NAMA
: SURYANATA PRIMAKOV
NIM
: 1515051046
KELAS
: 2A
JURUSAN
dan
dialek
Melayu
berkembang
secara
luas
dan
menjadi
beragam. Pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai
untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa
Belanda untuk para pegawai pribumi dinilai lemah. Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam
bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat.
Pada
tahun
1901,
Indonesia
Van
Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia)
di
Wilkinson.
Ejaan
Van
Ophuysen
diawali
dari
penyusunan Kitab Logat Melayu(dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi
Soetan Mamoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Kemudian pada tahun 1908 Pemerintah
Hindia-Belanda (VOC) mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama
Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat). Intervensi pemerintah semakin kuat
dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur ("Komisi Bacaan Rakyat" - KBR) pada
tahun 1908, yang kemudian pada tahun 1917 ia diubah menjadi Balai Pustaka. Balai itu
menerbitkan buku-buku novel seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun
bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran
bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "Bahasa Persatuan Bangsa" pada
saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Selanjutnya perkembangan bahasa dan
kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah
Rusli, Abdul
Muis, Nur
Sutan
Iskandar, Sutan
Takdir
Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah
perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.
Pada tahun 2008 dicanangkan sebagai Tahun Bahasa 2008. Oleh karena itu, sepanjang
tahun 2008 telah diadakan kegiatan kebahasaan dan kesastraan. Sebagai puncak dari seluruh
kegiatan kebahasaan dan kesastraan serta peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda, diadakan
Kongres IX Bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di Jakarta. Kongres
tersebut akan membahas lima hal utama, yakni bahasa Indonesia, bahasa daerah, penggunaan
bahasa asing, pengajaran bahasa dan sastra, serta bahasa media massa. Kongres bahasa ini
berskala internasional dengan menghadirkan para pembicara dari dalam dan luar negeri. Para
pakar bahasa dan sastra yang selama ini telah melakukan penelitian dan mengembangkan bahasa
Indonesia di luar negeri sudah sepantasnya diberi kesempatan untuk memaparkan pandangannya
dalam kongres ini.
2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Sebagai Bahasa Nasional
Tanggal 28 Oktober 1928, pada hari Sumpah Pemuda lebih tepatnya, Dinyatakan Kedudukan
bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional memilki fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.
2. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
3. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
4. Bahasa Indonesia sebagai Pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan
Budaya.
adapun penjelasanya :
1. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan
dengan digunakan nya bahasa indonesia dalam bulir-bilir Sumpah Pemuda. Yang bunyinya
sebagai berikut :
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.
2. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan
masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang ini. Berbeda dengan negara-negara lain
yang terjajah, mereka harus belajar dan menggunakan bahasa negara persemakmurannya.
Contohnya saja India, Malaysia, dll yang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.
3. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan
digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai macam media komunikasi. Misalnya saja Buku,
Koran, Acara pertelevisian, Siaran Radio, Website, dll. Karena Indonesia adalah negara yang
memiliki beragam bahasa dan budaya, maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal
ini juga berkaitan dengan Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan
Budaya.
4.Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat
istiadat dan Budaya.
Agar semua bangsa indonesia memiliki bahasa pemersatu dalam berkomunikasi walaupun
berbeda beda asal,suku,ras dan adat
Sebagai Bahasa Negara
Dalam UUD 1945 bab XV, pasal 36, telah ditetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.
Dengan demikian, selain berkedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga
berkedudukan sebagai bahasa negara.
Pada tanggal 25-28 Februari 1975, Hasil perumusan seminar polotik bahasa Nasional yang
diselenggarakan di jakarta. berikut fungsi dan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara adalah :
1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.
2. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
3. Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
sendiri, yang membedakannya dengan bahasa daerah. Dalam pada itu untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern, baik dalam bentuk penyajian pelajaran, penulisan buku atau
penerjemahan, dilakukan dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian masyarakat bangsa kita
tidak
tergantung sepenuhnya kepada bangsa-bangsa asing di dalam usahanya untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta untuk ikut serta dalam usaha
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terkait dengan hal itu, Suhendar dan Supinah
(1997) mengemukakan bahwa bahasa Indonesia adalah atu-satunya alat yang memungkinkan
kita membina serta mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki
ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari kebudayaan daerah.
3. Upaya Untuk Menjaga Eksistensi Bahasa Indonesia
Saat ini Bahasa Indonesia masih di pakai di dalam bahasa sehari-hari, tetapi sudah banyak
modifikasi dalam bicara sehari-hari, maksud modifikasi, yaitu perubahan cara pengucapan,
misalnya: Bahasa Indonesia AKU saat ini menjadi bahasa yang saya sendiri tidak tahu
darimana asal bahasa itu yaitu GUE. Sangat dimaklumi, bahwa bahasa-bahasa saat ini sudah
terbiasa atau juga sudah menjadi maklum, karena hampir setiap hari berbicara dengan teman
memakai bahasa saat ini, bukan Bahasa Indonesia yang baku.
Saat ini saya sendiri sangat memakluminya, karena sangat sulit untuk mengubah bahasa yang
kita pakai sehari-hari, diubah menjadi Bahasa Indonesia yang sangat formal, saya sebut sangat
formal, karena Bahasa Indonesia sekarang bisa jadi hanya dipakai saat rapat atau saat-saat
berkumpul di lingkungan, atau juga, saat generasi muda berbicara dengan orang yang lebih tua.
Dan tidak memungkiri, kalau saja orang yang sudah tua juga memakai bahasa anak muda di
jaman ini, karena teman-temannya di kantor atau PT juga masih ingin di sebut sebagai Jiwa
muda.
Menurut saya cara generasi muda saat ini untuk melestarikan Bahasa Indonesia adalah dengan
cara, sedikit- sedikit harus memulai mengucapkan Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar dengan tetap memperhatikan ragam bahasa sesuai dengan waktu dan kondisi tanpa
menyampingkan bahasa daerah atau lokal, karena jika tidak memulai saat ini, pasti akan
terlambat, dan pastinya akan lebih lama lagi memahami pengucapan-pengucapan dalam Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Satu lagi cara untuk melestarikan Bahasa Indonesia, cukup dengan mencintai Bahaasa Indonesia,
dan mengamalkannya pada kehidupan sehari-hari.