Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional
Modul 4 Perhitungan Pendapatan Nasional
Halaman 14-1
Halaman 14-2
Halaman 14-3
Ace Partadiredja
Halaman 14-4
<1
Ace Partadiredja
Halaman 14-5
Halaman 14-6
<1
perubahan pendapatan.
+
=1
Halaman 14-7
Ace Partadiredja
Halaman 14-8
>0
<0
Dari tabel 5.2. tersebut terlihat bahwa dengan naiknya Pendapatan Nasional
naik pula investasi, jadi nampak seperti investasi yang terangsang oleh
Pendapatan Nasional. Tetapi siapa tahu bahwa di dalamnya termasuk pula
investasi yang otonom. Kedua macam investasi ini bila digambarkan akan
terlihat sebagai berikut: di mana I adalah investasi yang otonom tidak
tergantung pada Pendapatan Nasional dan I adalah investasi yang
terangsang yang naik turun bersama Pendapatan Nasional.
Ace Partadiredja
Halaman 14-9
PENGELUARAN PEMERINTAH
Pengeluaran pemerintah sebagai suatu komponen yang makin
besar ditentukan oleh atau fungsi dari politik pemerintah sendiri.
Politik pemerintah hampir semata-mata terletak di luar bidang
ekonomi. Karena itu pengeluaran pemerintah ini diramalkan dari
tindak tanduk pemerintah sendiri.
EKSPOR DAN IMPOR
Besarnya ekspor sebagian ditentukan oleh permintaan luar negeri
dan sebagian lagi oleh keadaan di dalam negeri seperti tingkat harga
dibandingkan dengan barang yang sama dari negeri lain, hubungan
dagang dan politik, politik perniagaan luar negeri, mutu barang, dan
perangsang-perangsang ekspor. Demikian pula besarnya impor dari luar
negeri.
PENDAPATAN YANG SEIMBANG
Di negara-negara yang sudah maju perhatian ahli-ahli ekonomi
tertuju pada konsep Pendapatan Nasional yang seimbang (equilibrium
income). Pendapatan Nasional yang seimbang adalah suatu tingkat
Pendapatan Nasional yang setiap kali ada gangguan akan kembali ke
arah tingkat itu. Kalau misalnya Rp 8.000 milyar adalah tingkat pendapatan
yang seimbang, setiap kali ada gangguan yang mengakibatkan pendapatan
ini naik atau turun, akhirnya pendapatan ini akan kembali ke tingkat yang
seimbang ini. Adanya pendapatan yang seimbang ini disebabkan oleh
berimbangnya kekuatan-kekuatan konsumen yang membelanjakan
Ace Partadiredja
Halaman 14-10
Ace Partadiredja
Halaman 14-11
Ace Partadiredja
Halaman 14-12
Halaman 14-13
Jadi pelipat itu adalah kebalikan dari MPS. Makin kecil MPS makin besar
angka pelipat ini. Pada tingkat yang lebih lanjut akan dipelajari perbedaan
antara kenaikan pengeluaran yang hanya satu kali saja dan kenaikan
pengeluaran yang terus menerus. Yang dimaksud dengan kenaikan
pengeluaran satu kali ini adalah kenaikan yang hanya terjadi sekali dan
untuk selanjutnya kembali ke jumlah asal, misalnya asalnya pengeluaran
itu Rp 1 juta lalu naik menjadi Rp 1.100.000, tetapi hanya satu kali saja,
untuk selanjutnya kembali pada Rpl juta. Sedang yang dimaksud dengan
kenaikan terus menerus adalah bahwa yang Rp 1.100.000 ini terus
dipertahankan. Untuk pengeluaran yang satu kali pelipat ini berlaku
untuk kenaikan pendapatan dari saat dimulainya pengeluaran itu sampai
dengan selesainya proses pertambahan pendapatan dalam masyarakat.
Sedang untuk pengeluaran yang terus menerus pelipat ini dimaksudkan
untuk saat yang terakhir saja ketika pendapatan sudah naik sebanyak 4
Ace Partadiredja
Halaman 14-14
Halaman 14-15
Halaman 14-16
Ace Partadiredja
Halaman 14-17
Ace Partadiredja
Halaman 14-18