C Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimanakah konstruksi mesin pelembut sampah organik ?
2. Bagaimanakah cara kerja mesin pelembut organik?
3. Bagaimanakah perhitungan komponen atau bagian-bagian mesin pelembut
sampah organik?
D Batasan Perancangan
Agar pembahasan mengenai perencanaan mesin dapat terarah dengan
baik, maka dapat diambil batasan-batasan masalah sebagai berikut.
1
listrik.
Dasar perhitungan meliputi proses konversi energi, pemilihan bahan,
E Sistem Pembahasan
Berikut model atau sistem pembahasan yang akan penulis terapkan dalam
perancangan mesin.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, dan tujuan penyusunan tugas akhir perancangan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kerangka
berpikir bagaimana mesin dibuat, dasar perencanaan (konversi energi), cara kerja
alat dan penjelasan mengenai komponen-komponen utama.
F GAMBAR
Keterangan:
1. Rangka
6.
2. Screw
7.
Lubang masuk
12. Poros
3. Rumah tawon
8.
Motor listrik
13. Roll
4. Cerobong keluar
9.
5. Tutup Pengunci
10. Puli
15.sabuk roll
Prinsip kerja mesin pelembut sampah organik ini yaitu ketika motor listrik
sudah dinyalakan atau ON, maka motor listrik (8) akan menggerakkan puli (10)
pada motor dan akan menggerakkan roll (13) dan screw (2) melalui sabuk screw
(14) dan sabuk roll(15). Berputarnya roll dan screw tersebut akan melembutkan
tekstur dari sampah organik. Ketika sampah organik dimasukkan ke dalam lubang
masuk penggilingan/lubang masuk (7), sampah organik langsung digilas oleh roll
(13) kemudian sampah organik yang sudah tergilas roll diaduk lagi dan dibawa
oleh screw (2). Proses selanjutnya sampah organik akan menabrak rumah tawon
(3) ketika ada tekanan dari screw yang membawa ikan asin keluar melalui lubang
keluar (4).
G Rumus yang digunakan.
No
1
Besaran
Diameter luar
Simbol
dk
Satuan
mm
Rujukan
Sularso
puli
& Suga,
Kecepatan
1991:166
Sularso
m/s
sabuk linier
3
Rumus
dk = dp + 2 x K,
Panjang
mm
sabuk
d p n1
60.1000
& Suga,
L1 = 2 C 1 +
(dp + Dp1) +
1991:166
Sularso
& Suga,
1991
1
2
( D p 1d p)
4.C 1
Momen
Kg.mm
Pd
n
T= 9,74 x 105
punter
5
Tegangan
Kg/mm2
geser
6
Putaran kritis
Tegangan
Nci
max
rpm
Kg/mm2
geser
Sularso
& Suga,
1991
Sularso
(d 3 / 16)
& Suga,
1991
Sularso
N cr 52700.
ds
L
.
l1 .l 2 W
5,1
max 3
ds
& Suga,
Km . M 2 Kt .T 2
1991
Sularso
& Suga,
1991
Daya motor
HP
Umur
jam
2 x nT
4500
Lh 500. fh3
P=
(HP)
Sularso
nominal
& Suga,
bantalan
1991
10
d1
d2
Jumlah gigi
dan
11
perbandingan
Gaya
Ft
Kg
Ft =
tangensial
12
13
Diameter
dk
mm
m. z 1
m. z 2
102. Pd
v
Dk=(z1+2)m
1980:216
Sularso
& Suga,
1991
Sularso
& Suga,
kepala
1991
Faktor
fv
rpm
fv =
6
6 +v
kecepatan
sedang
Diameter
mm
d1 =
2. a
1+i
jarak bagi
Kecepatan
Sularso
& Suga,
1991
sementara
15
& Suga,
lingkaran
dinamis
14
Sularso
Sularso
& Suga,
1980:216
rpm
v=
keliling
. d 01. n 1
60 1.000
Sularso
& Suga,
1980:
16
17
Beban lentur
Fb
Kg/mm
Fb = a. m. Y. fv
238
Sularso
yang
& Suga,
diizinkan per
1980:
satuan lebar
Lebar sisi
240
Sularso
b = Ft / Fmin
mm
roda gigi
& Suga,
1980:
18
Tegangan
geser pada
pasak
Kg/mm
Ft
= b.l
240
Sularso
& Suga,
1997: 25