Laporan Lola'Erz GCPJ Fixxxxxxxxxxxxxx
Laporan Lola'Erz GCPJ Fixxxxxxxxxxxxxx
BAB I
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
I . 1 Maksud Dan Tujuan
1. Mengetahui seluruh bagian, fungsi dan cara kerja dari stereoskop cermin.
2. Mengetahui makna tanda tanda atau keterangan pada foto udara.
3. Mampu mendapatkan pandangan tiga dimensi secara benar.
I . 2 Bahan Dan Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
I . 3 Dasar Teori
PENGAMATAN STEREOSKOPIK
1
TEORI STEREOSKOPIK
Pengamatan stereoskopik dimaksudkan untuk melihat kesan kedalaman
dan dapat dilakukan apabila kekuatan mata kanan dan kiri pengamat kurang lebih
sama. Pelaksananaannya dengan akomodasi dan konversi mata, yaitu mata kiri
melihat obyekpada foto kiri dan mata kanan melihat obyek foto kanan. Kedua foto
secara psikologik dilebur menjadi satu atau mengalami fusi, sehingga kita dapat
melihat kesan kedalaman, tiap obyek mempunyai kedalaman berbeda (kesan tiga
dimensi).
Obyek yang tergambar pada foto udara adalah dua dimensional, sedagkan
mekanisme timbulnya gambaran tiga dimensional dari foto udara yang
bertampalan.
Di daerah tumpangsusun terdapat menara yang tergambar pada dua foto
udara, dari dua gambar ini ditimbulkan satu gambaran tiga dimensional.
PERSYARATAN PENGAMATAN STEREOSKOPIK
Menurut Ligterink (1972, dalam Sutanto, 1989) persyaratan utama
pengamatan stereoskopik adalah :
1. Pasangan foto udara harus menggambarkan sebagian daerah yang sama
(bertampalan)
3
2. Sumbu kamera pada saat pemotretan kurang lebih terletak pada bagian
yang tegak (vertical)
3. Perbandingan jarak dasar udara dan tinggi terbang mempunyai harga
tertentu, yaitu sekitar 0,25.
4. Skala foto yang berpasdangan harus seragam, perbedaan skala hingga 15%
masih dapat digunakan, akan tetapi tidak boleh lebih dari 5%.
Selain persyaratan di atas, penyetelan harus benar, yaitu :
1. Basis foto kanan terletak dalam satu baris
2. Satu titik pada foto kiri dan foto terpisah sejauh basis stereo, yaitu 24 26
cm
3. Mata kiri melihat foto sebelah kiri dan mata kanan melihat foto sebelah
kanan, bila terjadi sebaliknya, maka relief yang nampak akan terbalik,
lembah tampak tinggi dan bukit tampak rendah, model demikian disebut
stereo pseudoscopic.
TANDA TANDA ATAU KETERANGAN PADA FOTO UDARA
Foto udara ukuran baku umumnya berukuran 23 x 23 cm. Pada bagian tepi
foto udara ada tiga keterangan penting, yaitu :
4
1. Tanda fidusial : tanda yang terletak di setiap sudut atau bagian tengah garis
tepi foto, jumlahnya dapat empat atau delapan. Perpotongan dua garis
yang masing masing ditarik dari dua tanda fidusial yang berhadapan
adalah titik tengah foto (principal point).
2. Seri nomor, seri nomor yang lengkap terdiri dari nomor registrasi, nama
daerah yang dipotret, tanggal pemotretan, jalur terbang dan nomor foto.
Nomor registrasi diperlukan untuk pengarsipan, pemngambilan kembali
dan pemesanan bagi yang memerlukan. Tanggal pemotretan menunjukkan
kondisi lapangan pada saat pemotretan, juga diperlukan untuk monitoring
(multi temporal). Nomor jalur terbang untuk menyusun mosaik, mencari
pasangan stereoskopik dan penyimpanan foto. Contoh nomor foto
udaraVII/316/Wonogiri/XIV-25, artinya :
3. Tanda tepi
Tanda tepi terletak pada salah satu sisi foto, yaitu tepi sebelah kiri atau tepi
kanan, umumnya tanda tepi kiri dan terdiri dari empat buah tanda, yaitu :
Tanda yang paling atas berupa level atau nivo untuk menunjukkan
apakah foto udara tersebut vertical, kalau benar-benar vertical
maka gelembung udara pada tanda itu konsentris terhadap tanda
lingkaran yang ada pada level.
Tanda
jam
menunjukkan
waktu
pemotretan,
dapat
untuk
Pada setiap foto udara ada keterangan tentang daerah yang dipotret,
jenis kamera yang digunakan , jenis film, tinggi terbang dan
skalanya. Sekiranya dapat diperoleh keterangan ini berdasarkan
tanda tepi tersebut, dapat pula dihitung skalanya dan diketahui
orientasi atau arah mata anginnya berdasarkan pada arah bayangan
yang ada dalam foto tersebut.
BAB II
FOTOGRAFIMETRI
I I. 1 Maksud Dan Tujuan
Maksud percobaan adalah melakukan interpretasi citra foto dan citra
lainnya.
Tujuan dari pelaksanaan praktikum acara fotografimetri :
1. Mampu melakukan pengukuran dan perhitungan paralak, baik secara
monoskopik maupun stereoskopik.
2. Mampu melakukan perhitungan beda tinggi.
9
I I. 3 Dasar Teori
Skala Foto Udara Vertikal
Skala foto udara merupakan perbandingan antara jarak foto udara
dengan jarak sebenarnya di lapangan. Skala foto sangat diperlukan untuk
menentukan ukuran obyek maupun untuk mengenalinya.
10
10
10
10
10
11
11
11
11
3. Membandingkan jarak pada foto terhadap jarak pada peta yang telah
diketahui skalanya.
Df
1
Pf
Dp
Pp
Dp
Df
Pf = Pp
Pf
atau Pf x Df = Dp x Pp
Dp
xPp
= Df
12
12
12
12
12
foto pada sepasang foto udara adalah rata-rata dari hasil pengukuran dua basis
foto tersebut.
b1 b2
2
B=
Keterangan : B = basis foto
b1 = basis foto 1
b2 = basis foto 2
Metode Stereoskopik
Pengukuran paralak dapat dilakukan dengan menggunakan batang paralak.
Yang terdiri dari dua batang kaca yang diberi tanda apung yang masing-masing
batang kaca tersebut dipasang pada batang paralak sehingga batang paralak dapat
diatur jaraknya.
Kaca diletakkan pada titik yang akan diukur paralaknya pada foto kiri dan
pada foto sebelah kanan diletakkan plat kaca tersebut tanpa mengamati pada
stereoskop, kemudian barulah diamati dengan stereoskop sehingga kedua titik
apung lebar menjadi satu dan menempel pada titik yang diukur paralaknya.
Beda tinggi antara dua titik yang tergambar pada tampalan foto dapat
diukur berdasarkan beda paralaknya.
Paralak suatu titik dapat diukur dan dinyatakan dengan :
13
13
13
13
13
p.H
h= b p
b.h
p= H h
atau
H'
p
h= b
14
14
14
14
14
15
15
15
15
16
16
16
16
16
17
17
17
17
17
18
18
18
18
18
BAB III
INTERPRETASI POLA PENGALIRAN DAN
BENTUK LAHAN
19
19
19
19
19
20
20
20
20
21
21
21
21
22
22
22
22
6. Multi-Basinal
Pola ini digunakan untuk semua bentuk depresi yang belum diketahui
genesanya secara pasti. Pendekatan pola ini dapat dilakukan dengan
mengamati :
a. Adanya depresi bentuk lubang-lubang yang sempit, melingkar, bentuk
kolam yang memanjang, luas, dalam atau tidak teratur.
b. Beberapa depresi yang memanjang secara garis lurus.
c. Aliran-aliran yang tersebar dan kadang menghilang lalu muncul kembali
pada daerah karst.
7. Contorted
Pola ini dibedakaan dari recueved trellis pada polanya kurang teratur,
pungguan dan lembah tidak menerus, dan umumnya pada daerah yang tidak
luas. Aliran sungai utama membalik dan merupakan sungai dubsekuen.
Interpretasi Geomorfologi
Interpretasi adalah menafsirkan sesuatu dibalik fakta (sesuatu yang tampak
atau dapat dilihat), sehingga interpretasi merupakan suatu dugaan ilmiah karena
berdasarkan fakta dan dapat dipertanggungjawabkan.
23
23
23
23
23
Defenisi Geomorfologi menurut A.K. Lobeck, 1939 adalah tetang study bentuk
lahan.
Menurut Worcester, 1939 Geomorfologi adalah deskripsi dan penafsiran
genetis dan bentuk-bentuk relief bumi, mencakup bentuk relief didaratan
dan dibawah permukaan laut.
Menurut Thornbury, 1955 Geomorfologi adalah ilmu pengetahuan tentang
bentuk lahan.
Menurut
Van
menguraikan
Zuidam,
bentuk
1979
lahan
Geomorfologi
dan
proses
adalah
yang
study
yang
mempengaruhi
24
24
24
24
2. Empat aspek kajian, yaitu bentuk lahan, proses, genesa, dan lingkungan
(merupakan sintesis dari konsep-konsep sebelumnya).
Aspek-aspek Geomorfologi :
Penjabaran terhadap aspek-aspek Geomorfologi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Studi mengenai bentuklahan, atau disebut dengan morfologi adalah
mempelajari relief secara umum yang meliputi aspek :
a. Morfografi : Aspek-aspek yang bersifat pemerian suatu daerah, antara
teras sungai, beting pantai, dataran aluvial, atau lembah, bukit,
punggunan, pegunungan dll.
b. Morfometri: Aspek-aspek kuantitatif dari suatu daerah, seperti
kemiringan lereng, bentuk lereng, ketinggian , beda relief, bentuk
lembah, tingkat erosi, atau pola pengaliran.
2. Study mengenai proses Geomorfologi, yakni proses yang mengakibatkan
perubahan bentuklahan dalam waktu pendek serta proses terjadinya bentuk
lahan yang mencakup morfogenesa, yaitu mencakup aspek :
a. Morfo-struktur pasif: meliputi litologi dan berhubungan dengan
pelapukan.
b. Morfo-struktur aktif: berupa tenaga endogen dan struktur geologi
25
25
25
25
25
atau
morfo-kronologi,
yaitu
menentukan
dan
memerikan
bentuklahan dan proses yang mempengaruhinya dari segi umur relatif atau
umur mutlak.
4. Geomorfologi yang mempelajari hubungannya dengan lingkungan, study
ini mempelajari hubungan antara bentuk lahan dengan unsur-unsur bentuk
lahan seperti batuan, struktur geologi, tanah, air, vegetasi, dan penggunaan
lahan.
III.3 Langkah kerja
Interpretasi Pola Pengaliran
1. Peta dibuat tiga dimensi
2. Mengambarkan dengan spidol biru :
a. Aliran sungai secara lengkap, baik sungai aliran airnya jelas, sungai yang
tertutup vegetasi, lembah atau alurnya.
b. Seluruh tubuh perairan seperti danau, rawa, lokva dll
26
26
26
26
26
jarak antara
pengalirannya,
kemudian
menafsirkan
struktur
geologi
tekstur
yang
mempengaruhinya.
5. Mengamati apakah sungai mengalir diatas endapan alluvial atau diatas batuan
lalu tentukan jenis sungai berdasarkan tempat mengalirannya, apakah aluvial
steam atau bed rock stream. Kemudian menafsirkan proses geomorfologi yang
berlangsung.
6. Kemudian mengontrol mengamati struktur geologi yang mengontrol daerah
tersebut.
Interpretasi Geomorfologi
1. Foto udara pankromatik hitam putoh berskala 1 : 30.000
2. Transparasi, Penghapus OHP, dan celotip.
3. Stereoskop cermin.
4. OHP (spidol) ukuran fine ; merah, hitam dan biru serta hijau.
5. Pengaris dan bujur derajat.
27
27
27
27
27
28
28
28
28
28
29
29
29
29
29
30
30
30
30
30
BAB IV
INTERPRETASI LITOLOGI, STRUKTUR
GEOLOGI, DAN STATIGRAFI
IV.1 Maksud dan Tujuan
Mampu menafsirkan berbagai jenis batuandengan menggunakan foto udara
berdasarkan ciri-ciri yang dapat dikenali dan mampu melakukan :
1. Interpretasi sedimen klasyik berbutir kasar dan halus.
2. Intepretasi batuan karbonat.
31
31
31
31
31
32
32
32
32
Batuan Sedimen.
Untuk kepentingan interpretasi foto udara, maka batuan sedimen dapat dibagi
menjadi :
1. Batuan sedimen klastik berbutir kasar.
2. Batuan sedimen klastik berbutir halus.
3. Batuan sedimen karbonat.
4. Batuan sedimen berlapis horisontal.
5. Batuan sedimen berlapis miring/ terlipat.
Batuan Beku
Dibagi menjadi :
1. Batuan Beku Ekstrusif
Berasosiasi dengan bentuk lahan gunung berapi : aliran lava, kerucut lava
atau abu,kawah,maar, dataran tufa,volkanik neck, dan dyke.
2. Batuan Beku Intrsif
Batuan beku yang disebabkan oleh sifatnya yang homogen, sihingga akan
nampak masif dan tanpa banding seperti pada batuan sedimen dan
malihan.
Batuan Metamorf.
33
33
33
33
33
Mengidentifikaasikan batuan metamorf dari foto udara bukanlah hal yang tidak
mudah, karena tidak dapat dikenali berdasarkan bidang perlapisan dan strukttur
perlapisan seperti pada batuan sedimen. Tetapi pada batuan metamorf lebih
mengenal strukttur kelurusan karena adanya foliasi.
INTERPRETASI STRATIGRAFI
Intepretasi stratigrafi dari citra bersifat sangat terbatas , yaitu menentukan
hubungan relatif dari satuan-satuyan batua n berdasarkan pola sebaran dan
hibungan kontak kedudukan dari satyan-satuan batuan tersebut.
Hubungan selaras
\adalah proses pengendapan yang berlangsung menerus tanpa adanya gangguan
(deformasi tektonik), Pada citra dikenali denganpola sebaran satuan-satuan batuan
yang menerus ddan pola kedudukan yang sama atau hampir sama.
Hubungan tidak selaras
Adalah proses pengendapan yang tidak menerus akibat adanya gangguan
(deformasi tektonik) , yaitu proses pengangkatan , perlipatan , pensesaran, dan
kadang kadang disertai dengan intrusi.Ditan dai dengan adanya lapisan batuan
berinteraksi dengan atmosfer dan proses erosi ekerja pada lappisan batuan
tersebut.
34
34
34
34
34
STRUKTUR GEOLOGI
Dalam interpretasi struktur geologi dari foto udara, maka aspek pola pengaliran,
bentulahan,perlapisan batuan memegang peranan yang penting. Umumnya bentuk
lahan suatu daerah dikendalikan oleh jenis batuan di daerah tersebut dan juga
struktur geologi yang ada.
Jika hubungan antara struktur geologi dan karakteristik morfologi tidak jelas,
maka untuk menafsirkan struktur geologi digunakan pendekatan berdasarkan
analisis pola pengaliran dan geomorphologi yaitu ;
1. Analisis pola pengaliran, penyimpangan aliran, dan tekstur pengaliran.
2. Perubahan pola punggungan, lembah, atau sudut lereng secara tiba-tiba.
3. Perbedaan kedudukan lapisan yang dapat dengan mudah dikenali pada batuan
sedimen berlapis.
4. Perbedaan resistensi atau bentulahan secara tiba-tiba dan memperlihatkan
kelurusan.
5. Perubahan rona yang kontras, tumbuhan yang khusus, atau penggunaan lahan.
Lapisan horisontal
Pola sebaran bidang perlapisan (bidang kontak) dikendalikan oleh topografinya,
yaitu sejajar dengan elevasi.
35
35
35
35
35
Lapisan vertikal
Pola singkapan batuan tidak dikontrol oleh topografi, tetapi lurus memotong bukit
dan lembah, arahnya ditentukan oleh jurus bidang perlapisan. Pada foto udara
dikenal dari pola pengaliran trellis.
Lapisan miring
Pola singkapan ditentukan oleh topografi dan kedudukan lapisan batuan, dan
sebarannya mengikuti hukum V.
Struktur kekar
Karakteristik kekar pada foto udara memperlihatkan pola lurus (kelurusan) pada
jarak yang pendek-pendek, misal aliran sungai yang lurus, jalur vegetasi yang
lurus, atau perbedaan rona yang lurus.
Sesar
Sesar akan mudah dikenali apabila mempunyai efek morfologi yang nyata seperti
adanya kelurusan yang merupakan kenampakkan khas, alihan (offset), loncatan
(gap), berakhirnya secara mendadak suatu lapisan dan kedudukan perlapisan,
terbentuk gawir sesar, vegetasi yang rapat, atau penjajaran mata air.
36
36
36
36
36
Lipatan
Pada daerah lipatan memperlihatkan hubungan yang nyata antara bentuk topografi
dan struktur lipatannya.
IV. 3 Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam interpretasi adalah :
1. Foto udara pankromayik hitam putih, skala 1 : 30.000
2. Transparasi.
3. Aceton, kapas ,dan celotipe.
4. Stereoskope cermin.
5. OHP marker(spidol), ukuran fine warna hijau, merah,biru.
6. Penggaris an busur derajat.
IV. 4 Tahapan Intepretasi
1. Persiapan bahan daan alat intepretasi dengan jalan :
a. Tentukan titik tengah dan kontrol hingga berhimpit dan
memperlihatkan kenampakan tiga dimensi , kemudian dicelotipe
agar posisi foto udara tetap, lalu ditutupi dengan plastik
transparasi.
37
37
37
37
37
dengan
memperhatikan
karakteristik
unsur-unsur
38
38
38
38
38
39
39
39
39
39
40
40
40
40
40
BAB V
INTERPRETASI CITRA RADAR
41
41
41
41
41
42
42
42
42
topografi
menonjol
sedangkan
batuan
lemah
akan
43
43
43
43
44
44
44
44
44
45
45
45
45
45
BAB VI
INTERPRETASI CITRA LANDSAT
VI.1 Maksud dan Tujuan
1. Mengenal dan
46
46
46
46
47
47
47
47
5. Warna pada citra merupakan nilai refleksi dari vegetasi, tubuh perairan, dan
atau tubuh batuan permukaan bumi. Oleh karena itu, interpretasi geologi
melalui citra landsat lebih di dasarkan pada perbedaan nilai refleksi tersebut.
VI.3 Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang digunakan dalam penafsiran citra landsat adalah :
1. Citra landsat warna majemuk lembar Jawa Tengah
2. Peta Geologi lembar Jawa Tengah
3. Transparansi
4. Kapas, aceton dan cellotype
5. Spidol OHP
6. Kaca pembesar
7. Penggaris
48
48
48
48
48
49
49
49
49
49
50
50
50
50
50
BAB VII
LAPORAN ESKURSI
51
51
51
51
51