Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.

Latar Belakang
Masalah
Tujuan
Manfaat

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Landasan Teori
Landasan teori yang kami gunakan sebagai dasar dalam penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut :
2.1.1. Pengertian Geostrategi
Geostrategi : suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografi negara dalam
menentukan kebijakan, tujuan, sarana untuk mencapai tujuan nasional. Geostrategi
Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan dan UUD 1945.

Geostrategi diperlukan untuk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa


dalam masyarakat majemuk dan heterogen berdasarkan Pembukaan dan UUD 1945.
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Ketahanan Nasional.
Konsepsi Geostrategi Indonesia dipengaruhi oleh :
1. Pengalaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan NKRI.
2. Pengalaman Negara Sedang Berkembang (NSB) dalam melaksanakan pembangunan
Nasional, dengan hasil ketidakseimbangan pembangunan fisik dan non fisik.
3. Tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan pada periode pembangunan lebih
kompleks, penuh ketidakpastian dibanding pada masa Perang Kemerdekaan.
2.1.2. Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,
didalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan dari
luar maupun dari dalam, langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan
nasional. Hambatan adalah suatu hal yang bersifat melemahkan atau menghalangi secara
tidak konsepsional yang berasal dari dalam. Tantangan adalah suatu hal atau upaya yang
bersifat atau bertujuan menggugah kemampuan. Ancaman adalah suatu hal atau upaya
bersifat dan bertujuan mengubah dan merombak kebijakan yang dilaksanakan secara
konsepsional. Dan gangguan adalah suatu hal atau upaya yang mengusik kelangsungan
kehidupan ideologi bangsa dan NKRI
Hakikat ketahanan nasional adalah kemampuan & ketangguhan suatu bangsa untuk
dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan Negara. Ketahanan
nasional tergantung pada kemampuan bangsa dan seluruh WN dalam membina dan
mengembangkan aspek alamiah serta aspek sosial. Ketahanan nasional mengandung
makna keutuhan semua potensi yang terdapat di wilayah nasional, baik fisik maupun
sosial serta memiliki hubungan erat antara gatra didalamnya secara komprehensif-integral.
Kelemahan salah satu bidang (gatra) akan mengakibatkan kelemahan bidang yang lain,
demikian sebaliknya, sehingga dapat memperngaruhi kondisi keseluruhan.
Ketahanan nasional suatu bangsa dilatar belakangi oleh :
Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya
Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga selalu
mampu memperta-hankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai
tantangan, gangguan, hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar.

Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna keteraturan
dan stabilitas (regular), yang didalamnya terkandung potensi untuk terjadinya
perubahan ( the stability idea of changes)
Asas ketahanan nasional adalah :
Ketahanan Nasional identik dengan pengaturan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan.
Ketahanan Nasional berpedoman pada Wawasan Nusantara.
Ketahanan Nasional sebagai Doktrin Nasional adalah adanya kesatuan dalam pola
pikir, pola tindak dan cara kerja intersektor dan multidispliner.
Ketahanan Nasional melahirkan keuletan, ketangguhan, kemampuan bangsa dan
negara Indonesia dalam mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya serta
perjuangan mengejar cita-cita nasionalnya.
Sifat-Sifat Ketahanan Nasional

Manunggal
Mawas kedalam
Kewibawaan
Berubah menurut waktu
Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan kekuatan
Percaya pada diri sendiri
Tidak tergantung kepada pihak lain

Model-model Ketahanan Nasional


1. Model Cline
Pada model ini negara memiliki kekuatan besar jika potensi geografi besar dan SDM
besar. Model ini menggambarkan bahwa negara kecil dengan teknologi yang sangat maju
tidak memproyeksikan diri sebagai negara besar sebaliknya negara dengan wilayah besar
dengan penduduk yang kecil ditambah dengan teknologi majupun sama saja.
2. Model Morgenthau
Model ini memiliki sifat deskriptif kualitatif. Menekankan pentingnya kekuatan
nasional dlm kaitannya dengan negara lain menganggap pentingnya perjuangan untuk
mendapatkan Power Position dlm suatu kawasan.
3. Model Alfred Thayer Mahan
Kekuatan nasional dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut mempunyai unsur-unsur
sebagai berikut :
a. Letak geografis
b. Bentuk atau wujud bumi
c. Luas wilayah
d. Jumlah penduduk
e. Watak nasional / bangsa
f. Sifat pemerintahan
3

Model Ketahanan Nasional di Indonesia


MODEL ASTA GATRA
a. Tri Gatra
1) Letak dan kedudukan geografis
2) Keadaan dan kekayaan alam
3) Keadaan dan kemampuan penduduk
b. Panca Gatra
1) Ideologi
2) Politik
3) Ekonomi
4) Sosial budaya
5) Pertahanan keamanan
Hubungan antargatra di dalam Trigatra
a. Geografi Kekayaan Alam
- Kekayaan alam perlu diinventarisasi
- Perencanaan dan penggunaan kekayaan alam
b. Geografi Penduduk
- Distribusi penduduk mempengaruhi ketahanan Nasional
- Mata pencaharian pend dipengaruhi keadaan geografi sekelilingnya
c. Kekayaan Alam Penduduk
- Kekayaan alam perlu diolah penduduk yang memiliki kemampuan dan
teknologi.
Hubungan antargatra dalam Pancagatra
a. Ideologi sebagai falsafah hidup bangsa dan landasan ideal negara, bernilai penentu
dalam pemeliharaan kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian tujuan nasionalnya.
b. Tingkah laku politik seseorang dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan kesadaran
berpolitik,kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama, keakraban sosial, rasa
keamanan, dsb.
c. Ketahanan ekonomi berhubungan erat dengan ketahanan di bidang ideologi, politik,
sos-bud, dan pertahanan keamanan yang berfungsi sebagai penunjang.
d. Keadaan sosial yang serasi, stabil dinamik, berkepribadiaan hanya dapat berkembang
di dalam suasana aman dan damai.
e. Keadaan stabil, maju dan berkembang di bidang ideologi, politik, ekonomi, dan sos
bud

memperkokoh

pertahanan-keamanan

nasonal.

Hubungan antar Trigatra dan Pancagatra


a. Tannas hakikatnya tergantung pada kemampuan bangsa/ negara di dalam
mempergunakan aspek alamiahnya sebagai dasar penyelengggaraan kehidupan
nasional di segala bidang.
b. Tannas mengandung pengertian keutuhan dimana terdapat saling hubung. erat
antargatra di dalam kehidupan nasional.
4

c.

Tannas bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan setiap gatranya, melainkan


ditentukan oleh struktur atau konfigurasi aspeknya secara struktural dan fungsional.
Konsepsi Geostrategi Indonesia
ASTAGATRA, dengan kaidah :
1. Menggunakan kerangka pikir Pancasila yang komprehensif integral, dalam IPTEK
dikenal dengan pemikiran kesisteman, sedangkan sub sistemnya berupa aspek
kekuatan alamiah dan aspek kekuatan sosial.
2. Dalam pengaturan dan penyelenggaraan negara masalah keamanan dan
kesejahteraan sebagai dua sisi mata uang.
3. Tannas merupakan integrasi dari ketahanan masing-masing aspek kehidupan sosial
( ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan keamanan)
Konsepsi Tannas meliputi masa perang dan masa damai.

Ketahanan Nasional berlapis, dimulai dari :


1. Ketahanan Individu ( ketahanan rohani jasmani) yang baik, akan menciptakan
kerukunan keluarga dan akan meningkatkan kerukunan masyarakat.
2. Ketahanan keluarga harus dibina agar dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan
fisik.
3. Ketahanan wilayah, merupakan bagian dari negara sangat tergantung pada individu
baik dalam/ luar komunitas.
4. Ketahanan Nasional
5. Ketahanan Regional, dengan pengertian :
a. Sekitar negara dengan penekanan wilayah yang homogen atas dasar ciri
geostrategis
b. Dapat berupa persamaan ras, budaya, sumber daya dan dapat meningkatkan
pembentukan kelompok.
Untuk mewujudkan keberhasilan Tannas Setiap warganegara perlu memiliki
semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik dan sadar dan peduli
akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ipoleksobud hankam sehingga dapat
mengeliminir pengaruh tersebut.
2.2. Kaitan Landasan Teori dengan Pokok Masalah
Indonesia masih memiliki sejumlah masalah perbatasan dengan Malaysia. Salah
satunya adalah sengketa wilayah Tanjung Datu.

Tanjung Datu yang terletak di antara

Kalimantan Barat dan wilayah Malaysia hingga kini masih merupakan wilayah abu-abu,
karena belum ada kesepakatan dua negara tentang kepemilikan daerah itu. Wilayah Tanjung
Datu terletak di Kalimantan Barat (versi Indonesia) atau di Serawak (versi Malaysia). Tanjung
Datuk adalah wilayah abu-abu / wilayah sengketa yang seharusnya dua negara tersebut tidak
berhak untuk melakukan kegiatan apa pun di sana.
5

Kasus ini bermula ketika Malaysia membangun mecusuar di perairan sengketa di


Tanjung Datu. Patok besi sudah dipasang para pekerja Malaysia, dengan dikawal angkatan
bersenjata negeri jiran itu. Aksi Malaysia ini dipergoki oleh kapal perang dan helikopter yang
dikirimkan oleh TNI-AL. Menurut keterangan Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya, Malaysia
akhirnya ketahuan berupaya membangun mercusuar di perairan sengketa di Tanjung Datu.
Mabes TNI bersikap tegas atas aksi Malaysia yang membangun mecusuar di perairan
sengketa di Tanjung Datu. TNI yang mengetahui aktivitas itu segera mengirim kapal perang.
Kapal perang TNI dan pesawat pengintai segera bergerak melakukan pemantauan dan
pemotretan. Kapal perang hanya berpatroli di sekitar pembangunan mercusuar itu.
Informasi yang diperoleh beberapa kapal dengan dikawal kapal Angkatan Laut
Malaysia mengangkut material menuju titik pembangunan. Kapal-kapal tersebut melakukan
pemasangan tiang pancang besi di lokasi tersebut. Patroli

yang dikirim TNI rupanya

membuat Malaysia menghentikan aktivitas pembangunan mercusuar.


Kasus ini merupakan kasus kesekian yang terjadi terkait masalah perbatasan Indonesia
Malaysia dan sumber masalahnya selalu sama, yakni buramnya batas pasti perbatasan
Indonesia Malaysia serta kurang pedulinya pemerintah pusat terhadap kesejahteraan dan
keamanan kedaulatan di wilayah perbatasan di Pulau Kalimantan.
Jika dikaitkan dengan kasus Tanjung Datu, maka bisa dilihat fakta yang ada di
lapangan bahwa pemerintah Malaysia jauh lebih memperhatikan kesejahteraan dan
pembangunan di wilayah Tanjung Datu. Hal tersebut tidak sebanding dengan perhatian yang
diberikan pemerintah Indonesia terhadap wilayah 'abu abu' tersebut. Contoh yang simpel
adalah perbandingan kondisi jalan raya yang ada di sana yang lebih mulus dan aman ke
wilayah Serawak daripada kondisi jalan raya menuju wilayah Kalimantan Barat. Hal ini
berdampak sangat besar terhadap kondisi moral penduduk di wilayah sengketa tersebut.
Mereka cenderung lebih memilih menjadi berjiwa 'Malaysian' daripada 'Indonesian',
meskipun status kewarganegaraan mereka sudah jelas adalah Warga Negara Indonesia.
Geostrategi diperlukan untuk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa
dalam masyarakat majemuk dan heterogen berdasarkan Pembukaan dan UUD 1945.
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Ketahanan Nasional. Hakikat ketahanan
nasional adalah kemampuan & ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin
kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan Negara. Ketahanan nasional tergantung
pada kemampuan bangsa dan seluruh WN dalam membina dan mengembangkan aspek
alamiah serta aspek sosial. Dari penjelasan di atas sudah jelas bahwa Geostrtegi yang
dirumuskan dalam mewujudkan Ketahanan Nasional adalah untuk menjamin kelangsungan
hidup menuju kejayaan bangsa dan negara.
6

Menjamin kelangsungan hidup menuju kejayaan bangsa dan negara sebagai hakikat
ketahanan nasional jika dilihat dari kasus Tanjung Datu ini tentunya masih kurang terlihat.
Pemerintah Indonesia masih fokus pada ketahanan daerah teritori, padahal hakikat ketahanan
itu tidak hanya meliputi wilayah saja tetapi juga mencakup kelangsungan hidup masyarakat di
daerah tersebut. Ketika kesejahteraan masyarakat demi kelangsungan hidupnya diperhatikan
oleh pemerintah, kesadaran masyarakat akan pentingnya ketahanan nasional pasti juga akan
meningkat. Akan tetapi yang terjadi di lapangan adalah terungkap sebuah fakta yang
mengejutkan bahwa sudah banyak warga Indonesia di wilayah Tanjung Datu Camar Bulan
yang menjadi anggota di Polis Diraja Malaysia dan Tentara Diraja Malaysia. Program
program yang dilakukan pemerintah Malaysia seperti pembangunan infrastruktur disambut
baik oleh warga karena mereka merasa lebih diperhatikan oleh Malaysia daripada oleh
pemerintah Indonesia. Sebuah alasan yang sangat klasik dan selalu mewarnai hampir setiap
kasus perbatasan yang melibatkan Indonesia Malaysia.
2.3. Solusi yang Telah Dilakukan Pemerintah
a) Indonesia dan Malaysia sudah menegaskan batas kedua negara tersebut sejak 1973.
Namun, setelah 33 tahun, kedua negara masih mempunyai permasalahan batas yang
belum terselesaikan di sepuluh lokasi.
b) TNI segera mengirim kapal perang dan pesawat pengintai untuk melakukan
pemantauan dan pemotretan.
c) Mabes TNI juga segera mengontak Kemlu untuk meminta melakukan langkah
diplomasi terkait provokasi Malaysia yang membangun mercusuar itu
2.4. Solusi yang Ditawarkan sebagai Mahasiswa
Solusi yang perlu diambil oleh pemerintah Indonesia adalah selain melakukan
diplomasi untuk mempertahankan wilayah teritori Indonesia, adalah meningkatkan
pembangunan infrastruktur penting, seperti sekolah, tempat tinggal, jalan raya, rumah
sakit, dan lain-lain, di wilayah tersebut. Solusi kedua, pemerintah juga perlu melakukan
penggalangan penanaman pentingnya sebuah wilayah bagi suatu negara di wilayah
Tanjung Datu agar warga Indonesia di sana ikut serta dalam menjaga dan
mempertahankan apa yang seharusnya menjadi milik mereka. Selain itu, secara
keseluruhan pemerintah Indonesia juga harus memberi perhatian lebih ke wilayah
perbatasan-perbatasan lain di Indonesia, tidak hanya di Tanjung datu tetapi juga banyak
daerah-daerah lain yang berada di daerah abu-abu yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke. Hal ini di karenakan selama beberapa puluh tahun ke belakang masalah

perbatasan memang masih belum mendapat perhatian yang cukup serius dari pemerintah
padahal daerah perbatasan memiliki permasalahan yang kompleks dalam penanganannya.
BAB III
PENUTUP
3.1.
3.2.

Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

Riyadi, Muhammad Agung. 2014. Malaysia Mau Curi Tanjung Datu,TNI Kirim Kapal
Perang. (http://www.gresnews.com/berita/hukum/110215-malaysia-mau-curi-tanjung-datutni-kirim-kapal-perang/, diakses tanggal 22 Mei 2014)
Republika.co.id. 2011. Ups...Banyak Warga Indonesia Jadi Tentara Malaysia.
(http://republika.co.id, diakses tanggal 22 Mei 2014)

Anda mungkin juga menyukai