Kelompok 1
Dosen
Mata kuliah
: Akuntansi Perpajakan
Kelas
Disusun oleh:
1. Erik (5551511075)
2. Astrid (5551110073)
3. Fadly (5551511076)
Daftar isi
Cover
Datar isi
BAB I
Pendahuluan
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
BAB II
Pembahasan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
BAB III
Penutup
a. Kesimpulan
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran akuntansi perpajakan baiknya kita mengetahui tentang apa yang ada
didalam ilmu ini. Salah satu yang terdapat didalamnya adalah tentang Aset Tetap yang akan
kami uraikan di dalam makalah kami ini yang mencakup bahasan Aset Tetap.
Aktiva tetap sangat berarti terhadap kelayakan laporan keuangan, kesalahan dalam menilai
aktiva tetap berwujud dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup material karena nilai
investasi yang ditanamkan pada aktiva tetap relative besar. Mengingat pentingnya akuntansi
aktiva tetap dalam laporan keuangan tersebut, maka perlakuannya harus berdasarkan pada
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.16).
Aktiva
tetap
tersebut
dalam
penyajiannya
pada
laporan
keuangan
seharusnya
membebankan biaya depresiasi yang dimiliki secara konsisten pada setiap periode dengan
menggunakan metode yang dianggap sesuai dengan standart akuntansi di Indonesia, agar
diketahui nilai sisanya pada akhir periode.
Dalam perpajakan perlakuan akuntansi atas aset tetap tidak seluruhnya sama dengan
Pernyatan setandar akuntansi keuangan (PSAK) dikarenakan dalam perpajakan terdapat undang
undang yang lebih mengikat atau memaksa sehingga alam akuntasi perpajakan tidak dapat
mengikuti PSAK secara keseluruhan. Oleh karena itu kami akan menguraikan mengenai
Akuntansi perpajakan yang ada di Indonesia dengan materi akuntansi pajak atas aset tetap.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan tersebut di atas maka kita dapat tarik beberapa
permasalahan yang mungkin akan timbul dalam operasional perusahaan, beberapa rumusan
masalah yang akan kami bahas dalam bab II diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengakuan akuntansi aset tetap dalam sistem perpajakan?
1
2. Bagaimana perlakuan untuk biaya perolehan dalam pengukuran aset tetap sesuai ketentuan
perpajakan?
3. Bagaimana bila terdapat penarikan and pelepasan aset tetap perusahaan sesuai ketentuan
perpajakan?
4. Bagaimana perhitungan dan metode penyusutan aset tetap sesuai ketentuan perpajakan?
5. Bagaimanakah penentuan pengelompokan aset tetap yang dimiliki perusahaan sesuai
dengan ketentuan perpajakan?
6. Apakah perlakuan akuntansi perpajakan bila terjadi revaluasi aset tetap?
BAB II
Pembahasan
A. Pengakuan Aset Tetap
Pernyataan standar Akntansi Keuangan No. 16 (Revisi 2007) bertujuan untuk mengatur
perlakuan akuntansi aset tetap, agar pengguna laporan keuangan dapat memahami
informasi mengenai investasi entitas di asset tetap, dan perubahan dalam investasi
tersebut pernyataan tersebut tidaklah berlaku untuk hak penambangan dan reservasi
tambang seperti minyak, gas alam, dan sumber daya alam sejenis yang tidak dapat di
perbaharui. Namun demikian pernyataan tersebut tetap berlaku untuk asset yang di gunakan
untuk mengembangkan asset yang terkait dengan hak penambangan aset yang terkait
dengan hak penambangan dan reservasi tambang tersebut.(waluyo,2011)
Aktiva tetap adalah harta yang dapat digunakan lebih dari satu tahun. Aktiva tetap terbagi
atas:
1. Aktiva yang dapat disusutkan (depreciable assets)
Contoh: Bangunan, mesin dan peralatan yang lain.
2. Aktiva yang tidak dapat disusutkan (nondepreciable assets)
Contoh: Tanah
Aktiva tidak berwujud adalah hak mutlak perusahaan terhadap sesuatu yang diperolehnya
karena keistimewaan tertentu. Syarat- syarat harta tidak berwujud :
1. Ada hak mutlak
2. Ada keistimewaan tertentu
3. Ada pengeluaran biaya
Contoh : Hak paten, hak cipta, franchise, hak guna usaha, hak guna bangunan, goodwill, hak
penambangan, hak pengusahaan hutan, trade mark.
2. Aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak dibatasi oleh undang-undang.
Misalnya : goodwill dan merk dagang.
Perusahaan
harus
segera
mengakui
setiap
aktiva
yang
dimiliki
dan
dalam perusahaan maka harus di nilai tingkat kepastian terjadinya aliran manfaat
keekonomisan tersebut, yang juga memerlukan suatu kepastian bahwa perusahaan akan
menerima imbalan dan menerima resiko terkait.
Biaya perolehan aktiva dapat di ukur secara handal; sedangkan kriteria kedua
mengarah kepada bukti-bukti yang diperlukan untuk mendukungnya. Dalam kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan ditekankan pula masalah pengendalian
manfaat yang diharapkan dari suatu aktiva. Agar aktiva yang digunakan dapat memberikan
manfaat yang optimal terhadap kegiatan operasi perusahaan.
Dengan demikian satu hal yang penting yang berkaitan pula dengan pengakuan suatu
aktiva adalah perusahaan memiliki kendali atas manfaat yang diharapkan dari aktiva
tersebut.
1. Penggolongan Aktiva Tetap
Aktiva tetap dikelompokkan karena memiliki sifat yang berbeda dengan aktiva
lainnya. Kriteria aktiva tetap terdiri dari berbagai jenis barang maka dilakukan
penggelompokkan lebih
lanjut
atas
aktiva-aktiva
tersebut.
Pengelompokkan
itu
c. Aktiva
tetap
yang
umumnya
terbatas
dan
apabila
sudah
habis
masa
Selain itu aset tetap juga apat di golongkan dari beberapa sudut pandang diantaranya:
a. Sudut substansi
1) Tangible Assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan
peralatan.
2) Intangible Assets atau aktiva yang tidak berwujud seperti Goodwill, Patent,
Copyright, Hak Cipta, Franchise dan lain-lain.
b. Sudut disusutkan atau tidak:
1) Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti Building
(Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris,
Jalan dan
lain-lain.
2) Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva yang tidak dapat disusutkan, seperti
land (Tanah).
Aset tetap juga dapat di golongkan berdasarkan Jenisnya diantaranya dapat dibagi sebagai
berikut:
a. Lahan Lahan adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat
bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang
didirikan bangunan diatasnya harus dipisahkan pencatatan dari lahan itu sendiri.
b. Bangunan gedung Gedung adalah bangunan yang berdiri di atas bumi ini baik di
atas lahan/air. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi
gedung.
c. Mesin Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang
bersangkutan.
d. Kendaraan - Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkut, truk, grader, traktor,
forklift, mobil, kendaraan bermotor dan lain-lain.
e. Perabot - Dalam jenis ini termasuk perabotan kantor, perabot laboratorium,
perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan
f.
seperti
inventaris
kantor,
inventaris
pabrik , inventaris
2. Nilai perolehan atau niai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta adalah jumlah
yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar.
3. Nilai perolehan atau nilai pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi,
penggabungan, peleburan pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha adalah
jumlah yang seharunya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar, kecuali
ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan.
4. Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka bantuan sumbangan atau hibah:
a. Yang memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi yang meneima pengalihan, sama
dengan nilai sisa buku dari pihak yang melakukan pengalihan atau nilai yang ditetapkan
Direktur Jenderal Pajak.
b. Yang tidak memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi yang menerima
pengalihan, sama dengan nilai pasar dan harta tersebut.
5. Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka penyetoran modal bagi badan yang
menerima pengalihan, sama dengan nilai pasar dari harta tesebut.
Perolehan Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehannya (the acquisition cost).
Sementara itu yang dimaksud dengan harga perolehan adalah pengeluaran-pengeluaran
yang timbul mulai dari peruses pembelian hingga aktiva tersebut siap beroperasi.Maka
harga perolehan dapat dirumuskan dengan :
Nilai Beli + Pengeluaran yang timbul dari proses pembelian hingga aktiva tersebut siap operasi
Untuk mendapatkan aset yang di inginkan perusahaan dapat menggunakan berbagai macam
cara, berikut ini merupakan macam-macam cara untuk memperoleh aktiva tetap, diantaranya
(yang paling sering terjadi) :
1. Dibeli tunai (kontan)
2. Dibeli dengan mencicil (kontrak jangka panjang)
Harga Perolehan
Dalam komponen harga perolehan termasuk bea impor dan pajak pembelian yang
tidak boleh di kreditkan setelah di kurangi diskon pembelian dan potongan-potongan
lain.
2. Biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi
dan kondisi yang di inginkan agar aset siap di gunakan sesuai dengan keinginan dan
manajemen.
3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
aset. Kewajiban biaya-biaya tersebut timbul pada saat aset diperoleh atau karena
entitas menggunakan aset selama periode tertentu yang bertujuan selain menghasilkan
persediaan sebagai biaya yang didistribusikan secara langsung.
Berikut merupakan macam macam perolehan aset tetap diantaranya:
1. Perolehan aset tetap secara gabungan.
Apabila aset di peroleh secara gabungan, maka harga perolehan masing-masing
aset
tetap
ditentukan
dengan
megalokasikan
harga
gabungan
berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan sebagai contoh harga
bangunan termasuk tanah seharga Rp 300.000.000,00 (termasuk biaya notaris, bea
balik nama, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dan lain lain ).
Contoh :
10
11
dalam
akuntansi.
Dalam
12
metode penyusutan
garis
lurus,
beban
penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan tidak dipengaruhi dengan hasil
atau output yang berproduksi. Perhitungan tarif penyusutan untuk metode garis lurus
adalah sebagai berikut:
Beban penyusutan :
2. Metode saldo menurun (declining balance method)
Metode
ini
juga
merupakan
metode
penurunan
beban
Penyusutan
yang
: 11.500.000
nilai residu
: 1.500.000
: 5 Tahun
:
: 2.000.000
:
13
Aktiva tetap yang di susutkan adalah Rp 10.000.000 setelah dikurangi nilai residu
sebesar Rp 1.500.000. Penyusutan pertahunnya adalah Rp 2.000.000 dari perhitungan
estimasi biaya depresiasi di bagi umur manfaat selama 5 tahun.
Pencatatan transaksi perbulan:
14
Kelompok harta dan tarif penyusutan, penentuan kelompok dan tarif penyusutan harta
berwujud didasarkan pada pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan sebagai berikut:
Tarif
Kelompok Harta Berwujud
I.
Masa Manfaat
Penyusutan Tarif
Penyusutan
berdasarkan Metode
berdasarkan Metode
Garis Lurus
Saldo Menurun
Kelompok bangunan
Kelompok 1
4 tahun
25 %
50 %
Kelompok 2
8 tahun
12, 5 %
25 %
Kelompok 3
16 tahun
6,25 %
12, 5 %
Kelompok 4
20 tahun
5%
10 %
20 tahun
5%
10 tahun
10 %
Untuk
lebih
memudahkan
Wajib
Pajak
dan
memberikan
keseragaman
dalam
Jenis Harta
Urut
1.
15
mesin
fotokopi,
mesin
Pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan
f.
g. Alat-alat
komunikasi,
seperti
pesawat
telepon,
3,
faksimile, telepon seluler, dan sejenisnya
4.
Perhubungan,
pergudangan
Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti
5.
dan komunikasi
huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet
dan sejenisnya
Industri semi konduktor
16
angkutan umum
Jenis Harta
Urut
1.
2.
Pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan
a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan
mesin bajak,
b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau
3.
17
minuman
5.
c. Mesin
Perkayuan
yang
menghasilkan/memproduksi
6.
Mesin
dan
peralatan
penebangan
kayu
dan komunikasi
18
8.
Industri semi konduktor c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam
kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan
sejenisnya, yang mempunyai berat sampai
dengan 100 DWT
9.
ball
sheartester,
bipolar
test
handler
Jenis Harta
20
Urut
1.
Pertambangan selain
Mesin-mesin
pertambangan,
yang
dipakai
termasuk
dalam
bidang
mesin-mesin
yang
Pemintalan,
pertenunan
dan pencelupan
a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produkproduk tekstil (misalnya kain katun, sutra, seratserat buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena
rami, permadani, kain-kain bulu, tule)
3.
texturing,
packaging
dan
sejenisnya
4.
21
6.
Perhubungan dan
Komunikasi
Mesin
yang
menghasilkan/memproduksi
mesin
untuk
pengangkutan
barang-barang
tambang
dan
sejenisnya)
termasuk
kapal
7.
Jenis Harta
Urut
23
1.
Konstuksi
2.
Perhubungan dan
komunikasi
dan
biji
tambang
dan
sejenisnya)
kapal,
kapal
pemadam
kebakaran,
suar,
kapal
kapal
keruk,
Untuk metode penyusutan yang diatur dalam PSAK No 17 dalam laporan keuangan
perusahaan , Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat
25
x2
2. Berdasarkan penggunaan :
a. metode jam jasa
Penyusutan perjam =
Metode penyusutan ini menggunakan jumlah jam kerja sebagai dasar pengalokasian beban
penyusutan untuk tiap periode
Contoh
Sebuah pesawat terbang dibeli dengan harga Rp. 700.000.000. Diperkirakan akan
memberikan jasa penerbangan 1.000 jasa jam terbang. Pada tahun 2014 diperkirakan
digunakan selama 300 jam terbang. Maka penyusutan selama tahun 2014 dihitung:
Penyusutan per jam = Rp. 700.000.000,-/1.000 = Rp. 700.000
Penyusutan tahun 2014 = Rp. 700.000 x 300 = Rp. 210.000.000
26
Tarif penyusutan
x 100 %
Contoh :
1. Penarikan dan atau Pelepasan Harta Karena Dijual Menurut Fiskal
27
Rp 16.000.000
Akumulasi penyusutan
Rp 31.000.000
Mesin
Rp 40.000.000
Hutang Biaya
Rp 1.500.000
Laba
Rp 5.500.000
28
2. Meningkatkan biaya penyusutan aktiva tetap dimasa datang sehingga deductibie expense
dimasa datang semakin besar dan beban pajak semakin kecil;
29
Contoh :
PT. Pola Petra memiliki daftar aktiva per tanggal 31 Desember 2012 sbb :
Pada tahun 2013, perusahaan berniat melakukan revaluasi atas aktiva tetap yang dimilikinya.
Untuk itu perusahaan menggunakan jasa penilai yang diakui untuk menilai aktiva tetapnya. Dari
hasil penilaian diketahui nilai pasar wajar dan sisa manfaat aktiva per tanggal 15 Januari 2013
sbb :
30
Hitunglah PPh final Revaluasi dan tentukan nilai yang harus disajikan dalam neraca
Jawab :
31
Jurnal:
32
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya mengenai akuntansi pajak atas aset tetap dapat kita
tarik berapa kesimpulan diantaranya ialah:
1. Pengakuan akuntansi atas aset tetap telah di atur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No 16 tetapi tidak berlaku atas pertambangan dan reservasi pertambangan.
2. Dalam perolehan aset tetap biaya perolehan merupakan setara dengan nilai tunainya dan
diakui pada saat terjadinya, dan dalam perolehan terdapat banyak cara diantaranya secara
gabungan, secara angsuran, dengan pertukaran, membangun sendiri dan sumbangan.
3. Untuk penarikan atau pelepasan perlakuan akuntansinya sama dengan komersial baik
pembuangan penjualan dan pertukaran aset yang di miliki oleh perusahaan atau dapa
dilihat alam PSAK 16.
4. Untuk metode penyusutan aset tetap bagi akuntansi pajak hanya mengakui 2 metoe saja
yaitu garus lurus dan saldo menurun, walaupun secara komersial lebih dari 2 metode yang
ada di standart akuntansi keuangan di Indonesia khususnya.
5. Untuk pengelompokan aset perusahaan apakah iu masuk kedalam kelompok 1, 2, 3, dan
atau 4 dapat di lihat dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 96/PMK.03/2009 yang
berlaku sejak anggal 1 januari 2009.
6. Untuk akuntansi pajak mengenai revaluasi aset tetap dapat di lihat dalam Keputusan
Menteri Keuangan No 79/PMK.03/2008 tahun 2008, yang minimal melakukan revaluasi
adalah 5 tahun perusahaan baru dapat melakukan revaluasi kembali.