BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inflamasi merupakan respon terhadap cedera pada jaringan hidup
yang memiliki vaskularisasi. Respon ini dapat ditimbulkan oleh infeksi
mikroba, agen fisik, zat kimia, jaringan nekrotik atau reaksi imun. Inflamasi
bertujuan
untuk
menyekat
serta
mengisolasi
jejas,
menghancurkan
Artinya
tanaman;
zaitun,
korma,
anggur
dan
segala
macam
buah-buahan.
yang
biasa
disebut
Self-
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah :
1. Apakah sediaan nanoemulsi spontan minyak buah
merah
sediaan
memberikan
efek
antiinflamasi
dengan
parameter
atau
menghancurkan
organisme
penginvasi,
cedera sel
juga
pertahanannya
dengan
mengencerkan,
menghancurkan
atau
(Mansjoer,1999) :
1. Perubahan vaskular
Respon vaskular pada tempat terjadinya cedera merupakan
suatu yang mendasar untuk reaksi inflamasi akut. Perubahan ini
meliputi perubahan aliran darah dan permeabilitas pembuluh darah.
Perubahan aliran darah karena terjadi dilatasi arteri lokal sehingga
terjadi pertambahan
5-HT2-
pada
manusia,
serotonin
merupakan
memainkan
peran
penting
dalam
proses
bengkak
dan
nyeri.
Bradikinin
menyebabkan
10
NF-KB
(P50-P65)
bebas.
Terlepasnya
ikatan
ini
11
galur
Swiss-Webster
jantan
yang
diinokulasi
Listeria
12
aktivasi
TNF-
danIL-1
dan
ekspresiCOX-2,
peradangan
secara
farmakologi.
Pendekatan
yang
13
: Spermatophyta
14
Kelas
: Angiospermae
Subkelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Pandanales
Famili
: Pandanaceae
Genus
: Pandanus
Spesies
: Pandanus conoideusLam.
15
Kandungan Kimia
Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) ini juga dikenal sebagai
buah merah, tawi, atau Sauk ekendi. Buah, yang merupakan sumber
antioksidan eksogen, mengandung karotenoid, beta -karoten, tokoferol, asam oleat ,asam linoleat, asam dekanoat, omega-3, dan
omega-9. Betakaroten dan tokoferol dalam buah merah yang dianggap
tinggi jumlah antioksidannya (Khiong,2009).
Kandungan
Total karotenoid
1,2 %
16
Total tokoferol
1,1 %
-karoten
0,7 %
-tokoferol
0,5 %
Asam oleat
58 %
Asam linoleat
8,8 %
Asam linolenat
7,8 %
Asam dekanoat
2,0 %
E. Manfaat Tanaman
Kandungan -kriptosantin dalam ekstrak buah merah, walaupun
jumlahnya sedikit (1.460 g/100 g sampel), secara in vitro dapat
menghambat pertumbuhan sel kanker A549 (Surono et al. 2008, Waspodo
dan Nishigaki 2007). Hasil pengujian pada 110 ekor tikus putih betina
(Rattus novergicus) menunjukkan, presentase tikus yang memperlihatkan
gejala tumor menurun setelah diberi minyak buah merah (Munim et al.,
2006).
Penelitian efektivitas buah merah terhadap penyakit malaria pada
manusia dengan cara menilai berat dan gambaran histologis limpa
mencit Swiss yang diinfeksi Plasmodium berghei ANKA, telah dilakukan
Angrieni (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian minyak
buah merah 0,05 ml/hari selama tujuh hari menghasilkan perbedaan
yang nyata pada gambaran limpa yang diamati secara mikroskopis,
17
namun tidak dapat menurunkan secara nyata berat limpa mencit Swiss
yang diinfeksi Plasmodium berghei ANKA. (Adyuta, 2007) menyatakan:
minyak buah merah berpotensi sebagai antiinflamasi, pada dosis 0,005
ml/grbb dapat menurunkan respon nyeri pada tikus yang iinduksi
inflamasi.
Kandungan antioksidan -tokoferol dalam buah merah memilki
mekanisme kerja diantaranya(1) langsung menghambat aktivasi NFB, (2) mencegah Kerusakan DNA dan mutasi gen, (3) secara
langsung
menghambat
COX-2,
atau(4)
meningkatkan
produksi
juga
meningkatkan
splenocyte
proliferasi,
produksi
bulanakan
meningkatkan
jumlahsel
kekebalan,
sepertilimfosit-T dan natural killer (NK) sel. Selain itu, buah merah
mengandung -cryptoxanthin, yang digunakan pada terapi kanker
paru-paru (Khiong,2009).
H. Uraian Umum SNEDDS
Nanoemulsi
spontan
atau
yang
biasa
disebut
Self-
dari
minyak,
surfaktan,
kosurfaktan
dan
obat
yang
18
dosis
bioavailabilitas),
dan
frekuensi
kemampuan
dosis
untuk
(karena
memberikan
peningkatan
perlindungan
sejumlah
obat
lipofilik
atau
memfasilitasi
19
senyawa
obat
dalam
lumen
gastrointestinal
Campuran
lipid
dengan
surfaktan
dan
rasio
20
I. Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah tikus
putih (Rattus norvegicus). Tikus putih termasuk hewan percobaan
yang paling banyak digunakan dalam penelitian. Tikus putih
berukuran cukup besar, reproduksinya cepat dan harganya relatif
murah (Mangkoewidjojo, 1998).
1. Klasifikasi hewan coba (Sugiyanto, 1995)
Sistematika tikus putih adalah sebagai berikut :
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Class
Mamalia
Sub class
Placentalia
Ordo
Rodentia
Familia
Muridae
Genus
Rattus
Spesies
Rattus norvegicus
21
SGOT
Jenis hewan
:
:
J. Uraian Karagen
Karagen adalah suatu senyawa hidrokoloid yang terdiri atas ester
kalium, natrium dan magnesium atau kalsium sulfat dengan galaktosa dan
kopolimer 3,6 anhidrogalaktosa. Berdasarkan struktur dan kandungan
ester sulfatnya, karagen dapat dibagi menjadi tiga cabang utama,yaitu
22
kappa, iota dan , yang berbeda pada karakteristik gel dan reaktivitas
proteinnya. Karagen mengandung 35% ester sulfat dan tidak
mengandung 3,6 anhidrogalaktosa, karagen iota mengandung 32% ester
sulfat
dan
3,6%
anhidrogalaktosa,
sedangkan
kappa
karagen
Euchema
edule,
Euchema
muricatum,
Euchema
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
24
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak buah merah
(Pandanus conoideus Lam.), sediaan nanoemulsi spontan minyak buah merah
(Pandanus conoideus Lam.), NaCl, suspensi karagen 1%,VCO.
E. Prosedur Kerja
1. Penyiapan sampel
25
uji
yang
(Turner,
digunakan
1965).
Edema
adalah
buatan
metode
Winter
ditimbulkan
yang
dengan
26
sebatas
pletismometer.
mata
Setelah
kaki
dimasukkan
sampai
semua
mendapat
perlakuan,
tanda
pada
pengukuran
dilakukan lagi pada menit ke30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240. Volume
radang merupakan selisih volume kaki tikus setelah disuntik larutan
karagenin 1% dengan volume kaki tikus sebelum disuntik larutan
karagenin.
F. Analisis Data
Data yang diperoleh dari pengukuran volume telapak kaki kiri tikus
setiap waktu pada semua kelompok ditabulasikan kemudian dihitung ratarata volume kaki inflamasi dan rata-rata penurunan edema kaki tikus
dilakukan dengan membandingkannya terhadap volume dasar sebelum
penyuntikan karagen.
Hasil yang diperoleh dari perhitungan dianalisis dengan One way
ANOVA, kemudian dilanjutkan dengan uji LSD untuk melihat perbedaan antar
perlakuan.
.
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil pengujian uji aktivitas antiinflamasi
minyak buah merah (pandanus conoideus lam.) dapat dilihat pada table
sebagai berikut :
28
Tabel 4.1. Nilai rata rata hasil pengukuran volume edema kaki Tikus
setelah perlakuan (menit)
Perlakuan
vol.
Awal
vol.
Induksi
30
60
90
120
150
180
210
240
KLP I
1.68
4.56
3.467
2.53
2.54
2.25
1.99
1.87
1.82
1.72
KLP II
1.39
4.11
3.76
2.8
2.76
2.62
2.37
2.13
1.96
1.91
KLP III
1.63
4.55
4.22
4.05
3.02
2.91
2.54
2.33
2.16
2.15
KLP IV
1.62
4.17
4.413
4.55
4.74
4.89
5.067
5.31
5.37
5.69
Ket: KLP I SNEDDS 0.003 mL/gBB, KLP II SNEDDS 0.0015 mL/gBB, KLP
III Minyak buah merah 0.003 mL/gBB, KLP IV Tanpa pemberian sampel.
Volume kaki
Klp I
Vol. awal
Vol. induksi
Klp II
Klp III
Klp IV
1.683 0.106
1.396 0.327
1.633 0.217
1.623 0.312
4.560 3.467
4.110 0.47
4.550 0.350
4.170 0.390
29
30
3.467 0.478
3.7630.11
4.2231.019
4.413 0.345
60
2.53 0.347
2.8 0.234
4.05 0.497
4.55 0.357
90
2.54 0.125
2.763 0.291
3.02 0.685
4.74 0.296
120
2.250.062
2.6270.055
2.913 0.806
4.890.135
150
1.9970.068
2.373 0.133
2.54 0.465
5.067 0.17
180
1.870.036
2.1370.221
2.3370.462
5.31 0.265
210
1.8230.076
1.96 0.079
2.1630.14
5.37 0.26
240
1.720 0.135
1.91 0.087
2.037 0.495
5.69 0.312
Ket: KLP I SNEDDS 0.003 mL/gBB, KLP II SNEDDS 0.0015 mL/gBB, KLP III
+ Minyak buah merah 0.003 mL/gBB, KLP IV Karagen.
% radang =
Tabel 4.3 Data persen rata rata penurunan Vol. Edema kaki Tikus
30
Kelompok Perlakuan
Persen Penurunan
62,07 %
53,11 %
52,34%
Karagen
-40,64%
pada
31
KLP II
KLP III
Klp IV
2
1
0
30
60
90
120
150
180
210
240
waktu(menit)
Ket: KLP I SNEDDS 0.003 mL/gBB, KLP II SNEDDS 0.0015 mL/gBB, KLP
III Minyak buah merah 0.003 mL/gBB, KLP IV Karagen.
PEMBAHASAN
32
33
mL/gBB,
dan
minyak
buah
merah.
Pada
penelitian
ini
34
35
36
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Sediaan Nanoemulisi spontan minyak buah merah (Pandanus conoideus
Lam.) memiliki efek sebagai antiinflamasi.
2. Sediaan nanoemulsi spontan minyak buah merah dosis 0,003 mL/gBB
memiliki efek penurunan volume edema kaki tikus dengan persentase
penurunan volume edema kaki tikus sebesar 62.07% lebih baik
dibandingkan dengan dosis 0,0015 mL/gBB dan minyak buah merah 0,003
mL/gBB sebesar 53.11% dan 52.34%.
3. Bentuk sediaan nanoemulsi spontan dapat meningkatkan efek dari minyak
buah merah.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut efek antiinflamasi dari sediaan
nanoemulsi spontan minyak buah merah (Pandanus conoideus lam.).
DAFTAR PUSTAKA
38
Amrutkar, C., Salunkhe, K.S., and Chaudhari, S.R., 2014, Review On Self
Nanoemulsifying Drug Delivery System, American Journal Of
Pharmtech Research, 4: 3.
Apsari,Adyuta.2007. Pengaruh pemberian minyak buah merah (Pandanus
conoideus) sebagai anti-inflamasi pada tikus rattus novergicus strain
wistar.Brawijaya:Malang.
Arid nmansjoer.et. al. 1995. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Banghdikian, B., M, C. Lanhers =,J. Fluereyntin, E. Olivier, C. Maillard, G.
Balanser5,
and
F.
Mortier.
1997.
Analytical
study
study,antiinflammatory and analgetic effects of Hepagophytum
procumbens and Hargophytum..
Budi, I.M., dan Paimin, F.R. 2004. Buah Merah. Penebar Swadaya: Jakarta.
Ditjen POM., 1979,Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Fridiana, D.,2012.Uji Antiinflamasi Ekstrak Umbi Rumput Teki (Cyperus
Rotundus L) Pada Kaki Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi
Karagen. Universitas Jember : Jember.
Gupta, S., Chavhan, S., and Sawant, K.K., 2011, Self nanoemulsifying drug
delivery system for adefovir dipivoxil: Design, characterization, in
vitro and ex vivo evaluation, Colloids Surface A: Physicochemical
and Engineering Aspects, 392:145-155.
Gard, Paul.,2001., Human Pharmacology, Chapter IX., 135. Taylor & Francis.,
London, New york.
Kamble, M.S., Borwandkar, V.G., Bodade, S.S., Aute, P.P., and Bhosale, A.V.,
2013, Optimation of Self-nanoemulsifiying Drug Delivery System
(SNEDDS) of Repaglinide Using D-Optimal Mixture Experimental
Design, Journal of Biomedical and Pharmaceutical, 2(3): 100-108.
Katzung, B. G.,Masters,S.B,.Trevor,A.,J, (2014). Farmakologi Dasar dan
Klinik. volume 2. Edisi 12. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
39
40
PERHITUNGAN DOSIS
Perhitungan Dosis SNEDDS
Keterangan :
41
= 3 mL
Untuk tikus 200 g :
= 0,003 mL200 g
= 0,6 mL
0,45ml
1 ml
= 0,15ml
Dosis
= 4 mL
sediaan Nanoemulsi
0,0015/gBB
Spontan
=1,5 mL
Untuk Tikus 200 g :
= 0,0015 ml 200 g
= 0,3 mL
0,3mL
1 mL
= 0,15mL
= 2 mL
Minyak buah merah 0,003 mL/gBB
Untuk Tikus 150 g :
= 0,003 mL 150 g
= 0,45 mL
Untuk Tikus 200 g :
minyak
buah
merah
42
= 0,003 mL 200 g
= 0,6 mL
Volume pemberian
200 g
2 mL
= 200 g
= 2 mL
Larutan Stok
10 mL
0,6 mL
= 2mL
= 3 mL
LAMPIRAN
SKEMA KERJA
Tikus (Rattus novergicus)
Jantan
Diadaptasikan
Dipuasakan 18 jam
Pengukuran volume kaki awal
Diinduksi Lambda
karagen 1%
KELOMPOK UJI II
KELOMPOK UJI
I
pembahasan
Analisis
kesimpulan
data
SEDIAAN SNEDDS
SEDIAAN SNEDDS
0,0015 mL/gBB
0,003 mL/gBB
43
LAMPIRAN GAMBAR
44
Standard water
cell
Mouse paw tube diam
1,3
calibration
Gambar 4. Pletismometer
Hold pedal
switch
45
46
T-Test
Paired Samples Test
Paired Differences
Sig. (2t
Mean
Std.
Mean
of the Difference
Lower
2.94917
1.81437
.52376
Upper
1.79637
4.10197 5.631
Std. Deviation
Induksi
4.3450
12
.44743
.12916
Penurunan
1.3958
12
1.95066
.56311
Correlation
12
Sig.
.409
.187
Oneway
ANOVA
Penurunan
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total
tailed)
Deviation
df
Df
Mean Square
39.722
13.241
2.134
.267
41.856
11
F
49.634
Sig.
.000
11
.000
47
(J) Perlakuan
Mean Difference
Std. Error
Sig.
(I-J)
SNEDDS 0.003
SNEDDS 0.0015
Upper Bound
.76667
.42172
.107
-.2058
1.7391
MBM 0.003
.44000
.42172
.327
-.5325
1.4125
Tanpa perlakuan
4.55667*
.42172
.000
3.5842
5.5291
SNEDDS 0.003
-.76667
.42172
.107
-1.7391
.2058
MBM 0.003
-.32667
.42172
.461
-1.2991
.6458
.42172
.000
2.8175
4.7625
SNEDDS 0.003
-.44000
.42172
.327
-1.4125
.5325
SNEDDS 0.0015
.32667
.42172
.461
-.6458
1.2991
Tanpa perlakuan
4.11667
.42172
.000
3.1442
5.0891
-4.55667
.42172
.000
-5.5291
-3.5842
SNEDDS 0.0015
-3.79000
.42172
.000
-4.7625
-2.8175
MBM 0.003
-4.11667*
.42172
.000
-5.0891
-3.1442
SNEDDS 0.003
Tanpa perlakuan
Lower Bound
SNEDDS 0.0015
Tanpa perlakuan
MBM 0.003
3.79000
48
SKRIPSI
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI SEDIAAN NANOEMULSI SPONTAN
MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.)
TERHADAP TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN
YANG DIINDUKSI KARAGEN
49
MAKASSAR
2015