Anda di halaman 1dari 7

BAHASA INDONESIA

NAMA

: SURYANATA PRIMAKOV

NIM

: 1515051046

KELAS

: 2A

JURUSAN

: PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN


UNVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2016

1. Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari
cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara sejak
abad-abad awalpenanggalan modern. Aksara pertama dalam bahasa Melayu atau Jawi ditemukan
di pesisir tenggara Pulau Sumatera, mengindikasikan bahwa bahasa ini menyebar ke berbagai
tempat di Nusantara dari wilayah ini, berkat penggunaannya oleh Kerajaan Sriwijaya yang
menguasai jalur perdagangan. Istilah Melayu atau sebutan bagi wilayahnya sebagai Malaya
sendiri berasal dari Kerajaan Malayu yang bertempat di Batang Hari, Jambi, dimana diketahui
bahasa Melayu yang digunakan di Jambi menggunakan dialek "o" sedangkan dikemudian hari
bahasa

dan

dialek

Melayu

berkembang

secara

luas

dan

menjadi

beragam. Pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai
untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa
Belanda untuk para pegawai pribumi dinilai lemah. Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam
bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat.
Pada

tahun

1901,

Indonesia

sebagai Hindia-Belanda mengadopsi ejaan

Van

Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia)
di

bawah Inggrismengadopsi ejaan

Wilkinson.

Ejaan

Van

Ophuysen

diawali

dari

penyusunan Kitab Logat Melayu(dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi
Soetan Mamoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Kemudian pada tahun 1908 Pemerintah
Hindia-Belanda (VOC) mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama
Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat). Intervensi pemerintah semakin kuat
dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur ("Komisi Bacaan Rakyat" - KBR) pada
tahun 1908, yang kemudian pada tahun 1917 ia diubah menjadi Balai Pustaka. Balai itu
menerbitkan buku-buku novel seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun
bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran
bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "Bahasa Persatuan Bangsa" pada
saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Selanjutnya perkembangan bahasa dan
kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah
Rusli, Abdul

Muis, Nur

Sutan

Iskandar, Sutan

Takdir

Alisyahbana, Hamka, Roestam

Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah
perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.
Pada tahun 2008 dicanangkan sebagai Tahun Bahasa 2008. Oleh karena itu, sepanjang
tahun 2008 telah diadakan kegiatan kebahasaan dan kesastraan. Sebagai puncak dari seluruh
kegiatan kebahasaan dan kesastraan serta peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda, diadakan
Kongres IX Bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di Jakarta. Kongres
tersebut akan membahas lima hal utama, yakni bahasa Indonesia, bahasa daerah, penggunaan
bahasa asing, pengajaran bahasa dan sastra, serta bahasa media massa. Kongres bahasa ini
berskala internasional dengan menghadirkan para pembicara dari dalam dan luar negeri. Para
pakar bahasa dan sastra yang selama ini telah melakukan penelitian dan mengembangkan bahasa
Indonesia di luar negeri sudah sepantasnya diberi kesempatan untuk memaparkan pandangannya
dalam kongres ini.
2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Sebagai Bahasa Nasional
Tanggal 28 Oktober 1928, pada hari Sumpah Pemuda lebih tepatnya, Dinyatakan Kedudukan
bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional memilki fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.
2. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
3. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
4. Bahasa Indonesia sebagai Pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan
Budaya.
adapun penjelasanya :
1. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan
dengan digunakan nya bahasa indonesia dalam bulir-bilir Sumpah Pemuda. Yang bunyinya
sebagai berikut :
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe berbangsa satoe,

Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.
2. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan
masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang ini. Berbeda dengan negara-negara lain
yang terjajah, mereka harus belajar dan menggunakan bahasa negara persemakmurannya.
Contohnya saja India, Malaysia, dll yang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.
3. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan
digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai macam media komunikasi. Misalnya saja Buku,
Koran, Acara pertelevisian, Siaran Radio, Website, dll. Karena Indonesia adalah negara yang
memiliki beragam bahasa dan budaya, maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal
ini juga berkaitan dengan Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan
Budaya.
4.Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat
istiadat dan Budaya.
Agar semua bangsa indonesia memiliki bahasa pemersatu dalam berkomunikasi walaupun
berbeda beda asal,suku,ras dan adat
Sebagai Bahasa Negara
Dalam UUD 1945 bab XV, pasal 36, telah ditetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.
Dengan demikian, selain berkedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga
berkedudukan sebagai bahasa negara.
Pada tanggal 25-28 Februari 1975, Hasil perumusan seminar polotik bahasa Nasional yang
diselenggarakan di jakarta. berikut fungsi dan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara adalah :
1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.
2. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
3. Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.

4. Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.


adapun penjelasanya :
1. Bahasa resmi kenegaraan
Dalam kaitannya dengan fungsi ini bahasa Indonesia dipergunakan dalam adminstrasi
kenegaraan, upacara atau peristiwa kenegaraan baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan,
komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat. Dokumen-dokumen dan
keputusankeputusan serta surat-menyurat yang dikeluarkan oleh pemeritah dan badanbadan
kenegaraan lain seperti DPR dan MPR ditulis di dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama
pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam bahasa Indonesia. Demikian halnya dengan
pemakaian bahasa Indonesia oleh warga masyarakat kita di dalam hubungannya dengan upacara,
peristiwa, dan kegiatan kenegaraan.
Suhendar dan Supinah (1997) menyatakan bahwa untuk melaksanakan fungsinya sebagai bahasa
resmi kenegaraan dengan sebaikbaiknya, pemakaian bahasa Indonesia di dalam pelaksanaan
adminstrasi pemerintahan perlu senantiasa dibina dan dikembangkan, penguasaan bahasa
Indonesia perlu dijadikan salah satu faktor yang menentukan di dalam pengembangan
ketenagaan seperti penerimaan karyawan baru, kenaikan pangkat baik sipil maupun militer, dan
pemberian tugas-khusus baik di dalam maupun di luar negeri.
2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia dipergunakan dilembaga-lembaga pendidikan baik
formal atau nonformal, dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Masalah
pemakaian bahasa Indonesia sebagai satu-satunya bahasa pengantar di segala jenis dan tingkat
pendidikan di seluruh Indonesia, menurut Suhendar dan Supinah (1997), masih merupakan
masalah yang meminta perhatian.
3. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional
serta kepentingan pemerintah
Dalam hubungannya dengan fungsi ini, bahasa Indonesia tidak hanya dipakai sebagai alat
komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat luas atau antar suku, tetapi juga
sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang keadaan sosial budaya dan bahasanya sama.
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
Dalam kaitan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina
serta mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki identitasnya

sendiri, yang membedakannya dengan bahasa daerah. Dalam pada itu untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern, baik dalam bentuk penyajian pelajaran, penulisan buku atau
penerjemahan, dilakukan dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian masyarakat bangsa kita
tidak
tergantung sepenuhnya kepada bangsa-bangsa asing di dalam usahanya untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta untuk ikut serta dalam usaha
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terkait dengan hal itu, Suhendar dan Supinah
(1997) mengemukakan bahwa bahasa Indonesia adalah atu-satunya alat yang memungkinkan
kita membina serta mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki
ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari kebudayaan daerah.
3. Upaya Untuk Menjaga Eksistensi Bahasa Indonesia
Saat ini Bahasa Indonesia masih di pakai di dalam bahasa sehari-hari, tetapi sudah banyak
modifikasi dalam bicara sehari-hari, maksud modifikasi, yaitu perubahan cara pengucapan,
misalnya: Bahasa Indonesia AKU saat ini menjadi bahasa yang saya sendiri tidak tahu
darimana asal bahasa itu yaitu GUE. Sangat dimaklumi, bahwa bahasa-bahasa saat ini sudah
terbiasa atau juga sudah menjadi maklum, karena hampir setiap hari berbicara dengan teman
memakai bahasa saat ini, bukan Bahasa Indonesia yang baku.
Saat ini saya sendiri sangat memakluminya, karena sangat sulit untuk mengubah bahasa yang
kita pakai sehari-hari, diubah menjadi Bahasa Indonesia yang sangat formal, saya sebut sangat
formal, karena Bahasa Indonesia sekarang bisa jadi hanya dipakai saat rapat atau saat-saat
berkumpul di lingkungan, atau juga, saat generasi muda berbicara dengan orang yang lebih tua.
Dan tidak memungkiri, kalau saja orang yang sudah tua juga memakai bahasa anak muda di
jaman ini, karena teman-temannya di kantor atau PT juga masih ingin di sebut sebagai Jiwa
muda.
Menurut saya cara generasi muda saat ini untuk melestarikan Bahasa Indonesia adalah dengan
cara, sedikit- sedikit harus memulai mengucapkan Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar dengan tetap memperhatikan ragam bahasa sesuai dengan waktu dan kondisi tanpa
menyampingkan bahasa daerah atau lokal, karena jika tidak memulai saat ini, pasti akan

terlambat, dan pastinya akan lebih lama lagi memahami pengucapan-pengucapan dalam Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Satu lagi cara untuk melestarikan Bahasa Indonesia, cukup dengan mencintai Bahaasa Indonesia,
dan mengamalkannya pada kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai