Anda di halaman 1dari 1

No 9.

Bagaimana sikap anda sebagai calon arsitek , jika kalian kelak mendapati berbagai kendala
yang dihadapi dalam penataan ruang kota?
Contoh kasus:
1. Bangunan perkotaan diperlakukan sebagai bagian yang terpisah dari sebuah pola yang
besar.
2. Keputusan terhadap perkembangan kawasan perkotaan seringkali diambil berdasarkan dua
dimensi, dan tidak memerhatikan hubungan antara bangunan dan ruang yang terbentuk (
tiga dimensi).
3. Kurangnya pemahaman terhadap prilaku manusia.
Sikap terhadap contoh kasus:
1. Kasus pertama terjadi di karenakan tidak adanya perencanaan terhadap kot tersebut
sehingga masyarakat kota tersebut tidak memperhatikan kaidah penataan kota akibatnya
kota tersebut teratur dan tercipta nya daerah daerah kota yang terpisah dari pusat kota,
solusi yang dapat kita ajukan sebagai seorang arsitek apabila kondisi ini terjadi ialah kita
sebagai aristek dapat merencanakan sebuah design yang dapat menghubungkan kedua
kawasan tersebut antara lain dengan menggunakan teori Linkage yang berarti penghubung
dalam teori penghubung tersebut dapat di jabarkan berdasarkan 3 pendekatan yakni secara
visual , structural, dan kolektif yakni:
a. Visual = kota di hubungkan menjadi satu kesatuan secara fungsional. Melalui unsur
Garis, Koridor, Sisi/Edge, Sumbu/Axis , Irama/Rythm
b. Structural= Terdapat 3 unsur yang menjasi pertimbangan dalam linakage structural
yakni, tambahan , sambungan dan tembusan
c. Kolektif= sesuatu yang berbntuk kurang jelas di dlam unsur kawasan sehingga p erlu
untuk di olah lagi agar bentuk tersebut menjadi ciri khasi di dalam kota tersebut.
2. Sering kali dalam merencanakan sebuah tata kota pemerintah ataupun pihak yang terkait
tidak memperhatikan dampak dari perencanaan tersebut seperti tidak memperhaitkannya
hubungan antara kota tersebut dengan sosial ekonomi y ang sedang berlangsung di kota
tersebut sehingga aspek aspek ekonomi tidak terakomodir oleh kota tersebut, oleh sebab itu
diperlukannya peran aktif dari pihak yang terkait untuk selalu berkoordinasi dan terlibat
dalam pergerakan kota tersebut.
3. Ketidakmampuan Kita sebagai arsitek untuk berkomunikasi dengan masyarakat umum yang
nantinya akan memanfaatkan fasilitas dari design kita tersebut dapat menimbu lkan
permasalahan hubungan antara pengguna dengan perencana seperti halnya ketidak
sesuaian rencana dengan kebuthan dari penngguna tersebut sehingga tujuan dari design
yang kita hasilkan tidak lagi tercapai sehingga tidak lah optimal hasil tersebut. Untuk
mengatasi hal tersebut hendaknya kita sebagai arsitek perlu untuk bersosialisasi dengan
masyarakat umum sehingga apa-apa yang di tujukan dari desgin tersebut dapat di percayai.

Anda mungkin juga menyukai