Antibiotik
Antibiotik adalah substansi hasil metabolik yang dihasilkan oleh mikroorganisme hidup,
yang dalam konsentrasi kecil mampu merusak atau menghambat mikroorganisme lain
(Brander et al., 1991). Antibiotik adalah zat yang dibentuk oleh mikroorganisme yang dapat
menghambat atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme lain. Zat yang bersifat antibiotik
juga dapat dibentuk dari beberapa hewan dan tanaman tingkat tinggi. Antibiotik alam dapat
dibuat antibotik baru secara sintesis parsial, antibiotik tersebut sebagian mempunyai sifat yang
lebih baik (Mutschler, 1991).
Intensitas kerja suatu antibiotik dinyatakan dengan kadar yang dibutuhkan untuk
tercapainya efek kemoterapeutik dan umumnya dinyatakan dalam kadar hambat minimal. Kadar
hambat minimal adalah kadar batas yang secara in vitro bekerja terhadap mikroorganisme
tertentu. Besarnya kadar hambat minimal bervariasi, tergantung dari jenis mikroorganisme, besar
inokulum dan media uji yang digunakan (Wattimena et al., 1991). Berdasarkan sifat toksisitas
selektif, antimikroba mempunyai aktivitas bakterisid karena bersifat membunuh bakteri dan
bersifat bakteriostatik karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Antimikroba tertentu
akivitasnya dapat miningkat dari bakteriostatik menjadi bakterisid bila kadar antimikrobanya
ditingkatkan melebihi kadar hambat minimal efek bakteriostatik dapat dihasilkan oleh antibiotik
yang mengambat metabolisme sel bakteri (Gan, 1983).
Berdasarkan mekanisme kerjanya antimikroba dibagi dalam 5 (Lima) kelompok yaitu
inhibitor sintesis dinding sel, inhibitor sintesis protein, inhibitor sintesis asam nukleat, inhibitor
membran sel, inhibitor sintesis folat (Franklin dan Snow, 1985). Antimikroba yang menghambat
dinding sel mikroba adalah penisilin, vankomisin, basitrasin, sefalosporin, ristolisin dan
sikloserin. Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba antara lain linkomisin,
antibiotik golongan makrolid, tetrasiklin, kloramfenikol, novobiosin dan puromisin (Gan, 1983;
Frankin and Snow, 1985; Brander et al., 1991). Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel
contohnya polimiksin dan penisilin. Contoh inhibitor sintesis protein meliputi golongan
makrolida, tetrasiklin, aminoglikosid, spektinomisin dan kloramfenikol, inhibior sintesis asam
nukleat contohya rifampin, riamisin, rifampisin dan kuinolon sedangkan inhibitor sintesis asam
folat adalah trimetoprim (Todar, 2002).
Ampisilin
Ampisilin merupakan penisilin semisintetik yang stabil terhadap asam/amidase tetapi
tidak tahan terhadap enzim -laktamase (Goodman dan Gilman, 1985). Ampisilin mempunyai
keaktifan melawan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif dan merupakan antibiotika
spectrum luas (Brander et al., 1991).
Ampisilin merupakan prototip golongan aminopenisilin berspektrum luas, tetapi
aktivitasnya terhadap Gram positif kurang daripada penisilin G. semua penisilin golongan ini
dirusak oleh -laktamase yang diproduksi oleh kuman Gram positif maupun Gram negatif.
Kuman meningokokus, pneumokokus, gonokokus dan L. Monocytogenes sensitif terhadap obat
ini. Selain itu H. influenzae, E. coli dan Proteus mirabilis merupakan kuman Gram negatif yang
juga sensitif tetapi dewasa ini telah dilaporkan adanya kuman yang resisten diantara kuman yang
semula sangat sensitif tersebut. Umumnya pseudomonas, klebsiella, serratia, asinobakter dan
proteus indol positif resisten terhadap ampisilin dan aminopenisilin lainnya (Istiantoro, 1995).
Ampisilin stabil terhadap asam karena itu dapat digunakan secara oral. Absorpsi relatif
lambat, laju absorpsi sekitar 50%. Kadar darah maksimum dicapai setelah kira-kira dua jam,
kurang lebih dua kali lebih lama daripada benzilpenisilin. Ampisilin mengalami sirkulasi
enterohepatik, kadar dalam empedu jauh lebih besar daripada kadar dalam plasma, ekskresi
terutama melalui ginjal. Ampisilin terutama digunakan pada infeksi saluran napas, saluran urin
dan empedu, pada otitis media, pertussis dan septikemia yang peka terhadap ampisilin
(Mutschler, 1991).
Oksasilin
Oksasilin termasuk derivat penisilin. Oksasilin mempunyai potensi yang rendah terhadap
aktivitas antimikrobial melawan mikroorganisme yang sensitif terhadap penisilin G. Oksasilin
termasuk penisilin yang stabil terhadap penisillinase (Goodman dan Gilman, 1985). Mekanisme
kerja dari penisilin adalah menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk
sintesis dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif, penisilin akan mengahasilkan efek
bakterisid pada mikroba yang sedang aktif membelah. Mikroba dalam keadaan metabolik tidak
aktif (tidak membelah), yang disebut juga sebagai persiters, praktis tidak dipengaruhi oleh
penisilin, kalaupun ada pengaruhnya hanya bakteiostatik. Mekanisme resistensi terhadap
penisilin adalah pembentukan enzim betalaktamase misalnya pada kuman S. aureus, H.
influenzae, gonokokus dan berbagai batang negatif. Pada umumnya kuman Gram-positif
mensekresi betalaktamase ekstraseluler dalam jumlah relatif besar. Kuman Gram-negatif hanya
sedikit menghasilkan betalaktamase tetapi tempatnya strategis, yaitu di rongga periplasmik
diantara membran sitolasma dan dinding sel kuman. Kebanyakan jenis betalaktamase dihasilkan
oleh kuman melalui kendali genetik oeh plasmid. Selanjutnya enzim autolisin kuman tidak
bekerja, sehingga timbul sifat toleran kuman terhadap obat. Kuman tidak mempunyai dinding sel
(misalnya mioplasma) mengakibatkan perubahan PBP (penicillin-binding protein) atau obat tidak
mencapai PBP (Istiantoro dan Gan, 1995).
Tetrasiklin
Tetrasiklin mempunyai spektrum antibakteri yang luas, efektif terhadap kuman Gram
positif maupun Gram negatif, mencakup spektrum penisilin, streptomisin dan kloramfenikol.
Selain itu juga dapat menghambat pertumbuhan riketsia, amuba, mikoplasma dan klamidia.
Tetrasiklin termasuk antibiotik yang terutama bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja dari
tetrasiklin yaitu dengan cara menghambat sintesis protein ribosom sub unit 70s dan ribosom sub
unit 80s. Efek tetrasiklin mempengaruhi tRNA-ribosom terlihat dengan terhambatnya ikatan
amino asil-tRNA pada reseptor penerima pada ribosom. Tetrasiklin tidak langsung menghambat
penyusun peptide atau tahap translokasi, tetapi menghambat terminasi rantai peptidepada kodon
terminasi. Mekanisme penembusan tetrasilin unuk masuk ke dalam sel bakteri, kemungkinan
sama dengan cara menghambat sntesis protein ditambah modifikasi struktur guna penghambatan
sintesis protein. Kuman-kuman yang sensitif terhadap tetrasiklin ini antara lain; hemolitikStreptococci,
non hemolytic
tetapi Escherichia
coli,
Klebsiella,
Enterobacter,
Proteus indol
positif
dan Pseudomonas umumnya resisten. Beberapa spesies kuman, terutama streptokokus beta
Terhadap
mikroorganisme
terhadap Staphylococcus
strain Staphylococcus
Gram
positif,
tetapi
gentamisin
juga
efektif
monocytogenesserta
gentamisin
tidak
terutama
beberapa
efektif
1985). Aksi eritromisin ditujukan untuk bakteri Gran positif termasuk bakteri yang resisten
terhadap penisilin (Bywater, 1991). Eritromisin berikatan dengan reseptor 23S rRNA pada sub
unit 50S ribosom bakteri. Eritromisin bekerja menghambat sintesis protein dengan mengganggu
reaksi translokasi dan pembentukan senyawa pemula (Brooks et al., 2001; Todar, 2002).
Eritromisin dan azitromisin merupakan antibiotik golongan makrolida yang sering digunakan
dalam bidang veteriner. Eritromisin sering digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Gram positif sepertiStaphylococcus (Boothe, 2001).
Penisilin G (Benzilpenisilin)
Penisilin pertama kali ditemukan di London 1928 oleh Fleming, kemudian dikembangak oleh
Florey
dari
biakan Penicillium
notatum untuk
pengunaan
sistemik.
Selanjutnya
Mekanisme kerja penisilin dapat diringkas dengan urutan sebagai berikut : (1) obat bergabung
dengan penicillin-binding proteins (PBPs) pada bakteri; (2) terjadi hambatan sintesis dinding sel
bakteri karena proses transpeptidasi antar rantai peptidiglikan yang terganggu; (3) terjadi aktivasi
enzim proteolitik pada dinding sel (Istiantoro dan Gan, 1995).
Diposkan oleh Jendela Yudhiedi 16.53
Reaksi:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
2 komentar:
1.
Anonim23 Februari 2011 05.45
thx brooooo
Balas
2.
Jendela Yudhie5 Maret 2011 23.33
ok broooooooo
Balas
Jendela Yudhie
kuliah di FKH UGM.....KOAS.... Asisten Lab Fisiologi FKH UGM.
Lihat profil lengkapku
Total Tayangan Laman
597,840
Pengikut
Arsip Blog
2011 (21)
2010 (98)
2009 (40)
Desember (9)
BUAH MERAH
Antibiotik
CLOSTRIDIUM BOTULINUM
Streptococcus pneumoniae
FERTILISASI KUDA
Oktober (21)
September (10)