PENDAHULUAN
A. Definisi
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi. (USP 26,
Hal 2406)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan
metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI IV, Hal 4)
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif dan biasanya dibuat
dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam. (BP 2002)
B. Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
11. Bobot minimal tablet 50 mg, bobot maksimal tablet 800 mg
d.
e.
f.
g.
h.
terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen.
Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam
pengobatan sistemik.
4. Tablet Kempa untuk Implantasi
Tablet Implantasi
Tablet implantasi atau tablet depo dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril.
Dimaksudkan untuk implantasi subkutan manusia atau hewan. Tujuannya untuk mendapatkan
efek obat dalam jangka waktu yang lama, berkisar dari satu bulan sampai satu tahun (Untuk KB,
3-6 bulan, mencegah kehamilan). Tablet ini biasanya kecil berbentuk silindris/roset dan
panjangnya tidak lebih dari 8 mm.
5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain
a.
Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.
Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk memberikan
jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV).
Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air minum.
b.
Tablet Hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air. Umumnya
digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut
steril (FI IV)
c.
Tablet Dispensing
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair. Dimaksudkan
untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk
mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu. Bahan yang lazim dimasukkan ke
dalam tablet dispensing yaitu perak proteinat, merkuri diklorida, merbromin, dan berbagai
senyawa amonium kuartener.
Berdasarkan Rute Pemberian :
1. Tablet oral (dalam mulut)
2. Tablet rektal
3. Tablet vaginal
4. Tablet implantasi
Berdasarkan Penyalutan :
1. Tablet polos
2. Tablet salut gula
3. Tablet salut film
Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif :
1. Tablet pelepasan biasa
2. Tablet lepas lambat atau terkendali
3. Tablet lepas tunda
M E T O D E P E M B U ATAN TAB L E T
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan
kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan
karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab,
kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :
a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang
lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa
lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap
lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan
kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet
dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa
basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat/pengikat sebagai
pengganti pengompakan, teknik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung
pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan
kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki
peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan
ikatannya akan meningkat sampai titik optimal bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat
dalam jumlah yang optimal. Gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal
pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai
dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja. Jika sudah diperoleh massa basah atau
lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau
oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan
proses pengeringan menjadi lebih cepat. Setelah pengeringan, granul diayak kembali ukuran ayakan
tergantung pada alat penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk
zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air
b. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan
mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula. Prinsip dari metode ini
adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat
melalui gaya. Teknik ini cukup baik digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu
tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen-komponen tablet dikompakkan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke
dalam die dan dikompakkan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya
disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan
granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal. Bila slug yang didapat belum
memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga
dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat
bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan
satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan teknik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini
mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan
pengeringan yang memakan waktu
Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
c. Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif
dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode
yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi
dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki aliran yang bagus, zat aktif yang kecil
dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat
berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian
besar zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung
dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). Secara
umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah: alirannya baik,
kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas
dalam massa tablet.
Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang
diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan
juga lebih sedikit.
Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung
menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses
dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
Kekurangan metode kempa langsung :
Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat
menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang
seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya
digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang
dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi
dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning.
Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan
pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir;
kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik.
dan kedua atau lebih zat aktif tersebut memiliki sifat yang berbeda.
Kesimpulan
Granulasi Basah
-
zat
aktif
tahan terhadap lembab dan
panas
sifat
aliran
dan
kompresibilitasnya
tidak baik
-
Granulasi kering
zat
aktif
yang memiliki dosis efektif
yang terlalu tinggi
untuk
dikempa
langsung
zat aktif yang sensitif
terhadap pemanasan dan kelembaban
Kempa langsung
zat aktif maupun
untuk
eksipiennya
memiliki aliran yang
bagus
zat aktif yang kecil
dosisnya
zat aktif tersebut tidak
tahan terhadap panas
dan lembab
Digunakan sebagai pengisi untuk granulasi dengan jumlah zat aktif 20-30%.
Insoluble, non-higroskopis.
Semakin tinggi grade-nya semakin putih, pengisi paling murah, bisa dipakai untuk zat aktif
asam, netral, basa; punya kapasitas absorbsi yang tinggi untuk minyak.
Pengikat yang disarankan: PVP, MC, starch paste
3. Kalsium fosfat dibasic
Digunakan sebagai pengisi dan pengikat untuk kempa langsung dengan memiliki ukuran
paling kecil, tidak mahal, tidak dapat digunakan bersama senyawa asam atau garam asam
Jika digunakan cairan pengikat yang terlalu banyak maka jadi lengket dan keras, tidak dapat
digranul sehingga solusinya dikombinasi dengan starch/Avicel
Punya sifat fragmentasi rendah (ikatan antar partikel akan putus selama proses rearrangement
pada tekanan punch rendah)
Inkompatibel dengan asam askorbat, salisil-amida, pyrilamin maleat, dan fenileprin hidroklorida.
pada penyimpanan.
Bersifat higroskopis
Turunan sukrosa yang dapat digunakan untuk kempa langsung:
a.
Sugartab : 90-93% sukrosa, 7-10% invert sugar
b.
Di Pac
: 97% sukrosa, 3% modified dekstrin
c.
Nu Tab
: 95% sukrosa, 4% gula invert, 1% corn starch, Mg stearat
7. Dekstrosa
C. PENGIKAT
Fungsi : untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang
dicetak langsung (Lachman Industri, 701)
Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropilselulosa
Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan pengikat.
Penambahan plasticizer ( propilenglikol, PEG 400, gliserin, heksilonglikol) ke dalam larutan
pengikat dapat meningkatkan kekerasan, mengurangi efek capping dan friabilitas tablet.
Jumlah larutan pengikat yang dibutuhkan untuk 3 kg pengisi tercantum pada tabel
Volume larutan granulasi yang dibutuhkan (ml) untuk beberapa Pengisi
Pengikat
Sukrosa
Laktosa
Dextrosa
Manitol
10% Gelatin
200
290
500
560
50% Glukosa
300
325
500
585
2% Metilselulosa (400 cps)
290
400
835
570
Air
300
400
660
750
10% Akasia
220
400
685
675
10% Musilago Amili
285
460
660
810
50% Alkohol
460
700
1000
1000
10% PVP (dlm air)
260
340
470
525
10% PVP (dlm alkohol)
780
650
825
900
10% sorbitol (dlm air)
280
440
750
655
1. Starch (amylum) (Lachman Tablet)
Starch akan menyebabkan tablet terdisintegrasi dengan cepat (Lachman Tablet, 161)
Dosis zat aktif besar, starch diganti dengan penghancur yang lebih baik, yaitu avicel.
Tablet yang mengandung amilum dengan konsentrasi tinggi menunjukkan tablet yang rapuh
dan sukar dikeringkan
Amilum yang tidak dimodifikasi tidak mempunyai sifat kompresibilitas yang baik dan
mempunyai friabilitas yang besar, dan akan terjadinya capping pada tablet jika digunakan dalam
jumlah besar (HOE h.603).
2. Starch 1500
Sangat baik sebagai pembawa soluble dyes dan menghasilkan warna beragam
Digunakan untuk menggranulasi tribasic fosfat yang umumnya memerlukan pengikat yang lebih
kohesif dari musilago amili; pada tablet ferro sulfat, bertindak sebagai pengikat dan pelindung
ferrosulfat dr oksidasi
Senyawa lain yang pengikatnya bisa berupa gula: aminofilin, asetopheretidin, asetaminofen,
meprobamate
5. Larutan akasia (Lachman Tablet, 164)
Digunakan pada konsentrasi 10-25%; sebagai pengikat pada obat dgn dosis besar dan sukar
digranulasi (c/ mefenesin)
Menghasilkan granul yang keras tetapi tidak mengeras pada penyimpananini bedanya dengan
gelatin
Kelemahan: dapat terkontaminasi mikroba
Kadang ditambah lubrikan cair PEG 6000 untuk membantu pencetakan tablet dan disintegrasi
tablet
6. PVP (Lachman Tablet, 164-65)
Konsentrasi 5-15% dapat digunakan menggranulasi serbuk yang larut/ tidak larut
Larut air, mirip akasia tapi tidak terlalu rentan dengan bakteri
Membentuk granul yang lebih lunak dari acacia, menghasilkan tablet yang disintegrasi lebih
cepat dan tidak mengeras pada penyimpanan
9. PEG 6000 (Lachman Tablet, 167)
Sebagai pengikat anhidrat, dimana air dan alkohol tidak dapat digunakan
PEG 6000 merupakan padatan putih yang meleleh pada 70-750C dan mengeras pada 56-630C
10. N-HPC (Nisso-HPC)
- Merupakan pengikat dengan toughness tinggi (kemampuan menyerap energi tanpa terjadi fraktur)
dan derajat aliran plastik tinggi (friabilitas yang baik < 1%, memudahkan proses pencetakan
dengan kecepatan yang lebih tinggi tanpa masalah capping) dibanding metil selulosa, PVP,
starch (cat bu.Henny)
Larut dalam air dan pelarut organik alkohol, propilen glikol, metilen klorida, aseton dan
kloroform. Jika digunakan sebagai pelarut pada granulasi basah N-HPC dilarutkan dalam air atau
alkohol.
Cara:
a. Melarutkan dalam air
N-HPC ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk kuat
20-30% air dipanaskan sampai 600C dan N-HPC ditambahkan perlahan-lahan sambil
diaduk. Setelah itu ditambahkan sisa air. Dengan cara ini pelarutan lebih cepat.
b. Melarutkan dalam pelarut organik
Pengikat yang biasa digunakan dalam granulasi basah
Pengikat
Konsentrasi
Cornstarch
5-10% musilago
Pregelatinized cornstarch
5-10%
Starch 1500
5-10% musilago
Gelatin
2-10%
Sukrosa
Akasia
PVP
Metilselulosa (berbagai grade viskositas)
CMC-Na (low-viscosity grade)
10-85%
5-20%
5-20% dalam air, alkohol, atau hidroalkohol
2-10%
2-10%
Penggunaan terbatas hanya pada tablet berwarna, karena warnanya tidak benar-benar putih
F.
a.
b.
a.
b.
Harus hati-hati memilih karena dapat mengabsorbsi obatDisintegran yang biasa digunakan
Disintegran
Konsentrasi (%w/w)
Starch
5-20
Strach 1500
5-15
Avicel PH 101, PH 102
Solka floc
5-15
Asam alginate
5-10
Explotab
2-8
Guar gum
2-8
Polyclar AT (PVP, crosslinked PVP)
0,5-5
Amberlite IPR 88
0,5-5
Metilselulosa, CMC-Na, HPC
5-10
(Lachman Tablet, 174)
LUBRIKAN
Fungsi utama dari lubrikan adalah untuk mengurangi gesekan atau friksi yang terjadi antara
permukaan tablet dengan dinding die selama proses pengempaan dan penarikan tablet. (Lachman
Tablets, 110)
Setiap lubrikan memiliki konsentrasi optimum (tidak lebih dari 1%) untuk menghasilkan kecepatan
aliran yang optimum. (Lachman Tablets, 112)
Klasifikasi: (Lachman Tablets, 112)
Water soluble
Banyak digunakan untuk tablet yang harus larut sempurna di dalam air, seperti tablet/ serbuk
effervescent.
Water insoluble
Lubrikan ini umumnya lebih efektif dan digunakan pada konsentrasi rendah.
Mekanisme Kerja: (Lachman Tablets, 111)
Fluid type lubricant
Membentuk lapisan cair kontinu antara massa cetak dengan logam cetakan. Dapat menyebabkan
tablet mengandung bercak-bercak minyak.
Contoh: minyak hidrokarbon.
Boundary type lubricant
Ada interaksi atau gaya adheren antara bagian polar dari lubrikan dengan permukaan logam pada
dinding die.
Tipe ini memiliki gaya adheren terhadap cetakan yang lebih baik.
Penggunaan lubrikan cenderung meratakan distribusi tekanan pada saat pengempaan tablet dan juga
meningkatkan kepadatan partikel sebelum dikempa. (Lachman Tablets, 111).
Semakin kecil ukuran partikel granul, maka tablet membutuhkan jumlah lubrikan yang lebih banyak
(%). (Lachman Tablets, 111)
Oleh karena kebanyakan lubrikan bersifat hidrofobik, maka dengan adanya lubrikan akan
meningkatkan waktu disintegrasi dan menurunkan kecepatan disolusi obat. (Lachman Tablets, 111)
Lubrikan akan membentuk lapisan di sekitar granulat pada saat granulasi yang akan mengurangi
resiko kerusakan tablet pada saat dikempa. Oleh karena kekuatan tablet tergantung pada area kontak
di antara partikel, maka adanya lubrikan juga dapat mengganggu ikatan antar partikel dan
menyebabkan berkurangnya daya kohesif sehingga tablet menjadi rapuh. (Lachman Tablets, 111)
Pada penggunaan lubrikan, pembuatan tablet dengan teknik mixing memberikan hasil yang lebih
baik daripada metode inkorporasi pada kekerasan tablet. (Lachman Tablets, 111)
Caping dan laminating serta lemahnya ikatan antar partikel granul dapat terjadi pada tablet yang
kelebihan lubrikan seperti stearat. (Lachman Tablets, 112)
Lubrikan seringkali ditambahkan dalam keadaan kering ketika semuanya telah tercampur homogen.
Biasanya lubrikan dicampurkan pada 2-5 menit akhir dari total waktu pencampuran 10-30 menit.
Pencampuran yang berlebihan dapat mengurangi karakteristik disintegrasi-disolusi dan matriks tablet
akan kehilangan ikatannya. (Lachman Tablets, 114)
Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul dibentuk) memberikan hasil
yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan kemudahannya untuk dikeluarkan dibandingkan
dengan metode penambahan lubrikan saat dilakukan granulasi. (Lachman Tablets, 114)
Sebagai lubrikan tunggal, Mg-lauril sulfat pada konsentrasi yang lebih rendah dapat dikombinasi
dengan Mg-stearat. (Lachman Tablets, 113)
Lubrikan carbowax seringkali diberikan dalam bentuk larutan alkohol atau dalam bentuk suspensi
dan emulsi dari bahan lubrikan. (Lachman Tablets, 114)
PERHATIAN!!!
Aspirin tidak stabil dengan adanya senyawa alkalin, misalnya lubrikan alkalin stearat. Penggantinya
dapat digunakan lubrikan talk. (Lachman Tablets, 113)
Kadar (%)
1
5
1-5
1-5
5
5
5
Kadar (%)
-2
-2
-2
1-5
1-5
1-5
1-5
1-2
1-5
(Lachman Tablets, 113-114)
G. GLIDAN
Fungsi utama dari glidan adalah menunjang karakteristik aliran dari granul atau meningkatkan aliran
granul dari hopper ke dalam die. (Lachman Tablets, 110)
Glidan dapat meminimalisasi kecenderungan granul untuk memisah selama tahap vibrasi yang
berlebihan (Lachman Tablets, 115)
Efektivitas starch sebagai glidan telah banyak digunakan dalam formulasi tablet dan kapsul.
(Lachman Tablets, 115)
Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni.
Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif yang penguraiannya
dikatalisis oleh Fe. (Lachman Tablets, 116)
Mekanisme Kerja: (Lachman Tablets, 116)
1.
Dispersi muatan elektrostatik pada permukaan granul.
2.
Distribusi glidan pada granul.
3.
Adsorpsi gas pada permukaan atas glidan atau granul.
4.
Minimalisasi gaya Van der Walls dengan pemisahan granul.
5. Reduksi friksi antara partikel dengan permukaan yang kasar dengan penempelan glidan pada
permukaan granul.
Starch sebagai glidan sering dikombinasikan dengan lubrikan dengan perbandingan 1:1 hingga 1:4.
Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi sifat hidrofobik dari lubrikan yang akan mempengaruhi
disintegrasi dan disolusi tablet. (Lachman Tablet, 116)
Golongan silika adalah glidan yang paling efisien, kemungkinan karena ukuran partikelnya yang
kecil. Golongan silika dapat menunjang aliran granul dengan meningkatkan bobot tablet dan
menurunkan variasi bobot tablet.
Contoh glidan silika adalah silika dioksida. (Lachman Tablets, 177)
Jenis
Kadar (%)
Talk
5
Cornstarch
5-10
Cab-O-sil
0,1-0,5
Siliod
0,1-0,5
Aerosil
1-3
H. ANTI ADHEREN
Fungsi utama dari anti adheren adalah mencegah penempelan tablet pada punch atau pada dinding
die. (Lachman Tablets, 110)
Bahan yang paling baik adalah yang larut air dan yang paling efisien adalah DL-leusin. (Lachman
Tablets, 114)
Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi karena cenderung terjadi
picking. (Lachman Tablets, 114)
Jenis
Kadar (%)
Talk
1-5
Cornstarch
3-10
Cab-O-Sil
0,1-0,5
Siloid
0,1-0,5
DL-leusin
3-10
Sodium lauril sulfat <1
Metalik stearat
<1
(Lachman Tablets, 115)
EVALU ASI M U T U
A. Evaluasi Granul
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk formula
yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan.
Evaluasi granul :
1. Evaluasi destruktif
Bahan uji mengalami
kerusakan, baik fisika
maupun kimia.
Sesuai dosis
Penetapan
10% bobot total
kandungan zat aktif
10% bobot total (atau 1/3 bobot tablet)
dalam granul
q.s
Uji
kandungan
lembab
1%
2. Evaluasi non destruktif
2%
Bahan
uji
tidak
5%
mengalami kerusakan,
baik fisika maupun kimia sehingga masih dapat digunakan untuk uji lain atau proses selanjutnya.
Uji aliran
Uji bobot jenis dan persen kompresibilitas
(Sumber : Power point B Heni)
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk formula
yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Evaluasi granul meliputi: (Sumber : TS)
1. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul). Dalam
melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar
diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.
Timbang 100 gr granul
Letakkan granul pada pengayak paling atas
Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada
getaran
Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak
Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul.
Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan
dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan, aliran akan lebih
baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi normal.
2. Bobot Jenis
Kerapatan granul dapat mempengaruhi kompresibilitas, porositas tablet, kelarutan, dan sifat-sifat
lainnya. (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 682)
a. BJ Sejati
BJ diukur dengan piknometer gas Beckmann (Sumber : TS)
Ada 2 metode untuk menentukan kerapatan granul, keduanya menggunakan piknometer. Yang
pertama menggunakan air raksa sebagai cairan pengisis sela. Yang kedua memakai pelarut yang
bertekanan permukaan rendah (misal, benzen) dan tidak melarutkan granul. Ketepatan metode ini
tergantung pada kemampuan cairan pengisi sela memasuki pori-pori granul. Kerapatan diukur dari
volume cairan pengisi sela yang dipindahkan oleh sejumlah tertentu granul dalam piknometer.
(Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 682)
BJ = bobot/volume
(Sumber : TS)
d. Bilangan Hausner
Perbandingan antara BJ mampat dengan BJ nyata (Sumber : Power point B Heni)
Makin meningkat kemampuan untuk dikempa (BJ rendah), makin kurang daya mengalirnya .
Makin berkurang kmampuan untuk dikempa (BJ tinggi), makin besar daya mengalirnya (Sumber :
Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 683)
3. Kadar Pemampatan
%T = Vo V5 0 0
Vo
%T = Kadar pemampatan
Vo = Volume sebelum pemampatan
V5 0 0 = Volume setelah pemampatan 500 x
%T < 20 atau ^V< 20 ml
granul memiliki aliran yang baik
Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.
4. Kompresibilitas
% K= Dapt Davc x 100 %
Dapt
Davc = Berat jenis nyata sebelum pemampatan Dapt
= Berat jenis nyata setelah pemampatan 500 x
Jika % K : 5 10 % --------------aliran sangat baik
11 20 % ----------aliran cukup baik
21 - 25 % ----------aliran cukup
>26 % --------------aliran buruk
5. Aliran Ada beberapa uji yang dapat digunakan sebagai pengukur aliran. Dua metode yang
paling umum dipakai yaitu:
a. Metode sudut baring/sudut istirahat = arc tan H/R
(Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 684-685)
Tujuan penetapan:
Menjamin keseragaman pengisian ke dalam cetakan bobot/tablet
kriteria penerimaan : > 4g/detik memiliki aliran yang bagus
(Sumber : Power point B Heni)
6. Kandungan Lembab
Adalah jumlah massa (air) yang hilang selama proses pemanasan (70 C)
(Sumber : Power point B Heni)
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat seperti Moisture Balance.
Prosedur:
Timbang granul sebanyak 5 g di atas nampan logam (aluminium)
Nyalakan alat, cek suhu pada 70C
Penetapan kandungan lembab dapat di atur skalanya pada alat (% hilang atau g hilang)
Penetapan dihentikan setelah dicapai angka konstant
Tujuan
Mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat mengantisipasi masalah yang terjadi
selama
proses pengempaan tablet, terutama kandungan lembab menjadi faktor penyebabnya
Mengontrol K.L granul berkaitan dgn pertumbuhan mikroba, jika granul tidak langsung dikempa
menjadi tablet
% KB = W 1/W x 100 %
% KL = Wa/W1 x 100 %
Wa
= W W1
% KB
% KL
W
W1
= Kandungan bobot
= Kandungan lembab
= bobot mula-mula
= bobot setelah pengeringan
3. Friabilitas
Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila dijatuhkan pada suatu ketinggian tertentu
Tujuan penetapan = untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya
sewaktu pengemasan dan pengiriman tujuan
Prosedur:
Dari 30 tablet tersebut, timbang 10 tablet satu per satu dan hitung bobot rata-rata
a.
b.
c.
Prosedur
Tablet tidak bersalut Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan
satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37 2 sebagai media kecuali
dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu
seperti yang tertera dalam monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus
hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12
tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet bersalut bukan enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang,
bila tablet mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar
selama 5 menit. Kemudian masukkan cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan
lambung buatan LP bersuhu 37 2 sebagai media. Setelah alat dijalankan telama 30 menit, angkat
keranjang dan amati semua tablet. Bila tablet tidak hancur sempurna, ganti dengan cairan usus
buatan LP bersuhu 37 2 dan teruskan pengujian hingga jangka waktu keseluruhan, termasuk
pencelupan dalam air dan cairan lambung buatan LP adalah sama dengan batas waktu yang
dinyatakan dalam masing-masing monografi ditambah 30 menit, angkat keranjang dan amati semua
tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet salut enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranj ang, bila tablet
mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar selama 5
menit. Tanpa menggunakan cakram jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu 37
2 sebagai media. Setelah alat dijalankan selama satu jam, angkat keranjang dan amati semua tablet:
tablet tidak hancur, refak atau menjadi lunak. Kemudian masukkan satu cakram pada tiap tabung dan
jalankan alat, gunakan cairan usus buatan LP bersuhu 37 2 sebagai media selama jangka waktu 2
jam ditambah dengan batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi atau bila dalam
monografi dinyatakan hanya tablet salut enterik, maka hanya selama batas waktu yang
dinyatakan.dalam monografi. Ajigkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur
sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet
lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet bukal Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Setelah 4 jam, angkat keranjang dan amati semua tablet:
semua tablet harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan
12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet sublingual Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet iidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Amati tablet dalam batas waktu yang dinyatakan dalam
masing-masing monografi: semua tablet harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur
sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus
hancur sempurna.
Kapsul gelatin keras Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Sebagai pengganti cakram digunakan suatu kasa berukuran 10
mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian keranjang, kasa ini ditempatkan pada permukaan
lempengan atas dari rangkaian keranjang. Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam
masing-masing monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul. Bila 1
tablet atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 kapsul lainnya: tidak kurang
16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.
Kapsul gelatin lunak Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Kapsul
gelatin keras.
enterik, sedangkan dalam masing-masing monografi, uji disolusi atau uji waktu hancur tidak
secara khusus dinyatakan untuk sediaan bersalut enterik, maka digunakan cara pengujian untuk
sediaan lepas lambat seperti yang tertera pada uji Pelepasan Obat <961>, kecuali dinyatakan lain
dalam masingmasing monografi. Dari jenis alat yang diuraikan disini, pergunakan salah satu
sesuai dengan yang tertera dalam masing-masing monografi.
Alat 1. Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan lain
yang inert, suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang
berbentuk silinder. Wadah tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai berukuran
sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu dalam wadah pada 37 0,5 C selama
pengujian berlangsung dan.menjaga agar gerakan air dalam tangas air halus dan tetap. Bagian
dari alat, termasuk lingkungan tempat alat diletakkan tidak dapat memberikan gerakan,
goncangan atau getaran signifikan yang melebihi gerakan akibat perputaran alat pengaduk.
Penggunaan alat yang memungkinkan pengamatan contoh dan pengadukan selama pengujian
berlangsung. Lebih dianjurkan wadah disolusi berbentuk silinder dengan dasar setengah bola,
tinggi 160 mm hingga 175 mm, diameter dalam 98 mm hingga 106 mm dan kapasitas nominal
1000 ml. Pada bagian atas wadah ujungnya melebar, untuk mencegah penguapan dapat
digunakan suatu penutup yang pas. Batang logam berada pada posisi sedemikian sehingga
sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada tiap titik dari sumbu vertikal wadah berputar dengan halus
dan tanpa goyangan yang berarti. Suatu alat pengatur kecepatan digunakan sehingga
memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang dikehendaki dan mempertahankan
kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi dalam batas lebih kurang 4%.
Komponen batang logam dan keranjang yang me-rupakan bagian dari pengaduk terbuat dari
baja tahan karat tipe 316 atau yang sejenis sesuai dengan spesifi-kasi pada Gambar 1. Kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, gunakan kasa 40 mesh. Dapat juga digunakan
keranjang berlapis emas setebal 0,0001 inci (2,5 m). Sediaan dimasukkan ke dalam keranjang
yang kering pada tiap awal pengujian. Jarak antara dasar bagian dalam wadah dan keranjang
adalah 25 mm 2 mm selama pengujian berlangsung.
Alat 2. Sama seperti Alat 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun dan
batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih
dan 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan
yang berarti. Daun melewati diameter batang sehingga dasar daun dan batang rata. Dayung
memenuhi spesifikasi pada Gambar 2. Jarak 25 mm 2 mm antara daun dan bagian dalam dasar
wadah dipertahankan selama pengujian berlangsung. Daun dan batang logam yang merupakan
satu kesatuan dapat disalut dengan suatu penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan
tenggelam ke dasar wadah sebelum dayung mulai berputar. Sepotong kecil bahan yang tidak
bereaksi seperti gulungan kawat berbentuk spiral dapat digunakan untuk mencegah
mengapungnya sediaan.
Uji kesesuaian alat Lakukan pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet Kalibrator
Disolusi FI jenis disintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan disintegrasi sesuai
dengan kondisi percobaan yang tertera. Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada
dalam rentang yang diperbolehkan seperti yang tertera dalam sertifikat dari kalibrator yang
bersangkutan.
Media disolusi Gunakan pelarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Bila
Media disolusi adalah suatu larutan dapar, atur pH larutan sedemikian hingga berada dalam
batas 0,05 satuan pH yang tertera pada masing-masing monografl. [Catatan Gas terlarut dapat
membentuk gelcmbung yang dapat merubah hasil pengujian. Oleh karena itu, gas terlarut harus
dihilangkan terlebih dahulu sebelum pengujian dimulai.]
Waktu Bila dalam spesifikasi hanya terdapat satu waktu, pengujian dapat diakhiri dalam waktu
yang lebih singkat bila persyaratan jumlah minimum yang terlarut telah dipenuhi. Bila
dinyatakan dua waktu atau lebih, cuplikan dapat diambil hanya pada waktu yang ditentukan
dengan toleransi 2%.
Prosedur untuk kapsul, tablet tidak bersalut dan tablet bersalut bukan enterik
Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan Media disolusi hingga suhu 37 0,5, dan
angkat
termometer. Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari
permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam
masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atau pada tiap waktu yang
dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan Media disolusi dan bagian
atas dari keranjang berputar atau daun dari alat dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding wadah.
Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Lanjutkan pengujian
terhadap bentuk sediaan tambahan.
Bila cangkang kapsul mengganggu. penetapan, keluarkan isi tidak kurang dari 6 kapsul
sesempuma mungkin, larutkan cangkang kapsul dalam sejumlah volume Media disolusi seperti yang
dinyatakan. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Buat koreksi
seperlunya. Faktor koreksi lebih besar 25% dari kadar pada etiket tidak dapat diterima.
Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila
jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan
pengujian sampai tiga tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S atau S. Harga Q adalah
jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam
persentase kadar pada etiket, angka 5% dan 15% dalam tabel adalah persentase kadar pada etiket,
dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q.
Tabel Penerimaan
T
a
yang
6
S1
S2
S3
12
Kriteria Penerimaan
Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%
Rata-rata dari 12 unit (S1 +S2) adalah sama dengan atau lebih
besar
dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q
-15%
Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2+ S3) adalah sama dengan atau