FILSAFAT
A.Definisi
Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga
dari bahasa Yunani yaitu philosophia philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi
bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Secara terminologi,
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan, dan pemikiran manusia secara
kritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar.
Definisi Filsafat menurut ahli:
1. Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang
ada.
2. Aristoteles ( (384 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki
sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum
sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat
dengan ilmu.
3. Imanuel Kant ( 1724 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi
pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat
persoalan.
Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
4. Notonegoro : Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut
intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen, dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi
untuk itu, memberikan argumentasi, dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir
dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi,
mutlak diperlukan logika berpikir, dan logika bahasa.
B. Filsafat Barat dan Timur
Pada umumnya filsafat terbagi menjadi 2 garis besar yaitu filsafat Barat
(occidental) dan Timur (oriental). Filsafat barat dan filsafat Timur tentu sangat berbeda
karakteristinya karena berkembang di daerah yang berbeda dengan kebudayaan serta
peradaban yang berbeda pula. Banyaknya ilmuwan dari Barat yang selalu menciptakan
inovasi baru untuk kemajuan dunia membuat filsafat Timur kurang mendapat perhatian.
Filsafat Timur memang terkenal dengan sifatnya yang religius, mistis-magis sehingga
kurang bis diterima secara rasional. Filsafat Timur berkembang di daerah China, India,
Descartes,
Immanuel
Kant,
Georg
Hegel,
Arthur
2. ILMU
A. Definisi
Secara etimologi, kata Ilmu berasal dari bahasa Arab "ilm" yang artinya
mengerti, paham, serta mengetahui. Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa
Arab, masdar dari alima yalamu yang berarti tahu atau mengetahui.
Sedangkan secara terminologis, Ilmu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu.
Definisi Ilmu Menurut ahli:
Moh Hatta :Ilmu adalah pengetahuan yang didapat dengan jalan
keterangan.
2. Menurut Nazir(1988) : Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan
sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil dalil tertentu
menurut kaidah kaidah umum.
3. Menurut John G. Kemeny: Ilmu merupakan semua pengetahuan yang
dikumpulkan dengan metode ilmiah. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa
ilmu merupakan hasil/produk dari sebuah proses yang dibuat dengan
menggunakan metode ilmiah sebagai suatu prosedur.
4. Menurut Ibnu Qoyyim: Ilmu adalah Allah berfirman, rasul bersabda dan
para sahabat berkata.
1.
B. Karakteristik Ilmu
Menurut Randall dan Buchker (1942) mengemukakan beberapa ciri umum ilmu
diantaranya :
1. Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
2. Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena
yang menyelidiki adalah manusia.
3.Pendidikan
Pendidikan adalah
pembelajaran pengetahuan, keterampilan,
dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering
terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara
otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang
berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya
dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan
kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
Manusia sejak lahir ke dunia sudah mendapatkan pendidikan hingga ia
masuk ke bangku sekolah. kata pendidikan sudah tidak asing lagi,karena semua
manusia yang hidup pasti membutuhkan pendidikan, agar tujuan hidupnya
tercapai dan dapat menghilangkan kebodohan. Menurut KBBI kata pendidikan
secara berasal dari kata "didik" dengan mendapatkan imbuhan "pe" dan akhiran
"an", yang berarti cara, proses atau perbuatan mendidik. Kata pendidikan secara
bahasa berasal dari kata "pedagogi" yakni "paid" yang berarti anak dan "agogos"
yang berarti membimbing, jadi pedagogi adalah ilmu dalam membimbing
anak. Sedangkan secara istilah definisi pendidikan ialah suatu proses pengubahan
sikap dan prilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia
atau peserta didik melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Definisi pendidikan menurut ahli
1.
paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang
dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara
dan agamanya.
2.
3.
4.
4.Matematika
Matematika (dari bahasa
Yunani: mathmatik)
adalah
studi besaran,struktur, ruang,
dan perubahan.
Para matematikawan mencari
berbagai pola, merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran
melalui metode deduksi yang ketat diturunkan dari aksioma-aksioma dan definisidefinisi yang bersesuaian.
Terjadi
perdebatan
tentang
apakah
objek-objek
matematika
seperti bilangan dan titiksudah ada di semesta, jadi ditemukan, atau ciptaan
manusia. Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika sebagai
"ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting". Namun, walau
matematika pada kenyataannya sangat bermanfaat bagi kehidupan, perkembangan
sains dan teknologi, sampai upaya melestarikan alam, matematika hidup di alam
gagasan, bukan di realita atau kenyataan. Dengan tepat, Albert
Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada
kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk
kepada kenyataan." Makna dari "Matematika tak merujuk kepada kenyataan"
menyampaikan pesan bahwa gagasan matematika itu ideal dan steril atau
terhindar dari pengaruh manusia. Uniknya, kebebasannya dari kenyataan dan
pengaruh manusia ini nantinya justru memungkinkan penyimpulan pernyataan
bahwa semesta ini merupakan sebuah struktur matematika, menurut Max
Tegmark. Jika kita percaya bahwa realita di luar semesta ini haruslah bebas dari
pengaruh manusia, maka harus struktur matematika lah semesta itu.
Matematika selalu berkembang, misalnya di Tiongkok pada tahun 300 SM,
di India pada tahun 100 M, dan di Arab pada tahun 800 M, hingga
zaman Renaisans, ketika temuan baru matematika berinteraksi dengan penemuan
ilmiah baru yang mengarah pada peningkatan yang cepat di dalam laju penemuan
matematika yang berlanjut hingga kini.
Sejarah Matematika
5. Pendidikan Matematika
Matematika merupakan salah satu pengetahuan manusia yang paling
bermanfaat dalam kehidupan. Hampir setiap bagian dari hidup kita mengandung
matematika sehingga anak-anak membutuhkan pengalaman yang tepat untuk bisa
menghargai kenyataan bahwa matematika adalah penting untuk masa depan
mereka. Oleh karena itu model pembelajaran matematika yang baik harus lah bisa
membentuk logika berfikir bukan sekedar pandai berhitung. Karena berhitung
dapat dilakukan dengan alat bantu seperti kalkulator, komputer, dll. Namun dalam
menyelesaikan masalah perlu logika berfikir dan analisis.
Matematika sendiri pada dasarnya mengajarkan logika berfikir berdasarkan
akal dan nalar. Namun, sifat umum matematika itu abstrak dan tidak nyata karena
terdiri atas simbol-simbol. Sehingga secara natural model pembelajaran
matematika yang baik adalah secara nyata dengan melihat, merasakan, dan
melakukan dengan tangan para siswa. Atau secara konsep bisa diajarkan dengan
cara dilihat, dipegang dan dimainkan, digambar, diucapkan, lalu ditulis.
Pendidikan matematika juga sudah tidak asing lagi dalam kehidupan.
Dimana dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan pendidikan matematika
selalu dipelajari di sekolah. Tidak hanya itu, pada kehidupan sehari-hari pun
secara tidak langsung kita telah mempelajari matematika. Contoh dalam
kehidupan sehari-hari yaitu jual beli yang sering kita lakukan entah itu di pasar,
toko, supermarket bahkan di Mall-mall.
Pendidikan matematika, yang dalam konteks ini disebut dengan matematika
sekolah adalah matematika yang umumnya diajarkan di jenjang pendidikan
formal dari SD sampai dengan tingkat SMA. Tidak termasuk tingkat perguruan
tinggi karena di perguruan tinggi matematika didefinisikan dalam konteks
matematika sebagai ilmu (matematika murni).
Matematika sekolah jelas berkaitan dengan anak didik yang menjalani
proses perkembangan kognitif dan emosional masing-masing. Secara khusus
Jadi kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat dikaji dan diterjemahkan dari
sudut pandang filsafat. Dalam pendidikan matematika di Indonesia sistem yang
mendominasi adalah sistem yang menganut paham Hilbert. Matematika menurut
Hilbert bersifat formal, aksiomatis, dan pure mathematics. Filsafat pendidikan
matematika yang sesuai atau mengarah pada terwujudnya kehidupan yang maju
yakni filsafat yang konservatif yang didukung oleh sebuah idealisme, rasionalisme
(kenyataan). Itu dikarenakan filsafat pendidikan matematika mengarah pada hasil
pemikiran manusia mengenai realitas, pengetahuan, dan nilai.
kepada anak dan bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut, begitu
juga bagaimana cara menyampaikan pengetahuan tersebut.
3. Aspek Aksiologi
Pada intinya aksiologi menyoroti fakta bahwa pada proses belajar
mengajar di sekolah tujuannya tidak hanya pada kuantitas pengetahuan yang
diperoleh siswa melainkan juga dalam kualitas kehidupan yang dimungkinkan
karena pengetahuan. Pengetahuan yang luas tidak dapat memberi keuntungan
pada individu jika ia tidak mampu menggunakan pengetahuan untuk kebaikan.
Jadi dari aspek aksiologi, fenomena yang ada adalah kegiatan belajar mengajar
matematika di sekolah tidak hanya merupakan transfer ilmu pengetahuan tetapi
juga mengutamakan etik estetika dan juga sopan santun agar pengetahuan
matematika yang didapat digunakan untuk tujuan kebaikan.
Beberapa reformis mengajarkan matematika sebagai suatu perkembangan
logis. Pendekatan ini dapat menunjukkan bahwa matematika mempunyai sense
(makna) dan bukan suatu materi yang sembarangan. Meskipun begitu pendekatan
ini mempunyai kesalahan dalam dua hal yaitu yang pertama pendekatan tersebut
membingungkan pendekatan logis dan psikologis. Tujuan utama dari pendekatan
logis adalah untuk meyakinkan orang-orang yang masih merasa ragu, sedangkan
pendekatan psikologis bertujuan untuk membawa pemahaman. Yang kedua adalah
pendekatan ini hanya memberi hasil akhir dari pemikiran matematika tanpa
mengajarkan kepada siswa tentang proses-proses yang harus dilalui untuk
mendapatkan hasil akhir tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa pendekatan yang
dipakai para reformis hanya mengajarkan hasil pemikiran matematika tanpa
mengajarkan proses berpikir untuk mendapatkan hasil akhir tersebut.
Masalah-masalah dari suatu proses belajar mengajar adalah masalahmasalah psikologis dan sebelum kita dapat membuat perkembangan dalam proses
pengajaran matematika, kita perlu untuk mengetahui lebih dalam tentang
bagaimana matematika itu dipelajari.
Matematika adalah contoh bagus dan khusus dari inteligensi B. Ada dua
alasan untuk ini. Pertama pembelajaran matematika menghasilkan banyak contohcontoh yang jelas dari perkembangan skema seperti yang digambarkan oleh
Vernon. Kedua aplikasi dari matematika untuk permasalahan ilmu pengetahuan
alam, teknologi dan perdagangan adalah contoh yang sangat kuat bahwa
matematika nampak sebagai salah satu dari yang terbesar, bisa jadi yang paling
besar, matematika secara cepat mengembangkan peralatan mental yang sesuai
dengan lingkungan fisik kita. Jika inteligensi B adalah inteligensi yag berfungsi
dalam pemahaman, peramalan dan pengendalian lingkungan fisik kita, kemudian
matematika memberikan contoh inteligensi B dalam salah satu pengembangan
yang paling sukses.
Disusun oleh:
Sultoni Syukri
(1411041007)
DAFTAR PUSTAKA
Ernest,paul .1991. The philosopy of Mathematic Education.
Haryono, Didi.2014. Filsafat Matematika(Suatu Tinjauan Epistomologi dan
filosofis). Bandung: Alfabeta.
Nasrullah.2015. Modul Perkuliahan Filsafat Ilmu & Pendidikan Matematika.
Makassar.
Filsafat. https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat (diakses 5 desember 2015).
Filsafat Pendidikan Matematika. http://woktavia.blogspot.co.id/ (diakses 23
desember 2015 )