Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Segala Puja dan puji syukur kita haturkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita berbagai macam nikmat terutama nikmat sehat dan sempat sehingga alhamdulillah kami
dapat menyelesaikan makalah tentang komunikasi dalam keperawatan ini dapat
diselesaikan dengan apa adanya dan tepat pada waktunya. Apabila didalam makalah ini masih
terdapat kekeliruan, oleh sebab itu kami mengharapkan keritikan dan saran dari Bapak Dosen
dan Teman-Teman agar saya memiliki bahan untuk merefisi makalah ini.
Semoga makalah yang saya tulis ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi tementemen mahasiswa keperawatan dan semoga bisa menjadi bahan refrensi untuk pembelajaran kita
bersama.

Penyusun:
KELOMPOK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

: PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah ..
3. Tujuan .

BAB II

: PEMBAHASAN

A. Konsep dasar komunikasi.


a) Definisi komunikasi
b) Prinsip komunikasi
c) Jenis komunikasi
d) Karakteristik dasar komunikasi
e) Metode komunikasi
f) Fungsi komunikasi
B. Faktor yang mempengaruhi komunikasi .
a) Faktor yang berhubungan dengan proses komunikasi
b) Faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam pelayanan
keperawatan
c) Hambatan dalam proses komunikasi
d) Upaya-upaya untuk mengatasi hambatan
C. Tehnik-tehnik komunikasi
BAB III

: PENUTUP .

A. Kesimpulan .
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan aktifitas penting manusia dalam menjalani kehidupan .sebagai
bagian dari mahluk sosial yang sarat dengan keberagaman ,kebutuhan ,dan kepentingan serta

harapan-harapan yang ingin dicapai , manusia tidak bisa lepas dari aktipitas
komunikasi.Profesi perawat merupakan salah satu profesi yang yang sarat dengan proses
komunikasi baik dengan masyarakat pada lingkungan maupun dengan pasain yang waktu
intraksinya paling lama, sehingga seorang perawat dituntut mempunyai keterampilan
komunikasi yang mampu memberikan hal fositip bagi klien .
Skil komunikasi yang memadai,baik dan benar serta efektif akan berdampak pada
kepribadian seorang tenaga kesehatan dan akan menjadi kebiasan yang baik dalam
menjalankan profesinya sebagai tenaga kesehatan. Upaya untuk membiasakan diri dengan
pola komunikasi ,hendaknya kita mengetahui dan memahami konsep-konsep
komunikasi,model-model komunikasi sehingga kita bisa memberikan pelayanan
keperawatan dengan menerapkan konsep-konsep keperawatan tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.3 TUJUAN

BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat dan pemberian


nasihat. Yang terjadi antara dua orang atau lebih yang berkerja sama. Komunikasi juga
merupakan sesuatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara
yang gampang sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima.(suharli,
Kmunikasi dalam manajemen keperawatan merupakan unsure yang penting dalam
aktifitas manajer keperawatan dan sebagai bagian yang selalu ada dalam proses manajemen
keperawatan bergantung pada posisi manajer dalam struktur organisasi (nursalam,2015)
2.2 Komponen Komunikasi
Terdapat enam komponen komunikasi sebagai berikut :
a. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan atau mengirim pesan
b. Komunikan, yaitu orang yang menerima pesan
c. Pesan, yaitu sesuatu yang di sampaikan oleh pengirim kepada seseorang yang di tuju
(penerima) dengan maksud dan tujuan tertentu. Pesan yang di sampaikan dapat berupa
verbal, tertulis, ataupun nonverbal
d. Lingkungan, yaitu tempat dimana komunikasi di laksanakan. Lingkungan ini dapat
berupa lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Lingkungan internal meliputi
nilai nilai, kepercayaan, temperament, dan tingkat stress pengirim pesan dan penerima
pesan. Sedangkan lingkungan eksternal meliputi keadaan cuaca, suhu, factor kekuasaan,
dan waktu.
e. Media pesan, yaitu alat atau sarana perantara yang di gunakan oleh pengirim pesan
dengan tujuan agar pesan bias sampai kepada penerima. Misalnya pendengaran,
pengelihatan, sentuhan, media cetak, ataupun media elektronik
f. Tingkat pesan, yaitu tingkat pentingnya pesan, yang dapat berbentuk informasi, kata,
atau symbol lain
Dengan mengenal komponen komponen pesan tersebut , seorang perawat di harapkan
mampu menganalisis situasi dan menentukan komponen mana yang harus di perhatikan
dalam satu kondisi dan situasi. Dengan demikian, komunikasi yang di lakukan dapat
mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

2.3 Model Komunikasi

Terdapat beberapa model yang dapat di gunakan untuk menjelaskan bagaimana


organisasi dan orang berkomunikasi. Komunikasi dalam hal ini adalah sesuatu yang
kompleks. Model model komunikasi di antaranya adalah sebagai berikut :
A. Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis adalah bagian yang terpenting dalam organisasi.
Dalam mencapai kebutuhan individu/staf, setiap organisasi telah mengembangkan
metode penulisan dalam mengngomunikasikan pelaksanaan dan pengelolaan,
misalnya publikasi perusahaan, surat menyurat ke staf, pembayaran, dan jurnalitik.
Manajer harus terlibat dalam komunikasi tertulis, khususnya kepada stafnya.
Asosiasi pendidikan kesehatan di amerika (1988), menyarankan untuk
memerhatikan hal hal berikut dalam komunikasi tertulis dan memo pada suatu
organisasi :
1) Mengetahui apa yang ingin di sampaikan sebelum memulai menulis.
2) Menulis nama orang dalam tulisan perlu di pertimbangkan dampak nya.
3) Gunakan kata aktif, karena akan mempunyai pengaruh yang baik.
4) Gunakan kata yang sederhana, familiar, spesifik, dan nyata.
5) Gunakan seminimal mungkin kata-kata yang tidak penting. Temukan cara
yang baik untuk menggambarkan inti tulisan sehingga orang lain mudah
mengerti.
6) Tulislah kalimat dengan kurang dari 20 kata dan masukan satu ide dalam
setiap kalimat. Lalu, tuliskan kalimat yang penting dan jadikan isu pertama.
7) Berikan pembaca sebuah petunjuk konsistensi penggunaan istilah, dan
pesan.
8) Aturlah isi tulisan secara sistematis
9) Gunakan pargraf untuk mempermudah pembaca.
10) Focus komunikasi harus di definisikan secara jelas
B. Komunikasi secara langsung/verbal
Tujuan komunikasi verbal assertiveness prilaku asertiv ( asertivines )
adalah suatu cara kimunikasi yang memberikan kesempatan bagi individu untuk
meng ekspresikan perasaannya sevcara langsung, jujur, dan dengan cara yang sesuai
tanpa menyinggung perasaan lawan bicara.
Manajer selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan
bawahan baik secara formal ataupun informal. Namun mereka juga melakukan
komunikasi secara verbal pada pertemuan formal, baik kepada individi dalam
kelompok atau presentasi secara formal

C. Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan ekspresi
wajah, gerakan tubuh, dan sikap tubuh atau bodylanguage. Menurut Arnold dan
Boggs (1989), komunikasi non verbal meliputi komponen meosi terhadap pesan
yang di terima atau di sampaikan. Oleh sebab itu, komunikasi nonverbal lebih
mengandung arti yang signifikan di bandingkan komunikasi verbal. Akan tetapi,
dapat menjadi sesuatu yang membahayakan jika komunikasi nonverbal diartiakan
salah tanpa adanya penjelasan secara verbal.
Ada beberapa hal kunci dalam komunikasi nonverbal yang dapat terjadi
tanpa atau dengan komunikasi nonverbal, yaitu :
1) Lingkungan : tempat dimana komunikasi di laksanakan merupakan bagian
penting pada proses komunikasi.
2) Penampilan : pemakaian pakaian, kosmetik, dan sesuatu yang menarik
merupakan bagian dari komunikasi nonverbal yang perlu di identifikasi.
3) Kontak mata : bermakna kesedian seseorang untuk berkomunikasi.
4) Postur tubuh dan gerakan (gesture) : bobot suatu pesan bias di tingkatkan
dengan orang yang menunjukan telunjuknya, berdiri atau duduk
5) Ekspresi wajah : komunikasi yang efektif memerlukan respon wajah yang
setuju terhadap pesan yang di sampaikan.
6) Suara, intonasi, isi (volume) dan refleksi : cara tersebut menandakan
bahwa pesan dapat di transfer dengan baik.
Manajer yang efektif akan melakukan komunikasi verbal dan nonverbal,
supaya individu ( atasan dan bawahan akan menerima pesan dengan jelas.
D. Komukasi via telfon
Pada era modern ini (bahkan sudah postmodern), media komunikasi semakin
berkembang pesat. Salah satu diantaranya adalah media telekomunikasi seperti
telefon dan handphone. Saat ini manajer sangat bergantung pada komunikasi
dengan menggunakan telefon dan handphone ini. Dengan kemudahan sarana
komunikasi tersebut, memungkinkan manajer untuk merespons setiap
perkembangan dan masalah dalam organisasi. Oleh sebab itu, untuk menjaga citra
organisasi, manajer dan semua staf harus sopan dan menghargai lawan bicara setiap
berbicara melalui telefon. Jika ada orang lain yang sedang menunggu untuk

berbicara dan menggunakan pesawat telefon bersama, maka waktu yang digunakan
harus singkat dan berbicara seperlunya saja untuk menghindari kesan negative.

E. HAMBATAN DALAM BERKOMUNIKASI


Hambatan-hambatan yang dapat terjadi dalam berkomunikasi antara pesawat
dengan klien dapat teratasi apabila pesawat mengetahui beberapa ucapan yang perlu
dihindari dalam kondisisepertio dibawah ini.
1. Member nasehat atau memberitahu cara pemecahan masalah keperawatan yang
menunjukkan seakan-akan klien tidak mampu melakukan sendiri. Contoh :
mengapa anda tidak melakukan
bila saya adalah anda maka saya akan
akan lebih baik bila anda
2. Berupaya untuk menentramkan hati, dimana perawat memberikan informasi
tidak berdasarkan fakta tetapi lebih bertujuan untuk memberikan perasaan
seseorang. Contoh : tidak perlu cemas, tidak apa-apa kok
jangan bersedih, semua orang dapat mengalami..
3. Mengalihkan pembicaraan mengenai hal-hal yang mengancam kepada hal-hal
yang kurang mengancam. Hal ini dapat terjadi karena perawat tidak bersedia
atau tidak siap untuk mendengarkan ungkapan perasaan menyakitkan yang
dialami klien. Contoh : kita bicara soal ini lain kali saja ya
4. Membuat penilaian terhadap perilaku klien berdasarkan system nilai yang
dianut oleh perawat. Contoh : anda salah, anda malas untuk berobat.
5. Menunjukkan peerilaku yang berfokus pada diri perawat. Contoh : dapatkah
anda ulangi, saya tidak mendengar.
6. Memberikan pengarahan atau petunjuk yang harus diikuti dengan mengabaikan
kemampuan klien, dan menganggap klien tidak mampu untuk mengatasi
masalahnya. Contoh :bukan begitu caranya, mestinya anda melakukan ..
7. Mengajukan pertanyaan yang berlebihan tanpa memperhatikan perasaan klien.

8. Memberikan komentar klise atau stereotype, yaitu memberikan komentar


dengan kata-kata secara spontan tanpa tujuan yang jelas. Contoh : hati-hati
kalau tidak teratur makan..!
disuntik iya, tidak sakit kok !

Anda mungkin juga menyukai