Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Gangguan kardiovaskuler yang sering dialami oleh masyarakat salah satunya adalah
hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat (Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, 2014). Prevalensi hipertensi pada lanjut usia lebih tinggi
dibanding dengan penderita yang lebih muda (Kuswardhani, 2006).
Hipertensi merupakan penyakit yang memerlukan terapi jangka panjang, sehingga
diperlukan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan untuk mengontrol tekanan darah
dan menurunkan risiko komplikasi. Tujuan pengobatan pada penderita hipertensi adalah
untuk meningkatkan kualitas hidup. Sayangnya, banyak yang berhenti berobat ketika merasa
tubuhnya sedikit membaik, sehingga diperlukan kepatuhan pasien dalam menjalani
pengobatan hipertensi agar didapatkan kualitas hidup pasien yang lebih baik (Wibawa, 2008).
Kepatuhan dapat didefinisikan sebagai sejauh mana pasien mengikuti suatu regimen yang
diresepkan oleh profesional kesehatan (Edward & Roden, 2008). Kepatuhan minum obat
pada pengobatan hipertensi penting karena dengan minum obat antihipertensi secara teratur
dapat mengontrol tekanan darah, sehingga dalam jangka panjang risiko kerusakan organorgan penting tubuh, seperti jantung, ginjal, dan otak dapat dikurangi.
Sosiodrama (bermain peran) adalah mendramatisasikan tingkah laku atau ungkapan
gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia (Roestiyah, 2001).
Sosiodrama dapat digunakan salah satunya dalam menyampaikan informasi pada usia lanjut
mengenai kepatuhan minum obat untuk pasien hipertensi. Metode sosiodrama tepat
digunakan karena dapat melibatkan peserta secara emosional, dapat mengubah konsep
abstrak atau teori kedalam situasi kehidupan nyata, serta efektif untuk memberikan
alasan/maksud/sudut pandang khusus dengan cara yang tidak langsung, yang mungkin jika
diungkapkan secara langsung mungkin dapat menyebabkan penolakan. Oleh sebab itu, kami
bermaksud menampilkan sosiodrama untuk menyampaikan informasi mengenai kepatuhan
minum obat bagi penderita hipertensi usia lanjut.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2014). Hipertensi. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kuswardhani, R.A. (2006). Penatalaksanaan hipertensi pada lanjut usia. Jurnal penyakit
dalam, (Online), Vol. 7 No. 2, 135-140, (http://www.ojs.unud.ac.id, diakses 24
November 2015).
Wibawa, R. A. (2008). Hubungan antara cara bayar dengan kepatuhan berobat pada Pasien
hipertensi
rawat
jalan,
(online),
http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?
mn=detail&d_id=8553, diakses tanggal 24 November 2011.
Edwards, L. & Roden, D.M. (2008). Prinsip-prinsip penulisan order resep dan kepatuhan
pasien, dalam Goodman & Gilman: Dasar Farmakologi dan Terapi, Volume 2, Edisi
10, 1878, EGC, Jakarta.
Roestiyah, N. K. (2001). Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai