Anda di halaman 1dari 12

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

METODE SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERAN

ANGGOTA KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.

AGUSTIN ZUMALA LATIFA


CHATARINA RIKA A.P
NISA MUTHI AFINA
YUSTINIZAR K

(K5114002)
(K5114011)
(K5114032)
(K5114054)

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kenyataan sehari hari sering kita jumpai sejumlah
guru yang menggunakan metode tertentu yang kurang atau tidak
cocok dengan isi dan tujuan pengajaran. Akibatnya, hasilnya tidak
memadai, bahkan mungkin merugikan semua pihak terutama pihak
siswa

dan

keluarganya,

walaupun

kebanyakan

mereka

tidak

menyadari hal itu. Agar proses belajar mengajar berjalan dengan


lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran, guru sebaiknya
menentukan pendekatan dan metode yang akan digunakan sebelum
melakukan proses belajar mengajar. Pemilihan suatu pendekatan
dan metode tentu harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
dan

sifat

materi

Pembelajaran

yang

dengan

akan

menjadi

menggunakan

objek

banyak

pembelajaran.
metode

akan

menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih bermakna.


Dalam dunia pendidikan, kita banyak mengenal berbagai
macam

ragam

metode

pengajaran,salah

satunya

metode

sosiodarma danbermain peran.Memang untuk mrncapai tujuan


pendidikan dengan baik guru dituntut agar menguasai metodemetode pengajaran,sehingga selain tercapainya tujuan,siswa dapat
menerima,mencerna,paham

dan

mengerti

pelajaran

yang

di

ajarkan.
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan masingmasing,namun yang penting untuk diperhatikan oleh seorang
guru,adalah ketepatan dalam memilih,menentukan mana diantara
metode-metode itu yang lebih tepat dan cocok diterapkan dalam
situasi pengajaran,serta kemampuan mengkombinasikan metodemetode yang telah di tetapkan itu secara harmonis dan serasi.
Dengan kata lain untuk menyaajikan pengajaran yang lebih menarik
perhatian/minat bagi anak didik,antara satu mata pelajaran dengan
yang

lainnya

berbeda,bahkan

amatlah
diantara

diperlukan

dengan

bahan-bahan

metode

materi

yang

tertentupun

memerlukan metode yang berlainan,meskipun masih di dalam satu


bedang studi tertentu.

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan


untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Kata strategi
mula-mula dipakai oleh kalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam merancang
peperangan. Sedang dalam dunia pendidikan strategi dimaksudkan sebagai daya
upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses pembelajaran. Bila strategi telah ditentukan maka agar dapat
mencapai suatu tujuan memerlukan cara atau metode dalam menerapkan sebuah
strategi tersebut. Banyak sekali metode pembelajaran disekolah yang bisa digunakan
untuk mencapai tujuan salah satunya adalah metode Sosiodrama dan Bermain Peran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Metode Sosiodrama dan Bermain Peran?
2. Apa saja jenis-jenis metode sosiodrama ?
3. Bagaimana langkah-langkah menggunakan metode sosiodrama dan bermain
peran?
4. Apa kelebihan dan kekurangan metode sosiodrama dan bermain peran?
C. Tujuan

Mengetahui dan menerapkan Metode Sosiodrama dan Bermain Peran

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN

Metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran


dengan

mempertunjukkan

atau

mempertontonkan

atau

mendemontrasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial.


Istilah sosiodrama dan bermain peranan (role playing) dalam
metode merupakan dua istilah yang kembar, bahkan didalam
pelaksanaanya dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan silih
berganti
Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan dua buah metode
mengajar yang mengandung pengertian yang dapat dikatakan bersama dan karenanya
dalam pelaksanaan sering disilih gantikan. Istilah sosiodrama berasal dari kata sosio
atau sosial dan drama. Kata drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalam
kehidupan manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, benturan antara
dua orang atau lebih. Sedangkan bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai
orang yang dimainkannya, misalnya berperan sebagai guru, anak yang sombong,
orang tua dan sebagainya.
Kedua metode tersebut biasanya disingkat menjadi metode sosiodrama yang
merupakan metode mengajar dengan cara mempertunjukkan kepada siswa tentang
masalah-masalah hubungan sosial, untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa dibawah pimpinan
guru. Melalui metode ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam
hubungan antara sesama.
Jadi Metode Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk
memecahkan

masalah-masalah

yang

berkaitan

dengan

fenomena

sosial,

permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah


kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya.
Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan
masalah-masalah

sosial

serta

mengembangkan

kemampuan

siswa

untuk

memecahkanya.
Dalam metode sosiodrama dan bermain peran, anak didik bisa memerankan
tingkah laku tokoh secara bebas sesuai dengan imajinasi mereka, selain itu mereka
akan lebih menghayati pelajaran yang diberikan. Unsur yang menonjol dari
metode sosiodrama dan bermain peran adalah unsur hubungan kemasyarakatan,
seperti berperan sebagai pahlawan, petani, dokter, guru, dan sebagainya.

Metode sosiodrama dan bermain peran bisa diterapkan pada seluruh jenjang
pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai jenjang sekolah menengah atas.
Dalam melaksanakan metode sosiodrama dan bermain peran pada jenjang kelas
rendah tidak perlu disusun suatu cerita secara khusus, guru cukup menggambarkan isi
cerita secara garis besar, kemudian kepada anak didik ditentukan peran-peran yang
ada dalam cerita tersebut
B. Jenis jenis Metode SosioDrama
Adapun jenis metode sosio drama adalah :
1. Permainan Penuh
Permainan penuh dapat digunakan untuk proyek besar yang tidak dibatasi waktu
dan sumber. Permainan penuh ini merupakan alat yang sangat baik untuk menangani
masalah yang kompleks dan kelompok yang berhubungan dengan masalah itu.
Permainan mungkin asli atau disesuaikan dengan situasi, untuk memenuhi permintaan
distributor komersial atau organisasi perjuangan, keagamaan, sosial, pendidikan,
industri, dan professional.
2. Pementasan situasi atau kreasi baru
Teknik ini mungkin setingkat dengan permainan penuh, tetapidirancang hanya
untuk memainkan sebagian masalah atau situasi. Bentuk permainan drama
memerlukan orientasi awal dan diskusi tambahan atau pengembangan lanjutan
kesimpulan dengan menggunakan metode lain. Pementasan situasi dapat digunakan
untuk memerankan kembali persidangan pengadilan, pertemuan dan persidangan
badan legislative.
3. Playlet
Playlet adalah jenis permainan drama ketiga. Playlet meliputi kegiatan berskala
kecil untuk menangani masalah kecil atau bagian kecil dari masalah besar. Jenis ini
dapat digunakan secara tunggal atau untuk mengemas pementasan masalah yang
menggunakan metode lain, atau serangkaian playlet dapat digunakan bersama untuk
menggambarkan perkembangan masalah secara bertahap.

4. Blackout

Blackout adalah jenis permainan drama yang ke empat.Jenis ini biasanya


hanya meliputi dua atau tiga orang dengan dialog singkat mengembangkan latar
belakang secukupnya dalam pementasan yang cepat berakhir.
C. Langkah-Langkah Metode Sosiodrama
Keberhasilan proses permainan peran sangat tergantung pada kecerdasan dan
kemampuan pimpinan membantu pemain dalam menjalankan peran mereka.
Pimpinan disini bisa ketua organisasi, ketua pertemuan, atau anggota kelompok yang
menguasai proses permainan peran. Kegiatan permainan peran itu sendiri sebenarnya
menjadi salah satu langkah dari proses permainan peran. Langkah yang lain berfungsi
mempersiapkan pemain dan pengamat, atau membantu menginterpretasikan
permainan. Permainan peran sebagai proses pendidikan meliputi beberapa langkah.
Pimimpin harus menguasai setiap langkah dan memberitahukannya kepada anggota
kelompok.
Agar lebih mudah memahami langkah-langkah guru dalam memimpin sosiodrama,
ikuti contoh berikut ini:
Pada suatu hari Bu Murni berkata kepada para peserta didiknya: pada minggu
yang lalu sudah pernah ibu bicarakan bagaimana seharusnya bergaul antara satu sama
lain. Hari ini akan ibu coba suatu cara yang lain. Di tengah-tengah cerita ibu akan
berhenti dan beberapa diantara kalian akan diminta memainkan cerita itu sampai
selesai menurut kesukaan kalian. Saya kira hal ini akan menarik, kita tidak perlu
menghafal pembicaraan-pembicaraan. Semuanya dapat dilakukan secara spontan
sesuai dengan imaginasi masing-masing, seperti keadaan sesungguhnya dalam
kehidupan sehari-hari. Dengarkan baik-baik jalan ceritanya dan nama-nama pemain
akan saya tulis di papan tulis agar mudah diingat.
Langkah 1 :
Guru menerangkan teknik ini dengan cara sederhana.
Dalam keadaan ini mungkin seorang guru terlebih dahulu memperkenalkan
sosiodrama secara kecil-kecilan dengan ikut memainkan kejadian sederhana dengan
seorang atau dua orang peserta didik dengan mengambil tema pergaulan, misalnya
bagaimana berbicara dengan orang yang baru dikenal, bagaimana cara meminjam
buku diperpustakaan, dan sebagainya. Tetapi di kelas bu Marni ini guru merasa bahwa
peserta didik sudah cukup mengerti penjelasan lisan guru.
Langkah 2

Guru menceritakan kejadian awal.


ini kisahnya kata Bu Murni. Seorang gadis Minang berpacaran dengan pemuda
Jawa. Mereka sudah sepakat akan menikah segera setelah selesai studi. Akan tetapi,
begitu sang gadis lulus, ternyata orang tuanya telah menjodohkannya dengan seorang
pemuda putra teman dagang orang tuanya. Sang gadis berontak, pergi ke rumah
kekasihnya dan tidak mau pulang.
Langkah 3:
Guru menunjuk beberapa orang pelaku.
Guru menunjuk bberapa siswa untuk menjadi Nining (si gadis), Amat (pemuda jawa),
Ayah dan Ibu Nining, dan Ayah dan Ibu Amat.
Langkah 4 :
Guru menetapkan dengan jelas masalah dan peranan yang harus dimainkan oleh
para pelaku. Bila sosiodrama baru diadakan pertama kali seyogyanya guru memilih
peserta didik yang kiranya dapat melakukan tugas itu. Pada kesempatan berikutnya
barulah guru menyruh peserta didik yang mengajukan diri secara sukarela. Guru
menetapkan peranan mereka dan berkata: Adegan ini menggambarkan:
a. Nining yang baru lulus, duduk bersama ayah dan ibunya mulai mengutarakan
keinginannya untuk bermenantukan pedagang. Suasana mulai tegang meliputi
keuarga Nining karena Nining menolak
b. Di rumah keluarga Amat, Nining sudah lari ke rumah Amat dan mengutaraka
masalahnya kepada Amat.
c. Orang tua Amat masuk, mereka membicarakan jalan keluar yang sebaikbaiknya.
Langkah 5 :
Guru menetapkan peranan pendengar. Seorang atau dua orang peserta didik yg
bertindak kurang bersungguh sungguh dapat merusak suasana kelas dan karenanya
akan meusak suasana kelas, karenanya akan merusak sosiodrama. Maka guru perlu
sering memperingatkan pendengar agar pemain tetap dapat melaksanakan peranannya
dengan baik.
Langkah 6 :
Guru menyarankan kalimat pertama. Agar supaya sosiodrama segera dapat dimulai,
Bu Murni berkata: Mari kita mulai, mungkin ibu si Nining dapat mengutarakan
pendapatnya dulu, bahwa Nining telah dilamar oleh seorang relasi dagang ayahnya.
Selanjutnya teruskan dengan bebas.

Langkah 7 :
Guru menghentikan sosiodrama pada detik-detik masalah diskusi umum. Guru
memuji para atas permainan mereka dan kelas bagaimana pendapat mereka tentang
penyelesaian itu.
Langkah 8 :
Guru memberi kesempatan kepada pendengar (pesrta didik lain) untuk memberikan
pendapat / mencari pemecahan dengan cara-cara lain, kemudian diambil kesimpulan
dalam diskusi terakhir ini kemungkinan terjadai diskusi yang seru karena adanya
perbedaan pendapat. Timbul pertanyaan, apakah dalam keadaan yang sebenarnya
mereka juga berani berkata demikian? Sampai dimanakah manusia berani mengambil
keputusan yg sama apabila dalam situsi yg menekan. Permainan peranan ini
menimbulkan sejumlah masalah yg perlu dicamkan oleh para peserta didik. Perasaan
mereka dapat diperkuat oleh pengalaman yg realitis itu.
D. Kelebihan dan Kelemahan Metode Sosiodrama
1. Kelebihan
- Dapat mengembangkan kreatifitas siswa (dengan peran yang dimainkan siswa
-

dapat berfantasi).
Memupuk kerjasama antara siswa.
Menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama.

Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan


siswa. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan
yang saling untuk dilupakan

Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas


menjadi dinamis dan penuh antusias.

Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa


serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan
sosial yang tinggi

Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional


siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi

lapangan kerja.
Memupuk keberanian berpendapat di depan kelas.
Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan
dalam waktu singkat.

2. Kelemahan
- Sosiodrama dan bermain peran memerlukan waktu yang relatif panjang.

Memerlukan kreatifitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun

murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya.


Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk

memerlukan suatu adegan tertentu.


Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain peran mengalami kegagalan, bukan
saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran

tidak tercapai.
Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
Memerlukan persiapan yang teliti dan matang.
Kadang-kadang anak didik tidak mau mendramatisasikan suatu adegan karena

malu.
Kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa apabila pelaksanaan dramatisasi

itu gagal.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan
yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba,
gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk
memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta
mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkanya.

Sebagaimana dapat kita maklumi bahwa mengajar merupakan usaha yang sangat
kompleks, sehingga sulit untuk menentukan tentang bagaimana mengajar yang baik itu.
Mengingat belajar adalah proses bagi anak didik untuk membangun pemahaman, maka
aktivitas pembelajaran hendaknya memberikan kesempatan kepada anak untuk
melakukan hal secara lancar dan termotivasi dengan cara melibatkan anak didik secara
langsung, oleh sebab itu kemampuan pendidik dalam menciptakan intraksi juga
diperlukan.
Dalam metode sosiodrama dan bermain peran, anak didik bisa memerankan
tingkah laku tokoh secara bebas sesuai dengan imajinasi mereka, selain itu mereka akan
lebih menghayati pelajaran yang diberikan. Unsur yang menonjol dari metodesosiodrama
dan bermain peran adalah unsur hubungan kemasyarakatan, seperti berperan sebagai
pahlawan, petani, dokter, guru, dan sebagainya. Tinggal bagaimana kita akan memilih
metode apa yang tepat untuk membantu anak didik itu mencapai tujuan.

DAFTAR PUSTAKA

Dirdjosoemarto dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar Biologi.


Bandung : FPMIPA UPI dan JICA IMSTEP.
http://digilib.uinsby.ac.id/9860/5/bab%202.pdf

Purnomo, Bayu Gilang, http://Purnama-bgp.blogspot.in/2011/11/metode-sosiodramadan-bermain-peran_01.html diambil pada Minggu 23 November 2014 jam 02:00
Roestiyah. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Syah Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru.
Bandung : Remaja Rosda Karya

PERTANYAAN SELAMA DISKUSI


1. Nabila (K5114030)
a. Apakah murid dapat berkreasi menentukan tema untuk
melakukan sosiodrama sendiri, atau harus ditntukan oleh guru?
Jawab: tetap guru yang menentukan tema dan masalah untuk
sosiodramanya, karena ini tujuannya guru memberi pelajaran
sesuai kurikulum yang ada melalui sosiodrama. Namun bisa
saja guru memerintahkan pada siswa untuk membuat drama
sendiri tanpa dipandu guru, namun tema tetap ditentukan
guru.
b. (menambahi) Drama juga dibedakan menjadi Drama
makro(diperankan oleh manusia) dan mikro (diperankan oleh
boneka atau wayang, atau sejenisnya)
2. Rasmi (K5114036)
Apakah perbedaan yang mendasar dari jenis-jenis sosiodrama
tadi?
Jawab : Perbedaan yang mendasar terdapat pada durasi drama
dan areanya.
3. Yumna (K5114053)
Bagaimana cara mengatasi siswa yang malu untuk melakukan
sosiodrama?
Jawab: bisa dengan menunjuknya menjadi pemeran pembantu
dulu, yang keluarnya jarang-jarang. Kemudian pada sosiodrama
berikutnya diberi peran yang lebih banyak munculnya, hingga dia
lebih berani tampil dan tidak malu.

Anda mungkin juga menyukai