Anda di halaman 1dari 14

1.

FILSAFAT
A.Definisi
Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga
dari bahasa Yunani yaitu philosophia philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi
bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Secara terminologi,
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan, dan pemikiran manusia secara
kritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar.
Definisi Filsafat menurut ahli:
1. Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang
ada.
2. Aristoteles ( (384 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki
sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum
sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat
dengan ilmu.
3. Imanuel Kant ( 1724 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi
pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat
persoalan.
Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
4. Notonegoro : Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut
intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen, dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi
untuk itu, memberikan argumentasi, dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir
dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi,
mutlak diperlukan logika berpikir, dan logika bahasa.
B. Filsafat Barat dan Timur
Pada umumnya filsafat terbagi menjadi 2 garis besar yaitu filsafat Barat
(occidental) dan Timur (oriental). Filsafat barat dan filsafat Timur tentu sangat berbeda
karakteristinya karena berkembang di daerah yang berbeda dengan kebudayaan serta
peradaban yang berbeda pula. Banyaknya ilmuwan dari Barat yang selalu menciptakan
inovasi baru untuk kemajuan dunia membuat filsafat Timur kurang mendapat perhatian.
Filsafat Timur memang terkenal dengan sifatnya yang religius, mistis-magis sehingga
kurang bis diterima secara rasional. Filsafat Timur berkembang di daerah China, India,

Jepang yang banyak memunculkan pemikiran-pemikiran dan digunakan pedoman oleh


masyarakat bagian timur. Di wilayah Timur juga terkenal sebagai wilayah yang
mempunyai peradaban besar didunia dan sumber agama serta pandangan tentang manusia
dan dunia. Banyak orang yang mencari ketenangan di daerah Timur karena dianggap
memiliki suatu keadaan yang mendamaikan dan mententramkan jiwa. Cara pandang
filsafat Timur lebih pada realita yang terjadi di sekitarnya, lebih memikirkan tentang
dunia dan sesamanya.
Secara geografis wilayah Barat dan Timur memiliki banyak perbedaan, hal ini
juga tetntu mempengaruhi cara berfikir mereka. Perbedaan paham antara Barat dan Timur
yaitu jika di dunia belahan Timur mempunyai banyak negara dan banyak penduduk
dengan jumlah yang besar serta angka kelahiran yang sangat tinggi. Mereka juga masih
tergolong sebagai golongan menengah kebawah, sedangkan di dunia bagian barat sudah
mengembangkan kemajuan teknologi sejak lama. Manusia di bagian barat juga tergolong
aktif sedangkan di Timur tergolong pasif. Hal ini sesuai dengan keyakinan dan ajaran
pokok mereka seperti Konfusianisme, Taoisme, Budhisme, dan lain-lain (Kebung, 2011:
8).
I. Filsafat Barat
1. Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis
di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan
mereka.
2. Filsafat berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno.
3. Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas,
Rne

Descartes,

Immanuel

Kant,

Georg

Hegel,

Arthur

Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan JeanPaul Sartre.


4. Terdapat pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema
tertentu yaitu ontologi, epistomologi, dan aksiologi.
5. Filsafat barat digunakan sebagai alat merasionalkan hal-hal yang
didogmakan gereja pada abad pertengahan.
II. Filsafat Timur
1. Filsafat Timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang
di Asia, khususnya di India, Republik Rakyat Cina dan daerahdaerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya.
2. Ciri khas Filsafat Timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan
agama.

3. Nama-nama beberapa filsuf Timur, antara lain Siddharta


Gautama/Buddha, Bodhidharma, Lao Tse, Kong Hu Cu, Zhuang Zi
dan juga Mao Zedong.
4. Filsafat Timur pemikirannya lebih ke perasaan dan hati nurani
dan menekan keharmonisan antara alam dan manusia.
5. Filsafat Timur lebih memandang manfaat filsafat sebagai alat
untuk lebih mengerti esensi dari kebudayaan aslinya.

2. ILMU
A. Definisi
Secara etimologi, kata Ilmu berasal dari bahasa Arab "ilm" yang artinya
mengerti, paham, serta mengetahui. Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa
Arab, masdar dari alima yalamu yang berarti tahu atau mengetahui.
Sedangkan secara terminologis, Ilmu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu.
Definisi Ilmu Menurut ahli:
Moh Hatta :Ilmu adalah pengetahuan yang didapat dengan jalan
keterangan.
2. Menurut Nazir(1988) : Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan
sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil dalil tertentu
menurut kaidah kaidah umum.
3. Menurut John G. Kemeny: Ilmu merupakan semua pengetahuan yang
dikumpulkan dengan metode ilmiah. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa
ilmu merupakan hasil/produk dari sebuah proses yang dibuat dengan
menggunakan metode ilmiah sebagai suatu prosedur.
4. Menurut Ibnu Qoyyim: Ilmu adalah Allah berfirman, rasul bersabda dan
para sahabat berkata.
1.

B. Karakteristik Ilmu
Menurut Randall dan Buchker (1942) mengemukakan beberapa ciri umum ilmu
diantaranya :
1. Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
2. Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena
yang menyelidiki adalah manusia.

3. Ilmu bersifat obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan


metode ilmu tidak tergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung
pada pemahaman secara pribadi.
4. Bersifat rasional, karena hasil dari proses berpikir dengan menggunakan
akal (rasio).
5. Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh
panca indera.
6. Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa
terkecuali.
7. Bersifat akumulatif, hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek
penelitian selanjutnya.

3.Pendidikan
Pendidikan adalah
pembelajaran pengetahuan, keterampilan,
dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering
terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara
otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang
berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya
dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan
kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
Manusia sejak lahir ke dunia sudah mendapatkan pendidikan hingga ia
masuk ke bangku sekolah. kata pendidikan sudah tidak asing lagi,karena semua
manusia yang hidup pasti membutuhkan pendidikan, agar tujuan hidupnya
tercapai dan dapat menghilangkan kebodohan. Menurut KBBI kata pendidikan
secara berasal dari kata "didik" dengan mendapatkan imbuhan "pe" dan akhiran
"an", yang berarti cara, proses atau perbuatan mendidik. Kata pendidikan secara
bahasa berasal dari kata "pedagogi" yakni "paid" yang berarti anak dan "agogos"
yang berarti membimbing, jadi pedagogi adalah ilmu dalam membimbing
anak. Sedangkan secara istilah definisi pendidikan ialah suatu proses pengubahan
sikap dan prilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia
atau peserta didik melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Definisi pendidikan menurut ahli
1.

Prof. H. Mahmud Yunus : Yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha


yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang
bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga
secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang

paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang
dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara
dan agamanya.
2.

Prof. Dr. John Dewey : Menurutnya pendidikan merupakan suatu proses


pengalaman. Karena kehidupan merupakan pertumbuhan, maka pendidikan
berarti membantu pertumbuhan batin manusia tanpa dibatasi oleh usia. Proses
pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada setiap fase dan menambah
kecakapan dalam perkembangan seseorang melalui pendidikan.

3.

M.J. Langeveld : Pendidikan merupakan upaya dalam membimbing


manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan. Pendidikan adalah suatu
usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya, agar
mandiri dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan juga diartikan
sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab.

4.

Prof. Herman H. Horn : Beliau berpendapat bahwa pendidikan adalah


suatu proses dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah
berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan
seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional dan
kemauan dari manusia.

5. Ki Hajar Dewantara : Menurutnya pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam


hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan
anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang
setinggi-tingginya.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan
berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai
suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di
dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita
untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan merupakan suatu proses yang panjang dan berlangsung terus
menerus. Pendidikan juga memiliki tujuan sebagai titik tolak dalam
perjalanannya. Sebuah pendidikan akan selalu di arahkan pada sebuah tujuan yang
dapat membawa sebuah fungsi kebermanfaatan.
Fungsi Pendidikan
1. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.

2. Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi


kepentingan masyarakat.
3. Melestarikan kebudayaan.
4. Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi
5. Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
6. Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
7. Menjamin integrasi sosial.
8. Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
9. Sumber inovasi sosial

4.Matematika
Matematika (dari bahasa
Yunani: mathmatik)
adalah
studi besaran,struktur, ruang,
dan perubahan.
Para matematikawan mencari
berbagai pola, merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran
melalui metode deduksi yang ketat diturunkan dari aksioma-aksioma dan definisidefinisi yang bersesuaian.
Terjadi
perdebatan
tentang
apakah
objek-objek
matematika
seperti bilangan dan titiksudah ada di semesta, jadi ditemukan, atau ciptaan
manusia. Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika sebagai
"ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting". Namun, walau
matematika pada kenyataannya sangat bermanfaat bagi kehidupan, perkembangan
sains dan teknologi, sampai upaya melestarikan alam, matematika hidup di alam
gagasan, bukan di realita atau kenyataan. Dengan tepat, Albert
Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada
kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk
kepada kenyataan." Makna dari "Matematika tak merujuk kepada kenyataan"
menyampaikan pesan bahwa gagasan matematika itu ideal dan steril atau
terhindar dari pengaruh manusia. Uniknya, kebebasannya dari kenyataan dan
pengaruh manusia ini nantinya justru memungkinkan penyimpulan pernyataan
bahwa semesta ini merupakan sebuah struktur matematika, menurut Max
Tegmark. Jika kita percaya bahwa realita di luar semesta ini haruslah bebas dari
pengaruh manusia, maka harus struktur matematika lah semesta itu.
Matematika selalu berkembang, misalnya di Tiongkok pada tahun 300 SM,
di India pada tahun 100 M, dan di Arab pada tahun 800 M, hingga
zaman Renaisans, ketika temuan baru matematika berinteraksi dengan penemuan
ilmiah baru yang mengarah pada peningkatan yang cepat di dalam laju penemuan
matematika yang berlanjut hingga kini.
Sejarah Matematika

Evolusi matematika dapat dipandang sebagai sederetan abstraksi yang selalu


bertambah banyak, atau perkataan lainnya perluasan pokok masalah. Abstraksi
mula-mula, yang juga berlaku pada banyak binatang, adalah tentang bilangan:
pernyataan bahwa dua apel dan dua jeruk (sebagai contoh) memiliki jumlah yang
sama.
Selain mengetahui cara mencacah objek-objek fisika, manusia prasejarah juga
mengenali
cara
mencacah
besaran abstrak,
seperti waktu hari, musim, tahun. Aritmetika dasar (penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian) mengikuti secara alami.
Langkah selanjutnya memerlukan penulisan atau sistem lain untuk
mencatatkan
bilangan,
semisal tali atau
dawai
bersimpul
yang
disebut quipu dipakai oleh bangsa Inca untuk menyimpan data numerik. Sistem
bilangan ada banyak dan bermacam-macam, bilangan tertulis yang pertama
diketahui ada di dalam naskah warisan Mesir Kuno di Kerajaan Pertengahan
Mesir,Lembaran Matematika Rhind.
Penggunaan terkuno matematika adalah di dalamperdagangan, pengukuran
tanah, pelukisan, dan pola-pola penenunan dan pencatatan waktu dan tidak pernah
berkembang
luas
hingga
tahun
3000
SM
ke
muka
ketika
orang Babilonia dan Mesir
Kuno mulai
menggunakan aritmetika, aljabar,
dan geometri untuk penghitungan pajak dan urusan keuangan lainnya, bangunan
dan konstruksi, dan astronomi. Pengkajian matematika yang sistematis di dalam
kebenarannya sendiri dimulai pada zaman Yunani Kuno antara tahun 600 dan 300
SM.
Matematika sebagai Ilmu pengetahuan
Carl Friedrich Gauss mengatakan matematika sebagai "Ratunya Ilmu
Pengetahuan". Di dalam bahasa aslinya, Latin Regina Scientiarum, juga di
dalam bahasa Jerman Knigin der Wissenschaften, kata yang bersesuaian
dengan ilmu pengetahuan berarti (lapangan) pengetahuan. Jelas, inipun arti asli di
dalam bahasa Inggris, dan tiada keraguan bahwa matematika di dalam konteks ini
adalah sebuah ilmu pengetahuan. Pengkhususan yang mempersempit makna
menjadi ilmu pengetahuan alam adalah pada masa terkemudian. Bila seseorang
memandang ilmu pengetahuan hanya terbatas pada dunia fisika, maka
matematika, atau sekurang-kurangnya matematika murni, bukanlah ilmu
pengetahuan.
Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk
kepada kenyataan, maka mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka
tidak merujuk kepada kenyataan."

Banyak filsuf yakin bahwa matematika tidak dapat dibuktikan maupun


disangkal berdasarkan percobaan, dan dengan demikian bukanlah ilmu
pengetahuan per definisi Karl Popper. Tetapi, di dalam karya penting tahun 1930an tentang logika matematika menunjukkan bahwa matematika tidak bisa
direduksi menjadi logika, dan Karl Popper menyimpulkan bahwa "sebagian besar
teori matematika, seperti halnya fisika dan biologi, adalah hipotetis-deduktif: oleh
karena itu matematika menjadi lebih dekat ke ilmu pengetahuan alam yang
hipotesis-hipotesisnya adalah konjektur (dugaan), lebih daripada sebagai hal yang
baru." Para bijak bestari lainnya, sebut saja Imre Lakatos, telah menerapkan satu
versi pemalsuan kepada matematika itu sendiri.

5. Pendidikan Matematika
Matematika merupakan salah satu pengetahuan manusia yang paling
bermanfaat dalam kehidupan. Hampir setiap bagian dari hidup kita mengandung
matematika sehingga anak-anak membutuhkan pengalaman yang tepat untuk bisa
menghargai kenyataan bahwa matematika adalah penting untuk masa depan
mereka. Oleh karena itu model pembelajaran matematika yang baik harus lah bisa
membentuk logika berfikir bukan sekedar pandai berhitung. Karena berhitung
dapat dilakukan dengan alat bantu seperti kalkulator, komputer, dll. Namun dalam
menyelesaikan masalah perlu logika berfikir dan analisis.
Matematika sendiri pada dasarnya mengajarkan logika berfikir berdasarkan
akal dan nalar. Namun, sifat umum matematika itu abstrak dan tidak nyata karena
terdiri atas simbol-simbol. Sehingga secara natural model pembelajaran
matematika yang baik adalah secara nyata dengan melihat, merasakan, dan
melakukan dengan tangan para siswa. Atau secara konsep bisa diajarkan dengan
cara dilihat, dipegang dan dimainkan, digambar, diucapkan, lalu ditulis.
Pendidikan matematika juga sudah tidak asing lagi dalam kehidupan.
Dimana dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan pendidikan matematika
selalu dipelajari di sekolah. Tidak hanya itu, pada kehidupan sehari-hari pun
secara tidak langsung kita telah mempelajari matematika. Contoh dalam
kehidupan sehari-hari yaitu jual beli yang sering kita lakukan entah itu di pasar,
toko, supermarket bahkan di Mall-mall.
Pendidikan matematika, yang dalam konteks ini disebut dengan matematika
sekolah adalah matematika yang umumnya diajarkan di jenjang pendidikan
formal dari SD sampai dengan tingkat SMA. Tidak termasuk tingkat perguruan
tinggi karena di perguruan tinggi matematika didefinisikan dalam konteks
matematika sebagai ilmu (matematika murni).
Matematika sekolah jelas berkaitan dengan anak didik yang menjalani
proses perkembangan kognitif dan emosional masing-masing. Secara khusus

dapat dikatakan bahwa dalam matematika sekolah perlu memperhatikan aspek


teori psikologi khususnya teori psikologi perkembangan. Mereka memerlukan
tahapan belajar sesuai dengan perkembangan jiwa dan kognitifnya. Potensi yang
ada pada diri anak pun berkembang dari tingkat rendah ke tinggi, dari sederhana
ke kompleks.
Mathematics is the key to opportunity. Matematika adalah kunci kearah
peluang-peluang. Bagi seorang siswa keberhasilan mempelajarinya akan
membuka pintu karir yang cemerlang. Bagi para warga negara, matematika akan
menunjang pengambilan keputusan yang tepat. Bagi suatu negara, matematika
akan menyiapkan warganya untuk bersaing dan berkompetisi di bidang ekonomi
dan teknologi.

6. Filsafat pendidikan Matematika


Filsafat adalah cabang ilmu yang mempelajari semua yang ada dan yang
mungkin ada, dengan kata lain filsafat adalah ilmu yang mempelajari semua aspek
dalam kehidupan. Obyek kajian yang ada dalam filsafat sangatlah luas, dalam
belajar filsafat kita harus menghargai ruang dan waktu sebab semua hal
tergantung pada ruang dan waktunya. Dalam filsafat terdapat salah satu cabang
filsafat yaitu filsafat pendidikan.
Salah satu cabang ilmu filsafat pendidikan adalah filsafat pendidikan
matematika, yaitu suatu studi yang menelaah yang ada dan yang mungkin ada
dalam dunia pendidikan dan khususnya pendidikan matematika. Salah satu hal
yang terjadi dalam pendidikan adalah proses belajar mengajar (PBM) di sekolah.

Jadi kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat dikaji dan diterjemahkan dari
sudut pandang filsafat. Dalam pendidikan matematika di Indonesia sistem yang
mendominasi adalah sistem yang menganut paham Hilbert. Matematika menurut
Hilbert bersifat formal, aksiomatis, dan pure mathematics. Filsafat pendidikan
matematika yang sesuai atau mengarah pada terwujudnya kehidupan yang maju
yakni filsafat yang konservatif yang didukung oleh sebuah idealisme, rasionalisme
(kenyataan). Itu dikarenakan filsafat pendidikan matematika mengarah pada hasil
pemikiran manusia mengenai realitas, pengetahuan, dan nilai.

Menterjemahkan Proses Belajar Mengajar Matematika dengan Filsafat


Dalam hal ini fenomena proses belajar mengajar di sekolah akan
diterjemahakn berdasarkan tiga pilar utama filsafat, yaitu :
1. Aspek Ontologi
Ontologi merupakan bagian filsafat yang mempelajari masalah hakekat:
hakekat dunia, hakekat manusia, termasuk di dalamnya hakekat anak/peserta
didik. Ontologi secara praktis akan menjadi persoalan utama dalam pendidikan.
Karena anak bergaul dengan dunia sekitarnya, maka ia memiliki dorongan yang
kuat untuk memahami tentang segala sesuatu yang ada. Seorang guru seharusnya
mengetahui hakekat manusia, khususnya hakekat peserta didik. Hakekat manusia
adalah makhluk jasmani, rohani, individual, bebas, dan menyejarah. Sehingga
dalam PBM matematika harus juga diterapkan unsur pendidikan karakter yang
dapat membentuk karakter anak/peserta didik sebagai individu yang
berkepribadian baik.
2. Aspek Epistimologi
Epistimologi adalah segala sesuatu tentang metode, yang berkaitan dengan
pertanyaan bagaimana. Fenomena yang terjadi dalam PBM matematika bagi
seorang guru adalah, bagaimana mengajarkan ilmu matematika sehingga mudah
dipahami siswa.
Pertama guru harus menentukan apa yang benar mengenai muatan yang
diajarkan, kemudian guru harus menentukan alat dan metode yang paling tepat
untuk membawa muatan ini bagi siswa. Sebagai pendidik hendaknya tidak hanya
mengetahui bagaimana siswa memperoleh pengetahuan, melainkan juga
bagaimana siswa belajar. Meliputi pula pengetahuan apa yang harus diberikan

kepada anak dan bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut, begitu
juga bagaimana cara menyampaikan pengetahuan tersebut.
3. Aspek Aksiologi
Pada intinya aksiologi menyoroti fakta bahwa pada proses belajar
mengajar di sekolah tujuannya tidak hanya pada kuantitas pengetahuan yang
diperoleh siswa melainkan juga dalam kualitas kehidupan yang dimungkinkan
karena pengetahuan. Pengetahuan yang luas tidak dapat memberi keuntungan
pada individu jika ia tidak mampu menggunakan pengetahuan untuk kebaikan.
Jadi dari aspek aksiologi, fenomena yang ada adalah kegiatan belajar mengajar
matematika di sekolah tidak hanya merupakan transfer ilmu pengetahuan tetapi
juga mengutamakan etik estetika dan juga sopan santun agar pengetahuan
matematika yang didapat digunakan untuk tujuan kebaikan.
Beberapa reformis mengajarkan matematika sebagai suatu perkembangan
logis. Pendekatan ini dapat menunjukkan bahwa matematika mempunyai sense
(makna) dan bukan suatu materi yang sembarangan. Meskipun begitu pendekatan
ini mempunyai kesalahan dalam dua hal yaitu yang pertama pendekatan tersebut
membingungkan pendekatan logis dan psikologis. Tujuan utama dari pendekatan
logis adalah untuk meyakinkan orang-orang yang masih merasa ragu, sedangkan
pendekatan psikologis bertujuan untuk membawa pemahaman. Yang kedua adalah
pendekatan ini hanya memberi hasil akhir dari pemikiran matematika tanpa
mengajarkan kepada siswa tentang proses-proses yang harus dilalui untuk
mendapatkan hasil akhir tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa pendekatan yang
dipakai para reformis hanya mengajarkan hasil pemikiran matematika tanpa
mengajarkan proses berpikir untuk mendapatkan hasil akhir tersebut.
Masalah-masalah dari suatu proses belajar mengajar adalah masalahmasalah psikologis dan sebelum kita dapat membuat perkembangan dalam proses
pengajaran matematika, kita perlu untuk mengetahui lebih dalam tentang
bagaimana matematika itu dipelajari.
Matematika adalah contoh bagus dan khusus dari inteligensi B. Ada dua
alasan untuk ini. Pertama pembelajaran matematika menghasilkan banyak contohcontoh yang jelas dari perkembangan skema seperti yang digambarkan oleh
Vernon. Kedua aplikasi dari matematika untuk permasalahan ilmu pengetahuan
alam, teknologi dan perdagangan adalah contoh yang sangat kuat bahwa
matematika nampak sebagai salah satu dari yang terbesar, bisa jadi yang paling
besar, matematika secara cepat mengembangkan peralatan mental yang sesuai
dengan lingkungan fisik kita. Jika inteligensi B adalah inteligensi yag berfungsi
dalam pemahaman, peramalan dan pengendalian lingkungan fisik kita, kemudian
matematika memberikan contoh inteligensi B dalam salah satu pengembangan
yang paling sukses.

Disusun oleh:

Sultoni Syukri

(1411041007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015

DAFTAR PUSTAKA
Ernest,paul .1991. The philosopy of Mathematic Education.
Haryono, Didi.2014. Filsafat Matematika(Suatu Tinjauan Epistomologi dan
filosofis). Bandung: Alfabeta.
Nasrullah.2015. Modul Perkuliahan Filsafat Ilmu & Pendidikan Matematika.
Makassar.
Filsafat. https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat (diakses 5 desember 2015).
Filsafat Pendidikan Matematika. http://woktavia.blogspot.co.id/ (diakses 23
desember 2015 )

Anda mungkin juga menyukai