Anda di halaman 1dari 26

TABLET

PENDAHULUAN

A. Definisi
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi. (USP 26,
Hal 2406)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan
metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI IV, Hal 4)
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif dan biasanya dibuat
dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam. (BP 2002)

B. Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
11. Bobot minimal tablet 50 mg, bobot maksimal tablet 800 mg

C. Keuntungan Sediaan Tablet


Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan, antara lain:
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral yang paling
ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan;
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti) dan
menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta
variabilitas kandungan yang paling rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang (tertutupi) rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan
langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau
berhiasan timbul;
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila
bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;
9. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus seperti tablet lepas tunda, lepas lambat,
lepas terkendali;
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak, dan untuk
terapi lokal (salut enterik);
11. Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling mudah diproduksi secara besar-besaran dengan
proses pengemasan yang mudah dan murah sehingga biaya produksi lebih rendah;

12. Pemakaian oleh penderita lebih mudah


13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan
stabilitas mikrobiologi yang paling baik.

D. Kerugian Sediaan Tablet


Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunyai beberapa kerugian, antara lain :
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan);
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak dan padat, karena sifat amorf, flokulasi, atau
rendahnya berat jenis;
Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi,
absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit
atau tidak mungkin diformulasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavaibilitas
obat cukup (harus diformulasi sedemikian rupa);
Zat aktif yang rasanya pahit, zat akrif dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau zat aktif
yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi atau
penyalutan dahulu sebelum dikempa. Dalam keadaan ini sediaan kapsul menjadi lebih baik serta
lebih murah daripada tablet(Teori dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 645-646).
Kesimpulan dari keuntungan dan kerugian tablet dibandingkan dengan sediaan oral lainnya: ternyata
tablet benar-benar memberi keuntungan dalam bentuk tempat/ruangan yang paling kecil yang diperlukan
untuk penyimpanan. Tablet juga mudah diberikan dan dikontrol, mudah dibawa, dan ongkosnya rendah.
Bagi dokter dosisnya fleksibel (tablet dapat dibelah dua), serta menjamin ketepatan dosis.

E. Jenis Sediaan Tablet


Berdasarkan metode pembuatannya, tablet terdiri atas :
a. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja.
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.
Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak
tergantung pada kekuatan yang diberikan.
Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :
1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional Biasa/Tablet Kempa Standar
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari zat
aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti:

Pengisi (memberi bentuk), contoh: laktosa

Pengikat (memberi adhesivitas/kelekatan saat bertemu saluran pencernaan), contoh:


musilago amili, amilum.

Desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)


Tablet ini biasanya dikehendaki untuk memberikan disintegrasi dan pelepasan obat yang cepat.
b.
Tablet Kempa Multi/Kempa Ganda
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal sehingga
tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis.
Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan).
c.
Tablet Lepas Terkendali atau Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dikendalikan atau dimodifikasi sehingga tablet tersebut
melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis
pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk
beberapa waktu tertentu. (Misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).

d.

e.

f.
g.

h.

Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)


Tablet yang pelepasan zat aktifnya ditunda pada daerah tertentu. Contoh yang paling umum
adalah tablet salut enterik yaitu tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan
terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus. Contoh lain adalah tablet
veteriner yang ditunda pelepasan zat aktifnya sampai di kolon.
Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun
tidak. Tujuan: melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O 2, lembab), menutup rasa dan
bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.
Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut
dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna.
Tablet Effervescent
Tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan CO 2. Tablet
ini harus dilarutkan dalam air baru diminum. Keuntungan tablet efervesen adalah kemungkinan
penyiapan larutan dalam waktu seketika, yang mengandung dosis obat yang tepat. Kerugiannya
adalah kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia.
Tablet Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah di mulut sebelum
ditelan. Tujuan dari tablet kunyah adalah untuk memberikan suatu bentuk pengobatan yang dapat
diberikan dengan mudah kepada anak-anak atau orang tua, yang mungkin sukar menelan obat
utuh.

2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut


a.
Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan di antara gusi dan pipi. Biasanya keras dan
digunakan untuk zat aktif hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut
dalam waktu yang lama (secara perlahan biasanya dalam jangka waktu 15-30 menit).
b.
Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, contoh: nitrogliserin, untuk obat
penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar
dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.
c.
Troches atau Lozenges (Tablet Hisap)
Adalah bentuk lain dari tablet yang digunakan dalam rongga mulut. Digunakan untuk
memberikan efek lokal pada mulut dan tenggorokan. Bentuk tablet ini umumnya digunakan untuk
mengobati sakit tenggorokan atau megurangi batuk pada influenza. Kedua bentuk ini dapat
mengandung anestetik lokal, berbagai antiseptik dan antibakteri, demulsen, astringen dan
antitusif. Kedua jenis tablet ini dirancang agar tidak hancur di dalam mulut tetapi larut perlahan
dalam jangka waktu 30 menit atau kurang.
d.
Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar gigi yang
kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri
di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa antibakteri yang dilepaskan
secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi perdarahan dengan melepaskan suatu astringen
atau koagulan. Pembawa yang umum digunakan adalah Na bikarbonat, NaCl atau suatu asam
amino. Tablet dirancang dapat larut atau terkikis secara perlahan dalam j angka waktu 20 40
menit.
3. Tablet Kempa Digunakan Melalui Lubang Tubuh
a.
Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya
untuk kerja lokal atau sistemik.
b.
Tablet Vaginal
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya

terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen.
Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam
pengobatan sistemik.
4. Tablet Kempa untuk Implantasi
Tablet Implantasi
Tablet implantasi atau tablet depo dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril.
Dimaksudkan untuk implantasi subkutan manusia atau hewan. Tujuannya untuk mendapatkan
efek obat dalam jangka waktu yang lama, berkisar dari satu bulan sampai satu tahun (Untuk KB,
3-6 bulan, mencegah kehamilan). Tablet ini biasanya kecil berbentuk silindris/roset dan
panjangnya tidak lebih dari 8 mm.
5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain
a.
Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.
Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk memberikan
jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV).
Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air minum.
b.
Tablet Hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air. Umumnya
digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut
steril (FI IV)
c.
Tablet Dispensing
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair. Dimaksudkan
untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk
mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu. Bahan yang lazim dimasukkan ke
dalam tablet dispensing yaitu perak proteinat, merkuri diklorida, merbromin, dan berbagai
senyawa amonium kuartener.
Berdasarkan Rute Pemberian :
1. Tablet oral (dalam mulut)
2. Tablet rektal
3. Tablet vaginal
4. Tablet implantasi
Berdasarkan Penyalutan :
1. Tablet polos
2. Tablet salut gula
3. Tablet salut film
Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif :
1. Tablet pelepasan biasa
2. Tablet lepas lambat atau terkendali
3. Tablet lepas tunda
M E T O D E P E M B U ATAN TAB L E T
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan
kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan
karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab,
kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :

a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang
lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa
lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap
lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan
kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet
dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa
basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat/pengikat sebagai
pengganti pengompakan, teknik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung
pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan
kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki
peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan
ikatannya akan meningkat sampai titik optimal bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat
dalam jumlah yang optimal. Gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal
pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai
dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja. Jika sudah diperoleh massa basah atau
lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau
oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan
proses pengeringan menjadi lebih cepat. Setelah pengeringan, granul diayak kembali ukuran ayakan
tergantung pada alat penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.

Keuntungan metode granulasi basah :


Memperoleh aliran yang baik
Meningkatkan kompresibilitas
Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
Mengontrol pelepasan
Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
Distribusi keseragaman kandungan
Meningkatkan kecepatan disolusi
Kekurangan metode granulasi basah:
Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
Biaya cukup tinggi

Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk
zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air

b. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan

mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula. Prinsip dari metode ini
adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat
melalui gaya. Teknik ini cukup baik digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu
tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen-komponen tablet dikompakkan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke
dalam die dan dikompakkan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya
disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan
granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal. Bila slug yang didapat belum
memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga
dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat
bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan
satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan teknik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini
mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :

Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi


Zat aktif susah mengalir
Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan cara granulasi kering adalah:

Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan
pengeringan yang memakan waktu

Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab

Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat

Kekurangan cara granulasi kering adalah:


Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang

c. Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif

dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode
yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi
dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki aliran yang bagus, zat aktif yang kecil
dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat
berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian
besar zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung
dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). Secara
umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah: alirannya baik,
kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas
dalam massa tablet.

Keuntungan metode kempa langsung yaitu :


Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit

Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang
diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan
juga lebih sedikit.

Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab

Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung
menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses
dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
Kekurangan metode kempa langsung :

Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat
menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang
seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.

Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya
digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang
dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi
dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning.
Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan
pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.

Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir;
kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik.

d. Metode semi granulasi dasar dan Granulasi terpisah


Metode ini dilakukan jika terdapat dua atau lebih zat aktif yang akan dibuat dalam satu sediaan tablet

dan kedua atau lebih zat aktif tersebut memiliki sifat yang berbeda.
Kesimpulan
Granulasi Basah
-

zat
aktif
tahan terhadap lembab dan
panas
sifat
aliran
dan
kompresibilitasnya
tidak baik
-

Granulasi kering
zat
aktif
yang memiliki dosis efektif
yang terlalu tinggi
untuk
dikempa
langsung
zat aktif yang sensitif
terhadap pemanasan dan kelembaban

Kempa langsung
zat aktif maupun
untuk
eksipiennya
memiliki aliran yang
bagus
zat aktif yang kecil
dosisnya
zat aktif tersebut tidak
tahan terhadap panas
dan lembab

Semi Granulasi basah


dan granulasi terpish
- kedua atau lebih zat
aktif tersebut memiliki
sifat yang berbeda

BAHAN PEMBANTU (Eksipien) PEMBUATAN TABLET


A. PENGISI
Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat bobot tablet
sesuai dengan yang diharapkan. Pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk.
Pada obat yang berdosis dukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan (misal aspirin, antibiotik tertentu).
Tablet oral biasanya berukuran 3/16 sampai inci. Tablet yang lebih kecil dari 3/16 inci sukar dipegang
oleh orang lanjut usia, sedangkan yang lebih besar dari inci sukar ditelan. Berat tablet berkisar antara
120-700 mg untuk kerapatan standar zat organik. Tablet bentuk oval, lebih mudah ditelan, berat tablet
dapat lebih besar atau sama dengan 800 mg. Pengisi dapat juga ditambah karena alasan kedua yaitu
memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memacu aliran. (Lachman; 697)
Pada pengolahan jumlah obat yang sangat sedikit (misalnya alkaloida, hormon, vitamin dan sebagainya)
diperlukan bahan pengisi, untuk akhirnya memungkinkan suatu pencetakan. Bahan pengisi mengurus
untuk itu, bahwa tablet mengandug ukuran atau massa yang dibutuhkan (0,1-0,8 g). Disamping netral
secara kimia dan fisiologis sebaiknya konstituensia seperti ini dapat dicerna baik. Digunakan jenis pati
(pati kentang, pati gandum, dan pati jagung) dan laktosa (penggunaannya misalnya pada tablet
homeopati, keburukan kehancurannya rendah). Sifat tablet yang lebih baik diberikan laktosa
dikeringsemburkan, setelah penambahan dari bahan pelincir dan pelicin jika perlu memungkinkan
tabletasi langsung. Beberapa farmakope mengarahkan suatu campuran granul dari pati kentang dan
laktosa sebagai granulatum simpleks. (R. Voight, tekfar)
Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika
dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali.
Jenis -jenis pengisi yang lazim digunakan:
1. Avicel (mikrokristalin selulosa) (HOE h.84)
Bentuk 103 memiliki keunggulan dibandingkan dengan 101, 102 karena volume spesifiknya
kecil, aliran lebih baik dan waktu hancur lebih singkat.
Insoluble, non-reaktif, aliran kurang baik, kapasitas pegang 50%.
Menghasilkan tablet yang keras dengan tekanan kecil (kompresibilitas baik) dan friabilitas
tablet rendah, waktu stabilitas panjang.
Menghasilkan pembasahan yang cepat dan rata sehingga mendistribusikan cairan penggranul ke
seluruh massa serbuk; menghasilkan distribusi warna dan obat yang merata.
Bertindak sebagai pembantu mengikat, menghasilkan granul yang keras dengan sedikit fines.

Bisa bersifat pengikat kering, disintegran, lubrikan dan glidan.


Berfungsi sebagai self lubrikan sehingga lubrikan yang diperlukan lebih sedikit.
Penggunaannya membutuhkan lubrikan; penggunaannya dapat dikombinasi dengan laktosa,
manitol, starch, kalsium sulfat.
Membantu mengatasi zat-zat yang jika overwetting (terlalu basah) menjadi seperti clay yang
sukar digranulasi dan ketika kering granulnya menjadi keras dan resisten terhadap disintegrasi.
Contoh: kaolin, kalsium karbonat.
Avicel dalam GB memperbaiki ikatan pada pengempaan, mengurangi capping dan friabilitas
tablet.
Avicel membantu obat larut dengan air agar homogen, mencegah migrasi pewarna larut air dan
membantu agar evaporasi cepat dan seragam.
Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat tambahan.
60% avicel PH 101 dan 40% amilum sebagai pasta 10% membuat massa lembab mudah
digranulasi, membentuk granul yang kuat pada pengeringan dengan sedikit fine daripada pasta
yang hanya terbuat dari amilum.
Bentuk PH 101: serbuk, PH 102: granul, PH 103: serbuk

2. Kalsium sulfat dihidrat

Digunakan sebagai pengisi untuk granulasi dengan jumlah zat aktif 20-30%.

Sinonim: terra alba, snow white filler.

Insoluble, non-higroskopis.
Semakin tinggi grade-nya semakin putih, pengisi paling murah, bisa dipakai untuk zat aktif
asam, netral, basa; punya kapasitas absorbsi yang tinggi untuk minyak.
Pengikat yang disarankan: PVP, MC, starch paste
3. Kalsium fosfat dibasic

Digunakan sebagai pengisi dan pengikat untuk kempa langsung dengan memiliki ukuran
paling kecil, tidak mahal, tidak dapat digunakan bersama senyawa asam atau garam asam

Jika digunakan cairan pengikat yang terlalu banyak maka jadi lengket dan keras, tidak dapat
digranul sehingga solusinya dikombinasi dengan starch/Avicel

Paling baik ditambah avicel

Tablet dengan pengisi ini biasanya rapuh

Sifat fragmentasi tinggi sehingga tidak sensitif terhadap lubrikan

Sifat partikel kurang baik karena partikel sangat halus


(Lachman Tablet ,157):
bisa digunakan dengan garam dari basa organik seperti anti histamin dan vitamin larut minyak.
Tidak larut di air, sedikit larut di asam
Non higroskopis, netral, serbuk putih
Menghasilkan tablet yang baik dan membutuhkan penghancur yang baik dan lubrikan yang
efektif.
Pengikat yang disarankan seperti pasta pati, PVP, metilselulosa, mikrokristalin selulosa.
4. Laktosa
(Lachman Tablet)
Inkompatibel dengan: senyawa yang sangat basa, asam askorbat, salisilamid, pyrilamine maleat,
phenilephrine HCl
Granul laktosa hidrat mengandung kadar lembab 4-5%
Laktosa adalah gula peredukasi bereaksi dengan amin primer (-NH 2) menghasilkan reaksi
Maillard
Isomer: dan (dalam campuran berada dalam kesetimbangan kedua bentuk)

(Lachman Industri h.699)


Pengisi yang paling umum, ada 2 bentuk: hidrat dan anhidrat
Jarang bereaksi dengan obat (hidrat dan anhidrat)
Untuk GB pakai laktosa HIDRAT; laktosa anhidrat tidak mengalami reaksi Maillard (dengan
zat aktif mengandung amina dengan adanya logam stearat), tetapi menyerap lembab.
Secara umum tablet menunjukkan release rate yang baik, granulnya cepat kering, disintegrasi
tablet tidak banyak dipengaruhi oleh kekerasan
(HOE h.252)
Keburukan: laktosa dpt berubah warna dengan adanya basa amin dan Mg-stearat
Dikenal 4 macam bentuk: granul kasar (60-80 mesh), granul halus (80-100 mesh), granul spray
dried (100-200 mesh), dan laktosa anhidrat
Dikenal sebagai gula susu.
Nilai kontaminasi bakteri rendah
Stabilitas warna baik, kompatibilitas tinggi, derajat kemurnian tinggi
Laktosa monohidrat tidak sesuai untuk kempa langsung karena fluiditas dan kompresibilitas
kurang
Untuk kempa langsung pake laktosa spray dried

Punya sifat fragmentasi rendah (ikatan antar partikel akan putus selama proses rearrangement
pada tekanan punch rendah)
Inkompatibel dengan asam askorbat, salisil-amida, pyrilamin maleat, dan fenileprin hidroklorida.

5. Spray-dried Laktosa (Lachman Industri h.699)


Untuk pengisi kempa langsung, umumnya digabung dengan Avicel. Jika tunggal digunakan
dalam konsentrasi 40-50% sebagai pembawa
Sifat aliran baik
Tablet menunjukkan disintegrasi yang cepat, friabilitas baik, dan variasi berat rendah dengan
hilangnya masalah sticking dan capping.
Sifat direct compression-nya berkurang jika kadar air < 3%; dapat dicampur dengan 20-25%
zat aktif tanpa kehilangan sifat direct compression-nya
Kapasitas pegang 20-25% terhadap zat aktif; punya aliran baik dan karakteristik pengikatan yang
lebih baik dibandingkan laktosa biasa
Kelemahan: dapat menghitam dengan adanya lembab, amin, atau senyawa lain yang
mengandung furaldehid
Gunakan lubrikan netral atau asam
6. Sukrosa (HOE h.446)

Bisa berfungsi sebagai pengisi/pengikat


Jika digunakan sebagai pengikat tunggal, sukrosa membentuk granul yang keras dan tablet lebih
cenderung terdisolusi daripada terdisintegrasi. Oleh karena itu banyak dikombinasi dengan
pengisi insoluble lain
Jika digunakan sebagai pengisi kering, biasanya digranulasi dengan pengikat larut air atau
hidroalkohol. Kekerasan granul tergantung jumlah pengikat yang digunakan. Campuran air dan
alkohol akan menghasilkan granul yang lebih lunak.
Memiliki banyak bentuk, paling sering digunakan bentuk confectioner untuk GB yang
mengandung 3% pati jagung untuk mencegah caking
Sukrosa digunakan sebagai pemanis dalam tablet kunyah dan digunakan sebagai pengikat untuk
memperbaiki kekerasan tablet
Kelemahan: tablet yang dibuat dengan komposisi sebagian besar sukrosa akan mengeras pada
penyimpanan. Sukrosa bukan gula pereduksi tetapi dengan bahan bersifat basa menjadi coklat

pada penyimpanan.
Bersifat higroskopis
Turunan sukrosa yang dapat digunakan untuk kempa langsung:
a.
Sugartab : 90-93% sukrosa, 7-10% invert sugar
b.
Di Pac
: 97% sukrosa, 3% modified dekstrin
c.
Nu Tab
: 95% sukrosa, 4% gula invert, 1% corn starch, Mg stearat
7. Dekstrosa

Penggunannya terbatas pada GB sebagai pengisi dan pengikat


Digunakan mirip dengan sukrosa, cenderung menghasilkan tablet yang keras terutama jika
menggunakan dekstrosa anhidrat
Menjadi coklat pada penyimpanan dengan bahan bersifat basa.
8. Manitol
Pengisi yang baik untuk tablet kunyah karena rasanya enak, sedikit manis, halus, dingin (negatif
heat solution)
Inert, non-higroskopis, aliran jelek, membutuhkan lebih banyak cairan pengikat daripada sukrosa
dan laktosa tetapi menghasilkan granul yang lebih lembut daripada sukrosa dan dekstrosa.
Dapat digunakan untuk formulasi vitamin
Kadar lembab granul yang dibuat dari sukrosa, dekstrosa, dan manitol setelah pengeringan
semalam pada 140-150 F adalah 0,2% kecuali untuk granulasi dekstrosa dengan 10 % gelatin
dan 50 % glukosa.
Hanya sedikit yang terabsorbsi di saluran cerna, jika digunakan banyak dapat bersifat laksatif
9. Emdex dan Celutab (Lachman Industri)

Dapat bereaksi dengan amin pada suhu dan kelembaban tinggi


Bebas mengalir dan dapat dikempa langsung, mengandung 8-10% lembab, kekerasan tablet
dapat meningkat setelah pengempaan
Starch terhidrolisa mengandung 90-92% dekstrosa dan 3-5% maltosaDapat digunakan sebagai
pengganti manitol pada talbet kunyah karena manis dan berasa halus.

10. Starch 1500 (penjelasan ada di bagian Pengikat)


Ringkasan pengisi: Lachman tablet h.152
Pengisi tidak larut air
Pengisi larut air
Kalsium sulfat, dihidrat
Laktosa
Kalsium fosfat, dibasic
Sukrosa
Kalsium fosfat tribasic
Dextrosa
Kalsium karbonat
Manitol
Starch yang dimodifikasi
Sorbitol
(karboksimetil starch)
Avicel
B. ADSORBEN
Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi
lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi.
Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah maka tablet
akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.
Contoh: Avicel, Bolus alba, Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat, Aerosil.

C. PENGIKAT
Fungsi : untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang
dicetak langsung (Lachman Industri, 701)
Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropilselulosa
Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan pengikat.
Penambahan plasticizer ( propilenglikol, PEG 400, gliserin, heksilonglikol) ke dalam larutan
pengikat dapat meningkatkan kekerasan, mengurangi efek capping dan friabilitas tablet.
Jumlah larutan pengikat yang dibutuhkan untuk 3 kg pengisi tercantum pada tabel
Volume larutan granulasi yang dibutuhkan (ml) untuk beberapa Pengisi
Pengikat
Sukrosa
Laktosa
Dextrosa
Manitol
10% Gelatin
200
290
500
560
50% Glukosa
300
325
500
585
2% Metilselulosa (400 cps)
290
400
835
570
Air
300
400
660
750
10% Akasia
220
400
685
675
10% Musilago Amili
285
460
660
810
50% Alkohol
460
700
1000
1000
10% PVP (dlm air)
260
340
470
525
10% PVP (dlm alkohol)
780
650
825
900
10% sorbitol (dlm air)
280
440
750
655
1. Starch (amylum) (Lachman Tablet)

Dapat digunakan sebagai pengisi, pengikat, dan penghancur

Dalam bentuk musilago amili 5-25% (HOPE h.603)


Cara: suspensikan starch 1:1/2-1 dalam air dingin, tambahkan 2-4 kali air mendidih
dengan pengadukan konstan sampai starch mengembang menjadi transparan yang dapat
diencerkan dengan air dingin sampai konsentrasi yang diinginkan.(Lachman tablet 161)
Cara lain: mensuspensikan starch pada air dingin dan panaskan sampai mendidih di atas
penangas dengan pengadukan konstan. (Lachman tablet 161)
Mengandung kadar air 11-14% (Lachman Industri,699)

Starch akan menyebabkan tablet terdisintegrasi dengan cepat (Lachman Tablet, 161)

Dosis zat aktif besar, starch diganti dengan penghancur yang lebih baik, yaitu avicel.

Tablet yang mengandung amilum dengan konsentrasi tinggi menunjukkan tablet yang rapuh
dan sukar dikeringkan
Amilum yang tidak dimodifikasi tidak mempunyai sifat kompresibilitas yang baik dan
mempunyai friabilitas yang besar, dan akan terjadinya capping pada tablet jika digunakan dalam
jumlah besar (HOE h.603).
2. Starch 1500

Dapat digunakan sebagai pengikat basah, kering, dan disintegran


Starch 1500 maksimal mengandung 20% fraksi larut air yang berfungsi sebagai pengikat
sedangkan sisanya bersifat sebagai disintegran
Starch 1500 dibutuhkan 3-4 kali lebih banyak daripada musilago amili untuk menghasilkan
tablet dengan kekerasan yang sama (Lachman Tablet, 161-63)
Sebaiknya tidak digunakan sebagai pengisi pada GB karena akan menghasilkan gel yang
berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat
Sebagai disintegran dapat ditambahkan kering, pada fasa luar.
(Lachman Industri, 700, HOE h.609):

Aliran bagus, merupakan directly compressible starch


Dapat dikempa sendiri, tetapi jika dicampur dengan 5-10% obat membutuhkan lubrikan
tambahan, meskipun Mg Stearat 0,25 % biasanya digunakan untuk tujuan ini, konsentrasi yang
lebih besar daripada ini berefek negatif pada kekuatan tablet dan disolusi tablet. Oleh karena itu
biasanya dipilih asam stearat sebagai lubrikan.
Mengandung 10% lembab dan menyebabkan tablet menjadi lunak jika dikombinasi dengan Mg
stearat > 0,5%, sebagai pengganti digunakan asam stearat

3. Gelatin (Lachman Tablet, 163)

Digunakan pada konsentrasi 2-10% sebanyak 1-5% dari formula


Sudah jarang digunakan, digantikan PVP, MC. Cenderung menghasilkan tablet yang keras dan
memerlukan disintegran yang aktif
Dapat digunakan untuk senyawa yang sulit diikat
Kelemahan: rentan bakteri dan jamur butuh pengawet
Jika masih diperlukan pengikat yang lebih kuat, dapat digunakan larutan gelatin dalam air 210%, yang dibuat dengan menghidrasi gelatin dalam air dingin selama beberapa jam/semalam
kemudian dipanaskan sampai mendidih, larutan gelatin harus dipertahankan hangat sampai
digunakan karena akan menj adi gel pada pendinginan
4. Larutan sukrosa (Lachman Tablet, 163-164)

Membentuk granul keras, kekerasan diatur dari konsentrasi sukrosa 20-85%

Sangat baik sebagai pembawa soluble dyes dan menghasilkan warna beragam
Digunakan untuk menggranulasi tribasic fosfat yang umumnya memerlukan pengikat yang lebih
kohesif dari musilago amili; pada tablet ferro sulfat, bertindak sebagai pengikat dan pelindung
ferrosulfat dr oksidasi
Senyawa lain yang pengikatnya bisa berupa gula: aminofilin, asetopheretidin, asetaminofen,
meprobamate
5. Larutan akasia (Lachman Tablet, 164)
Digunakan pada konsentrasi 10-25%; sebagai pengikat pada obat dgn dosis besar dan sukar
digranulasi (c/ mefenesin)
Menghasilkan granul yang keras tetapi tidak mengeras pada penyimpananini bedanya dengan
gelatin
Kelemahan: dapat terkontaminasi mikroba
Kadang ditambah lubrikan cair PEG 6000 untuk membantu pencetakan tablet dan disintegrasi
tablet
6. PVP (Lachman Tablet, 164-65)

Nama dagang: Kollidon atau Plasdon


Inert, larut air dan alkohol, digunakan dalam konsentrasi 3-15%, sedikit higroskopis, tidak
mengeras selama penyimpanan (baik untuk tablet kunyah)
Tablet efervesen bisa dibuat menggunakan PVP dalam etanol anhidrat. Jangan menggunakan
isopropanol anhidrat karena meninggalkan bau pada granul.
Konsentrasi 5% menghasilkan kompresibilitas yang baik dari serbuk Natrium bikarbonat dan
asam sitrat sehingga tablet bereaksi cepat dan disolusi cepat.
PVP baik untuk tablet kunyah terutama untuk alumunium hidroksida, Mg(OH) 2
7. Selulosa
a. Metil selulosa (Lachman Tablet, 165)
1-5% larutan air; larutan 5% menghasilkan kekerasan yang mirip dengan 10% musilago
amili
Dapat digunakan untuk menggranulasi serbuk yang larut/ tidak larut; pengikat yang baik
untuk eksipien laktosa, manitol, dan gula

Keuntungan: dapat dikompres segera, tidak mengeras pada penyimpanan


b. CMC Na (Lachman Tablet, 166)

Konsentrasi 5-15% dapat digunakan menggranulasi serbuk yang larut/ tidak larut

Inkompatibel dengan Mg, Ca, Al, dan garamnya


Menghasilkan granul yang lebih rapuh dari PVP, memiliki kecenderungan untuk mengeras
pada penyimpanan; umumnya tablet mempunyai waktu disintegrasi yang lebih lama
c. Etil selulosa (Lachman Tablet, 166)
Tidak larut dalam air; dalam bentuk larutan alkohol. Low-viscosity grades digunakan
sebagai pengikat 2-10% dalam etanol
Dapat digunakan untuk menggranulasi serbuk yang sukar digranulasi(c/ asetaminofen,
kafein, meprobamat, ferofumarat), dan dapat digunakan sebagai pengikat non air untuk
serbuk yang tidak tahan air seperti asam askorbat
Dapat memperlambat disintegrasi disolusi bila digunakan granulasi basah (Lachman
Industri, 702)
8. Polivinil alkohol (Lachman Tablet, 166-67)

Larut air, mirip akasia tapi tidak terlalu rentan dengan bakteri
Membentuk granul yang lebih lunak dari acacia, menghasilkan tablet yang disintegrasi lebih
cepat dan tidak mengeras pada penyimpanan
9. PEG 6000 (Lachman Tablet, 167)

Sebagai pengikat anhidrat, dimana air dan alkohol tidak dapat digunakan

PEG 6000 merupakan padatan putih yang meleleh pada 70-750C dan mengeras pada 56-630C
10. N-HPC (Nisso-HPC)
- Merupakan pengikat dengan toughness tinggi (kemampuan menyerap energi tanpa terjadi fraktur)
dan derajat aliran plastik tinggi (friabilitas yang baik < 1%, memudahkan proses pencetakan
dengan kecepatan yang lebih tinggi tanpa masalah capping) dibanding metil selulosa, PVP,
starch (cat bu.Henny)
Larut dalam air dan pelarut organik alkohol, propilen glikol, metilen klorida, aseton dan
kloroform. Jika digunakan sebagai pelarut pada granulasi basah N-HPC dilarutkan dalam air atau
alkohol.
Cara:
a. Melarutkan dalam air

N-HPC ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk kuat

20-30% air dipanaskan sampai 600C dan N-HPC ditambahkan perlahan-lahan sambil
diaduk. Setelah itu ditambahkan sisa air. Dengan cara ini pelarutan lebih cepat.
b. Melarutkan dalam pelarut organik
Pengikat yang biasa digunakan dalam granulasi basah
Pengikat
Konsentrasi
Cornstarch
5-10% musilago
Pregelatinized cornstarch
5-10%
Starch 1500
5-10% musilago
Gelatin
2-10%
Sukrosa
Akasia
PVP
Metilselulosa (berbagai grade viskositas)
CMC-Na (low-viscosity grade)

10-85%
5-20%
5-20% dalam air, alkohol, atau hidroalkohol
2-10%
2-10%

Etilselulosa (berbagai grade viskositas)


Polivinil alkohol (berbagai grade viskositas)
PEG 6000

2-15% dalam alkohol


2-10% dalam air atau hidroalkohol
10-30% dalam air, alkohol, atau hidroalkohol
(Lachman Tablet, 162)

D. FLAVOUR (Lachman Industri, 704)


Digunakan untuk tablet kunyah atau tablet lainnya yang ditujukan untuk larut di dalam mulut
Flavour yang larut dalam air jarang dipakai karena stabilitasnya kurang baik
Flavour larut minyak yang ditambahkan ke dalam pelarut penggranul, didispersikan dalam kaolin
atau adsorben lainnya, atau diemulsikan dalam larutan penggranul
Jumlah yang digunakan maksimal 0,5-0,75%
Penambahan pewangi dapat dilakukan dalam keadaan kering, biasanya sebagai fasa luar, sedangkan
yang cair ditambahkan dengan menyemprotkan ke dalam massa cetak
E. DISINTEGRAN
Fungsi: untuk memudahkan hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran cerna (Lachman
Industri, 702). Enam klasifikasi disintegran : starches, clays, gums, cellulose, algins, dll
Cara pakai/penambahan disintegran:
internal addition (saat granulasi) : disintegran dicampur dengan bahan lainnya sebelum ditambah
dengan larutan penggranul
external addition : disintegran ditambahkan setelah granul terbentuk
Yang paling baik adalah menambahkan disintegran secara kombinasi (internal & external)
1. Starch (amylum) (Lachman Tablet, 175)

Pemakaian: 3-15 %, merupakan disintegran yang paling umum digunakan

Mekanisme kerja disintegrasi oleh starch :


dengan membentuk pathways dalam matriks tablet sehingga air dapat masuk melalui pori
(kapiler) sehingga menghancurkan tablet
starch mengembang ketika terekspos oleh air
saat pengempaan, terjadi distorsi pada bentuk starch; ketika terekspos oleh air, terjadi
rekoveri bentuk starch
Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa
cetak
Perhatian: sebelum digunakan, starch harus dikeringkan pada suhu 80-90 C untuk
menghilangkan air yang terabsorpsi
2. Starch 1500
Merupakan disintegran yang baik dan ditambahkan dalam campuran kering (dalam fasa dalam
dan atau fasa luar pada metoda granulasi kering atau kempa langsung, atau dalam fasa luar pada
metoda granulasi basah)
Perhatian: tidak boleh diberikan pada massa basah
3. Sodium starch glycolate (primogel, explotab)

Pemakaian: 1-8% dengan konsentrasi optimum 4% (Lachman Tablet, 175)


Keuntungan menggunakan pati termodifikasi adalah waktu disintegrasi bisa tergantung pada
gaya kempa. Suhu tinggi dan kondisi lembab bisa meningkatkan waktu dan menurunkan
disolusi tablet yang mengandung pati
Digunakan sebagai penghancur pada pembuatan tablet dengan metode kempa langsung atau
granulasi basah.
Meskipun keefektifan penghancur kebanyakan dipengaruhi oleh eksipien hidrofobik seperti
lubrikan, tetapi efek primogel tidak dipengaruhi.

Meningkatkan tekanan kompresi tablet juga tidak mempengaruhi waktu hancur.


Merupakan serbuk yang alirannya baik. (HOE h.581)

4. Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Ac-Di-Sol, HPC)

Avicel jika dikombinasi dengan starch lebih efektif daya disintegrasinya


Avicel inkompatibel terhadap zat sensitif lembab (c/ aspirin, penisilin, vitamin), kecuali avicel
dikeringkan sampai kandungan lembabnya kurang dari 1 % dan diperlakukan di ruangan
kelembaban rendah.
Kekurangan avicel adalah kecenderungannya untuk membentuk muatan listrik dan
meningkatkan kandungan lembab, terkadang menyebabkan pemisahan pada saat granulasi. Hal
ini dapat diatasi dengan mengeringkan avicel untuk menghilangkan lembab.
Pada saat digranulasi basah, dikeringkan, kemudian dikompres, tablet yang terbentuk tidak
hancur secepat saat tidak terbasahi. (Lachman Tablet, 175)
Ac-Di-Sol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk digunakan sebagai
disintegran dalam konsentrasi rendah (Lachman Industri, 703) karena larut air dan memiliki
afinitas yang besar pada air.
Acdisol ini digolongkan pada super disintegran. Penggunaan 2-5%.
5. Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum)

Nama dagang guar gum : Jaguar


Guar Gum berupa polimer, aliran baik, digunakan dalam makanan, tidak sensitif terhadap pH,
kelembaban. Warnanya tidak benar-benar putih; hilang warnanya pada tablet yang bersifat basa
saat penyimpanan. (Lachman Tablet, 176)
Pemakaian: 1-10%
Bukan merupakan disintegran yang baik, karena kapasitas pengembangannya yang relatif rendah
6. Solka floc (selulosa kayu murni) (Lachman Tablet, 175)
Putih, berserat, inert, dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan starch untuk aspirin,
penisilin, dan obat yang sensitif terhadap pH dan lembab.
Efektif jika dikombiansi dengan clays (c/ kaolin, bentoni seperti amonium klorida, natrium
salisilat, dan vitamin.
7. Clays (Veegum, bentonit, kaolin) (Lachman Industri, 702)

Pemakaian: 2-10%, sifat hilang jika digranulasi

Penggunaan terbatas hanya pada tablet berwarna, karena warnanya tidak benar-benar putih

Daya hancur kaolin lebih lemah daripada polimer-polimer berwarna.


8. Alginat (asam alginat dan Na-alginat) (Lachman Tablet, 175)

Pemakaian: 1-5% (asam alginat) atau 2,5-10% (Na-alginat)

Memiliki afinitas yang besar terhadap air


Tidak larut dalam air, sedikit asam dalam reaksi, dan sebaiknya hanya digunakan pada granulasi
netral atau asam.
Jika digunakan bersama garam alkali atau garam asam organik dapat membentuk gel dan
menunda disintegrasi tablet
Kompatibel untuk aspirin, analgesik, asam askorbat, formulasi multivitamin, dan garam asam.
9. Polyclar AT (polyplasdone XL, polyplasdone XL10) (Lachman Tablet, 176-77)

Crosslinked, homopolimer dari vinilpirolidon

Polyplasdone XL meningkatkan disintegrasi dan disolusi, tidak menurunkan kekerasan


10. Amberlite IPR 88 (ion exchange resin) (Lachman Tablet, 177)

Dapat mengembang dalam air

F.

a.
b.
a.

b.

Harus hati-hati memilih karena dapat mengabsorbsi obatDisintegran yang biasa digunakan
Disintegran
Konsentrasi (%w/w)
Starch
5-20
Strach 1500
5-15
Avicel PH 101, PH 102
Solka floc
5-15
Asam alginate
5-10
Explotab
2-8
Guar gum
2-8
Polyclar AT (PVP, crosslinked PVP)
0,5-5
Amberlite IPR 88
0,5-5
Metilselulosa, CMC-Na, HPC
5-10
(Lachman Tablet, 174)
LUBRIKAN
Fungsi utama dari lubrikan adalah untuk mengurangi gesekan atau friksi yang terjadi antara
permukaan tablet dengan dinding die selama proses pengempaan dan penarikan tablet. (Lachman
Tablets, 110)
Setiap lubrikan memiliki konsentrasi optimum (tidak lebih dari 1%) untuk menghasilkan kecepatan
aliran yang optimum. (Lachman Tablets, 112)
Klasifikasi: (Lachman Tablets, 112)
Water soluble
Banyak digunakan untuk tablet yang harus larut sempurna di dalam air, seperti tablet/ serbuk
effervescent.
Water insoluble
Lubrikan ini umumnya lebih efektif dan digunakan pada konsentrasi rendah.
Mekanisme Kerja: (Lachman Tablets, 111)
Fluid type lubricant
Membentuk lapisan cair kontinu antara massa cetak dengan logam cetakan. Dapat menyebabkan
tablet mengandung bercak-bercak minyak.
Contoh: minyak hidrokarbon.
Boundary type lubricant
Ada interaksi atau gaya adheren antara bagian polar dari lubrikan dengan permukaan logam pada
dinding die.
Tipe ini memiliki gaya adheren terhadap cetakan yang lebih baik.
Penggunaan lubrikan cenderung meratakan distribusi tekanan pada saat pengempaan tablet dan juga
meningkatkan kepadatan partikel sebelum dikempa. (Lachman Tablets, 111).
Semakin kecil ukuran partikel granul, maka tablet membutuhkan jumlah lubrikan yang lebih banyak
(%). (Lachman Tablets, 111)
Oleh karena kebanyakan lubrikan bersifat hidrofobik, maka dengan adanya lubrikan akan
meningkatkan waktu disintegrasi dan menurunkan kecepatan disolusi obat. (Lachman Tablets, 111)
Lubrikan akan membentuk lapisan di sekitar granulat pada saat granulasi yang akan mengurangi
resiko kerusakan tablet pada saat dikempa. Oleh karena kekuatan tablet tergantung pada area kontak
di antara partikel, maka adanya lubrikan juga dapat mengganggu ikatan antar partikel dan
menyebabkan berkurangnya daya kohesif sehingga tablet menjadi rapuh. (Lachman Tablets, 111)
Pada penggunaan lubrikan, pembuatan tablet dengan teknik mixing memberikan hasil yang lebih
baik daripada metode inkorporasi pada kekerasan tablet. (Lachman Tablets, 111)
Caping dan laminating serta lemahnya ikatan antar partikel granul dapat terjadi pada tablet yang
kelebihan lubrikan seperti stearat. (Lachman Tablets, 112)
Lubrikan seringkali ditambahkan dalam keadaan kering ketika semuanya telah tercampur homogen.
Biasanya lubrikan dicampurkan pada 2-5 menit akhir dari total waktu pencampuran 10-30 menit.
Pencampuran yang berlebihan dapat mengurangi karakteristik disintegrasi-disolusi dan matriks tablet
akan kehilangan ikatannya. (Lachman Tablets, 114)

Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul dibentuk) memberikan hasil
yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan kemudahannya untuk dikeluarkan dibandingkan
dengan metode penambahan lubrikan saat dilakukan granulasi. (Lachman Tablets, 114)
Sebagai lubrikan tunggal, Mg-lauril sulfat pada konsentrasi yang lebih rendah dapat dikombinasi
dengan Mg-stearat. (Lachman Tablets, 113)
Lubrikan carbowax seringkali diberikan dalam bentuk larutan alkohol atau dalam bentuk suspensi
dan emulsi dari bahan lubrikan. (Lachman Tablets, 114)
PERHATIAN!!!
Aspirin tidak stabil dengan adanya senyawa alkalin, misalnya lubrikan alkalin stearat. Penggantinya
dapat digunakan lubrikan talk. (Lachman Tablets, 113)

Water Soluble Lubricant


Jenis
Asam borat
Sodium klorida
DL-leusin
Carbowax 4000/6000
Sodium oleat
Sodium benzoat
Sodium asetat

Sodium lauril sulfat


Mg-lauril sulfat
Sodium benzoat+sodium asetat

Kadar (%)
1
5
1-5
1-5
5
5
5

Water Insoluble Lubricant


Jenis
Logam (Mg, Ca, Na) stearat
Asam stearat
Sterotex
Talk
Waxes
Stearowet
Gliseril behapate (Compritol
888); dapat pula sebagai
pengikat; dikombinasi dengan
Mg-stearat untuk mengurangi
resiko sticking dan caping.

Kadar (%)
-2
-2
-2
1-5
1-5
1-5

1-5
1-2
1-5
(Lachman Tablets, 113-114)

G. GLIDAN
Fungsi utama dari glidan adalah menunjang karakteristik aliran dari granul atau meningkatkan aliran
granul dari hopper ke dalam die. (Lachman Tablets, 110)
Glidan dapat meminimalisasi kecenderungan granul untuk memisah selama tahap vibrasi yang
berlebihan (Lachman Tablets, 115)
Efektivitas starch sebagai glidan telah banyak digunakan dalam formulasi tablet dan kapsul.
(Lachman Tablets, 115)
Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni.
Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif yang penguraiannya
dikatalisis oleh Fe. (Lachman Tablets, 116)
Mekanisme Kerja: (Lachman Tablets, 116)
1.
Dispersi muatan elektrostatik pada permukaan granul.
2.
Distribusi glidan pada granul.
3.
Adsorpsi gas pada permukaan atas glidan atau granul.
4.
Minimalisasi gaya Van der Walls dengan pemisahan granul.
5. Reduksi friksi antara partikel dengan permukaan yang kasar dengan penempelan glidan pada
permukaan granul.
Starch sebagai glidan sering dikombinasikan dengan lubrikan dengan perbandingan 1:1 hingga 1:4.

Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi sifat hidrofobik dari lubrikan yang akan mempengaruhi
disintegrasi dan disolusi tablet. (Lachman Tablet, 116)
Golongan silika adalah glidan yang paling efisien, kemungkinan karena ukuran partikelnya yang
kecil. Golongan silika dapat menunjang aliran granul dengan meningkatkan bobot tablet dan
menurunkan variasi bobot tablet.
Contoh glidan silika adalah silika dioksida. (Lachman Tablets, 177)
Jenis
Kadar (%)
Talk
5
Cornstarch
5-10
Cab-O-sil
0,1-0,5
Siliod
0,1-0,5
Aerosil
1-3
H. ANTI ADHEREN
Fungsi utama dari anti adheren adalah mencegah penempelan tablet pada punch atau pada dinding
die. (Lachman Tablets, 110)
Bahan yang paling baik adalah yang larut air dan yang paling efisien adalah DL-leusin. (Lachman
Tablets, 114)
Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi karena cenderung terjadi
picking. (Lachman Tablets, 114)
Jenis

Kadar (%)

Talk
1-5
Cornstarch
3-10
Cab-O-Sil
0,1-0,5
Siloid
0,1-0,5
DL-leusin
3-10
Sodium lauril sulfat <1
Metalik stearat
<1
(Lachman Tablets, 115)
EVALU ASI M U T U
A. Evaluasi Granul
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk formula
yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan.
Evaluasi granul :
1. Evaluasi destruktif
Bahan uji mengalami
kerusakan, baik fisika
maupun kimia.
Sesuai dosis

Penetapan
10% bobot total
kandungan zat aktif
10% bobot total (atau 1/3 bobot tablet)
dalam granul
q.s

Uji
kandungan
lembab
1%
2. Evaluasi non destruktif
2%
Bahan
uji
tidak
5%
mengalami kerusakan,
baik fisika maupun kimia sehingga masih dapat digunakan untuk uji lain atau proses selanjutnya.

Uji aliran
Uji bobot jenis dan persen kompresibilitas
(Sumber : Power point B Heni)

Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk formula
yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Evaluasi granul meliputi: (Sumber : TS)
1. Granulometri

Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul). Dalam
melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar
diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.
Timbang 100 gr granul
Letakkan granul pada pengayak paling atas
Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada
getaran
Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak
Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul.
Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan
dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan, aliran akan lebih
baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi normal.
2. Bobot Jenis

Kerapatan granul dapat mempengaruhi kompresibilitas, porositas tablet, kelarutan, dan sifat-sifat
lainnya. (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 682)
a. BJ Sejati
BJ diukur dengan piknometer gas Beckmann (Sumber : TS)
Ada 2 metode untuk menentukan kerapatan granul, keduanya menggunakan piknometer. Yang
pertama menggunakan air raksa sebagai cairan pengisis sela. Yang kedua memakai pelarut yang
bertekanan permukaan rendah (misal, benzen) dan tidak melarutkan granul. Ketepatan metode ini
tergantung pada kemampuan cairan pengisi sela memasuki pori-pori granul. Kerapatan diukur dari
volume cairan pengisi sela yang dipindahkan oleh sejumlah tertentu granul dalam piknometer.
(Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 682)

b. BJ ruahan granul (BJ nyata)


Prosedur :
Timbang 100 gram serbuk/granul
Masukkan ke dalam gelas ukur
Amati volume
Hitung BJ ruahan:

BJ = bobot/volume

Tujuan penetapan BJ ruahan


Kecepatan aliran
Kesesuaian ukuran tablet (diameter/ketebalan)
(Sumber : Power point B Heni & TS)

c. BJ nyata setelah pemampatan


Perbandingan bobot dengan volume setelah proses pemampatan
(ketukan sebanyak 500 x)
Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul. Mampatlkan 500 x dengan alat volumeter . Lihat
volume setelah pemampatan.

BJ nyata setelah pemampatan = bobot/volume setelah pemampatan

(Sumber : TS)
d. Bilangan Hausner
Perbandingan antara BJ mampat dengan BJ nyata (Sumber : Power point B Heni)
Makin meningkat kemampuan untuk dikempa (BJ rendah), makin kurang daya mengalirnya .
Makin berkurang kmampuan untuk dikempa (BJ tinggi), makin besar daya mengalirnya (Sumber :
Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 683)
3. Kadar Pemampatan
%T = Vo V5 0 0
Vo
%T = Kadar pemampatan
Vo = Volume sebelum pemampatan
V5 0 0 = Volume setelah pemampatan 500 x
%T < 20 atau ^V< 20 ml
granul memiliki aliran yang baik
Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.
4. Kompresibilitas
% K= Dapt Davc x 100 %
Dapt
Davc = Berat jenis nyata sebelum pemampatan Dapt
= Berat jenis nyata setelah pemampatan 500 x
Jika % K : 5 10 % --------------aliran sangat baik
11 20 % ----------aliran cukup baik
21 - 25 % ----------aliran cukup
>26 % --------------aliran buruk
5. Aliran Ada beberapa uji yang dapat digunakan sebagai pengukur aliran. Dua metode yang
paling umum dipakai yaitu:
a. Metode sudut baring/sudut istirahat = arc tan H/R
(Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 684-685)

b. Metode kecepatan aliran Hopper


Kecepatan aliran dipakai sebagai metode untuk menetapkan kemampuan mengalir. (Sumber : Terj.
Lachmann Industri ed.2 hal. 684-685)

Dihitung jumlah granul yang mengalir dalam suatu waktu (gram/detik).


Timbang beker glass kosong (Wo)
Set skala ke nol
Masukkan serbuk/granul ke corong
Hidupkan alat dan amati serbuk/granul
Catat waktu aliran (T)
Timbang beker glass berisi serbuk/granul (Wt)
Hitung aliran serbuk/granul
Aliran = (Wt Wo)/T

Tujuan penetapan:
Menjamin keseragaman pengisian ke dalam cetakan bobot/tablet
kriteria penerimaan : > 4g/detik memiliki aliran yang bagus
(Sumber : Power point B Heni)
6. Kandungan Lembab
Adalah jumlah massa (air) yang hilang selama proses pemanasan (70 C)
(Sumber : Power point B Heni)
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat seperti Moisture Balance.
Prosedur:
Timbang granul sebanyak 5 g di atas nampan logam (aluminium)
Nyalakan alat, cek suhu pada 70C
Penetapan kandungan lembab dapat di atur skalanya pada alat (% hilang atau g hilang)
Penetapan dihentikan setelah dicapai angka konstant
Tujuan
Mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat mengantisipasi masalah yang terjadi
selama
proses pengempaan tablet, terutama kandungan lembab menjadi faktor penyebabnya
Mengontrol K.L granul berkaitan dgn pertumbuhan mikroba, jika granul tidak langsung dikempa
menjadi tablet
% KB = W 1/W x 100 %
% KL = Wa/W1 x 100 %
Wa
= W W1

% KB
% KL
W
W1

= Kandungan bobot
= Kandungan lembab
= bobot mula-mula
= bobot setelah pengeringan

B. Evaluasi Sediaan Tablet


Persyaratan dari industri
1. Bentuk dan ukuran (FI III)
Ketebalan adalah satu-satunya variabel berkaitan dengan proses
pencetakan
Ketebalan dipengaruhi oleh: BJ ruah, BJmampat dan sifat aliran massa
cetak
Alat : jangka sorong
2. Kekerasan tablet
Tujuan: menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses: pengemasan, penghantaran
(shipping).
Prosedur:

20 tablet diambil secara acak

Ukur kekerasan masing-masing tablet

Catat skala yang terukur

Kekerasan tablet adalah harga rata2 ke-20 tablet

Variasi kekerasan dilihat dari harga SD


Nilai kekerasan tablet bergantung pada bobot tablet. Makin besar tablet, kekerasan yang diperlukan
juga semakin besar.
Bobot tablet sampai 300 mg, 4 7 kg/cm2.
Bobot tablet 400 700 mg: 7 12 kg/cm2

3. Friabilitas
Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila dijatuhkan pada suatu ketinggian tertentu
Tujuan penetapan = untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya
sewaktu pengemasan dan pengiriman tujuan
Prosedur:

20 tablet diambil secara acak

Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)

Masukkan & uji (100 x) putaran

Bersihkan tablet dan timbang (Wt)

Hitung % friabilitas tablet


% F = (Wo Wt)/Wo x 100%
Pada umumnya persen friabilitas yang dapat diterima adalah < 1%
Pada proses pengukuran friabilitas, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu
yang digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam proses pengukuran
friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam
perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian
harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah
dilakukan. (USP & NF 1994)
4. Friksibilitas
Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet jika tablet mengalami
gesekan antar sesama
Prosedur:

20 tablet diambil secara acak

Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)

Masukkan uji (100 x) putaran

Bersihkan tablet dan timbang (Wt)

Hitung % friksibilitas tablet


% F = (Wo Wt)/Wo x 100%
Persyaratan resmi sediaan tablet
1. Uji keseragaman sediaan (FI IV, halaman 999-1000)
Meliputi keragaman bobot dan keseragaman kandungan
Persyaratan keragaman bobot diterapkan untuk tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih,
atau merupakan 50% atau lebih dari bobot total
Prosedur penetapan keragaman sediaan:

Pilih tidak kurang dari 30 tablet.

Dari 30 tablet tersebut, timbang 10 tablet satu per satu dan hitung bobot rata-rata

Prosedur penetapan keseragaman sediaan:


Pilih tidak kurang dari 30 tablet.
Dari 30 tablet tersebut, tetapkan kadar 10 tablet satu per satu sesuai dengan cara yang tertera
pada penetapan kadar dalam monografi, kecuali dinyatakan lain.
Kriteria:
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan keseragaman dosis
dipenuhi jika jumlah zat aktif dalam masing-masing 10 tablet terletak antara 85.0% hingga
115.0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif (SDR) lebih kecil atau sama
dengan 6,0%.

a.
b.
c.

SDR = (SD/rata-rata) x 100%


Dilakukan uji 20 tablet tambahan jika:
1 tablet terletak di luar rentang 85.0% - 115.0% dan tidak ada tablet yang terletak antara 75.0% 125.0%,
SDR > 6.0%
a dan b tidak dipenuhi
Persyaratan dipenuhi jika:
tidak lebih dari 1 tablet dari 30 tablet ada di luar 85.0% atau 1125.0%
tidak ada 1 tabletpun yang di luar rentang 75.0% atau 125.0%
SDR tidak lebih besar dari 7.8%

2. Uji waktu hancur (FI IV, halaman 1086)


Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam
masingmasing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau kapsul digunakan sebagai
tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam
jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak
waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari
etiket serta dari pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih.
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna.
Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan
masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul
yang tidak larut.
Alat
Alat terdiri atas suatu rangkaian keranjang, gelas piala berukuran 1000 ml, termostat untuk
memanaskan cairan media antara 35 hingga 39 dan alat untuk menaikturunkan keranjang dalam
cairan media pada frekuensi yang tetap antara 29 kali hingga 32 kali per menit melalui jarak tidak
kurang dari 5,3 cm dan tidak lebih dari 5,7 cm. Volume cairan dalam wadah sedemikian sehingga
pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa berada paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan
cairan dan pada gerakan ke bawah ber -jarak tidak kurang dari 2,5 cm dari dasar wadah. Waktu yang
diperlukan bergerak ke atas adalah sama dengan waktu yang diperlukan untuk bergerak ke bawah dan
perubahan pada arah gerakan merupakan perubahan yang halus, bukan gerakan yang tiba-tiba dan
kasar. Rangkaian keranjang bergerak vertikal sepanjang sumbunya, tanpa gerakan horizontal yang
berarti atau gerakan sumbu dari posisi vertikalnya.
Rangkaian keranjang Rangkaian keranjang terdiri atas 6 tabung transparan yang kedua ujungnya
terbuka, masing-masing dengan panjang 7,75 cm 0,25 cm, diameter dalam lebih kurang 21,5 mm
dan tebal dinding lebih kurang 2 mm, tabung-tabung ditahan pada posisi vertikal oleh dua lempengan
plastik, masing-masing dengan diameter 9 cm, tebal 6 mm, dengan enam buah lubang, masingmasing berdiameter lebih kurang 24 mm dan berjarak sama dari pusat lempengan maupun antara
lubang satu dengan lainnya. Pada permukaan bawah lempengan dipasang suatu kasa baja tahan karat
berukuran 10 mesh nomor 23 (0,025 inci). Bagian-bagian alat dirangkai dan dikencangkan oleh tiga
buah baut melalui kedua lempengan plastik. Suatu alat pengait dipasang pada alat yang
menaikturunkan rangkaian keranjang melalui satu titik pada sumbunya, digunakan vntuk
menggantungkan rangkaian keranjang. Rancangan rangkaian keranjang dapat sedikit berbeda asalkan
spesifikasi tabung kaca dan ukuran kasa dipertahankan.
Cakram Tiap tabung mempunyai cakram berbentuk silinder dengan perforasi, tebal 9,5 mm
0,15 mm dan diameter 20,7 mm 0,15 mm. Cakram dibuat dari bahan plastik transparan yang sesuai,
mempunyai bobot jenis antara 1,18 hingga 1,20. Terdapat lima lubang berukuran 2 mm yang tembus
dari atas ke bawah, salah satu lubang melalui sumbu silinder, sedangkan lubang lain paralel
terhadapnya dengan radius jarak 6 mm. Pada sisi silinder terdapat 4 lekukan dengan jarak sama
berbentuk V yang tegak lurus terhadap ujung silinder. Ukuran tiap lekukan sedemikian hingga bagian
yang terbuka pada dasar silinder luasnya 1,60 mm persegi dan pada bagian atas silinder lebar 9,5 mm
dan dalam 2,55 mm. Seluruh permukaan cakram licin.

Prosedur
Tablet tidak bersalut Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan
satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37 2 sebagai media kecuali
dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu
seperti yang tertera dalam monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus
hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12
tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet bersalut bukan enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang,
bila tablet mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar
selama 5 menit. Kemudian masukkan cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan
lambung buatan LP bersuhu 37 2 sebagai media. Setelah alat dijalankan telama 30 menit, angkat
keranjang dan amati semua tablet. Bila tablet tidak hancur sempurna, ganti dengan cairan usus
buatan LP bersuhu 37 2 dan teruskan pengujian hingga jangka waktu keseluruhan, termasuk
pencelupan dalam air dan cairan lambung buatan LP adalah sama dengan batas waktu yang
dinyatakan dalam masing-masing monografi ditambah 30 menit, angkat keranjang dan amati semua
tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet salut enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranj ang, bila tablet
mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar selama 5
menit. Tanpa menggunakan cakram jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu 37
2 sebagai media. Setelah alat dijalankan selama satu jam, angkat keranjang dan amati semua tablet:
tablet tidak hancur, refak atau menjadi lunak. Kemudian masukkan satu cakram pada tiap tabung dan
jalankan alat, gunakan cairan usus buatan LP bersuhu 37 2 sebagai media selama jangka waktu 2
jam ditambah dengan batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi atau bila dalam
monografi dinyatakan hanya tablet salut enterik, maka hanya selama batas waktu yang
dinyatakan.dalam monografi. Ajigkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur
sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet
lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet bukal Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Setelah 4 jam, angkat keranjang dan amati semua tablet:
semua tablet harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan
12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet sublingual Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet iidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Amati tablet dalam batas waktu yang dinyatakan dalam
masing-masing monografi: semua tablet harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur
sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus
hancur sempurna.
Kapsul gelatin keras Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Sebagai pengganti cakram digunakan suatu kasa berukuran 10
mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian keranjang, kasa ini ditempatkan pada permukaan
lempengan atas dari rangkaian keranjang. Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam
masing-masing monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul. Bila 1
tablet atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 kapsul lainnya: tidak kurang
16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.

Kapsul gelatin lunak Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Kapsul
gelatin keras.

3. Uji disolusi <1231>


Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam
masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa
tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila
dinyatakan dalam masing-masing monografi. Bila pada etiket dinyatakan bahwa sediaan bersalut

enterik, sedangkan dalam masing-masing monografi, uji disolusi atau uji waktu hancur tidak
secara khusus dinyatakan untuk sediaan bersalut enterik, maka digunakan cara pengujian untuk
sediaan lepas lambat seperti yang tertera pada uji Pelepasan Obat <961>, kecuali dinyatakan lain
dalam masingmasing monografi. Dari jenis alat yang diuraikan disini, pergunakan salah satu
sesuai dengan yang tertera dalam masing-masing monografi.

Alat 1. Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan lain
yang inert, suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang
berbentuk silinder. Wadah tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai berukuran
sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu dalam wadah pada 37 0,5 C selama
pengujian berlangsung dan.menjaga agar gerakan air dalam tangas air halus dan tetap. Bagian
dari alat, termasuk lingkungan tempat alat diletakkan tidak dapat memberikan gerakan,
goncangan atau getaran signifikan yang melebihi gerakan akibat perputaran alat pengaduk.
Penggunaan alat yang memungkinkan pengamatan contoh dan pengadukan selama pengujian
berlangsung. Lebih dianjurkan wadah disolusi berbentuk silinder dengan dasar setengah bola,
tinggi 160 mm hingga 175 mm, diameter dalam 98 mm hingga 106 mm dan kapasitas nominal
1000 ml. Pada bagian atas wadah ujungnya melebar, untuk mencegah penguapan dapat
digunakan suatu penutup yang pas. Batang logam berada pada posisi sedemikian sehingga
sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada tiap titik dari sumbu vertikal wadah berputar dengan halus
dan tanpa goyangan yang berarti. Suatu alat pengatur kecepatan digunakan sehingga
memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang dikehendaki dan mempertahankan
kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi dalam batas lebih kurang 4%.

Komponen batang logam dan keranjang yang me-rupakan bagian dari pengaduk terbuat dari
baja tahan karat tipe 316 atau yang sejenis sesuai dengan spesifi-kasi pada Gambar 1. Kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, gunakan kasa 40 mesh. Dapat juga digunakan
keranjang berlapis emas setebal 0,0001 inci (2,5 m). Sediaan dimasukkan ke dalam keranjang
yang kering pada tiap awal pengujian. Jarak antara dasar bagian dalam wadah dan keranjang
adalah 25 mm 2 mm selama pengujian berlangsung.

Alat 2. Sama seperti Alat 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun dan
batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih
dan 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan
yang berarti. Daun melewati diameter batang sehingga dasar daun dan batang rata. Dayung
memenuhi spesifikasi pada Gambar 2. Jarak 25 mm 2 mm antara daun dan bagian dalam dasar
wadah dipertahankan selama pengujian berlangsung. Daun dan batang logam yang merupakan
satu kesatuan dapat disalut dengan suatu penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan
tenggelam ke dasar wadah sebelum dayung mulai berputar. Sepotong kecil bahan yang tidak
bereaksi seperti gulungan kawat berbentuk spiral dapat digunakan untuk mencegah
mengapungnya sediaan.

Uji kesesuaian alat Lakukan pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet Kalibrator
Disolusi FI jenis disintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan disintegrasi sesuai
dengan kondisi percobaan yang tertera. Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada
dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang tertera dalam sertifikat dari kalibrator yang
bersangkutan.

Media disolusi Gunakan pelarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Bila
Media disolusi adalah suatu larutan dapar, atur pH larutan sedemikian hingga berada dalam
batas 0,05 satuan pH yang tertera pada masing-masing monografl. [Catatan Gas terlarut dapat
membentuk gelcmbung yang dapat merubah hasil pengujian. Oleh karena itu, gas terlarut harus
dihilangkan terlebih dahulu sebelum pengujian dimulai.]

Waktu Bila dalam spesifikasi hanya terdapat satu waktu, pengujian dapat diakhiri dalam waktu
yang lebih singkat bila persyaratan jumlah minimum yang terlarut telah dipenuhi. Bila
dinyatakan dua waktu atau lebih, cuplikan dapat diambil hanya pada waktu yang ditentukan
dengan toleransi 2%.

Prosedur untuk kapsul, tablet tidak bersalut dan tablet bersalut bukan enterik

Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan Media disolusi hingga suhu 37 0,5, dan
angkat

termometer. Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari
permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam
masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atau pada tiap waktu yang
dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan Media disolusi dan bagian
atas dari keranjang berputar atau daun dari alat dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding wadah.
Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Lanjutkan pengujian
terhadap bentuk sediaan tambahan.
Bila cangkang kapsul mengganggu. penetapan, keluarkan isi tidak kurang dari 6 kapsul
sesempuma mungkin, larutkan cangkang kapsul dalam sejumlah volume Media disolusi seperti yang
dinyatakan. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Buat koreksi
seperlunya. Faktor koreksi lebih besar 25% dari kadar pada etiket tidak dapat diterima.
Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila
jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan
pengujian sampai tiga tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S atau S. Harga Q adalah
jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam
persentase kadar pada etiket, angka 5% dan 15% dalam tabel adalah persentase kadar pada etiket,
dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q.

Tabel Penerimaan
T

a
yang
6
S1

S2

S3

12

Kriteria Penerimaan
Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%
Rata-rata dari 12 unit (S1 +S2) adalah sama dengan atau lebih
besar
dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q
-15%
Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2+ S3) adalah sama dengan atau

Permasalahan Dalam Pencetakan Tablet


Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara umum, seperti :
Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet dari badan tablet
Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih
Chipping : keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong
Cracking : keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-tengah
Picking : keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi)
Sticking : perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch
Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata

Anda mungkin juga menyukai