Anda di halaman 1dari 4

Alam memang merupakan guru yang terbaik bagi anak untuk mengenalkannya pada

Sang Pencipta.
 
 
Mungkin kita cukup ingat bagaimana dialog hati Nabi Ibrahim saat ia mencari hakikat
Tuhan. Ia membaca alam sekitarnya, pada bulan, matahari, bintang dan lainnya.
Sehingga kemudian muncul sebuah penyadaran yang mencerahkan, kalo di zaman
sekarang kita sebut sebagai kecerdasan spiritual.
 
Mungkin itulah salah satu yang menyebabkan saya sangat bersemangat mengajak
keluarga pergi kemping di akhir pekan lalu. Tentu sebuah tantangan bagaimana kami
bisa menjadikan mereka menikmati kegiatan outdoor bagi 3 balita di rumah kami:
Zee (4 tahun 3 bulan) Taqiya (2 tahun 9 bulan) dan Tsabita (14 bulan).
 
 
Liburan tahun baru Islam yang jatuh pada hari Jumat kali ini membuat saya
mendapatkan tambahan hari libur. Kesempatan ini tentu tidak dilewatkan begitu
saja. Alhamdulillah jadilah, kami sekeluarga bersama rekan kami dengan 1 balitanya
melakukan aktivitas outdoor bersama. Sungguh menyenangkan!
 
 
Berikut ini adalah sedikit paparan saya terkait alasan mengapa saya mengajak
mereka pergi kemping dalam usia yang masih di bawah 5 tahun.
 
1.      Mengenalkan kebesaran Sang Pencipta melalui keindahan alam
Sebagaimana dialog Nabi Ibrahim di atas, tentu saya pun berharap anak-anak
bisa banyak belajar tentang kebesaran Tuhan-Nya dengan memperhatikan, dan
membaca alam sekitarnya. Tentu mungkin belum sampai tahap kontemplasi
yang njimet tapi setidaknya mengantarkan mereka pada dialog-dialog ringan
sambil bercerita.
 
 
2.      Mengenalkan alam lebih dekat kepada anak-anak
Sering kita mengenalkan tentang ekosistem alam kepada anak melalui gambar
dan cerita, namun learn by doing merupakan proses optimalisasi dari seluruh
kecenderungan gaya belajar yang ada baik visual, auditorial dan kinestesis. Maka
mengajak mereka pergi ke gunung atau ke pantai lalu bermalam di sana tentu
akan menghadirkan pengalaman dan pengetahuan yang sangat berkesan bagi
mereka. Definisi tentang pantai akan mereka dapati secara utuh dan nyata.
Begitu juga dengan seluruh komponen alam disekitarnya.
 
 
3.      Alternatif hiburan-liburan yang sehat dan menyenangkan
Sebagai anak yang tinggal di kawasan perkotaan, Zee dan Taqy adalah balita yang
cukup mengerti tentang asyiknya jalan-jalan ke Mall. Dan dalam beberapa
kesempatan, antusiasme dan kesukaan mereka sangat ekspresif ditunjukannya.
Di banding ajakan pergi ke perpustakaan maka mereka akan sangat gembira
ketika kami-orang tuanya mengatakan: “yuk, kita ke Mall”… “Yeeee… asyiiik”
jawab mereka spontan. Dasar, anak Mall. tentu kami tidak mengharapkan
mereka jadi tergantung dan menyukai kegiatan yang pada tahap-tahap tertentu
dekat sekali dengan gaya konsumerisme tersebut. Bagi kami ke Mall itu hanya
untuk belanja kebutuhan sehari-hari yang memiliki kelebihan praktis dan nyaman
serta untuk membeli buku atau sekedar memuaskan mata yang lapar akan istilah
“pseudo-intelektual”.  Hehe..
 
 
4.      Menguatkan fisik dan  mental-jiwa anak
Alasan yang satu ini tentu tak perlu diperdebatkan lagi. Saat mereka berada di
arena kemping yang berada di tepi pantai, membuat mereka siap beradaptasi
dengan pertemuan angin darat dan angin laut. Belum lagi masalah cuaca dan
iklim yang cukup ekstrim. Ingat loh, kami tinggal di bawah sumbu khatulistiwa. 
Kemudian bermain dengan ombak juga ternyata mampu mengaktifkan sel-sel
otot untuk terus bergerak dengan lincah dan penuh keriangan. Atau setidaknya
menjadi wahana bagi anak untuk menaklukkan rasa takut dan was-was mereka.
Belum lagi saat malam, ada banyak suara alam disekitar mereka yang asing atau
berjalan di pekat malam dengan berbekal senter mengambil air di sumbernya.
Waah.. tentu tak cukup jika menuliskan semua factor yang menyebabkan kita
setuju bahwa alasan ini sangat tepat untuk membawa mereka melakukan
kegiatan kemping lagi—untuk menguatkan fisik dan jiwa mereka….

5.      Melatih Jiwa Kepemimpinan/leadership


Rintangan dan tantangan alam biasanya mampu menumbuhkan jiwa
kepemimpinan anak. Setidaknya mereka belajar untuk bertanggung jawab atas
diri mereka sendiri dalam menaklukkan masalah-masalah yang dihadapi
bersama. Lalu kemudian muncul upaya pembagian tugas dan tanggung jawab,
ada yang memimpin dan ada pula yang dipimpin. Untuk anak balita kami,
setidaknya mereka sudah belajar bagaimana bertanggungjawab terhadap
barang-barang bawaannya, lalu yang lebih tua harus membantu dan melindungi
yang muda, dst. Hehe..
 
6.      Melatih Keberanian dan Kemandirian Anak
Dalam upaya menaklukkan rasa takut pada gelap, anak-anak-terutama zee dan
taqy masing-masing sudah dibekali lampu senter. Biasa-lah sudah barang tentu
barang itu dijadikan objek pembuktian superioritas masing-masing. Abang Zee
berulangkali membanggakan senter kecil hitam-kuningnya, sementara Taqy rela
dengan head lamp yang ikat kepalanya sudah kendur. Hehe.. padahal head lamp
itu semua sudah puas dipakai oleh abang-nya.
Pada kemping ini kami tidak menyalakan api unggun, penerangan hanya cukup
dengan lilin lampion dan senter serta lampu emergency yang sudah kami
persiapkan dari rumah.
 
Pada kesempatan lain, Zee juga sempat menemani saya mengambil air seember
dari sumbernya yang berjarak tak kurang 50m dari lokasi tenda kami dipandu
dengan senter kecilnya. Dan Alhamdulillah tak ada rasa takut terlihat dari dirinya.
Mungkin juga karena dia merasa aman bersama abu-nya. Namun setidaknya saya
sedikit berbangga kalau bocah satu ini tidak takut dengan kegelapan.
 
7.      Membangun Sweet Memories
Alasan ini memang pantas dijadikan urutan ke-7. Bayangkan saja, sementara
banyak orang tua bersama anak-anaknya menghabiskan waktu di Mall atau di
tempat-tempat lain: taman hiburan modern, kami justru melakukan kegiatan
outdoor yang extra ordinary: Kemping!
Pada dasarnya, saya ingin membangun kenangan manis masa kanak-kanak
mereka dengan sesuatu yang penuh dengan tantangan, dekat dengan alam dan
tentu sesuatu yang unforgettable. Jadilah pilihan kemping ini menjadi satu dari
sekian pilihan yang menarik. Dan Alhamdulillah, anak-anak cukup enjoy.
 
8.      Melatih Kesabaran
Yak.. alasan ini diurutkan ke nomor 8. hehe.. angka yang kalo kita tuliskan selalu
tanpa jeda atau putus. Artinya, memang kesabaran hendaknya tidak pernah
habis, dan bukan hanya dalam kegiatan kemping. Dimana pun dan kapan pun…
mendidik anak itu mesti dibekali senjata sabar yang melimpah. Hehe..
 
Dalam situasi kemping ini setidaknya saya mencoba melatih kesabaran anak-anak
dan tentu kami sebagai orang tua:
1.      sabar menghadapi cobaan alam, bisa hujan, panas atau bahkan badai
sekalipun.
2.      sabar menerima kesulitan dan kesukaran/keterbatasan yang ada. Harus rela
tidur di atas alas yang keras dan jauh dari empuk. Apalagi ditambah soal
udara dan suasana yang belum tentu cocok dengan kebiasaan.
3.      sabar menghadapi kerewelan salah satu anggota keluarga. Nah ini khusus
untuk orang tuanya… hehehe..

9.      Menyatukan dan merekatkan kebersamaan


Alasan ke-9 ini erat kaitannya dengan bagaimana kita bisa menciptakan rasa
kebersamaan antar sesama anggota keluarga. Dalam aktivitas kemping, tentu
banyak hal yang harus dilakukan bersama-sama, dan saling tolong-menolong
satu sama lain. Saling berbagi (berbagi tempat tidur, berbagi tugas, berbagi
makan dan juga berbagi waktu untuk selalu bersama dalam harmoni,.. hehe
lebaay ndak sih… 
 
10.  24H spending time together
Yang terakhir, terkait dengan point 9, berbagi waktu untuk selalu bersama. Bagi
anda dan siapa pun yang kadang sulit mempunyai waktu bersama keluarga,
melalui kegiatan kemping ini—apalagi misalnya lokasinya susah dijangkau sinyal,
maka mau tidak mau, waktu ada tidak akan diganggu oleh siapa-siapa (urusan
kerjaan dan lainnya) sehingga minimal selama 24 jam penuh anda akan benar-
benar bersama anak-anak. (sayang, jika anda menggunakan produk T@#k*m$e1
(thiiiit: sensor.) dimana saja selalu ada sinyalnya.. hehehe… siap-siap saja akan
selalu ada telp masuk
Dan akhirnya dari sejak tiba sampai dengan keesokan harinya saya bisa bersama-
sama dengan kedua balita saya--karena yang ketiga lebih asyik nempel ama
Umminya, menghabiskan waktu bermain di pantai, bercerita sebelum tidur,
bermain kartu ingatan, bermain pasir maupun aktivitas membersihkan area
kemping.

Anda mungkin juga menyukai