Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Aggressive Driving
a. Pengertian Aggressive Driving
National Highway Traffic Safety Administration (dalam Muhaz,
2013)
mengartikan
aggressive driving
sebagai
suatu
pengoperasian
merujuk kepada
atau berbagai
aggressive
nyaman.
2. Faktor eksternal meliputi faktor keluarga, lingkungan teman sebaya.
Sedangkan Cannel dan Joint (1996 dalam Ayuningtyas dan Santoso,
2007) menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya aggressive
driving dapat bersifat internal maupun eksternal.
1. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
pengendara. Faktor internal yang dapat menyebabkan munculnya
aggressive driving diantaranya mood, usia dan jenis kelamin, kepribadian,
gaya hidup, sikap pengendara, dan intensi.
2. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar pengendara
atau faktor yang berasal dari Iingkungan. Beberapa faktor lingkungan
yang dapat menimbulkan aggressive driving, diantaranya: kebisingan,
temperatur, overcrowding, dan territoriality.
Menurut Tasca (2000 dalam Utami, 2010), faktor-faktor penyebab
aggressive driving adalah sebagai berikut :
1. Usia dan Jenis Kelamin
Hasil penelitian Parry (1968) menunjukkan bahwa kebanyakan
aggressive driving yang terjadi melibatkan pengemudi laki-laki usia muda
antara usia 17-35 tahun, lebih tinggi dari pengemudi perempuan pada
rentang usia yang sama (dalam Tasca, 2000). Aggressive driving termasuk
perilaku melanggar lalu lintas, menurut Tasca (2000) pengemudi laki-laki
cenderung meremehkan risiko yang terkait dengan pelanggaran lalu lintas.
Menurut mereka, peraturan lalu lintas adalah sesuatu yang menjengkelkan
dan berlebihan. Sedangkan pengemudi perempuan cenderung memandang
peraturan lalu lintas sebagai sesuatu yang penting, jelas dan masuk akal
serta merasa memiliki kewajiban untuk mematuhinya. Oleh karena itu,
Namun,
kemacetan
yang
tidak
diperkirakan
dapat
langsung
dapat
kiri.
Melewati jalan yang tidak boleh untuk dilalui.
Menyalip kendaraan terlalu dekat didepan kendaraan yang dilewati.
Melewati bahu jalan.
Melewati jalur yang berlawanan arah.
Mencegah pengendara lain untuk mendahului.
Tidak mau mengalah dengan pengendara lain.
Berkendara dengan kecepatan yang tidak sesuai dengan peraturan
yang ditetapkan.
10. Menerobos lampu merah.
b. Perilaku-perilaku mengemudi yang termasuk ke dalam aggressive
driving secara tidak langsung adalah :
1. Mengedipkan lampu
2. Membunyikan klakson dengan intensitas yang cepat
3. Memelototi pengendara lain dangan meunjukkan ketidaksetujuan.
4. Berteriak kepada pengendara lain
5. Memberikan isyarat menantang
James dan Nahl (2000 dalam Utami, 2010) membagi perilaku
aggressive drivingmenjadi beberapa kategori, yaitu : Impatience and
inattentiveness, Power Struggle, Recklessness and Road Rage.
-
Kategori
Impatience
(ketidaksabaran)
dan
Inattentiveness
(ketidakperhatian).
a. Menerobos lampu merah
b. Menambah kecepatan ketika melihat lampu kuning
c. Berpindah-pindah jalur
d. Mengemudi dengan kecepatan 5-15 km/jam diatas batas kecepatan
aman maksimum
e. Berjalan terlalu dekat dengan kendaraan di depannya
f. Tidak memberikan tanda ketika dibutuhkan, seperti berbelok atau
berhenti
g. Menambah kecepatan atau mengurangi kecepatan secara mendadak
-
dengan
membalas
pengemudi lain
f. Mengerem secara mendadak untuk menyerang atau membalas
pengemudi lain
-
tanda
yang
mengharuskan
berhenti
sehingga
dapat
bahwa
manusia
memiliki
keterbatasan
perilaku
yang
4. Dapat berfikir secara objektif maka orang yang telah mematang emosinya
akan bersifat sabar, penuh pengertian dan pada umumnya cukup memiliki
toleransi yang baik.
5. Memiliki tanggung jawab yang baik, dapat berdiri sendiri tidak mudah
mangalami frustasi dan akan menghadapi masalah dengan penuh
pengertian.
Menurut
Hurlock
(1996)
hal-hal
yang
dapat
mempengaruhi
yang terletak pada proses kognitif seperti persepsi, minat, sikap, emosi dan
rasio.
3. Transaksionalisme
Aliran ini mengatakan bahwa yang terpenting bukanlah tingkah laku secara
umum, melainkan tindakan (action) khusus pada tempat dan waktu khusus
pula.
D. Perspektif Teori
National Highway Traffic Safety Administration (dalam Muhaz, 2013)
mengartikan
aggressive driving
sebagai
suatu
pengoperasian
kendaraan
bermotor dengan cara yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau mungkin
peduli
sehingga
memancing
laju
berasal
dari
dalam
diri