Anda di halaman 1dari 51

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

BAB I
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
I . 1 Maksud Dan Tujuan
1. Mengetahui seluruh bagian, fungsi dan cara kerja dari stereoskop cermin.
2. Mengetahui makna tanda tanda atau keterangan pada foto udara.
3. Mampu mendapatkan pandangan tiga dimensi secara benar.
I . 2 Bahan Dan Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Plastik sampul ukuran 30 x 30 cm


Selotip
OHP (4 warna)
Penggaris 50 cm
Alat tulis lengkap
Kertas HVS
Stereoskop cermin
Foto udara

I . 3 Dasar Teori
PENGAMATAN STEREOSKOPIK
1

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

Pengamatan stereoskopik adalah pengamatan atas tumpangsusun (overlay)


dua foto udara dengan menggunakan stereoskop, sehingga timbul gambaran tiga
dimensional. Oleh karena itu, dimungkinkan untuk membuat peta kontur,
mengukur beda tinggi dan lereng berdasarkan tampalan dua foto tersebut.
Secara garis besar terdapat empat jenis stereoskop, yaitu stereskop saku,
stereoskop cermin, stereoskop penyiaman, zoom transfescope. Penjelasan dibatasi
utnuk stereoskop cermin, karena jenis ini yang digunakan dalam praktikum.
Pada stereoskop cermin, untuk pengamatan foto udara ukuran baku lebih
mudah karena basis stereo 24 26 cm, juga dilengkapi binokuler untuk
pembesaran gambar yang diamatipada batang paralak (parallax bar/meter) untuk
pengukuran paralak.
Salah satu kelemahannya, yaitu pada pengamatan dengan binokuler, maka
luas daerah yang diamati berbanding terbalik dengan kuadrat perbesarannya. Jadi
apabila perbesaran binokuler sebesar tiga kali , maka daerah yang diamati nhanya
1/9 daerah tampalan. Akibatnya untuk pengamatan seluruh daerah yang
bertampalan harus dilakukan dengan menggeser geser stereoskop. Hal ini
merupakan pekerjaan yan tidak mudah karena arah basis foto harus selalu sejajar
dengan arah basis stereo.
2

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

TEORI STEREOSKOPIK
Pengamatan stereoskopik dimaksudkan untuk melihat kesan kedalaman
dan dapat dilakukan apabila kekuatan mata kanan dan kiri pengamat kurang lebih
sama. Pelaksananaannya dengan akomodasi dan konversi mata, yaitu mata kiri
melihat obyekpada foto kiri dan mata kanan melihat obyek foto kanan. Kedua foto
secara psikologik dilebur menjadi satu atau mengalami fusi, sehingga kita dapat
melihat kesan kedalaman, tiap obyek mempunyai kedalaman berbeda (kesan tiga
dimensi).
Obyek yang tergambar pada foto udara adalah dua dimensional, sedagkan
mekanisme timbulnya gambaran tiga dimensional dari foto udara yang
bertampalan.
Di daerah tumpangsusun terdapat menara yang tergambar pada dua foto
udara, dari dua gambar ini ditimbulkan satu gambaran tiga dimensional.
PERSYARATAN PENGAMATAN STEREOSKOPIK
Menurut Ligterink (1972, dalam Sutanto, 1989) persyaratan utama
pengamatan stereoskopik adalah :
1. Pasangan foto udara harus menggambarkan sebagian daerah yang sama
(bertampalan)
3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

2. Sumbu kamera pada saat pemotretan kurang lebih terletak pada bagian
yang tegak (vertical)
3. Perbandingan jarak dasar udara dan tinggi terbang mempunyai harga
tertentu, yaitu sekitar 0,25.
4. Skala foto yang berpasdangan harus seragam, perbedaan skala hingga 15%
masih dapat digunakan, akan tetapi tidak boleh lebih dari 5%.
Selain persyaratan di atas, penyetelan harus benar, yaitu :
1. Basis foto kanan terletak dalam satu baris
2. Satu titik pada foto kiri dan foto terpisah sejauh basis stereo, yaitu 24 26
cm
3. Mata kiri melihat foto sebelah kiri dan mata kanan melihat foto sebelah
kanan, bila terjadi sebaliknya, maka relief yang nampak akan terbalik,
lembah tampak tinggi dan bukit tampak rendah, model demikian disebut
stereo pseudoscopic.
TANDA TANDA ATAU KETERANGAN PADA FOTO UDARA
Foto udara ukuran baku umumnya berukuran 23 x 23 cm. Pada bagian tepi
foto udara ada tiga keterangan penting, yaitu :
4

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

1. Tanda fidusial : tanda yang terletak di setiap sudut atau bagian tengah garis
tepi foto, jumlahnya dapat empat atau delapan. Perpotongan dua garis
yang masing masing ditarik dari dua tanda fidusial yang berhadapan
adalah titik tengah foto (principal point).
2. Seri nomor, seri nomor yang lengkap terdiri dari nomor registrasi, nama
daerah yang dipotret, tanggal pemotretan, jalur terbang dan nomor foto.
Nomor registrasi diperlukan untuk pengarsipan, pemngambilan kembali
dan pemesanan bagi yang memerlukan. Tanggal pemotretan menunjukkan
kondisi lapangan pada saat pemotretan, juga diperlukan untuk monitoring
(multi temporal). Nomor jalur terbang untuk menyusun mosaik, mencari
pasangan stereoskopik dan penyimpanan foto. Contoh nomor foto
udaraVII/316/Wonogiri/XIV-25, artinya :

VII/316 adalah nomor registrasi

Wonogiri adalah nama daerah

XIV adalah nomor jalur terbang, sedangkan 25 adalah nomor urut


foto dalam jalur terbang itu

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

Dalam conoth ini tidak dicantumkan tanggal pemotretannya, bila


ada biasanya ditulis lengkap dengan tahun seperti contoh 26-22003

3. Tanda tepi
Tanda tepi terletak pada salah satu sisi foto, yaitu tepi sebelah kiri atau tepi
kanan, umumnya tanda tepi kiri dan terdiri dari empat buah tanda, yaitu :

Tanda yang paling atas berupa level atau nivo untuk menunjukkan
apakah foto udara tersebut vertical, kalau benar-benar vertical
maka gelembung udara pada tanda itu konsentris terhadap tanda
lingkaran yang ada pada level.

Tanda

jam

menunjukkan

waktu

pemotretan,

dapat

untuk

mengetahui orientasi dan tinggi relatif obyek berdasarkan arah dan


panjang bayangannya.

Tanda panjang focus kamera dan nomor seri kamera yang


digunaklan. Dari panjang focus dapat diketahui jenios kamera,
missal tertulis 153,16 ini berarti panjang focus kameranya 15,32
cm, yaitu kamera bersudut lebar.

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

Tanda altimeter untuk menentukan tinggi pesawat terbang di atas


muka air laut pada saat pemotretan dalam feet atau meter, untuk
mengetahui tinggi terbang di atas bidang tinggin rata rata daerah.
Misal pada altimeter terbaca ketinggian 9.231 m, sedangkan tinggi
daerah yang dipotret rata rata sebesar 192, maka tinggi
terbangnya sebesar 9.039 m, skala foto udara dapat dihitung, yaitu
15.32 cm : 9.039 m atau 1 : 59.001 atau 1 : 59.000

Pada setiap foto udara ada keterangan tentang daerah yang dipotret,
jenis kamera yang digunakan , jenis film, tinggi terbang dan
skalanya. Sekiranya dapat diperoleh keterangan ini berdasarkan
tanda tepi tersebut, dapat pula dihitung skalanya dan diketahui
orientasi atau arah mata anginnya berdasarkan pada arah bayangan
yang ada dalam foto tersebut.

1.4 TUGAS MINGGUAN DAN RESUME

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

BAB II
FOTOGRAFIMETRI
I I. 1 Maksud Dan Tujuan
Maksud percobaan adalah melakukan interpretasi citra foto dan citra
lainnya.
Tujuan dari pelaksanaan praktikum acara fotografimetri :
1. Mampu melakukan pengukuran dan perhitungan paralak, baik secara
monoskopik maupun stereoskopik.
2. Mampu melakukan perhitungan beda tinggi.
9

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

3. Mampu mengembangkan dasar perhitungan beda tinggi dan jarak datar


untuk menghitung parameter kuantitatif lainnya seperti menentukan arah
jurus dan besarnya kemiringan lapisan, tebal lapisan batuan dan lereng.
I I. 2 Bahan Dan Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Plastik sampul ukuran 30 x 30 cm


Selotip
OHP (4 warna)
Penggaris 50 cm
Alat tulis lengkap
Kertas HVS, fo
Stereoskop cermin
Foto udara
Kalkulator

I I. 3 Dasar Teori
Skala Foto Udara Vertikal
Skala foto udara merupakan perbandingan antara jarak foto udara
dengan jarak sebenarnya di lapangan. Skala foto sangat diperlukan untuk
menentukan ukuran obyek maupun untuk mengenalinya.

10

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

10

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

10

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

10

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

10

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

Cara menentukan skala foto udara vertikal :


1. Perbandingan antara panjang fokus dan tinggi terbang.
f
S= H
Keterangan : S = skala
f = fokus (152,7 mm)
H = tinggi terbang
2. Membandingakan jarak foto terhadap jarak lapangan
Cara ini hanya dapat dilakukan bila kita membawa foto udara ke lapangan,
atau kalau kita tahu jarak sesungguhnya obyek di lapangan dari obyek
yang tergambar pada foto.
Skala dihitung berdasarkan rumus :
df
S = dl
Keterangan : S = skala
df = jarak pada foto
dl = jarak di lapangan
11

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

11

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

11

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

11

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

11

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

3. Membandingkan jarak pada foto terhadap jarak pada peta yang telah
diketahui skalanya.
Df
1

Pf

Dp
Pp

Dp
Df
Pf = Pp
Pf

atau Pf x Df = Dp x Pp

Dp
xPp
= Df

Keterangan : Pf = penyebut skala foto


Pp = penyebut nskala peta
Df = jarak pada foto
Dp = jarak pada peta
Basis Foto
Basis foto adalah jarak antara dua pemotretan berurutan. Hal ini
menyebabkan kenampakan adanya pergeseran titik pusat foto satu dengan foto
berikutnya. Jarak pergeseran pada lembar foto disebut basis foto. Besarnya basis

12

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

12

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

12

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

12

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

12

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

foto pada sepasang foto udara adalah rata-rata dari hasil pengukuran dua basis
foto tersebut.
b1 b2
2
B=
Keterangan : B = basis foto
b1 = basis foto 1
b2 = basis foto 2
Metode Stereoskopik
Pengukuran paralak dapat dilakukan dengan menggunakan batang paralak.
Yang terdiri dari dua batang kaca yang diberi tanda apung yang masing-masing
batang kaca tersebut dipasang pada batang paralak sehingga batang paralak dapat
diatur jaraknya.
Kaca diletakkan pada titik yang akan diukur paralaknya pada foto kiri dan
pada foto sebelah kanan diletakkan plat kaca tersebut tanpa mengamati pada
stereoskop, kemudian barulah diamati dengan stereoskop sehingga kedua titik
apung lebar menjadi satu dan menempel pada titik yang diukur paralaknya.
Beda tinggi antara dua titik yang tergambar pada tampalan foto dapat
diukur berdasarkan beda paralaknya.
Paralak suatu titik dapat diukur dan dinyatakan dengan :
13

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

13

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

13

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

13

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

13

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

p.H
h= b p

b.h
p= H h

atau

H'
p
h= b

Keterangan : p = beda paralak


b = basis foto
h = beda tinggi
H = tinggi terbang
Metode Monoskopik
Pengukuran secara monoskopik disebut juga pengukuran secara manual
karena dalam melakukan pengukuran tidak menggunakan alat yang disebut
dengan batang paralak, melainkan menggunakan penggaris biasa.
Cara pengukuran adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan sepasang foto udara sampai siap digunakan dan menentukan
base foto.
2. Base foto dianggap sebagai sumbu X, lalu menarik garis tegak lurus
sumbu X melalui center point hingga kebagian tepi foto, garis ini dianggap
sumbu Y.
3. Mengamati pasangan foto udara tersebut dengan stereoskop.

14

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

14

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

14

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

14

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

14

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

4. Menentukan beberapa titik yang mempunyai ketinggian berbeda untuk


diukur beda paralaknya, titik-titik tersebut harus sejajar dengan sumbu Y,
selanjutnya mencari komplementer titik-titik tersebut pada pasangannya.
5. Menarik sebuah garis berat yang menghubungkan titik-titik tersebut.
6. Menarik garis yang berasal dari titik pengukuran tersebut tegak lurus garis
sayatan kearah sumbu Y. Memberi tanda dengan 1,2,3, dst......
7. Mengukur panjang masing-masing garis dengan menggunakan penggaris
biasa.
8. Nilai panjang garis dinamakan harga paralak (p1 = a a , p2 = b- b).
9. Mencari harga beda paralak (p1 p2, p2 p3, ........)
Nomogram
Nomogram telah dirancang sesuai dengan formula diatas yang
menggunakannya dapat dilakukan dengan mudah, caranya adalah sebagai
berikut :
1. Mencari harga H (tinggi terbang) pada skala 1 bagian kanan, lalu
menandainya.
2. Mencari harga P (beda paralak), pada skala 2 bagian kanan lalu
menandainya.
15

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

15

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

15

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

15

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

15

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

3. Mencari harga base foto pada skala 2 bagian kiri.


4. Tarik garis yang dimulai dari harga skala 1 bagian kanan melalui harga p
skala 2 bagian kanan hingga bertemu dengan garis 3, kemudian melalui
harga b pada skala 1 bagian kiri harga yang dicari dapat dibaca pada skala
1 bagian kiri tersebut.

16

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

16

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

16

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

16

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

16

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

II.4 TUGAS MINGGUAN DAN RESUME

17

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

17

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

17

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

17

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

17

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

18

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

18

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

18

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

18

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

18

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

BAB III
INTERPRETASI POLA PENGALIRAN DAN
BENTUK LAHAN

III.1 Maksud dan Tujuan


Interpretasi Pola Pengaliran

19

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

19

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

19

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

19

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

19

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

Maksud dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk menginterpretasikan pola


pengaliran yang ada pada daerah dengan menggunakan alat bantu berupa foto
udara.
Tujuannya adalah untuk menginterpretasi bentuk lahan dari pola pengaliran yang
ada.
Interpretasi Geomorfologi
Interprestasi geomorfologi ini bermaksud agar dapat menafsirkan dari pengamatan
yang dilakukan dalam foto udara, serta dapat menafsirkan informasi geologi dan
aspek-aspek geomorfologi yang didapat.
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah :
1. mampu mengenal dan mengetahui kenampakan-kenampakan morfologi
dan gejala-gejala morfologi dari foto udara.
2. mampu menghimpun data geomorfologi berdasarkan pendekatan analitik
dengan menggambarkan kenampakan morfologi dan gejala geomorfologi
yang ada pada foto udara.
3. mampu membuat peta geomorfologi (peta satuan bentuk lahan) atas dasar
genetiknya berdasarkan intrepretasi foto udara.
20

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

20

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

20

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

20

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

20

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

III.2 Dasar Teori


Interpretasi Pola Pengaliran
Pola pengaliran sangat mudah diamati pada foto udara skala besar memungkinkan
penafsiran mengamati cabang-cabang yang kecil dan permukaan-permukaan erosi
yang halus, sedangkan foto udara kecil akan memberikan gambaran umum pola
pengaliran. Pola pengaliran pada umumnya menggambarkan daerah lunak, tempat
erosi mengambil bagian dengan aktif dan merupakan daerah rendah sehingga air
permukaan dapat terkumpul dan mengalir. Ada kalanya resistensi batuan relatif
sama, sehingga tidak ada tempat mengalir yang tertentu dan erosi menjadi meluas.
Hal ini mencerminkan bahwa pola pengaliran dikendalikan oleh resistensi batuan,
struktur geologi, dan proses yang berlangsung didaerah tersebut.
Pola dasar suatu pengaliran diklasifikasikan dalam 8 pola utama yaitu :
1. Dendritik
Rangkaian bentuk aliran sungai mirip ranting pohon dimana anak sungai yang
bentuknya tidak teratur atau melengkung akhirnya menyatu pada sungai
utamanya.
Ubahan dari pola dendritik adalah pola pengaliran subdendritik, pinnate,
anastomatic, distributary (dichotomic)
2. Paralel
21

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

21

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

21

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

21

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

21

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

Rangkaian bentuk alirannya memperlihatkan penjajaran sungai-sungai besar,


sedangkan anak-anak sungainya dapat mendekati pola dendritik. Berkembang
pada daerah dengan kelerengannya yang besar sehingga air bergerak cukup
cepat sepanjang batuan yang berbeda resistensinya, dan sudut yang dibentuk
antara anak sungai utama umunya hampir sama.
3. Trellis
Rangkaian alirannya dibentuk oleh sungai-sungai paralel sampai subparalel
dengan cabang sungai yang pendek-pendek yang mengalir dalam sungai
utama degan sudut tegak lurus sungai-sungai utama umunya subsekuen,
sedangkan cabang-cabangnya obsekuen dan resekuen.
4. Radial
Rangkaian bentuk sungai-sungai mengalir dan menyebar dari satu pusat
ketinggian dengan arah memancar dan banyak dijumpai pada gunungapi di
Indonesia.
5. Annular
Rangkaian bentuknya menyerupai pola pengaliran radial atau merupakan
variasi dari pola pengaliran trellis.Sungai-sungai besar mengalir keluar adalah
sungai subsekuen, sungai-suangai menengah yang melengkung adalah sungai
subsekuen dan sungai-sungai kecil bias resekuen atau obsekuen.
22

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

22

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

22

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

22

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

22

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

6. Multi-Basinal
Pola ini digunakan untuk semua bentuk depresi yang belum diketahui
genesanya secara pasti. Pendekatan pola ini dapat dilakukan dengan
mengamati :
a. Adanya depresi bentuk lubang-lubang yang sempit, melingkar, bentuk
kolam yang memanjang, luas, dalam atau tidak teratur.
b. Beberapa depresi yang memanjang secara garis lurus.
c. Aliran-aliran yang tersebar dan kadang menghilang lalu muncul kembali
pada daerah karst.
7. Contorted
Pola ini dibedakaan dari recueved trellis pada polanya kurang teratur,
pungguan dan lembah tidak menerus, dan umumnya pada daerah yang tidak
luas. Aliran sungai utama membalik dan merupakan sungai dubsekuen.
Interpretasi Geomorfologi
Interpretasi adalah menafsirkan sesuatu dibalik fakta (sesuatu yang tampak
atau dapat dilihat), sehingga interpretasi merupakan suatu dugaan ilmiah karena
berdasarkan fakta dan dapat dipertanggungjawabkan.
23

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

23

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

23

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

23

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

23

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

Defenisi Geomorfologi menurut A.K. Lobeck, 1939 adalah tetang study bentuk
lahan.
Menurut Worcester, 1939 Geomorfologi adalah deskripsi dan penafsiran
genetis dan bentuk-bentuk relief bumi, mencakup bentuk relief didaratan
dan dibawah permukaan laut.
Menurut Thornbury, 1955 Geomorfologi adalah ilmu pengetahuan tentang
bentuk lahan.
Menurut

Van

menguraikan

Zuidam,
bentuk

1979
lahan

Geomorfologi
dan

proses

adalah
yang

study

yang

mempengaruhi

pembentukkannya serta menyelidiki hubungan timbal balik antara


bentuklahan dengan proses dalam tatanan keruangan.
Menurut Verstappen 1977,1983 Geomorfologi adalah ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan bentuk lahan sebagai pembentuk muka bumi, diatas
maupun bibawah muka laut, menekankan pada genesa, perkembangan di
masa depan, dan dalam konteks lingkunagan.
Berdarkan dari berbagai defenisi diatas, maka kajian Geomorfologi mencakup :
1. Obyek kajian yang utama Geomorfologi adalah bentuk lahan (landform)
sebagai penyusun konfigurasi permukaan bumi.
24

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

24

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

24

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

24

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

24

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

2. Empat aspek kajian, yaitu bentuk lahan, proses, genesa, dan lingkungan
(merupakan sintesis dari konsep-konsep sebelumnya).
Aspek-aspek Geomorfologi :
Penjabaran terhadap aspek-aspek Geomorfologi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Studi mengenai bentuklahan, atau disebut dengan morfologi adalah
mempelajari relief secara umum yang meliputi aspek :
a. Morfografi : Aspek-aspek yang bersifat pemerian suatu daerah, antara
teras sungai, beting pantai, dataran aluvial, atau lembah, bukit,
punggunan, pegunungan dll.
b. Morfometri: Aspek-aspek kuantitatif dari suatu daerah, seperti
kemiringan lereng, bentuk lereng, ketinggian , beda relief, bentuk
lembah, tingkat erosi, atau pola pengaliran.
2. Study mengenai proses Geomorfologi, yakni proses yang mengakibatkan
perubahan bentuklahan dalam waktu pendek serta proses terjadinya bentuk
lahan yang mencakup morfogenesa, yaitu mencakup aspek :
a. Morfo-struktur pasif: meliputi litologi dan berhubungan dengan
pelapukan.
b. Morfo-struktur aktif: berupa tenaga endogen dan struktur geologi
25

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

25

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

25

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

25

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

25

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

c. Morfo-dinamik: tenaga eksogen yang berhubungan dengan tenaga


angin, air, es, gerak masa batuan, dan vulkanisme.
3. Studi Geomorfologi yang menekankan pada evolusi pertumbuhan bentuk
lahan

atau

morfo-kronologi,

yaitu

menentukan

dan

memerikan

bentuklahan dan proses yang mempengaruhinya dari segi umur relatif atau
umur mutlak.
4. Geomorfologi yang mempelajari hubungannya dengan lingkungan, study
ini mempelajari hubungan antara bentuk lahan dengan unsur-unsur bentuk
lahan seperti batuan, struktur geologi, tanah, air, vegetasi, dan penggunaan
lahan.
III.3 Langkah kerja
Interpretasi Pola Pengaliran
1. Peta dibuat tiga dimensi
2. Mengambarkan dengan spidol biru :
a. Aliran sungai secara lengkap, baik sungai aliran airnya jelas, sungai yang
tertutup vegetasi, lembah atau alurnya.
b. Seluruh tubuh perairan seperti danau, rawa, lokva dll
26

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

26

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

26

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

26

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

26

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

3. Menentukan pola pengaliran dan penyimpangan aliran sungai bila dijumpai,


lalu menafsirkan apa makna geologinya.
4. Menghitung

jarak antara

pengalirannya,

sungai orde 1, lalu menentukan

kemudian

menafsirkan

struktur

geologi

tekstur
yang

mempengaruhinya.
5. Mengamati apakah sungai mengalir diatas endapan alluvial atau diatas batuan
lalu tentukan jenis sungai berdasarkan tempat mengalirannya, apakah aluvial
steam atau bed rock stream. Kemudian menafsirkan proses geomorfologi yang
berlangsung.
6. Kemudian mengontrol mengamati struktur geologi yang mengontrol daerah
tersebut.
Interpretasi Geomorfologi
1. Foto udara pankromatik hitam putoh berskala 1 : 30.000
2. Transparasi, Penghapus OHP, dan celotip.
3. Stereoskop cermin.
4. OHP (spidol) ukuran fine ; merah, hitam dan biru serta hijau.
5. Pengaris dan bujur derajat.
27

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

27

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

27

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

27

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

27

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

Tahapan Interpretasi Foto Udara Geomorfologi


Interpretasi foto udara dilakukan secara bertahap, yaitu :
1. Interpretasi harus dikerjakan dari hal yang bersifat umum sehingga
mencapai

hal- hal yang bersifat khusus.

2. Intepretasi harus dikerjakan dalam bentuk-bentuk yang paling


diketahui hingga bentuk yang sulit diketahui atau dari kenampakan
yang mudah hingga kenampakan yang sulit.
Sistematika interpretasi foto udara untuk survei geomorfologi (K.H.
Stone , 1955), adalah sebagai berikut :
1. Penggambaran pola pengaliran.
2. Penggambaran relief atau bentuk-bentuk morfologi.
3. Analisi tumbuhan dan penggunaan lahan
4. Analisis litologi dan struktur geologi.
5. Analisis dan penggambaran pete satuan bentuk lahan.

28

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

28

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

28

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

28

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

28

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

III.4 TUGAS MINGGUAN DAN RESUME

29

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

29

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

29

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

29

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

29

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

30

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

30

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

30

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

30

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

30

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

BAB IV
INTERPRETASI LITOLOGI, STRUKTUR
GEOLOGI, DAN STATIGRAFI
IV.1 Maksud dan Tujuan
Mampu menafsirkan berbagai jenis batuandengan menggunakan foto udara
berdasarkan ciri-ciri yang dapat dikenali dan mampu melakukan :
1. Interpretasi sedimen klasyik berbutir kasar dan halus.
2. Intepretasi batuan karbonat.
31

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

31

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

31

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

31

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

31

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

3. Interpretasi batuan beku.


4. Interpretasi batuan metamorf.
IV.2. Dasar Teori
INTERPRETASI LITOLOGI
Interpretasi foto udara untuk litologi dilakukan berdasarkan pendekatan kriteria
dasar pengenalan dan kriteria dasar penafsiran. Ada yang dapat langsung diindera,
yaitu kenampakkan fisik, sehingga dapat untuk membedakan jenis batuannya.
Oleh karena itu unsur pengenalan dan unsur penafsiran dapat diterapkan. Yang
tidak dapat diindera langsung adalh faktor genesanya, olek karena itu perlu
dilakukan uji lapangan 9field check).
Untuk menafsirkan batuan dapat didasarkan pada :
1. Karakteristik bentuklahan.
2. Ekspresi topografi.
3. Pola pengaliran.
Jika singkapan batuan jarang, daerah berelief rendah, material penutup tebal,
tersebar luas, dan permukaan topografinya kurang mencerminkan keadaan
geologinya, maka analisis rinci mengenai morfologi dan pola pengaliran
diharapkan dapat memberikan petunjuk litologinya.
32

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

32

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

32

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

32

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

32

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

Batuan Sedimen.
Untuk kepentingan interpretasi foto udara, maka batuan sedimen dapat dibagi
menjadi :
1. Batuan sedimen klastik berbutir kasar.
2. Batuan sedimen klastik berbutir halus.
3. Batuan sedimen karbonat.
4. Batuan sedimen berlapis horisontal.
5. Batuan sedimen berlapis miring/ terlipat.
Batuan Beku
Dibagi menjadi :
1. Batuan Beku Ekstrusif
Berasosiasi dengan bentuk lahan gunung berapi : aliran lava, kerucut lava
atau abu,kawah,maar, dataran tufa,volkanik neck, dan dyke.
2. Batuan Beku Intrsif
Batuan beku yang disebabkan oleh sifatnya yang homogen, sihingga akan
nampak masif dan tanpa banding seperti pada batuan sedimen dan
malihan.
Batuan Metamorf.
33

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

33

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

33

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

33

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

33

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

Mengidentifikaasikan batuan metamorf dari foto udara bukanlah hal yang tidak
mudah, karena tidak dapat dikenali berdasarkan bidang perlapisan dan strukttur
perlapisan seperti pada batuan sedimen. Tetapi pada batuan metamorf lebih
mengenal strukttur kelurusan karena adanya foliasi.
INTERPRETASI STRATIGRAFI
Intepretasi stratigrafi dari citra bersifat sangat terbatas , yaitu menentukan
hubungan relatif dari satuan-satuyan batua n berdasarkan pola sebaran dan
hibungan kontak kedudukan dari satyan-satuan batuan tersebut.
Hubungan selaras
\adalah proses pengendapan yang berlangsung menerus tanpa adanya gangguan
(deformasi tektonik), Pada citra dikenali denganpola sebaran satuan-satuan batuan
yang menerus ddan pola kedudukan yang sama atau hampir sama.
Hubungan tidak selaras
Adalah proses pengendapan yang tidak menerus akibat adanya gangguan
(deformasi tektonik) , yaitu proses pengangkatan , perlipatan , pensesaran, dan
kadang kadang disertai dengan intrusi.Ditan dai dengan adanya lapisan batuan
berinteraksi dengan atmosfer dan proses erosi ekerja pada lappisan batuan
tersebut.
34

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

34

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

34

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

34

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

34

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

STRUKTUR GEOLOGI
Dalam interpretasi struktur geologi dari foto udara, maka aspek pola pengaliran,
bentulahan,perlapisan batuan memegang peranan yang penting. Umumnya bentuk
lahan suatu daerah dikendalikan oleh jenis batuan di daerah tersebut dan juga
struktur geologi yang ada.
Jika hubungan antara struktur geologi dan karakteristik morfologi tidak jelas,
maka untuk menafsirkan struktur geologi digunakan pendekatan berdasarkan
analisis pola pengaliran dan geomorphologi yaitu ;
1. Analisis pola pengaliran, penyimpangan aliran, dan tekstur pengaliran.
2. Perubahan pola punggungan, lembah, atau sudut lereng secara tiba-tiba.
3. Perbedaan kedudukan lapisan yang dapat dengan mudah dikenali pada batuan
sedimen berlapis.
4. Perbedaan resistensi atau bentulahan secara tiba-tiba dan memperlihatkan
kelurusan.
5. Perubahan rona yang kontras, tumbuhan yang khusus, atau penggunaan lahan.
Lapisan horisontal
Pola sebaran bidang perlapisan (bidang kontak) dikendalikan oleh topografinya,
yaitu sejajar dengan elevasi.
35

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

35

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

35

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

35

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

35

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

Lapisan vertikal
Pola singkapan batuan tidak dikontrol oleh topografi, tetapi lurus memotong bukit
dan lembah, arahnya ditentukan oleh jurus bidang perlapisan. Pada foto udara
dikenal dari pola pengaliran trellis.
Lapisan miring
Pola singkapan ditentukan oleh topografi dan kedudukan lapisan batuan, dan
sebarannya mengikuti hukum V.
Struktur kekar
Karakteristik kekar pada foto udara memperlihatkan pola lurus (kelurusan) pada
jarak yang pendek-pendek, misal aliran sungai yang lurus, jalur vegetasi yang
lurus, atau perbedaan rona yang lurus.
Sesar
Sesar akan mudah dikenali apabila mempunyai efek morfologi yang nyata seperti
adanya kelurusan yang merupakan kenampakkan khas, alihan (offset), loncatan
(gap), berakhirnya secara mendadak suatu lapisan dan kedudukan perlapisan,
terbentuk gawir sesar, vegetasi yang rapat, atau penjajaran mata air.

36

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

36

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

36

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

36

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

36

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

Lipatan
Pada daerah lipatan memperlihatkan hubungan yang nyata antara bentuk topografi
dan struktur lipatannya.
IV. 3 Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam interpretasi adalah :
1. Foto udara pankromayik hitam putih, skala 1 : 30.000
2. Transparasi.
3. Aceton, kapas ,dan celotipe.
4. Stereoskope cermin.
5. OHP marker(spidol), ukuran fine warna hijau, merah,biru.
6. Penggaris an busur derajat.
IV. 4 Tahapan Intepretasi
1. Persiapan bahan daan alat intepretasi dengan jalan :
a. Tentukan titik tengah dan kontrol hingga berhimpit dan
memperlihatkan kenampakan tiga dimensi , kemudian dicelotipe
agar posisi foto udara tetap, lalu ditutupi dengan plastik
transparasi.
37

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

37

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

37

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

37

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

37

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

2. Setelah semua selesai, dimulai interpretasi dengan jalan :


a. Menggambarkan aliran sungai dan tubuh perairan lainnya secara
lengkap

dengan spidol warna biru.

b. Tarik batas satuan batuan dengan spidol waarna merah. Penarikan


batas

dengan

memperhatikan

karakteristik

unsur-unsur

pengenalkan dan penafsiran , pola pengaliran, tekstur pengaliran,


bentuk lembah dan bentuk lahan.
c. Kemudian ditentukan kenampakan struktr yang ada pada foto
udara, antara lain kedudukan perlapisan , kelurusan,atau lipatan
dengan spidol hitam.
d. Kemudian dibuat penampang geolkogi yang memotong semua
satuan batuan dan struktur geologi , sihingga dapat menunjukkan
stratigrafi secara relatif dan struktur geologinya.
e. Istilah setiap karakteristik setiap batuan kedaam tabel.
f. Diukur panjang dan arah ssemua kelurusan yang ada lalu
dimasukkan kedalam diagram roset/bunga (jika mungkin).

38

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

38

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

38

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

38

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

38

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

IV.5 TUGAS MINGGUAN DAN RESUME

39

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

39

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

39

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

39

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

39

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

40

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

40

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

40

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

40

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

40

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

BAB V
INTERPRETASI CITRA RADAR

V.1. Maksud dan Tujuan


1. Membuat peta penafsiran geologi dan citra radar yang meliputi sebaran
batuan dan material permukaan, perlapisan, serta struktur geologi (sesar
dan lipatan) berdasarkan kenampakan kelurusan.

41

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

41

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

41

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

41

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

41

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

2. Memperoleh pengetahuan dalam dasar pemetaan struktur geologi denga


citra radar SAR.
V.2. Dasar Teori
1. Energi gelombang mikro dipancarkan dari suatu antena, kemudian energi
mengenai sebuah obyek dan dipantulkan. Energi pantulan ini ditangkap
oleh sensor dan direkam dalam tape.
2. Dalam mengenali obyek, perlu diketahui karakteristik obyek dengan
menggunakan rona sebagai unsure penafsiran. Rona tergantung pada
intensitas tenaga gelombang mikro yang dipantulkan oleh obyek.
3. Untuk intensitas atau kekuatan tenaga pantulan berdasarkan pengaruh dari
sifat obyek yang diindera (sifat-sifat medan) dan sifat system radar.
Interpretasi Citra Radar
1. Metode.
Metode interpretasi citra radar untuk geologi sama dengan metode
interpretasi foto udara. Namun harus dimengerti bahwa system dari
keduanya berbeda prinsip dan geometrinya. Foto udara merupakan
proyeksi central sedangkan citra radar tergantung dari arah penyinaran.
42

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

42

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

42

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

42

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

42

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

Radar merupakan system aktif, memancarkan energi sendiri, sehingga


bayangan dan orientasi distorsi dari pusat ke luar dan bayangannya
tergantung dari posisi matahari.
2. Pengenalan Batuan
Batuan sediment, ubahan, terobosan, vulkanik dan endapan permukaan
dapat dikenali dari citra radar, berdasarkan atas kenampakan morfologi
dan dibantu data yang telah ada.
3. Pemetaan Struktur Geologi
Radar sensitive terhadap kenampakan geomorfologi. Struktur geologi
sering terekspresikan pada kenampakan geomorfologi. Citra radar dapat
mengenali struktur geologi dengan sangat baik. Kenampakan morfologi
meliputi ketahanan batuan terhadap erosi, sistem rekahan, pola pengaliran,
perlapisan, bentang alam dan yang lainnya. Tanpa dibantu dengan data
lainnya sulit untuk menentukan jenis litologinya.
4. Perlapisan Batuan
Dalam batuan sedimen, perselingan lapisan batuan yang keras akan
membentuk

topografi

menonjol

sedangkan

batuan

lemah

akan

membentuk topografi cekung.


5. Kelurusan (Lineament)
43

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

43

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

43

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

43

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

43

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

Disebabkan oleh adanya rekahan (sesar atau kekar), biasanya dicerminkan


oleh kenampakan morfologi (lembah, bentuk sungai, lereng yang
terpotong secara tiba-tiba, adanya pergeseran elemen, dll). Deteksi dari
kenampakan geomorfologi pada citra radar merupakan fungsi dari arah
penyinaran. Kenampakan yang tegak lurus arah penyinaran akan tampak
lebih jelas, kenampakan yang menyudut juga akan terlihat, tetapi
kenampakan yang sejajar sulit untuk dikenali.
V.3. Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang digunakan selama praktikum adalah :
1. Citra radar Amadeus Basin Australia dari INTERA
2. Transparansi
3. Kapas, acetone, dan cellotape
4. Kaca pembesar
5. Spidol OHP ukuran F
6. Penggaris dan busur derajat

V.4 TUGAS MINGGUAN DAN RESUME

44

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

44

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

44

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

44

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

44

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

45

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

45

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

45

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

45

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

45

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

BAB VI
INTERPRETASI CITRA LANDSAT
VI.1 Maksud dan Tujuan
1. Mengenal dan

mengetahui kenampakkan-kenampakkan geologi dan

geomorfologi yang dapat direkam oleh citra landsat.


2. Membuat peta satuan geomorfologi atas dasar genetiknya
3. Penafsiran litologi dan struktur geologi
46

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

46

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

46

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

46

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

46

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

4. Pembuatan peta geologi


VI.2 Dasar Teori
Citra landsat merupakan gambaran permukaan bumi yang diambil dari ruang
angkasa dengan ketinggian kurang lebih 818 km dari permukaan bumi, dengan
skala 1 : 250.000.
Pada satu lembar citra landsat dapat meliputi daerah seluas sekitar 185 km x 185
km. Citra landsat merupakan citra yang dihasilkan dari beberapa spektrum dengan
panjang gelombang yang berbeda, yaitu :
1. Saluran 4 dengan panjang gelombang 0,5-0,6 m pada daerah spektrum biru,
baik untuk menditeksi muatan sedimen ditubuh perairan, gosong, endapan
suspensi dan terumbu.
2. Saluran 5 dengan panjang gelombang 0,6-0,7 m pada daerah spektrum hijau,
baik untuk mendeteksi vegetasi, budaya, dll.
3. Saluran 6 dengan panjang gelombang 0,7-0,8 m pada daerah spektrum merah,
baik untuk mendeteksi relief permukaan bumi, batas air dan dataran.
4. Saluran 7 dengan panjang gelombang 0,8-1,1 pada daerah spektrum infra
merah, yang lebih kecil untuk mendeteksi relief permukaan bumi bila
dibandingkan dengan saluran
47

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

47

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

47

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

47

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

47

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

5. Warna pada citra merupakan nilai refleksi dari vegetasi, tubuh perairan, dan
atau tubuh batuan permukaan bumi. Oleh karena itu, interpretasi geologi
melalui citra landsat lebih di dasarkan pada perbedaan nilai refleksi tersebut.
VI.3 Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang digunakan dalam penafsiran citra landsat adalah :
1. Citra landsat warna majemuk lembar Jawa Tengah
2. Peta Geologi lembar Jawa Tengah
3. Transparansi
4. Kapas, aceton dan cellotype
5. Spidol OHP
6. Kaca pembesar
7. Penggaris

48

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

48

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

48

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

48

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

48

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

VI.4 TUGAS MINGGUAN DAN RESUME

49

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

49

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

49

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

49

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

49

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

50

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

50

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

50

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

50

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

50

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010


LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010
LaporanResmi Geologi Citra Penginderaan Jauh 2010

BAB VII
LAPORAN ESKURSI

51

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

51

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

51

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

51

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

51

Nama : Agnes Mei Sita


NIM : 111 070 043
Plug 3

Anda mungkin juga menyukai