Anda di halaman 1dari 19

2.

2.2

Pengertian Rumah Sehat


Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan
terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Menurut WHO rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung,
dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik
untuk kesehatan keluarga dan individu.
Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang dapat
meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan pendekatan
sosiologis dan teknis pengelolaan faktor risiko dan berorientasi pada lokasi, bangunan,
kualifikasi, adaptasi, manajemen, penggunaan dan pemeliharaan rumah di lingkungan
sekitarnya.
Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan
dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya. Prasarana lingkungan adalah
kelengkapan dasar fisik lingkungna yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat
berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan
kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat
bekerja secara produktif. Oleh karena itu keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi,
teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.
Jadi sanitasi perumahan adalah menciptakan keadaan lingkungan perumahan yang baik
atau bersih untuk kesehatan.

Syarat-Syarat Rumah Sehat


Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib
dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan
dan masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan
perumahan yang meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta
persyaratan rumah itu sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan perumahan
berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan
masyrakat.
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut keputusan
Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai
berikut:
1. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah
longsor, gelombang tsunami, daerah gempa dan sebagainya.
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas
tambang
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur pendaratan
penerbangan.

2.

a.
b.
c.
d.

Kualitas Udara
Kualitas udara di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beradun dan
memenuhi syarat baik mutu lingkungan sebagai berikut:
Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi
Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3
Gas SO2 maksimum 0,10 ppm
Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari

3. Kebisingan dan Getaran


a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A
b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik
4.
a.
b.
c.
d.

Kualitas Tanah di Daerah Perumahan dan Pemukiman


Kandungan timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1mg/kg

5. Prasarana dan Sarana Lingkungan


a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman
dari kecelakaan.
b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit
c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu
kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat,
jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata.
d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas yang memenuhi persyaratan
kesehatan
e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan
f. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat
hiburan, tempat pendidikan, kesenian dan lain sebagainya.
g. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya
h. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan
yang dapat menimbulkan keracunan.

6. Vektor Penyakit
a. Indeks lalat harus memenuhi syarat
b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%

7.

1.
2.
3.

4.

1.
2.
3.
4.

1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
2.

Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga
berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut
(PPM & PL, 2002) :
Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang
cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan
tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya
makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan
luar maupun dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang
tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh
tergelincir.
Rumah yang sehat harus dapat mencegah dan mengurangi resiko kecelakaan seperti
terjatuh, keracunan dan kebakaran (APHA). Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam
kaitan dengan hal tersebut antara lain :
Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas
Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan mekanis
dapat terhindari.
2.2.1 Parameter Penilaian Rumah Sehat
Lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen rumah, sarana
sanitasi dan perilaku penghuni, sebagai berikut :
Kelompok komponen rumah, meliputi :
Langit-langit
Dinding
Lantai
Jendela kamar tidur
Jendela ruang keluarga dan ruang tamu
Ventilasi
Sarana pembuangan asap dapur
Pencahayaan
Kelompok sarana sanitasi, meliputi :

a.
b.
c.
d.

Sarana Air Bersih


Sarana Pembuangan Kotoran
Sarana Pembuangan Air Limbah
Sarana Pembuangan Sampah

3.
a.
b.
c.
d.
e.

Kelompok Perilaku Penghuni


Membuka jendela kamar tidur
Membuka jendela ruang keluarga
Membersihkan rumah dan halaman
Membuang tinja bayi dan balita ke jamban
Membuang sampah pada tempat sampah
2.2.2 Cara Penilaian Rumah Sehat
Penilaian rumah
Penilaian rumah perlu ditentukan nilai minimum yang memenuhi kriteria sehat dan bobot
pada kelompok komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni.
Nilai minimum yang memenuhi kriteria sehat pada masing-masing parameter adalah sebagai
berikut :
Nilai minimum dari kelompok komponen rumah adalah :
Langit-langit
= 2
Dinding
= 2
Lantai
= 2
Jendela kamar tidur
= 1
Jendela ruang keluarga
= 1
Ventilasi
= 1
Sarana pembuangan asap dapur = 2
Pencahayaan
= 2
Nilai minimum dari kelompok sarana sanitasi adalah :
Sarana air bersih ( SGL/SPT/PP/KU/PAH) = 3
Jamban ( sarana pembuangan kotoran )
= 2
Sarana pembuangan air limbah ( SPAL )
= 2
Sarana pembuangan sampah
= 2

1.

a.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
b.
1)
2)
3)
4)
c.

Perilaku
Untuk perilaku tetap dikenakan nilai maksimum karena perilaku sangat berperan untuk
mencapai rumah sehat.
2. Pemberian Nilai
a. Komponen rumah
1) Langit-langit
0 = Tidak ada
1 = Ada, kotor dan rawan kecelakaan
2 = Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan

2)

Dinding
1 = Bukan tembok ( terbuat dari anyaman bambu atau ilalang )
2 = Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak kedap air
3 = Permanen ( tembok, pasangan batu bata atau batu yang diplester), papan kedap air.
3) Lantai
0 = Tanah
1 = Papan/anyaman bambu yang dekat dengan tanah/plesteran yang retak/ berdebu
2 = Diplester/ubin/keramik/papan/rumah panggung
4) Jendela kamar tidur
0 = Tidak ada
1 = Ada
5) Jendela ruang keluarga
0 = Tidak ada
1 = Ada

6)

Ventilasi
0 = Tidak ada
1 = Ada, tetapi luasnya < 10% luas lantai
2 = Ada, luas ventilasi 10% luas lantai
7) Sarana pembuangan asap dapur
0 = Tidak ada
1 = Ada, luas tabung ventilasi/asap dapur 10% dari luas lantai dapur
2 = Ada, dengan lubang ventilasi 10% luas lantai dapur ( asap keluar dengan sempurna
atau ada exhaust fan atau ada peralatan lain yang sejenis )
8) Pencahayaan
0 = Tidak terang, tidak bisa dipergunakan untuk membaca
1 = Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca normal
2 = Terang dan tidak silau sehingga dapa dipergunakan untuk membaca dengan normal
b. Sarana Sanitasi
1) Sarana Air Bersih ( SGL/SPT/PP/KU )
0 = Tidak ada
1 = Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan
2 = Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan
3 = Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan
4 = Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan

2)

Jamban ( Sarana Pembuangan Kotoran )


0 = Tidak ada

1 = Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungai/kolam


2 = Ada, bukan leher angsa ada tutup ( leher angsa ), disalurkan ke sungai/kolam
3 = Ada, bukan leher angsa ada tutup, septic tank
4 = Ada, leher angsa, septic tank
3) Sarana Pembuangan Air Limbah ( SPAL )
0 = Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman rumah
1 = Ada, diresapkan mencemati sumber air ( jarak dengan sumber air < 10 m)
2 = Ada, dialirkan ke selokan terbuka
3 = Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air ( jarak dengan sumber air 10 m)
4 = Ada, dialirkan ke selokan tertutup ( saluran kota ) untuk diolah lebih lanjut
4) Sarana Pembuangan Sampah ( Tempat Sampah)
0 = Tidak ada
1 = Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup
2 = Ada, kedap air dan tidak tertutup
3 = Ada, kedap air dan bertutup
c.
1)

2)

Perilaku Penghuni
Membuka jendela kamar tidur
0 = Tidak pernah dibuka
1 = Kadang-kadang
2 = Setiap hari dibuka

Membuka jendela ruang keluarga


0 = Tidak pernah dibuka
1 = Kadang-kadang
2 = Setiap hari dibuka
3) Membersihkan rumah dan halaman
0 = Tidak pernah
1 = Kadang-kadang
2 = Setiap hari
4) Membuang tinja bayi dan balita ke jamban
0 = Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan
1 = Kadang-kadang dibuang ke jamban
2 = Setiap hari di buang ke jamban
5) Membuang sampah pada tempat sampah
0 = Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan
1 = Kadang-kadang dibuang ke jamban
2 = Setiap hari di buang ke jamban
Untuk penjelasan selanjutnya dapat kami uraikan sebagai berikut:
Hasil Penilaian Rumah = Nilai x Bobot

Hasil penilaian rumah didapat :


1. Rumah Sehat
= 1068 1200
2. Rumah Tidak Sehat
= < 1068
3. Pembobotan
Pembobotan terhadap kelompok rumah, kelompok sarana sanitasi dan kelompok perilaku
penghuni berdasarkan teori Bloom, dimana diinterpretasikan terhadap :
a. Lingkungan
= 45%
b. Perilaku
= 35%
c. Pelayanan Kesehatan
= 15%
d. Keturunan
= 5%
Dalam hal rumah sehat prosentase Pelayanan Kesehatan dan Keturunan diabaikan, sedangkan
untuk penilaian Lingkungan dan Perilaku dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pemberian bobot penilaian rumah diberikan pada masing-masing indikator :
a. Bobot komponen rumah
= 31 (25/80 x 100% = 31,25)
b. Bobot Sarana Sanitasi
= 25 (20/80 x 100% = 25)
c. Bobot Perilaku Penghuni
= 44 (35/80 x 100% = 43,75)
2.3

e.

Komponen Rumah Sehat


Komponen rumah sehat meliputi:
Langit-langit
Di bawah kerangka atap atau kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang disebut langit-langit
yang tujuannya antara lain
untuk menutup seluruh konstruksi atap dan kuda-kuda penyangga, agar tidak terlihat dari
bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan bersih
untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga menahan tetesan air hujan yang
menembus melalui celah-celah atap
untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat sehingga panas atas tidak
mudah menjalar kedalam ruangan dibawahnya.
Adapun persyaratan untuk langit-langit yang baik adalah :
langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap,
langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda penyangga dengan konstruksi
bebas tikus
tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,40 dari permukaan lantai kecuali,
dalam hal langit-langit/kasau-kasaunya miring sekurang-kurangnya mempunyai tinggi rumah
2,40 m dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah titik kurang dari 1,75 m, dan
ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan sekurang-kurangnya sampai 2,40 m.

2.

Dinding

1.

a.
b.
c.

a.
b.
c.
d.

Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain :


a. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban tekanan angin dan bila
sebagai dinding pemikul harus pula dapat memikul beban diatasnya,
b. Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air sekurang-kurangnya 15
cm dibawah permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai bangunan, agar air tanah tidak
dapat meresap naik keatas, sehingga dinding tembok terhindar dari basah dan lembab dan
tampak bersih tidak berlumut, dan
c. Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m dapat diberi susunan
batu tersusun tegak di atas batu, batu tersusun tegak di atas lubang harus di pasang balok
lantai dari beton bertulang atau kayu awet.
Untuk memperkuat berdirinya tembok bata digunakan rangka pengkaku yang terdiri dari
plester-plester atau balok beton bertulang setiap luas 12 meter.
3.

a.

b.

1)
2)

3)
c.

4.

Lantai
Lantai harus cukup kuat untuk menahan beban diatasnya. Bahan untuk lantai biasanya
digunakan ubin, kayu plesteran, atau bambu dengan syarat-syarat tidak licin, stabil tidak
lentur waktu diinjak, tidak mudah aus, permukaan lantai harus rata dan mudah dibersihkan.
Macam-macam lantai :
Lantai tanah stabilitas.
Lantai tanah stabilitas terdiri dari tanah, pasir, semen, dan kapur. Contoh : tanah tercampur
kapur dan semen. Untuk mencegah masuknya air kedalam rumah sebaiknya lantai dinaikkan
20 cm dari permukaan tanah
Lantai papan
Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa. Yang perlu diperhatikan dalam
pemasangan lantai adalah :
Sekurang-kurangnya 60 cm di atas tanah dan ruang bawah tanah harus ada aliran tanah yang
baik.
Lantai harus disusun dengan rapid an rapat satu sama lain, sehingga tidak ada lubang-lubang
ataupun lekukan dimana debu bisa bertepuk. Lebih baik jika lantai seperti ini dilapisi dengan
perlak atau kampal plastik ini juga berfungsi sebagai penahan kelembaban yang naik dari di
kolong rumah.
Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan rayap serta untuk
konstruksi di atasnya agar lantai kayu yang telah dikeringkan dan diawetkan.
Lantai ubin
Lantai ubin adalah lantai yang terbanyak digunakan pada bangunan perumahan karena lantai
ubin murah/tahan lama, dapat mudah dibersihkan dan tidak dapat mudah dirusak rayap.
Jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu
Jendela dibuka pada siang hari agar cahaya matahari dapat masuk dan udara dapat berputar
sehingga akan memperkecil resiko penularan penyakit infeksi. Untuk memperoleh jumlah
cahaya matahari pada pagi hari secara optimal sebaiknya jendela kamar tidur menghadap ke

timur. Luas jendela yang baik paling sedikit mempunyai luas 10-20% dari luas lantai. Apabila
luas jendela melebihi 20% dapat menimbulkan kesilauan dan panas, sedangkan sebaliknya
kalau terlalu kecil dapat menimbulkan suasana gelap dan pengap.
Dalam ruang kediaman, sekurang-kurangnya terdapat satu atau lebih banyak jendela/lubang
yang langsung berhubungan dengan udara dan bebas dari rintangan-rintangan, jumlah luas
bersih jendela/lubang itu harus sekurang-kurangya sama 1/10 dari luas lantai ruangan, dan
setengah dari jumlah luas jendela/lubang itu harus dapat dibuka. Jendela/lubang angin itu
harus meluas kearah atas sampai setinggi minimal 1,95 di atas permukaan lantai. Diberi
lubang hawa atau saluran angin pada ban atau dekat permukaan langit-langit ( ceiling ) yang
luas bersihnya sekurang-kurangnya 5% dari luas lantai yang bersangkutan. Pemberian lubang
hawa/saluran angin dekat dengan langit-langit beguna sekali untuk mengeluarkan udara panas
dibagian atas dalam ruangan.
Ketentuan luas jendela/lubang angin tersebut hanya sebagai pedoman yang umum dan untuk
daerah tertentu hanya sebagai pedoman yang umum dan untuk daerah tertentu, harus
disesuaikan dengan keadaan iklim daerah tersebut. Untuk daerah pegunungan yang berhawa
dingin dan banyak angin, maka luas jendela/lubang angin dapat dikurangi sampai dengan
1/20 dari luas ruangan. Sedangkan untuk daerah pantai laut dan daerah rendah yang berhawa
panas dan basah, maka jumlah luas bersih jendela, lubang angin harus diperbesar dan dapat
mencapai 1/5 dari luas lantai ruangan.
5.

a.
b.
c.
d.
e.

Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam suatu ruangan dan pengeluaran udara
kotoran suatu ruangan tertutup baik alamiah maupun secara buatan. Ventilasi harus lancar
diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan manusia
pada suatu ruangan kediaman yang tertutup atau kurang ventilasi.
Pengaruh-pengaruh buruk itu adalah ( Sanropie, 1989 ) :
Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman,
Bertambahnya kadar asam karbon ( CO2 ) dari pernafasan manusia,
Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian dan mulut manusia
Suhu udara dalam ruang ketajaman naik karena panas yang dikeluarkan oleh badan manusia
dan
Kelembaban udara dalam ruang kediaman bertambah karena penguapan air dan kulit
pernafasan manusia.
Dengan adanya ventilasi silang ( cross ventilation ) akan terjamin adanya gerak udara yang
lancar dalam ruang kediaman. Caranya ialah dengan memasukkan kedalam ruangan udara
yang bersih dan segar melalui jendela atau lubang angin di dinding, sedangkan udara kotor
dikeluarkan melalui jendela/lubang angin di dinding yang berhadapan. Tetapi gerak udara ini
harus dijaga jangan sampai terlalu besar dan keras karena gerak angina atau udara angin yang
berlebihan meniup badan seseorang, akan mengakibatkan penurunan suhu badan secara
mendadak dan menyebabkan jaringan selaput lendir kan berkurang sehingga mengurangi
daya tahan pada jaringan dan memberikan kesempatan kepada bakteri-bakteri penyakit

berkembang biak, dan selanjutnya menyebabkan gangguan kesehatan, yang antara lain :
masuk angin, pilek atau kompilasi radang saluran pernafasan. Gejala ini terutama terjadi pada
orang yang peka terhadap udara dingin. Untuk menghindari akibat buruk ini, maka jendela
atau lubang ventilasi jangan terlalu besar/banyak, tetapi jangan pula terlalu sedikit.
Jika ventilasi alamiah untuk pertukaran udara dalam ruangan kurang memenuhi syarat,
sehingga udara dalam ruangankyrang memenuhi syarat, sehingga udara dalam ruangan akan
berbau pengap, maka diperlukan suatu sistem pembaharuan mekanis. Untuk memperbaiki
keadaan ruang dalam ruangan, system mekanis ini harus bekerja terus menerus selama
ruangan yang dimaksud digunakan. Alat mekanis yang biasa digunakan/dipakai untuk sistem
pembaharuan udara mekanis adalah kipas angin ( ventilating, fan atau exhauster ), atau air
conditioning.
6.

Sarana pembuangan asap dapur


Harus memiliki tempat pembuangan asap dapur seperti cerobong asap atau terdapat ventilasi
yang sesuai untuk penyaluran asap pada saat memasak di dapur.

7.

Pencahayaan
Sanropie ( 1989 ) menyatakan bahwa cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di dalam
rumah merupakan kebutuhan manusia. Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan
cahay buatan dan cahaya alam.
Pencahayaan alamiah
Pencahayaan alamiah diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruanagn melalui
jendela celah-celah atau bagian ruangan yang terbuka. Sinar sebaiknya tidak terhalang oleh
bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar yang tinggi. Kebutuhan standar cahaya lami
yang memenuhi syarat kesehatan untuk kamar keluarga dan kamar tidur menurut WHO 60120 Lux. Suatu cara untuk menilai baik tau tidaknya penerangan alam yang terdapat dalam
rumah, adalah sebagai berikut :
baik, bila jelas membaca koran dengan huruf kecil;
cukup, bila samar-samar bila membac huruf kecil ;
kurang, bila hanya huruf besar yang terbaca dan
buruk, bila sukar membaca huruf besar.
Pemenuhan kebutuhan cahaya untuk penerangan alamiah sangat ditentukan oleh letak dan
lebar jendela.
Pencahayaan buatan
Untuk penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan memilih sistem penerangan
dengan suatu pertimbangan hendaknya penerangan tersebut dapat menumbuhkan suasana
rumah yang lebih menyenangkan. Lampu Flouresen ( neon ) sebagai sumber cahaya dapat
memenuhi kebutuhan penerangan karena pada kuat penerangan yang relative rendah mampu
menghasilkan cahaya yang bila dibandingkan dengan penggunaan lampu pijar. Bila ingin
menggunakan lampu pijar sebaiknya dipilih yang warna putih dengan dikombinasikan
beberapa lampu neon.

a.

1)
2)
3)
4)

b.

Untuk penerangan malam hari dala ruangan terutama untuk ruang baca dan ruang kerja,
penerangan minimum adalah 150 Lux sama dengan 10 watt lampu TL, atau 40 watt dengan
lampu pijar.
2.4

Sarana Sanitasi Rumah


Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yangmenyebabkan
masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air bersih dan sanitasi dasar. Di
antaranya adalah cakupan pembangunan yang sangat besar, sebaran penduduk yang tak
merata dan beragamnya wilayah Indonesia, keterbatasan sumber pendanaan. Pemerintah
selama ini belum menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan. Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan kuantitas sumber
air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna lahan (termasuk hutan) yang
mengganggu sistem siklus air. Selain itu, meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di
perkotaan akibat urbanisasi.

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat dapat
menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan. Diare merupakan penyebab
kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat
menurunkan kecerdasan anak sekolah, disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa
vektor seperti DBD, malaria, pes, dan filariasis .
1. Sarana Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500
mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
2.

a.

Jamban dan Pembuangan Tinja


Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi. Salah satu penyebab
tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk yang memanfaatkan
sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum memadai. Menurut data dari 200.000
anak balita yang meninggal karena diare setiap tahun di Asia, separuh di antaranya adalah di
Indonesia.
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat antara lain sebagai
berikut :
Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b.

c.
d.
e.
f.
g.
a.

b.

c.

d.

3.

Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur,
jarak jamban > 10 m dari sumur dan bila membuat lubang jamban jangan sampai dalam
lubang tersebut mencapai sumber air.
Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain. Kotoran manusia yang dibuang harus
tertutup rapat.
Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar benar diperlukan, harus
dibatasi seminimal mungkin.
Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
Ada 4 cara pembuangan tinja yaitu:
Pembuangan tinja di atas tanah, pada cara ini tinja dibuang begitu saja di atas permuakaan
tanah, halaman rumah, di kebun, di tepi sungai dan sebagainya. Cara demikian tentu sama
sekali tidak dianjurkan, karena dapat mengganggu kesehatan.
Kakus lubang gali (pit pravy), cara ini merupakan salah satu yang paling mendekati
persyaratan yang harus dipenuhi. Tinja dikumpulkan di dalam tanah dan lubang di bawah
tanah, umumnya langsung terletak di bawah 90 cm = kedalaman sekitar 2,5 m. Dinidngnya
diperkuat dengan batu, dapat ditembok ataupun tidak, macam kakus ini hanya baik digunakan
di tempat di mana air tanah letaknya dalam.
Kakus air (aqua privy), cara ini hampir mirip dengan kakus lubang gali, hanya lubang kakus
dibuat dari tangki yang kedap air yang berisi air, terletak langsung di bawah tempat jongkok.
Cara kerjanya merupakan peralihan antara lubang kakus dengan septic tank. Fungsi dari tank
adalah untuk menerima, menyimpan, mencernakan tinja serta melindunginya dari lalat dan
serangga lainnya. Bentuk bulat, bujur sangkar atau empat persegi panjang diletakkan vertikal
dengan diameter antara 90 120 cm.
Septic Tank, merupakan cara yang paling memuaskan dan dianjurkan diantara pembuangan
tinja dan dari buangan rumah tangga. Terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air dimana
tinja dan air ruangan masuk dan mengalami proses dekomposisi. Di dalam tangki, tinja akan
berada selama 1-3 minggu tergantung kapasitas tangki.
Pembuangan tinja yang buruk sekali berhubungan dengan kurangnya penyediaan air
bersih dan fasilitas kesehatan lainnya. Kondisi-kondisi demikian ini akan berakibat terhadap
serta mempersukar penilaian peranan masing-masing komponen dalam transmisi penyakit
namun sudah diketahui bahwa terhadap hubungan antara tinja dengan status kesehatan.
Hubungan keduanya dapat bersifat langsung ataupun tak langsung. Efek langsung misalnya
dapat mengurangi insiden penyakit tertentu yang dapat ditularkan karena kontaminasi dengan
tinja, misalnya thypus abdominalis, kolera dan lain-lain, sedanngkan hubungan tak langsung
dari pembuangan tinja ini bermacam-macam, tetapi umumnya berkaitan dengan komponenkomponen lain dalam sanitasi lingkungan.
Sarana Pembuangan Air Limbah

a.

b.

c.

4.

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase penduduk yang
terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerag system). Pegolahan air limbah
dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah tersebut.
Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap
gangguan yang timbul karena pencemaraan air limbah tersebut. Namun demikian, alam
tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya, sehingga air limbah
perlu dibuang.
Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain sebagai berikut:
Pengenceran
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru
dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti
makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu
banyak, dan diperluka air pengenceran terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya : bahaya
kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya
menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan
sebagainya. Selanjutnnya dapat menimbulkan banjir.
Kolam Oksidasi
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae),
bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan kedalam kolam
berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak
perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman, dan didaerah
yang terbuka, sehingga memungkinkan memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
Irigasi
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes masuk
kedalam tanah melalui dasar dan dindindg parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan
dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi
untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga,
perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainya dimana kandungan zat-zat
organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia, yang keberadaannya banyak
menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik. Apabila dibuang dengan cara
ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Apabila dibakar akan menimbulkanpengotoran udara. Kebiasaan membuang sampah disungai
dapat mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir. Dengan demikian sampah
yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber pencemar pada tanah, badan air dan
udara.
Berdasarkan asalnya, sampah digolongkan dalam dua bagian yakni sampah organik
( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering ). Pada tingkat rumah tangga dapat

a.
b.
c.
d.
e.

a.
b.

c.
d.
2.5

1.

dihasilkan sampah domestik yang pada umumnya terdiri dari sisa makanan, bahan dan
peralatan yang sudah tidak dipakai lagi, bahan pembungkus, kertas, plastik, dan sebagainya.
Teknik pengelolaan sampah yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut :
Penimbulan sampah
Penyimpanan sampah
Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
Pengangkutan
Pembuangan.
Agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu pengaturan
pembuangannya, seperti penyimpanan sampah yaitu tempat penyimpanan sementara sebelum
sampah tersebut dikumpulkan untuk diangkut serta dibuang (dimusnahkan). Untuk tempat
sampah tiap-tiap rumah isinya cukup 1 m3. Tempat sampah janganlah ditempatkan di dalam
rumah atau pojok dapur, karena akan menjadi gudang makanan bagi tikus-tikus sehingga
rumah banyak tikusnya.
Adapun syarat tempat sampah adalah sebagai berikut :
Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat sehingga tidak mudah bocor, kedap air.
Tempat sampah harus mempunyai tutup, tetapi tutup ini dibuat sedemikian rupa sehingga
mudah dibuka, dikosongkan isinya serta mudah dibersihkan. Sangat dianjurkan agar tutup
sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan.
Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat oleh satu orang atau
ditutup.
Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-binatang lainnya seperti
tikus, ayam, kucing dan sebagainya.
Penyakit Berbasis Lingkungan
Penyakit adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi dan /ataumorfologi
suatu organ dan/atau jar tubuh.
Lingkungan adalah segala sesuatu yg ada disekitarnya (benda hidup, mati, nyata,
abstrak) serta suasana yg terbentuk karena terjadi interaksi antara elemen-elemen di alam
tersebut.
Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi
atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala
sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.
Faktor lingkungan sangat erat kaitannya dengar kesehatan Manusia itu sendiri. Dimana
udara, air, tanah, hewan yang ada di lingkungan kita sendiri merupakan faktor yang bisa
menyebabkan penyakit ketika hal tersebut tidak di kelola dengan baik dana kan menyebabkan
adanya ke tidak seimbangan sehigga hal tersebut dapat mengakibatkan ternyadinya penyakit.
ISPA
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini diadaptasidari
istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Penyakit infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran

a.

b.

c.

a.
b.

atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga
telinga tengah dan pleura. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak,
karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian psenyakit batuk pilek pada
balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita ratarata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Istilah ISPA meliputi
tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dimana pengertiannya sebagai berikut :
Infeksi
Adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang
biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
Saluran pernafasan
Adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus,
rongga telinga tengah dan pleura.
Infeksi Akut
Adalah Infeksi yang langsung sampai dengan 14 hari. batas 14 hari diambil untuk
menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam
ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan
bagian bawah (termasuk jaringan paru paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. dengan
batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract). Sebagian
besar dari infeksi saluran pernafasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak
memerlukan pengobatan dengan antibiotik,namun demikian anak akan menderita pneumoni
bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibatkan kematian. Program
Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu :
ISPA non- Pneumonia : dikenal masyarakat dengan istilah batuk pilek
Pneumonia : apabila batuk pilek disertai gejala lain seperti kesukaran bernapas, peningkatan
frekuensi nafas (nafas cepat).
Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh membran mukosa
bersilia, udara yang masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan dan dilembabkan.
Partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan
partikel debu yang halus akan terjerat dalam lapisan mukosa. Gerakan silia mendorong
lapisan mukosa ke posterior ke rongga hidung dan ke arah superior menuju faring.
Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan
pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat
membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan
meningkat sehingga menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel
pembunuh bakteri di saluran pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan
kesulitan bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari
saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinyainfeksi saluran pernafasan.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung
kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernafasannya.

2.

DIARE
Diare adalah penyakit yang menyerang saluran pencernaan yang gejala klinisnya
buang air besar lembek atau cair dengan frekuensi lebih dari biasanya (diare klinis) dan
kadang ada yang disertai darah sebagai bercak coklat atau merah (diare berdarah) dan paling
sering disebabkan oleh bakteri E. Coli. Penyebab tidak langsungnya adalah hygiene
peseorangan yang kurang terjaga, seperti makan tidak cuci tangan, menggunakan air sungai
untuk berbagai keperluan dan lain-lain.

3.

TBC
Penyakit TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium
tuberculocis, yang masih keluarga besar genus Mycrobacterium. Dari anggota
keluarga Mycrobacteriumyang diperkirakan lebih dari 30, hanya 3 yang dikenal bermasalah
dengan kesehatan masyarakat.
Mereka adalah Mycrobacterium tuberculocis, M.bovisyang terdapat pada susu sapi
yang tidak dimasak, dan M.leprae yang menyebabkan penyakit kusta.
Mycrobacterium tuberculocis berbentuk batang, berukuran panjang 1-4 mikron dan tebal 0,30,6 mikron, tahan terhadap pewarnaan yang asam sehingga disebut dengan Bakteri Tahan
Asam (BTA). Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak dan lipid yang membuat lebih
tahan asam. Bisa hidup bertahun-tahun. Sifat lain adalah bersifat aerob, lebih menyukai
jaringan kaya oksigen terutama pada bagianapical posterior.
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi ada juga yang menyerang organ
lain dalam tubuh. Secara khas kuman membentuk granuloma dalam paru dan menimbulkan
kerusakan jaringan (nerkosis).
Penularan TB dikenal melalui udara, terutama pada udara tertutup seperti udara dalam rumah
yang pengap dan lembab, udara dalam pesawat terbang, gedung pertemuan, dan kereta api
berpendingin. Prosesnya tentu tidak secara langsung, menghirup udara bercampur bakteri TB
lalu terinfeksi, lalu menderita TB, tidak demikian. Masih banyak variabel yang berperan
dalam timbulnya kejadian TB pada seseorang, meski orang tersebut menghirup udara yang
mengandung kuman.
Sumber penularan adalah penderita TB dengan BTA (+). Apabila penderita TB batuk,
berbicara atau bersin, maka ribuan bakteri TB akan berhamburan bersama droplet nafas
penderita yang bersangkutan, khususnya pada penderita TB aktif dan luka terbuka pada
parunya.
Daya penularan dari seseorang ke orang lain ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan serta patogenesitas kuman yang bersangkutan, serta lamanya seseorang
menghirup udara yang mengandung kuman tersebut. Kuman TB sangat sensitif terhadap
cahaya ultra violet. Cahaya matahari sangat berperan dalam membunuh kuman di
lingkungan. Oleh sebab itu, ventilasi rumah sangat penting dalam manajemen TB berbasis
keluarga atau lingkungan.
Basil TB yang masuk ke dalam paru melalui bronkhus secara langsung dan pada
manusia yang pertama kali kemasukan disebut primary infection. Infeksi pertama (primer)

terjadi ketika seseorang pertama kali kemasukan basil atau kuman TB umumnya tidak terlihat
gejalanya. Dan sebagian besar orang, berhasil menahan serangan kuman tersebut dengan cara
melakukan isolasi dengan cara dimakanmacrophages, dan dikumpulkan pada kelenjar
regional disekitar hilus paru. Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak
dengan cara membelah diri di paru yang menyebabkan peradangan di dalam paru. Oleh sebab
itu, kemudian disebut sebagai kompleks primer. Pada saat terjadi infeksi, kuman masuk
hingga pembentukan kompleks primer sekitar 4-6 minggu. Adanya infeksi dapat diketahui
dengan reaksi positif pada tes tuberkulin.
Biasanya hal tersebut terjadi pada masa kanak-kanak dibawah umur 1 tahun. Apabila
gagal melakukan containment kuman, maka kuman TB masuk melalui aliran darah dan
berkembang, maka timbulah peristiwa klinik yang disebut TB milier. Bahkan kuman bisa
dibawa aliran darah ke selaput otak yang disebut meningitis radang selaput otak yang sering
menimbulkan sequele gejala sisa yang permanen.
a. Gejala Sistemik Tuberkulosis
Secara sistemik pada umumnya penderita akan mengalami demam. Demam berlangsung pada
sore dan malam hari, disertai keringat dingin meskipun tanpa aktifitas, kemudian kadang
hilang. Gejala ini akan timbul lagi beberapa bulan kemudian seperti demam, influenza biasa,
dan kemudian seolah-olah sembuh tidak ada demam.
Gejala lain adalah malaise (perasaan lesu) bersifat berkepanjangan kronis, disertai rasa tidak
fit, tidak enak badan, lemah, lesu, pegal-pegal, nafsu makan berkurang, badan semakin kurus,
pusing, serta mudah lelah. Gejala sistemik ini terdapat baik pada TB Paru maupun TB yang
menyerang organ lain.
b. Gejala Respiratorik Tuberkulosis
Adapun gejala repiratorik atau gejala saluran pernafasan adalah batuk. Batuk bisa
berlangsung secara terus-menerus selama 3 mingggu atau lebih. Hal ini terjadi apabila sudah
melibatkan brochus. Gejala respiratorik lainnya adalah batuk produktif sebagai upaya untuk
membuang ekskresi peradangan berupa dahak atau sputum. Dahak ini kadang
bersifat purulent.
Kadang gejala respiratorik ini ditandai dengan batuk berdarah. Hal ini disebabkan karena
pembuluh darah pecah, akibat luka dalam alveoli yang sudah lanjut. Batuk darah inilah yang
sering membawa penderita berobat ke dokter. Apabila kerusakan sudah meluas, timbul sesak
nafas dan apabila pleura sudah terkena, maka disertai pula dengan rasa nyeri pada dada.
4.

DBD
Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virusdengue, yang
masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda,
namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue merupakan

virus dari genusFlavivirus, famili Flaviviridae. Penyakit demam berdarah ditemukan di


daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembab.
a. Demam berdarah (klasik)
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia pasien.
Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya ruam.
Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam tinggi,
sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah,
serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan
penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi
pada pasien demam berdarah. Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan
yang meliputi mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah
(haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia).
b.

Demam berdarah dengue (hemoragik)

c.

Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala seperti
penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu demam tinggi,
fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan
kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa,
pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan
peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien DBD. Salah satu
karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari
demam berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah. Fase kritis DBD adalah
seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis. Pasien
akan terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah. Bila terapi
dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh dengan cepat
setelah mengalami masa kritis. Namun bila tidak, DBD dapat mengakibatkan kematian
Sindrom Syok Dengue
Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di mana pasien akan
mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam berdarah
klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah,
pendarahan parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya setelah
2-7 hari demam. Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian perut adalah tanda-tanda
awal yang umum sebelum terjadinya syok. Sindrom syok terjadi biasanya pada anak-anak
(kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya.
Hal ini umumnya sangat fatal dan dapat berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak,
bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat
meninggal pada kurun waktu 12-24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat
bila usaha terapi untuk mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan tepat. Dalam waktu 23 hari, pasien yang telah berhasil melewati masa syok akan sembuh, ditandai dengan tingkat
pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya nafsu makan

5.

MALARIA
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernamaPlasmodium. Penyakit
ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh
manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel
darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai
penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung
pada kematian.
Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana
parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles.
Daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat
dengan angka kejadian malaria tertinggi.

6.

KECACINGAN
Penyakit kecacingan adalah penyakit infeksi yang disebabkan masuknya cacing ke
dalam tubuh baik berupa telur, larva secara langsung melalui kulit maupun lewat makanan
dan minuman yang kurang hygienis. Jadi kasus kecacingan sangat erat kaitannya dengan
perilaku hidup sehat. Kasus ini sering terjadi pada anak usia sekolah yang dikhawatirkan
dapat terjadi gangguan dalam proses pertumbuhan maupun proses belajar karena anak
menjadi malas, gangguan konsentrasi dan dikhawatirkan prestasinya menjadi menurun.

hasil
penilain
yang
dimaksud
bobotnya berapa mbak ??

rumah

=
nilai

nilai
itu

X
brp

bobot
??

Balas
Balasan

1.
FIKA TRI CAHAYANI SITORUS11 September 2014 00.56
bobot yang dimaksud it dari alat bantu quesner atau pun ceklist .
bobot itu lebh tepatnya ketentuan dari si peneliti

Anda mungkin juga menyukai