Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Saat ini dengan semakin modernnya zaman, semakin banyak juga penyakit

yang timbul akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri. Salah satunya
adalah penyakit gastritis, yang terjadi karena inflamasi yang terjadi pada lapisan
lambung yang menjadikan sering merasa nyeri pada bagian perut. Penyakit ini
tidak bisa menular tapi biasanya bakteri Helycobacter pylori masuk ke dalam
tubuh manusia melalui makanan.
Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel
radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak
dijumpai di klinik atau ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian
penyakit gastritis meningkat sejak 5 6 tahun ini bisa menyerang semua jenis
kelamin karena pola makan yang buruk dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan
merokok. Penyakit gastritis menyerang pada usia remaja sampai dewasa sehingga
butuh perawatan khusus karena akan menggaggu masa tua, sehingga dibutuhkan
pengetahuan untuk mengobati dan lebih baik lagi untuk mencegah terjadinya
penyakit ini sejak dini.
Gastritis atau yang umum dikenal dengan sebutan Maag adalah penyakit
yang sering terjadi di masyarakat, namun begitu penyakit ini sering diremehkan
dan disepelekan oleh penderitanya. Pada kenyataannya, penyakit gastritis tidak
bisa diremehkan. Gastritis adalah penyakit pencernaan pada lambung yang
dikarenakan oleh produksi asam lambung yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan
inflamasi atau peradangan dari mukosa lambung. Penderitanya akan merasa
perutnya perih dan mulas di daerah sekitar ulu hati. Jika hal ini dibiarkan dan
diabaikan maka akan memicu erosi mukosa lambung. Dalam beberapa kasus
gastritis dapat menyebabkan bisul (ulkus) pada lambung dan peningkatan kanker
perut.
Pada tahun 2004 penyakit gastritis menempati urutan ke 9 dari 50
peringkat utama pasien rawat jalan di rumah sakit seluruh Indonesia dengan
1

jumlah kasus 218.500. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5-6 tahun
terakhir dan menyerang laki-laki lebih banyak daripada wanita. Laki-laki lebih
banyak mengalami gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan
merokok. Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan sakit maag antara lain adalah
riwayat keluarga yang menderita sakit maag, kurangnya daya mengatasi atau
adaptasi yang buruk terhadap stres.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit Gastritis ?
2. Bagaimana Epidemiologi, Etiologi dan Patofisiologi penyakit Gastritis?
3. Apa gejala klinis dari penyakit Gastritis?
4. Komplikasi apa yang terajadi pada penyakit Gastritis?
5. Bagaimana strategi dan tatalakasana terapi penyakit Gastritis?
6. Sasaran terapi penyakit Gastritis?
7. Bagaimana cara menganalisis kasus penyakit Gastritis?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu penyakit Gastritis.
2. Mengetahui Epidemiologi, Etiologi dan Patofisiologi penyakit Gastritis.
3. Mengetahui gejala klinis penyakit gastritis.
4. Mengetahui komplikasi penyakit gastritis.
5. Mengetahui strategi dan tatalakasana terapi penyakit Gastritis.
6. Mengatahui sasaran terapi penyakit Gastritis.
7. Untuk menganalisis penyakit Gastritis.

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penyakit Gastritis
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi
jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal
dengan magh berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung
dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan
2

penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada lambung.
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal yang berupa inflamasi
pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster. Ada dua jenis penyakit
gastritis yaitu:
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut.
Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, misalnya, makan
terlalu banyak, terlalu cepat, makanan terlalu banyak bumbu atau makanan yang
terinfeksi. Penyebab lain termasuk alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi
radiasi.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung
yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau
bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam
lambung yang pekat. Gastritis kronik sering dihubungkan dengan ulkus peptik dan
karsinoma lambung, tetapi hubungan sebab akibat antara keduanya belum pernah
dapat dibuktikan.

2.2 Epidemiologi, Etiologi dan Patofisiologi


2.2.1 Epidemiologi
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai
diklinik Penyakit Dalam. Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record
Rumah Sakit Hospital pada tahun 2010 ditemukan jumlah pasien yang dirawat
dengan penyakit infeksi pada saluran pencernaan adalah 55% dengan diare, 34.5%
dengan gastritis, 4% dengan infeksi usus, 3.5% dengan peritonitis, dan 3% dengan
penyakit infeksi lainnya. Rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia menjaga
kesehatan lambungnya, menyebabkan jumlah penderita gastritis mengalami grafik
kenaikan. Tingginya penderita gastritis kronis dari 7.092 kasus dispepsia yang

dilakukan endoskopi, ditemukan 86.41% penderita mengalami dispepsia


fungsional. Untuk gastritis akut yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat
sembuh sendiri. Data-data penelitian dari luar negeri juga menunjukkan angka
yang tidak terlalu berbeda.
2.2.2 Etiologi
Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi dua yaitu :
1. Gastritis Akut
a. Gastritis eksogen akut, disebabkan faktor dari luar yang terdiri dari beberapa
bagian:
Gastritis eksogen akut yang simple, disebabkan oleh :
Makanan dan minuman panas yang dapat merusak mukosa
lambung, seperti rempah-rempah, alkohol dan sebagainya. Serta

Obat-obatan seperti, digitalis, iodium, SF, kortison, dsb.


Gastritis akut korosiva, disebabkan oleh:
Obat-obatan seperti : Analgetik, Anti inflamasi, antibiotik dsb. Serta
bahan kimia dan minuman yang bersifat korosif, bahan alkali yang

kuat seperti, soda, kaustik, (non-hydroxide) korosif sublimat.


b. Gastritis endogen akut, disebabkan kelainan dalam tubuh yang terdiri dalam
beberapa bagian :
Gastritis infektiosa akut, disebabkan oleh toxin atau bakteri yang
beredar dalam darah dan masuk ke jantung, misalnya morbili,

dipteri, variola dsb.


Gastritis egmonos akut, di sebabkan oleh invasi langsung dari
bakteri pirogen pada dinding lambung, seperti streptococcus,
stapilacoccus dsb.

2. Gastritis Kronik
Merupakan suatu inflamasi kronik yang terjadi pada waktu lama pada permukaan
mukosa lambung, penyebabnya belum diketahui secara langsung, namun diduga
disebabkan oleh :
Bakteri, infeksi stapilococcus (akute) yang akan menjadi kronis.
Infeksi lokal, infeksi pada sinus, gigi dan post nasal
Alkohol dapat menyebabkan kelainan pada mukosa lambung.
Faktor, psikologis dapat menimbulkan hipersekresi asam lambung.
Gastritis kronik dibedakan dalam dua tipe yaitu:

a. Gastritis kronis tipe A sering berhubungan (diakibatkan) oleh masalah


autoimune dan terjadi dibagian fundus (bagian badan lambung). Diagnosa
ditegakkan

melalui

pemeriksaan

endoskopi,

pemeriksaan

GI

(gastrointestinal) x ray bagian atas, dan analisis cairan lambung. Gejala


gastritis tipe A seringkali asimptomatik (tanpa gejala). Sel lambung pada
pasien dengan tipe gastritis A biasanya tidak memproduksi faktor intrinsik
secara cukup meyebabkan kesulitan dalam mengabsorbsi vitamin B12,
sehingga dapat menyebabkan anemia.
b. Gastritis kronis tipe B mempengaruhi bagian antrum dan pylorus (bagian
ujung lambung dekat dengan duodenum) yang diakibatkan oleh infeksi
bakteri Helicobacter Pylori. Gastritis tipe B merupakan tipe gastritis yang
banyak terjadi. Tanda dan gejala meliputi penurunan nafsu makan, nyeri
ulu hati setelah makan, bersendawa, rasa asam dimulut, mual, dan muntah.
Diagnosanya ditegakkan melalui pemeriksaan endoskopi, x-ray, dan
analisis

cairan

lambung

(Gastric

Aspirate

Analysis).

Infeksi H.

Pylori diobati dengan antibiotik.


2.2.3 Patofisiologi
1. Gastritis Akut.
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa lambung.
Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
a. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.
Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung
HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan
NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung.
Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah,
maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
b. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus
yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL
maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan
tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi
5

erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan
pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan
nyeri dan hypovolemik.
2. Gastritis Kronik.
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi
iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak
sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental
dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL.
Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga
menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi
perdarahan serta formasi ulser.

2.3 Gejala Klinis


a. Gastritis Akut
1) Gastritis Akute Eksogen Simple :
Nyeri epigastrik mendadak.
Nausea yang di susul dengan vomitus.
Saat serangan pasien berkeringat, gelisah, sakit perut, dan kadang disertai
panas serta tachicardi.
Biasanya dalam 1-2 hari sembuh kembali.
2) Gastritis Akute Eksogen Korosiva :
Pasien kolaps dengan kulit yang dingin.
Tachicardi dan sianosis.
Perasaan seperti terbakar, pada epigastrium.
Nyeri hebat / kolik.
3) Gastritis Infeksiosa Akute :
6

Anoreksia
Perasaan tertekan pada epigastrium.
Vumitus.
Hematemisis
4) Gastritis Hegmonos Akute :
Nyeri hebat mendadak di epigastrium.
Rasa tegang pada epigastrium.
Panas tinggi dan lemas
Lidah kering sedikit ekterik.
Sianosis pada ektremitas.
Abdomen lembek.

b. Gastritis Kronis
1) Gastritis Superfisialis
Rasa tertekan yang samar pada epigastrium.
Penurunan BB
Kembung / rasa penuh pada epigastrium.
Rasa perih sebelun dan sesudah makan.
Terasa pusing
Vomitus
2) Gastritis Atropikan
Rasa tertekan pada epigastrium.
Rasa penuh pada perut.
Keluar angin pada mulut.
Mudah tersinggung.
7

Mulut dan tenggorokan terasa kering.


3) Gastritis Hypertropik Kronik
Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu berkurang setelah minum susu.
Nyeri biasanya timbul pada malam hari.
Kadang disertai melena.
2.4 Komplikasi Gastritis
a. Gastritis Akute
Perdarahan saluran cerna atas, hingga anemia dan kematian.
Ulkus pada lambung.
Perforasi lambung.
b. Gastritis Kronis
Gangguan penyerapan Vitamin B12 karena atropi lambung dan akan
terjadi anemia pernisiosa.
Gangguan penyerapan zat besi.
Penyempitan daearah fillorus.
Kanker lambung.
2.5 Sasaran Terapi
Sasaran terapi penyakit gastritis adalah mengurangi sekresi lambung yang
berlebihan, menetralkan asam lambung, melindungi pertahanan mukosa dan
membunuh H. Pylori.
2.6 Strategi Terapi
Strategi terapi gastritis meliputi terapi :
a. Terapi non farmakologi
Terapi ini dapat dilakukan fdengan menghentikan penggunaan NSAIDs
dan obat-obat lain yang memiliki efek samping, menghindari stress yang
berlebihan,

menghindari

makanan

dan

minuman

yang

dapat

memperburuk gejala gastritis dan menjaga sanitas baik diri sendiri


maupun lingkungan.
b. Terapi Farmakologi
1. H2 reseptor antagonis
8

Mekanisme kerja : mengurangi sekresi asam dengan cara memblok


reseptor histamin dalam sel-sel parietal lambung. Contoh : simetidin,
ranitidin.
2. Proton pump inhibitor
Mekanisme kerja : mengontrol sekresi asam lambung dengan cara
menghambat pompa proton yang mentranspor ion H+ keluar dari sel
parietal lambung. Contoh : omeprazol, lansoprazol, esomeprazol,
pantoprazol, dan rabeprazol.
3. Bismuth chelate
Mekanisme kerja : membasmi organisme karena bersifat racun terhadap
HP. Kombinasi bismuth dengan ranitidin yang dikenal sebagai ranitidin
bismuth sitrat jika dikombinasikan dengan 1 atau 2 antibiotik dapat
ampuh membasmi HP. Efek samping obat ini dapat terakumulasi pada
pasien yang memiliki gangguan fungsi ginjal.
4. Sukralfat
Mekanisme kerja : melindungi mukosa dengan cara membentuk gel yang
sangat lengket dan dapat melekat kuat pada dasar tukak sehingga
menutupi tukak.
5. Antasida
Mekanisme

kerja

menetralkan

asam

lambung

dengan

cara

meningkatkan pH lumen lambung. Obat ini hanya menetralkan asam


lambung tetapi tidak dapat menyembuhkan tukak. Contoh : Mg(OH)2 dan
Al(OH)3.
6. Misoprostol
Misoprostol

merupakan

analog

prostaglandin

yang

mendukung

penyembuhan tukak dengan menstimulasi mekanisme proteksi pada


mukosa lambung dan menurunkan sekresi asam. Misoprostol digunakan
9

pada pasien yang mengkonsumsi NSAID untuk mencegah timbulnya


tukak.
7. Antibiotik
Antibiotik digunakan untuk membasmi HP. Dalam pengobatan tukak
lambung, antibiotik yang digunakan biasanya kombinasi 2 antibiotik. Hal
ini bertujuan untuk menghindari resistensi antibiotik. Contoh kombinasi
antibiotik: klaritomisin-amoksisilin, klaritomisin-metronidazol, metroamoks, metro-tetra.
2.7 Tatalaksana Terapi Gastritis
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama
yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan.
Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Gastritis Akut
Kurangi minum alkohol sampai gejala-gejala menghilang; ubah menjadi diet
yang tidak mengiritasi. Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan
asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor
H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer
atau cuka yang di encerkan.Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung
karena bahaya perforasi. Antasida : Antasida merupakan obat bebas yang dapat
berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk
mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat
menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.
Penghambat asam : Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit
tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin,
ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang
diproduksi.
2. Gastritis Kronis
Cytoprotective agents: Obat-obat golongan ini membantu untuk
10

melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang


termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obatobat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan
untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya
adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.
Penghambat pompa proton : Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam
lambung adalah dengan cara menutup pompa asam dalam sel-sel lambung
penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara
menutup kerja dari pompa-pompa ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah
omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini
juga menghambat kerja H. pylori.
H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin)
dan garam bismuth (pepto bismol) atau terapi H.Phylory. Terapi terhadap H.
Pylori. Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling
sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton.
Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk
membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa
sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik.
Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk
membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan.
Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi
dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu
dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas. Untuk
memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah
terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua
jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H.
pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa
bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang.
2.8 Wawancara Pasien
Terlampir
2.9 Analisis Kasus Penyakit Gastritis
A. Pengkajian
1. Identitas Klien

11

Nama klien

: Tn. R

Umur

: 55 tahun

Jenis klamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Swasta (Umum III)

Suku bangsa

: Sunda

Status

: Kawin

Alamat

: Cipeundeuy Ds. Bojong Mekar RT.01/04

No. Registrasi

: 8779 / P / XI / 2002

Tanggal Masuk

: 20 November 2002

Tanggal dikaji

: 21 November 2002

Dokter

: dr. Yanti

2. Riwayat Kesehatan Klien


a. Keluhan utama dan alasan masuk rumah sakit.
Sejak 3 hari sebelum masuk R.S, klien mengeluh nyeri pada daerah
epigastrium dan biasanya setelah beraktivitas. nyeri pada epigastrium
seperti diiris-iris. Nyeri terasa bertambah jika melakukan aktivitas berat
dan berkurang jika pasien istirahat. Nyeri dirasakan hilang timbul dan
sering, skala nyeri 3 (1-5), disertai mual, pusing dan badan lemah, nyeri
menyebabkan aktivitas berkurang
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Pasien mempunyai riwayat gastritis sejak 1 tahun yang lalu, namun belum
pernah dirawat sebelumnya. Pasien mempunyai kebiasaan merokok sejak
SMA kelas 1 dengan 6-7 batang per hari.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Dalam keluarga pasien tidak ada anggota keluarga yang mempunyai
penyakit yang sama, penyakit menular maupun penyakit berat lainnya.
3.
No
1

Data Biologis
Pola Kebiasaan
Pola makan

Sebelum Sakit

Selama Sakit

-pola makan frekwensi

3x/hari

3x/hari
12

Jenis

Nasi, sayur, lauk

Bubur, sayur, lauk, buah

Jumlah

1 porsi habis

Habis porsi sedang

Makanan Pantang

tidak ada

Makanan pedas dan asam


Kurang

Nafsu makan

ada

5-6 gelas/hari

Pola minum

7-8 gelas /hari

+ 2000 CC

Jumlah

+ 2000 CC

Air putih+susu

Jenis

Air putih

Kopi+alkohol

Minuman pantang

Tidak ada

Eliminasi
2

-BAK

2-3X/hari (+ 1500 CC)

Frekuensi

4-5X/hari

Khas

Bau

Khas

Kuning jernih

Warna

Kuning jernih

Tidak ada

Kesulitan

Tidak ada

-BAB

1X/hari

Frekuensi

1X/hari

Lembek

Konsisitensi

Lembek

Kuning tengguli

Warna

Kuning tengguli

Tidak ada

Kesulitan

Tidak ada

Istirahat tidur
3

-Tidur siang

+ 1 jam/hari
Kadang-kadang
+ 1 jam perhari

+ 3-4 jam/hari

-Tidur malam

6-8 jam/hari

Ada, berupa rasa nyeri

-Kesulitan tidur

Tidak ada

pada epigastrium

Pola kebersihan
4

1X/hari

Mandi

2X/hari

1X/hari

Gosok gigi

2X/hari

Belum pernah

Keramas

2X/hari

1X/hari

Ganti baju

2X/hari

pasien

benyak

13

beraktifitas
5

Aktivitas

biasa

sepertimenghabiskan waktu di
tempat tidur

Tidak ada klien hanya


mengurangi aktivitas berat
Gangguan
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum

Tidak ada
: Tampak lemah

Kesadaran

: Compos metis

Tanda-tanda vital

: T = 120/60 mmHg
N = 84 x/menit
R = 20 x/menit
S = 36,5 0C

b. Kepala
Rambut warna hitam, distribusi merata, tidak rontok, kebersihan baik,
tidakberketombe tidak ada lesi/massa, allopesia tidak ada.
c. Mata
Bentuk simetris, reflek pupil terhadap cahaya baik, conjungtiva ananemis,
scleraanicterik, tampak sayu, lingkaran hitam ada, fungsi penglihatan baik
(dapat membaca pada jarak 25 cm).
d. Telinga
Bentuk simetris, aurikula sejajar dengan mata, serumen tidak ada, bisa
berkomunikasi dengan baik pada jarak 5 m.
e. Hidung
Bentuk normal, lubang hidung simetris, septum nasi normal, secret tidak ada,
pernafasan cuping hidung tidak ada
f. Mulut
Bentuk bibir normal, simetris, warna merah muda, mucosa bibir lembab.
Gigi warna putih bersih, tidak ada caries, jumlah lengkap 32 buah lidah warna
merah muda, bentuk normal, tonsil warna muda, tidak ada pembengkakan
14

g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran KGB pergerakan
normal.
h. Dada
Bentuk simetris, pergerakan teratur, nyeri tekan tidak ada
Paru-paru : Bunyi nafas vesikuler, respirasi 20X/menit
Jantung

: Irama jantung reguler, denyut jantung 84X/menit

i. Abdomen
Bentuk datar dan supel, turgor baik, permukaan ulu hati tampak tegang, nyeri
tekan pada epigastrium, bising usus 15X/menit, tidak ada pembesaran hati dan
splen.
j. Anus dan rectum
Pasien menolak untuk dilakukan pemeriksaan. Pasien mengatakan tidak ada
kelainan pada anus
k. Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
l. Ekstremitas
Pengerakan normal, tonus otot penuh, tidak ada oedema tidak adavarises
m. Kulit
Warna : sawo matang
Turgor : Baik
5. Data Psikologis
a. Status emosi

: Pasien tampak gelisah.

b. Konsep diri

: Pasien mengatakan menerima keadaanya sekarang.

c. Gaya komunikasi

: Pasien dapat diajak berkomunikasi dengan baik


oleh tenaga kesehatan dan keluarga.

d. Pola mengetahui masalah : Pasien mengetahui tentang penyakitnya dengan


menanyakan kepada dokter dan perawat
6.

Data Sosial
a. Pendidikan : Pasien seseorang karyawan swasta
b. Hubungan sosial : Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar cukup baik
15

c. Gaya hidup : Dilihat dari berpakaian, gaya hidup pasien tampak


sederhana

7.

Data penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 21 November 2002

Pemeriksaan
Hb

Hasil
15,8 gr %

Nilai Normal
13,5-16,0 gr %

Interprestasi
Normal

Leukosit

11,5 rb/mm3

4,0-10,0 rb/mm3

Meningkat

LED

5/8

0/10

Normal

HT

40,2%

38-37%

Meningkat

Bilangan total

0,87 mg/dl

0-1 mg/dl

Normal

Bilangan direct

0,19 mg/dl

0-0,25 mg/dl

Normal

SGOT

38 u/L

16-40 u/L

Normal

SGPT

54 u/L

8-53 u/L

Meningkat

Alk. Fosfat

83 u/L

40-117 u/L

Normal

Ureum

19 mg/dl

9-23 mg/dl

Normal

Kreatinin

1,3 mg/dl

0,7-1,5 mg/dl

Normal

Kimia darah

8. Terapi
Antacid

3 x 1/2 tab

Ranitidin

2 x 150 mg 1-0-1

Vomela

3 x/cc

Diet

ML

16

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gastritis atau yang umum dikenal dengan sebutan Maag adalah penyakit
yang sering terjadi di masyarakat, namun begitu penyakit ini sering diremehkan
dan disepelekan oleh penderitanya. Pada kenyataannya, penyakit gastritis tidak
bisa diremehkan. Gastritis adalah penyakit pencernaan pada lambung yang
dikarenakan oleh produksi asam lambung yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan
imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung. Penderitanya merasa akan
merasa perutnya perih dan mulas di daerah sekitar ulu hati. Jika hal ini dibiarkan
dan diabaikan berlarut-larut maka akan memicu erosi mukosa lambung. Dalam
beberapa kasus gastritis dapat menyebabkan bisul (ulkus) pada lambung dan
peningkatan kanker perut.
Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5-6 tahun terakhir dan
menyerang laki-laki lebih banyak daripada wanita. Laki-laki lebih banyak
mengalami gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok.
Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan sakit maag antara lain adalah riwayat
keluarga yang menderita sakit maag, kurangnya daya mengatasi atau adaptasi
yang buruk terhadap stres.
3.2 Saran

17

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat menambah pengetahuan para
pembaca mengenai penyakit gastritis. Kami selaku pembaca pula mengharapkan
kritik dan saran bagi para pembaca untuk makalah kami.

Lampiran
Wawancara di Klinik
Dokter

: selamat siang pak, ada yang bisa saya bantu..?

Pasien

: siang buk , begini buk sejak 3 hari yang lalu saya merasakan nyeri
pada perut diatas pusar rasanya seperti diiris-iris dan nyerinya
bertambah jika saya melakukan aktivitas berat, nyerinya hilang
timbul dan saya juga merasakan mual dan badan terasa lemah.

Dokter

: bapak punya riwayat penyakit, sebelumnya?

Pasien

: iya buk, 1 tahun lalu saya pernah kena gastritis.

Dokter

: berdasarkan keluhan dan riwayat penyakit yang bapak sampaikan,


diagnosa saya saat ini adalah penyakit gastritis, tetapi untuk
memastikan apakah gastritis bapak ini sudah akut atau kronis saya
perlu melakukan cek lab dulu, bagaimana bapak setuju?

Pasien

: baik buk, tapi cek lab nya tidak lama kan?

Dokter

: tidak pak, paling lama 1 jam.

Pasien

: oh,,iya buk

1 jam kemudian
Pasien

: bagaimana buk hasilnya?

Dokter

: berdasarkan tes lab yang sudah kita lakukan, penyakit Gastritis


bapak sudah kronis, jadi saya meresepkan obat antasida
diminumnya 3x tab sesudah makan dan renitidin 2 x 150 mg
diminum pada pagi dan malam.

Pasien

: oh, baik buk, terimakasih

18

Dokter

: sama-sama pak, semoga lekas sembuh ya

19

Anda mungkin juga menyukai