TOPIK 12
Disusun Oleh :
DANENDRA GARUDA WISDA
111.140.015
merupakan
planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalamTata Surya. Bumi
juga merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian Tata Surya. Bumi
terkadang disebut dengan dunia atau Planet Biru.
Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu, dan kehidupan
muncul di permukaannya pada miliar tahun pertama. Biosfer Bumi kemudian
secara
perlahan
memungkinkan
terjadinya
pembentukan lapisan
ozon,
menghalangi radiasi
yang
surya berbahaya
kondisi fisik
dasar lainnya,
yang
mengizinkan
magnet
Bumi
makhluk
hidup
mikroskopis untuk berkembang biak dengan aman di daratan. Sifat fisik, sejarah
geologi, dan orbit Bumi memungkinkan kehidupan untuk bisa terus bertahan.
Litosfer Bumi terbagi menjadi beberapa segmen kaku, atau lempeng
tektonik, yang mengalami pergerakan di seluruh permukaan Bumi selama jutaan
tahun. Lebih dari 70% permukaan Bumi ditutupi oleh air, dan sisanya terdiri dari
benua dan pulau-pulau yang memiliki banyak danau dan sumber air lainnya yang
bersumbangsih terhadap pembentukanhidrosfer. Kutub Bumi sebagian besarnya
tertutup es; es padat di lapisan es Antarktika dan es laut di paket es kutub.Interior
Bumi masih tetap aktif, dengan inti dalam terdiri dari besi padat, sedangkan inti
luar berupa fluida yang menciptakan medan magnet, dan lapisan tebal yang relatif
padat di bagian mantel.
Bumi tergolong planet kebumian yang umumnya terdiri dari bebatuan,
bukannya raksasa gas seperti Yupiter. Bumi adalah planet terbesar dari empat
planet kebumian lainnya menurut ukuran dan massa. Dari keempat planet
tersebut,
Bumi
merupakan
planet
dengan
kepadatan
tertinggi, gravitasi
permukaan tertinggi, medan magnet terkuat, dan rotasi tercepat, dan diperkirakan
juga merupakan satu-satunya planet dengan tektonik lempeng yang aktif.
pipih
di
sepanjang
sumbu
dari
kutub
ke
kutub
sehingga
terdapat tonjolan di sekitar khatulistiwa. Tonjolan ini muncul akibat rotasi Bumi,
yang menyebabkan diameter khatulistiwa 43 km (kilometer) lebih besar dari
diameter kutub ke kutub. Karena hal ini, titik terjauh permukaan Bumi dari pusat
Bumi adalah gunung api Chimborazo di Ekuador, yang berjarak 6.384 kilometer
dari pusat Bumi, atau sekitar 2 kilometer lebih jauh jika dibandingkan
dengan Gunung Everest. Diameter rata-rata bulatan Bumi adalah 12.742 km, atau
kira-kira setara dengan 40.000 km /, karena satuan meter pada awalnya dihitung
sebagai
1/10.000.000
jarak
dari
khatulistiwa
ke Kutub
skala
global
deviasi
ini
tergolong
kecil:
Bumi
memiliki
tingkat toleransi sekitar 584, atau 0,17% dari sferoid sempurna, lebih kecil jika
dibandingkan dengan tingkat toleransi pada bola biliar (0,22%). Deviasi tertinggi
dan terendah pada permukaan Bumi terdapat di Gunung Everest (8.848 m di atas
permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut).
Karena adanya tonjolan khatulistiwa, lokasi di permukaan Bumi yang berada
paling jauh dari pusat Bumi adalah puncak Chimborazo di Ekuador
dan Huascarn di Peru.
Massa Bumi kurang lebih 5,981024 kg. Komposisinya terdiri dari:
besi(32,1%), oksigen (30,1%),silikon (15,1%), magnesium (13,9%), belerang (2,9
%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), dan aluminium (1,4%); sisanya terdiri dari
unsur-unsur lainnya (1,2%). Akibat segregasi massa, bagian inti Bumi diyakini
mengandung besi (88,8%), dan sejumlah kecil nikel (5,8%), belerang (4,5%), dan
kurang dari 1% unsur-unsur lainnya.
Ahli geokimia F. W. Clarke menghitung lebih dari 47% kerak Bumi
mengandung oksigen. Konstituen batuan yang umumnya terdapat pada kerak
Bumi hampir semuanya merupakan senyawa oksida; klorin, belerang,
dan fluor adalah tiga pengecualian, dan jumlah total kandungan unsur ini dalam
batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida utama yang terkandung dalam kerak
Bumi adalah silika, alumina, besi oksida, kapur, magnesia, kalium, dan soda.
Silika pada umumnya berfungsi sebagai asam, yang membentuk silikat, dan
mineral paling umum yang terdapat pada batuan bekuadalah senyawa ini.
Berdasarkan analisisnya terhadap 1.672 jenis batuan di kerak Bumi, Clarke
menyimpulkan bahwa 99,22% kerak Bumi terdiri dari 11 oksida (lihat tabel di
sebelah kanan).
Interior Bumi, seperti halnya planet kebumian lainnya, dibagi menjadi
sejumlah lapisan menurut kandungan fisika atau kimianya (reologi). Namun, tidak
seperti planet kebumian lainnya, Bumi memiliki inti luar dan inti dalam yang
berbeda. Lapisan luar Bumi secara kimiawi berupa kerak padat silikat yang
diselimuti oleh mantel viskose padat. Kerak Bumi dipisahkan dari mantel
oleh diskontinuitas Mohorovii, dengan ketebalan rata-ratanya adalah 6 km di
bawah lautan dan 30-50 km di bawah daratan. Kerak Bumi, serta bagian kaku dan
dingin di puncak mantel atas, secara kolektif dikenal dengan litosfer, dan pada
lapisan inilah tektonika lempeng terjadi. Di bawah litosfer terdapat astenosfer,
lapisan dengan tingkat viskositas yang relatif rendah dan menjadi tempat melekat
bagi litosfer. Perubahan penting struktur kristal di dalam mantel terjadi pada
kedalaman 410 dan 660 km di bawah permukaan Bumi, yang juga mencakup zona
transisi yang memisahkan mantel atas dengan mantel bawah. Di bawah mantel,
terdapat fluida inti luar dengan viskositas yang sangat rendah di atas inti dalam.
Inti dalam Bumi mengalami perputaran dengan kecepatan sudut yang sedikit lebih
tinggi jika dibandingkan dengan bagian planet lainnya, sekitar 0,1-0,5 per tahun.
Lapisan Bumi
Kedalaman
Lapisan
Kepadatan
km
060
035
3560
352890
100700
28905100
51006378
komponen
Litosfer
Kerak
Mantel atas
Mantel
Astenosfer
Inti luar
Inti dalam
g/cm3
2.22.9
3.44.4
3.45.6
9.912.2
12.813.1
20%)
dan
panas
yang
dihasilkan
oleh peluruhan
radioaktif (80%).Isotop penghasil panas utama Bumi adalah kalium-40, uranium238, uranium-235, dan torium-232. Di pusat Bumi, suhu bisa mencapai 6,000 C
(10,830 F), dan tekanannya mencapai 360 GPa. Karena sebagian besar panas
Bumi dihasilkan oleh peluruhan radioaktif, para ilmuwan percaya pada
awal sejarah Bumi, sebelum isotop dengan usia pendek terkuras habis, produksi
panas Bumi yang dihasilkan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan sekarang.
Panas yang dihasilkan pada masa itu diperkirakan dua kali lebih besar daripada
saat ini, kira-kira 3 miliar tahun yang lalu, dan hal tersebut akan meningkatkan
gradien suhu di dalam Bumi, meningkatkan tingkat konveksi mantel dan tektonik
lempeng, serta memungkinkan pembentukan batuan beku seperti komatiites, yang
tidak bisa terbentuk pada masa kini.
Isoto
p
hidup
rata
panas
kg isotop/kg mantel
W/kg mantel
9.46 10
5.69 104
2.64 105
tahun
4.47 109
7.04 108
1.40
30.8 109
0.22 109
124 109
2.91 1012
1.25 1013
3.27 1012
2.92 105
1010
1.25 109
36.9 109
1.08 1012
W/kg isotop
238
U
U
232
Th
235
40
Pelepasan
lempeng
samudra; Lempeng
Cocos bergerak
dengan
laju
kecepatan
hujan,
pantai,
siklus
termal,
pembentukan terumbu
beberapa
peristiwa
dan
pengaruh
karang,
yang
dan
memicu
Altimetri dan batimetri Bumi saat ini. Data dariTerrainBase Digital Terrain
Model Pusat Data Geofisika Nasional.
Kerak benua terdiri dari material dengan kepadatan rendah seperti batuan
beku granitdan andesit. Batuan dengan persentase kecil adalah basal, batuan
vulkanik padat yang merupakan konstituen utama lantai samudra. Batuan
sedimen terbentuk dari akumulasi sedimen yang terpadatkan. Hampir 75%
permukaan benua ditutupi oleh batuan sedimen, meskipun batuan itu sendiri
hanya membentuk 5% bagian kerak Bumi. Batuan ketiga yang paling umum
terdapat di permukaan Bumi adalah batuan metamorf, yang terbentuk dari
transformasi batuan yang sudah ada akibat tekanan tinggi, suhu tinggi, atau
keduanya. Mineral silikat yang ketersediaannya paling melimpah di permukaan
Bumi adalah kuarsa, feldspar, amfibol, mika, piroksen, dan olivin. Sedangkan
mineral
karbonat
paling
umum
pada batu
kapur dandolomit).
Pedosfer adalah
lapisan
terluar
Bumi
yang
menjadi
tempat
terjadinya proses pembentukan tanah. Lapisan ini terletak pada antarmuka litosfer,
atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. Total permukaan tanah saat ini adalah 13,31%
dari luas total permukaan Bumi, dan dari jumlah tersebut, hanya 4,71% yang
ditanami secara permanen. Hampir 40% permukaan tanah dimanfaatkan sebagai
lahan pertanian dan padang rumput, dengan rincian 1,310 7 km2 lahan pertanian
dan 3,4107 km2 padang rumput.
Ketinggian permukaan tanah Bumi bervariasi. Titik terendah berada pada
ketinggian 418 m di Laut Mati, sedangkan titik tertinggi adalah 8.848 m di
mencakup
semuaperairan yang
terdapat
di
permukaan
Bumi,
termasuk danau, sungai, laut pedalaman, dan air bawah tanah di kedalaman
2.000 m.
Perairan
terdalam
dari
permukaan
Bumi
adalah Challenger
secara
perlahan
telah
memermak
komposisi atmosfer. Fotosintesis oksigenik berevolusi 2,7 miliar tahun yang lalu,
yang membentuk atmosfer nitrogen-oksigen utama saat ini. Peristiwa ini
memungkinkan
terjadinya
proliferasi organisme
aerobik,
serta
akan mencapai 18 C, berbeda jauh dengan suhu rata-rata saat ini (+15 C), dan
kehidupan kemungkinan besar tidak akan bisa bertahan.
Cuaca dan iklim
Akibatnya,
terjadi sirkulasi
atmosferikyang
memicu
Di
atas
troposfer,
atmosfer
terbagi
umumnya didasarkan pada tingkat perubahan suhu dan ketinggian. Di luar lapisan
ini, terdapat lapisan eksosfer danmagnetosfer, tempat medan magnet Bumi
berinteraksi dengan angin surya. Di dalam stratosfer terdapat lapisan ozon,
komponen yang berperan melindungi permukaan Bumi dari sinar ultraungu dan
memiliki peran penting bagi kehidupan di Bumi. Garis Krmn, yang dihitung
100 km di atas permukaan Bumi, adalah garis khayal yang membatasi atmosfer
dengan luar angkasa.
Energi panas menyebabkan beberapa molekul di tepi luar atmosfer Bumi
meningkatkan kecepatan sehingga bisa melepaskan diri dari gravitasi Bumi. Hal
ini menyebabkan terjadinya kebocoran atmosfer ke luar angkasa. Hidrogen, yang
memiliki berat molekul rendah, bisa mencapai kecepatan lepas yang lebih tinggi
dan lebih mudah mengalami kebocoran ke luar angkasa jika dibandingkan dengan
gas lainnya. Kebocoran hidrogen ke luar angkasa mendorong keadaan Bumi dari
yang
awalnya
sumber oksigen bebas bagi kehidupan di Bumi, tetapi ketiadaan agen pereduksi
seperti hidrogen menyebabkan meluasnya penyebaran oksigen di atmosfer.
Kemampuan hidrogen untuk melepaskan diri dari atmosfer turut memengaruhi
sifat kehidupan yang berkembang di Bumi. Saat ini, atmosfer yang kaya oksigen
mengubah hidrogen menjadi air sebelum memiliki kesempatan untuk melepaskan
diri. Sebaliknya, sebagian besar peristiwa pelepasan hidrogen terjadi akibat
penghancuran metana di atmosfer atas.
Medan magnet
berkala
mengubah
arah
gaya
magnet.
Hal
ini
memicu
magnet
membentuk
lapisan magnetosfer,
yang
berfungsi
membiaskan partikel yang terkandung dalam angin surya. Tepi medan magnet
yang mengarah ke Matahari berjarak sekitar 13 kali radius Bumi. Tabrakan antara
medan magnet dan angin surya menghasilkan sabuk radiasi Van Allen, yakni area
berbentuk torus konsentris
Saat plasma memasuki
terbentuklah aurora.
dengan partikel
atmosfer
Bumi
pada
bermuatan energi.
kutub
magnet,
maka
Kerak benua disebut juga sebagai lempeng benua, sedangkan kerak samudera
disebut pula lempeng samudera. Lempeng samudera tertekan oleh magma yang
ada di bawahnya, sehingga ada bagian membubung (naik). Bagian tersebut
dinamakan pematang tengah samudera. Tekanan terus menerus berakibat
lempeng samudera tertekan dan bergerak menuju ke lempeng benua. Rata-rata
pergerakannya sekitar 10 cm/tahun. Akibatnya lempeng samudera bertumbukan
dengan lempeng benua. Akibat tumbukan tersebut ada bagian-bagian yang
terangkat menjadi pegunungan.
Wilayah-wilayah dunia yang merupakan pertemuan lempeng ditandai dengan
banyaknya deretan pegunungan. Perbukitan kapur adalah contoh permukan bumi
yang terangkat. Pada mulanya perbukitan kapur berasal dari dasar laut. Oleh
karena ada tekanan dari dalam bumi, maka dasar laut terangkat hingga di atas
permukaan laut. Adanya proses erosi dasar laut yang terangkat tersebut menjadi
perbukitan.
Berdasarkan gelombang seismik struktur internal bumi dapat dibedakan
menjadi tiga komponen utama, yaitu inti (core), mantel (mantle) dan kerak (crust).
Inti bumi (core)
Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km. Terbagi menjadi
dua macam yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang memiliki
kedalaman 2900-5100 km dan inti dalam berupa zat padat yang berkedalaman
5100-6371 km. Inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh Lehman Discontinuity.
Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan
berat jenis meteorit logam yang terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini para ahli
percaya bahwa inti bumi tersusun oleh senyawa besi dan nikel.
Mantel bumi (mantle)
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan
mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua
yaitu mantel atas yang bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman
sampai 400 km. Mantel bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai
2900 km.
Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama
dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas
bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer.
Kerak bumi (crust)
Kerak bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan 580 km. kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak bumi
dominan tersusun oleh feldsfar dan mineral silikat lainnya.
Kerak bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
- Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut
sima. Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982)dengan
berat jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis
karena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
- Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh karenanya di
sebut sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie !982) ratarata 35 km dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua biasanya
disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri dari
batuan yang berkomposisi granit
SIKLUS GEOKIMIA
A. Siklus Hidrologi
Siklus air merupakan perpaduan objek hidrosfer secara keseluruhan. Di dalam
siklus ini terdapat beberapa proses yang membentuk pergerakan air secara
kontinyu, Siklus air yang lengkap mencakup keberadaan air dalam atmosfer
hingga dalam tubuh air yang berada di permukaan bumi, seperti laut, gletser,
danau, maupun mengalir di bawah permukaan tanah. Selanjutnya, air akan
kembali ke atmosfer. Proses proses yang terjadi di dalam siklus air, antara lain
evaporasi (penguapan, perubahan wujud dari cair menjadi gas), kondensasi
(pembentukan awan, perubahan wujud dari gas menjadi cair), presipitasi (proses
menuju
permukaan
intersepsi
bumi),
(gangguan
(proses
Presipitasi
Presipitasi merupakan pembentukan hujan, salju dan hujan batu (hail),
yang bergantung pada suhu di sekitarnya.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman
sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak
secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda :
1. Evaporasi/transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di
tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan
kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan
menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam
bentuk hujan, salju, es.
2. Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui
celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air
dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal
atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki
kembali sistem air permukaan.
3. Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah,
maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat
dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai sungai bergabung satu sama
lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan
disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi :
A.
1.
2.
3.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Siklus Sedang
Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
Terjadi kondensasi
Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
Pembentukan awan
Turun hujan di permukaan daratan
Air mengalir di sungai menuju laut kembali
C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
B. Siklus Karbon
Siklus
karbon
yaitu
siklus
biogeokimia
dimana
karbon
dipertukarkan
antara
biosfer
(pada
makhluk
hidup),
geosfer
Siklus Biologi, melalui proses: atmosfer -> absorpsi -> vegetasi ->
asimilasi -> hewan -> respirasi -> atmosfer
Proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk
kembali ke atmosfer seperti dua proses sebelumnya. Pelapukan batuan silikat
tidak memilki efek yang terlalu besar terhadap karbondioksida pada atmosfer
karena ion karbonat pada atmosfer yang terbentuk terbawa oleh air laut dan
selanjutnya akan dipakai untuk membuat karbonat laut.
Karbon dapat kembali lagi ke atmosfer dengan beragai cara pula antara lain:
1. Melalui respirasi tumbuhan dan binatang
Proses ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga penguraian glukosa
menjadi karbohidrat dan air.
2. Melalui pembusukan, tumbuhan, dan binatang
Jamur dan bakteri menguraikan senyawa karbon pada tumbuhan dan binatang
yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon dioksida jika tersedia aksigen
atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen
3. Melalui pembakaran material organik
Proses ini berlangsung dengan cara mengoksidasi karbon yang terkandung pada
material organik menjadi karbondioksida. Pembakaran bahan bakar fosil seperti
batubara, minyak bumi, dan gas alam akan melepaskan karbon yang tersimpan di
dalam geosfer, sehingga menyebabkan kadar karbon dioksida di atmosfer semakin
bertambah.
4. Melalui produksi semen
Salah satu komponen semen yaitu kapur atau kalium oksida dihasilkan dengan
cara memanaskan batu kapur yang akan menghasilkan karbon dioksida dalam
jumlah banyak.
Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepasakan gas ke atmosfer.
Gasgas tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbon
dioksida yang dilepas ke atmosfer hampir sama dengan jumlah karbon dioksida
yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan batuan silikat.
6. Melalui pemanasan permukaan laut
Di permukaan laut, ketika air laut menjadi lebih hangat, karbon dioksida yang
larut dalam air akan dilepas ke atmosfer sebagai uap air. Lautan mengadung
kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam
bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer. Laut
mengandung sekitar 36000 GtC ion karbonat yang merupakan kandungan umum.
Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau
karbonhidrogen, adalah penting dalam reaksi yang terjadi pada air. Di ekosistem
air, pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon
dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai
menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang
memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain.
Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi
bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2 di
air. Proses pertukaran karbon antara atmosfer dengan lautan diawali dengan
pelepasan karbon ke atmosfer yang terjadi di daerah upwelling (lautan bagian
atas), kemudian pada daerah downwelling (laut bagian bawah), karbon berpindah
dari atmosfer kembali ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat
terbentuk dengan reaksi kimia:
CO2 + H2O H2CO3
Reaksi tersebut memiliki sifat dua arah untuk mencapai suatu kesetimbangan
kimia. Reaksi lain yang penting dalam mengontrol nilai pH larutan adalah
pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat, dimana dapat menyebabkan perubahan
yang besar pada pH, yaitu:
H2CO3 H+ + HCO3-
Untuk menjaga keseimbangan kadar CO2 dan O2 maka harus diimbangi dengan
penanaman tumbuh-tumbuhan sebagai penghasil O2.
C. Siklus Oksigen
Oksigen
menyokong kehidupan laut yang lebih banyak oleh karena kandungan oksigen
yang lebih tinggi. Air yang terkena polusi dapat mengurangi jumlah O2 dalam air
tersebut. Para ilmuwan menaksir kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen
biologis atau jumlah O2 yang diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi
oksigen dalam air itu seperti semula. Oksigen secara cepat bersenyawa,
membentuk oksida-oksida, seperti dengan karbon dalam respirasi aerobik atau
dengan karbon dan hidrogen dalam perubahan bahan bakar fosil seperti dengan
metana.
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2
Suatu aspek yang sangat penting dari siklus di stratosfer yaitu proses
pembentukan ozon, O3. Ozon membentuk lapisan tipis di stratosfer yang
berfungsi sebagai filter dari radiasi ultraviolet, dengan demikian dapat menjaga
kehidupan di bumi dari kerusakan yang disebabkan oleh radiasi tersebut. Siklus
Oksigen disempurnakan atau diakhiri ketika unsur Oksigen masuk kembali ke
atmosfer dalam bentuk gas. Hanya ada satu cara yang signifikan dimana hal
tersebut terjadi, yaitu melalui fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan.
D. Siklus Nitrogen
Nitrogen
adalah
gas
serta
sedikit
normal.
Kandungannya di kerak
0,04%
dari
keseluruhan
atmosfer
massa
dan
75,6%
di
dari
Nitrogen
bebas
dapat
ditambat/difiksasi
terutama
oleh
bakteri
(contoh:Marsiella crenatta) yang terdapat pada akar tumbuhan legum, selain itu
dapat juga dilakukan oleh beberapa jenis bakteri (Azotobacter sp. yang bersifat
aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp.
(ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen). Nitrogen yang diikat biasanya
akan dirubah ke dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian
jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit,
yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan
diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah
menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke
udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem. Nitrogen
bebas di udara dalam bentuk N2 dapat dioksidasi oleh karena pengaruh suhu saat
terjadinya proses presipitasi menjadi nitrit (NO3-) ataupun amonium (NH4+) dan
kemudian turun sebagai air hujan.
Dengan sejumlah reaksi kimia maka nitrogen akan berikatan membentuk
asam nukleik dan protein. Protein dimanfaatkan oleh organisme yang lebih tinggi.
Senyawa nitrogen yang berasal dari sisa organisme yang membusuk diuraikan
oleh bakteri membentuk senyawa sederhana yang merupakan kelompok amonia
dan garam amonium (amonifikasi). Kelompok bakteri lain mengubah senyawa ini
menjadi nitrat yang mudah digunakan untuk proses asimilasi oleh tanaman
(nitrifikasi). Sejumlah nitrogen di atmosfer difiksasi oleh badai guruh maupun
bakteri di akar tanaman kacang kacangan. Sebagian nitrat di tanah ditransportasi
oleh air permukaan ke laut dan diendapkan di dasar laut. Sebagian dari nitrat ini
kembali ke daratan oleh proses: fitoplankton -> zooplankton -> ikan -> burung.
Bakteri tertentu, yaitu bakteri denitrifikasi mampu menguraikan senyawa
amonium. Sebagai hasilnya, gas nitrogen dilepaskan melalui proses yang disebut
denitrifikasi.
E. SIKLUS FOSFOR
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat
organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer
(pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah
atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat
banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan
membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini
kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus. Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara
yang terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil, oleh
karena itu siklus fosfor adalah endogenik. Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam
jumlah besar dalam mineral mineral yang sedikit sekali larut seperti hidroksiapilit,
garam kalsium. Adapun gambar dari siklus fosfor adalah sebagai berikut:
Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya, diserap
oleh tanaman dan tergabung dalam asam nukleat yang menyusun material genetik
dalam organisme. Mineralisasi dari biomassa oleh pembusukan/penguraian
mikroba mengembalikan fosfor kepada larutan garamnya yang kemudian dapat
mengendap sebagai bahan mineral. Sejumlah besar dari mineral-mineral fosfat
digunakan sebagai bahan pupuk, industry kimia, dan food additives. Fosfor
merupakan salah satu komponen dari senyawa-senyawa sangat toksik, terutama
insektisida organofosfat.
F. SIKLUS BELERANG
Secara alami, belerang/sulfur terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral
tanah. Ada juga yang berasal dari gunung berapi dan sisa pembakaran minyak
bumi dan batubara. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadangkadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Dan melalui
proses aerobik tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat
(SO4 ). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah
ke hewan. Lalu hewan dan tumbuhan mati diuraikan menjadi gas H2S atau
menjadi sulfat lagi. Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk membantu
Untuk dampak pada siklus tertentu, pembaca harus merujuk ke situs di mana
siklus ini disajikan.
Pengaruh manusia pada siklus fosfor terutama berasal dari pengenalan dan
penggunaan pupuk sintetis komersial. Penggunaan pupuk terutama telah
mempengaruhi fosfor dan nitrogen siklus. Tanaman mungkin tidak dapat
memanfaatkan semua pupuk fosfat diterapkan; sebagai akibatnya, banyak yang
hilang dari tanah melalui air run-off. Fosfat dalam air akhirnya diendapkan
sebagai sedimen di bagian bawah badan air. Di danau dan kolam tertentu dapat
dilarutkan kembali dan didaur ulang sebagai nutrisi masalah. Limbah hewan atau
pupuk kandang juga dapat diterapkan untuk tanah sebagai pupuk. Jika
disalahgunakan di tanah beku selama musim dingin, banyak pupuk mungkin
hilang ketika es mencair dan bentuk limpasan. Di daerah tertentu banyak pakan
yang sangat besar hewan, dapat mengakibatkan berlebihan run-off fosfat dan
nitrat ke sungai. Sumber manusia lainnya fosfat berada di luar arus dari instalasi
pengolahan limbah kota. Tanpa pengobatan tersier mahal, fosfat dalam limbah
tidak dihapus selama berbagai operasi pengobatan. Sekali lagi jumlah tambahan
fosfat memasuki air.
Pertambangan bahan bakar fosil: Manusia telah mengganggu siklus karbon
di mana bahan bakar fosil telah ditambang dari kerak bumi. Seandainya fosil
belum ditemukan sebelum revolusi industri, mereka bisa tetap ada sampai
sekarang. Karbon dioksida adalah nomor satu gas rumah kaca yang berkontribusi
terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Selain itu, pembukaan vegetasi
Namun, telah berpendapat bahwa tidak adanya manusia di bumi tidak akan
menjamin stabilitas siklus biogeokimia. Alasan maju adalah bahwa kehidupan
telah ada selama sekitar 3,5 miliar tahun, dan rincian lengkap belum terjadi sejak
oksigen menjadi tersedia sekitar 1,5 miliar tahun yang lalu. Perubahan adalah
bagian dari siklus biogeokimia alami mengakibatkan periode biota yang
melimpah dan periode biota langka (baik di ekosistem darat dan perairan)
Kawah tubrukan meteor, saat ini dipenuhi oleh air, menandai permukaan Bumi.
Sebuah planet yang bisa mendukung kehidupan disebut dengan planet
layak huni, meskipun kehidupan tersebut tidak berasal dari sana. Bumi memiliki
air lingkungan tempat molekul organik kompleks merakit diri dan berinteraksi,
dan memiliki energi yang cukup untuk mempertahankan metabolisme.[119] Jarak
Bumi dari Matahari, eksentrisitas orbit, laju rotasi, kemiringan sumbu,
sejarah geologi, atmosfer, dan medan magnet pelindung merupakan faktor-faktor
yang bersumbangsih terhadap kondisi iklim di permukaan Bumi saat ini.
Biosfer
dimanfaatkan oleh manusia untuk memproduksi energi atau sebagai bahan baku
untuk memproduksi bahan-bahan kimia. Bijih mineral juga terbentuk di dalam
kerak Bumi melalui proses genesis bijih, yang disebabkan oleh aktivitas erosi dan
tektonik
lempeng.
Mineral
ini
menjadi
sumber
konsentrasi
bagi
manusia,
termasukmakanan,
kayu, obat-obatan,
oksigen,
dan
DAFTAR PUSTAKA
Whitten, D.G.A., The Penguin Dictionary of Geology, Penguin Books Ltd.,
Hammondsworth, Middlesex, England
Lutgens, Frederick K. & Edward J. Tarbuck, Essentials of Geology
Artikel.
2015.
(http://kliksma.com/2015/03/aktivitas-manusia-dan-pengaruh-mereka-