.8
JICA
~
(DEMS Project)
2006
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya sehingga
penyusunan Pedoman Umum Pemantauan Kualitas Air ini dapat diselesaikan.
Penyusunan pedoman
Pada kesempatan ini tidak lupa kami sampaikan rasa terimakasih atas kerjasama dan
masukan yang dibenkan dari instansi dan seluruh pihak yang terlibat baik secara l~mgsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian penyusunan pedoman pemantauan ini.
Kami menyadari bah\va penyusunan pedoman ini masih jauh dari sempuma, untuk itu
perbaikan-perbaikan masih mungkin dilah.'1lkan, sehingga masukan yang membangun sangat
diharapkan demi perbaikan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat bennanfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya air, khususnya
untuk pelaksanaan pemantauan kualitas air.
Serpong,
Desember 2003
4tz
DAFTARISI
KAT A PENGANTAR
Halaman
DAFTAR lSI
....................................................................... ..
ii
Daftar Tabel ...... .. . ... . . . .. . ... ............ .. . ... ......... ...... ... .. . . ....... ... . . . . . . . . ....
v
Definisi dan Isti'l~h" ...... .... ... . . . . ................... ... . .. ........... ..... . . ...... . ........
vii
BAB I.
BAB II.
PENDAHULUAN
1.1
1.2.
1.3.
1.4.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
BAB III.
D[SAI:0r PEMANTAUAN
10
3.1.
11
11
11
11
12
12
12
13
13
13
14
14
14
14
15
15
3.3.1.3.Sampling Sistematik...................................
15
11
BAB IV
16
16
20
22
22
23
24
24
26
26
27
29
29
29
30
4.1.
Sampel..................................................................
4.6.1. Ketertelusuran Data Sampel dan Data Lapangan....... ....
4.6.2. Blanko..................... ......................................
4.6.3. Sampel...........................................................
4.6.4.Prosedur Pengamanan di Lapangan............ ..............
4.7. Kesehatan dan Keselaman Kerja.....................................
4.7.1. Pelatihan Personil.......................... .....................
4.7.2. !v1inimisasi Resiko......................... ......................
BAB V
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
30
30
30
30
31
32
33
33
34
35
36
37
38
38
39
40
41
41
41
42
42
44
44
44
45
45
46
46
46
146
47
III
Kedapatulangan).......................................
5.4.5.6.Pemeriksaan Standar Kalibrasi........ ........ .......
5.4.5.7.Blanko.... ............ ........................ ... ........
5.4.5.8.Analisis Duplikat................... ...................
5.4.5.9.Kontrol Mutu Minimum di Laboratorium.........
5.4.6.QNQC pada Sampel Biologi.... .......... ............ ........
5.4.6.1.Subsampling dan SortinglPemilihan...............
5.4.6.2.Identifikasi.................. ............................
5.4.7.QA/QC pada Pengujian Ekotoksisitas.. .....................
5.4.7.1.Kriteria Uji Keterterimaan..........................
5.4.7.2.Kontrol Negatif........ ................. ... ... .... .....
5.4.7.3.Toksik Rujukan................. .......................
5.4.7.4.Blanko..................................... .............
5.4.7.5.Kualitas Air.... ............. ...... ....... .......... .....
5.4.8.QNQC pada Penanganan Sedimen...........................
5.4.8.l.Penyimpanan Sampel... ... ......... ............. ......
5.4.8.2.Pengayakan Sampel....................................
5.4.8.3.Penghomogenan Sampel.............................
5.4.9.Penyajian Data Pengendalian Mutu (QC) ... ...............
5.5. Pemgelolaan Data.............. .......... .......................... ....
5.5.1.Penyimpanan Data. .................. ....................... .....
5.5. 1. l.Pertimbangan Disain Sistem..... ....... .............
5.5. 1.2. Ketertelusuran Data........ ...........................
5.5.1.3.Skrening dan Verifikasi........ ....................
5.5.1.4.Harmonisasi Data... ... ............ ...................
5.5.2.Peiaporan Data Laboratorium ... ...... ...... ..... ............
5.6. Kesehatan dan Keselamatan Kerja....... ..... ...... ....... ..........
BAB VI.
48
48
49
49
49
50
50
50
50
50
51
51
51
51
52
52
52
52
53
53
53
53
54
54
54
54
55
55
55
55
56
58
59
60
62
63
63
64
64
64
64
65
65
65
65
66
66
IV
BAB VII.
67
67
67
67
69
70
70
71
71
71
72
7.1.
7.2.
7.3.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
17
TabeI2.
18
TabeI3.
26
TabeI4.
26
TabeI5.
32
TabeI6.
36
TabeI 7.
38
TabeI 8.
43
Tabel9.
57
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Air..........................................................................
Gambar 2.
Gambar 3.
10
Gambar 4.
18
Gambar 5.
44
Gambar 6.
58
Gambar 7.
Control
Chart
yang
Menunjukkan
Data
Fisika
dan
65
vii
DAFTAR GAMBAR
Ha1aman
Gambar 1.
Air..........................................................................
Gambar 2.
Gambar 3.
10
Gambar 4.
18
Gambar 5.
44
Garnbar 6.
58
Gambar 7.
Control
Chart
yang
Menunjukkan
Data
Fisika
dan
65
vii
Mangrove: Hutan bakau atau pohon yang tumbuh biasanya didaerah pantai yang banyak'
sedimentasi Lumpur didaerah hutan ekuator, dan tumbuh ditanah yang digenangi air
viii
dengan dahan-dahan
menjatuhkan akamya
yang
terbentang
lebar kesamping
dan
dahan-dahannya
Nitrifikasi : Pemberian oksigen pada ammonia untuk diubah menjadi nitrit dan
kemudian menjadi nitrat oleh mikroorganisme.
Didalarn tanah, fase pertama
pengubahan ini dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan fase kedua dilakukan
oleh bakteri Nitrobacter, proses ini penting dalam siklus nitrogen, karena hanya dalam
bentuk nitrase saja nitrogen dapat digunakan langsung oleh tanaman.
Pemantauan (ISO) : merupakan proses program sampling, pengukuran dan selanjutnya
perekaman atau signaling atau keduanya dari berbagai karakteristik air dimana
tujuannya adalah untuk penilaian kesesuaian dengan tujuan yang spesifik.
Termoklin : Zona transisi antara epilirnnion dingin dari badan-badan air yang tersusun
berJapis-lapis. Perubahan suhu sarna dengan atau melebihi 10 Celcius untuk setiap meter
kedalaman.
IX
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pedoman umum pemantauan kualitas air ini disusun untuk memberikan acuan dalam
pelaksanaan pemantauan kualitas air mulai dari penyusunan program pemantauan yang
meliputi penentuan tujuan pemantauan, penentuan disain pemantauan. sampai pada
pelaksanaan program sampling lapangan, program analisis di laboratorium, analisis dan
interpretasi data serta pelaporan yang meliputi penyusunan dan penyebaran infonnasi.
Pedoman ini juga memberikan infonnasi dalam penilaian kualitas air tawar, tennasuk
air tanah, danau dan sedimen.
Dengan acuan dari pedoman ini diharapkan data pemantauan yang dihasilkan dapat
menginfonnasikan kondisi kualitas air yang sebenamya, dapat dipertanggungjawabkan,
serta dapat menjawab masalah yang ada.
Pemantauan sendiri merupakan suatu sed kegiatan yang terencana dan sistematik dalam
pengukuran. pengamatan yang hasilnya dianalisis dan dilaporkan degan tujuan untuk
menyediakan infonnasi dan pengetahuan tentang badan air. Pemantauan kualitas air ini
sangat penting dalam program kebijakan pengelolaan sumber daya air.
Dalam pedoman umum pemantauan ini diinfonnasikan bahwa tujuan pemantauan
penting untuk ditetapkan pertama kali dan bagaimana langkah untuk menetapkan tujuan
pemantauan. Tujuan pemantauan tersebut harus jelas dinyatakan, efektif dan realistik
serta dapat menjawab isu arau masalah yang menjadi fokus.
Pembuatan disain pemantauan diawali dengan pemilihan tipe kajian yang sesuai dengan
tujuan pemantauan yang telah ditetapkan. Dengan didukung oleh survei pendahuluan,
cakupan kajian yang meliputi batas ruang, skala dan jangka waktu serta pertimbangan
disain sampling ditentukan.
Dalam pertimbangan disain sampling mencakup
pertimbangan
penentuan titik sampling, frekwensi sampling, keragaman ruang,
pemilihan parameter, presisi dan akurasi sampe! serta efektifitas biaya. Kemudian
ditentukan spe.sifikasi data yang diperlukan.
Program sampling menekankan persiapan dalam pelaksanaan sampling lapangan
tennasuk persiapan personi!, metode sampling, peralatan sampling maupun wadah
sampling.
Demikian juga untuk pengamatan dan pengukuran parameter lapangan.
Pengendalian dan jaminan
mutu pengambilan sampel juga dijadikan bahan
pertimbangan disamping kesehatan dan keselamatan petugas pengambil sampel.
Dalam analisis di laboratorium juga perlu dilakukan perencanaan dalam pelaksanaan
analisis yang meliputi parameter yang akan dianalisis, metode analisis, peralatan
laboratorium yang digunakan serta biaya. Pengendalian mutu dan jaminan mutu sangat
penting dalam analisis laboratorium.
Data yang dihasilkan perlu dilakukan pengelolaan tennasuk analisis serta interpretasi,
misal dibandingkan dengan baku mutu yang ada atau dilihat trend pencemaran, dsb.
Dalam hal ini maka perlu dipilih program analisis data yang tepat untuk masing-masing
tujuan yang berbeda. Hasil pemantauan tersebut dilaporkan terhadap pihak yang
berkepentingan dalam bentuk laporan yang sesuai dengan form,at umum yang berlaku
yang telah disesuaikan dengan pengguna laporan terse but. Hasil laporan dapat
dipublikasikan dengan berbagai cara seperti semil1ar, web pages, dsb.
BABI
PENDAHULUAN
kelangsungan hidup manusia dan mahkluk hidup lainnya. Sebagai salah satu sumber daya
a1am yang sangat dibutuhkan, maka fungsi air tersebut harus dilestarikan agar tetap berada
pada kondisi yang dapat memenuhi standar yang diperlukan. Untuk itu pengelolaan kualitas
air seeara bijaksana dengan memperhatikan generasi sekarang dan mendatang perlu
dilakukan.
Salah satu upaya pengelolaan kualitas air yang penting dilakukan adalah pelaksanaan
pemantauan kualitas air. Pemantauan kualitas air penting dilaksanakan agar diperoleh data
pemantauan yang dapat digunakan untuk menilai kondisi kualitas air, sehingga dari hasil
penilaian kualitas air tersebut dapat dilakukan tindakan pengelolaan yang tepat. Dalam
kaitan ini, dengan adanya data pemantauan yang akurat dan mewakili kondisi kualitas air
yang sesungguhnya maka kebijakan yang ditetapkan akan lebih terarah da'n dapat
dilaksanakan,
tanpa
penentuan tujuan, perencanaan, sampai pelaksanaan dan interpretasi data yang dihasilkan,
maka akan menghasilkan data yang tidak dapat mewakili kondisi yang sebenarnya
sehingga data pemantauan tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan yang menjadi isu
yang sebenarnya.
Untuk dapat menghasilkan data pemantauan yang representatif maka perlu dibuat suatu
pedoman umum pemantauan kualitas air, yang dapat dipakai sebagai aeuan oleh semua
pihak yang berkepentingan dengan berbagai tujuan dalam rangka pengelolaan sumber
daya air.
pengumpulan
informasi yang aktual pada lokasi tertentu dan interval yang teratur untuk menghasilkan
data hasil pemantauan
Berhasilnya suatu program pemantauan kualitas air sangat erat kaitannya dengan tahapan
pelaksanaan yang harus dilalui agar kesinambungan pekerjaan dapat menyajikan data
secara integral untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, tidak ada pekerjaan yang harus
diulang kembali karena ada satu tahap pekerjaan yang terlampaui yang berpengaruh
terhadap tahap berikutnya. Tahapan pemantauan yang perJu dilaksanakan secara berurutan
meliputi penentuan tujuan pemantauan, pembuatan disain kajian pemantauan, program
sampling di lapangan, analisis laboratorium, pengolahan data dan pelaporan.
__,j-------------""
Pengumpulan : ,-----------,
,------------;
:t Informasi
~-~
Definisi
[su
+:
:-~
Faktor Alam :
I
I
I l
t t l
~ ________ ... ___ _I
1___________ .1:
.------------------"'"
.. -: Sumber
t
I .Pencemar:I
I... -------------------,
:: :
: : r-----------,
i--------------~
'Pemantauan:
:,
,, Hidrologi
f--: Penggunaan :
: : : Air
:
,: ~------------:
-------r--------
3. Operasional di Lapangan
(Sampling)
....
~-.-
. .,
1- - - - ......... _ ..... _I
~-----------,
: : Peraturan &
I. - : Kebijakan
,
,
......... i
..
'"
....:
, __ ... _ - - ______ 1
I
..
t
4. Operasional di Laboratorium
t- .. - ... - - - - - - - - - - - - -
;c:
1 ______ - - - - - - - - - - - -
,: : Penggunaan Air:
,,'
~'
... "",
...
"-,.. : Kontrol
: Pencemaran
!
:
~ ____
1 ______ - - - - - - - - - - - _ ...
'
_.!.
Pemantauan kualitas air yang dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah tersebut diatas
diharapkan akan diperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sehingga
pelaksanaan pemantauan tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien.
1.3.Tujuan
Tujuan pembuatan pedoman umum pemantauan ini adalah untuk menyediakan acuan
dalam pelaksanaan pemantauan kualitas air sehingga diharapkan hasil dari pelaksanaan
pemantauan tersebut dapat diperoleh data pemantauan yang optimal, representatif dan
dapat dipertanggungjawabkan, sehingga dapat membatu dalam penetapan kebijakan
pengelolaan sumber daya air
pemantauan kualitas air permukaan (air sungai, air danau) dan air tanah yang
pembahasannya meliputi :
Disain Pemantauan
Analisis Laboratorium
BABII
Penentuan tujuan pemantauan merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk
ditetapkan dalam merencanakan suatu program pemantauan. Tujuan tersebut harus jelas
sehingga dapat diketahui bagaimana pemantauan tersebut dilaksanakan.
Secara garis besar, penentuan tujuan pemantauan dapat diperoleh melalui langkah-Iangkah
sebagai berikut :
Penentuan isu (identifikasi masalah)
Pengumpulan informasi yang mendukung isu yang telah diidentifikasikan.
Pemahaman sistem dan model formulasi proses konseptual (MPK)
o Pengenalan Proses Kunci
o Hipotesis teruji dan model konseptual
Penetapan tujuan pemantauan
menentukan
tujuan
pemantauan,
langkah
awal
yang
Isu
diperlukan
adalah
tersebut perlu dianalisis secara menyeluruh dan dilengkapi dengan informasi yang
mendukung isu tersebut sehingga dapat diformulasikan tujuan yang spesifik untuk program
pemantauan. Identifikasi masalah atau isu bisa diperoleh dari pengamatan, wawancara, informasi, kasus,
informasi sekunder dari penduduk atau informasi dari hasil diskusi dengan stakeholder.
Contoh isu umum program pemantauan adalah :
Peledakan populasi alga (algae blooming)
Peningkatan salinitas air, menyebabkan air menjadi tidak dapat digunakan untuk air
minum, pertanian, dan mempunyai efek pada ekologi aquatik
Pencemaran mikroba dari kotoran manusia atau hewan yang menyebabkan air
sungai tidak bisa digunakan untuk air minum atau penggunaan rekreasi.
Pengaruh perubahan temperatur
Pengaruh perubahan pH, dB.
Daya dukung badan air dalam menerima limbah tanpa menyebabkan pencemaran
Kesesuaian dan efektifitas langkah strategi pengendalian pencemaran
Perubahan tretld kualitas air akibat aktifitas manusia di daerah tangkapan
#
Parameter kimia dan biologi dalam air yang menyebabkan air tidak sesuai dengan
peruntukannya
Bahaya terhadap kesehatan manusia akibat kualitas air yang buruk .
Pengembangan daerah tangkapan yang berpengaruh terhadap kualitas air.
Dampak penurunan kualitas air terhadap kehidupan tanaman dan binatang di dalam
atau dekat badan air.
Pengumpulan informasi penting dilakukan
yang sarna.
Selain itu,
pengumpul informasi harus berinteraksi dengan pengguna akhir informasi dan stakeholder
untuk daerah tersebut.
kelompok, industri,
pemerintah.
2.3. Pemahaman Sistem dan Pembuatan Model Proses Konseptual (MPK)
Pembuatan Model Proses Konseptual ini perIu dilakukan bila ingin memperoleh
pemahaman lebih lanjut mengenai ekosistem yang akan dipantau atau untuk mengetahui
sebab akibat.
MPK dapat dibuat bila isu pemantauan telah ditentukan dan pemahaman
didapat~n
dapat
diformulasikan pada model tersebut. Pembuatan model tersebut dilakukan setelah melalui
proses diskusi mengenai pendapat masing-masing anggota p emantauan tentang konsep
sistem yang dikaji, pengumpulan pengetahuan dan
.
bagaimana sistem tersebut berfungsi dan apa yang dianggap sebagai proses dominan yang
penting,
sehingga
model
ahkir yang
keluar
terintegrasi. Pengalaman merupakan hal yang sangat diperlukan dalam pembuatan model.
Setelah diformulasikan, maka model proses tersebut dapat digunakan untuk membantu
dalam menentukan :
Komponen yang penting dalam sistem .
Proses kunci
Hubungan sebab akibat
Pertanyaan yang penting ditujukan
Batas ruang
Parameter yang penting untuk proses yang terkait
Pemilihan lokasi
Pertimbangan waktu dan musim
Model yang dibuat tersebut merupakan diagram ilustrasi sederhana dari komponen yang
terkait dengan sistem yang dipantau. Sebagai contoh pada kajian eutrofikasi, nutrien
biasanya sebagai faktor penentu, sedangkan kloropil atau sel alga adalah sebagai akibat.
Model tidak harus menyeluruh dan menyebutkan semua komponen dari sistem tetapi harus
mempunyai batasan yang menyebutkan problem atau pertanyaan yang akan dikumpulkan.
Batasan-batasan dalam pembuatan model antara lain:
Problem atau isu yang menjadi fokus perhatian (misal nutrien atau beban logam)
Subsistem (termasuk tipe ekosistem) yang harus dideskripsikan dalam model (air
tawar, air laut, air muara, lahan basah, mangrove)
Kondisi yang harus digambarkan dalam model.
Q ~ .... uW\
lt""'''''.
..........-. .
0.....
Pada umumnya tujuan pemantauan dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu tujuan tunggal
atau multi t ujuan
tujuan dan data yang dihasilkan digunakan untuk berbagai maksud. Pemantauan dengan
banyak tujuan umumnya dilakukan dan ditetapkan sebagai program nasional suatu negara.
Beberapa contoh umum tujuan pemantauan kualitas air adalah sebagai berikut :
Untuk mengukur kualitas air
Untuk memberikan
penggunaantertentu
Untuk penyelidikan kenapa air tersebut tidak memenuhi standar
Untuk menilai beban material yang masuk ke badan air dari daerah tangkapan air
Untuk mengetahui karakteristik biota dalam air
Untuk menilai status lingkungan.
Untuk menilai efektifitas pengendalian pencemaran air.
Untuk identifikasi trend kondisi badan air.
Untuk pengembangan standar kualitas air dan peraturan pembuangan limbah
Beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk membantu dalam penetapan tujuan
pemantauan adalah :
Mengapa pemantauan akan dilaksanakan? Apakah untuk inforrnasi dasar,
perencanaan atau inforrnasi kebijakan, inforrnasi operasional atau pengelolaan,
peraturan dan penaatan, penilaian sumber, atau maksud lain.
Inforrnasi apakah yang diperlukan pada kualitas air untuk berbagai penggunaan?
Bagaimana ketersediaan sumber daya manusia dan sumber dana?
Siapa pengguna data pemantauan dan apa yang dapat dilakukan dari inforrnasi
tersebut?
BABIIl
DISAIN PEMANTAUAN
Disain pemantauan pedu dibuat agar pelaksanaan pemantauan dapat dilakukan secara
terencana sehingga program sampling dan analisis dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Sebelum membuat disain pemantauan sebaiknya dilakukan survei pendahuluan, karena
survei pendahuluan ini akan membantu dalam pembuatan disain pemantauan khususnya
dalam perencanaan sampling yang menyangkut pemilihan titik sampling, frekwensi
sampling, pemilihan parameter, data yang dibutuhkan, dan kelayakan pelaksanaannya
termasuk biaya yang diperJukan, serta menjamin bahwa program sampling dan analisis
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Pembuatan disain pemantauan diawali dengan pemilihan tipe kajian yang sesuai dengan
tujuan yang tdah ditetapkan.
memasukkan tujl1an pemantauan yang telah ditetapkan dalam salah satu golongan tipe
kaj ian tersebut.
Secara skematis kerangka disain pemantauan dapat digambarkan sebagai berikut :
+
Penen'u,n ruang lingkup peman"uan (batas ruang, skala d,n durasi)
10
I Survei
I .. .. ~ ...." .......... ~ ..
y-"'-""-"
j pendahuluan
3.t.Tipe Kajian
Secara garis besar, tujuan pemantauan dapat dimasukkan dalam tiga kelompok tipe kajian
yang berbeda yaitu :
Kajian deskriptif ditujukan untuk pengumpulan data yang dapat menyatakan keadaan dari
distribusi ruang
atau kadang distribusi waktu terhadap komponen tertentu dalam badan air untuk tujuan:
Survei pengamatan,
Dari kajian ini dapat ditentukan rona awal atau kondisi awal konsentrasi suatu komponen
sebelum adanya gangguan atau perkembangan yang tidak diharapkan. Yang termasuk
dalam kajian deskriptif adalah kaj ian baseline.
3.1.1.1 Kajian Baseline
pemantauan jangka panjang untuk parameter fisika dan kimia. Programjangka panjang ini
digunakan untuk mendeteksi atau mendokumentasi adanya perubahan yang tidak
diantisipasi sebelumnya. Dalam pelaksanaan kajian ini, sebaiknya ditentukan parameter
yang akan dipantau dan kecenderungan perubahan dari parameter tersebut. Setelah itu,
dapat ditentukan disain sampling yang tepat agar dapat diperoleh data yang memenuhi
syarat untuk melihat kecendrungan (trend).
3.1.2. Kajian untuk l\Iengukur Perubahan
Jika kajian deskriptif diulang beberapa kali pada lokasi yang sarna maka hal tersebut dapat
digunakan untuk menilai perubahan. Kajian semacam ini membutuhkan perencanaan yang
lebih detil dan
lokasi sampling
Analisis data dilakukan mulai dari pengukuran yang mudah untuk melihat trend dan
korelasi yang sederhana, sampai evaluasi yang kompleks. Iika waktu dan lokasi diketahui
maka ada liga disain yang dapat diaplikasikan untuk kajian ini. yaitu :
nilai pengukuran
terjadi, dua tipe lokasi independen dipilih sebagai lokasi yang dianggap akan mendapat
gangguan dan lokasi yang tidak mendapat gangguan (lokasi kontrol).
Lokasi kontrol
dianggap mempunyai aspek yang s ama dengan lokasi yang mendapat gangguan, namun
lokasi kontrol tidak diberi gangguan. Parameter yang sarna dipantau pada dua tipe lokasi
tersebut sebelum dan sesudah gangguan untuk menentukan apakah lokasi yang mengalami
gangguan relatif b erubah t erhadap lokasi kontrol. P enarikan kesimpulan pada disain ini
umumnya berdasarkan interaksi secara anal isis statistik dibandingkan dengan perbandingan
sederhana rata-rata dari lokasi. PerIu dilakukan konsultasi dengan ahli statistik sebelum
menentukan banyaknya data yang harus dikumpulkan untuk memenuhi syarat analisis data.
analisis data
Pad a
kajian ini
tidak a da data yang dikumpulkan s ebelum gangguan. Karena t idak ada data s ebelum
gangguan maka penarikan kesimpulan tentang dampak gangguan tersebut hanya
berdasarkan pada pola ruang atau tempat. Pola ini didapatkan dengan memilih lokasi yang
kontras antara lokasi terganggu dan tak terganggu. Kelemahan dari kajian ini adalah, pola
yang
diamati
mungkin
daerah h ulu d ari lokasi yang terganggu. T api masalah akan t imbul b ila lokasi terse but
berdekatan, karena perubahan tidak dapat terIihat, atau akan terjadi proses alami yang tidak
terIihat yang b erpengaruh terhadap parameter yang d iamati yang bukan d isebabkan oleh
gangguan.
misal
12
gangguan
dalarn sis tern sungai. estuari. badan air yang berdekatan. atau ternpat dengan
beberapa tingkat gangguan (rnisal ternpat dengan jarak yang rnakin jauh dari titik surnber).
Disain ini juga rnernerlukan ahli statistik untuk rnengklarifikasi apakah lokasi sudah
rnewakili untuk asurnsi yang digunakan dalam analisis statistik, atau syarat data yang
diperlukan.
perubahan
juga
rnenyumbangkan
pemaharnan
sistem
. dengan
mendemonstrasikan hubungan antara kegiatan manusia yang spesifik dan akibatnya, akan
tetapi tidak menetapkan sebab akibat karena ada beberapa penyebab yang tidak diketahui
mllngkin dihasilkan dalam akibat.
hanya meliputi s atu aliran s ungai saja d ari h ulu k e h ilir atau termasuk a nak sungainya.
Untuk mengetahui kondisi kualitas air sungai,
dalam satu a'liran sungai dari huiu ke hilir sehingga tidak terbatas pada satu wilayah
13
administrasi saja.
namun harus ada koordinasi antar wilayah administrasi, sehingga hasil pemantauan tersebut
dapat berkesinambungan yang menggambarkan kondisi dalam satu ali ran sungai dari hulu
sampai ke hilir.
3.2.2. SkaJa
Skala merupakan kisaran ruang dan waktu yang diperlukan untuk pengamatan sebuah
proses dalam sistem yang diamati. Setiap proses yang berbeda memerlukan ruang dan
waktu (s kala ) yang berbeda pula. S ebagai contoh proses penyuburan nutrien mungkin
terjadi pada kisaran ruang berkilometer dan responnya memerlukan kisaran waktu
mingguan.
maka dapat
tujuan
pengambilan sampel, tingkat ketelitian dan ketepatan yang diperlukan juga heterogenitas
lingkungan.
Lingkungan yang heterogen baik secara waktu dan ruang, merupakan aspek
yang berpengaruh yang akan menentukan jumlah titik sampling, pemilihan titik sampling
dan frekuensi pengambilan sampel. Heterogenitas lingkungan terse but dapat disebabkan
oleh variabilitas ruang, pengaruh musim, proses yang mengganggu atau penyebaran
kontaminasi kimia. Hal yang paling penting dalam pengambilan sampel adalah bagaimana
untuk dapat memperoleh sam pel yang mewakili, karena kesalahan dalam pengambilan
sampel akan memberikan kontribusi kesalahan yang lebih besar daripada kesalahan dalam
analisis.
3.3.1
Pol a sampling
Pola sampling ini mendeskripsikan bagaimana cara pengambilan sam pel di lingkungan agar
sampel tersebut dianggap dapat mewakili kondisi lingkungan yang sebenarnya. Pendekatan
14
pola pengambilan sampel sebenamya sangat bervariasi tergantung dati tujuan pemantauan
dan heterogenitas titik sampling. Ada tiga pendekatan utama pola sampling yaitu sampling
aeak sederhana, sampling aeak bertingkat dan sampling sistematik
3.3.1.1Samplillg Acak Sederhalla (Simple Random Samplillg)
Pengambilan sampel secara aeak ini biasanya banyak digunakan dalam statistik. Hal yang
mendasar adalah bahwa tiap unit sampel dalam populasi mempunyai peluang yang sarna
untuk dapat dipilih dan diambil sebagai sampel. Sampling acak sederhana mungkin bukan
merupakan pola sampling yang efisien dati segi biaya karena adanya vatiasi lUang dan
waktu sehingga jumlah sampel relatif banyak, akan tetapi kemungkinan akan membetikan
bias yang paling keeil.
3.3.1.2. Sampling Acak Bertingkat (Stratified Random SampUng)
Sampling aeak bertingkat secara substansial lebih efisien dibandingkan sampling acak
Dalam sampling aeak bertingkat, sistem yang akan disampling dibagi dalam bagian-bagian
atau tingkatan
sampel yang dialokasikan pada tiap tingkat dapat disesuaikan dengan ukuran (area,
Strata d apat berupa ruang atau waktu. Sebagai eontoh dalam estuari d apat distratakan
berdasarkan tingkat kadar garam. Seeara waktu misainya kadar peneemar Iebih bervariasi
dalam satu musim dibandingkan dengan musim lain, maka sampling dapat dilakukan lebih
banyak pada musim yang lebih bervariasi tersebut, khususnya jika perkiraan konsentrasi
tahunan atau beban peneemar tersebut menjadi fokus program. Kadang-kadang strata bisa
dihasilkan dari gabungan ruang dan waktu. Sebagai contoh jika mengumpulkan ikan dari
danau untuk kaj ian tentang akumulasi kontaminasi kimia, dalam hal ini penting untuk
mempertimbangkan mobilitas, umur dan ukuran ikan.
mengakumulasi kontaminan lebih banyak. Umur ikan berhubungan dengan ukuran yang
kemudian bisa menjadi strata sampling, sebagai pengganti lokasi geografi atau periode
waktu tertentu.
3.3.1.3. Sampling Sistematik.
Dalam sampling sistematik, lokasi dan waktu sampling dibuat suatu poia yang teratur,
sehingga sampel diambil dalam interval lUang dan waktu yang teratur.
Pada saat
perencanaan dan pelaksanaan yang sebenamya, sampling yang sistematik dapat dianggap
15
menjamin bahwa bias tidak terjadi atau diminimisasi pada saat sampling. Sebagai contoh
jadual sampling yang regular mungkin bertepatan dengan waktu terjadinya gangguan yang
dimonitor (seperti pembuangan dari pabrik mungkin secara konsisten sedikit di pagi had
dan lebih banyak saat sebelum dimatikan di petang hari). Diperlukan deskripsi yang jelas
berdasarkan latarbelakang informasi s ehingga sampling yang sitematik d apat e fektif dan
tidak bias. PerIu dibuat suatu asumsi dan altematif saat menentukan aturan sampling.
3.3.2 Pemilihan Titik Sampling
Tujuan dari pemilihan titik sampling adalah agar dapat diperoleh sampel yang mewakili
sehingga dapat memenuhi tujuan pemantauan yang ditargetkan. Pemilihan titik sampling
juga hams mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
Proses yang mempengaruhi kualitas air.
Pengetahuan tentang geografi, penggunaan air dan pembuangan limbah.
Analisis statistik yang digunakan untuk interpretasi
Kemungkinan variasi musim dan variasi lokasi terhadap parameter yang diukur,
Meminimisasi interfensi manusia yang bukan mempakan bagian dari program
pemantauan, demikian juga hindari struktur di badan air yang dapat mengganggu
flow atau kondisi kimia bila keberadaan struktur tersebut bukan fokus pemantauan.
Untuk itu titik sampling perlu ditempatkan jauh kearah hilir dari struktur tersebut
bila kualitas air pada aliran bebas yang dijadikan fokus pemantauan.
Keamanan hams dijamin pada semua kondisi.
Lokasi harus diidentifikasikan dengan tepat sehingga pengulangan pengambilan
sampel dapat dilakukan kembali. GPS digunakan untuk area datar atau di lautan.
Program pemantauan kualitas air tanah perlu mempertimbangkan geologi local,
adanya kontaminasi karena getaran, pola penggunaan lahan.
3.3.2.1. Pemilihall Titik Sampling di Sungai
Untuk melihat kualitas air sungai maka pemilihan titik sampling di sungai dilakukan
dengan pertimbangan bahwa air sungai pada titik tersebut telah hetul betul homogen atau
tercampur dengan baik. Untuk memverifikasi bahwa pada titik sampling tersebut sudah
terjadi percampuran air sungai yang baik maka perlu dilakukan pemeriksaan homogenitas
dengan cara pengambilan beberapa satnpel pada titik sepanjang lebar dan kedalaman
sungai unttik dianalisis beberapa parameter yang khas seperti pH, temperature dU. Jika. I
16
hasil tidak berbeda secara signifikan maka satu titik sampling dapat ditentukan di tengah
aliran a tau t itik 1ain yang mudah pengambilannya. B ita h asil anaJisis berbeda n yata d ari
satu titik dengan yang lainnya maka perlu diambil sampel dari beberapa titik yang melewati
aliran. Umumnya semakin banyak sampel yang dikumpulkan. akan semakin mewakili.
Pada pertemuan dua sungai, maka penentuan titik sampling ditempatkan agak kearah
bagian hilir agar diperoleh daerah yang cukup homogen dengan pertimbangan data yang
dibutuhkan tetap sesuai dengan lokasi yang diinginkan.
sangat d imungkinkan terjadi p ergeseran titik sampling jauh d ari lokasi yang d itetapkan
karena penambahan debit air sehingga jarak percampuran juga bertambah jauh. Dalam
kondisi terse but dapat dilakukan pengambilan sampel secara komposit tempat, melintang
kearah lebar sungai. Sampel tersebut kemudian dihomogenkan.
Tabell. Perkiraan Jarak untuk Pencampuran Sempuma dari Aliran Sungai
Rata-Rata Lebar (111)
Kedalaman (m)
1
2
3
0.08-0.7
0.05-0.3
0.03-0.2
0.3-2.7
0.21.4
0.1-0.9
0.08-0.7
0.07-0.5
1.3-11.0
0.4-4.0
0.3-2.0
0.2-1.5
8.0-70.0
3.0-20.0
2.0-14.0
0.8-7.0
0.4-3.0
10
1
2
.3
4
20
50
5
1
3
5
7
1
3
5
10
20
pengambilan sampel misal dengan cara merawas bila air sungai dangkal, menggunakan
kapal, perahu penyebrangan, jembatan dU.
tersebut, jembatan merupakan pilihan
dijangkau dan ditemukan kembali serta dapat digambarkan dengan tepat. Jembatanj uga
sering digunakan sebagai titik pengukuran hidrologi dimana kedalaman air dapat diketahui
dati meteran yang telah terpasang. Umumnya pengambilan sampel di jembatan dilakukan
pada tengah-tengah aliran, sehingga pada sungai yang tercampur dengan baik akan
diperoleh sampel yang mewakili.
17
Gambar 4 merupakan contoh penentuan titik sampling dari suatu daerah aliran sungai yang
dimanfaatkan secara luas.
- -
l8r! ''''''0-':\
........::Gambar 4. Contoh Penentuan Titik Sampling pada Pemantauan Multi-tujuan
Tabel 2. Contoh Penentuan Titik Sampling Berdasarkan Gambar 4.
Nu Tmk Sampling
1.9.10. II. 17. 18
4,5.6.7,8,16. 19
4. 6, 8. 12 dll,
terganlung
dari
keperluan
4. S. 6, 7. I 4 IS
It.. 19
'.
(sbg contoh)
Tujuan Pcmantauan
Identifikasi
kondisi
asal (baseline) dari
sistem tat''a air
Deteksi
gejala
lerjadinya kerusakan
kualilas air.
Identilikasi beberapa
sumber air yang tidak
memenuhi
slandar
kualilas air
Pertanyaan Kunci
Bagaimana latar belakang level
parameter di air
Identifikasi adanya
daerah yang
terkontaminasi
Scrapa
Evaluasi
c fc ktifitas
pengaruh pengclolaan
kual ilas air
jauh
dan
tilik
pembuangan
apakan efluen
menpengaruhi
badan
air
penenma. Perubahan apa yang
dibuat terhadap kualitas air;
sejauh apa eflucn mempen~aruhi
ekosistem aQuatik.
Apakah hasil nel:3tive dan
posilifnya dari pengMUh penlle
lolaan kualit3s air yang spesifik
dalam kailannya deng~n erek
konsentnasi dari pencemar di air
?emanlauan
KarakleriSlik
pola
\consentrasi parameter seeara
musiman atau tahunan
Mendeteksi trend janika
pendek dan jangka panjang.
SUl'vei
keberadaan
kontaminan dan penentuan
nilai yang ekslrim untuk
parameter
yang
mtngkonlaminasi.
yang
parameter
Gambaran
mengkontaminasi. pengukuran n.lai
ekstrim. kapan dan dimana hal 'Iu
terjadi dan bagaimana hal tersebut
berbenturan dengan slandar.
yang
gambaran
atau
Peta
menunjukkan distribusi kontaminan
18
kualitas
air
perubahan
tingkat
dibandingkan dengan kondisi awal
dengan
Perbandingan
(baseline);
standar kualilas air; Pela yang
menunjuknan distribusi pencemar.
Dari contoh penenruan titik sampling tersebut diatas dapat ditegaskan kembali bahwa
penentuan titik sampling sangat tergantung pada rujuan dari pemantauan yang dilakukan,
misal:
Untuk melihat baseline ( kondisi awal) maka titik sampling ditentukan pada lokasi
yang belum dipengaruhi kegiatanlaktifitas
Untuk melihat kualitas air sungai pada satu ali ran sungai maka sebaiknya lokasi
sampling dipilih minimal yang dapat mewakili hulu air sungai sebelum aktifitas,
tengah dan h ilir air sungai setelah a da a ktifitas.
kualitas air sungai ditetapkan pada aliran air sungai yang homogen atau sudah
tercampur sempurna, sehingga harus dihindarkan pemilihan titik sampling dekat
titik pernbuangan
pertanian).
Sedangkan untuk penentuan titik sampling sungai di satu lokasi sampling dapat dilakukan
berdasarkan pertimbangan debit air (SNI 06-2421-1991):
Sungai dengan debit kurang dari 5m3/det, contoh diambil pada satu titik di tengah
sungai pada O,5x ke dalam dari permukaan air
Sungai dengan debit antara 5-150m3/det, contoh diambil pada dua titik, masing
masing padajarak 1/3 dan 2/31ebar sungai pada 0,5 x ke dalam dari permukaan air
Sungai dengan debit antara 150m3/det, contoh diambil minimum pada enam titik,
mas!ng-masing pada jarak 1/4 dan 112 dari lebar sungai pada 0,2x dan 0,8 x
kedalaman dari permukaan.
19
efluen masuk k e danau mungkin akan terjadi I okalisasi air p ada area t ertentu k arena air
yang masuk belum tercampur dengan badan air utama. Arah angin atau bentuk danau akan
mendukung ketidakhomogenan. Cekungan yang terisolasi dimungkinkan mengandung air
dengan kualitas yang berbeda dari bagian danau lainnya.
Misal,
mengarah pada satu sudut maka ada kemungkinan terjadi konsentrasi alga pada satu sudut
danau tersebut.
Oleh karena itu secara umurn sampling pada danau diutarnakan pada titik:
Di tengah danaulwaduk
lika terjadi percampuran h orisontal yang baik, maka t itik sampling t unggal dekat p usat
bagian yang paling dalam umumnya cukup rnewakili untuk rnelihat trend jangka panjang.
Namun jika danau tersebut luas dan mempunyai banyak lekukan dan beberapa cekungan
yang dalam
~aka
diperlukan lebih dari satu titik sampling. Berdasarkan luas danau maka
jumlah titik sampling dapat ditentukan dengan pendekatan log 10 dari Iuas danau dalam
km 2 Jadi pada danau dengan luas 10 km2 rnembutuhkan satu stasiun sampling sedangkan
100 km2 mernbutuhkan dua stasiun sampling, dan seterusnya.
sampling tersebut banya berdasarkan luas danau saja belum dipertimbangkan kondisi yang
lain. Sebaiknya untuk danau yang mempunyai tepian yang tidak beraturan periu dilakukan
investigasi mengenai perbedaan kualitas air yang teIjadi sebelum menentukan jumlah titik
sampling yang tetap.
Pengambilan
sampel
ditengah
danau
dengan
menggunakan
boat
harus
dapat
dipertimbangkan rnengenai tanda dari titik sampling tersebut sehingga dapat dilakukan
sampling ulang ditempat yang sarna.
Hal yang p~nting mengenai gambaran air danau adalah zone panas, yang bertingkat secara
vertikal.
20
kedalaman 1 m dibawah pennukaan kemudian 1 m diatas dasar danau. Jika ada perbedaan
yang signifikan (eontoh lebih dari 3e) an tara pennukaan dan dasar danau maka ada
lapisan termoklin (lapisan dimana temperatur berubah seeara cepat berkaitan dengan
kedalaman)
Konsekuensinya, diperlukan lebih dari satu sampel untuk menggambarkan kualitas air.
Untuk danau yang kedalamannya 10m atau lebih, maka perlu ditentukan tennoklin dengan
carn mengukur temperatur pada satu kolom air pada beberapa kedalaman dengan jarak
tertentu.
Sampel untuk analisis kualitas air seharusnya diambil berdasarkan pada posisi
dan jangkauan (kedalaman) dari termoklin. Sebagai pedoman umum. maka berdasarkan
kedalaman danau, dalam satu lokasi sampling minimum sampel seharusnya terdiri dari :
1 m dibawah permukaan air
tepat diatas kedalam termoklin
tepat dibawah kedalaman tennoklin
1 m diatas dasar sedimen danau (atau lebih ke dalam lagi jika pengambilan sampel
tersebut tidak mengganggu sedimen)
Jika tennoklin lebih dalam sampai melewati beberapa meter kedalaman, perlu ada
tambahan sampel pada tennoklin agar dapat mengetahui hubungan kualitas air dengan
kedalaman. Secara umum, danau pada iklim tropis dimana kedalamannya kurang dari 10
m maka minimum lokasi sampling adalah 1 m dibawah permukaan dan 1 m diatas dasar
sedimen danau.
Untuk air permukaan dengan aEran yang deras, biasanya komposisinya sang at tidak
merata, dan kadang-kadang temperatumya pun mengalami perubahan sehingga perlu
dilakukan pengambilan pada beberapa kedalaman.
SNI 06-2421-1991 telah menetapkan titik pengambilan sampel di danau/waduk dengan
ketentutuan sbb :
Danau/waduk dengan kedalaman kurang dari 10m, eontoh diambil pada dua titik di
pennukaan dan di dasar danau Iwaduk,
Danau/waduk dengan kedalaman antara IO-30m, contoh diambil pada tiga titik yaitu
di permukaan, di lapisan tennoklin dan didasar danau/waduk,
DanauJ waduk dengan kedalaman antara 30-1 OOm, sampel diambil pada empat titik
yaitu : ~i permukaan lapisan termokIin (metalimnion), di atas lapisan hipolimnion dan
dasar wad uk.
21
Danaulwaduk dengan kedalaman lebih dari 100m, titik pengambilan contoh dapat
ditambah sesuai dengan keperluan
kedalaman.
menggambarkan kualitas air dalam akuifer. Sumur dengan penutup yang rusak atau pecah
hams dihindari karena air pennukaan kemungkinan masllk dan mempengaruhi kualitas air.
Mata air juga dapat d igunakan sebagai t itik sampling air tanah a kan t etapi harus d ijaga
bahwa mata air tersebut tidak terkontaminansi oleh air pennukaan. Mata air sering berasal
dari akuifer yang dangkal dan mungkin dapat berubah setelah terdapat curah hujan yang
tinggi.
Kemungkinan titik sampling yang lain adalah dengan membuat lubang bor untuk
menginvestigasi gambaran akuifer, namun hal ini membutuhkan biaya yang mahal.
3.3.2.4. Variasi Rnang pada Lokasi Sampling
Variasi ruang di lokasi sampling perlu diperhitungkan, karena
kesalahan penentuan parameter.
dapat menimbulkan
22
faktor seperti perubahan kadar unsur yang masuk dalam badan air, kecepatan dan volume
atau debit air. Perubahan tersebut dapat tetjadi sesaat atau terus menerus dengan penyebab
perubahan bisa tetjadi secara alamiah atau dari kegiatan manusia. Program baru, tanpa ada
informasi mengenai variasi kualitas air hams didahului dengan kajian pendahuluan. Kajian
pendahuluan untuk mengetahui variasi kualitas air dilakukan dengan frekwensi
pengambilan sam pel yang relatif sering, misal tiap minggu atau tiap hari selama seminggu
yang d iulang b eberapa k ali s elama s atu tahun dan s eterusnya. F rekuensi p engumpulan
sampel tergantung pada badan air dan karakteristik spesifiknya.
dari kajian pendahuluan ini sudah diketahui data variasi kualitas air yang relatif konstan
maka frekwensi pengambilan sampel yang pasti untuk program pemantal1an dapat
ditetapkan dan dapat diubah sesuai kebutuhan.
Untuk melihat trend kualitas air pada periode \Vaktu tahunan atau untuk melihat.ratarata
tahunan kualitas air maka pengambilan sampel dilakukan dengan frekwensi minimal setiap
bulan sekali atal1 minimal 12 kali pertahun pada \Vaktu yang sarna ( minggu dan hari yang
sarna), sedangkan untuk tujuan pengendalian, diperIukan sampling mingguan. Jika ditemui
perbedaan yang signifikan, maka sampel hams dikumpulkan harian atall berkelanjutan.
Jika memungkinkan sampeJ dapat juga diambil secara komposit, akan tetapi harus
dipertimbangkan sesuai dengan dengan tujuan. Sampling secara komposit tidak dapat
digunakan untuk penentuan variabel yang tidak stabil seperti DO. Sampel individu yang
diambil dari stasiun yang telah ditentukan, jika memungkinkan sebaiknya diperoleh pada
perkiran waktu yang sam a karena kualitas air dapat bervariasi dalam sehari.
Untuk membandingkan dengan pedoman atau standar maka sampling dapat dilakukan
harian, mingguan atau empat bulanan. Perbedaan musim juga mempakan pertimbangan
dalam frekuensi sampling.
Penentuan skala waktu perIu didasarkan pada
Tujuan sampling
23
Statistik atau alat lain yang akan digunakan untuk interpretasi data, contoh untuk
anal isis sed waktu.
Pengetahuan bahwa proses tidak dapat diukur jika kejadian berlangsung lebih lama
daripada waktu pengukuran.
Base flow dan point source discharge
Runoff(air larian) dan non-point source
perlu
ditentukan. Berapa banyak sampel yang diperlukan untuk pengukuran tiap parameter pada
tiap titik secara tepat pada tiap pengambilan sampel.
Pertariian
tertentu seperti nitrat dan fosfat dari pemupukan, pestisida dan herbisida. Tingginya
24
Variabel yang
dapat diukur terhadap air untuk pertanian misal TDS, TSS, Na, Ca, Mg, faecal
coliform, p estisida, h erbisida (tergantung dari a plikasi p ertanian yang d imaksud).
Program pemantauan
dan
analisis
data
(pemodelanJmodeling)suatu perairan.
tingkat
lanjut
seperti
pembuatan
model
melakukan simulasi terhadap respon ekosistem akuatik pada kondisi yang bervariasi.
Modeling ini dapat digunakan untuk membantu dalam menerangkan dan memprediksi
pengaruh aktifitas manusia pada sumber air seperti eutrofikasi danau, konsentrasi DO di
sungai dsb.
25
1 aLI!;"
J.
------.
Apakah parameter pengukuran langsung relevan dengan isu yang menjadi pcrhatian
Relevansi
Validitas
Nilai diagnostik
. Responslf
Kepereayaan
Kesesuaian
dampak
tekanan kimia. Pengukuran parameter kimia meliputi pH, alkalinitas, kesadahan, salinitas,
BOD, DO dan TOC, dan lain-lain yang merupakan kontrol kimia air. Curah hujan,
morfologi, tangkapan, g eologi, k ecepatan alir dan juga m erupakan faktor penting d alam
parameter pengukuran yang umum.
Tabel4. Contoh Parameter Pengukuran Umum untuk Penilaian Kesehatan Sistem Aquatik
Parameter
Konduktivitas
Total fosfor
BOD
Turbiditas
Masukan
26
Uji toksisitas dengan menggunakan biota uji yang sensitif (sensitive bioassay).
Bioassay dengan bakteri, alga, invertebrata dan ikan adalah umum digunakan
untuk menilai dampak lingkungan dari bahan kimia yang ada di air dan sedimen.
Pengujian biomarker
Biomarker adalah variasi didalam sistem sel atau komponen atau proses biokimia,
struktur atau fungsi yang dapat diukur dalam sistem atau sampel secara biologi.
Yang temasuk dalam biomarker adalah
27
dihasilkan dari penilaian ini cocok untuk sk~la luas dalam audit atau tujuan skrening
dan untuk skala luas pengelolaan dan digunakan dalam sistem peringatan dini.
penilaian Ekologi Ekosistem Keseluruhan
Konservasi, perawatan, rehabilitasi dan restorasi dari ekosistem akuatik yang sehat
dan integritas biotik menjadi tujuan yang penting dari pengelolaan air secara global.
Istilah sehat dalam hal ini didefinisikan dalam istilah integritas secara ekologi. Yaitu
kemampuan ekosistem akuatik untuk mendukung dan melestarikan proses eko10gi
yang penting dan komunitas organisme dengan komposisi spesies, diversitas.
Indeks Diversitas
Indeks diverSitas di1akukan dengan perhitungan
penghitungan total tiap taksa. Diversitas yang tinggi. (keberadaan jumlah taksa yang
lebih banyak) memberikan
interpretasi
o Orang dengan
sedikit kemampuan
dibidang
biologi
dengan
mudah
keberadaan jumlah kelompok organisme dengan cara makan tertentu (contoh pada
kondisi terkontaminasi, organisme pengumpu! atau kolektor akan lebih melimpah
dari pada pencabik).
Ketidakseimbangan
28
Jumlah
individu dan masa biologi dapat bertambah atau berkurang tergantung dari tipe
kontaminan dan organisme yang terIibat.
Metabolisme Komunitas Sungai
Pendekatan metabolisme komunitas sungai didasarkan pada konsep perpindahan
karbon organik melalui
ekosistem
Persyaratan data termasuk parameter, skala, tokasi geografi, lamanya kajian, frekuensi,
akurasi dan presisi. Hal ini berguna sebagai komponen yang dibutuhkan untuk membuat
keputusan dalam tehnik analisis data dan untuk disain program sampling dan analisis.
Pelaksanaan
mungkin tetapi memenuhi tuj uan yang ditentukan. Pertimbangan efektifitas biaya ini akan
hipotesis dengan biaya yang digunakan untuk perolehan data. Biaya untuk memperoleh
data ditentukan oleh jumlah titik sampling, frekuensi sampling, replikasi, biaya sampling
(petugas, transportasi, bahan habis pakai), biaya analisis dan biaya penanganan serta
Seluruh tahap dalam program pemantauan perIu mempunyai kerangka waktu tertentu
untuk masing-masing bagian dan harus dipertimbangkan juga untuk jadual peJaporannya.
Pemantauan kisaran aliran air sungai sebagai contohnya akan memerlukan waktu bulanan
atau tahunan; dengan anal isis laboratorium dan pelaporan yang bervariasi, tergantung dari
analitnya. Proses disain juga harus mempertimbangkan kebutuhan pelaporan dan harapan
29
BABIV
Persiapan
Pcrsonil
Personil mempakan kunci dalam pengambilan sampel, karena personil sebagai pelaksanan
pengambilan sampel yang memegang peranan benar atau tidaknya cara pengambilan
sampel, yang berakibat terhadap mutu hasil uji. Pengambilan sampel perlu dilakukan oleh
personil yang pernah
mengikuti
pelatihan pengambilan
sampel atau
setidaknya
Personil
Prosedur
Prosedur pengambilan sampeJ harns tersedia pada saat pengambilan sampel dan dipahami
serta diikuti oleh personil pengambil sampeL
4.1.3
Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk sampling perlu disiapkan dengan melakukan pencucian
sesuai dengan p rosedur yang berlaku untuk m enghindari kontaminasi. Misalnya untuk
sampling logam alat harns dibersihkan dengan asam, untuk sampling organik alat
dibersihkan dengan detergen dan pelamt organik. Untuk logam kelumit (trace), hindari
30
Untuk sampling nutrien harus dijaga agar sampler bebas dari residu asam nitrat atau fosfat
dari deteIjen pada saat peneueian awal. dsb.
Alat sampling seharusnya seeara signifikan tidak mengganggu lingkungan yang akan
disampling atau sampel yang akan diambil karena bila ini terganggu maka sampel tidak
akan merefleksikan k ondisi I apangan yang s ebenarnya. Pengambilan sampel juga harus
menggunakan alat yang tidak mempengaruhi parameter yang akan diuji. mudah dieuei dari
bekas sebelumnya, sampel mudah dipindahkan, sehingga tidak ada suspensi yang tertinggal
di dalamnya, mudah dan aman dibawa.
Jenis alat pengambil sampel yang biasa digunakan yaitu :
a) botol biasa yang digunakan untuk mengambil sampel air permukaan secara
langsung
b) botol biasa yang diberi pemberat untuk mengambiI sampel air pada kedalaman
tertentu (alat terse but d iatas m erupakan a ltematif b ila tidak ada alat pengambil
sampel otomatis)
c) alat pengambil sampel seperti Vandorn water sampler;
d) grab sampler;
e) core sampler;
4.1.4
Wadah
Wadah bisa sebagai sumber kontaminanjika tidak disiapkan dengan benar. Wadah sampel
tersebut juga harus digunakan hanya untuk sampel air tidak baleh digunakan untuk
menyimpan bahan kimia atau cairan lain.
terbuat dari bahan gelas atau plastik tergantung pad a jenis parameter yang diperiksa
tidak menyerap zat-zat kimia sampel; dan tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam
sampel serta tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan sampel.
Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam penggunaan wadah (botol) bekas, karena dapat
mengkontaminasi sampeL Beberapa eara peneueian umumnya diaplikasikan pada wadah
sebelum digunakan.
31
Cara pcncucian
\000 ml polietilen
cuei :
tiga kali dengan air keran, satu kali dengan
asam krornat, tiga kali dengan air keran, satu
kali dengan asam nittat perbandingan I: 1,
kemudian 3 kali denRan air sulin!Z
Nittogen:ammonia
Nitrogen: nitrit, nitra!
Nitrogen: total
Carbon. lotalorf.l.anik
250 ml polietilen
cuei :
tiga kali dengan air keran, satu kali dengan
asam !cromat, liga kali dengan air keran,
kemudian 3 kali dengan air sulin2
Fosfat total
50 ml glas (sovirel)
cuei :
tiga kali dengan air keran. salu kali dengan
asam kroma!, tiga kali dengan air keran,
kemudian 3 kali dengan air sulin2
cuei:
liga kali dengan air keran, satu kali dengan
asam kromat, tiga kali dengan air keran, satu
kali dengan asam nitrat perbandingan I: \,
kemudian 3 kali dengan air suling
cuei :
liga kali dengan air keran, salu kali dengan
asam krornat, liga leali dengan air keran, satu
kali dengan asam nitra! perbandingan I: 1.
kemudian 3 kali dengan air 5uling
Kalsium
Klorida,
Fluorida,
pH
Aluminium.
Antimon,
Berilium,
Chromium.
Tembaga
Krom.
Sesi.
Nikel.
Seng.
Linum,
Cobalt.
Cadmium.
Mangan.
Selenium,
Barium.
Timbal,
Merkuri (Hg)
Wadah teOon dapatjuga dipakai sebagai pengganti wadah polietilen atau wadah gelas.
Jangan mencuci dcngan menggunakan asam kromat bila akan menganalisa unsur krom.
4.2
Parameter
yang penting dan hanya dapat diukur dilapang seperti flow, temperatur, kedalaman sungai.
Untuk parameter lain seperti DO, pH, pengukuran lapangan lebih diutamakan karena nilai
parameter ini mungkin berubah setelah diambil.
memberikan nilai secara langsung tetapi juga hasilnya dapat diperiksa dengan cepat
sehingga p emilihan lokasi sampling d apat diseleksi secara c epat jika diperlukan. Data
iapangan juga bisa diperoleh secara otomatis dan dapat dimasukkan atau ditransfer melalui
telemetri. Cara seperti ini cukup menguntungkan karena pengukuran dapat kontinyu dan
32
pada interval waktu yang tetap sehingga memungkinkan untuk kajian trend waktu dengan
dana yang cukup efektif.
Untuk parameter yang tidak b e11lbah s elama t ransportasi dan p enyimpanan, analisis b isa
dilakukan di laboratorium. Untuk sampel yang dianalisis di laboratorium dapat dilakukan
pengawetan dan penyimpanan di tempat dingin selama transportasi agar dapat meminimasi
pe11lbahan.
Selain pengukuran lapangan, pengamatan lapangan selama pengambilan sampel sangat
penting dilakukan, brena dapat membantu dalam interpretasi data.
Hasil pengamatan
lapangan saat pengambilan sam pel perlu dicatat atau direkam sebelum meninggalkan lokasi
sampling, termasuk bila ada kejadian luar biasa pada saat sampling. Pengamatan lapangan
tersebut perlu dilengkapi dengan foto dan sketsa lokasi sampling yang menggambarkan
titik sampling yang diambil serta informasi yang ada seperti sumber pencemar dsb.
4.3. Pengambilan Sampel Air dan Sedimen
Pengambilan sampel air dan sedimen di satu lokasi diutamakan untuk melakukan
Dua tipe yang berbeda dari sampel dapat diambil dari sungai, danau atau air permukaan
yang sejenis. Tipe pengambilan sampel tersebut meliputi grab dan komposit.
a. Pengambilan sampel sesaat
hanya untuk komposisi dari sumber air" tersebut pada waktu dan lokasi itu saja. Tetapi
jika sumber air diketahui betul betul komposisinya tidak bernbah selama periode waktu
yang cukup lama,
mewakili.
sampel
Kadang jika sampel hanya sedikit dan banyak analisis harns dilakukan
maka dua grab sampling bisa dilakukan kemudian dicampur pada satu wadah.
b. Pengambilan Sampel Komposit
Pengambilan sampel komposit merupakan kombinasi dari pengambilan banyak sampel.
Sampling komposit sering digunakan untuk mengurangi biaya anal isis sejumlah besar
sampel dan dapat memberikan keuntungan jika sampel yang diambil dari berbagai
lokasi atau populasi dianalisis hanya untuk mengetahui apakah komponen itu ada.
Keterbatasan sampling komposit adalah :
o Bila tujuan dari program pemantauan adalah untuk evaluasi pendahuluan,
komposit mungkin mengencerkan analit pada level dibawah limit deteksi.
o Ketika mempertimbangkan banyak analit dalam
komposit,
informasi
Pada air tanah, air mungkin telah berada di aquifer untuk waktu beberapa hari atau jutaan
tahun yang lilu. Kualitas air tanah bervariasi dari air. yang
34
ekstrirn terkonsentrasi air laut. Kualitas tersebut tergantung dari geologi dari aquifer dan
dapat rnenjadi subyek kontaminasi dari bahan -bahan yang masuk atau kontak dengan
tanah. Pupuk, pestisida. hasil petrolium. landfil, pertambangan, rumahtangga dan pertanian
dan limbah industri s emuanya mengkontaminasi air t anah d alam t ingkat yang b ervanasi
bahkan lebih parah dibandingkan denga air perrnukaan.
$ ampe 1 air tanah umumnya diperoleh dan sumur bor, sumur gali atau mata air. Jika
sumber air tanah mengalir kemata air, atau sumur yang dilengkapi dengan pompa, sampel
dapat diambil pada titik pangeluaran.
dengan rnemasukkan ujung tabung plastik pada pip a pengeluaran dan ujung lainnya
dimasukkan dalam botol sam pel. Air seharusnya dibiarkan mengalir dengan waktu yang
cukup untuk menghilangkan oksigen.
Ada dua
klasifikasi sedimen yang luas yaitu sedimen tersuspensi dan sedimen mengendap. Metode
dan peralatan yang digunakan untuk pengambilan sampel sedimen tersuspensi berbeda
dengan
gangguan seminimum mungkin agar partikel yang sangat halus pada perrnukaan sedimen
tidak hilang. Hal ini untuk mengetahui penyebaran secara vertical dari komponen sedimen
(misal dalam p enetapan pencataatan sejarah a tau untuk mengetahui I aju deposit). U ntuk
aplikasinya, direkomendasikan pengambilan sampel sedimen dengan menggunakan core,
karena dengan alat ini akan diperoleh sampel yang terukur kedalamannya dan sub sampel
tersebut dapat digunakan untuk menegetahui inforrnasi profil masing-masing kedalaman.
Pada air yang dalam umumnya digunakan grab atau dredge untuk mengambil sejumlah
besar sedimen pennukaan
spatula.
Pengambilan dan penyimpanan sampel sedimen untuk analisa kualitas sedirnen khususnya
jika penguklU'an konsentrasi yang sangat rendah ( ppb (ng/g) atau ppm (ug/g memerlukan
penaganan yang khusus agar tidak terjadi kontaminasi. Penanganan pengambitan sampel
35
tergantung dari target parameter yang akan dianalisis. Direkomendasikan untuk sampling
sedimen supaya mengikuti protokol dan prosedur yang telah diterima secara intemasional
sebagai contoh acuan dari APHA,WMO dsb.
Organisme yang dapat disampling meliputi plankton, bakteri, alga, cendawan, protozoa,
periphyton, makroinvertebrata, bentos, ikan. Pemilihan organisme yang dapat disampling
tergantung dari tujuan program pemantauan, misal
lingkungan setempat umumnya diambil organisme yang merefleksikan situasi pada lokasi
sampling tersebut dan organisme tersebut tidak bermigrasi Yang umum digunakan adalah
kelompok organisme aquatik dari makroinvertebrata bentos karena organisme ini relatif
menetap. Untuk pemantauan kualitas air yang berkaitan dengan eutrofikasi digunakan
organisme alga dsb. Pemilihan organisme yang akan dikumpulkan tersebut sudah
ditetapkan dalam disain kajian sehingga tinggal pemilihan alat dan prosedur yang tepat
untuk digunakan .
Metode secara ekologi dapat menggunakan tehnik sampling
BivaJva
Jamur
Bakteri
I\letode
Grab sampelljaring Qlankton
Jaring, Peran~kap.pemancing elektrik
Bottom ;ab/sam~ler/jarring
Jaring, tangan, kuadrat, lang handle pole with net (air dalam)
Grab sampel
Grab sampel. Jaring
Kurungan, keranjang sampel, tangan
Grab sampel
Grab sampel
36
Sebelum mengumpulkan sampel. pastikan bahwa titik sampling sudah benar. Jika
sampling harus dilakukan dengan kapal maka titik sampling harus diberi tanda.
Dalam pengambilan sampel, hindarkan bagian yang tidak homogen dalam sampel
seperti daun dsb.
mengambil sam pel air yang dalam karena hal ini akan menyebabkan partikel yang
tersuspensi
ditempatkan dibotol.
Kedalaman sampling diukur dari pennukaan air sampai pertengahan alat sampling.
SampeJ yang diambil untuk menggambarkan profil vertikal seharusnya diambil
secara berkelanjutan yang dimulai dari pennukaan dan berahkir di dasar.
Jika
mengambil sampel pada kedalaman maksimum, penting untuk menjamin dasar alat
sampling paling sedikit 1 m di atas dasar.
Jangan menurunkan alat sampling pada kedalaman tertentu terlalu cepat. Diamkan
alat tersebut
37
Botol
4.5.
Penanganan Contoh
Pengawetan
Kestabilan analit tergantung pada kebenaran cara pengawetan contoh. Petunjuk
pengawetan menspesifikasikan wadah yang sesuai, pH, terlindung dari cahaya,
tidak adanya rnang kosong, penambahan bahan kimia, dan pengendalian
temperatur.
Penyaringan
Untuk beberapa parameter uji, sampel hams disaring terlebih dulu penyaringan
contoh dilakukan untuk pemeriksaan parameter terlarnt.
Pengangkutan
Cara pengangkutan sampel ke laboratorium hams tidak mernbah komposisi
sampel
Penyimpanan
Apabila sampel tidak dapat segera dianalisis, maka sampel harus disimpan
tempat yang tidak merubah komposisi sampel, dengan dilakukan pertgawetan
dan disimpan di ruang pendingin (4C).
Tabel 7. Strategi Pengawetan dan Penyimpanan untuk Sampel Fisika, Kimia dan Biologi
Perubahan
Fisik
Adsorptjon/absorpliOiI
Penguapan
Difusi
Kimia
Aksi fotokimia
Presipitasi
Degradasi sel
---
Speciation
Biologi
Aksi Mikrobiologi
----
Tehnik pengawetan
yang
38
prosedur yang didisain untuk mencegah. mendeteksi dan mengkoreksi masalah dalam
proses pengambilan sampel dan untuk mengkarasteristik kesalahan secara statistik melalui
pengendalian mutu sampel.
lapangan. Informasi ini kemungkinan dapat menerangkan data yang tidak umum yang
mungkin menyebabkan masalah dalam sampling dan analisis.Catatan lapangan yang perlu
direkam
sampel, tanggal dan waktu pengambilan sampel, pengukuran yang dailakukan di lapangan,
nama dan petugas pengambil sampel, pengamatan dan catatan selama dilokasi.
39
4.6.2. Blanko
Pengendalian mutu penting dilakukan untuk menjamin kualitas pengambilan contoh di
lapang agar dihasilkan data sampling yang representatif dan dapat dipercaya. Pengendalian
mutu di Japans memerlukan sampel pengendalian mutu lapangan yaitu blanko. Data
anaIisis yang berasal dari blanko ini dibutuhkan untuk menilai operasi di lapangan, melihat
kemumian bahan pengawet, kebersihan wadah sampel atau peralatan yang dipakai, adanya
kontaminasi lingkungan, keahlian personil dalam pengambilan sampeJ dan masalah yang
mungkin terjadi dalam penyimpanan dan pengangkutan sampel.
Kebutuhan blanko
dipengaruhi oleh tujuan mutu data. Blanko berisi larutan air suling dengan ketentuan
yang disesuaikan d engan parameter yang a kan dianalisis dan d iperlakukan s ama dengan
sampel.
Blanko Lapangan
Blanko I apangan menggunakan 1arutan blanko bebas a nalit yang d iperlakukan
sebagai kontrol kontaminasi selama pengambilan sampel. Larutan blanko diisikan
ke dalam botol di laboratorium. dibawa ke lapangan dan dibuka agar terpapar
diIingkungan lokasi sampling sehingga adanya kontaminasi dari udara dapat
diperhitungkan. Blanko ini digunakan untuk mengestimasi adanya kontaminasi
sampel selama keseluruhan proses pengambilan sampel di lapangan (sampling,
transportasi, preparasi sampel dan analisis).
BIanko Perjalanan
Larutan blanko bebas anal it dibawa ke lapangan
Blanko ini digunakan untuk mengukur kontaminasi silang dari wadah dan
Blanko wadah
Blanko ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kontaminasi yang berasal dari botol
atau proses pencucian botoL
BIanko peralatan
Larutan bebas analit yang dikumpulkan dari bilasan peralatan sampling setelah
peralatan tersebut dilakukan dekontaminasi sebelum pelaksanaan sampling.
Blanko ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kontaminasi dari alat pegambil
sampel.
40
4.6.3. Sampel
Spilt Sampel
Sampel yang diambil pada satu titik dengan menggunakan alat pengambil sampel
kemudian dibagi ke dalam dua wadah sampel yang kondisinya sarna dan dalam
volume yang sarna.
SampeJ Spiking
Sejumlah k onsentrasi a nalit target yang diketahui d itambahkan (spike) pada sub
sampel saat di lapangan dan sesudah itu dianalisis.
41
4.7.1
Pelatihan Personil
Pelatihan personil diperlukan sebagai strategi untuk meminimisasi resiko seeara formal
dalam pelaksanaan pengambilan eampel yang meliputi :
4.7.2
Minimisasi Resiko
Pilih lokasi potensial yang aman dengan akses yang aman. Periksa lagi dan peta
survei. Harus ada akses yang dapat dilalui, bebas dari gangguan flora atau fauna
berbahaya, tidak liein atau pinggiran yang labil dan tidak mudah teIjadi banjir
mendadak atau tekanan udara naik tanpa tanda-tanda.
Menggunakan p akaian sampling yang t epat s esuai d engan p erkiraan C tIaea untuk
daerah yang disampling, misal perlu jas hujan, sepatu sampling, topi dsb.
Membawa peralatan keamanan dan P3K yang tepat seperti jaket pelampung untuk
sampling air dari perahu atau kapat. Sarung tangan plastik untuk sampling bahan
kimia, dsb. Idealnya petugas sampling juga punya pengetahuan P3K
Tidak melakukan sampling sendirian, dan perlu dilengkapi perala tan komunikasi
seperti HP, peta, kompas, kaca atau korek api untuk sampling pada lokasi terasing.
Apabila ada jembatan, lebih diutamakan sampling dan jembatan
Hindari kontak dengan air yang terkontaminasi. Bawa air minum dan tidak minum
dad sumber yang dipantau. Gunakan sarung tangan plastik ketika mengambil
sampel air yang kualitasnya tidak diketahui dan pada air yang terdapat alga
( mungkin organisme patogen atau beracun). Cuci tangan setelah pemantauan dan
sebelum makan, lakukan semua kultur bakteri sebagai patogen
Hal
Mendapatkan
"
43
BABV
ANALISIS DI LABORATORIUM
Tujuan dari analisis di laboratorium adalah untuk mendapatkan data yang akurat dan teliti
pada lingkungan yang aman. Alur disain program anal isis dapat dilihat pada gambar 5:
Identifikasi analisis yang diinginkan
yan~
tepat
Parameter yang akan dianalisis (analit) yang merupakan fokus dari program pemantauan
Ketersediaan peralatan
Menggunakan bahan
Beberapa metode standar untuk analisis air telah tersedia antara lain: Standar Methods for
The Examination of Water and Waste Water, US-EPA Sampling and Analysis Method,
Japan Industrial Slandar atau Standar Nasional Indonesia. Apabila menggunakan metode
44
non standar, atau metode standar yang telah dimodifikasi maka harus dapat menunjukkan
data validasi untuk mengetahui kineIja dari metode tersebut.
Analisis sampel lingkungan sebaiknya dilakukan oleh laboratorium yang mempunyal
kompetensi yang baik dalam analisis parameter lingkungan yang dapat dilihat dari uji
profisiensi yang pcmah diikuti oleh laboratorium tersebut, atau laboratorium tersebut telah
menjalankan sistem manajemen mutu laboratorium dengan benar,
atau laboratorium
Untuk
analit a nalit yang c enderung tidak s tabil, m aka p elaksanaan a nalisis perlu diprioritaskan
untuk dilakukan secepatnya segera setelah sampel sampai di laboratorium.
5.4. QA/QC dahlin AnaJisis Laboratorium
laminan Mutu
maupun al luar Iaboratorium, untuk mencapai produk yang bennutu. Penerapan jaminan
mum me1iputi prosedur operasi, kebutuhan pelatihan staf, perawatan peralatan, sistem
pengelolaan data, prosedur tindakan perbaikan, pembagian tanggung jawab, dokumentasi
sistem mutu, prosedur pengendalian mutu dan prosedur pemeriksan mutu data.
Pengendalian Mutu (QC) adalah suatu tahapan dalam prosedur yang dilakukan untuk
mengevaluas~
QAJQC didisain untuk mencegah, mendeteksi dan me ngkoreksi masalah dalam proses
pengukuran dan untuk mengkarasteristik kesalahan secara statistik melalui pengendalian
kuaJitas sampel dan berbagai proses pemeriksaan. Selain itu, penerapan QAlQC di
Iaboratorium bertujuan
untuk
menjamin kemamputelusuran
data
sehingga
dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum. Dengan demikian, QNQC ini harus
diterapkan dalam setiap kegiatan pengujian, mulai dari perencanaan pengambilan sampel,
penanganan, pengujian, sampai pelaporan hasil analisis.
45
komponen penting dari Praktek Berlaboratorium yang Benar atau Good laboratory
mendapatkan akreditasi
Iaboratorium analitik.
Untuk Kemamputelusuran hasil, Iaboratorium harus mempunyai Rangkaian Pengamanan
Sampel (Chain of Custody, COC)o Sebagai bagian detil daTi COC, sistem pencatatan
laboratorium harus mencantumkan informasi tiap sampel sebagai be yang meliputi:
Identitas sanpel
Identitas analis
Nama alat yang digunakan
Data asli dan perhitungannya
Identifikasi transfer data secara manual
Dokumentasi preparasi standar
Penggunaan larutan kalibrasi yang bersertifikat
5.4.2. Fasilitas Laboratorium
Lingkungannya
harus
bersih
dengan
mempertimbangkan
kesehatan
dan
keselamatan keIja .
Pemeriksaan kontaminasi udara secara rutin yang dapat masuk dari AC atau
penggunaan bahan tertentu di Iaboratorium.
Menjaga
air suling agar tetap berada pada standar yang disyaratkan untuk
pelaksanaan analisis. Daya hantar listrik perlu dimonitor secara rutin (biasanya < 1
JlMhos/Cm), demikianjuga pemeriksaan senyawa logam dan organik.
5.4.3. Peralatan Analisis
Semua peralatan laboratorium harus dijaga pada keadaan bersih dan laik pakai. Harus ada
program kalibrasi dan perawatan yang dilaksanakan secara rutin, serta dokumentasi sejarah
peralatan.
5.4.4. Sumber Daya Manusia
Pengujian di laboratorium harus dilakukan oleh personel yang kompeten berdasarkan :
pendidikan yang tepat,
46
pelatihan.yang sesuai,
pengalaman yang cukup
dapat menunjukkanl mendernonstrasikan ketrampilannya
diperhatikan. Semua laboratorium harus mempunyai sistem fonnal yang secara periodik
melakukan tinjauan ulang kesesuaian secara teknis dari metode analisis.
Jika tidak
menggunakan metode standar, maka harus ditinjau secara periodik sehingga dapat
memberikan justifikasi teknis yang dapat diterima.
Dalam pengukuran umumnya teIjadi kesalahan yang dapat dibagi dalarn dua tipe yaitu :
a. Kesalahan acak
kesalahan acak berpengaruh terhadap presisi data hasil.
merupakan tingkat perbedaan hasil data yang
pengulangan pengukuran
Kesalahan aeak
bentuk standar deviasi dari pengukuran replikat individu sarnpel. Hal ini juga
diberikan sebagai coefficient oj variation (CV) yang merupakan standard deviasi
dibagi dengan rata-rata yang ditampilkan dalam persen. Hal ini sering mengaeu
pad a repetabilitas atau reproducibilitas.
mempunyai sifat tidak teratur dan biasanya keeil, bersifat alamiah dan sulit untuk
dikontrol (di luar kendali personil) dan dengan melakukan pengukuran berulang
kali, nilai rata-rata pengukuran tidak terlalu rnenyimpang dari nilai benar.
Sumber dari kesalahan acak adalah kontaminan, noise elektronik, ketidakpastian
dalam pel1lipetan dan penimbangan
merupakan perbedaan hasH nilai rata-rata dengan nilai sebenarnya dari anal it
yang menjadi target (akurasi).
47
atau nilai yang diketahui. Kesalahan sistematik berasal dari kontaminasi reagen,
kalibrasi instrumen dan pengganggu dari metode.
Indikator kualitas data dapat dilihat bias dan presisinya. Presisi rnerupakan kedekatan
hasil dari pengujian yang berturut-turut atas contoh yang sarna. Kornbinasi antara bias dan
presisi akan menghasilkan akurasi yaitu kedekatan hasil rata-rata dengan dilai sebenarnya.
Data dikatakan akurat bila mempunyai presisi tinggi dan bias rendah.
Penilaian kualitas data merupakan proses yang menggunakan tehnik standar untuk menilai
akurasi dan presisi proses pengukuran dan untuk mendeteksi kontarninasi. Akurasi rnetode
analisis dapat ditetapkan dengan
Audit kine~ a
Analisis blanko
Analisis replikat
yang mempunyai matrik serupa dengan sampel yang akan dianalisis dan sudah disertifikasi
atau mampu telusur ke badan standardisasi nasional maupun internasional.
Blilld Sample a dalah 1aru tan baku dengan k adar t ertentu yang dibuat oleh p enyelia a tau
anaHt yang sarna. Hasil anal isis dapat diterima apabila berada dalam kisaran yang
dispesifikasikan oleh CRAf atau Blind Sample.
5.4.5.2. Program Uji Profisiensi (Uji Banding Antar Laboratorium)
terhadap
sarnpel
penyelenggara (provider) kepada laboratoriurn peserta uji banding. yang bertujuan untuk
48
peserta.
Nilai akurasi didapatkan dari konsensus laboratorium peserta. Akan tetapi kadang-kadang
nilai konsensus tidak berhasil disepakati sehingga pihak penyelenggara harus sudah
mengetahui nHai benar (true value) dari analit yang ada dalam sampel uji banding beserta
batas keterterimaannya (confidence limit).
5.4.5.3. Audit Kinerja (Audit Internal)
Audit kinerja dilakukan dengan jadual yang terencana untuk mendeteksi penyimpangan
dal3m pelaksana..ll1 prosedur dan menjadi langkah awal untuk melakukan tindakan
perbaikan.
Akurasi dari prosedur a nalisis dapat d iperiksa dengan analisis s ampel duplikat oleh dua
atau lebih metoda independen yang masing-masing metode berdasarkan pada prinsip
analisis yang berbeda. Bias dalam metode (pengganggu, sensitifitas terhadap bahan kimia,
dll) dapat menyebabkan dua metode memberikan hasil yang berbeda pada sampel duplikat.
Nilai rata-rata yang didapatkan dan metode dibandingkan dengan menggunakim uji t
student.
digunakan untuk mengetahui akurasi metode serta untuk mendeteksi kehilangan analit.
Perolehan kembali atau kedapat ulangan dihitung berdasarkan perbandingan konsentrasi
analit dalam sampel yang dispike terhadap sampel yang tidak dispike sebagai berikut:
% kedapatulangan = A-B x I
C
dimana A
Kesalahan dalam uji temu balik akan teIjadi oleh karena hal-hal benkut :
Penggunaan bahan kimia yang ditambahkan tidak sesuai spesifikasinya dengan yang
disyaratkan sehingga teIjadi proses yang berbeda dan gangguan..
49
b)
Spike matriks (recovery) dianalisis minimal satu kali dalam satu set sampel. Tiap
jenis matriks yang berbeda harus dispike.
c)
d)
e)
f)
Standar duplikat matriks spike dianalisis paling tidak sekali atau sebanyak 5% dari
jumlah sampel dari berbagai jenis matriks dalam satu set sampel
g)
Standar kalibrasi lanjut dianalisis sebanyak 5% dari sampel yang ada dalam satu set
(Prosedur ini dapat menggantikan butir e).
50
dengan
membandingkan rasio jumlah taxa pada masing-masing subsampel serta keragaman dari
masing-masing
sub
sampel.
Setelah
sorting,
dilakukan
pemeriksaan
terhadap
makroinvertebrata yang hilang, dimana 98% dari total jumlah makroinvertebrata dalam
subsampel harus tcridentifikasi.
5.4.6.2. Idcntifikasi
dilakukan perbandingan (cross check) hasil identifikasi analis barn terhadap hasil
identifikasi analis senior dari sampel yang sama sampai tingkat famili. Cross check ini
dilakukan terhadap 2 dari 10 sampel, selanjutnya bertahap terhadap 2 dari 50 sampel dan
seterusnya sampai persen kesalahan analis baru dalam identifikasi tingkat famili
maencapai kurang dari 10 %.
tingkat hidup dan kesehatan dari organisme uji. Jaminan mutu untuk uji ekotoksisitas
meliputi: kriteria uji keterterimaan, kontrol negatif dan positif, bahan toksik standar, dan
pemantauan kualitas air melalui bioassay.
kelipatan kecepatan harian dengan yang lebih kecil dari 20%. Demikian juga pada tes akut
51
dengan invertebrata dan ikan, minimal 90% dari mikroorgaisme kontrol harns harns tetap
hidup selama 96 jam. Jika kriteria ini tidak dipenuhi, maka pengujian harns diulang.
5.4.7.2. Kontrol Ncgatif
Semua uji Toksisitas perlu untuk membandingkan respon organisme terhadap kondisi tanpa
bahan toksik dan bahan yang mengandung toksik dengan menggunakan kontrol negatif.
Kontrol negatif daput menggunakan air yang tidak terkontaminasi yang digunakan sebagai
pengencer dalam
pengujian
tersebut.
Untuk pengujian
sedimen, kontrol
negatif
menggunakan sedimen yang tidak terkontaminasi dengan ukuran tertentu dan mengandung
karbon organik serm Sulfida.
5.4.7.3. Toksik Rujukan
Toksik Rujukan atau kontrol pasitif digunakan untuk memastikan bahwa organisme uji
memberikan respon terhadap kontaminan yang telah diketahui dan kontaminan tersebut
dapat d iperoleh kembali. Uji ini biasanya d igunakan terhadap organisme yang d iperoleh
dari lapangan dimana ia akan memberikan respon yang sangat beragam terhadap bahan
toksik. tergantung dari musim, lakasi pengambilan, temperatur, dan cara penanganannya.
Toksik rujukanjuga digunakan untuk mengetahui sensitifitas kemampuan laboratarium dan
organisme yang dibiakkan. Bahan toksik yang digunakan biasanya dapat bernpa bahan
organik maupun anorganik dengan kadar yang disesuaikan dengan peraturan. Control chart
dapat digunak?n untuk mengetahui respon rata-rata variasinya sepanjang waktu. Informasi
lebih jelas tentang hal ini dapat dilihat dalam USEPA.
5.4.7.4. Blanko
Penggunaan blanko juga harus dilakukan dalam uji toksisitas, terutama jika sampel telah
dimodifikasi sebelum pengujian dilakukan. Jika sebelum pengujian air diatur hingga
mempunyai salinitas tertentu dengan air laut buatan, maka
buatan ini juga harus dilakukan. Kontrol pelarut juga harns diuji apabila pelarut arganik
digunakan untuk melarutkan bahan kimia yang sukar larut dalam air.
5.4.7.5. Kualitas Air
Dengan uji toksisitas, kualitas air hams dipantau untuk meyakinkan bahwa pengukuran
toksisitas disebabkan oleh kontaminan atau sampel uji sendiri. Untuk air tawar. parameter
yang dipanlau. adalah alkalinitas, kesadahan. pH, temperatur, dan oksigen terlarnt. Untuk
air laut, ditambah parameter salinitas.
52
Pengayakan basah
digunakan u ntuk m emproses b utiran sedimen yang I embut s edangkan u ntuk p engayakan
bahan kering digunakan untuk pemisahan bahan kasar.
Ketika membandingkan
konsentrasi logam yang konsentrasinya keeil dalam sedimen dari lokasi sampling yang
berbeda, analisis dilakukan pada fraksi <63 urn karena fraksi ini yang rnangadsorbsi lebih
banyak logam terscbut.
5.4.8.3. Pcnghomogenan Sampcl
Sangat s ulit u ntuk m enjamin keseragaman sampel s edimen yang akan dianalisis, karena
sampeJ umumnya heterogen tidak saja ukuran partikelnya tetapi juga distribusi
kontaminannya.
meningkatkan homogenitas.
Untuk sampel kering, dapat dilakukan dengan menghaluskannya dengan mortar. Biasanya'
di pasaran tersedia penghalus batuan yang digunakan untuk mengurangi ukuran partikel
kering yang iebih besar menjadi < 63 urn.
53
Sampel basah digunakan bila pengeringan akan mempengaruhi bentuk kimia dari
kontaminan. Untuk volume sampel basah yang banyak, homogenisasi merupakan hal yang
sulit, lebih baik menggunakan sampel basah dengan volume sedikit. SampeJ basah dapat
dihomogenkan melalui pengadukan dengan batang gelas, baru ditimbang untuk analisis.
chart yang umum digunakan di laboratorium adalah means chart dan range chart
batas
kontrol
atas
dan
batas
kontrol
bawah
umumnya tiga kali dari standar deviasi) dimana 99,7 % dari data tersebut harus
diterima. Data yang berada di atas atau di bawah batas ini tidak bisa diterima dan
tindakan korektif harus dilakukan. Secara nonnal
kemudian jika data melebihi batas a tas atau batas b awah tersebut m aka t indakan
korektif hams dilakukan.
PenjeJasaq lebih rinei dari Control Chart ini bisa dilihat dalam Standar .Methods for
The Examination of WaleI' alld Waste Water- APHA-AWWA edisi tahun 1998.
sistem
Prosedur yang terpercaya untuk mencatat hasil anal isis dan pengamatan lapangan
ProseQur untuk skrening! penyaringan secara sistematik dan validasi data
teknologi kompuler sehingga tetap relevan dengan tujuan dan penggunaannya dan t idak
menimbulkan kesulitan dalam proses transfer data. Selain itu pembuatan database kualitas
air perlu mempertimbangkan hal sebagai berikut :
Ruang lingkup data yang akan disirnpan, sumber data, jumlah sarnpel, tipe, lokasi,
waktu dan tanggal pengumpulan , deskripsi sampel, analit, tipe analisis dll.
Agar data mampu ditelusur maka chain ofcustody ( rangkaian perjalanan sampel) penting
diterapkan. Integritas data mulai pengumpulan sampel sampai akhir analisis dapat dijamin
Prosedur pemindahan data harus dibuat untuk menjamin bahwa pemindahan data tersebut
akurat. Data dari instrumen sebaiknya ditransfer secara otomatis kedalam database untuk
Data yang harmonis adalah data yang dapat digunakan atau dibandingkan dengan set data
lain dengan unit p engukuran a tau kerangka waktu yang dapat d ibandingkan. S ebagai
contoh adalah bahwa data debit dan konsentrasi yang diperoleh pada lokasi dan waktu yang
Jika laporan laboratorium terpisah dari program pemantauan, hal ini harus tennasuk:
55
Deti! ini kadang ditampilkan secara keseluruhan untuk semua sampel yang rei evan, pada
lampiran dari laporan utama.
Perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja untuk laboratorium hanls disediakan yang
Pada dasamya petugas harus aman secara fisik dan mental dalam melakukan pekerjaan di
laboratorium, sehingga bahaya atau resiko yang akan timbul dalam pekerjaan di
laboratorium perlu untuk diidentifikasi dan didokumentasikan terutama kemungkinan staf
terkena bahan beracun dan berbahaya, penempatan staf pada posisi potensial berbahaya
secara fisiko Semua petugas harus mendapatkan pelatihan yang tepat tentang kesehatan dan
keselamatan kerja sebagai strategi untuk meminimalkan resiko.
Pelatihan tersebut meliputi:
Pemahaman p rotokol d alam p rosedur analisis, p rosedur penanganan secara aman,
prosedur pembuangan, rangkaian perjalanan (chain ojcustody)
Penggunaan peralatan laboratorium
Kualifikasi dalam penanganan bahan kimia
Pemahaman prosedur keamanan
Kualifikasi dalam pertolongan pertama pada kecelakaan.
Praktek profesionaI yang tepat, mensyaratkan bahwa resiko dapat dikurangi sebanyak
rnungkin dan petugas tidak harus bekerja pada kondisi yang tidak aman.
Tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi resiko meliputi:
Menggunakan pakaian dan alas kaki yang dapat melindungi kecelakaan akibat
tumpahan bakan kimia
Pertolongan pertama yang tepat harus dekat dengan pelaksanaan analisis.
Ketentuan pencucian mata dan sower keamanan di iaboratorium
56
kondisi
3
4
5
6
I&
I
I
Mempunyai sistem pengelolaan data yang baik. anlara lain:
Chain ofClIstody ( Riwayat Perjalanan Sampel)
- Prosedur penulisan data untuk menjamin kebenarannya
- Prosedur validasi data
Prosedur penyimpanan dala sehingga data dapat tcrsimpan dengan aman dan mudah didapatkan
apabib diperlukan, begitu pula pemusnahannya
Prosedcr yang menjamin balm'a data telah diterima oleh pen~guna
Pendokumelltasi:m, Illcncakup :
- hasil analisis
idcntifikasi sampel
- Nama :malis
Alat yang digun:Jkan
Pengarnatall asli dan perhitungan
Bagaimana pcmindahan data
Bagaimana penyiapan standar
Larutan siandar kalibrasi yang digunakan
Pcnerapan jaminan mutu, meliputi :
- prosedur operasi
Kebutuhan pelalihan star
- Perawalan peraialan
- Sistem pengelolaan data
- ProsedllT tindakan perbaikan
Pcmbagi:lI1tanggungjawab star Gob description)
- Dokujmentasi sistem mutu
Prosedur pcngenda han mutu
- ProsedUT pemcriksaan mutu data
Proscdur pengujian telah tertulis dan tcrvalidasi
Jika mcnggllnakan metode standar yang dimodifikasi atau metode non standar, harus membuat justifikasi leknis
dan didokumentasikan
Mcngelahui akurasi, presisisi dan bias dari metode anaiisis melalui ;
anal isis Icrhadap standar
menggu:lakan mClode yang diakui
- melakukan uji recovery, blanko dan replikat sall1pel
- analisis standar pcngujian untuk kalibrasi
<)
10
II
Untuk lebih jelas, bisa dilihat dalam pedoman yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi
Nasional (BSN) yaitu SNI 19-17025 tahun 2000 tentang "Persyaratan Umum Kompetensi
Laboratorium Penguji dan Kalibrasi"
57
BABVI
Keseluruhan sistem dalam pemantauan kualitas air dilaksanakan untuk menghasilkan data
yang dapat dipercaya, yaitll data yang secara akurat menggambarkan status sebenarnya
parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas air. Data tersebut perlu diproses dan
ditampilkan sehingga dapat membantu dalam interpretasi data termasuk pemahaman
kualitas air, dampak kegiatan manusia dan konsekwensi dari tindakan pengelolaan yang
Hal ini tidak berati bahwa informasi kualitas air harus disajikan
diprediksikan.
[. Peri)ii~~iat; . . j...--------------------1
~
--\')
+!
AnailSlS data- plhh anaitsl-s--l
------'
I!
spenioiiniifl-
".-
an tempat
.--~
--~I--
kualitas air
fLaporan
\'j ~
Ya
58
I
ij
Tipe dan jumlah data, serta metode analisis statistik perlu untuk ditentukan secara bersama
pada tahap awal perencanaan pemantauan, yang meliputi skala pengukuran, frekwensi
pengumpulan data, tingkat pengulangan dan cakupan ruang dan waktu.
Data tersebut
secara kualitas dan kuantitas diharapkan dapat memenuhi syarat untuk analisis statistik
yang diperlukan.
Software statistik banyak memberi kemudahan dalam proses analisis dan presentasi data,
akan tetapi sebelum menggunakan software statistik yang tepat, perlu dilakukan
pemahaman terhadap penilaian kualitas air. Kadang analisis data dan interpretasinya tidak
mendapat perhatian yang tepat ketika kajian kualitas air direncanakan dan dilaksanakan.
Meskipun telah dilakukan usaha untuk mengintegrasi aktifitas
penilaian kualitas air, akan tetapi hal tersebut tidak mudah dicapai. Sindrom "kaya data
miskin inforrnasi"
dihasilkan
tidak dapat dianalisis atau data tersebut tidak mengarah pada tujuan
pemantauan.
Banyak contoh software statistik yang tersedia dipasaran, misalnya
STA TISTICA, SYST A T dsb.
SAS, MINITAB,
kecanggihan yang tinggi dan tehnik yang memuaskan, tetapi bisa menyebabkan
pakai
aplikasinya.
salah
mengenai prosedur statistik, perlu hati-hati sebelum mengaplikasikan beberapa tehnik yang
ada. Kemudahan operasional yang disediakan oleh software statistik sering menyebabkan
kesalahan dalam aplikasinya sehingga sering uji statistik yang digunakan tidak cocok untuk
data yang dimaksud.
Jika ragu dalam menentukan metode statistik yang tepat maka perlu
dilakukan konsultasi
dilakukan sebelum terlalu jauh dalam memproses pengumpulan data sebagai contohnya
pada saat tahap perencanaan dan disain program
6.1.Penyiapan Data
Data yang diperoleh dari laboratorium dan lapangan adalah data yang telah memenuhi
kriteria QNQC di lapangan dan laboratorium serta disajikan denganjumlah angka penting
yang tepat. Prosedur pengendalian mutu (QC) yang efektif selama sampling dan analisis
akan membantu untllk mengllrangi sumber kesalahan data. Oleh karena itu perlu ketelitian
dan pemeriksaan u lang terhadap seri data sehingga dapat mengidentifikasikan kesalahan
yang dapat menghasilkan kesimpulan yang salah. Salah kesimpulan merupatcan penyebab
59
pemindahan data, seperti kesalahan dalam menentukan titik desimal, atau pemindahan data
sehubungan dengan sampel yang salah. Hal yang perlu diperhatikan bahwa kesalahan nHai
data dapat mempunyai pengaruh yang amat besar pada analisis statistik yang berikutnya.
Inforrnasi kualitas air dapat disimpan secara manual dalam sistem filling seperti buku atau
kartu laboratorium. Namun sistem seperti ini hanya bisa digunakan untuk set data yang
kecil, untuk set data yang besar seperti yang dihasilkan dari pemantauan tingkat nasional
membutuhkan metode penanganan yang lebih e fisien dan efektif. Untuk itu diperlukan .
penanganan data secara elektronik. Keuntungan sistem manajemen data secara elektronik
dibandingkan dengan penyimpanan manual adalah :
Dapat menyimpan data dalam jumlah yang besar
Dapat dengan cepat
penyaringan
perhitungan dapat teIjamin, sehingga meminimalkan kesalahan
Konsistensi
perhitungan
dipertimbangkan, yang jeJas sebagai outlier yang mungkin diakibatkan oleh kesalahan
percobaan atau penulisan data.
dikatakan bahwa hasil pengamatan dikatakan sebagai kurang dari limit deteksi LD).
60
Belum ada metodc mengenai data < LD yang dapat diterima secara universal. Beberapa
pendekatan umum mengenai <LD adalah sebagai berikut :
Perlakukan hasil pengamatan sebagai data yang hilang
Perlakukan pengamatan sebagai nol
Gunakan nilai angka dari limit deteksi
Gunakan nilai angka dari setengah limit deteksi
Jika sebagian besar data berada dibawah limit deteksi, maka penggunaan salah satu
pendekatan diatas akan bermasalah karena variasi sampel akan jauh dari perk iraan. Juga
ketika tehnik statistik standar diaplikasikan pada set data yang mempunyai nilai konstan
sebagai ganti dari nilai yang <LD, hasilnya akan bias.
Tanda kode nilai yang hilang (misalnya ... atau NA) dapat menyebabkan kesulitan karena
berbagai alat sofware memberikan perlakuan yang berbeda terhadap nilai yang hilang.
Contoh, beberapa paket sofuvare menghitung nilai rata-rata dengan menggunakan semua
data dengan mengganti nilai yang hilang dengai nilai nol (bukan strategi yang bagus)
sementara cara sederhana lainnya dengan mengabaikan semua nilai yang hilang sehingga
jumlah data menjadi berkurang.
Jika tidak ada a lat yang lebih memuaskan untuk analisis sensor datar, maka disarankan
parameter kualitas air yang rutin (mean, dB) dihitung menggunakan set data yang lengkap
dengan data <LD digantikan oleh nilai limit deteksi atau separo limit deteksi. Dampak
dari strategi ini
pemantauan seharusnya tidak memproses data ini dengan bentuk analisis inferential (misal
konfiden interval atau uji hipotesis) ketika data <LD mempunyai porsi yang berarti,
misalnya > 25% dan t elah d igantikan oleh n ilai pengganti. Keahlian statistik yang lebih
maju perlu dicari dahlm situasi ini.
Jika data <LD hanya sebagian kedl dan telah digantikan dengan nilai pengganti, analisis
statistik dilakukan 2 kali, pertama dengan menggunakan nilai nol dan kedua dengan
menggunakan nilai limit deteksi atau separo limit deteksi. Jika hasil dari kedua anal isis
tersebut berbeda secara nyata maka perIu dicarikan metode statistik yang lebih maju. Jika
hasil tidak berbeda nyata, data sensor mungkin mempunyai pengaruh yang kecil pada
analisis data.
61
tersebut dapat membcrikan dampak yang mendalam pada analisis statistik yang berikutnya
dan kemungkinan mendorong untuk menggambarkan kesimpulan yang salah.
Program QNQC yang baik
SD, CVdll).
Penanganan nilai ekstrim yang dikatakan sebagai 0 utliers p erlu hati h ati. Nilai 0 utlier
tidak bisa langsung dibuang dari set data karena akan mendatangkan bias pada analisa
berikutnya. Adanya nilai yang tidak nonnal atau pengamatan diluar tiga standar deviasi
dari rata-rata perIl! digarisbawahi untuk dilakukan pemeriksaan identifikasi penyebab misaI
kesalahan dalam perhitungan, anal isis, kesalahan pencatatan, kondisi fisik yang tak normal
saat sampling dsb.
penentuan untuk
memasukkan atau m engeluarkan nilai 0 lt/lier tergantung d ari a nalisis data. D isarankan
bahwa hanya pengamatan yang sangat ekstrim dapat dikeluarkan keeuali ada ada alasan
yang dapat ditetapkan (menggunakan metoda anal isis yang berbeda). Bagaimanapun nilai
outlier asli mungkin teIjadi hal ini merupakan indikator penting daJam perubahan kualitas
secara s ederhana dan tehnik g rafik d ikombinasikan dengan p engetahuan t erhadap s istem
yang diinvestigasi akan memberikan alat yang sangat berharga dalam identifikasi outlier.
Identifikasi pengamatan penyimpangan
kompleks karena masing masing mempunyai korelasi. Penentuan penyebab outlier pada
variabel yang multivariate akan l'ebih sulit.
62
eara data yang akan dianalisis sangat tergantung dari tipe kaj ian yang akan dilaksanakan.
Dari ketiga kajian yang telah dibahas pada bab sebelumnya hanya kajian deskriptip yang
memerlukan anal isis statistik yang tidak serumit tipe kajian lainnya.
Hal umum yang digunakan dengan statistik diantaranya adalah untuk mengetahui nilai
tengah (central tendency). Dalam hal nilai tengah dikenal istilah rata-rata (mean), median,
mode. Selain nilai rata-rata, besarnya variabilitas juga merupakan karakteristik penting
lain.
(range),
merupakan tolak u kur variabilitas yang paling se derhana yang menunjukkan perbedaan
antara nilai terbesar dengan nilai terkecil.
variabilitas adalah varians (variance) dan simpangan baku (Standar DeviasilSD). Besamya
simpangan baku m enunjukan b esamya derajat variabilitas dalam sampel. N amun untuk
membandingkan variabilitas dua sampel yang mempunyai harga rata-rata yang berbeda
maka digunakan angka koefisien varians (Coefisien Variation ICV) yang didefinisikan
sebagai
rasio simpangan baku dan rata rata yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
Deskripsi penggllnaan statistik secara lebih rinei dapat dipelajari dalam buku-buku acuan
tentang ilmu Statistik.
outlier
Hubungan
63
nasional dan mungkin merupakan indikasi adanya masalah yang potensial. Control chart
ini tidak hanya menyediakan tampilan secara visual dari proses yang terlibat tetapi juga
dapat memberikan peringatan dini terhadap pergeseran rata-rata.
6.3.3. Transformasi Data
Transformasi data statistik biasanya digunakan untuk memperoleh model matematik yang
lebih sederhana sehingga analisis data dapat disederhanakan.
Setelah
Identifikasi transformasi
Distrlbusi normal menempati amran penting dalam teori dan praktek statistik,
karena diantaranya banyak fenomena yang terjadi secara alamiah umumnya menunjukkan
distribusi normal.
penarikan kesimpulan
analisis statistik
kebanyakan
menfokuskan pada
beberapa karakteristik dan nilai populasi yang berdasarkan informasi yang terbatas yang
terkandung dalam sampel yang tergambar dari populasi.
kesimpulan ini misalnya adalah mengestimasi secara statistik nilai parameter kualitas air
yang tidak diketahui, melakukan uji hipotesis.
6.4.Perbandingaa Data Pengujian dengan Nilai Standar
Salah satu tehnik untuk membandingkan data pengujian dengan nilai standar kualitas air
adalah dengan menggunakan control chart. Keuntungan dari control chart adalah :
Membutuhkan proses data yang minimal
Mudah dideteksi dengan secara grafik, trend, atau gambaran lain
Mempunyai kemampuan untuk memberikan peringatan dini sehingga kebutuhan
untuk tindakan pemulihan dapat segera dilihat pada tahap awal.
Gambar 7 adalah contoh control chart yang menunjukkan konsentrasi parameter fisika dan
kimia pada lokasi uji (sumbu X) diplotkan terhadap waktu bulanan (sumbu V), serta
tindakan yang direkomendasikan, dengan membandingkan terhadap nilai stan dar
~
..1'1' . .. ' .. ~
l'--,.e.;:::..-"""
"'" . \
I
,~ '...I ....-"'. I' ---.-~.
..- ......
'. ;I
.... . ....
/-'.1.
I
.......
,,1
_.--,
I. '",""'V..0::>.---. l
.1://'
i
, "-;-;-i:'-r-;':--':~~~- i
l.t.rwn
"
..
""
::;-:.... .J
Hubungan antara data parameter kualitas air dapat ditangani secara konvensional dengan
statistik standar seperti korelasi dan regresi sampai ke anal isis statistik yang kompleks.
6.5.1. Analisis Korelasi
Analisis korelasi
derajat linearitas antara dua variable. Coefisien Corelasi umumnya dilakukan sebelum
digunakan tlntLJk anal isis regresi yang lebih komprehensif.
6.5.2. Analisis Regresi
65
misal bahwa
untuk kualitas air karena pelepasan efluen dari sistem pengolah lim bah. Atau bahwa nitai
parameter pengukuran sebelum dan sesudah pembangunan rekreasi pantai berbeda secara
signifikan atau dua faktor uji tidak secara signifikan mengurangi kualitas air tanah dsb.
Setelah tim pemantauan megekspresikan interpretasi dengan singkat secara non teknis,
maka dapat dilihat apakah tujuan program telah terpenuhi atau tidak, dan apakah telah tepat
untuk dilaporkan ke stakeholder.
1ika interpretasi tidak memenuhi tujuan yang telah ditetapkan
penyaringan model k;embali, pengulangan disain kajian atau
66
BAB VII
yang memoles data. Adalah hal yang penting paduan interpretasi memberikan gambaran
yang luas yang didukung oleh detil yang lengkap.
secara efektif temadap manager, politikus atau ke publik maka laporan harus
menggambarkan secara jelas situasi lingkungan dalam kondisi yang mudah untuk di
mengerti. Kebanyakan pembaea laporan pemantauan bukan spesialis sehingga penjelasan
yang jelas sangat penting untuk komonikasi yang efektif.
Kerangka kerja dalam sistem pelaporan meliputi :
Penyiapan laporan tehnik utama
pengguna terhadap draf laporan yang telah disampaikan serta jaminan kualitas
yang lain.
Identifikasi pemakai informasi dan bentuk penyajian
7.1. Penyiapan Laporan Utama
7.1.1. Jadual Pelaporan
ladual pelaporan seharusnya sudah dibicarakan selama
jadwal mungkin termasuk pelaporan hasil
Tipe
bulanan atau enam bulan. Laporan semacam ini biasanya tidak mengandung banyak data
atau interpretasi data yang sangat terbatas karena tujuan dan laporan ini umumnya untuk
mengetahui tingkat kemajuan pelaksaaan program dan bila perlu harus dilakukan
modifikasi disain kajian.
7.1.2. Susunan Laporan
Pada u mumnya dihasilkan laporan t ahunan sebagai 1aporan u tama program p emantauan,
dalam bentuk yang telah disetujui oleh semua pihak. Ada beberapa hal yang dapat
digunakan sebagai kerangka yang umum dalam pembuatan laporan pemantauan meskipun
tidak semua laporan mengandung semua elemen tersebut.
67
pendahuluan. Masalah isu yang ditujukan harus dinyatakan secara jelas, kajian
sebelumnya harus digambarkan. dan literatur ilmiah yang relevan perlu dikaji
ulang.
Area Kajian : Ringkasan dari geografi. hidrologi dan deskrlpsi yang lain
(penggunaan lahan, industri, penyebaran populasi) dari area dalarn kajian perlu
disediakan. Sernua lokasi
dalarn peta.
Metode: Bagian terpisah yang menyediakan metode dan prosedur secara detil
yang digilnakan dalam semua aspek pelaksanaan
kajian.
Ringkasan dan
HasH: Merupakan uraian dan sajian rinei dari hasil. Sebaiknya hasil tersebut
dipresentasikan dalam grafik yang dapat secara jelas dapat mendernonstrasikan
hubungan data dengan tujuan pemantauan.
68
Sumber informasi : semua sumber informasi dan semua literatur yang dipakai
dalam pembuatan laporan.
Lampiran, terdiri dari laporan laboratorium, tabel data atau semua informasi
yang terlalu detil untuk dimasukkan di dalam isi pokok laporan.
Kesimpulan data dan penyajian grafik adalah eara yang paling baik untuk penyajian data
karena memberi kemudahan membaca dan memanfaatkan laporan. Laporan utama berisi
semua aspek kajian secara lengkap, terinci dan merupakan dokumen aeuan untuk publikasi
selanjutnya.
pengguna harus
menerima draf laporan untuk menjamin bahwa hasil ahkir telah memenuhi hampan atau
tujuan yang diinginkan dan telah mencakup semua isu yang telah ditargetkan.
Masing-masing kelompok
pengguna mempunyai
pemahaman dan kemampuan teknis yang berbeda, sehingga tingkat pemahaman masing
masing kelompok pengguna perlu diidentifikasikan agar informasi yang diberikan kepada
pengguna tersebut bisa ditampilkan dalam bentuk format yang tepat. Pada dokumen teknis,
laporan utamanya akan sangat komplek untuk penggunan non teknis lainnya sehingga
diperlukan versi laporan yang tidak terlalu teknis untuk menggambarkan hasil.
Berbagai stakeholder atau pengguna lain yang memanfaatkan informasi program
pemantauan diantaranya adalah :
Stakeholder di bag ian sumberdaya (nasional, pemerintah lokal, manager area),
yang memperhatikan masalah kesehatan a real t ersebut dan pengelolaan d ampak
dari kegiatan dan tindakan pemulihan di area terse but untuk menjamin bahwa
dampak investasi yang menguntungkan dan diharapkan dapat tercapai.
Lembaga lingkungan yang mempunyai kebutuhan untuk menilai data dalam
kaitannya dengan trend , perbandingan dengan badan air yang lain atau untuk
laporan status air atau laporan status lingkungan.
Industri pengguna dan pembuang air di badan air tersebut
agar dapat
69
Publikasi - termasuk iaporan teknik, tulisan dalam jurnal ilmiah atau buku, artikel
di
dalam
industri, jurnal-jurnal
perdagangan
atau
masyarakat (industri,
surat kabar.
umumnya tidak dibuat untuk melayani komunitas ilmiah yang lebih luas.
Ruang lingkllp publikasi hasil program pemantauan dalam jumal ilmiah sering kali
terbatas, karena hasil-hasil program pemantauan biasanya hanya diminati oleh peminat
lokal. Dalam banyak kasus, hanya kajian yang menggunakan metoda baru, atau ditambah
llntuk pemahaman tentang sistem dan proses lingkungan yang spesifik, yang akan diterima
untuk publikasi. Penulisan penyajian hasil pemantauan untuk konferensi nasional, regional
atau workshop sangat berguna sebagai sarana untuk publikasi kajian pemantauan.
Ada juga
mengenai kegiatannya dan hal ini sangat berguna untuk mempublikasikan program
pemantauan yang dilaksanakan atau dibiayai oleh organisasi tersebut.
Laporan dalam
surat kabar ini merupakan hal yang sangat bagus untuk meningkatkan kesadaran ten tang
program pemantauan.
70
7.3.2. Presentasi
Infonnasi mengenai program pemantauanjuga dapat disajikan dalam suatu konferensi atau
seminar. Presentasi dalam bentuk poster banyak diminati karena
kemudahan sarana
dalam pembuatannya.
perkembangan
komunitas pada pertemuan regular atau sesi dalam kursus baik internal atau ekstemal
7.3.3. Internet Web Pages
Penggunaan internet web pages bennanfaat untuk memberi infonnasi pada pengguna yang
lebih luas. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana data pemantauan dapat digunakan.
Untuk itu data tersebut perlu dilengkapi dengan interpretasi oleh orang yang profesional
dibidangnya karena data dapat memberikan kesimpulan yang salah bila diinterpretasi oleh
orang yang tidak profesionaI dibidangnya.
7.3.4. Presentasi Film dan Video
Film dan video adalah cara yang kompleks dan mahal untuk pelaporan sebuah kajian
pemantauan. Cara ini umunmya tidak dapat memberikan detil teknis yang memadai dan
lebih cocok untuk pllblikasi daripada untuk komllnikasi dari detil hasil secara ilmiah.
71
APHA,1998. Standar Methods for the Examination of Water and Wastewater. 20.th
Edition American Public Health Association 1998
Bartram J dan R. Balance. 1996. WATER QUALITY MONITORING A Practical Guide
To The Design and implementation of freshwater quality kajianesand monitoring
programmes. E&FN SPON. UK
72