Patut dicermati, dalam ayat ini digunakan kataalshbirn,yakniism al-fil(kata benda yang memiliki
sifat sabar). Kata tersebut lebih kuat dibandingkan
denganal-ladzna shabar(kata kerja: orang yang
sabar).Penggunaanism al-filitu menunjukkan bahwa
sifat sabar itu yang diharapkan itu bersifat permanen
dan terus menerus. Bukan hanya sesekali saja.
Secara keseluruhan, Ibnu Katsir memaknai ayat ini
dengan ungkapan:Kalian tidak dapat masuk surga
hingga kalian diuji; dan Allah melihat di antara kalian
yang berjihad di jalan-Nya dan sabar menghadapi
musuh.
Harapan Syahid
Dalam ayat berikutnya Allah SWT berfirman:Walaqad
kuntum tamannawna al-mawt min qabli an
talqawhu(sesungguhnya kamu mengharapkan mati
sebelum kamu menghadapinya). Menurut al-Thabari
dan al-Syaukani, kataal-mawt(kematian) di sini
bermaknaasbb al-mawt(penyebab kematian), yakni
perang. Imam al-Qurthubi dan al-Alusi menafsirkannya
sebagai mati syahid. Menurut al-Alusi, tidak masalah
memiliki harapan tersebut. Harapan itu bukan berarti
mengharapkan terjadinya kemenangan kaum kafir.
Namun harapan yang dimaksud adalah harapan untuk
mendapatkan sesuatu yang mengantarkan pelakunya
mendapatkan kemuliaan syahid, bukan yang lain.
Ikhtisar:
Mengharapkan masuk surga harus disertai upaya yang
mengantarkannya
Berjihad di jalan Allah dan menjadi orang yang sabar adalah di
antara amal yang dapat mengantarkan pelakunya masuk surga
Harapan mati syahid harus dibuktikan dalam medan jihad