlah bayi yang meninggal
antara fase kelahiran hingga bayi umur < 1 tahun
per 1.000 kelahiran hidup.
Gambar 3.1
Perkembangan Jumlah Kematian Bayi 2
terakhir
Di Puskesmas Katoi Kab. Kolaka Utara
Tahun. 2013
Oi

Ssumber: Pendataan Puskesmas Katoi Tahun.2013


9

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Tahun

Berdasarkan

grafik

perkembangan

jumlah

kematian bayi di puskesmas Katoi kab.Kolaka Utara


tahun 2012 tercatat 0 bayi yang meninggal, pada
tahun 2013 tercatat 1 bayi yang meninggal, namun
demikian angka kematian bayi ini akan dapat kami
tekan dititik 0 pada tahun-tahun mendatang, dengan
menitif

beratkan

pada

peningkatkan

pelayanan

kesehatan yang lebih baik.

Gambar 3.2
Jumlah Kematian Bayi Menurut Desa /Puskesmas
katoi
Kabupaten.Kolaka Utara
Tahun.2013.

Sumber: Bikor Puskesmas katoi Tahun.2013

10

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Berdasarkan gambar 3.2 diatas memberikan


gambaran bahwa pada tahun 2013 dari 6 desa yang
ada, terdapat 1 bayi yang meninggal bertempat di
desa Lanipa-nipa.
2. Angka Kematian Ibu
Kematian Ibu maternal adalah kematian ibu
karena kehamilan, melahirkan atau selama nifas.
Menurut laporan dari bidan koordinator KIA 2 tahun
terakhir yaitu pada tahun 2012/2013, dimana tarjadi
1 kasus kematian Ibu melahirkan pada tahun 2012 di
desa simbula kecamatan Katoi kab.kolaka utara. Dan
pada tahun 2013 dari 6 desa tidak ada kasus
kematian ibu hamil, melahirkan maupun nifas.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.3
berikut :
Gambar.3.3
Penyebab Kematian ibu Maternal
Di Puskesmas Katoi
Tahun. 2013

11

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Sumber: Bikor Puskesmas Katoi Tahun.2013

B. Morbiditas (Angka kesakitan)


Angka kesakitan pada penduduk di peroleh dari
data yang berasal dari pengamatan (Surveylans) dan
data

yang

diperoleh

dari

fasilitas

pelayanan

kesehatan (Base data) melalui sistem pencatatan


dan pelaporan rutin dan insidentil. 1. Penyakit
Menular :
a. Penyakit TB Paru
Penyakit Tuberculosis atau TBC disebabkan oleh
bakteri

mycobacterium

Tuberculosis

yehingga

Millenium Develoment Goals (MDGs) menjadikan


penyakit TB paru sebagai salah satu penyakit
yang menjadi target untuk diturunkan.
Strategi penanganan TB paru yang digunakan
sampai

saat

ini

adalah

Directy

Treament

Shortcourse (DOTS) yaitu pengobatan TB paru


dengan pengawasan minum obat (PMO) yang

12

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun


1995.
Berdasarkan
puskesmas

laporan
Katoi

dari

program

Kab.Kolaka

utara

TB
,

paru
jumlah

penderita baru BTA+ yang diobati sebanyak 11


orang penderita dan yang sudah dinyatakan
sembuh sebanyak 6 0rang (55%).
Gambar.4.3
Jumlah Penderita TB Paru yang diobati dan
dinyatakan sembuh di Puskesmas katoi.
Kab. Kolaka Utara.
Tahun.2013

Sumber: Program Puskesmas Katoi Tahun.2013

Dari grafik diatas terlihat bahwa penemuan


kasus TB BTA+ dan persentase kesembuhan di
Puskesmas Katoi relatif berhasil, kondisi tersebut
tidak

lepas

dari

peranan

PMO

yang

aktif

mengawasi penderita sehingga pasien tidak drop


out. Dan peran Kader Desa , toko masyarakat
13

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

serta tenaga kesehatan puskesmas lainnya yang


aktif.
b. Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Akut)
ISPA sering kali menjadi penyebab utama
kematian
Pneumonia

pada

Bayi

diduga

dan

Balita,

sebagai

dimana

factor

utama

penyebabnya. ISPA juga merupakan salah satu


penyebab utama kunjungan berobat pasien di
puskesmas terbanyak.
Berdasarkan

laporan

program

puskesmas terdapat 3 orang kasus pneumoni


dan semua penderita adalah Balita, dan secara
keseluruhan telah ditangani 3 orang(100%)
Gambar.5.3
Jumlah Penderita Balita Pneumoni di Puskesmas
katoi Kab.Kolaka Utara
Tahun.2013

Sumber:

Program

ISPA

Puskesmas

katoi

Tahun.2013

Walaupun angka kesakitan Balita karena pneumoni dapat


diatasi, namun yang perlu diwaspadai adalah perkembangan
14

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

situasi global saat ini dimana banyak penyakit ISPA yang bersifat
New emerging disease, seperti SARS ( Severe Acute Respiratori
Syndrome), AI ( Avian Influensa/flu burung ) dan HSN1.
Upaya pemberantasan penyakit ISPA difokuskan pada
upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan
tepat pada penderita. Kecepatan keluarga dalam membawa
penderita ke unit pelayanan kesehatan serta keterampilan
petugas

dalam

menegakan

diagnosis

merupakan

kunci

keberhasilan penanganan penyakit ISPA.


c. Penyakit Kusta
Penyakit kusta atau sering disebut penyakit
Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae
yang menyerang syaraf tepi dan jaringan tubuh
lainnya.
Penyakit Kusta

menurut jenisn penyakitnya

dibedakan menjadi kusta PB (Puasi Basiller)


dan

kusta

MB

(Multi

Basiller)

dan

pengobatannya disesuaikan dengan klasifikasi


jenisnya. Berdasrkan laporan dari programmer
puskesmas bahwa kasus penderita Kusta pada
tahun

2012

sebanyak

orang

selesai

pengobatan tahun 2013 dan sembuh (100%)


Pada

tahun

ditemukan.

2013

tidak

Upaya

ada

kasus

pencegahan

yang
dan

pemberantasan dilakukan dengan penyuluhan


kepada masyarakat melalui media massa agar
penderta dapat ditemukan dalam stadium dini
dan tidak sampai menimbulkan kecacatan,

15

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

pengobatan penderita kusta untuk mencegah


infeksi sekunder serta membentuk penyakit
potensi KLB (Kejadian Luar Biasa)/wabah.
d. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan
salah satu penyakit menular yang sampai saat ini
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
dan sering muncul sebagai kejadian Luar Biasa
(KLB), sehingga sering menimbulkan kepanikan
dimasyarakat karena penyebarannya yang cepat
dan berpotensi menimbulkan kematian. Penyakit
ini

disebabkan

oleh

penularannya

melalui

Aegyfti

Aedes

dan

Virus

Dengue

yang

gigitan

nyamuk

Aedes

Albopictus

yang

hidup

digenangan air bersih di sekitar rumah. Umumnya


kasus ini mulai meningkat pada saat musim hujan.
Jumlah kasus yang dilaporkan oleh programmer
puskesmas katoi tahun 2012/2013 adalah 0%
artinya tidak ada kasus dalam kurung waktu 2
tahun berturut-turut. Dengan demikian bahwa
adanya

tingkat

berperan

serta

nyamuk

(PSN)

kesadaran

untuk

dalam pemberantasan sarang


melalui

(Menguras Mengubur
penampungan

masyarakat

air)

plus

gerakan

MPLUS

dan Menutup tempat


upaya

lain

yaitu

melakukan pemantauan rumah /bangunan bebas


jentik serta melakukan pengenalan dini gejala
DBD dan penanganannya di rumah.
e. Diare

16

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Penyakit Diare merupakan salah satu penyakit


yang berbasis lingkungan, dimana sarana air
bersih dan BAB serta prilaku manusia yang tidak
sehat

merupakan

penyakit

factor

tersebut.

menyebabkan

dominan

Kasus

kematian

penyebab

diare

terutama

pada

dapat
saat

Kejadian Luar Biasa (KLB).


Pada tahun 2013 terdapat 136 kasus diare dan
ditangani (100%) yang terdiri dari 79 orang lakilaki dan 56 orang perempuan.
Gambar.6.3
Jumlah Kasus Diare yang Ditangani di Puskesmas
katoi
Tahun.2013

Sumber:

Program

Diare

puskesmas

Katoi

Tahun.2013

Dari gambar diatas terlihat kasus Diare pada Balita


cendrung

17

mendapatkan

penanganan,

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

kasus

diare

dapat

dikorelasikan

dengan perbaikan Hygiene sanitasi dan prilaku

hidup bersih dan sehat, karena secara umum penyakit diare


sangat berkaitan dengan kedua factor tersebut.
Upaya penanggulangan diare dilakukan dengan pemberian
oralit dan penggunaan infus pada penderita, penyuluhan kepada
masyarakat agar meningkatkan prilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dalam kehidupan sehari-hari serta melibatkan peran serta
Kader dalam tatalaksana diare karena dengan penanganan yang
tepat dan cepat ditingkat rumah tangga, maka diharapkan dapat
mencegah terjadinya kasus dehidrasi yang dapat mengakibatkan
kematian.
f. Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh
parasit dari genus Plasmodium yang termasuk
golongan protozoa melalui perantaraan tusukan
(gigitan) nyamuk Anopheles.
Berdasarkan Laporan dari program Malaria tahun
2013, bahwa dari 125 sampel sedian darah dan 5
sampel tanpa sedian darah secara keseluruhan
tidak ada yang positif malaria, ini menandakan
bahwa penanganan peran serta masyarakat cukup
maksimal untuk melakukan pembersihan halaman
rumah.
g. Filariasis (Penyakit Kaki Gajah)
Filariasis (penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit
infeksi menahun (kronis) yang disebabkan oleh
cacing filaria. Penyakit ini ditularkan oleh berbagai
jenis

18

nyamuk

yang

menyerang

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

saluran

dan

kelenjar getah bening yang dapat menimbulkan


cacat

menetap

pembesaran

(seumur

kaki,

lengan

hidup)
dan

berupa

alat

kelamin

sehingga dapat menimbulkan stigma social.


Bersarkan

laporan

dari

program

Filariasis

puskesmas Katoi tahun 2013 tidak adanya kasus


yang ditemukan ditemukan (0%)
Upaya pencegahan dan pemberantasan dilakukan
dengan memutus rantai penularan dan mengobati
penderita

untuk

mencegah

infeksi

sekunder.

Dalam upaya mencapai eradikasi Filariasis tahun


2020

(WHO),

diperlukan

alat/sarana

yang

sensitive untuk penegakan di Agnosis sehingga


penderita dapat ditemukan dalam stadium dini
dan tidak sampai menimbulkan kecacatan.
3. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan
Imunisasi (PD3I)
Beberapa penyakit dapat menular dengan cepat
sehingga

berpotensi

menimbulkan

kejadian

luar

biasa, namun diantara penyakit-penyakit tersebut


ada yang dapat dicegah dengan imunisasi atau biasa
disingkat dengan PD3I (penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan Imunisasi) antara lain:
a. Campak
Penyakit Campak merupakan penyakit akut
yang disebabkan virus measles yang disebarkan
melalui bersin/batuk dengan gejala awal yaitu

19

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

demam, bercak kemerahan, batuk pileks lalu


timbul ruam diseluruh tubuh. Penyakit campak
dapat menyebabkan kejadian luar biasa(KLB),
dimana kematian akibat campak pada umumnya
disebabkan

komplikasi

dengan

penyakit

lain

seperti meningitis.
Pada tahun 2012 hingga tahun 2013 selama
kurung waktu 2 tahun belum ada kasus Campak
yang ditemukan di wilayah puskesmas Katoi
Kab.Kolaka Utara.
b. Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus Hepatitis B yang dapat merusak Hati.
Penyebaran

penyakit

tersebut

bisa

melalui

suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama


peruses persalinan dan melalui hubungan seksual.
Infeksi

pada

anak-anak

biasanya

tidak

menimbulkan gejala dan kalau pun ada biasanya


adalah gangguan pada perut, lemah dan urine
menjadi kuning. Penyakit ini bias menjadi kronis
dan menimbulkan cirrhosis hepatitis (kanker hati)
dan dapat menimbulkan kematian.
Berdasarkan laporan Jurim puskesmas katoi
bahwa dalam kurung waktu 2 tahun terakhir yakni
tahun

2012/2013

belum

ditemukan di puskesmas katoi.


c. Pertusis

20

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

ada

kasus

yang

Pertusis adalah penyakit yang disebabkan oleh


bakteri Bardetella pertusis yang ditandai dengan
gejala batuk beruntun dan disertai tarikan napas
hup yang khas serta disertai muntah.
Lama batuk bias sampai 1-3 bulan sehingga
sering disebut batuk 100 hari,Serangan batuk
lebih sering pada malam hari.
Pada tahun 2013 belum ada kasus batuk 100 hari
yang ditemukan di puskesmas katoi.
C. Status Gizi
Status gizi merupakan salah satu Indikator yang
digunakanuntuk

menentukan

derajad

kesehatan

dimana kondisi gizi seseorang sangat erat kaitannya


dengan permasalahan kesehatan karena disamping
merupakan

factor

presdiposisi

yang

dapat

memperparah penyakit infeksi, kondisi gizi juga


secara

langsung

gangguan

dapat

kesehatan

menyebabkan
pada

terjadinya

individu.Untuk

itu

dilakukan pemantauan terhadap status bayi dan


balita karena masa tersebut merupakan masa emas
perkembangan

kecerdasan

dan

pertumbuhan

fisiknya.
1. Status Gizi Bayi.
Masalah status ibu hamil akan berpengaruh
terhadap kesehatan janin dikandungnya dan akan
berdampak pada berat badan bayi yang dilahirkan
serta juga akan berpengaruh pada perkembangan
otak dan pertumbuhan fisik bayi.

21

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

a. Bayi dengan berat badan Lahir Rendah


(BBLR)
BBLR adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2.500 gram, merupakan salah satu
factor

utama

yang

berpengaruh

terhadap

kematian perinatal dan neonatal.


BBLR dibedakan dalam 2 kategori : BBLR
karena premature ( usia kandungan < 37
minggu) dan BBLR karena Intrauterine growth
retardation (IUGR) yaitu bayi yang lahir cukup
bulan tetapi berat badannya kurang dimana
BBLR

karena

IUGR

umumnya

disebabkan

karena status gizi ibu hamil yang buruk atau


menderita sakit yang memperberat kehamilan.
Berdasarkan laporan programmer puskesmas
tahun 2013 diketahui dari 143 jumlah bayi lahir
hidup ada 5 bayi yang BBLR dan mendapat
penanganan 5 (100%)
Gambar. 7.3
Jumlah Bayi BBLR yang ditangani di puskesmas
Katoi

Tahun. 2013

22

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Sumber: Programer Gizi puskesmas Katoi Tahun.2013

Dari Grafik tersebut diatas terlihat jumlah bayi


BBLR pada tahun 2013 sebanyak 5 orang, BBLR
tersebut dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu
hamil atau adanya penyakit

pada

ibu yang

memperberat kehamilanny. Namun seluruh BBLR


yang dilaporkan telah memperoleh penanganan
sesuai prosedur. Untuk menekan angka BBLR
dibutuhkan penanganan terpadu dengan lintas
program

dan

lintas

sector

karena

timbulnya

masalah penyakit dan status gizi berkaitan erat


dengan tingkat kesejahteraan masyarakat.
2. Status Gizi Balita
Salah satu cara penilaian status gizi balita
adalah dengan pengukuran antropometri yang
menggunakan Indeks berat badan menurut umur
(BB/U) dan dikategorikan dalam gizi lebih, gizi
baik, gizi kurang dan gizi burukBerdasarkan
laporan programmer Gizi puskesmas katoi pada
23

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

tahun 2013 diketahui bahwa dari 465 balita yang


ditimbang terdapat Gizi Lebih: 3 (0,7%), Gizi Baik:
420 (90,30%), Gizi Kurang: 37 (8%) sedangkan
balita

Gizi buruk terdapat 5 (2,20%) namun

semua balita gizi buruk yang dilaporkan telah


ditangani sesuai prosedur,

dan dari 5 yang

dirawat 4 yang sembuh(80%).


Gambar.8.3
Status Gizi Balita di Puskesmas Katoi
Tahun.2013

BAB IV.
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan
yaitu

meningkatkan

derajat

kesehatan

masyarakat,

telah

dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat.


Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan yang
telah dilakukan di Puskesmas dan jaringannya di Kabupaten
Kolaka Utara.
A.

Pelayanan Kesehatan Dasar.


Pelayanan Kesehatan Dasar merupakan langkah awal
yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan
24

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan


dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar
masalah

kesehatan

dapat

diatasi.

Berbagai

pelayanan

kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan


kesehatan dan jaringannya adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan bayi
Seorang

ibu

mempunyai

peran

besar

didalam

pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan


kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil
bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan
hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi / anaknya.
Pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi antara lain
pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi
baru lahir yang diberikan di sarana kesehatan mulai
Posyandu sampai rumah sakit.
a. Pelayanan Antenatal (K 1 dan K 4)
Pelayanan

Antenatal

merupakan

pelayanan

kesehatan oleh tenaga kesehatan professional (dokter


spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum,
bidan dan perawat) kepada ibu hamil sesuai pedoman.
Kegiatan

pelayanan

antenatal

meliputi

pengukuran

berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi


fundus

uteri,

imunisasi

Tetanus

Toxoid

(TT)

serta

pemberian tablet besi pada ibu hamil selama masa


kehamilannya. Titik berat kegiatan adalah promotif dan
preventif dan hasilnya terlihat dari cakupan K1 dan K4
Cakupan K1 untuk mengukur akses pelayanan ibu
hamil,

menggambarkan

besaran

ibu

hamil

yang

melakukan kunjungan pertama ke fasilitas kesehatan

25

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Indikator ini


digunakan untuk
antenatal

dan

mengetahui jangkauan pelayanan


kemampuan

program

dalam

menggerakan masyarakat. Cakupan K1 tahun 2013


sebesar 151 ( 100 % )
Cakupan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil
yang telah mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar, minimal empat kali kunjungan selama masa
kehamilannya (sekali di trimester pertama, sekali di
trimester kedua dan dua kali di trimester ketiga).
Indikator ini berfungsi untuk menggambarkan tingkat
perlindungan dan kualitas pelayanan kesehatan pada
ibu hamil. Cakupan K4 tahun 2013. Sebanyak 143 (95%)
terlihat pada gambar 1.4 berikut ini.

Gambar. 1.4
Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4
Di Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2013

26

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Sumber : Bikor Puskesmas Katoi Kab. Kolaka Utara Tahun


2013

Dari diagram tersebut terlihat cakupan K1 sebesar


100% dan K4 sebesar 95%,pencapaian tersebut sudah
mencapai target SMP/MDGs.
b. Pertolongan Persalinan
Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi
baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar
persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan
persalinan tidak dilakukan tenaga kesehatan yang
punya kompetensi kebidanan (profesionalisme).
Pada tahun 2013 jumlah ibu bersalin yang ditolong
oleh tenaga kesehatan (linakes) sebesar 134 (96%) dari
140 ibu yang melahirkan , pencapaian tersebut sudah
mencapai

target

SPM/MDGs

. Adapun

gambaran

cakupan linakes tahun 2013 di


puskesmas Katoi Kabupaten Kolaka Utara terlihat pada
gambar 2.4
Gambar.2.4
Presentase Cakupan Ibu Bersalin di Tolong oleh Nakes
27

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Di Puskesmas Katoi Kabupaten Kolaka Utara


Tahun 2013

c.

Ibu

Hamil

Resiko

Tinggi

(Risti)

Komplikasi yang ditangani


Dalam

memberikan

pelayanan

khususnya

oleh

bidan didesa dan Puskesmas, sekitar 16% diantara ibu


hamil yang ditemui dan diperiksa tergolong dalam kasus
resiko tinggi/komplikasi yang membutuhkan rujukan.
Kasus

risiko

penyimpangan

tinggi/komplikasi

dari

normal

yang

adalah

keadaan

secara

langsung

menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi


meliputi Hb< 8 g%, tekanan darah tinggi (sistole >140
mmHg, diastole >90 mmHg), oedema nyata, eklampsia,
ketuban pecah dini, perdarahan pervaginam, letak
lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak
28

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis dan


persalinan prematur.
Berdasarkan laporan Bikor Puskesmas katoi, jumlah
perkiraan ibu hamil resiko tinggi ditahun 2013 sebanyak
16 orang, dari sasaran ibu hamil dimana diantaranya
telah mendapatkan penanganan 16 (100%) dengan
pelayanan kesehatan rujukan dan semua kasus telah
memperoleh penanganan sesuai prosedur.
d.

Pelayanan Nifas
Masa

nifas

adalah

masa

6-8

minggu

setelah

persalinan dimana organ reproduksi mulai mengalami


masa pemulihan untuk kembali normal, walau pada
umumnya organ reproduksi akan kembali normal dalam
waktu 3 bulan pasca persalinan.
Dalam masa nifas, ibu seharusnya memperoleh
pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kondisi
umum, payudara, dinding perut, perineum, kandung
kemih dan organ kandungan. Karena dengan perawatan
nifas yang tepat akan memperkecil resiko kelainan
bahkan kematian ibu nifas.
Pada tahun 2013 jumlah sasaran ibu bersalin
sebanyak 140 diantaranya telah mendapat pelayanan
nifas sesuai standar.
e. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN3 Lengkap)
Kunjungan neonatus adalah bayi usia 0-28 hari
yang

kontak

dengan

tenaga

kesehatan

untuk

memperoleh pelayanan kesehatan minimal tiga kali

29

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

yaitu dua kali pada umur 0 -7 hari dan satu kali pada
umur 8-28 hari (KN2).
Adapun
adalah

pelayanan

pelayanan

kesehatan

kesehatan

yang

neonatal

diberikan

dasar

yang

meliputi tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia,


pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi
berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian
imunisasi, pemberian vitamin K, manajemen terpadu
balita muda (MTBM) dan konseling untuk ibunya tentang
perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan
buku KIA.
Dari laporan Bikor Puskesmas katoi Kabupaten
Kolaka Utara Tahun 2013 diketahui jumlah neonatus
yang melakukan kunjungan KN1 sebanyak 142 (99,2%)
dan KN3 Lengkap sebanyak 142 (99,2%) dari jumlah
sasaran
memenuhi

Neonatus
target

dan cakupan tersebut


SPM

sebesar

90%.

telah

Adapun

perkembangan capaian KN1 dan KN3 Lengkap


Puskesmas

Katoi

Kabupaten

Kolaka

Utara

2013.terlihat pada gambar 10 dibawah ini.


Gambar.3.4
Cakupan Kunjungan KN1 dan KN3
Di Puskesmas Katoi Kabupaten Kolaka Utara di
Tahun 2013

30

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

di

tahun

Sumber : Seksi KIA/Gizi Dinas Kesehatan Kolaka Utara


Tahun 2013

Dari gambar 3.4. diatas terlihat cakupan KN1


dan KN3 telah mencapai target SPM,

selama tahun

2013. Ini menunjukkan bahwa cakupan KN1 dan KN3 di


puskesmas

Kabupaten

Kolaka

Utara

perlu

dipertahankan sebagai indikator mengukur kemampuan


manajemen

KIA

dalam

melindungi

bayi

sehingga

kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan


kesehatan.
f.

Neonatal Resiko tinggi (risti) /komplikasi


Pada saat memberi pelayanan kesehatan pada
neonatus,

sekitar

13%

diantara

neonatus

yang

diperiksa dan ditemui tergolong dalam kasus risiko


tinggi yang butuh pelayanan Rujukan.
Neonatal risti/ komplikasi yaitu bayi usia 0-28 hari
dengan

penyakit

dan

kelainan

yang

dapat

menyebabkan kesakitan dan kematian seperti asfiksia,

31

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR (berat


badan < 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan
dan kelainan neonatal.
Berdasarkan

laporan

Bikor

puskesmas

Katoi

Kabupaten Kolaka Utara sebanyak 3 orang pada tahun


2013, dan yang mendapatkan penanganan 3 orang
(100%)
2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi
terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan
menjadi cukup tinggi, menurut hasil penelitian bahwa usia
subur wanita antara usia 15-49 tahun. Oleh karena itu untuk
mengatur jumlah kelahiran, maka wanita/ pasangan usia subur
(PUS) diprioritaskan untuk menggunaan KB.
Peserta KB dibagi menjadi KB baru dan KB aktif. Pada
tahun 2013 cakupan peserta KB baru sebesar 114 ( 90,8%) dan
KB aktif sebesar 744 (65%).
Gambar. 4.4
Proporsi Metode Kontrasepsi Peserta KB Baru dan KB Aktif
di Puskesmas Katoi Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2013

32

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Sumber : Programer KB Puskesmas Katoi Tahun 2013

Kecenderungan yang sama juga terjadi pada peserta


KB baru.

Peminat metode kontrasepsi jangka pendek

sebesar 101 dengan pilihan terbanyak metode suntik 66


(6,0%), sedangkan yang memilih metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP) dengan inflant sebanyak 13 (6,0%), Kondisi
tersebut mungkin disebabkan karena faktor biaya yang lebih
murah dan cara yang mudah.
3. Pelayanan Kesehatan Pra Usila (45-59 th) dan Usila
(>60 th)
Seiring bertambahnya Umur Harapan Hidup (UHH)
maka keberadaan para lanjut usia tidak dapat begitu saja
diabaikan, sehingga perlu diupayakan peningkatan kualitas
hidup bagi kelompok umur lanjut usia.
Pelayanan kesehatan pra usila dan usila
penduduk usia 60

adalah

tahun ke atas yang mendapatkan

pelayanan kesehatan sesuai standar yang dilakukan oleh


tenaga kesehatan baik di Puskesmas, di Posyandu lansia
maupun di kelompok usia lanjut. Pada tahun 2013 jumlah
usila di Puskesmas Katoi Kabupaten Kolaka Utara sebanyak
345 orang, namun hanya 217 (63%) telah mendapat
pelayanan.
Gambar.5.4
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila dan Pra usila
Di Puskesmas Katoi Kabupaten Kolaka Utara
Tahun.2013

33

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Sumber : Programer Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara


Tahun 2013

Dari
Kabupaten

beberapa
Kolaka

desadi
Utara

wilyah

puskesmas

Katoi

cakupan

pelayanan

yang

dilakukan bagi warga usila, sudah memberikan pelayanan


yang optimal itu didukung oleh antusiasnya masyarakat
untuk berobat maka pelayanan kesehatan akan lebih
mudah dijangkau oleh para lansia. Dan juga koordinasi dan
peran serta masyarakat serta lintas sektor terkait dalam
upaya meningkatkan cakupan pelayanan terhadap para
lansia.
5. Perbaikan gizi masyarakat
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan melalui
distribusi tablet besi (Fe) pada ibu hamil, distribusi Vitamin
A pada balita dan pemberian kapsul yodium pada WUS.
a.

Pemberian Tablet Besi (Fe) pada ibu hamil


Pada saat periksa kehamilan di sarana kesehatan,
ibu hamil akan mendapatkan tablet Fe yang bertujuan
untuk

34

mengatasi

dan

mencegah

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

terjadinya

kasus

anemia serta meminimalkan dampak buruk akibat


kekurangan Fe, karena kekurangan Fe pada ibu hamil
dapat mengakibatkan terjadinya abortus, kecacatan
bayi atau bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Fe-1 (30
tablet) tahun 2013 sebesar 139 (92,1%) dan cakupan
Fe-3 (90 Tablet) sebesar 131 (87%).
Walaupun demikian capaian seluruh desa masih
ada yang belum mencapai target, akan tetapi secara
keseluruhan sudah mencapai target sesuai dengan
indiktor capaian pembinaan gizi masyarakat 2010
2014 sebesar 85%, namun petugas kesehatan tetap
harus memberikan memotivasi kepada ibu hamil agar
meminum

tablet

besi

tersebut

guna

mencegah

terjadinya anemia ibu hamil.

Gambar . 6.4
Cakupan Distribusi Tablet Fe-1 dan Fe-3
Di Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara
Tahun.2013

35

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Sumber Programer Gizi Puskesmas Katoi Kab. Kolaka Utara Tahun


2013

b. Pemberian Kapsul Vitamin A pada balita


Vitamin A adalah salah satu zat gizi yang diperlukan
tubuh dan berguna untuk meningkatkan daya tahan
tubuh dan kesehatan mata. Bila seorang anak yang
menderita kekurangan vitamin A terserang campak,
diare atau penyakit infeksi lainnya maka penyakit
tersebut

akan

mengakibatkan

bertambah
kematian,

parah

karena

dan

infeksi

dapat
tersebut

menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zatzat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis
simpanan vitamin A dalam tubuh. Selain itu kekurangan
vitamin A dalam waktu lama dapat mengakibatkan
gangguan pada mata bahkan dapat mengakibatkan
kebutaan.
Sasaran pemberian kapsul Vitamin A adalah bayi
usia 6-11 bulan dan balita (1-4 tahun) sebanyak 2 kali
dalam setahun (Februari dan Agustus) serta ibu nifas
satu kali. Cakupan bayi yang mendapat vitamin A pada
tahun 2013 sebesar 56 (89%) dan Cakupan anak balita
yang mendapat vitamin A pada tahun 2013 sebesar 370

36

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

(85%) kondisi ini belum memenuhi target dari sasaran


Kementerian Kesehatan 2010-2015 sebesar 85%.
Gambar.7.4
Cakupan Bayi dan Anak Balita Mendapatkan Vitamin A
Di Puskesmas Katoi Kabupaten Kolaka Utara
Tahun.2013

Sumber :
Tahun 2013

Programer Gizi Puskesmas Katoi Kab. Kolaka Utara

6. Pelayanan Imunisasi
Imunisasi merupakan bagian dari upaya pencegahan
dan pemutusan mata rantai penularan penyakit-penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Kegiatan imunisasi dilaksanakan rutin dan tambahan.
Kegiatan imunisasi rutin meliputi imunisasi untuk bayi
umur 0-1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi
untuk Wanita Usia Subur/ibu hamil (TT) dan imunisasi
untuk anak sekolah SD ( kelas 1: DT, kelas 2-3: TT).
Sementara kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas
dasar penemuan masalah seperti desa non UCI, potensial
KLB,

dugaan

adanya

virus

polio

liar/

kegiatan

lain

berdasarkan kebijakan teknis.


Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan
program imunisasi secara nasional adalah angka UCI

37

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

(Universal

Child

Immunization)

pada

wilayah

desa/kelurahan. Pada awalnya indikator perhitungan UCI


adalah tercapainya cakupan imunisasi lengkap pada bayi
minimal 80% untuk
dan

campak,

tiga jenis antigen yaitu DPT3, polio

namun

sejak

tahun

2003

indikator

perhitungan UCI menjadi cakupan imunisasi lengkap pada


bayi >80% untuk semua jenis antigen. Sehingga bila
cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu
maka dapat menggambarkan besarnya tingkat kekebalan
masyarakat atau bayi terhadap penularan PD3I di wilayah
tersebut.
Gambar.8.4
Jumlah Desa/Kelurahan UCI di puskesmas Katoi
Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2013

Sumber:Prog Imunisasi Puskesmas Katoi Kab. Kolaka Utara


Tahun 2013

Dari grafik diatas terlihat capaian UCI desa di tahun


2013 telah semuanya desa tercapai. Pencapaian UCI Desa
tahun 2013 untuk puskesmas Katoi kabupaten Kolaka Utara
38

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

sebesar 6 (100%) atau telah mencapai target SPM 2015


sebesar (100%).
7. Desa terkena kejadian luar biasa (KLB)
Yang dimaksud dengan desa /kelurahan terkena KLB
adalah desa/kelurahan yang terjadi peningkatan kesakitan
atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina
atau keracunan makanan dan Pada tahun 2013 belum ada
kasus yang ditemukan.
8. Kesehatan gigi dan mulut
Pelayanan

kesehatan

gigi

dan

mulut

meliputi

pelayanan dasar gigi di Puskesmas dan usaha kesehatan


gigi di sekolah (UKGS). Kegiatan kesehatan gigi dan mulut
meliputi

upaya

(pemeriksaan
pencabutan

promotif

gigi)
gigi,

dan

(penyuluhan),
kuratif

pengobatan

preventif

sederhana

dan

seperti

penambalan

gigi

sementara dan tetap.


Pada tahun 2013, pelayanan dasar gigi di Puskesmas
sebanyak 0 Tumpatan gigi dan 37 pencabutan gigi tetap
dengan rasio tambal : cabut gigi sebesar 0.2 Kondisi
tersebut belum memenuhi target 1:1 yang bertujuan untuk
mengurangi

kasus

pencabutan

gigi

karena

dengan

tumpatan gigi maka fungsi gigi tersebut tidak menjadi


hilang.
Untuk
kesehatan

kegiatan
gigi

di

UKGS,
SD/MI

dari
(0%),

hasil

pemeriksaan

sebesar

siswa

membutuhkan perawatan dan sebesar 0 siswa (0%) telah


mendapat perawatan.

39

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

9. Penyuluhan kesehatan
Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan melalui
penyuluhan kelompok dan penyuluhan massa. Pada tahun
2013, jumlah seluruh kegiatan penyuluhan kesehatan
mencapai 88 kegiatan terdiri dari 76 penyuluhan kelompok
dan

12

penyuluhan

massa.

Diharapkan

kegiatan

penyuluhan tersebut semakin ditingkatkan agar dapat


menjangkau masyarakat luas sehingga tujuan penyuluhan
untuk

meningkatkan

pengetahuan

masyarakat

juga

meningkat.
10.

Jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar


Dalam rangka meningkatkan kepersertaan masyarakat
dalam pembiayaan kesehatan, sejak lama dikembangkan
berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi
masyarakat. Pada saat ini berkembang berbagai cara
pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar di
masyarakat mulai dana Jamkesmas, Bahteramas, askes,
jamsostek,askeskin Paket Pelayanan Dasar (Jamkesda)
sampai asuransi kesehatan swasta. pada tahun 2013
terdapat 3.507 jiwa masyarakat miskin namun yang
mendapat kartu jamkesmas sebanyak 3.247 (93%),

11. Akses dan mutu pelayanan kesehatan


Penilaian akses dan mutu pelayanan kesehatan dapat
dilihat

dari

tingkat

kemudahan

masyarakat

untuk

menjangkau sarana kesehatan dan mutu dari pelayanan


kesehatan yang diberikan.
Dalam hal akses dapat dilihat dari kunjungan rawat
jalan dan rawat inap pasien sementara untuk melihat mutu

40

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

pelayanan dapat dilihat dari kemampuan pelayanan yang


disediakan sarana kesehatan.
a.

Kunjungan Rawat jalan dan rawat


inap Masyarakat Miskin (Maskin)
Pada tahun 2013 jumlah kunjungan rawat jalan
yang terbanyak 2.648 ( 76 % dari jumlah masyarakat
miskin) pasien

dan rawat inap yang terdiri sebanyak

( 0,%) yang meliputi kunjungan pasien di Puskesmas.


Gambar.9.4
Cakupan Pelayanan Masyarakat Miskin
Di Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2013

Sumber : Penanggung jawab jamkesmas Puskesmas Katoi 2013

b.

Sarana kesehatan dengan


kemampuan laboratorium
Jumlah sarana pelayanan kesehatan yang ada di
puskesmas

Katoi

kab.

Kolaka

Utara

Tahun

sebanyak 1 laboratorium puskesmas.


c.

Sarana kesehatan dengan


kemampuan gawat darurat (Gadar)

41

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

2013

Yang

dimaksud

sarana

kesehatan

dengan

kemampuan gawat darurat adalah sarana kesehatan


yang terdiri dari rumah sakit(umum), puskesmas dan
sarana kesehatan yang mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar.
Pada

tahun

2013

terdapat

sarana

kesehatan

sebanyak 6 diantaranya telah mempunyai kemampuan


gawat darurat sebanyak 5 sarana kesehatan.
B. Perilaku Masyarakat
Banyaknya

penyakit

yang

ada

saat

ini

tidak

bisa

dilepaskan dari perilaku yang tidak sehat. Dimana untuk


mengubah perilaku masyarakat merupakan sesuatu yang
tidak mudah namun mutlak diperlukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, sehingga diperlukan upaya
penyuluhan kesehatan yang terus menerus guna mendorong
masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat.
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat
yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat,
digunakan 10 indikator antara lain:

Persalinan
oleh Tenaga
Kesehatan
Bayi diberi
ASI
Eksklusif

Menimbang
balita tiap
bulan
Pemeliharaa
n Kesehatan
Tidak
Merokok
di dlm
rumah

42

Melakukan
Aktifitas
Fisik Setiap
Hari

Tersedia
Akses Air
Bersih
Indikator
Rumah
Tangga
Sehat

Makan
Profil Kesehatan
Sayur, Buah Kabupaten Kolaka Utara 2012
Tiap Hari
Memberanta
s jentik

Menggunaka
n Jamban
sehat

Mencuci
tangan dg air
bersih
dan sabun

Dalam bab ini yang akan dibahas adalah rumah tangga sehat
dan asi eksklusif sementara yang lainnya telah dibahas
dalam bab-bab lainnya.
1. Rumah tangga sehat (ber-PHBS)
Rumah tangga sehat/berPHBS adalah rumah tangga
yang seluruh anggota keluarganya telah berperilaku hidup
bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator.
Dari laporan program promkes

puskesmas katoi

Kabupaten Kolaka Utara pada tahun 2013 telah dilakukan


pengkajian PHBS pada 1.369 rumah tangga dan 975 (71%)
rumah tangga diantaranya sudah ber PHBS. Cakupan ini
sudah melebihi dari target Indonesia Sehat 2010 sebesar
65%, oleh karena itu perlu adanya intervensi dari berbagai
komponen baik lintas program, lintas sektor, LSM, swasta
dan

tokoh

masyarakat

membudayakan

perilaku

untuk

berperan

hidup

bersih

aktif

dan

dalam

sehat

di

masyarakat.
2. ASI Ekslusif
Air susu ibu (ASI) Ekslusif adalah pemberian ASI saja
pada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan dalam rangka
mencukupi

kebutuhan

gizi

yang

pertumbuhan dan perkembangan bayi.

43

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

diperlukan

untuk

ASI merupakan makanan yang sempurna dan terbaik


bagi bayi karena mengandung unsur gizi yg dibutuhkan
bayi guna pertumbuhan dan perkembangannya secara
optimal. Oleh sebab itu ASI diberikan secara ekslusif
hingga 6 bulan, dapat diteruskan sampai usia 2 tahun.
Dari laporan program Gizi puskesmas Katoi diketahui
cakupan ASI eksklusif di tahun 2013 sebesar 30 (77%).
Berbagai

faktor

yang

menyebabkan

rendahnya

cakupan ASI eksklusif antara lain faktor ibu bekerja (saat ini
semakin banyak ibu yang bekerja dalam rangka membantu
perekonomian

keluarga),

faktor

budaya

(masih

ada

masyarakat yang memberikan pisang, madu, air selain ASI


kepada bayinya) dan faktor lainnya yang tidak mendukung
pemberian

ASI

Eksklusif.

Karena

itu

dibutuhkan

penyuluhan yang lebih intensif baik kepada perorangan


maupun institusi pemberi pelayanan kesehatan tentang
keunggulan ASI Ekslusif.

Gambar.11.4
Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif
di Puskesmas Katoi Kab.Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2013

44

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Sumber: Programer Gizi puskesmas Katoi kab. Kolaka Utara


Tahun 2013

C. Keadaan Lingkungan
Kegiatan upaya penyehatan lingkungan lebih diarahkan
pada peningkatan kualitas lingkungan melalui kegiatan yang
bersifat promotif dan preventif. Adapun pelaksanaannya
bersama

masyarakat

diharapkan

mampu

memberikan

kontribusi bermakna terhadap kesehatan masyarakat karena


kondisi lingkungan yang sehat merupakan salah satu pilar
utama dalam pencapaian Indonesia sehat 2015.
Untuk

memperkecil

risiko

terjadinya

penyakit

atau

gangguan kesehatan akibat kondisi lingkungan yang kurang


sehat, telah dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas
lingkungan antara lain :
1. Rumah Sehat
Rumah

merupakan

salah

satu

kebutuhan

dasar

manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan sarana


pembinaan

keluarga.Rumah

dikategorikan

sehat

jika

memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki jamban sehat,


sarana
45

air

bersih,

tempat

pembuangan

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

sampah,

pembuangan air limbah, ventilasi baik, kepadatan hunian


rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat
dari tanah.
Jumlah rumah di tahun 2013 berdasarkan laporan dari
programer Kesling puskesmas Katoi sebanyak 1,246 rumah
dan diantaranya 1,246 (100%) telah diperiksa serta rumah
sehat 798 (64%) dinyatakan memenuhi syarat kesehatan.
Capaian tersebut masih belum memenuhi target Indonesia
Sehat 2012 sebesar 80%, hal ini tentunya harus ditindak
lanjuti dengan upaya pembinaan yang lebih intensif
kepada

masyarakat

agar

memperhatikan

kesehatan

rumahnya karena rumah yang sehat dan nyaman akan


berdampak

bagi

penghuninya

dalam

meningkatkan

produktivitasnya.

Gambar.12.4
Persentase Cakupan Rumah Sehat
Di Puskesmas Katoi Kab.Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2013

46

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Sumber : Program Kesling Puskesmas katoi Kab. Kolaka Utara


Tahun 2013

2. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Sehat


Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)
merupakan sarana yang dikunjungi banyak orang sehingga
dikhawatirkan
penyakit.

berpotensi

Yang

termasuk

menjadi
TUPM

tempat penyebaran
antara

lain

hotel,

restoran/rumah makan, pasar dan lain-lain. Adapun TUPM


yang dikategorikan sehat adalah TUPM yang memenuhi
akses sanitasi dasar (air bersih, jamban, limbah dan
sampah), ventilasi dan pencahayaan sesuai kriteria dan
luas ruangan sesuai dengan banyaknya pengunjung.
Jumlah

TUPM

ditahun

2013

berdasarkan

laporan

Program Kesling Puskesmas Katoi sebanyak 141 TUPM dan


140 telah diperiksa (99,3%) TUPM dinyatakan memenuhi
syarat kesehatan, yang memenuhi syarat sehat sekitar
63%. Capaian tersebut masih dibawah target Indonesia
Sehat sebesar 80%.
Gambar.13.4
47

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Persentase Cakupan TUPM Sehat


Di Puskesmas Katoi Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2013

Sumber : Program Kesling Puskesmas Katoi Kab. Kolaka Utara Tahun


2013

3. Institusi yang Dibina Kesehatan Lingkungannya


Institusi yang dibina kesehatan lingkungannya meliputi
sarana

kesehatan,

sarana

pendidikan,

sarana

ibadah,

perkantoran dan sarana lainnya. Jumlah institusi yang dibina


di

tahun

2013

puskesmas Katoi

berdasarkan

laporan

Kesling

sebanyak 41 institusi dan diantaranya 41

(100 %) telah dibina.

48

programer

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Gambar.14.4
Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Katoi Kab. Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2013

Sumber : Programer Kesling Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara


Tahun 2013

4. Akses terhadap air bersih


Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk maka
kebutuhan akan air bersih semakin bertambah. Berbagai
upaya dilakukan agar akses masyarakat terhadap air bersih
meningkat, salah satunya melalui pendekatan partisipatori
yang

mendorong

masyarakat

berperan

aktif

dalam

pembangunan perpipaan air bersih di daerahnya.


Dari 1383 jumlah keluarga sebesar 1383(100%) di
yang diperiksa pada tahun 2013, dan diketahui sebesar
100% keluarga memiliki sarana air bersih seperti terlihat
pada gambar berikut.

49

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Gambar.15.4
Persentase Keluarga Memiliki Sarana Air Bersih
di Puskesma Katoi Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2013

Sumber : Programer Kesling PUskesmas Katoi Kab. Kolaka Utara


Tahun 2013

5. Sarana Sanitasi Dasar


Upaya peningkatan kualitas air bersih akan
berdampak positif apabila diikuti oleh upaya perbaikan
sanitasi yang meliputi kepemilikan jamban, pembuangan
air limbah dan sampah dilingkungan sekitar kita, karena
pembuangan kotoran baik sampah, air limbah maupun
tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat
menyebabkan

rendahnya

kualitas

air

serta

dapat

menimbulkan penyakit menular di masyarakat.


Pada tahun 2013 telah dilakukan pemeriksaan
pada

50

1.,246 keluarga dan diketahui 64% diantaranya

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

memiliki jamban, namun yang termaksud sehat sebesar


100%.

Untuk

kepemilikan

tempat

sampah,

83,3%

keluarga telah memiliki tempat sampah dan sebesar


77% termasuk sehat.
Saluran Pembuangan air limbah (SPAL) adalah
suatu bangunan yang digunakan untuk membuang air
buangan dari kamar mandi, tempat cuci, dapur dan yang
lainnya dan bukan dari jamban, dimana SPAL yang sehat
hendaknya memenuhi persyaratan antara lain : tidak
mencemari

sumber

air

bersih,

tidak

menimbulkan

genangan air yang dapat digunakan untuk sarang


nyamuk, tidak menimbulkan bau dan tidak menimbulkan
becek. Pada tahun 2013, telah dilakukan pemeriksaan
pada 1,013 keluarga dan 100% sudah memiliki SPAL dan
sekitar 99 % yang sehat.
Gambar.16.4
Persentase Keluarga Memiliki Sarana Sanitasi Dasar Sehat
Di Puskesmas Katoi Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2013

Sumber :Program Kesling Puskesmas Katoi Kab. Kolaka Utara Tahun


2013

51

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

BAB. V
SUMBER DAYA KESEHATAN DAN PEMBIAYAAN
A. Sarana dan prasarana Kesehatan :
Pesatnya pembangunan bidang kesehatan, salah satunya
ditandai oleh makin meningkatnya peran pemerintah

dalam

penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang bertujuan


untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pada bab ini akan diuraikan mengenai sarana dan
prasarana kesehatan, diantaranya Puskesmas dan jaringannya
dan Sarana kesehatan lain,Upaya Kesehatan Bersumber daya
Masyarakat (UKBM) serta tenaga kesehatan
1. Puskesmas dan jaringannya
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari
Dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang berada di wilayah
kecamatan

yg

melaksanakan

tugas-tugas

operasional

pembangunan kesehatan.
Pada tahun 2013

jumlah Puskesmas sebanyak 6

Puskesmas yang terdiri dari 1 puskesmas Induk, 2 Pustu 3


Polindes.
Untuk memperluas jangkauan pelayanan Kesehatan
ke masyarakat, setiap Puskesmas telah dibantu oleh
Puskesmas Pembantu (Pustu) yang pada saat ini telah
berjumlah 5 buah sehingga rasio Puskesmas terhadap

52

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Pustu adalah 1 : 2,42 yang artinya 1 Puskesmas dibantu


oleh 2 - 3 Pustu.
Selain Pustu, Puskesmas juga dibantu oleh sarana
puskesmas keliling roda 4 (Pusling) yang berguna untuk
membantu pelayanan kesehatan di luar gedung sehingga
dapat menjangkau seluruh daerah di wilayah . Pada tahun
2013 jumlah Pusling di Puskesmas Katoi 6 berarti semua
puskesmas telah memiliki Puslin
2.

Sarana kesehatan lainnya :


Selain Puskesmas dan rumah sakit keberadaan sarana

kesehatan

yang

lain

sangat

membantu

terwujudnya

peningkatan derajat kesehatan masyarakat di. Sarana


kesehatan

lainnya

yang

ada

di

wilayah

kecamatan

puskesmas Katoi Kabupaten Kolaka Utara pada tahun 2013


meliputi :
a. Puskesmas 6
b. Apotik sebanyak 1
c. Posyandu 6
4. Upaya Kesehatan Bersumber masyarakat (UKBM)
Dalam
kesehatan

rangka
kepada

meningkatkan
masyarakat

cakupan

berbagai

pelayanan

upaya

telah

dikembangkan termasuk dengan memanfaatkan potensi


dan

sumberdaya

yang

ada

di

masyarakat

melalui

posyandu, polindes, poskesdes maupun pembentukan desa


siaga.
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang
paling

dikenal

oleh

masyarakat.

Posyandu

menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu


kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan
53

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

gizi,

imunisasi

stratanya

dan

Posyandu

penanggulangan
dibagi

dalam

diare.

Menurut

kelompok

yaitu

Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri.


Pada

tahun 2013 jumlah Posyandu sebanyak

dengan Srata Posyandu adalah

Purnama

6,

sebanyak

(61,2%).

Gambar.1.5
Jumlah Posyandu di wil puskesma Katoi
Tahun 2013

Sumber : program promosi kes puskesmas Katoi Tahun


2013

Dari gambar diatas jumlah posyandu dengan rasio


Posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 7 artinya ratarata tiap desa/kelurahan mempunyai 1 Posyandu. Kondisi

54

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

tersebut sudah memenuhi

target

1 desa

dengan 1

Posyandu.
Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta
masyarakat

dalam

kebidanan

melalui

persalinan

dan

termasuk

pelayanan

rangka

mendekatkan

penyediaan

pelayanan

tempat

kesehatan

keluarga

ibu

pelayanan
pertolongan
dan

berencana.

anak
Jumlah

Polindes`di tahun 2013 sebanyak 3 buah.

Gambar.2.5
Jumlah Polindes Menurut Desa
Di wil Puskesmas Katoi Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2013

Sumber : Puskesmas Katoi Kab. Kolaka Utara Tahun 2013

55

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Desa siaga Aktif adalah desa yang penduduknya


memiliki

kesiapan

sumber

daya

serta

kemauan

dan

kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah


kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan
secara mandiri. Tujuan dibentuknya desa siaga adalah
mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk sehat serta
peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di
wilayahnya.
Pada tahun 2013

jumlah desa/kelurahan

siaga

yang telah dibentuk sebanyak 6 buah (100%) yang berarti


semua desa/kelurahan telah menjadi desa/kelurahan siaga
aktif, sehingga diharapkan dapat segera mewujudkan
Masyarakat Sehat Mandiri Dan Berkeadilan

Gambar.2.6
Jumlah Desa Siaga Aktif Menurut Desa
Di Puskesmas Katoi Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2013

Sumber :Prog Promosi Puskesmas Katoi Kab.Kolaka Utara Tahun


2013

56

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

a. Tenaga Kesehatan :
Dalam pembangunan kesehatan, Sumber Daya
Manusia merupakan salah satu faktor penggerak utama,
sehingga dengan SDM kesehatan yang berkualitas akan
menentukan

keberhasilan

dari

seluruh

proses

pembangunan kesehatan tersebut.


b. Persebaran Tenaga Kesehatan di Unit Kerja
Jumlah tenaga kesehatan ini tersebar di puskesmas
dan jaringannya sebanyak 38 orang. Sampai saat ini
jumlah

tenaga

terpenuhi,

hal

kesehatan
ini

terlihat

kesehatan yang ada di

masih
dari

belum
rasio

sepenuhnya

jumlah

tenaga

dibandingkan dengan target

Indonesia Sehat 2010.

No

Jenis Tenaga

Jumlah

Rasio Terhadap
100.000 Penduduk
Tahun
IS 2010

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10

Dokter Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Perawat
Bidan
Farmasi/Apoteker
Tenaga Kesmas
Tenaga Sanitasi
Tenaga Gizi
Tenaga Teknisi Medis

0
1
1
16
12
2
2
4
2
0

1.

Dokter Spesialis

57

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

2013
0
1
1
16
12
2
2
4
2
0

Berjumlah 0 orang, sehingga rasio dokter spesialis sebesar


0 terhadap 100.000 penduduk. Kondisi tersebut dibawah
target Indonesia Sehat 2010 sebesar 6 per 100.000
penduduk.
2.

Dokter Umum
Berjumlah 1 orang, sehingga rasio dokter umum sebesar 2
terhadap

100.000

penduduk.

Kondisi

tersebut

masih

dibawah target Indonesia sehat 2010 sebesar 40 per


100.000 penduduk.
3.

Dokter Gigi
Berjumlah 1 orang, sehingga rasio dokter gigi sebesar 1
terhadap 100.000 penduduk.

Kondisi tersebut masih

dibawah target Indonesia Sehat 2010 sebesar 11 per


100.000 penduduk.

4.

Tenaga Keperawatan
Terdiri atas S-1 keperawatan, D-III perawat dan lulusan
SPK. Jumlah tenaga keperawatan sebanyak 16 orang,
sehingga rasio perawat sebesar 1700 terhadap 100.000
penduduk.

Kondisi

tersebut

masih

dibawah

target

Indonesia Sehat sebesar 117,5 per 100.000 penduduk.


5.

Tenaga Bidan
Terdiri atas D-III bidan dan bidan. Jumlah tenaga bidan
sebanyak 12 orang, sehingga rasio tenaga bidan sebesar
188 terhadap 100.000 penduduk. Kondisi tersebut masih
dibawah target Indonesia Sehat sebesar 100 per 100.000
penduduk.

6.

58

Tenaga Kefarmasian

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Terdiri atas tenaga Apoteker, S1 farmasi, D-III farmasi dan


asisten apoteker. Jumlah tenaga farmasi dan apoteker
sebanyak 2 orang sehinggah rasio tenaga farmasi dan
apoteker

sebesar 40,6 terhadap 100.000 penduduk.

Kondisi masih dibawah target Indonesia Sehat yaitu 10 per


100.000 penduduk.
7.

Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat


Terdiri dari Sarjana Kesehatan Masyarakat dan D-III
Kesmas. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di
2013

sebanyak

89

orang

kesehatan

masyarakat

penduduk.

Kondisi

dengan

sebesar

tersebut

masih

rasio

tenaga

terhadap
jauh

tahun

dari

ahli

100.000
target

Indonesia Sehat sebesar 40 per 100.000 penduduk


8.

Tenaga Ahli Sanitasi


Terdiri dari D-III dan D-I Sanitasi.

Jumlah tenaga ahli

sanitasi di tahun 2013 sebanyak 4 orang dengan rasio


tenaga

ahli

penduduk.

sanitasi
Kondisi

sebesar

tersebut

28,3
masih

terhadap
jauh

dari

100.000
target

Indonesia Sehat sebesar 40 per 100.000 penduduk


9.

Tenaga Ahli Gizi


Terdiri atas D-IV/S-1 Gizi, D-III gizi dan D-1 gizi. Jumlah
tenaga gizi ditahun 2013 sebanyak 2 orang dengan rasio
tenaga ahli gizi sebesar 5 terhadap 100.000 penduduk
sebesar. Kondisi tersebut masih dibawah target IS sebesar
22 per 100.000 penduduk

10.

Tenaga Teknisi Medis

Terdiri dari tenaga analisis laboratorium, tenaga teknisi


medis (TEM) dan penata rontgen, pranata anestesi dan
tenaga fisioterapis. Jumlah tenaga teknisi medis ditahun

59

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

2013 sebanyak 0 orang yang terdiri dari `1 orang analis


laboratorium, 1 0rang Pranata anestesis dan 1 orang
tenaga fisioterapis.
Gambar.2.7
Pesebaran Tenaga Menurut Unit Kerja
Di Puskesmas Katoi Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2013

Sumber : Bidang sekretaris Puskesmas Katoi Kolaka Utara


Tahun 2013

B. Pembiayaan.
1. Sumber Pembiayaan.
Dana Alokasi Umum 239,544,375 Dana Alokasi Khusus
501,000,000,
Gambar.2.8
Sumber Pembiayaan Puskesmas Katoi
Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2013
NO
1
2
60

Sumber Pembiayaan
APBD.Tk.II
APBN:

Jumlah (Rp)
501.000.000

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Ket

a. BOK
b. Jamkesmas
c. Jampersal

93.000.000
15.711.250
11.671.875

Total

621.383.125.-

2. Alokasi Pembiayaan.
Alokasi pembiayaan, Bidang Kesehatan Kabupaten
Kolaka Utara Tahun 2013, belanja langsung 501.000.000
belanja tidak langsung 0.-.
Gambar.2.9
Alokasi Pembiayaan Puskesmas Katoi
Kabupaten Kolaka Utara
Tahun 2013
N0

Program

Jumlah

Alokasi pembiayaan
APBD.Tk.II

BOK

J.Kesmas

J.Persal

KIA/KB

1.800.000

11.671.87
5

Gizi

2.400.000

3
4
5
6

Promkes
Kesling
Imunisasi
TB/Kusta

19.300.00
0
21.500.00
0
5.700.000
900.000
3.250.000
12.700.00
0

61

11.550.000
7.800.000
2.400.000
1.100.000

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

32.771.875
23.900.000
17.250.000
8.700.000
5.650.000
13.800.000

P.Maskin

8
9

UKS
Insentif

10
11

Obat
Manajeme
n
Upaya
penunjan
g
ATK
lainnya
Total

12
13

15.711.25
0
1.300.000
295.500.00
0
3.940.000
45.900.000
20.210.000

15.711.250
1.300.000
295.500.00
0
3.940.000
54.300.000

8.400.000
21.250.00
0

41.460.000

107.100.000
501.000.000

107.100.000
93.000.0
00

15.711.2
50

11.671.8
75

621.383.125

PENUTUP
Data

dan

informasi

merupakan

sumber

daya

yang

strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan


manajemen,

maka

penyediaan

data

dan

informasi

yang

berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses


pengambilan keputusan. Selain itu penyajian data dan informasi
yang berkualitas sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan ,
lintas sektor maupun masyarakat. Dibidang kesehatan, data dan
informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan sistem informasi
kesehatan.

62

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Namun sangat disadari, sistem informasi kesehatan yang


ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan
informasi

kesehatan

secara

optimal,

apalagi

dalam

era

desentralisasi pengumpulan data dan informasi dari masingmasing desa menjadi relatif lebih sulit . Hal ini berimplikasi pada
kualitas

data

dan

informasi

yang

disajikan

dalam

Profil

Puskesmas Katoi yang diterbitkan saat ini belum sesuai dengan


harapan. Walaupun demikian, diharapkan Profil Puskesmas dapat
memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh
tentang seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat yang
telah dicapai. Walaupun Profil Puskesmas

sering kali belum

mendapatkan apresiasi yang memadai, karena belum dapat


menyajikan data dan informasi yang sesuai dengan harapan,
namun ini merupakan salah satu

publikasi data dan informasi

yang meliputi data capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)


dan Indikator Indonesia Sehat 2010. Oleh karena itu dalam
rangka meningkatkan kualitas Profil Puskesmas, perlu dicari
terobosan dalam mekanisme pengumpulan data dan informasi
secara cepat untuk mengisi kekosongan data sehingga kualitas
data menjadi lebih baik.

63

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara 2012

Anda mungkin juga menyukai