Bhopal Accident
Bhopal Accident
Stevent - 13012110
I.
guna memproduksi senyawa metil isosianat (MIC) yang diperlukan dalam proses sintesis pestisida.
Dan pada tahun 1980, untuk pertama kalinya unit reaktor Bhopal mulai beroperasi menghasilkan tiga
galon MIC. Prioritas utama semua industri pada umumnya adalah untuk mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya dengan proses yang seekonomis mungkin. Hal tersebut sering memicu pelaku
industri untuk memangkas anggaran-anggaran yang dianggap tidak penting demi mendapatkan
keuntungan yang jauh lebih besar seperti yang dilakukan oleh UCIL. UCIL memangkas tenaga kerja dari
450 pekerja menjadi hanya 150 pekerja. Ruang kontrol pada akhirnya hanya dioperasikan oleh satu
pekerja yang harus mengawasi 70 line termasuk salah satunya temperatur dan tekanan tank yang
menampung senyawa MIC. Sejak tahun 1981, telah tercatat banyak kasus kecelakaan yang terjadi di
pabrik UCIL bahkan beberapa diantaranya memakan korban jiwa. Pada bulan Oktober 1982, senyawa
MIC bocor dari kerangan (valve) yang rusak dan mengakibatkan empat pekerja sesak napas dan
mengalami iritasi di bagian mata. Senyawa MIC dikenal sebagai salah satu senyawa kimia yang paling
berbahaya dan mematikan. Threshold limit value atau disingkat menjadi TLV senyawa MIC di Bhopal
hanyalah 0,02 ppm. Kejadian ini lantas mengindikasikan bahwa operasi yang berlangsung di pabrik
UCIL sangat membahayakan lingkungan sekaligus keselamatan masyarakat sekitar sewaktu-waktu
karena lokasi pabrik yang terletak tidak jauh dari permukiman warga yang berpopulasi 120.000 jiwa.
Pertengahan tahun 1983, Mukund selaku manager operasi UCIL memerintahkan pemadaman sistem
safety pada unit operasi pabrik yang kian menurun tanpa mempertimbangkan fakta bahwa masih ada
60 ton MIC yang tersimpan dalam tangki. Pihak UCIL melakukan berbagai upaya untuk bertahan
dengan cara memangkas anggaran di berbagai tempat. Proses refrigerasi tangki diberhentikan demi
mendapatkan keuntungan lebih setiap harinya. Hal tersebut jelas bertentangan dengan prosedur
penyimpanan senyawa MIC yang harus dijaga berada pada temperatur 0C. Untuk menghemat
konsumsi energi batubara, flare yang berfungsi untuk membakar gas-gas beracun yang dilepas ke
atmosfer juga dipadamkan. Keselamatan kerja yang kian memburuk membuat para teknisi profesional
dan berpengalaman memutuskan untuk berhenti bekerja. Operasi pabrik yang berjalan menyimpang
dari prosedur yang seharusnya berakibat pada kecelakaan hebat yang terjadi pada tanggal 2
Desember 1984. Pada waktu itu senyawa MIC disimpan di dalam tiga tangki yang terbuat dari bahan
stainless steel yang berkode 610, 611, dan 619. Tangki 610 berisi 90.000 pon senyawa MIC memenuhi
87% volume total tangki sedangkan kapasitas yang diperbolehkan hanyalah 50% volume tangki. Salah
Kecelakaan hebat pun terjadi ketika 4 ton MIC bersama dengan hidrogen sianida beserta produk reaksi
lainnya meletup menembus udara bebas Bhopal melalui pipa ventilasi pada jam 00.30. Dikarenakan
sistem safety yang telah dipadamkan sebelumnya, maka alarm kecelakaan tidak berbunyi secara
otomatis namun satu jam setelah terdeteksinya ada kebocoran gas. Sirene tanda gawat darurat
penduduk sekitar yang menghirup udara yang terpolusi oleh gas MIC yang sangat mematikan. Selain
dari pada gas MIC, fosgen, hidrogen siandia, karbon monoksia, hidrogen klorida, oksida nitrogen,
monometil amin dan karbon dioksida juga ikut serta memperparah polusi udara yang ada. Karena
komposisi gas beracun yang bermassa jenis lebih tinggi dari pada udara, gas beracun terakumulasi di
bagian bawah dekat dengan tanah dan menyebar sampai ke permukiman penduduk-penduduk
sekitar. Gejala awal yang diderita para penduduk sekitar adalah batuk-batuk, iritasi mata, rasa
terbakar pada organ pernapasan, sesak napas, sakit yang luar biasa pada perut, dan muntah-muntah.
Total jumlah korban jiwa yang disebabkan oleh kecelakaan
hebat tersebut masih misteri sampai sekarang. Pihak
pemerintah India mengatakan bahwa sebanyak 500
korban jiwa meninggal dunia pada hari pertama dan 1.200
lainnya pada hari kedua. UNICEF mencatat 10.000 korban
jiwa meninggal dunia yang tersebar di berbagai kota dan
200.000 korban yang menderita akibat menghirup gas MIC.
Hembusan angin yang kurang bersahabat pada saat itu
membuat polusi udara menyerang beberapa kota kecil
Gambar 2 Tragedi Bhopal Memakan Ribuan
Korban JIwa
juga antar generasi. Para korban menderita gangguan di mata, organ pernapasan, sistem saraf, dan
juga dari segi psikologi. Tingkat mortalistas perinatal (kematian janin) dan juga moratalitas neonatal
(kematian bayi yang baru lahir) juga meningkat dengan pesat pada saat itu. Anak-anak menderita
gangguan pertumbuhan dan juga intelektual. 43,2% wanita yang berusia reproduktif menderita
reruntuhan pabrik menjadi semacam tugu peringatan dari tragedi yang mematikan itu. Timbunan
bahan kimia beracun masih menumpuk dan dibiarkan di udara terbuka. Karena itulah, masyrakat
Bhopal tidak menganggap tragedi itu sebagai sesuatu yang hanya terjadi di masa lalu, tetapi sebagai
tragedi yang terus berlangsung dan harus mereka hadapi setiap hari. Mereka yang selamat dari
kebocoran gas di Bhopal bersatu untuk menarik perhatian terhadap penderitaan mereka dan
menuntut tanggung jawab perusahaan. Pemerintah India segera menutup pabrik Union Carbide tidak
lama setelah insiden dan menahan tiga petingginya. Pada tahun 1989, UCIL membayar 470 juta dolar
Amerika kepada pemerintah India sebagai dana kompensasi insiden. Pada tahun 1993, Komisi Medis
Internasional Bhopal didirikan utnuk membantu mengatasi berbagai masalah serta menangani efek
pasca bencana yang berkepanjangan. Beberapa tahun kemudian, UCIL dijual ke perusahaan
multinasional lainnya bernama Dow Chemical. Dow Chemical juga menolak bertanggung jawab atas
efek pasca kecelakaan hebat tersebut. Pada Oktober 2004, Mahkamah Agung India menyetujui
rencana kompensasi yang akan membayarkan ganti rugi sebesar 350 juta dolar Amerika kepada lebih
dari 570.000 korban bencana. Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya air layak minum untuk
penduduk sekitar Bhopal, pemerintahan Madhya Pradesh mencanangkan program untuk
meningkatkan persediaan air layak minum dan pada bulan Desember 2008, sidang pemerintahan
Madhya Pradesh memutuskan bahwa limbah beracun harus dikelola sebagaimana mestinya di
Ankleshwar, Gujarat.
keselamatan (safety) menjadi penting terhadap segala kegiatan yang berpotensi dan akan
berdampak terhadap lingkungan. Untuk setiap dunia industri, keselamatan merupakan sebuah hal
yang harus tetap dijaga dan tidak boleh dipandang sebelah mata apapun alasannya. Sistem
keselamatan harus berfungsi dengan sempurna semasa mengendalikan bahan-bahan berbahaya.
Seiring dengan berjalannya waktu, tingkat keselamatan kerja juga akan semakin menurun dan
membutuhkan beberapa usaha lebih yang dilakukan untuk tetap menjaga kestabilan dari setiap
proses yang ada. Upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja adalah
meningkatkan perawatan terhadap alat-alat operasi, pengecekan rutin terhadap komponenkomponen alat, penggunaan tenaga teknisi profesional yang benar-benar ahli di bidangnya. Lokasi
pembangunan industri yang berada dekat dengan lokasi permukiman masyarakat juga tidak
seharusnya mendapat izin bangun. Biasanya perusahaan-perusahaan membangun pabrik-pabrik
pembuat polusi, limbah beracun, dan proyek-proyek industri berbahaya lainnya di lokasi tempat
tinggal orang-orang yang tertekan oleh kemiskinan dan berstatus rendah. Dengan cara ini, negaranegara miskin dan komunitas miskin sering menjadi tempang pembuangan limbah bagi industriindustri beracun, produk beracun, dan polusi beracun. Di dalam kasus seperti ini, pihak
pemerintahlah yang seharusnya berdiri tegak dan merumuskan peraturan-peraturan yang
mengatur persoalan izin lokasi pembangunan pabrik guna melindungi masyarakat kecil. Pabrik
sebaiknya berada di kawasan yang jauh dari permukiman penduduk guna meminimalisir dampak
apabila terjadi kesalahan operasi sewaktu-waktu. Prinsip-prinsip untuk mengurangi bahaya dari
pencemaran lingkungan dari sektor industri adalah sebagai berikut:
diakses
diakses
pada