PROSES PRODUKSI
2.1 Rangkaian Proses Produksi
Proses pembuatan pupuk phonska secara umum merupakan liquid
base, yang dapat diartikan sebagai proses basah. Proses produksi pupuk
phonska
mengunakan
proses
yang
mengabungkan
antara
proses
43
44
: Material Padat
: Gas dust
45
a. Bahan Baku Padat
KCl dengan konsentrasi 60 % minimum, kadar air 1%, ukuran granul 0,5-1,2 mm
(90% minimum), bulk density 1300 kg/m3 dan Organic matter 200 ppm
maksimum.
Urea dengan kadar N 46 % dari berat total N minimum, kadar air maksimal 0,5 %,
bulk density 800 kg/3 dan ukuran granul 0,5-2 mm (1,5 mm maksimum).
ZA dengan kadar N 21% dari berat total N minimum, ukuran granul 0,5-1,2 mm
kg/cm2.
c. Bahan Baku Penunjang
Filler
Dolomite
Pigmen Powder
Coating Oil
Bahan baku padat ditransportasikan dari gudang penyimpanan ke
pabrik dengan berbagai cara. Umumnya dilakukan dengan bantuan
system conveyor mengunakan belt dan elevator. Untuk beberapa jenis
bahan baku, seperti magnesium yang berupa dolomite dan kieserite,
digunakan system transportasi pneumatic yang memanfaatkan udara
terkompresi.
Pupuk urea, pupuk ZA, dan KCL dan dapat ditransformasikan ke
dalam hopper kecil dengan mengunakan payloader. Hopper
akan
46
diletakkan diatas diatas belt conveyor yang kemudian akan memindahkan
bahan ke bucket elevator didekat gudang penyimpanan. Dari gudang
penyimpanan, bahan akan ditransportasikan kepabrik mengunakan belt
conveyor kedua. Didalam pabrik Phonska I, bahan baku akan ditransferkan
ke belt conveyor 09-M-101 yang dilengkapi dengan diverter 09-V-101
A/B/C. Diverter berfungsi untuk membagi bahan baku sama rata ke dua
bak penampung (bin), yaitu 09-D-101/2/3/4.
Tiga bin (09-D-101/2/3/4) dengan kapasitas besar, yaitu 55 m 3,
digunakan untuk menyimpan bahan baku berupa pupuk urea, pupuk ZA,
KCL, dan filler. Jika dibutuhkan bahan penunjang dolomite dan kieserite,
bahan tersebut dimasukkan kedalam bin 09-D-103 dengan system
transpormasi pneumatic. Bin keempat (09-D-104) digunakan untuk
menampung spillage, bahan baku yang tumpah selama transpormasi
dengan conveyor, untuk digunakan sebagai bahan baku cadangan.
Seluruh bak penampungan (09-D-101/2/3/4) dilengkapi dengan 4
buah binblaster (09-BP-101/2/3/4) atau disebutkan juga dengan
air
knocker, yang bekerja dengan bantuan plant air. Big blaster berfungsi
untuk mencegah terjadinya gumpalan dan akumulasi bahan baku didalam
bin. Gumpalan bahan baku dapat menyebabkan penyumbatan pada
outlet bin yang akan menyebabkan terhambatnya proses produksi.
Karena seluruh bahan baku yang masuk ke
maka dihasilkan emisi debu. Untuk itu digunakan filter untuk menyaring
debu, yang dipasang pada bagian atas setiap bin.
47
Pada bagian bawah masing-masing bin, terdapat pintu keluar
manual SR-101/2/3/4 yang dapat digunakan untuk mengisolasi aliran
bahan keluar jika terjadi kelebihan aliran masuk bahan baku.
Bin dilengkapi dengan indicator, yang memantau ketinggian bahan
baku didalam bin. Bila ketinggian bahan baku didalam bin tinggi high
level swich
pengumpanan
bahan
baku
control room
yang
berhubungan
interlock, operator
dengan
gudang
bekerja
sehingga
operator
dapat
dengan
cepat
mengatasi
penyumbatan.
Bahan baku yang keluar dari bin kemudian akvan ditransfer belt
conveyor (09-M-102/3/4/5) untuk disalurkan kedalam pug mill. Pengontrol
umpan pada
Selain itu,
penambahan bahan baku cair dan gas, seperti asam sulfat (H 2SO4),
steam, dan ammonia untuk meningkatkan produktivitas unit granulator.
Penambahan asam sulfat dilakukan melalui Sparger merupakan suatu alat
dengan fungsi yang mirip nozzle, yaitu untuk menyemprot larutan atau
48
gas. Untuk membantu proses pengadukan, digunakan plant air. System
injeksi ammonia kedalam pug mill dapat diberihkan
dengan steam
sisa
steam
yang
kemudian
dapat
menimbulkan
karat
(scalling).
Bahan recycle merupakan pupuk yang telah melewati proses-proses
produksi fan diameternya tidak memenuhi standar, yaitu pupuk yang
melebihi diameter standart ( over size) atau dibawah diameter standar
( under size). Sebelum disalurkan ke pug mill, pupuk over size terlebih
dulu akan dilewati melalui
under size akan disalurkan ke pug mill melalui recyle conveyor 09-M120.
Proses yang terjadi ndidalam pug mill dapat juga disebut dengan
pre-mixing, yaitu yang bertujuan untuk mendapatkan campuran yang
homogeny sehingga dapat membuat proses
pug mill
49
Penyiapan slurry dilakukan didalam tangki pre-neutralizer 09-R-103.
Didalam tangki, terjadi pencampuran atau mixing berbagai jenis senyawa,
antara lain.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Agar pencampuran dapat terjadi dengan sempurna, tangki preneutralizer dilengkapi dengan shaft. Didalam tangki, akan terjadi reaksi
netralisasi antara H3PO4 dan NH3 seperti reaksi berikut ini.
H3PO4+ NH3
NH4.H2PO4
NH3+ NH4.H2PO4
(NH4)2.H2PO4
gas
ammonia,
diperlukan
pengontrolan
dilakukan
melalui
50
penambahan asam sulfat yang akan mengikat gas NH 3 seperti reaksi
dibawah ini.
H2SO4(l) + 2NH3(g)
(NH4)2SO4(l)
51
diperlukan untuk menghasilkan produk pupuk Phonska dengan kandungan urea yang tinggi
komposisi N, P, dan K yang sesuai. Agar amoniak yang diinjeksikan tetap berupa cairan,
maka tekanan amoniak cair harus berada 3-4 kg/cm2 diatas kesetimbangan. Berikut ini adalah
table yang menunjukkan keseimbangan amoniak terhadap temperature, yang dapat digunakan
untuk mempermudah operator control room mengatur tekanan masukan ammonia.
Tabel 2. 1 kesetimbangan Amonia Terhadap Temperatur
Temperature (C) Tekanan (kg/cm2) Temperature (C) Tekanan (kg/cm2)
-33
0,00
4,03
-21
1,41
4,45
-8
2,11
4,85
-6
2,40
10
5,30
-4
2,70
14
6,18
-2
3,06
20
7,74
3,37
30
10,89
3,61
40
14,85
yang dibutuhkan.
Memperoleh hasil granulasi dengan hasil yang diinginkan.
Meminimalkan produk yang harus di-recycle
Meminimalkan konsumsi bahan bakar.
Memudahkan pengoperasian aliran bahan baku di control room. Jika
terjadi perubahan debit pada salah satu bahan masukan, maka
operator harus melakukan pengaturan ulang terhadap unit yang
lain.
Untuk
mempermudah
pengoperasian
dan
meminimalkan
52
kesalahan, maka sebaiknya masukan asam fosfat dijaga agar
konstan.
Aliran bahan yang masuk kedalam granulator berlangsung secara
kontinyu atau terus menerus. Bahan-bahan yang masuk akan disemprot
dengan amonia cair dan asam sulfat dengan tekanan tinggi. Didalam
granulator
terjadi
gerakan
rotasi
yang
membuat
bubuk
material
(NH4)2HPO4
kedalam
grizzly
yang
akan
bergerak
berputar
dan
53
Padatan yang keluar dari granulator akan memiliki kandungan air
normal sekitar 2-3%. Untuk mengurangi kadar air sampai kandungan
sekitar 1-1,5%, padatan ditransfer kedalam dryer 09-M-110 secara
gravitasi. Chute atau lintasan yang menghubungkan antara dryer dan
granulator harus dipasang dengan kemiringan atau slope sekitar 70%
agar tidak terjadi penumpukan produk pada dinding. Gas yang terbentuk
didalam granulator, berupa amonia, fluor, dan partikulat, disedot oleh prescrubber 09-T-103 untuk disisihkan dari aliran gas agar dapat digunakan
lagi dan agar aliran gas yang dilepas ke lingkungan tidak mencemari
udara.
2.1.4 Pengeringan, Pemilihan, dan Penggilingan Produk
Produk
yang
disalurkan
kealam
dryer
drum
09-M-110
akan
54
Dryer juga dilengkapi dengan grizzly atau pemisah bongkahan yang
berfungsi untuk menghancurkan gumpalan yang dapat menyumbat aliran
produk yang akan keluar dari dryer menuju elevator 09-M-112. Jika ada
gumpalan, grizzly akan mengangkat dan membuangnya kedalam hopper
untuk diumpankan kedalam lump crusher 09-Q-102. Gumpalan yang telah
dihancurkan akan keluar dan bergabung pada conveyor 09-M-111 dengan
keluaran produk dari dryer. Belt conveyor dilengkapi dengan pemisah
magnetik untuk memisahkan material besi yang terikut terbawa dalam
produk. Material tersebut dapat merusak creen atau crusher. Dari
conveyor 09-M-111, produk ditransfer ke exit dryer elevator 09-M-112
yang akan membawa produk ke penyaring 09-F-101A/B/C melalui screen
feeder 09-M-113A/B/C.
Diatas exit dryer elevator dan screen feeder, terdapat recycle by
pass diverter 09-V-102 yang dioperasikan secara manual. Alat ini
digunakan apabila dilakukan pengosongan sebagian atau seluruh unit
dalam waktu singkat. Diverter yang diaktifkan akan membuat produk
jatuh kedalam sebuah penampung berkapasitas kecil. Produk yang
ditampung dapat diumpankan kembali kedalam proses atau dikirim
kembali kegudang penyimpanan.
Screen
feeder
pertama,
09-M-113A/B/C
berfungsi
untuk
karena
efisiensinya
yang
tinggi
dan
kemudahan
dalam
55
granul agar mendapat ukuran yang sesuai dengan spesifikasi, yaitu
sekitar 2-4mm.
Produk dengan ukuran yang sesuai (on size), dari penyaring 09-F101A/B/C akan ditransfer lengsung ke small recycle granulator bin 09-D112.
Produk
oversize
akan
jatuh
secara
gravitasi
kedalam
bak
untuk
menampung
beban
yang
cukup
besar
dengan
yang
menuju
crusher
secara
bergantian.
Penggantian
jalur
56
beda, yang dikontrol dari control room. Kecepatan motor bergantung pada
set point product extractor weigher WQ-119.
Sisa produk yang beukuran standar biasanya akan berlebih dan
dikembalikan ke recycle belt conveyor 09-M-120 melalui hopper 09-D-112.
Recycle belt conveyor dioperasikan dengan kecepatan rendah dan harus
mendapat perhatian khusus karena kemungkinan untuk terbuangnya
produk karena jatuh atau menjadi emisi sangat besar. Untuk itu conveyor
harus dilengkapi dengan penutup.
Recycle conveyor memiliki fungsi untuk mengumpulan bahan-bahan
berikut.
1.
2.
3.
4.
digunakan
mirip
dengan
screen
yang
digunakan
pada
unit
57
sebelumnya, dan dilengkapi dengan screen feeder 09-M-115. Butiranbutiran halus yang tertahan akan dikembalikan ke proses danm digabung
dengan aliran recyle.
Pupuk Phonska memiliki kelembapan relatif kritis (CRH) sekitar 55%
pada
temperatur
30C
(kelembapan
semakin
berkurang
dengan
pemanas
udara
untuk
meningkatkan
temperatur
udara
(coating
powder),
sesuai
dengan
spesifikasi
pupuk
yang
58
metering pump 09-P-109, sedangkan coating powder yang berupa silika
diumpan menggunakan screw dosing feeder 09-M-124.
Coating oil disimpan didalam tangki coalting oil 09-TK-103 yang diisi
langsung dari truk atau barrel dengan pompa portable. Sedangkan
coating powder disimpan didalam bin 09-D-105 yang dilengkapi dengan
bottom activator dengan sistem pneumatic.
Didalam coating drum, juga dilakukan penambahan pewarna atau
pigmen merah untuk membuat produk berwarna seperti merah bata.
Warna kemerahan ini merupakan salah satu ciri Pupuk Phonska. Untuk
menambah sifat anti-chacking pada produk, kedalah salah satu coating
agent ditambahkan senyawa teraminasi yang berfungsi untuk memberi
daya tahan ekstra terhadap penyerapan air. Produk yang coater drum
akan ditransfer dengan final belt conveyor 09-M-118 menuju area bagging
(pengemasan) maupun gudang penyimpanan akhir. Conveyor 09-M-118
juga dilengkapi dengan timbangan produk akhir WQ-107 dan pengambil
sampel produk otomatis 09-SP-101. Sampel akan diambil secara berkala
dan akan dianalisa oleh laboratorium pabrik II untuk memastikan bahwa
produk sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Hasil analisis kemudian
akan dikirim ke control room, agar operator dapat mengetahui langkah
yang harus diambil pada proses produksi selanjutnya jika ternyata hasil
produksi tidak sesuai spesifikasi yang diinginkan.
2.1.6 Penyerapan Gas (Gas Scrubbing)
59
pabrik dilengkapi dengan sistem scrubbing dan peralatan dedusting
dengan tujuan membersihkan gas buang dan menangkap unsur hara
untuk di daur ulang. Sistem scrubbing ini terdiri dari tiga tahap :
2.1.6.1 Tahap Pencucian Pertama
Pencucian pertama menggunakan alat yang dinamakan Ganulator
pre scrubber 09-T-103, untuk mencuci gas yang mengalir dari granulator
09-M-109. Granulator pre scrubber terdiri dari ventury scrubber dengan
beda tekanan rendah dan cyclonic tower. Alat ini dilengkapi sprayer pada
pipa sebelum memasuki scrubber dengan tujuan untuk menjaga pipa
tetap bersih. Sisi dasar cyclone tower merupakan tangki penampung
larutan dan disirkulasikan menggunakan pompa 09-P-103A/B/C.
2.1.6.2 Pencucian Tahap Kedua
Pencucian tahap kedua termasuk tiga unit ventury scrubber dengan
modifikasi sprayer untuk memperbaiki efisiensi. Alat yang digunakan
adalah :
1. Dryer Scrubber 09-T-101, untuk mencuci gas yang berasal dari dryer
60
2.1.6.3 Tahap Pencucian Ketiga
Alat yang dipakai pada tahap pencucian ketiga adalah tail gas
scrubber 09-T-104, yang digunakan untuk mencuci gas yang berasal dari 2
sistem scrubber yang berasal dari rotary drum cooler. Scrubber ini
mempunyai 2 tahap pencucian, pertama pada posisi saluran tegak tempat
gas masuk dan kedua pada bagian mendatar. Sirkulasi larutan pencucian
dilakukan dengan pompa 09-P-104 A/B yang sekaligus berguna untuk
mentransfer sebagian larutan ke 09-TK-102.
2.1.6.4 Pencucian tahap ke empat
Tahap pencucian keempat dialakukan untuk memenuhi ketentuan emisi gas buang.
Tahap ini dilakukan menggunaka tower scrubber 09-T-105 yang dilengkapi pompa sirkulasi
09-P-105 A/B.
Pada saat sebagian besar amoniak tertangkap di 09-T-103, asam encer lebih banyak
digunakan untuk tahap pencucian kedua dengan tujuan menangkap debu (disamping sisa
amomiak) sehingga emisi flour sangat kecil. Tambahan air ke scrubber vessel 09-TK-102
disuplai dari 09-T-104 dengan pompa 09-P-104 A/B, berupa air yang mengandung sedikit
senyawa sulfat.
Gas yang keluar dari rotary drum cooler akan dicuci didalam tail gas scrubber 09-T104, untuk mengurangi kandungan debu, bersama sama gas dari tahap pencucian kedua,
untuk mengurangi kadar flour didalamnya suplai larutan pencuci, di ambil dari tail gas
scrubber 09-T-105 dengan pompa 09-P-104 A/B, sebagian larutan dari pompa ini masuk ke
scrubber vessel 09-TK-102 untuk dipakai sebagai larutan pencuci di venturi scrubber 09-T101 da 09-T102.
61
Larutan dari tahap pencucian pertama 09-T-103 yang berupa asam agak pekat akan
ditransfer ke reaktor pre netralizer 09-R-103. Didalam vessel tersebut larutan akan bercampur
dengan asam fosfat pekat dari daily tank 09-TK-701 untuk memenuhi kekurangan asam
fosfat yang harus diumpankan ke unit dan tidak digunakan sebelumnya di scrubbing system.
Tumpahan atau overflow dari beberapa tangki atau bekas air untuk pembersih
ditampung di sump tank 09-TK-104 yang akan dikembalikan ke proses dengan pompa 09-P106 (sump pump).
Aliran larutan cairan yang masuk ke unit akan dikontrol dan diukur secara otomatis.
Amoniak diukur menggunakan vortex type flow meter. Transfer larutan antar scrubber diukur
menggunakan magnetic flow meter yang berhubungan dengan lovel control.
Unit granulasi dilengkapi dengan dedusting system untuk mengurangi debu yang
lepas. Alat tersebut dilengkapi sistem injeksi udara panas di tiap titik isapan, untuk mencegah
kondensasi didalam ducting yang dapat menyebabkan lengket dan penumpukan debu.
Peralatan sistem injeksi udara panas terdiri atas fan 09-C-101 dan steam yang dimasukkan ke
heater 09-E-101.
2.2 Utilitas
Utilitas II PT. Petrokimia Gresik adalah unit pendukung proses produksi yang ada di
Departemen Produksi II secara langsung. Tugas pokok Utilitas II adalah menyediakan sarana
penunjang operasional Pabrik II yang meliputi air, listrik, steam, udara tekan untuk
instrumentasi, bahan bakar, penyimpanan bahan baku, pencampuran asam (mix acid), dan
distribusi Ammonia (NH3).
2.2.1 Unit Penyediaan Air
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi industri pupuk dan bahan kimia
lainnya seperti PT. Petrokimia Gresik. Ketersediaan air dan kualitas air harus memenuhi
spesifikasi yang dibutuhkan oleh pabrik agar pabrik ini berjalan dengan lancar.
62
Tangki air TK 951 di unit ini menyimpan air yang dipakai untuk memenuhi semua
kebutuhan air non-proses di pabrik II, seperti air minum, kamar mandi atau toilet, air hydrant,
untuk kapal jika sewaktu-waktu minta air, dan lain-lain.
Jenis
Ph
Total hardnes
Turbidity
Kapasitas
: Soft water
: 9-10
: maksimum 100 ppm sebagai CaCO3
: maksimum 3 ppm
: 720 m3/jam
dan dari Water Intake Babat yang mengambil dari aliran Sungai Bengawan Solo yang
berjarak 48 km dengan debit 2.500 m3/jam. Setelah diolah di Babat, air ini dipompa ke
63
Gresik sepanjang 60 km dan didistribusikan dengan pipa berdiameter 28 inchi. Produk dari
Babat berupa hardwater yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan service water dan air
hydrant. Produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Jenis
pH
Total hardnes
Rasidual chlorine
Turbidity
Kapasitas
: hard water
: 7,5 8,5
: maksimum 200 ppm sebagai CaCO3
: 0,4 1 ppm
: maksimum 3 ppm
: 2500 m3/jam
64
2.2.2
65
untuk menggerakkan motor kecil, tegangan 220 V untuk lampu penerangan dan tegangan
110 V untuk peralatan instrument.
3. Unit Batu Bara (UBB)
Utilitas memiliki dua buah generator diesel 02.DE931 dan 03.DE931 sebagai
sumber power emergency yang digunakan hanya pada kondisi dimana power dari PLN
dan GTG mengalami gangguan.
2.2.3
steam sendiri untuk memenuhi kebutuhan pabrik II. Hal ini dilakukan
meski
sebenarnya
utilitas
pabrik
II
mempunyai
buah
boiler.
Kedua boiler ini dapat bekerja secara seri maupun paralel sehingga
dapat memenuhi kebutuhan pabrik II. Sistem pengamanan tekanan pada
boiler yang ada di utilitas II adalah :
66
8,2 kg/cm2 ; PSH 917 aktif dan boiler akan trip disertai suara alarm
9,2 kg/cm2 ; PSHH 918 aktif dan boiler akan trip
9,5 kg/cm2 ; PSV 914A aktif
10 10,5 kg/cm2 ; PSV 914B aktif
Air yang akan diumpankan kedalam
Parameter
Blowdown water
Total dissolved water
SiO2
Klorida
Fosfat sebagai Na3PO4
pH
Sulfat
Fe
Feed water boiler
Hidrazin
pH
Total Hardness
Konduktivitas
Klorida
Komposisi
50 (maks)
0,5
2,5
5,1
9,5-9,8
2,5
0
20 (ppb)
7,5-8,5
1,2 ppm (maks dalam CaCO3)
750 us/cm (maks)
0,1
Steam yang dihasilkan oleh sistem boiler pada pabrik phonska termasuk steam
bertekanan rendah. Produk steam berupa saturated steam bertekanan 10 kg/cm2 dan
temperature 1850C. Kapasitas produksi steam pada sistemboiler tersebut adalah 5 ton/jam.
Steam ini kemudian digunakan dalam proses produksi, yaitu pada: dedusting air heater, 1 st
step FBC air heater, 2ndFBC air heater, coating oil heater, pipe reactor, scrubber phosoaric
acid liquor pipe, ammoniation system sparger, dan pug mil.
2.2.4
67
atmosfer
dinaikkan
tekananya
menjadi
kg/cm2
dengan
68
Udara kemudian didinginkan dengan pendingin yang menggunakan
udara. Temperatur turun menjadi 400C dan kondensat di drain. Udara yang
sudah dididnginkan dan kering dimasukkan ke dalam receiver yang
bervolume
10
m3.
Pada
kompressor
ini
dilengkapi
dengan alarm
temperatur tinggi, alarm tekanan tinggi, dan unload pada tekanan tinggi.
Di bagian utilitas II terdapat 8 unit kompresor yaitu:
tingkat
03 C921 DE : kapasitas 1000 Nm3/jam, jenis centrifugal
Udara Instrumen
Tekanan
: 7 kg/cm2
Suhu
: -10 C
Oil
: bebas
Udara pabrik (plant air)
Tekanan
: 4,5 kg/cm2
Suhu
: Ambien/ suhu kamar
Oil
: bebas
69
2.2.5 Unit Penyimpanan Bahan Baku
Dalam membantu berjalannya proses produksi di pabrik II, utilitas II
memiliki unit yang bekerja sebagai tempat penampungan bahan baku
baik itu berasal dari pabrik I atau II maupun yang berasal dari luar PT.
Petrokimia Gresik. Berikut adalah unit-unit yang berfungsi sebagai unit
penampung di utilitas II :
2.2.5.1
System Refrigerant
70
Refrigerant ini digunakan untuk mengubah Ammonia gas menjadi
Ammonia cair kembali dan menghindari naiknya tekanan didalam tangki.
Gas Ammonia dari tangki 11 TK 801 dialirkan ke surge drum. Dari
surgedrum, gas ini di kompresi oleh kompressor 06 MC 801 A/B/C. Di
dalam kompressor dilakukan pendinginan dengan bantuan minyak. Selain
sebagai pendingin minyak juga berfungsi sebagai pelumas pompa dan
pengikat awal Ammonia, Campuran Ammonia dan minyak yang keluar
dari
kompressor
dipisahkan
dalam
extra
oil
separator
06
03
Safety valve
Terdapat tiga buah safety valve. Safety valve pertama akan
Vacum Pressure
Vacuum ini berfungsi untuk menjaga agar tangki kosong.
Incenerator
71
Terdapat dua buah incenerator untuk dua tangki Ammonia. Jika tekanan dalam kedua
tangki naik terus dan semua kompressor tidak dapat menangani, maka Ammonia dialirkan ke
incenerator untuk dibakar pada temperatur 400C dan dibuang ke atmosfer.
-
Evaporator
Drain Sewer
Alat ini merupakan blow down valve yang mengalirkan Ammonia ke aliran
sungai, agar terjadi pengenceran dan mengurangi tekanan. Ammonia cair
kemudian akan di alirkan ke unit-unit berikut: SP 501 dengan temperatur
Ammonia antara -5 sampai 0C, kemudian akan didistribusikan ke pabrik
ZA I, II dan dipasarkan. Pemanasan dilakukan dengan menyiram pipa
Ammonia dengan air biasa. ZA II dapat menerima Ammonia bersuhu
rendah maupun tinggi.
Tabel 2.3 Sistem Pengaman Tangki
Pressure (g/cm2 G)
Sistem Pengaman
75
80
85
72
Unloading valve FV860 akan menutup diikuti
90
alarm
95
100
150
25
PT-860)
Refrigrator baru stop
22-18
pertama
Control valve ke amoniak evaporizer (259kg/h)
akan membuka (PCV-861)
15
pressure 10 g/cm2G,
PVC-861 akan
10
pressure
10
g/cm2G,
XV-853
akan
pressure 15 g/cm2G,
XV-853 akan
73
Low pressure alarm (PIALL-859 yang diambil dari
5
PT-860)
-2
Unit ini menampung Asam Sulfat yang berasal dari pabrik III dalam
satu tangki penampung 12.TK705 berkapasitas 100 m3 dengan dimensi
diameter 5,8 meter dan tinggi shell 4,75 meter. Asam Sulfat dikirim ke
pabrik lainnya, antara lain pabrik RFO dan Phonska dengan mengunakan
pompa 12 P 705 A/B/C/D.
2.2.5.3
Unit ini menampung asam fosfat yang berasal dari pabrik III dan
impor (Maroko, Philipina, dan lain-lain). Tangki ini terbuat dari baja karbon
yang dilapisi dengan karet (rubber). Asam Fosfat ditampung di empat
tangki penyimpanan Asam Fosfat dengan kapasitas masing-masing
sebesar 20.000 ton, yaitu:
dari pabrik III karena Asam Fosfat yang berasal dari pabrik III karena
memiliki kadar solid yang cukup tinggi. Dengan demikian sludge dalam
74
tangki tersebut dapat dibersihkan bergantian tanpa mengganggu atau
menghentikan kegiatan produksi. Unit ini dibantu pompa yang bekerja
mendistribusikan PA ke masing -masing unit produksi. Pompa tersebut
adalah pompa 02.P702 A dan B (ke unit Phonska I, II dan III serta PF ketika
memproduksi TSP) dan pompa 03.P702 A dan B (ke unit Mix Acid)
2.2.5.4
75
b. Pompa alir 03.P702 G dan H dengan kapasitas 130 m3.
c. Heat Exchanger 03.E701 B, C dan D yang berfungsi menurunkan suhu mixed acid
sebelum masuk ke PF I dan PF II.
Berikut adalah standar air yang digunakan dalam proses pencampuran asam :
-
pH
: 7,5 8,5
CaH
: maks 600 ppm
Cl: 0,5 1
PO4
: min 2,8
Total solid : maks 640
Sebelum dikirim ke PF I/II unit 200, suhu mixed acid diturunkan hingga kurang lebih
700C dengan menggunakan heat exchanger.
2.2.6 Unit Penyediaan Bahan Bakar
76
Carbondioksida
Nitrogen
Metana
Etana
Propana
Iso-butana
n-butana
C4+ dan C5+
H2S
Kadar air
Heating value (HV)
Tekanan
:5% mol
:1,59% mol
:85,84 % mol
:3,73% mol
: 2,11% mol
: 0,52%mol
:0,63%mol
: 0,58%mol
:25 ppm
:10 lb/MMCF maksimum (pada 14,7 psia dan600F)
:1,82 btu/scf (pada 14,7 psia dan 600F)
: 300 psig
Suhu
:1480C
Bahan bakar minyak yang dibutuhkan di pabrik Phonska di suplai dari utilitas II.
Spesifikasi bahan bakar minyak :
Jumlah Asam Kuat
:0
Titik Nyala
: 185C
Titik Tuang
: 40 C
Sedimen / Endapan
: 0,008% berat
Spesific Gravit
: 0,8646
: 38,67 sec
Kadar air
: 0,02% volum
: 9270 kcal/g
2.3 Laboratorium
Laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang kelancaran
proses produksi dan menjaga mutu produk. Peran yang lain adalah dalam mengendalikan
pencemaran lingkungan, baik udara maupun limbah cair.
77
Tugas pokok laboratorium adalah melakukan analisa atau kegiatan pemantauan
kualitas terhadap bahan baku yang digunakan, serta pemantauan selama proses produksi
berlangsung.Beberapa tugas laboratorium Pabrik Phonska adalah :
1
Berat Jenis
Semua asam pada tiap aliran diukur berat jenisnya. Temperatur aliran juga
diukur pada waktu yang sama untuk mengoreksi harga berat jenis pada 30 0C.
Pengukuran berat jenis dilakukan menggunakan floating densimeter terhadap sampel
dalam gelas ukur 250-500 cc.
Suhu Padatan
Bahan padatan yang keluar dari drum-drum (pug mill, granulator, cooler dan
dryer), dan produk akhir diukur temperaturnya dengan mengambil contoh 5-10 kg dan
ditempatkan pada kotak yang reprensentatif, kemudian temperatur diukur pada pada
titik-titik yang berbeda (berpindah-pindah) hingga didapat temperatur tertinggi dan
stabil.
pH padatan
Pengukuran dilakukan menggunakan pH meter. Sampel seberat 10 gr
dilarutkan dalam 100 cc air suling kemudian diaduk hingga padatan tersuspensi (atau
dapat juga sampel dihaluskan sebelumnya). Setelah itu larutan diendapkan atau
didiamkan selama 15-20 detik kemudian pH larutan diukur.
78
Pengukuran
pH
tidak
dilakukan
dalam
lingkungan
udara
yang
Peralatan
Fungsi
Atomic Absorption
untuk menentukan
spectrometer
Spectrofotometer
untuk menentukan
kadar P2O5
Peralatan Distilasi
untuk menentukan
(vapodest)
kadar Nitrogen
Peralatan Karl-Fischer
untuk menentukan
kadar H2O
Autoanalyzer
untuk menentukan
komposisi
Screen
untuk menetukan
ukuran produk
Hardnes tester
untuk menentukan
kekerasan produk
pH meter
untuk menentukan pH
agar dapat diuji mol
79
ratio
9
Termometer
10
Lampu UV
untuk menetukan
kualitas coating
11
silinder ukur
2.3.2
prosedur analisa
Produk pupuk phonska I diambil sampel dari pabrik sebanyak empat jam sekali untuk
diujikan di laboratorium. Sampel yang sudah dibawa kelaboratorium di uji dengan beberapa
prosedur untuk mendapatkan kadar kadar unsur N, P dan K.
Mulanya sampel produk tersebut diblender halus yang kemudian di masukkan
kedalam kotak sampel untuk diuji lebih lanjut.
Uraian uji kadar N, P dan K dapat di lihat sebagai beikut :
a. Analisa Nitrogen
Produk yang telah diblender kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak
0,8 gram. Kemudian sampel tersebut didestruksi dengan H2SO4 pekat sebanyak 10 ml dan
ditambahkan sedikit aquades lalu dipanaskan hingga 10 menit.
Setelah itu sampel tadi di tetesi dengan indikator mix (berwarna ungu) yang kemudian
dimasukan kedalam distilat. Sebelum N nya ditarik sampel tadi dicampurkan dulu dengan
NaOH 30% sampe warnanya berubah. Lalu didistilasi sehingga terjadi reaksi sebagai
berikut :
N2 + H2SO4
(NH4)2SO4
Dari hasil reaksi tersebut ditambahkan lagi NaOH sehingga terbentuk reaksi :
(NH4)2SO4 + NaOH
NH3 + H2SO4
80
NH3 di produk akan lepas (menguap). Kemudian H2SO4 dititrasi menggunakan
NaOH 0,25 N sehingga terjadi reaksi :
H2SO4 + NaOH
Na2SO4
Dari hasil titrasi tersebut akan didapatkan data volum NaOH yang kemudian
digunakan untuk menghitung kadar Nirogennya. Perhitunga :
N = ((volume titrasi x NNaOH) (25 x NH2SO4))x14
Berat sampel
(15,050,2561) (250,4994) 14 100%
N
846,0
X 100%
N = 14,28 %
Jadi, kadar N yang didapatkan adalah 14,28 %. Yang seharusnya 15 % namun tidak
akan terlalu bermasalah jika selisih persentasi tidak terlalu banyak.
b. Analisa Fosfat
Produk yang telah diblender kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur sebanyak 1
gram kemudian ditambahkan air lalu ditreatment dengan Ag secukupnya ( 5 ml) dan asam
nitrat sebanyak 6 ml selanjutnya dipanasin hingga volumenya setengah dari volume awal.
Larutan yang telah di treatment dimasukkan kedalam labu ukur 500 ml dengan
ditambah aquadest sampai batas. Kemudian di masukkan magnetik stirad untuk pengadukan.
Kemudian dipanasi 5 menit.
Larutan yang telah dipanaskan kemudian disaring. Dan diambil 25 ml dan 5 ml.
Lanjutnya digunakan molipdalfanadat yang digunakan untuk memberikan warna pada larutan
agar larutannya kompleks dan dapat terbaca oleh spectrofotometer. Sterifikasi alat hanya
menggunakan larutan treatment yang akan digunakan.
Analisa fosfat di dapatkan dari hasil pembacaan panjang gelombang yang di hasilkan
oleh spectrofotommeter.
c. Analisa Kalium
81
Ada 2 sampel phonska yang diuji yaitu sampel produk dan sampel granul phonska.
Hal ini dimaksudkan sebagai pembanding persentase unsure yang terkandung dalam phonska
dan granul phonska. Unsure K2O dalam produk harus lebih rendah dari pada granul phonska.
Untuk pengujian ini, sampel produk pupuk phonska dan granul phonska diblender
atau di mixer agar menjadi halus. Kedua sampel yang telah dihaluskan kemudian di
treatment, diberi aquadest secukupnya, dimasukkan dalam labu ukur 500 ml yang berbeda.
Larutan yang dimasukkan dalam labu ukur diberi magnetic spiral untuk mempermudah
proses pengadukan. Kemudian dipanaskan 5 menit.
Setelah dipanaskan kedua larutan tersebut disaring dan diambil 25 ml. Larutan yang
diambil 25 ml tersebut diletakkan ke dalam labu ukur 100 ml dan dicampur dengan aquadest
hingga batas garis labu ukur atau sesuai dengan kebutuhan.
Larutan tersebut kemudian digunakan untuk analisa K2O dengan AAS (Atomic
Absorption Spectrometer), alat ini biasanya digunakan untuk menghitung kadar logam.
Optimasi pada AAS harus mencapai 0.98 agar sinar yang dihasilkan dapat lurus dan tidak
boleh kurang dari 0.98. Apabila lebih dari 0.98 maka kelurusan sinyal yang dihasilkan akan
lebih bagus.
Setelah optimasi AAS mencapai 0.98, kemudian dimasukkan blangko start zero.
Standarisasi untuk membuat kurva yang digunakan dalam pengujian ini ada 3, yaitu :
standarisasi std-k/K2O 450/ 543,31 ppm ; 300/361,54 ppm; dan 150/180,77 ppm. Validasi
dalam pengujian ini 34,02 m.
Setelah
validasi
pengujian,
kemudian
larutan
granul
phonska
di
analisa
konsentrasinya pada AAS. Hasil konsentrasi yang terbaca pada AAS harus memenuhi syarat
dari konsentrasi phonska yaitu sebesar 15 % untuk setiap unsure N, P, dan K atau sesuai
pesanan konsumen. Apabila kurang atau berlebih, maka hasil dari laboratorium tersebut
82
segera dilaporkan ke bagian control room agar kapasitas bahan yang digunakan dapat segera
dikendalikan.