PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam mefenamat merupakan golongan Non Steroid Anti Inflamasi Drug
(NSAID) yang memiliki sifat praktis tidak larut dalam air, etanol dan metanol
(Depkes RI, 1995). Asam mefenamat dapat diformulasikan dalam bentuk suspensi
untuk pemberian oral. Suspensi adalah sediaan yang terbentuk karena
pendispersian partikel padat yang sukar larut dalam air menjadi suatu larutan
(Voigt, 1984), suspending agent berperan penting dalam pendispersian partikel
tersebut.
Suspending agent dapat berasal dari bahan alam dan bahan sintesis.
Suspending agent yang berasal dari bahan alam diantaranya gom atau hidrokoloid
berupa pati (Syamsuni, 2007). Ubi Talas adalah tumbuhan dari daerah tropis,
mengandung pati sekitar 70% - 80%, dan mempunyai ukuran granul sekitar 0,5
5 mikron (Jane dkk., 1992).
Pati adalah polisakarida yang terdiri dari amilosa dan amilopektin.
Amilosa yang terkandung dalam pati berkadar 10%-20%, sedangkan amilopektin
berkadar 60%-90%. Pati mempunyai fase gelatinase yang tinggi. Amilopektin
akan mengembang setelah amilum menyerap air, menyebabkan pati membengkak
dan menjadi lendir, fase ini dinamakan fase gelatinase. Lendir yang dihasilkan
dapat mendispersikan fase padat ke dalam fase cair dan dapat
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variasi
konsentrasi patiubi talas sebagai suspending agent terhadap sifat fisik suspensi
asam mefenamat.
D. Manfaat Penelitian.
: Plantae
Divisi
Sub Divisi
Kelas
: Lyliopsida (Monocotyledorieae)
Ordo
: Arecales
Famili
: Araceae
Genus
: Colocasia
Spesies
2. Suspensi
a. Uraian umum suspensi
Suspensi adalah sediaan yang terbentuk karena pendispersian partikel
padat yang sukar larut dalam air, menjadi suatu larutan (Voigt, 1984). Suspensi
diberikan dalam berbagai pemberian yaitu suspensi oral, suspensi topikal,
suspensi injeksi intra muscular dan tetes telinga (Ansel, 1989).
Pembuatan suspensi yang baik harus melalui berbagai pertimbangan,
selain khasiat terapeutik, stabilitas kimia dan stabilitas fisika. Pembuatan
suspensi yang baik juga harus melalui pertimbangan rheologi. Pertimbangan
rheologi meliputi mengendap secara lambat dan mudah tercampur kembali
setelah penggojokan ringan. Ukuran partikel dari suspensi harus tetap
walaupun dalam waktu penyimpanan yang lama, mudah tidaknya dituang dan
homogen (Ansel, 1989).
Syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam pembuatan sediaan suspensi
yaitu tidak terjadi compacted atau caking. suatu peristiwa partikel yang
mengendap tidak menggumpal atau saling melekat disebut caking. Sehingga
tidak tercampur lagi setelah penggojokan ringan (Ansel, 1989).
b. Sistem suspensi
Suspensi mempunyai dua macam sistem yaitu sistem flokulasi dan
sistem deflokulasi.
1). Sistem flokulasi
Sistem flokulasi adalah partikel padat yang terdispersi mudah
mengendap dan terjadi sedimentasi dengan cepat tetapi mudah homogen
setelah
penggojokan
ringan.
Namun
bentuk
suspensi
kurang
11
Metode pembuatan suspensi ada dua yaitu : metode dispersi dan metode
presipitasi.
a. Metode dispersi
Metode dispersi adalah metode bahan obat yang sukar larut dalam air
harus terdispersi sepenuhnya pada fase pendispersi atau fase air. Sebelum
bahan obat terdispersi, bahan obat dicampur terlebih dahulu dengan medium
dispersi atau suspending agent. Adakala saat pendispersian partikel padat pada
fase cair, mengalami berbagai kesukaran yang disebabkan kontaminan pada
bahan obat, lemak dan udara (Lachman dkk., 1994).
b. Metode presipitasi
Metode presipitasi terdiri dari 3 metode yaitu:
1) Presipitasi pelarut organik
Obat-obat yang tidak larut dalam air dapat diendapkan
dengan
melarutkannya
dalam
pelarut-pelarut
organik
yang
13
2 r ( d 1d 2 ) g D ( d 1d 2) g
v=
=
... (1)
9
18
Keterangan:
v = kecepatan sedimentasi (cm/detik).
r = jari-jari partikel (cm).
D = garis tengah partikel (cm).
d1 = kerapatan partikel (g/ml).
d2 = kerapatan cairan (g/ml).
g = konstanta gravitasi (980,7 cm detik-2).
15
berikut:
Fu = Vu / Vo................................................................(2)
Keterangan :
Vu : volume akhir suspensi.
Vo : volume awal suspensi sebelum mengendap (Sinko. 2006).
c. Viskositas
Viskositas mempunyai peranan yang sangat penting dalam suspensi
yaitu dapat memperlambat sedimentasi dan dapat mendispersikan zat padat ke
dalam zat cair. Peningkatan viskositas yang berlebihan menyebabkan suspensi
sukar merata saat dituangkan pada pemakaian topikal. Viskositas yang baik
dapat diukur dengan lamanya laju sedimentasi dan tidak membentuk cake
dalam waktu penyimpanan yang lama (Ansel, 1989).
d. Redispersibilitas
Suspensi yang menghasilkan endapan pada saat penyimpanan yang
lama harus mudah terdispersi kembali setelah penggojokan ringan. Jika tidak
dapat terdispersi kembali setelah penggojokan ringan, maka suspensi tidak bisa
dikatakan sebagai suspensi yang baik (Banker dan Rhodes, 1996).
e. Mudah tidaknya dituang.
Suspensi yang baik salah satunya mudah dituang. Uji yang dapat
digunakan untuk mengetahui mudah tidaknya penuangan suspensi, salah
satunya yaitu: suspensi dalam botol dimiringkan 45 dan dicatat waktu yang
17
19
b. Sorbitol
Sorbitol mengandung tidak kurang dari 91,0% dan tidak lebih dari
100,5% C6H14O6 dihitung terhadap zat anhidrat. Sorbitol mengandung sejumlah
kecil alkohol polihidril lain. Gambar struktur kimia sorbitol dapat dilihat pada
Gambar 3. Sorbitol merupakan serbuk, granul atau lempengan, higroskopis,
warna putih, rasa manis.Zat ini Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam
etanol, dalam metanol dan dalam asetat (Depkes RI, 1995).
c. Polisorbat 80
Polisorbat berbentuk cair seperti minyak, berwarna putih dan berbau
khas. Polisorbat 80 merupakan hasil kondensasi dari oleat sorbitol dan anhidrat
dengan antilenoksida. Gambar struktur kimia polisorbat dapat dilihat pada
Gambar 4. Tiap molekul sorbitol dan anhidrat berkonsentrasi dengan 20
molekul antilenoksida (Depkes RI, 1995).
21
F. Landasan Teori
Asam mefenamat memiliki sifat yang praktis tidak larut dalam air (Depkes
RI, 1995). Asam mefenamat diformulasikan dalam bentuk suspensi untuk
pemberian oral.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Alalor dkk (2014) tentang karakteristik
pati yang diekstrak dari ubi talas menyimpulkan bahwa pada konsentrasi 7% pati
ubi talas dapat meningkatan viskositas suatu suspensi. Herawati (2014) juga
meneliti bahwa penambahan amilum ubi talas sebagai suspending agent pada
konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% dapat mempengaruhi sifat fisik suspensi
ibuprofen meliputi redispersibilitas, volume sedimentasi, viskositas dan mudah
tidaknya dituang. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi amilum
ubi talas, maka redispersibilitas, volume sedimentasi, viskositas dan mudah
tidaknya dituang semakin besar.
Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian tentang pengaruh variasi
konsentrasi pati ubi talas sebagai suspending agent terhadap sifat fisik suspensi
asam mefenamat.
G. Hipotesis
Variasi konsentrasi pati ubi talas sebagai suspending agent dapat
mempengaruhi sifat fisik suspensi asam mefenamat, yang meliputi : viskositas,
ukuran partikel, redispersibilitas, mudah tidaknya dituang dan volume
sedimentasi.
23
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan meliputi pati ubi talas (Colocasia esculenta
L.), asam mefenamat (Pharmaceutical grade, PT. Phapros Tbk Semarang),
sorbitol (Brataco), polisorbat 80 (Brataco), aquabidestillata (Brataco) dan
Pondex (PT. Ferron par Pharmaceuticals Cikarang).
2. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah pisau, tampah, baskom,
open (memmert UM 400), moisture content balance (Ohaus), toples, alat-alat
gelas, blender (Philip), timbangan gram kasar, timbangan gram elektrik (Henher),
viskometer (Viscometer Rion VT-4F), mikroskop mikrometer, stopwatch, pHmeter, kompor listrik, alat ukur redispersibilitas.
B. Jalannya Penelitian
1. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman ubi talas dilakukan di Laboratorium Taksonomi
Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
Universitas Diponegoro Semarang. Determinasi tanaman ubi talas bertujuan untuk
menghindari kesalahan pengambilan tanaman ubi talas.
2. Pengumpulan bahan
25
Bahan yang digunakan adalah ubi talas yang dipanen saat berumur 8 12
bulan yang diperoleh dari Desa Patemon Kecamatan Gunung pati Semarang.
3. Pembuatan pati
a. Sortasi basah, bertujuan untuk memisahkan ubi talas dari bahan bahan
asing lainnya.
b. Pencucian dengan air bersih yang mengalir, bertujuan untuk memisahkan
ubi talas dengan kotoran yang menempel.
c. Perajangan, bertujuan untuk mempermudah proses selanjutnya. Sebelum
menuju ke proses sebelumnya, ubi talas direndam terlebih dahulu dengan
larutan garam (NaCl) selama 30 menit untuk menghilangkan kalsium
oksalat penyebab gatal.
d. Pencucian dengan air bersih yang mengalir, bertujuan untuk memisahkan
sisa sisa kotoran dan larutan garam yang masih menempel.
e. Penggilingan ubi talas dan pemerasan. Bertujuan untuk mendapatkan pati
dari ubi talas.
f. Pati didiamkan sampai mengendap dan air yang berada diatasnya dibuang.
g. Pengeringan setelah endapan yang diperoleh tadi dikeringkan dengan oven,
untuk mengurangi kadar air.
h. Pengayakan, bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel agar dapat
digunakan sebagai suspending agent.
i. Penyimpanan dilakukan sebelum bahan digunakan sebagai suspending
agent. Penyimpanan dilakukan di dalam toples dan diberi silica gel.
4. Pemeriksaan kualitatif pati ubi talas.
a. Organoleptis
Warna, bau bentuk dan rasa dari pati yang dihasilkan dideskripsikan
pada saat pemeriksaan organoleptis (Depkes RI, 2000).
b. Susut pengeringan
Pati ubi talas yang dihasilkan diukur susut pengeringannya dengan
moisture balance. Pati ubi talas sebelumnya diayak dengan ayakan 100 mesh.
Sebanyak 5 gram pati ubi talas yang telah ditimbang seksama, diukur dengan
27
Formula
Asam mefenamat(g)
1
0,25
50
30
0,2
Ad 100
Formula I
Formula II
Formula III
Formula IV
10
12
14
50
0,2
Ad 100
50
0,2
Ad100
50
0,2
Ad 100
50
0,2
Ad 100
29
Formula I
: Suspensi
8% b/b
Formula II : Suspensi
10% b/b
Formula III : Suspensi
12% b/b
Formula IV : Suspensi
14% b/b
31
ditempatkan pada plat kaca tipis, diencerkan dengan air, dan ditutup dengan
dek glass. Selanjutnya diamati dengan mikroskop berlensa mikrometer okuler.
b. Viskositas
Viskositas suspensi asam mefenamat dapat diukur dengan alat
viskometer. Sebanyak 150 ml suspensi asam mefenamat ditempatkan pada
suatu wadah dan rotor pemutar yang sesuai. Rotor pemutar tersebut
dimasukkan ke dalam wadah yang telah berisi suspensi asam mefenamat
hingga tanda batas terendam, kemudian rotor dijalankan dengan kecepatan 60
rpm hingga viskometer menunjukkan angka tertentu. Skala angka yang tertera
merupakan nilai viskositas suspensi asam mefenamat.
c. Volume sedimentasi
Suspensi asam mefenamat sebanyak 50 ml dimasukkan ke dalam gelas
ukur kemudian didiamkan selama dua hari. Volume awal suspensi dalam gelas
ukur adalah (Vo). Pengamatan dilakukan terhadap volume akhir suspensi di
dalam gelas ukur (Vu). Volume sedimentasi dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
F = Vu / Vo
d. Redispersibilitas
Pengujian redispersibilitas dilakukan pada inverval waktu 1-2 hari,
dengan menggunakan alat shaker, yang telah diatur gerak mekanik sebesar 20
rpm. Suspensi ditempatkan pada sebuah tabung yang tidak terganggu dan
disimpan selama 12 hari. Kemudian dilakukan penggojokan dengan
menggunakan shaker sampai sedimen benarbenar terdispersi kembali
dandicatat waktu yang diperlukan (Banker dan Rhodes, 1996).
e. Mudah tidaknya dituang
33
Tanaman talas
Ubi Talas
Formula I
Asam mefenamat
+
8 % Pati Ubi Talas
Formula II
Asam mefenamat
+
10 % Pati Ubi
Talas
Determinasi Tanaman
1. Pengumpulan bahan
2. Pembuatan pati
Uji Pati Ubi Talas
1. Organoleptis
2. Kadar Air
3. pH
Formula III
Asam mefenamat
+
12 % Pati Ubi
Talas
Formula IV
Asam mefenamat
+
14 % Pati Ubi
Talas
35
Analisis data
Kesimpulan
J . Analisis Data
Data sifat fisik suspensi yang dihasilkan meliputi ukuran partikel,
viskositas, volume sedimentasi, redispersibilitas dan mudah tidaknya dituang
dianalisis menggunakan uji regresi linier.
37
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
39
penting
dalam
suspensi
yaitu
41
Konsentrasi
8%
10%
12%
14%
-
Viskositas (poise) SD
0,37 0,12
1,03 0,15
1,8 0,25
2,58 0,40
1,70 0,20
dihasilkan,
sehingga
dapat
mempengaruhi
laju
sedimentasi
dan
43
1.5
1
0.5
0
Hasil
analisis regresi linier, menghasilkan nilai b sebesar 0,733. Angka tersebut bernilai
positif menunjukkan terdapat hubungan searah antara variasi konsentrasi pati ubi
talas dengan viskositas. Nilai b mempunyai arti bahwa peningkatan konsentrasi
pati menyebabkan kenaikan viskositas suspensi. Grafik regresi linier antara
konsentrasi pati ubi talas dengan viskositas suspensi asam mefenamat dapat
dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Grafik regresi linier antara konsentrasi pati ubi talas dengan
viskositas suspensi asam mefenamat
45
47
di
atas
Formula
I
II
III
IV
Pondex
Konsentrasi
8%
10%
12%
14%
-
Ukuran Partikel
(g) SD
13,71 0,35
11,12 0,20
9,62 0,29
9,1 0,1
8,46 0,14
Tabel
IV
Analisis
regresi linier menghasilkan nilai b sebesar 1,534. Nilai b menunjukkan bahwa
49
jika ada penambahan konsentrasi pati ubi talas maka ukuran partikel suspensi
asam mefenamat akan berkurang sebesar 1,534. Nilai negatif menunjukkan bahwa
adanya hubungan yang berbanding terbalik antara variasi konsentrasi pati ubi talas
dengan ukuran partikel suspensi asam mefenamat, yang artinya bahwa
peningkatan konsentrasi pati ubi talas menyebabkan ukuran partikel suspensi
asam mefenamat menurun. Grafik regresi linier antara konsentrasi pati ubi talas
dengan ukuran partikel suspensi asam mefenamat dapat dilihat pada Gambar 7.
51
menggunakan analisis regresi linier. Data hasil pengujian mudah tidaknya dituang
dan analisis regresi linier dapat dilihat pada Tabel V dan Lampiran 8.
Tabel V. Mudah Tidaknya Dituang Suspensi Asam Mefenamat
dengan Variasi Konsentrasi Pati Ubi Talas sebagai
Suspending Agent
Formula
I
II
III
IV
Pondex
Konsentrasi
8%
10%
12%
14%
-
Waktu (detik) SD
10,33 1,53
13.67 1,53
21,67 1,53
40,67 1,15
36,33 1,53
53
pati ubi talas dengan mudah tidaknya dituang suspensi asam mefenamat dapat
dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Grafik regresi linier antara konsentrasi pati ubi talas dengan
mudah tidaknya dituang suspensi asam mefenamat.
Hal ini dapat dijelaskan karena peningkatan konsentrasi pati ubi talas
menyebabkan viskositas semakin tinggi, sehingga suspensi semakin sukar untuk
dituang. viskositas dan mudahnya dituang sangat berkaitan erat (Ansel, 1989).
4. Redispersibilitas
Salah satu parameter suspensi farmasi yang baik harus mudah terdispersi
kembali setelah penggojokan ringan. Suatu suspensi umumnya akan mengendap
setelah waktu penyimpanan. Pengendapan yang terjadi, diharapkan dapat
terdispersi kembali setelah penggojokan ringan. Homogenitas dapat menjamin
keseragaman dosis obat yang diberikan (Banker dan Rhodes, 1996).
Redispersibilitas berkaitan dengan viskositas. Semakin tinggi viskositas, maka
semakin
sukar
untuk
terdispersi
kembali.
Hasil
pengamatan
terhadap
55
hasil pengamatan dan analisis regresi linier dapat dilihat pada Tabel VI dan
Lampiran 9.
Tabel VI. Redispersibilitas Suspensi Asam Mefenamat dengan
Variasi Konsentrasi Pati Ubi Talas sebagai Suspending
Agent
atas
Formula
I
II
III
IV
Pondex
Konsentrasi
8%
10%
12%
14%
-
Redidpersibilitas(detik
) SD
28,67 1,53
32,33 2,08
33,33 1,53
43 1,00
32,67 2,51
Data
di
57
cara
pengurangan ukuran
59
Formula
I
II
III
IV
Pondex
Konsentrasi
8%
10%
12%
14%
-
Volume
Sedimentasi
(detik) SD
0,87 0,02
0,94 0,02
0,95 0,01
0,95 0,01
0,99 0,01
61
Gambar 10. Grafik regresi linier antara konsentrasi pati ubi talas
dengan volume sedimentasi suspensi asam mefenamat
63
65
DAFTAR PUSTAKA
67
Richana, N., dan Sunarti, T. C., 2004, Karakterisasi Sifat Fisikokimia Tepung
Umbi dan Tepung Pati dari Umbi Ganyong, Suweg, Ubi Kelapa dan
Gembili, Journal Pasca Panen, 1(1), 33.
Satyam, G., Shivani, S., Shivam, G., Sobhit, J., Sanjeev, V., Arvind, K.,
2010,Strach As An Material For Drug Delivery, Internsional Journal of
Biological and Pharmaceutical Reearcg, 1(2);56-60.
Sinko, P. J., 2006, Martin Physical Pharmacy And Pharmaceutical Sciences,
diterjemahkan oleh Dr. Joshita Djajadisastra, dan Amalia H. Hadinata, Edisi
5, Buku Kedokteran ECG, Jakarta, 293-295, 498-499, 638-640.
Siswanto,A., Soedirman, I., dan Wijayanti, R.E., 2008, Pengruh Sorbitol Sebagai
Bahan Pemflokula Terhadap Stabilitas Suspensi Asam Mefenamat Dalam
Prosiding Kongres Ilmiah XVI ISFI, transformasi ilmu dan teknologi dalam
praktek profesi kefarmasian, 821-825.
Steenis, 1992, Flora Untuk Sekolah Indonesia. Penerbit PT. Pradnya Paramita,
Jakarta.
Syamsuni, H.A., 2007, Ilmu Resep, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 135145.
Tabibi, S. E., dan Rhodes, C. T., 1996, Dysperse System, in Banker, G. S., and
Rhodes, C. T., (Eds), Modern Pharmaceutics, 3rd Ed., Revised and
Expanded, Marcel Dekker Inc., New York, 306.
Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahakan oleh
Soendani Noerono Soewandi, Edisi Kelima, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 445-460.
Wang, J. K.,1993, Taro, A Riview Of Colocasia Esculenta And Its Potential,
Universitaty Of Hawai Press, Hawai, 23- 26.
Winfield, A. J., dan Richards, R. M. E., 2004, Pharmaceutical pratice 3rd, Elsevier
Science Limited, New York, 145-152.
69
71
73
75
77
79
3,15 100%
=35%
81
viskositas suspensi
formula suspensi
Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
1,4333
,88455
2,50
1,168
N
12
12
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
viskositas
suspensi
1,000
,968
.
,000
12
12
viskositas suspense
formula suspense
viskositas suspense
formula suspense
viskositas suspense
formula suspense
formula
suspensi
,968
1,000
,000
.
12
12
Variables Entered/Removed(b)
Variables
Variables
Model
Entered
Removed
Method
1
formula
. Enter
suspensi(a)
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: viskositas suspense
Model Summary(b)
Adjusted R
Model
R
R Square
Square
1
,968(a)
,937
,931
a Predictors: (Constant), formula suspensi
b Dependent Variable: viskositas suspensi
Std. Error of
the Estimate
,23238
ANOVA(b)
Model
1
Sum of
Squares
Regressio
n
Residual
Total
8,067
,540
8,607
a Predictors: (Constant), formula suspensi
b Dependent Variable: viskositas suspensi
df
Mean Square
1
8,067
10
11
,054
F
149,383
Sig.
,000(a)
83
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
formula
suspensi
Std. Error
-.400
.164
.733
.060
Beta
.968
Sig.
-2.434
.035
12.222
.000
85
ukuran partikel
formulasi suspensi
Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
10,89
1,884
2,50
1,168
N
12
12
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
ukuran partikel
formulasi suspensi
ukuran partikel
formulasi suspensi
ukuran partikel
formulasi suspensi
ukuran
partikel
1,000
-,951
.
,000
12
12
formulasi
suspensi
-,951
1,000
,000
.
12
12
Variables Entered/Removed(b)
Variables
Variables
Model
Entered
Removed
Method
1
formulasi
. Enter
suspensi(a)
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: ukuran partikel
Model Summary(b)
Adjusted R
Model
R
R Square
Square
1
,951(a)
,905
,895
a Predictors: (Constant), formulasi suspensi
b Dependent Variable: ukuran partikel
Std. Error of
the Estimate
,610
ANOVA(b)
Sum of
Squares
df
Regression
35,313
1
Residual
3,717
10
Total
39,030
11
a Predictors: (Constant), formulasi suspensi
b Dependent Variable: ukuran partikel
Model
1
Mean Square
35,313
,372
F
94,993
Sig.
,000(a)
87
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
formulasi
suspensi
Std. Error
14.725
.431
-1.534
.157
Beta
-.951
Sig.
34.155
.000
-9.746
.000
89
Lampiran 8.
Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
mudah tidah nya dituang
21,5833
12,34694
Formula
2,5000
1,16775
N
12
12
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
mudah tidah
nya dituang
1,000
,936
.
,000
12
12
Formula
,936
1,000
,000
.
12
12
Variables Entered/Removed(b)
Variables
Variables
Model
Entered
Removed
Method
1
formula(a)
. Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: mudah tidah nya dituang
Model Summary(b)
Adjusted R
Model
R
R Square
Square
1
,936(a)
,877
,864
a Predictors: (Constant), formula
b Dependent Variable: mudah tidah nya dituang
Std. Error of
the Estimate
4,54716
ANOVA(b)
Sum of
Model
Squares
Df
Mean Square
1
Regression
1470,150
1
1470,150
Residual
206,767
10
20,677
Total
1676,917
11
a Predictors: (Constant), formula
b Dependent Variable: mudah tidah nya dituang
F
71,102
Sig.
,000(a)
91
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
formula
Std. Error
-3.167
3.215
9.900
1.174
Coefficients
Beta
.936
Sig.
-.985
.348
8.432
.000
93
Lampiran 9.
redispersibilitas
formuasi
Std. Deviation
34.5000
5.58407
12
2.50
1.168
12
Correlations
redispersibilitas
Pearson Correlation
Redispersibilitas
1.000
.906
.906
1.000
.000
.000
Redispersibilitas
12
12
Formuasi
12
12
Formuasi
Redispersibilitas
Sig. (1-tailed)
Formuasi
formuasi
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Variables
Entered
Removed
formuasib
Method
. Enter
Model Summaryb
Mo
R Square
del
Adjusted
Std. Error of
R Square
the Estimate
Change Statistics
R Square
F Change
df1
df2
Sig. F Change
Change
1
.906a
.821
.803
2.47656
.821
45.924
10
.000
95
ANOVAa
Model
Sum of Squares
Regression
Mean Square
281.667
281.667
61.333
10
6.133
343.000
11
Residual
Total
df
Sig.
.000b
45.924
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
1
formuasi
Std. Error
23.667
1.751
4.333
.639
Beta
Sig.
Correlations
Zero-order
.906
13.515
.000
6.777
.000
Partial
.906
.906
Collinearity Statisti
Part
Tolerance
.906
1.000
VIF
1.0
97
sedimentasi
formulasi
Descriptive Statistics
Mean
Std. Deviation
,9267
,03846
2,5000
1,16775
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Model
1
N
12
12
Correlations
sedimentasi
sedimentasi
1,000
formulasi
,810
sedimentasi
.
formulasi
,001
sedimentasi
12
formulasi
12
formulasi
,810
1,000
,001
.
12
12
Variables Entered/Removed(b)
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
formulasi(a)
. Enter
Std. Error of
the Estimate
,02366
ANOVA(b)
Sum of
Squares
Regression
,011
Residual
,006
Total
,016
a Predictors: (Constant), formulasi
b Dependent Variable: sedimentasi
Model
1
Df
1
10
11
Mean Square
,011
,001
F
19,048
Sig.
,001(a)
99
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
Std. Error
(Constant)
.860
.017
formulasi
.027
.006
Coefficients
Beta
.810
Sig.
51.395
.000
4.364
.001
101
103
Alat redispersibilitas
105