Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Rika Ikhtiarini Khasanah
P07120114033
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Rika Ikhtiarini Khasanah
P07120114033
Tanggal
Tempat
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Pembimbing Pendidikan
NIP. ..................................
NIP. ...................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Asuhan Keperawatan yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Ny. P dengan Diagnosa
Medis Anemia di Bangsal Melati 2 RSUP dr. Suradji Tirtonegoro Klaten.
Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk melengkapi tugas praktik klinik mata
kuliah KMB II. Pembuatan Asuhan Keperawatan ini tidak akan terlaksana tanpa adanya
kerjasama, bantuan, dukungan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Tri Prabowo, S. Kp., M.Sc. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Yogyakarta,
2. Nurun Laasara, S.Kep., Ns. selaku Pembimbing Pendidikan Keperawatan Medikal
Bedah II,
3. Enny Purwaningsih, AMK. selaku Pembimbing Lapangan RSUP Dr Suradji
Tirtonegoro
4. Teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Kami percaya dalam penyusunan asuhan keperawatan ini banyak sekali
kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan asuhan keperawatan ini.
Demikian asuhan keperawatan ini kami susun, apabila banyak kesalahan kami
mohon maaf dan semoga asuhan keperawatan ini bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, Desember 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik
anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat
beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin
B12, sampai kelainan hemolitik. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan
fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak
pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin
(Hb) dalam darah dari harga normal.
B. Tujuan
1. Membahas proses keperawatan klien pasien Ny.P dengan Anemia di
Bangsal Melati 2 RSUP DR Suradji Tirtonegoro
2. Memodifikasi tindakan keperawatan pasien
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. Penyakit utama
A. Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit
lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan
Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif
Mansjoer, dkk. 2001).
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin
dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red
cells volume) dalam 100 ml darah. (Ngastiyah, 1997).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan
untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002:
935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100
ml darah (Price, 2006: 256).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan
fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan
melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
B. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
Penyebab umum dari anemia:
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
Penyebab
yang
sering
antara
lain
ulkus
peptikum,
Disebabkan oleh defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat,
Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st
gastrektomi)
infeksi
parasit,
penyakit
usus
dan keganasan,
agen
Kegagalan
sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor
atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek
sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping
proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan
bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan
hemplitik)
(hemoglobinemia).
maka
hemoglobin
akan
muncul
dalam
plasma
Anemia
payah jantung
E. Pathway
F. Manifestas Klinik
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai
sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik
yang
dimanifestasikan
dalam
perubahan
perilaku,
anoreksia,
serta
Pusing
2.
Mudah berkunang-kunang
3.
Lesu
4.
Aktivitas kurang
5.
Rasa mengantuk
6.
Susah konsentrasi
7.
Cepat lelah
8.
9.
Konjungtiva pucat
G. Komplikasi
Anemia menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita
anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau
gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah,
karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia,
jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan
berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa
juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak. Komplikasi
umum akibat anemia adalah: gagal jantung, parestisia dan kejang.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
2. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume
korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan
mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia
(aplastik).
3. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons
sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
4. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
5. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal :
peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
6. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia,
misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup
lebih pendek.
7. Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
8. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin
meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik).
9. Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi
(hemolitik)
10. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
11. Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
12. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan
dengan defisiensi masukan/absorpsi
13. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
14. TBC serum : meningkat (DB)
15. Feritin serum : meningkat (DB)
16. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
keletihan,
kelemahan,
malaise
umum.
Kehilangan
Riwayat
endokarditis
infektif
kronis.
Palpitasi
(takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan
tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas
EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang
T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas
(warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva,
mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit
hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti
berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera
: biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat
(penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi)
kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB).
Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara
premature (AP).
3. Integritas ego
Gejala
keyakinanan
agama/budaya
mempengaruhi
pilihan
4. Eliminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom
malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar,
melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5. Makanan/ cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah,
kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/ muntah, dyspepsia,
anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas
mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat,
tanah liat, dan sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam
folat dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor
kulit
buruk,
kering,
tampak
kisut/hilang
elastisitas
(DB).
(aplastik).
Gangguan
koordinasi,
ataksia,
7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia.
Riwayat terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau
kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap
dingin
dan
panas.
Transfusi
darah
sebelumnya.
Gangguan
demam
rendah,
menggigil,
berkeringat
malam,
kegagalan
untuk
mencerna
atau
ketidakmampuan
aktivitas
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
C. Perencanaan Keperawatan
8.
NO
16.
1
9.
17.
DIAGNOSA
13.
Perubahan perfusi
jaringan
TUJUAN
18. setelah
berhubungan
dengan
penurunan
tindakan
jaringan
diperlukan
untuk
klien
pengiriman
oksigen/
22.
menunjukkan
sesuai toleransi..
perfusi yang
23.
adekuat
24.
RASIONAL
keperawatan
20.
15.
dilakukan
nutrisi ke sel.
10.
PERENCANAAN
14.
INTERVENSI
c. Awasi
Catatan
auskultasi
pernapasan
bunyi
napas
keluhan
nyeri
dada/palpitasi..
menununjukkan
gangguan
kompensasi
curah jantung
d. Iskemia seluler
mempengaruhi
jaringan
miokardial/
potensial
risiko infark.
e. Mengidentifikasi defisiensi dan
27.
membantu
upaya
d. Selidiki
dan
perfusi
laboraturium.
Berikan
sel
darah
merah
28.
29.
sesuai indikasi.
f. Berikan oksigen
sesuai
30.
2
31.
Perubahan nutrisi
berhubungan
dilakukan
tindakan
keperawatan
nutrisi klien
mampuan
mencerna
adekuat,
makanan/
absorpsi
dengan
a. Mengidentifikasi
a. Kaji riwayat nutrisi, termasuk
makan yang disukai.
makanan pasien..
g/dL
2) Hb : 11 16 g/dL
3) Ht : 31 43 %
4) Trombosit : 150.000
400.000 L
5) Eritrosit : 3,8 5,5
defisiensi,
memudahkan intervensi
b. Mengawasi masukkan kalori atau
kualitas
kekurangan
makanan.
c. Mengawasi
konsumsi
penurunan
berat
nutrisi.
kriterial:
ke jaringan.
indikasi.
32. Setelah
menurunkan kelemahan,
anemia
(hipoksia)
pada
36.
organ.
e. Meningkatkan nafsu makan dan
37.
meminimalkan
bakteri,
kemungkinan
x 1012
33.
memenuhi
kebutuhan
individual
46.
38.
47.
48.
39.
49.
40.
g. Membantu
penyembuhan
penyakit
41.
50.
51.
42.
h. Meningkatakan
f. Berikan
dan
bantu
hygiene
efektivitas
diet
nutrisi
yang
dibutuhkan.
i.
Kebutuhan
gigi halus untuk penyikatan
penggantian
buruk
dan
defisiensi
yang
diidentifikasi.
g. Anjurkan
klien
meningkatkan
asupan
untuk
nutrisi
pantau
hasil
pemeriksaan laboraturium
43.
44.
45.
52.
3
53.
Intoleran aktivitas
berhubungan
dengan
54. Setelah
dilakukan
ketidakseimbangan
tindakan
antara
keperawatan
suplai
(pengiriman)
kebutuhan.
oksigen
dan
klien
melaporkan
a. Mempengaruhi
a. Kaji kemampuan ADL pasien..
56.
pilihan
intervensi/bantuan
b. Menunjukkan
neurology
vitamin
karena
B12
perubahan
defisiensi
mempengaruhi
peningkatan
toleransi
aktivitas,
membawa
c. Observasi
hasil :
tanda-tanda
vital
58.
59.
kemampuan
c. klien
tidak
d. Berikan
lingkungan
tenang,
menunjukkan tanda
tanda keletihan
55.
oksigen
adekuat ke jaringan.
d. Meningkatkan istirahat untuk
57.
dengan
kriteria
jumlah
teknik
menghemat
terjadi
kelemahan,
kelelahan
anjurkan
melakukan
semampunya
memaksakan diri).
dan
pasien
aktivitas
(tanpa
60.
4
61.
Resiko
berhubungan
infeksi
62. Setelah
dengan
dilakukan
a.
keperawatan
penurunan
infeksi tidak
(respons
terjadi,
inflamasi tertekan).
tanda
menunjukkan
pencegahan
c. Berikan
perawatan
kulit,
perubahan
kolonisasi/infeksi bakteri.
c. Menurunkan risiko kerusakan
kulit/jaringan dan infeksi.
d. Meningkatkan ventilasi
segmen
paru
memobilisasi
dan
semua
membantu
sekresi
untuk
mencegah pneumonia.
e. Membatasi
pemajanan
pada
70.
65.
66.
evaluasi/
pengobatan.
digunakan
pengunjung. g. Mungkin
e. Pantau/batasi
Berikan
risiko
bakteri/infeksi.
63.
64.
69.
b. Menurunkan
kriteria:
68.
pasien.
dengan
a. Tanda
67.
tindakan
sekunder
Mencegah kontaminasi
isolasi
bila
memungkinkan..
propilaktik
untuk
menurunkan
secara
menggigil
dan
takikardia
antiseptic
topical
72.
Risiko
terhadap
integritas
berhubungan
tinggi
kerusakan
kulit
dengan
73. Setelah
diberikan
integritas
perubahan
tindakan
keperawatan
diharapkan
neurologist.
resiko
kulit,
pada
catat
turgor,
integritas
tidak
pasien
tidak
bergerak
74. mengidentifi
factor
risiko/perilak
individu
membatasi
iskemia
jaringan/mempengaruhi hipoksia
seluler.
c.
Area lembab,
atau
ditempat tidur.
dan bersih.
untuk
75.
untuk
pertumbuhan
organisme patogenik.
d. Sabun dapat mengeringkan kulit
secara berlebihan.
e. Meningkatkan sirkulasi jaringan,
mencegah stasis.
76.
terkontaminasi,
Kriteria hasil
terjadi.
kasi
kulit,
b. Reposisi secara periodic dan
kerusakan
kulit
a. Kaji
mencegah
d.
cedera
dermal.
77.
79.
Konstipasi
Diare
dengan
atau
80. Setelah
berhubungan
a. Membantu
a. Observasi
dilakukan
penurunan
warna
konsistensi,
tindakan
keperawatan
3 x 24 jam
anak
frekuensi
feses,
dan
jumlah.
menunjukan
83.
c. Awasi
pada
diare
umum
dan
84.
pola defekasi
81. Kriteria hasil
perubahan
yang normal.
meningkat
b. Auskultasi bunyi usus.
mengidentifikasi
intake
dan
output
diet.
d. Membantu dalam memperbaiki
konsistensi feses bila konstipasi.
Akan membantu memperthankan
a. Frekuensi defekasi 1x
85.
setiap hari
b. Konsistensi
86.
distensi abdomen
f. Mencegah ekskoriasi kulit dan
lembek,
feces
tidak
ada
kerusakan.
lender / darah
c. Bising usus
batas normal
82.
92.
dalam
93.
94.
jantung.
95.
87.
dan
e. Hindari
makanan
yang
mengabsorpsi
alirannya
air
sepanjang
dalam
traktus
membentuk gas.
kondisi
kulit
perianal
sebagai
perangsang
untuk
kulit
atau
defekasi.
mulai h. Mempermudah
konstipasi terjadi.
96.
terjadi diare.
97.
defekasi
bila
98.
90.
91.
h. Berikan
pelembek
stimulant
ringan,
feses,
laksatif
indikasi.
Pantau
keefektifan. (kolaborasi)
i. Berikan obat antidiare, misalnya
Defenoxilat
Hidroklorida
100.
Kurang
101.
pengetahuan
Setela
h di berikan
dan
kondisi
bertambah.
berhubungan
dengan
tindakan
keterbatasan
paparan
keperawatan
dan
familiar
di
sumber
pasien
tidak
dengan
informasi
serta
Metamucil. (kolaborasi).
a. Beri
penjelasan
kepada a. Diharapkan pengetahuan pasien
harapkan
tahu
dan mengerti
dan
pelaksanaan
105.
keluarga
pasien
akan
kurangnya
informasi
dan
tahu
tentang
pengobatan penyakitnya.
kondisi
dan
103.
kebutuhan
pengobatan.
102.
Kriter
ia Hasil :
a. Pasien
dan
keluarga
mampu mengungkapkan
tentang perawatan dan
pengobatan
penyakit
pasien.
b. Pasien
dan
keluarga
pasien
tidak
bertanya
tentang
keadaan
lagi
pasien.
c. Keluarga
terhadap
pasien.
ikut
terlibat
kesembuhan
104.
penyembuhan
106.DAFTAR PUSTAKA
107.
111.
112. Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction Publishing.
113.
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
114. Price S. A dan Wilson, Lorraine M. C. 2006. Patofisiologi Clinical Concepts of Desiase
Process (Edisi 6, Vol 2, Alih bahasa Brahm U). Jakarta: EGC.
115. Smeltzer, S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
Volume 2 Edisi 8. Jakarta: EGC.
116.Sudoyo, A. W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
117.