PADI DI INDONESIA
Oleh:
NAMA
: FIRDAUS
NIM
: G11114319
KELAS
:D
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I....
..
12
1.1 Latar
belakang
1.2 Rumusan
masalah
BAB
II
..
2.1
Awal
Peradaban
Manusia
Mengenal
Bercocok
Tanam.....
2.2 Asal Mula Padi Berasal Dari Peradaban Nuswantarah
2.3 Periode Peradaban Bercocok Tanam Padi...
BAB III..
..
3.1 Kesimpulan.
..
3.2 Saran
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini dan pada tahun-tahun mendatang, beras masih akan menjadi sumber
pangan sebagian besar penduduk Indonesia. Untuk mencapai kemandirian pangan
hingga tahun 2005 Indonesia membutuhkan 34 juta ton beras atau setara dengan
54 juta ton GKG/tahun. Meski program diversifikasi pangan sudah sejak lama
dicanangkan, tetapi belum juga terlihat tanda penurunan konsumsi beras, bahkan
cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Pengembangan dan peningkatan produksi beras nasional mutlak diperlukan
dengan sasaran utama pencapaian swasembada pangan dan kesejahteraan petani.
Kenyataan menunjukkan bahwa produksi padi nasional sejak tahun 1970 hingga
2004 meningkat hampir tiga kali lipat. Hal ini tentu terkait dengan peningkatan
produktivitas dan luas areal tanam. Kebutuhan beras di Indonesia diperkirakan
akan terus meningkat sehingga prospek tanaman padi di Indonesia cukup bagus.
Keberhasilan upaya peningkatan produksi padi nasional tidak terlepas pula dari
implementasi berbagai program intensifikasi yang didukung oleh inovasi
teknologi pancausahatani, terutama varietas unggul dan teknologi budi daya,
rekayasa kelembagaan, dan dukungan kebijakan pemerintah.
Kebutuhan pangan nasional sebenarnya dapat dipenuhi dari produksi dalam
negeri dan impor. Namun karena jumlah penduduk terus bertambah dan tersebar
di banyak pulau maka ketergantungan akan pangan impor menyebabkan
rentannya ketahanan pangan sehingga berdampak terhadap berbagai aspek
12
kehidupan, termasuk sosial, ekonomi, dan bahkan politik. Usahatani padi sudah
memberikan kesempatan kerja dan pendapatan bagi lebih dari 21 juta rumah
tangga dengan sumbangan pendapatan 25-35%. Oleh karena itu, beras tetap
menjadi komoditas strategis dalam perekonomian dan ketahanan pangan nasional
ke depannya.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini untuk mengetahui prospek tanaman padi di
Indonesia dan menganalisa ekonomi petani tanaman padi di Indonesia.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan menjadi dasar pembahasan makalsah ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi argribisnis padi di Indonesia?
2. Bagaimana prospek, potensi dan arah pengembangan padi di Indonesia?
12
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi Prospek Padi di Indonesia
Laju peningkatan produktivitas padi di Indonesia cukup tinggi yang mencapai
1,0% per tahun, tetapi disamping itu luas panen turun 0,9% per tahun (Tabel 1).
Indeks panen (IP) diketahui pula menurun, dari 1,56 ditahun 2002 menjadi 1,43 di
tahun 2003. Penurunan IP menggambarkan bahwa usahatani padi mulai tersaing
dengan usahatani komoditas selain padi yang lebih menguntungkan. Pada tahun
2004, produksi padi mencapai 54,09 juta ton, ini berarti naik 3,74% dari tahun
sebelumnya. Walaupun demikian setelah tahun 1984 Indonesia dinyatakan
mencapai swasembada beras, 20 tahun kemudian (2007) negara ini kembali
berswasembada beras.
Tabel. 1. Produksi, luas panen dan produktivitas usahatani padi indonesia,
2003 dan 2004
Parameter
2003
2004
12
Indonesia
Produksi (000 ton GKG)
52.14
54.09
11.49
11.92
Produktivitas (kw/ha)
45.38
45.36
24.64
5.38
6.11
Produksi (kw/ha)
52.40
51.87
24.45
6.20
Jawa
Luar Jawa
39.22
39.38
12
12
12
intensitas tanam (IP), pengembangan di areal baru, termasuk sebagai tanaman sela
di lahan perkebunan dan lahan bukaan baru.
Peningkatan produktivitas padi dapat diupayakan melalui (1) peningkatan
hasil potensial dan aktual varietas melalui perbaikan genetik potensi hasil,
ketahanan terhadap kendala biotik (hama dan penyakit), toleransi terhadap
cekaman abiotik (kekeringan dan keracunan), dan perbaikan teknik budidaya
menggunakan alat bantupenetapan teknologi spesifik lokasi (PTT yang diperbaiki,
prescription farming); dan (2) percepatan inovasi teknologi melalui jaringan
penelitan dan pengkajian, petak demonstrasi, pengembangan, sosialisasi, dan
pendampingan.
Keuntungan dari percepatan dan perluasan adopsi teknologi adalah: (1)
peningkatan produksi lebih terjamin karena sifat lahan sudah dipahami petani; (2)
penggunaan lahan lebih hemat sehingga lahan yang lain dapat digunakan untuk
komoditas lainnya; (3) peluang peningkatan pendapatan petani lebih besar karena
teknologi yang diterapkan sudah matang dan diyakini efektif meningkatkan hasil
dan efisiensi, dan (4) usaha agribisnis lebih mudah karena daerah penerima adopsi
umumnya telah memiliki infrastruktur yang memadai. Namun, strategi ini tidak
menumbuhkan daerah pertanian baru atau kurangnya pemerataan pembangunan
pertanian dan penyerapan tenaga kerja.
E. Strategi Peningkatan Padi Nasional
Strategi yang dapat ditempuh dalam meningkatkan produksi padi nasional
adalah: (1) mendorong sinergi antarsubsistem agri-bisnis; (2) meningkatkan akses
petani terhadap sumberdaya, modal, teknologi, dan pasar; (3) mendorong
peningkatan produktivitas melalui inovasi baru; (4) memberikan insentif
berusaha; (5) men-dorong diversifikasi produksi; (6) mendorong partisipasi aktif
seluruh stakeholder; (7) pemberdayaan petani dan masyarakat; (8) pengembangan kelembagaan (kelembagaan produksi dan penanganan pascapanen, irigasi,
koperasi, lumbung pangan desa, keuangan dan penyuluhan).
F. Kebijakan Pengembangan Padi
Kebijakan pengembangan padi diarahkan pada: (1) pembangun-an dan
pengembangan kawasan agribisnis padi yang modern, tangguh, dan pemberian
12
jaminan kehidupan yang lebih baik bagi petani; (2) peningkatan efisiensi
usahatani melalui inovasi unggul dan berdaya saing; (3) pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, efisien dan produktif serta
berkelanjutan yang dapat mendukung ketahanan ekonomi dan pelestarian
lingkungan;
(intensifikasi),
(4)
perluasan
areal
tanam
(ekstensifikasi),
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prospek usaha penanaman padi di Indonesia sangat besar peluangnya. Upaya
peningkatan produksi padi guna mempertahankan swa-sembada sampai tahun
2025 membutuhkan upaya peningkatan produksi padi guna mempertahankan swasembada sampai tahun 2025 membutuhkan investasi sebesar Rp.85,4 trilyun
untuk pengembangan dan perluasan adopsi teknologi (varietas dan pendekatan
budidaya). Dukungan kebijakan pemerintah terhadap pelaku agribisnis padi, baik
masyarakat (petani) maupun swasta, akan mempercepat upaya peningkatan
investasi.
Selain itu, sasaran produksi dan produk berbasis beras juga ditujukan untuk
peningkatan kualitas, jenis, dan nilai gizi, selaras dengan dinamika permintaan
dan preferensi konsumen yang makin beragam dan meningkat yang ditempuh
melalui pendekatan perbaikan genetik maupun teknologi pascapanen.
12
Biaya produksi dalam usahatani terdiri dari Biaya tetap dan biaya variabel,
Biaya yang dibayarkan dan biaya yang tidak dibayarkan, Biaya langsung dan
biaya tidak langsung. Berdasarkan data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa
Penerimaan total (Total Revenue /TR) usahatani padi dalam satu tahun adalah
adalah sebesar Rp. 16.875.000. Total biayanya (TC) dalam satu tahun sebesar
Rp 3.543.752. Pendapatan Total sebesar Profit () = TR TC =Rp. 16.875.000 Rp 3.543.752 = Rp. 13.331.248.
12