Anda di halaman 1dari 2

PAKET KEBIJAKAN JILID I

-Pertama, mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi, debirokratisasi, serta penegakan
hukum dan kepastian usaha.
-Kedua, mempercepat proyek strategis nasional dengan menghilangkan berbagai hambatan dan sumbatan
dalam pelaksanaan dan penyelesaian proyek strategis nasional. Hal itu dilakukan dengan
penyederhanaan izin, penyelesaian tata ruang dan penyediaan lahan, serta percepatan pengadaan
barang dan jasa pemerintah. "Serta diskresi dalam penyelesaian hambatan dan perlindungan hukum.
Pemerintah juga memperkuat peran kepala daerah untuk melakukan dan atau memberikan dukungan
pelaksanaan proyek strategis nasional," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
-Ketiga, peningkatan investasi di sektor properti dengan mengeluarkan kebijakan untuk mendorong
pembangunan perumahan khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), serta membuka
peluang investasi yang lebih besar di sektor properti.

PAKET KEBIJAKAN JILID II


-mempercepat layanan investasi di Tanah Air. Investasi yang dilakukan di kawasan industri yang tadinya
perizinan badan usaha delapan hari, dan 11 perizinan lainnya tidak diperlakukan sebagai izin lagi tapi
sebagai standar atau sebagai syarat
-Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) diminta untuk memiliki notaris sendiri (inhouse notaris) agar
investor tidak perlu bolak balik untuk mengurus akta ke notaris.

PAKET KEBIJAKAN JILID III


-untuk memperbaiki dan mempermudah iklim usaha, serta memperjelas pengurusan perizinan dan syarat
berusaha di Indonesia.
-dalam paket ini ada dua poin besar yaitu mengenai penurunan tarif dan atau harga. Kedua, penyederhanaan
izin pertanahan, bidang pertanahan untuk kegiatan penanaman modal. Untuk kelompok pertama harga
BBM, harga avtur, elpiji 12 kilogram, pertamax dan pertalite efektif turun sejak 2015, untuk harga gas
industri akan ditetapkan sesuai kemampuan daya beli industry. untuk tarif listrik PT PLN (Persero)
sebelumnya telah menerapkan tarif penyesuaian (adjustment) dan untuk pelanggan dengan tipe I3 dan I4
telah dilakukan penyesuaian. Dalam paket ini, BUMN kelistrikan tersebut juga menambah insentif dengan
memberikan diskon harga pemakaian listrik untuk tengah malam
-penyederhanaan izin pertanahan untuk bidang pertanahan untuk kegiatan penanaman modal dengan
merevisi Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 2 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan dan
Pengaturan Agraria. Perpanjangan HGU lahan 200 ha yang sebelumnya 20 hingga 50 hari diperpendek
menjadi tujuh hari kerja, dan 14 hari kerja untuk lahan di atas 200 ha.

PAKET KEBIJAKAN JILID IV


-kebijakan lebih difokuskan pada persoalan upah buruh, kredit usaha rakyat (KUR), hingga lembaga
pembiayaan ekspor. Pemerintah memutuskan untuk menetapkan formula penentuan yang sederhana
dan jelas untuk upah minimum provinsi (UMP). Ini bertujuan agar terbuka lapangan kerja seluas-luasnya
dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.
-Kebijakan kedua, terkait pemberian KUR yang sedianya telah tercantum dalam paket kebijakan ekonomi
yang dikeluarkan sebelumnya. Penekanannya, dalam paket ini penerima kredit diubah dan akan
diberikan kepada perorangan atau karyawan yang melakukan kegiatan usaha produktif.
-Terakhir, kebijakan ini juga menyinggung soal lembaga pembiayaan ekspor dalam hal ini Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang diminta fokus untuk melakukan pembiayaan pada usaha kecil
dan menengah (UKM).

PAKET KEBIJAKAN V
-

fokus pada pemberian insentif keringanan perpajakan melalui penghilangan pajak berganda, serta
penilaian kembali aset yang dimiliki perusahaan (revaluasi aset). dapat dilakukan untuk keseluruhan
ataupun sebagian aset yang dimiliki perusahan. Bahkan, perusahaan yang memiliki pembukuan dan
memiliki penerimaan dalam mata uang dolar Amerika Serikat (USD) juga diizinkan untuk melakukan
revaluasi aset.
penghilangan pajak berganda untuk kontrak investasi kolektif (KIK) atau di Singapura dikenal
sebagai Real Estate Investment Trust (REIT). Penghilangan pajak berganda ini tidak hanya berlaku
untuk perusahan real estate, tapi juga untuk seluruh perusahan infrastruktur termasuk jalan tol dan
kompleks pelabuhan.

PAKET KEBIJAKAN VI
-

paket yang pertama mengenai upaya dalam rangka menggerakkan perekonomian di wilayah
pinggiran, melalui pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK). Secara sederhananya, melalui
paket ini ada beberapa kawasan di daerah itu ditetapkan menjadi KEK.
KEK Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara
2. KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur
3. KEK Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah
4. KEK Morotai, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara
5. KEK Tanjung Api-Api, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan
6. KEK Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten
7. KEK Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat
8. KEK Belitung, Kota Belitung, Sulawesi Utara.

Paket kedua, terkait penyediaan sumber daya air menyusul adanya putusan Mahkamah Konstitusi
(MK) mencabut UU Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Putusan MK itu selain
menyatakan UU lama Nomor 11 tahun 1974 menjadi berlaku, itu ada sejumlah prinsip. Ada enam
prinsip yang ditetapkan MK.
Paket kebijakan ketiga, mengenai penyederhanaan perizinan di Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) khususnya untuk impor obat atau bahan baku obat, serta makanan. pengurusan
perizinan impor obat menjadi lebih sederhana dan diperkirakan prosesnya hanya memakan waktu
satu jam. Pasalnya, proses pengurusan izin 100% online dan tanpa kertas.

Anda mungkin juga menyukai