Anda di halaman 1dari 5

Nama

: Siti Ambar Khalis

NPM

: 1406533434

Kelompok/ Jurusan

: 2/ Teknologi Bioproses

Materi Bahasan

: Hukum Fourier pada dimensi satu tunak dan efisiensi alat

Outline

: 1. Kondisi Batas Konveksi


2. Angka Biot
3. Angka Fourier
4. Penerapan Bagan Heisler
Kondisi Konduksi Batas pada Infinite Plate

PEMBAHASAN
Untuk menganalisis prmasalahan pada perpindahan kalor transien terdapat beberapa
cara, salah satunya adalah dengan penyelesaian yang menggunakan bentuk grafik untuk
memudahkan perhitungan. Untuk mendapatkan grafik yang diinginkan maka ada beberapa
hal yang harus kita pahami yaitu antara lain kondisi batas-konveksi, angka biot, angka
fourier dan bagan heisler.
Kondisi Batas-Konveksi
Dalam kebanyakan situasi praktis, masalah konduksi kalor transien (transien heatconduction) berhubungan erat dengan kondisi batas konveksi (convection boundary
condition) pada permukaan benda padat. Kondisi batas untuk persamaan diferensial itu
tentulah harus disesuaikan untuk dapat memperhitungkan perpindahan kalor konveksi pada
permukaan. Untuk soal benda padat semi-tak berhingga, hal tersebut dapat dinyatakan
dengan:
Kalor yang dikonveksi ke permukaan = kalor yang di konduksi di permukaan
T
hA (T T ) x=0 =kA
Atau
(1)
x x =0

Penyelesaian untuk soal tersebut cukup rumit,oleh karena itu diperinci lagi oleh Schneider.
Hasilnya adalah
2
T T i
hx h
h
=1erf X exp
+ 2
x 1erf X +
(2)
T T i
k
k
k

[ (

Dimana X =

)] [

)]

x
2

Ti = suhu awal benda padat


T = suhu lingkungan
Penyelesaian itu disajikan dalam bentuk grafik seperti berikut:
Gambar 1. Distribusi Suhu pada benda padat semi-tak-berhingga dengan kondisi batas konveksi

Sumber: Holman, J.P. Perpindahan Kalor Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. 1988

Pada problem di atas tersebut berlaku;


T = suhu lingkungan konveksi
T0 = suhu pusat untuk x = 0 dan r = 0
Ti = suhu awal yang seragam pada titik waktu nol
Penyelesaian itu telah dikerjakan pula untuk berbagai bentuk geometri lain. Salah satu
kasus yang terpenting adalah berkaitan dengan plat yang ketebalannya kecil sekali
dibandingkan dengan dimensi lainnya. Hasil analisis untuk bentuk-bentuk geometri ini
disajikan dalam bentuk grafik oleh Heisler.
Gambar 2. Nomenklatur innite plate of thickness 2L satu dimensi tiba-tiba mengalami konveksi lingkungan
Sumber: Holman, J.P. Perpindahan Kalor Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. 1988

Di semua kasus, temperatur lingkungan konveksi di tandai dengan T dan temperatur pusat
untuk x = 0 atau r = 0 adalah T0. Saat waktu awal, setiap padatan di asumsikan harus
memiliki temperatur awal Ti. Temperatur di padatan di tunjukan pada grafik yang terdapat
pada (buku J.P. Holman. Heat transfer:tenth edition . hal 150-157).
Dalam bagan-bagan yang ditunjukkan tersebut harus diingat definisi-definisi berikut:
= T(x,) - T
atau T(r,) T
i = Ti - T
0 = T0 - T

Jika suhu garis pusat yang dicari, maka hanya satu bagan yang diperlukan untuk
mendapatkan nilai o dan To. untuk menentukan suhu di luar pusat, diperlukan dua bagan
untuk menghitung hasil

0
i
i o
(3)

Rugi kalor untuk plat tak berhingga, dan bola diberikan pada gambar 2-4. dimana Q0
menunjukkan isi energi-dalam awal benda, dengan suhu lingkungan sebagai dasar rujukan:
Q0 = cV (Ti-T) = cVi
(4)
Q adalah rugi kalor yang sebenarnya oleh benda itu pada waktu .

Gambar 2. Rugi kalor tak berdimensi pada plat tak-berhingga


Sumber: Holman, J.P. Perpindahan Kalor Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. 19

Angka Biot
Angka Biot atau modulus Biot, dinamakan berdasar fisikawan Prancis Jean-Baptiste
Biot (1774-1862), merupakan rasio antara besaran konveksi-permukaan dan tahanan
konduksi-dalam perpindahan-kalor.
hs
Bi=
(5)
k
dimana

h = koefisien perpindan kalor keseluruhan


k = konduktivitas termal
Angka Biot dapat diartikan dengan membayangkan aliran panas dari cairan panas di
dalam pipa silinder besi ke lingkungan. Ada dua hambatan pada aliran panas tersebut, yaitu
hambatan yang diberikan oleh dinding pipa dan hambatan dari udara atau lingkungan. Pada
kasus ini, hambatan yang diberikan oleh udara lebih besar daripada yang diberikan oleh
dinding pipa sehingga angka Biot-nya akan kurang dari satu. Sementara apabila pipa tersebut
terbuat dari kayu, di mana akan memberikan hambatan yang jauh lebih besar daripada udara,
maka angka Biot-nya akan lebih besar dari satu.
Nilai angka Biot yang rendah berarti bahwa tahanan atau hambatan konduksi-dalam
dapat diabaikan terhadap tahanan konveksi-permukaan. Dengan demikian suhu pada seluruh
bagian benda akan mendekati sama pada tiap-tiap bagiannya, dan dapat digunakan metode
analisis kapasitas-tergabung.
Jika perbandingan V/A dianggap sebagai dimensi karakteristik s, maka eksponen
persamaan dinyatakan dengan angka Biot dan Fourier menjadi
hA
h hs k
=
=
=Bi Fo
(6)
cV cs k c s 2

Angka Fourier
Angka Fourier, dikenal juga sebagai modulus Fourier, merupakan bilangan tak
berdimensi yang digunakan dalam mempelajari perpindahan panas dalam keadaan tak tunak.
Angka Fourier membandingkan dimensi karakteristik benda dengan kedalaman tembus
(penetrasi) gelombang suhu (kira-kira) pada suatu waktu . Angka ini sebanding dengan
perkalian konduktivitas termal dan waktu dibagi dengan densitas media, kapasitas panas pada
tekanan konstan, dan jarak dari pusat media yang mengalir ke permukaan. Dengan rumus
matematis dapat ditulis dengan
k
Fo=
(7)
c s2
Difusifitas termal merupakan hasil pembagian konduktivitas termal dengan densitas
bahan dan kapasitas panas, sehingga bilangan fourier dapat diubah menjadi

Fo= 2
(8)
s
dimana

= difusivitas termal [m2/s]


= karakteristik waktu
s = karakteristik dimensi benda; yaitu setengah tebal untuk plat, dan jari-jari
untuk silinder dan bola.

Penerapan Bagan Heisler


Bagan Heisler diterapkan dengan membagi penyelesaian deret tak berhingga menjadi
beberapa suku saja. Bagan-bagan Heisler hanya dapat digunakan jika angka Fourier lebih
besar dari 0,2.

Fo= 2 >0,2
s
(9)
Penggunaan bagan ini terbatas pada kasus dimana

Tidak ada sumber panas internal;

Difusivitas termal dari benda bernilai konstan;

Permasalahan dapat dianggap sebagai satu dimensi;

Temperatur awal benda sama (uniform);

Sistem dikenakan perubahan temperatur dari lingkungan (atau dari permukaan ketika
1/h = 0).

Daftar Pustaka

Cengel, Yunus. 2006. Heat Transfer 2nd Edition. USA: Mc Graw-Hill


Holman, J.P. 1987. Heat Transfer. New York : Mc Graw Hill
Incropera, F.P., and Dewitt, D.P. 2002. Fundamentals of Heat and Mass Transfer. New Jersey

: John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai