ENZIM
Disusun Oleh :
Nama
: Firdaus
NIM
: G111 143 19
Kelas
:A
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur-unsur kimia pada sel hidup mengalami berbagai proses dan reaksi.
Pada setiap reaksi kimia organik dibutuhkan katalisator untuk mempercepat reaksi
kimia. Enzim memiliki fungsi sebagai biokatalisator yaitu mempercepat proses
suatu reaksi kimia tanpa ikut terlibat dalam reaksi tersebut. Maksudnya, enzim
tidak ikut berubah menjadi produk melainkan akan kembali ke bentuk asalnya
setelah reaksi kimia selesai. Enzim mengubah molekul awal zat, substrat, menjadi
hasil reaksi yang molekulnya berbeda dari molekul awal (produk).
Enzim merupakan zat yang paling menarik dan penting di alam. Pertama,
sangat penting untuk menyadari bahwa enzim bukanlah benda hidup. Mereka
benda mati, sama seperti mineral. Tapi juga tidak seperti mineral, mereka dibuat
oleh sel hidup. Enzim adalah benda tak hidup yang diproduksi oleh sel hidup.
Oleh karena itu, enzim sudah tidak diragukan memiliki peran yang sangat
penting dalam kehidupan. Tidak hanya dalam kehidupan manusia, tetapi bagi
hewan dan tumbuhan. Bahkan bisa dikatakan bahwa enzim berperan penting
dalam kelangsungan alam ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan enzim?
2. Apa pengertian enzim?
3. Bagaimana tata nama, klasifikasi dan spesifikasi enzim?
4. Jelaskan ciri ciri enzim
5. Jelaskan sumber sumber enzim?
6. Jelaskan jenis jenis enzim?
7. Bagaimanakah struktur dari enzim?
8. Jelaskan sifat sifat enzim?
9. Apa sajakah faktor faktor yang mempengaruhi enzim?
10. Apa sajakah Peranan dan Fungsi Enzim Dalam Kehidupan?
1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengetahui sejarah perkembangan enzim.
2. Agar dapat mengetahui pengertian, tata nama, klasifikasi, dan spesifikasi
enzim.
3. Agar dapat memahami ciri ciri dari enzim
4. Agar dapat mengetahui sumber sumber
5. Agar dapat mengetahui jenis jenis enzim
6. Agar dapat memahami struktur dari enzim
7. Agar dapat mengetahui Sifat sifat enzim
8. Agar dapat mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi enzim
9. Agar dapat mengetahui Peranan dan Fungsi Enzim Dalam Kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Enzim
Hal-hal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam
dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari sebagai satu jurusan
tersendiri, tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi
terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan,
dan cabang-cabang ilmu pertanian.
Pada akhir tahun 1700-an dan awal tahun 1800-an, pencernaan daging
oleh sekresi perut dan konversi pati menjadi gula oleh ekstrak tumbuhan dan
ludah telah diketahui. Namun, mekanisme bagaimana hal ini terjadi belum
diidentifikasi.
Pada abad ke-19, ketika mengkaji fermentasi gula menjadi alkohol oleh
ragi, Louis Pasteur menyimpulkan bahwa fermentasi ini dikatalisasi oleh gaya
dorong vital yang terdapat dalam sel ragi, disebut sebagai "ferment", dan
diperkirakan hanya berfungsi dalam tubuh organisme hidup. Ia menulis bahwa
"fermentasi alkoholik adalah peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan dan
organisasi sel ragi, dan bukannya kematian ataupun putrefaksi sel tersebut."
Pada tahun 1878, ahli fisiologi Jerman Wilhelm Khne (18371900)
pertama kali menggunakan istilah "enzyme", yang berasal dari bahasa Yunani
yang berarti "dalam bahan pengembang" (ragi), untuk menjelaskan proses ini.
Kata "enzyme" kemudian digunakan untuk merujuk pada zat mati seperti pepsin,
dan kata
Mengikuti praktek Buchner, enzim biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang
dikatalisasi oleh enzim tersebut. Umumnya, untuk mendapatkan nama sebuah
enzim, akhiran -ase ditambahkan pada nama substrat enzim tersebut (contohnya:
laktase, merupakan enzim yang mengurai laktosa) ataupun pada jenis reaksi yang
dikatalisasi (contoh: DNA polimerase yang menghasilkan polimer DNA).
Penemuan bahwa enzim dapat bekerja diluar sel hidup mendorong
penelitian pada sifat-sifat biokimia enzim tersebut. Banyak peneliti awal
menemukan bahwa aktivitas enzim diasosiasikan dengan protein, namun beberapa
ilmuwan seperti Richard Willsttter berargumen bahwa proten hanyalah bertindak
sebagai pembawa enzim dan protein sendiri tidak dapat melakukan katalisis.
Namun, pada tahun 1926, James B. Sumner berhasil mengkristalisasienzim urease
dan menunjukkan bahwa ia merupakan protein murni. Kesimpulannya adalah
bahwa protein murni dapat berupa enzim dan hal ini secara tuntas dibuktikan oleh
Northrop dan Stanley yang meneliti enzim pencernaan pepsin (1930), tripsin, dan
kimotripsin. Ketiga ilmuwan ini meraih penghargaan Nobel tahun 1946 pada
bidang kimia.
Penemuan bahwa enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya mengijinkan
struktur enzim ditentukan melalui kristalografi sinar-X. Metode ini pertama kali
diterapkan pada lisozim, enzim yang ditemukan pada air mata, air ludah, dan telur
putih, yang mencerna lapisan pelindung beberapa bakteri. Struktur enzim ini
dipecahkan oleh sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh David Chilton Phillips
dan dipublikasikan pada tahun 1965. Struktur lisozim dalam resolusi tinggi ini
menandai dimulainya bidang biologi struktural dan usaha untuk memahami
bagaimana enzim bekerja pada tingkat atom.
2.2 Pengertian Enzim
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di
dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan
dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa
habis bereaksi
protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut
sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul
yang berbeda, disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada
suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan
enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan
metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
2.3 Ciri-Ciri Enzim
Ciri ciri dari enzim ialah sebagai berikut :
o Merupakan sebuah protein, Jadi sifatnya sama dengan protein yaitu dapat
menggumpal dalam suhu
o Bekerja secara khusus, Artinya hanya untuk bekerja dalam satu reaksi saja tidak
dapat digunakan dalam beberapa reaksi.
o Dapat digunakan berulang kali, Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim
tidak berubah pada saat terjadi reaksi.
o Rusak oleh panas Enzim tidak tahan pada suhu tinggi, kebanyakan enzim hanya
bertahan pada suhu 500C, rusaknya enzim oleh panas disebut dengan denaturasi.
o Dapat bekerja bolak balik, Artinya satu enzim dapat menguraikan satu senyawa
menjadi senyawa yang lain. ISOZIM Isozim atau Iso-enzim adalah dalam suatu
campuran terdapat lebih dari satu enzim yang dapat berperan dalam suatu substrat
untuk memberikan suatu hasil yang sama. Keuntungan bagi tumbuhan yang
mengandung isoenzim adalah karena isozim isozim tersebut akan memiliki
tanggapan yang berbeda terhadap faltor faktor lingkungan. Setiap isozim
dihadapkan pada lingkungan kimia yang berbeda dab masing masing berperan
pada posisi yang berbeda dalam lintasan metabolic.
2.4 Tata Nama Enzim
Nama enzim sering kali diturunkan dari nama substrat ataupun reaksi
kimia yang ia kataliskan dengan akhiran -ase.
Misalnya :
o Enzim yang mengkatalisis pati (amilum ) diberi nama amilase.
o Enzim yang mengkatalisis lemak (lipos) diberi nama lipase.
o Enzim yang mengkatalisis protein diberi nama proteinase
o Atau diberikan nama sesuai dengan tipe reaksi kimia, misalnya :
Sumber
-amilase
Aspergillus oryzae
Bacillus amyloliquefaciens
Bacillus licheniformis
-glukonase
Aspergillus niger
Bacillus amyloliquefaciens
Glucoamylase
Aspergillus niger
Rhizopus sp
Glukosa isomerase
Arthobacter sp
Bacillus sp
Lactase
Kluyveromyces sp
Lipase
Candida lipolytica
Pectinase
Aspergillus sp
Penicilin acylase
Eschericia coli
Protease, asam
Aspergillus sp
Protease, alkali
Aspergillus oryzae
Bacillus sp
Protease, netral
Bacillus amyloliquefaciens
Bacillus thermoproteolyticus
Pullulanase
Klebsiela aerogenes
b. Laktase
B. Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya
di luar sel. Umumnya berfungsi untuk mencernakan substrat secara hidrolisis,
untuk dijadikan molekul yang lebih sederhana dengan BM lebih rendah sehingga
dapat masuk melewati membran sel. Energi yang dibebaskan pada reaksi
pemecahan substrat di luar sel tidak digunakan dalam proses kehidupan sel.
2. Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis
A. Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang merupakan
pemindahan elektron, hidrogen atau oksigen. Sebagai contoh adalah enzim
elektron transfer oksidase dan hidrogen peroksidase (katalase). Ada beberapa
macam enzim electron transfer oksidase, yaitu enzim oksidase, oksigenase,
hidroksilase dan dehidrogenase.
B. Transferase
Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu
molekul ke molekul yang lain. Sebagai contoh adalah beberapa enzim sebagai
berikut:
1. Transaminase adalah transferase yang memindahkan gugusan amina.
2. Transfosforilase adalah transferase yang memindahkan gugusan fosfat.
3. Transasilase adalah transferase yang memindahkan gugusan asil.
C. Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh enzim
adalah:
1. Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis gugusan ester
karboksil.
2. Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester lipida).
3. Peptidase adalah hidrolase yang menghidrolisis protein dan polipeptida.
D. Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau penambahan
gugusan dari suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis, sebagai contoh
adalah:
1. L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi
pengambilan air dari malat sehingga dihasilkan fumarat.
2. Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi
pengambilan gugus karboksil.
E. Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi,
yaitu:
1. Rasemase, merubah l-alanin D-alanin
2. Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat D-xylulosa-5-fosfat
3. Cis-trans isomerase, merubah transmetinal cisrentolal
4. Intramolekul ketol isomerase, merubah D-gliseraldehid-3-fosfat dihidroksi
aseton fosfat
5. Intramolekul
suksinil-
transferase
atau
mutase,
merubah
metilmalonil-CoA
CoA
F. Ligase
Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan
dibebaskannya molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat, sebagai contoh adalah
enzim asetat=CoASH ligase yang mengkatalisis rekasi sebagai berikut:
Asetat + CoA-SH + ATP Asetil CoA + AMP + P-P
3. Enzim lain dengan tatanama berbeda
Ada beberapa enzim yang penamaannya tidak menurut cara di atas,
misalnya enzim pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk enzim
permease. Permease adalah enzim yang berperan dalam menentukan sifat selektif
permiabel dari membran sel.
substrat.
2. Inhibitor Nonkompetisi
Inhibitor nonkompetisi pengauhnya tdak dapat dihilangkan
dengan
adanya penambahan substrat lain, dimana inhibitor ini akan berikatan dengan
permukaan enzim tanpa lepas dan lokasinya tidak dapat diganti oleh substrat.
Sehingga daya kerja inhibitor sangat tergantung dari konsentrasi inhibitor dan
aktivitas inhibitor terhadap enzim.
d. Konsentrasi Substrat
Mekanisme kerja enzim juga ditentukan oleh jumlah atau konsentrasi
substrat yang tersedia. Jika jumlah substratnya sedikit, kecepatan kerja enzim juga
rendah. Sebaliknya, jika jumlah substrat yang tersedia banyak, kerja enzim juga
cepat. Pada keadaan substrat berlebih, kerja enzim tidak sampai menurun tetapi
konstan.
o Pada kepekatan substrat rendah, bilangan molekul enzim melebihi bilangan
molekul substrat. Oleh itu,cuma sebilangan kecil molekul enzim bertindak balas
dengan molekul substrat.
o Apabila kepekatan substrat bertambah, lebih molekul enzim dapat bertindak balas
dengan molekul substrat sehingga ke satu kadar maksimum.
o Penambahan kepekatan substrat selanjutnya tidak akan menambahkan kadar tindak
balas kerana kepekatan enzim menjadi faktor pengehad.
2.11 Spesifikasi Enzim
Ada 2 teori mengenai cara kerja enzim, yaitu:
o Teori gembok anak kunci (key-lock)
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu
jenis substrat saja Gambar 3.4 A) Substrat sesuai dengan sisi aktif seperti gembok
kunci dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik.
Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah
sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang
sama.
o Teori cocok terinduksi (induced fit).
Sisi aktif enzim lebih fleksibel dalam menyesuaikan struktur substrat.
Ikatan antara enzim dan substrat dapat berubah menyesuaikan dengan substrat.
Inhibitor Merupakan zat yang dapat menghambat kerja enzim. Bersifat reversible
dan irreversible.
2.12 Peranan dan Fungsi Enzim Dalam Kehidupan
Terdapat berbagai macam peranan atau Fungsi dari enzim yakni :
o Reduksi, yaitu reaksi penambahan hydrogen, electron atau pelepasan oksigen.
o Dehidrasi yaitu pelepasan molekul uap air (H20).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Enzim adalah senyawa organik yang berperan sebagai katalis yaitu
untuk mempercepat proses dan reaksi kimia yang sedang berlangsung. Enzim
bekerja secara spesifik pada satu jenis substrat. Namun, ada satu enzim yang dapat
bekerja pada beberapa jenis substrat. Enzim sangat berguna untuk bagi manusia,
hewan, dan tumbuhan. Oleh karena itu, keberadaan enzim sangat dibutuhkan
untuk kelangsungan kehidupan di alam ini.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah
substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu
dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah
protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman
berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara
optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan
enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh
molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim,
sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan
racun adalah inihibitor enzim.
3.2 Saran
Kesempurnaan makalah ini tergantung pada motivasi dan saran
yang membangun dari para pembaca. Maka dari itu, penulis mengharapkan
masukan ataupun saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Pack, Pilip. 2008. Cliffsap Biologi Edisi ke-2. Cet I. Pakar karya: Jakarta.
Prawirohartono, Slamet. 2004. Kimia Unutk SMA kelas XI. Bumi Aksara:
Jakarta.
Harminto, Sundowo. 2001. Biologi umum. Universitas terbuka. Jakarta.
Patta, Muis. 2011. Kimia Organik. Sekolah Menengah Analis Kimia.
Makassar.
Girindra, A. 1986. Biokimia 1. Gramedia. Jakarta.
Poedjiadi, A., F.M. T. Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press.
Jakarta.