Anda di halaman 1dari 38

EVALUASI EFEKTIVITAS CSR INDOCITA FOUNDATION BAGI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(Studi Deskriptif Kualitatif: Penilaian Efektivitas Pelaksanaan CSR Indocita
Foundation Bagi Pemberdayaan Warga Desa Randuagung, Kecamatan Singosari,
Malang)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dengan Minat Utama Manajemen Komunikasi

Oleh

Claudia Maya

135120200111014

Cheryl Alvigayani

135120200111010

M.Y. Dwi Bimantoro

135120207111015

Iqro Mutahajjid

135120200111034

Juwidia Pranita Sari

135120200111026

Arif Yudistanto

135120201111032

Gresilia Kristin Gea

D1C113221

Gusti Amalia

D1C113004

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat, hidayah, dan inayah serta nikmat diantaranya adalah nikmat
sehat, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Proposal Laporan Observasi
Mata Kuliah Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif yang berjudul EVALUASI
EFEKTIVITAS CSR INDOCITA FOUNDATION BAGI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT dengan baik. Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah

untuk

menganalisa

keefektifitasan

pelaksanaan

program

CSR

Indocita

Foundation bagi pemberdayaan masyarakat di Desa Randuagung, Kecamatan


Singosari.
Banyak kesulitan dan hambatan yang kami hadapi dalam membuat tugas
proposal laporan ini, namun dengan semangat dan kegigihan yang kami lakukan
serta dorongan, arahan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga
kami mampu menyelesaikan tugas laporan observasi ini dengan baik. Penyusun
menyadari dalam menyelesaikan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rachmat Kriyantono, Ph.D, selaku dosen pengampu mata kuliah
Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif.
2. Orang tua kami yang selalu mendukung kami dengan doa dan
semangatnya.
3. Serta teman-teman yang memberi dorongan dengan semangatnya kepada
saya untuk menyelesaikan laporan ini.
Saya menyadari laporan observasi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran saya harapkan sebagai bahan perbaikan pada laporan laporan
berikutnya. Semoga laporan observasi ini dapat bermanfaat.
Malang,
2015

Daftar isi
Kata Pengantar.........................................................................................................2
Daftar isi...................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................5
1.1

Latar Belakang..........................................................................................5

1.2

Rumusan Masalah...................................................................................14

1.3

Tujuan Masalah.......................................................................................14

1.4

Manfaat Penelitian...................................................................................14

1.4.1

Manfaat Akademis...........................................................................14

1.4.2

Manfaat Praktis................................................................................15

1.5

Etika Penulisan........................................................................................15

BAB II....................................................................................................................17
2.1

Definisi Public relations..........................................................................17

2.2

Strategi Public Relations.........................................................................18

2.2.1

Pengertian Strategi Public relations.................................................18

2.2.2

Tahap-tahap kegiatan Strategi Public relations...............................19

2.2.3

Program Strategi..............................................................................20

2.3

Definisi Corporate Social Responsibility (CSR).....................................20

2.4

Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR).....................................21

2.4.1

Pemerintah.......................................................................................22

2.4.2

Masyarakat dan penduduk setempat................................................23

2.4.3

Perusahaan.......................................................................................23

2.5

Stakeholder..............................................................................................23

2.6

Kerangka Pemikiran................................................................................24

2.7

Studi pendahuluan...................................................................................26

BAB III..................................................................................................................29
3.1

Jenis Penelitian........................................................................................29

3.2

Metode Penelitian....................................................................................30

3.3

Fokus Penelitian......................................................................................31

3.4

Sumber Data............................................................................................31

3.5

Teknik Pengumpulan Data......................................................................32

3.6

Teknik Pemilihan Informan.....................................................................33

3.7

Teknik Analisis Data...............................................................................34

3.8

Keabsahan Data.......................................................................................36

Daftar Pustaka........................................................................................................38

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan

erat kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan, dimana muncul argumentasi


bahwa suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya tidak hanya berdasarkan
keuangan saja, melainkan berpijak pada konsekuenasi sosial dan lingkungan
untuk waktu sekarang ataupun untuk yang akan datang (Milne dalam Suyono,
2010, h. 4). Terdapat dua sudut pandang dalam memandang CSR, yakni sudut
pandang

konseptual

mempertimbangkan

yang

kepentingan

melihat
sosial

bahwa

usahawan

masyarakat

dalam

seyogyanya
pengambilan

keputusan; dan CSR dipandang sebagai program sosial perusahaan yang spesifik,
artinya perusahaan perlu membuat program spesifik yang mungkin dapat
ditempuh perusahaan (Miner dalam Saladin, 2004, h. 157).
Tanggung jawab sosial perusahaan atau dikenal sebagai Corporate Social
Responsibilty (CSR) merupakan sebuah kewajiban yang bisa merubah, baik
pandangan maupun perilaku dari pelaku usaha, sehingga CSR tidak sekedar
tuntutan moral, tapi sebagai wujud kewajiban suatu perusahaan (Suhadi, Febrian,
& Turatmiyah, 2014, h. 72). CSR juga buka sekedar kegiatan ekonomi, melainkan
tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan (Supriadinata & Goestaman,
2013, h. 2).
Konsep tentang CSR diperkuat oleh Magnan dan Ferrel (dalam Wibisono,
2007, h. 21) bahwa perusahaan perlu memberikan perhatian secara seimbang
terhadap kepentingan berbagai stakeholder yang beragam dalam setiap keputusan
dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara

sosial beratnggungjawab. Berdasarkan beberapa pemaparan diatas, dapat


digambarkan bahwa CSR sebagai suatu bentuk kepedulian perusahaan terhadap
lingkungan maupun kepentingan masyarakat sebagai bentuk tanggungjawab sosial
mereka.
Aspek moral dan etika dalam melaksanakan CSR merupakan hal yang
penting, karena terdapat argumen yang menyatakan bahwa kegiatan CSR tidak
terlihat sebagai sebuah penghalang, namun kegiatan yang membawa manfaat dan
keuntungan baik dalam jangka waktu yang pendek maupun lama (Branco dalam
Hadi, 2013, h. 33). Merujuk pada pemaparan diatas, dapat dikatakan bahwa
perusahaan

dalam

melaksanakan

CSR-nya,

belum

murni

menjalankan

pemberdayaan masyarakat sebagai bentuk tanggungjawab sosialnya, melainkan


masih mencari keuntungan dari kegiatan CSR yang dibuat. Seperti yang
dijelaskan Mardikanto (dalam Hadi, 2013, h. 34) bahwa konsep dasar
pemberdayaan

masyarakat

ialah

membantu

meningkatkan

kemampuan

masyarakat dan meminimalkan kesulitan yang dihadapi masyarakat, sehingga


tidak lagi ada pola ketergantungan. Oleh karena itu, berbagai program
pemberdayaan masyarakat harus menjadi fokus utama setiap perusahaan dalam
melaksanakan CSR.
Penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2009, h. 204) menyebutkan bahwa
CSR memiliki implikasi pada pemberdayaan masyarakat dalam berbagai cara.
Seperti laporan dari Perrin (dalam Ismail, 2009, h. 204) bahwa kegiatan CSR
sebagai penggerak seluruh karyawan perusahan telah menduduki urutan ketiga
tentang peran CSR dalam pemberdayaan masyarakat. Berikutnya, dalam
perusahaan U.S, misalnya, kegiatan CSR memiliki perhatian khusus dalam

memunculkan reputasi sebuah perusahaan (Ismail, 2009, h. 205). Berdasarkan


penjelasan diatas, dapat terlihat bahwa pelaksanaan CSR suatu perusahaan dapat
memberikan manfaat baik bagi internal maupun eksternal dari suatu perusahaan.
Telah banyak penelitian yang dilakukan terkait CSR, baik untuk melihat
dampaknya bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi lingkungan sosial sekitarnya.
Seperti penelitian oleh Saputro (2010, h. 131) yang meneliti sustainability
program CSR PT Telkom dari sisi kapasitas masyarakat dalam mengakses sumber
daya. Menurut Saputro (2010, h. 143), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
masyarakat belum cukup sustainble dengan ada atau tidaknya program dari PT
Telkom dikarenakan program PT Telkom sejauh yang ada dirasa belum cukup
untuk menuju kemandirian masyarakat. Namun, hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa program PT Telkom, menurut para petani dirasa jauh lebih
baik dibandingkan program-program dari pihak lainnya. Program PT Telkom
memberikan banyak pelajaran dan pengetahuan baru bagi petani, seperti mampu
menganalisa kemampuan dan kelemahan dari petani sendiri, mampu menganalisis
program dari PT Telkom dengan membandingkan dengan program dari pihak
lainna, dan mampu mengutarakan pendapat dan pemikirannya mengenai
perbaikan program ini untuk di waktu-waktu berikutnya (Saputro, 2010, h. 14).
Dalam melaksanakan kegiatan CSR, suatu perusahaan dapat menemui sebuah
kendala ketika akan mengimplementasikan program-program CSR. Argumen
peneliti didukung oleh penelitian Kumar (2014, h. 97 ) yang menganalisa dampak
dan tantangan dari aktivitas CSR di India. Hasil penelitian ini memaparkan bahwa
di India, CSR memberikan dampak pada perusahaan terkait, masyarakat, dan
pendidikan (Kumar, 2014, h. 103). Selain dampak, tantangan aktivitas CSR di

India ialah meningkatkan kesadaran masyarakat sebagai sebuah kebutuhan


tentang CSR agar program CSR dapat berjalan dengan efektif (Kumar, 2014, h.
104). Merujuk pada hasil penelitian diatas, dapat dikatakan bahwa pengetahuan
masyarakat tentang CSR masih kurang, sehingga masih ada masyarakat yang
melewatkan begitu saja terkait program CSR tersebut.
Penelitian lain dapat dilakukan untuk menganalisis pelaksannan CSR suatu
perusahaan. Seperti penelitian Mulyadi, Hersona, dan May (2012, h. 900) yang
menganalisa program CSR yang telah dilakukan oleh PT Pertamina Gas Area JBB
Distrik Cilamaya bagi masyarakat. Selain itu, tujuan penelitian untuk menjelaskan
dan menganalisis respon/tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan CSR oleh
PT Pertamina Gas Area JBB (Mulyadi, Hersona, dan May, 2012, h. 902). Hasil
penelitian ini menjelaskan bahwa PT Pertamina Gas Area JBB Distrik Cilamaya
telah melaksnakan lima program CSR, meliputi program penghijauan dan bantuan
mobil kebakaran (bidang lingkungan), pembinaan klub sepak bola, senam massal,
pemakaian sarana olahraga gratis dan donor danar (bidang kesehatan), beasiswa
dan sumbangan komputer (bidang pendidikan), sumbangan meja belajar,
pembangunan ruang kelas dan penyediaan sarana tempat ibadah (bidang
infrastruktur), dan budidaya pertanian dan budidaya jamur merang (bidang
pemberdayaan masyarakat) (Mulyadi, Hersona, & May, 2012, h. 916).
Berdasarkan pihak perusahaan, pelaksanaan kelima program tersebut berjalan
secara terorganisir yang artinya telah terencana dan terstruktur, namun respon
masyarakat terkait pelaksanaan CSR di bidang pendidikan sangat baik. Sedangkan
dalam bidang penghijauan, respon masyarakat menilai masih ragu-ragu dalam
pelaksanaannya (Mulyadi, Hersona, & May, 2012, h. 917).

Beberapa tahun terakhir, CSR menjadi sorotan tajam dari berbagai pihak
karena dinilai gagal memberi pengaruh kepada kesejahteraan rakyat (Suhadi,
Febrian, & Turatmiyah, 2014, h. 73). Penilaian gagal tersebut muncul karena
adanya konflik antara masyarakat dengan perusahaan, bahkan kebijakan
pemerintahan yang dapat menghambat berjalannya CSR perusahaan (Suhadi,
Febrian, & Turatmiyah, 2014, h. 73).
Penelitian oleh Asniwaty (2010, h. 1267) telah dilakukan untuk mengevaluasi
pelakasanaan corporate sosial responsibility di PT. Pupuk Kaltim. Penelitian ini
bertujuan mengevaluasi pelaksanaan program CSR dengan standar Kepmen
BUMN dan memberi masukan dalam penyempurnaan pelaksanaan CSR di pupuk
Kaltim untuk mengantisipasi pelaksanann ISO 26000 pada tahun mendatang
(Asniwati, 2010, h. 1268). Program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Pupuk
Kaltim sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada masyarakat terdiri dari tiga,
yakni (1) Penyaluran dana kemitraan, (2) Penyaluran dana hibah, dan (3)
Penyaluran bina lingkungan (Asniwati, 2010, h. 1269). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ketiga program tersebut belum menunjukkan efektivitas
pemanfaatan dana dan multiplier efek oleh masyarakat, karena data laporan hanya
berupa jumlah dana yang diberikan dan dikembalikan, tanpa adanya pemantauan
terkait bentuk usaha yang dibuat (Asniwati, 2010, h. 1272).
Terdapat penelitian lain yang bertujuan untuk menganalisa efektivitas CSR
dalam menyelesaikan masalah sosial lingkungan perusahaan. Penelitian ini
dilakukan oleh Supriadinata dan Goestaman (2013, h. 2) yang manganalisa
efektivitas CSR di PT Pertamina Unit Pemasaran TBBM Depot Ende bagi
perusahaan dan masyarakat. Program CSR PT Pertamina, meliputi program

beasiswa, program sehati Pertamina dan Pemberdayaan Posyandu, penanaman


pohon cacao, dan program air bersih (Supriadinata & Goestaman, 2013, h.4).
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat beberapa masalah dalam pelaksanaan
program CSR tersebut, meliputi jangka waktu keberlanjutan pelaksanaan program
CSR, kurangnya pemahaman penerima bantuan, tidak adanya alat pengukuran
tercapainya program CSR oleh TBBM Depot Ende, dan tidak adanya pelaporan
yang jelas mengenai hasil atas pelaksanaan program (Supriadinata & Goestaman,
2013, h.11).
Upaya implementasi CSR telah diterapkan oleh Lembaga Bimbingan Belajar
Indocita Foundation di Desa Randuagung, Kecamatan Singosari, Malang. Indocita
Foundation berdiri pada tanggal 6 Juni 2008 yang memiliki kantor pusat di Kota
Malang.

Indocita

merupakan

sebuah

lembaga

yang

bergerak

dalam

pengembangan bahasa, khususnya Bahasa Inggris. Dalam rangka meningkatkan


kualitas penguasaan Bahasa Inggris pada para siswa lingkungan Singosari dan
Lawang, Indocita Foundation melaksanakan tanggung jawab sosial melalui
Indocita Scholarship Program (ISP). Hal ini merupakan wujud dari aktivitas
sosialnya dengan mendirikan pendidikan gratis bahasa inggris.
ISP merupakan program pembelajaran Bahasa Inggris yang diberikan secara
gratis bagi siswa SD/ SMP/ SMA yang kurang mampu atau putus sekolah.
Indocita Foundation melalui ISP, memberikan program pembelajaran bahasa
inggris secara gratis selama satu tahun. Melalui ISP, Indocita meluncurkan
program Desa Inggris Singosari dan telah mendapat ijin dari Dinas Pendidikan
Kabupaten Malang Nomor: 400/25/421.102/2008. Selain itu, berdirinya Desa
Inggris Singosari oleh Bapak Bupati Malang, Bpk. H. Rendra Kresna pada tanggal

15 September 2013. Desa Inggris ini terletak di Jl. Pesantren RT. 05 RW.03 No.26
Randuagung Singosari Malang 65153 Jawa Timur.
Seperti yang tertulis melalui website desa inggris singosari (2015),
desainggris.com, Indocita Foundation sebagai lembaga bimbingan belajar bahasa
inggris memandang bahwa banyak masyarakat Indonesia yang menganggap
belajar bahasa inggris susah, sulit, dan membosankan. Di sisi lain, kebutuhan
bahasa inggris secara internasional sangat penting. Founder Indocita ingin
menghadirkan konsep pembelajaran bahasa inggris dengan suasana yang
menyenangkan dan tidak membosankan. Ketika peneliti melakukan wawancara
bersama HRD Indocita, Miss Umi, beliau menjelaskan bahwa berdirinya
Indocita ini juga sebagai bentuk keprihatinan terkait kurangnya bantuan
pendidikan kepada anak-anak yang kurang mampu. Selain itu, Indocita juga
memandang bahwa belum banyak lapangan yang tersedia untuk menampung
tenaga kerja dari anak-anak yang hanya lulusan SMA.
Seperti yang tertulis dalam website desainggrissingosari.com, Indocita
Foundation memiliki visi yakni mencetak masyarakat yang cerdas dan menjadi
bagian dari masyarakat internasional yang didasari dengan iman dan taqwa. Selain
visi, terdapat tiga misi yang dicanangkan oleh Indocita Foundation, pertama
menyediakan pendidikan yang berkualitas dengan harga tarjangkau dan gratis.
Kedua, menyiapkan generasi penerus bangsa yang siap cerdas dan berakhlak.
Ketiga, ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berdirinya Desa Inggris yang bertempat di Desa Randuagung, salah satunya
karena pendiri Indocita Foundation memang berasal dari Desa Randuagung.
Direktur Indocita berkeinginan untuk menciptakan lingkungan berbahasa inggris
yang diawali dari tempat tinggalnya terlebih dahulu. Beliau mengamati banyak

anak-anak kecil yang tidak dapat bersekolah karena keterbatasan biaya, namun
masih ada motivasi dalam diri anak-anak tersebut untuk belajar. Selain itu,
mengenalkan dan mengajarkan bahasa inggris sejak dini kepada anak-anak
menjadi langkah awal yang baik. Hal ini akan mendorong anak-anak untuk tidak
malu berbicara dengan bahasa asing (inggris) kepada lawan bicara.
Selaku HRD Indocita Foundation, Miss Umi menjelaskan bahwa Indocita
melakukan survei di sekolah-sekolah SMA yang ada di Kecamatan Singosari dan
Lawang untuk mengumpulkan data sebelum mendirikan Indocita Foundation.
Hasil survei tersebut menjelaskan bahwa di Kecamatan Singosari dan Lawang ini
masih banyak anak-anak kurang mampu yang duduk di bangku SMA kelas 3,
namun mereka bingung harus bekerja apa karena tidak memiliki cukup dana
untuk melanjutkan pendidikan di jenjang berikutnya. Hal ini yang memperkuat
tekad Indocita untuk mendirikan Indocita Foundation, dimana selain memberikan
pendidikan bahasa inggris secara gratis, namun juga merekrut anak-anak SMA
yang tidak bisa melanjutkan ke perkuliahan dengan membimbing mereka sebagai
tenaga pengajar bahasa inggris di Indocita Foundation.
Selain membuka lapangan pekerjaan bagi anak-anak yang putus sekolah,
Indocita Foundation juga membantu ekonomi warga Desa Randuagung dengan
berdirinya Desa Inggris Singosari. Hal ini diwujudkan dengan menempatkan
siswa-siswi dari luar kota yang ingin belajar bahasa inggris di rumah warga Desa
Inggris. Program host-fam dilaksanankan ketika liburan sekolah berlangsung, di
mana siswa-siswi dari luar kota akan tinggal dan menginap di rumah warga.
Dengan begini, Indocita akan membayar uang sewa penginapan, air, makan, dll
kepada warga Desa Watugede. Dengan menempatkan siswa di rumah warga, maka

hal tersebut akan membiasakan para warga untuk mendengar percakapan bahasa
inggris.
Desa Inggris memberikan konsep pembelajaran yang menyenangkan dan
tidak membosankan kepada para siswa. Proses pembelajaran dapat dilakukan
secara indoor (di rumah direktur Indocita Foundation) ataupun outdoor (di luar
rumah). Hal ini diterapkan agar siswa tidak merasa tegang dalam belajar bahasa
inggris. Desa Inggris bukanlah tempat belajar bahasa inggris yang formal atau
kaku, melainkan anak-anak dibebaskan untuk berinteraksi satu dengan yang lain.
Indocita Foundation mengenalkan Desa Inggris kepada warga Desa
Randuagung, khususnya, secara door to door. Indocita Foundation mendatangi
rumah warga satu persatu untuk menjelaskan konsep dari Desa Inggris. Menurut
pihak Indocita Foundation, hal ini perlu dilakukan untuk memberikan pengertian
agar tidak salah paham dalam memaknai Desa Inggris. Indocita Foundation
sekaligus melakukan pendataan jumlah anak dari warga sekitar, khususnya Desa
Randuagung untuk bergabung di Desa Inggris guna mengikuti pembelajaran
bahasa inggris secara gratis.
Berdasarkan pemaparan tentang program CSR di Indocita Foundation dengan
mengaitkan beberapa penelitian tentang pelaksanaan CSR, perlu dilakukan
evaluasi terkait bagaimana berjalannya program CSR bagi pemberdayaan
masyarakat guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, penelitian
ini akan mengevaluasi efektivitas dari pelaksanaan program CSR Indocita dalam
pemberdayaan warga Desa Randuagung.
1.2

Rumusan Masalah
Bagaimana efektivitas pelaksanaan program CSR Indocita Foundation bagi

pemberdayaan masyarakat di Desa Randuagung, Kecamatan Singosari?

1.3

Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, adapun tujuan dari

penelitian ini ialah untuk menganalisa keefektifitasan pelaksanaan program CSR


Indocita Foundation bagi pemberdayaan masyarakat di Desa Randuagung,
Kecamatan Singosari.
1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1

Manfaat Akademis
Sebagai salah satu kajian Ilmu Komunikasi, khususnya Public Relations,
sebagai pengembangan dan memperdalam aktivitas CSR dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat di desa. Berikutnya, penelitian ini dapat
menjadi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya dalam rangka
menyempurnakan penelitian yang sudah pernah dilakukan.

1.4.2

Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan
masukan kepada praktisi PR, berkaitan dengan aktivitas CSR yang
dilakukan agar tepat sasaran pada khalayak agar pemberdayaan
masyarakat di desa menjadi rata.

1.5

Etika Penulisan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menghubungi HRD

Indocita melalui telepon terkait permohonan izin dan persyaratan yang harus
dipenuhi ketika hendak melakukan penelitian. Setelah mendapat izin, peneliti
akan melanjutkan penelitian dengan mengumpulkan data secara kualitatif melalui

wawancara mendalam dan observasi kepada masyarakat desa yang terlibat dalam
aktivitas CSR Indocita Scholarship Program.
Semua informan dalam penelitian ini telah ditetapkan berdasarkan maksud
dan tujuan penelitian. Sebelum peneliti melakukan wawancara dan observasi
dengan warga Desa Randuagung, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud
dan tujuan dalam penelitian yang dilakukan. Jika informan menyetujui, maka
peneliti langsung melakukan wawancara dan mendokumentasi selama penelitian
berlangsung. Peneliti berharap agar informan memberikan informasi dengan
sejujurnya dan tidak ada yang sengaja ditutupi. Seluruh infomrasi yang berhasil
dihimpun akan dijaga kerahasiannya dan hanya akan digunakan untuk
kepentingan akademis. Dasar etika yang digunakan dalam penelitian ini ialah
informan bebas dalam menentukan apakah identitasnya diungkap atau tidak, dan
peneliti tidak memaksa informan untuk memberikan informasi yang tidak
dikehendakinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Definisi Public relations


Public relations merupakan suatu bagian atau devisi yang tidak dapat

dipisahkan dari organisasi atau perusahaan dalam menjalin hubungan internal dan
eksternalnya hal ini sesuai dengan kutipan dari Public relations Society America
bahwa Public relations is a strategic communication process that build mutually
beneficial relationship between an organization and its people (Ruliana, 2014, h.
180). Dalam menjalin hubungan tersebut organisasi dapat melakukannya melalui
komunikasi dan perencanaan seperti yang dimaksud oleh Scholz bahwa Public
relations adalah suatu perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi opini
melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu komunikasi timbal
balik untuk mencapai kepuasaan kedua belah pihak (Ruliana, 2014, h. 81).
Kemudia Grunig dan Hunt berpendapat bahwa Public relations adalah
manajemen komunikasi antara organisasi dengan publiknya (Kriyantono, 2012,
h.5).
Namun disisi lain selain sebagai seorang Pulic relations juga memiliki
tugas lain dalam organisasi atau perusahaan adalah membangun citra dalam
organisasi atau perusahaan tersebut hal ini menurut Nova (2009) public relations
dapat berkomunikasi timbal balik yang juga dapat menekankan pada moral dan
juga prilaku yang baik dengan tujuan untuk membangun opini, persepsi, dan citra
positif (good image) bagi perusahaan. Citra (image) menurut Kriyantono (2012, h.
9) yaitu citra adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut
palayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, prilaku perusahaan atau

prilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya, atau dapat dikatakan


bahwa public relations bertugas mebangun citra (image) yang positif dari jasa
produk ataupun individu dalam perusahaan tersebut tidak hanya perusahaan
kepada klayaknya. Dari hal tersebut maka public relations dapat berkomunikasi
yang baik serta memabuat program-program yang berlandaskan tanggung jawab
sosial untuk mencapai tujuan dari organisasi atau perusahaan.
2.2

Strategi Public Relations

2.2.1

Pengertian Strategi Public relations


Agar tujuan dapat tercapai maka dibutuhkan strategi yang tepat agar sesuai

dengan yang diharapkan. Begitu juga dengan kegiatan Public relations yang
membutuhkan strategi dalam menjalankan sesuatu. Menurut Ahmad S.
Adnanputra, Presiden Institut Bosnis dan Manajemen Jayakarta, batasan
pengertian tentang strategi Public relations adalah :
Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public
relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public relations
plan).
Public relations bertujuan untuk menegakkan dan mengembangkan suatu
citra yang menguntungkan (favorable image) bagi organisasi/perusahaan, atau
produk barang dan jasa terhadap para stakeholdersnya sasaran yang terkait yaitu
publik internal dan publik eksternal. Untuk mencapai strategi tersebut, strategi
kegiatan PR semestinya diarahkan pada upaya menggarap persepsi para
stakeholder, akar sikap tindak dan persepsi mereka. Konsekuensinya jika strategi
penggarapan berhasil maka akan diperoleh sikap tindak dan persepsi yang

menguntungkan dari stakeholder sebagai khalayak sasaran sehingga akan tercipta


suatu opini dan citra yang menguntungkan (Ruslan, 2014: 133-140).
Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi Public relations adalah pemikiran
yang telah direncanakan oleh praktisi PR untuk mengelola citra melalui berbagai
kegiatan PR guna mecapai tujuan perusahaan.
2.2.2

Tahap-tahap kegiatan Strategi Public relations


Strategi public relations dibentuk melalui dua komponen yang saling

terkait erat, yakni sebagai berikut :


Komponen
1) Komponen sasaran

Pembentukan Strategi PR
Satuan

atau

segmen

yang

akan

digarap
2) Komponen sarana

Panduan atau bauran sarana untuk


menggarap suatu sasaran.

Adapun tahap-tahap kegiatan strategi PR yaitu :


Pertama, komponen sasaran, adalah para stakeholder dan publik yang
mempunyai kepentingan yang sama. Sasaran tersebut secara struktural dan formal
yang dipersempit melalui upaya segmentasi yang dilandasi seberapa jauh sasaran
itu menyandang opini bersama, potensi polemik, dan pengaruhnya bagi masa
depan organisasi yang menjadi perhatian publik sasaran.
Kedua, komponen sarana (Adnanputra, 1990) yang pada strategi Public relations
berfungsi untuk mengarahkan ketiga kemungkinan tersebut ke arah posisi atau
dimensi yang menguntungkan. Hal tersebut dilaksanakan melalui pola dasar The

3-Cs option (Conversation, Change, Crystallization) dari stakeholder yang


disegmentasikan menjadi publik sasaran.
2.2.3

Program Strategi
Landasan umum dalam proses penyusunan strategi public relations,

menurut Ahmad S. Adnanputra dalam makalah PR Strategy (1990), yang


berkaitan dengan fungsi-fungsi PR secara integral melekat pada manajemen suatu
perusahaan, yaitu sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengidentifikasi permasalahan yang muncul


Identifikasi unit-unit sasarannya
Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasaran
Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran
Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi PR
Mengidentifikasi dan evaluasi terhadapperubahan kebijaksanaan atau

peraturan pemerintah
7. Menjabarkan strategi PR, dan taktik program yang telah direncanakan,
dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan evaluasi hasil kerja
2.3

Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)


Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk dari salah satu

program perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan tanggung jawab sosial.


Corporate Social Responsibilyty (CSR) merupakan program public relations
untuk melibatkan diri dalam mengatasi permasalah sosial yang ada di
lingkungannya (Kriyantono, 2012). Menurut Brown dan Dacin (1997) dan Send
dan Bhattacharya (2001) dalam Pustikaningsih (2011) yaitu Corporate Social
Responsibility (CSR) merupakan kegiatan perusahaan atau status yang berkaitan
dengan kewajiban yang dirasakan masyarakat atau pemangku kepentingan yang

berarti Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan untuk


masyarakat yang menggambarkan program dari perusahaan tersebut secara
berkelanjutan.
Corporate Social Responsibility (CSR) yang saat ini disebut juga
tanggungjawab perusahaan, corporate citizen, bisnis bertanggung jawab, dan
kesempatan sosial masyarakat yang dalam pengertiannya adalah a concept
whereby business organization consider the interest of society by taking
responsibility for the impact of their activities on customers, suppliers, employees,
shareholders, communities and other stakeholders as well as their environment
(Ismail, 2009, h. 199-209). Seperti pengertian di atas organisasi juga
mempertimbangkan dengan bertanggung jawab atas aktivitas yang salah satunya
adalah satkeholders.
2.4

Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)


Untung (2009) menyebut Corporate Social Responsibility (CSR)

merupakan ungkapan balas budi yang dilakukan oleh perusahaan kepada


masyarakat dan lingkungan, atas keuntungan yang telah didapatkan oleh
perusahaan. Untung (2009) juga mengatakan bahwa prinsip dasar dengan adanya
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah perusahaan dapat memberdayakan
masyarakat setempat sehingga terbebas dari kemiskinan maupun masalah-masalah
yang ada pada pendidikan, infrastruktur dan sebagainya.
Selain untuk memberdayakan masyarakat, dari sisi perusahaan dengan
adanya Corporate Social Responsibility (CSR) hubungan antara masyarakat dan

perusahaan dapat terjalin dengan baik sehingga kegiatan operasional perusahaan


dapat berjalan lancar tanpa adanya gangguan. Menurut Urip (2014), manfaat dari
Corporate Social Responsibility (CSR) terbagi menjadi 4 (empat), yaitu manfaat
Corporate Social Responsibility (CSR) bagi pemerintah, bagi masyarakat dan
penduduk, bagi perusahaan, bagi dunia dan lingkungan.
2.4.1
-

Pemerintah
CSR dapat membantu keberlanjutan pembangunan dan percepatan
pertumbuhan perekonomian mikro melalui tata kelola perusahaan yang
baik/perubahan tata nilai dan praktik terbaik yang akan mendorong

terbentuknya pasar yang kondusif bagi investor lokal maupun asing.


Perusahaan yang mendorong terlaksananya kegiatan CSR yang memberi
manfaat bagi masyarakat asalkan memenuhi kriteria pembangunan dan
berkelanjutan tertentu dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan

insentif pajak
Anggaran bersama CSR dapat berperan sebagai sumber pendapatan
tambahan masyarakat (melalui penyediaan lapangan kerja dan penciptaan
kemakmuran untuk mengurangi kemiskinan)

2.4.2

Masyarakat dan penduduk setempat

Terdapat perubahaan kebiasaan dan peningkatan kualitas hidup pada

masyarakat
Adanya peningkatan kompetisi sumber daya manusia,
Terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sehingga masyarakat
sekitar menjadi makmur.

2.4.3

2.5

Perusahaan

Bagi perusahaan, dengan adanya CSR dapat membantu perusahaan dalam

mempertahankan dan mendongkrak reputasi perusahaan


Menimbulkan citra yang baik, sehingga dapat meningkatkan laba

perusahaan
Adanya dukungan dan niat baik masyarakat, sehingga kegiatan operasional

perusahaan tidak terganggu dan dapat berjalan lancar


Perusahaan dapat berpeluang mendapatkan penghargaan
Stakeholder
Stakeholder merupakan pemangku kepentingan yang dalam pengertiannya

menurut Kriyantono (2014, h. 152) Stakeholder adalah kategori umum dari


orang-orang yang berpotensi dipengaruhi oleh aktivitas dan keputusan
organisasi. Dalam premis dari teori stakeholder, stakeholder merupakan bagian
keseluruhan proses perencanaan strategi dalam organisasi (Kriyantono, 2014, h.
59). Dalam hal ini stakeholder merupakan kolompok orang yang dapat
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh organisasi karena aktivitas dari organisasi
tersebut, hal ini sesuai dengan pendapat termologi dari Freeman (1984)
stakeholder

merupakan

kelompok-kelompok

yang

memiliki

keterlibatan

hubungan dengan organisasi dimana kelompok-kelompok tersebut yang


mempengaruhi dan dipengaruhi oleh organisasi (Kriyantono, 2014).
Jadi, dapat dikatakan bahwa stakeholder merupakan orang-orang yang
secara umum bisa dipengaruhi oleh program-program dari organisasi dalam hal
ini adalah program-program dari public relations, yang dalam Kriyantono (2014)
stakeholder secara umum yaitu fokus dari program-program public relations,

seperti employee relations, community relations, consumer relations, atau


government relations.
2.6

Kerangka Pemikiran
Indocita
Foundation

Corporate Social
Responbility (CSR)

Public
relations

Masyarakat Desa
Randuagung (Desa
Inggris)

Indocita
Scholarship
Program (ISP)

Evaluasi Corporate
Social Responbility
(CSR)

Bagan 1. Alur Pemikiran penelitian


Kerangka Pemikiran diatas menjelaskan bahwa Corporate Social
Responsibility

(CSR)

perusahaan

erat

kaitannya

dengan

pembangunan

berkelanjutan, muncul argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam menjalankan


aktivitasnya tidak hanya berdasarkan keuangan saja, melainkan berpijak pada
konsekuensi sosial dan lingkungan untuk waktu sekarang ataupun untuk yang
akan datang (Milne dalam Suyono, 2010, h. 4). Hal tersebut dilaksanakan oleh

pihak perusahaan Indocita Foundation kepada masyarakat desa Randuagung yang


disebut Desa Inggris.
Desa Randu Agung disebut dengan Desa Inggris karena adanya program
Corporate Social Responsibility (CSR). Indocita Foundation membuat program
Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Indocita Scholarship Program
(ISP). Indocita Scholarship Program (ISP) merupakan program pembelajaran
Bahasa Inggris yang diberikan secara gratis bagi anak-anak yang kurang mampu
atau putus sekolah.
Menurut Branco (dalam Hadi, 2013, h. 33) Aspek moral dan etika dalam
melaksanakan CSR merupakan hal yang penting, karena terdapat argumen yang
menyatakan bahwa kegiatan CSR tidak terlihat sebagai sebuah penghalang,
namun kegiatan yang membawa manfaat dan keuntungan baik dalam jangka
waktu yang pendek maupun lama. Merujuk pada pemaparan diatas, dapat
dikatakan bahwa perusahaan dalam melaksanakan CSR-nya, belum murni
menjalankan pemberdayaan masyarakat sebagai bentuk tanggungjawab sosialnya,
melainkan masih mencari keuntungan dari kegiatan CSR yang dibuat. Seperti
yang dijelaskan Mardikanto (dalam Hadi, 2013, h. 34) bahwa konsep dasar
pemberdayaan

masyarakat

ialah

membantu

meningkatkan

kemampuan

masyarakat dan meminimalkan kesulitan yang dihadapi masyarakat, sehingga


tidak lagi ada pola ketergantungan. Oleh karena itu, Peneliti ingin mengevaluasi
efektivitas dari berlangsungnya Corporate Social Responsibility (CSR) oleh pihak
Indocita Foundation dalam pemberdayaan warga Desa Randuagung.

2.7

Studi pendahuluan
Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan studi pendahuluan

untuk mempelajari penelitian terdahulu yang dapat membantu proses pengerjaan


penelitian. Penelitian ini menggunakan tiga penelitian terdahulu.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Suhadi, Febrian, & Turatmiyah
(2014) menemukan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi
sorotan tajam dari berbagai pihak karena dinilai gagal memberi pengaruh kepada
kesejahteraan rakyat. Penilaian gagal tersebut muncul karena adanya konflik
antara masyarakat dengan perusahaan, bahkan kebijakan pemerintahan yang dapat
menghambat berjalannya Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.
Hubungan penelitian diatas dengan penelitian kami yaitu memiliki
kesamaan yang memberdayakan masyarakat. Penelitian Suhadi, Febrian, &
Turatmiyah (2014) memberdayakan masyarakat di Kabupaten Lahat, yang
merupakan hasil kesepakatan perusahaan tambang, masyarakat, dengan Dinas
setempat. Penelitian yang kami lihat di desa Randuagung pun demikian,
Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan berdasarkan kesepakatan
masyarakat, perusahaan, dengan Dinas. Namun penelitian yang dilakukan oleh
Suhadi, Febrian, & Turatmiyah (2014), memiliki masalah dari pihak masyarakat
dengan perusahaan. Maka dari itu, kami meneliti terkait evaluasi keefektifan
Corporate Social Responsibility (CSR), guna memberi masukan penting untuk
perusahaan-perusahaan yang ingin melaksanakan Corporate Social Responsibility
(CSR).

Penelitian oleh Asniwaty (2010, h. 1267) telah dilakukan untuk mengevaluasi


pelakasanaan corporate sosial responsibility di PT. Pupuk Kaltim. Penelitian ini
bertujuan mengevaluasi pelaksanaan program CSR dengan standar Kepmen
BUMN dan memberi masukan dalam penyempurnaan pelaksanaan CSR di pupuk
Kaltim untuk mengantisipasi pelaksanann ISO 26000 pada tahun mendatang
(Asniwati, 2010, h. 1268). Program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Pupuk
Kaltim sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada masyarakat terdiri dari tiga,
yakni (1) Penyaluran dana kemitraan, (2) Penyaluran dana hibah, dan (3)
Penyaluran bina lingkungan (Asniwati, 2010, h. 1269).
Hubungan dari penelitian Asniawati (2010) dengan penelitian kami yaitu,
kami memiliki metode penelitian yang sama yaitu metode kualitatif dengan
metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif analisis. Asniawati (2010) juga
menganalisis tentang Evaluasi Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
(CSR) PT. Pupuk Kaltim, hal ini mempermudah alur penelitian kami. Namun
Asniawati (2010) menyatakan bahwa hasil penelitiannya di Kalimantan Timur
yaitu belum adanya efektivitas pemanfaatan dana dan multiplier efek oleh
masyarakat, karena data laporan hanya berupa jumlah dana yang diberikan dan
dikembalikan, tanpa adanya pemantauan terkait bentuk usaha yang dibuat.
Penelitian lain yang bertujuan untuk menganalisa efektivitas CSR dalam
menyelesaikan masalah sosial lingkungan perusahaan. Penelitian ini dilakukan
oleh Supriadinata dan Goestaman (2013, h. 2) yang manganalisa efektivitas CSR
di PT Pertamina Unit Pemasaran TBBM Depot Ende bagi perusahaan dan
masyarakat. Program CSR PT Pertamina, meliputi program beasiswa, program

sehati Pertamina dan Pemberdayaan Posyandu, penanaman pohon cacao, dan


program air bersih (Supriadinata & Goestaman, 2013, h.4). Hasil penelitian ini
menunjukkan terdapat beberapa masalah dalam pelaksanaan program CSR
tersebut, meliputi jangka waktu keberlanjutan pelaksanaan program CSR,
kurangnya pemahaman penerima bantuan, tidak adanya alat pengukuran
tercapainya program CSR oleh TBBM Depot Ende, dan tidak adanya pelaporan
yang jelas mengenai hasil atas pelaksanaan program (Supriadinata & Goestaman,
2013, h.11).
Hubungan penelitian Supriadinata & Goestaman (2013) dengan penelitian
kami yaitu, memiliki metode penelitian yang sama, dengan menggunakan
deskriptif analisis. Supriadinata & Goestaman (2013) juga meneliti tentang
efektivitas Corporate Social Responsibility (CSR), yang memiliki permasalahan
mengenai jangka waktu keberlanjutan pelaksanaan program Corporate Social
Responsibility (CSR).
Dari ketiga penelitian terdahulu diatas, ternyata Corporate Social
Responsibility (CSR) tidak berjalan sesuai keinginan perusahaan maupun
masyarakat, sehingga dibutuhkan evaluasi setiap diadakannya Corporate Social
Responsibility (CSR).

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivis, di mana memandang

realitas sebagai konstruksi individu-individu. Peneliti tidak akan memandang


bahwa sesuatu itu sudah memang demikian adanya (Moleong, 2005, h. 11).
Kebenaran dalam memandang realitas bersifat relatif dan berlaku sesua konteks
dan waktu yang spesifik (Kriyantono, 2012, h. 30). Hal ini berarti individu
mengambil peran untuk terjun langsung atau terlibat dalam memberi makna
terhadap realitas. Individu bertindak sebagai subjek yang memberikan makna
dalam realitas dan mengonstruksinya berdasarkan kehendaknya. Penelitian ini
menggunakan metodologi kualitatif, karena antara peneliti dan subjek riset
mengutamakan empati dan interaksi dialogis dalam merekonstruksi realitas yang
diriset sebagai pembuktian kebenaran (Kriyantono, 2012, h. 31).
Metode kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya, sehingga hal-hal yang ditekankan dalam metode ini adalah terkait
kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data (Kriyantono, 2006, h.
58). Dalam mengumpulkan data yang akan diteliti, instrumen yang digunakan
adalah orang atau biasanya disebut human interest (Sugiyono, 2007, h. 56).
Untuk dapat menjadi instrument, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan
luas, sehingga mampu bertanya, memotret, menganalisis, dan mengkonstruksi
objek yang diteliti menjadi jelas dan bermakna (Sugiyono, 2007, h. 56). Untuk
memperoleh dan menggali data informasi yang detail secara mendalam, peneliti
berkali-kali mewawancari informan.

Sebelum beranjak pada tahap teknik pengumpulan data, analisis data, peneliti
sudah melakukan pencarian penelitian terdahulu untuk mendukung dan mengulas
LBM

(Latar

Belakang

Masalah).

Berdasarkan

hal

tersebut,

peneliti

mengumpulkan data dan terjun ke lapangan langsung untuk mencari data dan
menentukan informan untuk dijadikan sumber informasi. Hal diatas menunjukkan,
bahwa peneliti tidak serta merta turun ke lapangan, namun peneliti juga perlu
mempelajari dan mengimplementasikan teori yang didapat selama perkuliahan
sebagai pedoman.
3.2

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis

deskriptif. Manurut penjelasan Kriyantono (2006, h. 69) bahwa penggunaan


analisis deskripsi bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual,
dan akurat tentang fakta-fakta dan objek tertentu. Penelitian deskriptif kualitataif
ini merupakan penelitian yang memberikan gambaran dari suatu keadaan atau
situasi secara spesifik, bentuk sosial atau hubungan (Neuman, 2006, h. 35). Hal
ini berarti bahwa metode penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif memiliki
sebuah tujuan, yakni mendeskripsikan serta memberi gambaran suatu sifat yang
muncul dan terjadi pada saat studi penelitian. Penelitian deskriptif dilaksanakan
melalui pengumpulan data agar dapat menguji hipotesis atau menjawab
pertanyaan mengenai status terkahir, baik karakteristik ataupun frekuensi dari
subyek yang dipelajari (Silalahi, 2009, h. 62).
Penelitian ini menjelaskan mengenai evaluasi efektivitas dari aktivitas
program CSR oleh Indocita Foundation. Pada penelitian ini, peneliti berupaya

meneliti untuk mengukur sejauh mana pelaksanaan program CSR oleh Indocita
Foundation dalam pemberdayaan masyarakat, utamanya warga Desa Randuagung.
Peneliti menganggap bahwa sejauh mana efektivitas pelaksanaan program CSR
dalam pemberdayaan masyarakat, akan menentukan pula keberhasilan program
yang dibuat oleh perusahaan.
3.3

Fokus Penelitian
Menurut Moleong (2005, h. 64), fokus penelitian terbagai menjadi dua, yakni

pertama untuk membatasi studi dan kedua, untuk memenuhi kriteria masuk
keluarnya suatu infomrasi yang baru diperoleh dari lapangan. Berdasarkan fokus
penelitian, diharapkan peneliti dimudahkan dalam menjawab permasalahan tema
ini. Merujuk uraian diatas, maka penelitian ini berfokus untuk menggali data dari
warga di lingkungan berdirinya program CSR Indocita Foundation, di Desa
Randuagung. Data yang digali mencakup

1. Alasan Indocita Foundation menciptakan program CSR milik Indocita.


2. Pelaksanaan program CSR dalam pemberdayaan warga Desa Randuagung.
3.4

Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil

wawancara mendalam dengan para warga di lingkungan Indocita Foundation,


Desa Randuagung. Menurut Kriyantono (2006, h. 102), wawancara mendalam
merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi secara langsung melalui
tatap muka dengan informan untuk mendapatkan data lengkap dan mendalam.
Wawancara

mendalam

memungkinkan

peneliti

untuk

menggali

atau

mengeksplorasi infomrasi yang terjadi saat ini, masa lalu, dan masa yang akan
datang untuk dapat mendiskusikan opini-opini yang muncul.

3.5

Teknik Pengumpulan Data


Peneliti perlu melakukan rancangan dalam mengumpulkan data agar data

yang dikumpulkan melalui informan merupakan data yang relevan. Penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam.
Wawancara mendalam ialah dengan bertemu langsung (tatap muka) dengan
informan untuk mendapat data yang lengkap, karenanya wawancara dilakukan
secara berulang-ulang dan intensif (Kriyantono, 2006, h. 102). Informasi
diperoleh dengan wawancara bersama informan yang terkait dalam pokok
permasalahan melalui proses tanya jawab.
Wawancara pertama dalam penelitian dilakukan kepada public relation
Indocita Foundation untuk menjelaskan program CSR apa saja yang dibuat oleh
Indocita dalam rangka pemberdayaan warga Desa Randuagung. Wawancara
dilakukan untuk menggali pula informasi terkait alasan pembuatan program CSR
dalam pemberdayaan warga Desa Randuagung. Wawancara dianggap selesai
apabila sudah menemui titik jenuh, yatu sudah tidak ada lagi hal yang perlu
ditanyakan. Wawancara kedua dalam penelitian ini dilakukan kepada warga Desa
Randuagung yang terlibat dalam program CSR Indocita Foundation. Wawancara
dilakukan untuk mengetahui bagaimana wujud nyata pelaksanaan program CSR
dalam memberikan manfaat sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat kepada
warga Desa Randuagung. Wawancara dianggap selesai apabila sudah menemui
titik jenuh, yatu sudah tidak ada lagi hal yang perlu ditanyakan.
Sifat wawancara dalam penelitian ini adalah semistruktur. Peneliti
menyiapkan daftar pertanyaan tertulis tapi memungkinkan untuk menanyakan

pertanyaan-pertanyaan

secara

bebas,

yang

terkait

dengan

permasalahan

(Kriyantono, 2006, h. 101). Wawancara ini dilakukan secara bebas, namun tetap
terarah atau berjalan sesuai dengan koridor pokok permasalahan yang hendak
ditanya dan telah dipersiapkan terlebih dahulu.
3.6

Teknik Pemilihan Informan


Peneliti menggunakan informan yang bisa memberikan informasi secara

detail dan lengkap sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Peneliti menentukan
informan penelitian menggunakan cara purposive. Purposive merupakan teknik
seleksi informan melalui kriteria-kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti yang
sesuai dengan tujuan penelitian (Kriyantono, 2006, h. 159). Seleksi informan pada
penelitian ini dipilih sesuai dengan kebutuhan peneliti. Kriteria informan yang
ditentukan oleh peneliti, yakni (1) Informan merupakan warga asli Desa
Randuagung, (2) Informan merupakan warga asli Desa Randuagung yang terlibat,
baik langsung maupun tidak, sebagai akibat dari pelaksanaan program CSR
Indocita Foundation, (3) Informan harus bersedia dan mau memberikan
keterangan atau informasi yang dibutuhkan peneliti ketika tanya jawab
berlangsung hingga data yang diperoleh jenuh.
Informan dalam penelitian terbagi menjadi dua macam, yakni (1) Informan
kunci ialah mereka yang tahu dan memiliki berbagai informasi pokok yang
dibutuhkan peneliti. Dalam penelitian ini, informan kunci ialah Miss Eka selaku
public relation dari Indocita Foundation. Proses penelitian diawali dengan
bertemu beliau terlebih dahulu guna mendapat rekomendasi informan yang

kredibel sesuai dengan tujuan penelitian, (2) Informan utama ialah mereka yang
terlibat langsung sesuai tujuan penelitian.
Setelah melakukan wawancara kepada public relation Indocita Foundation,
beliau menunjukkan kriteria warga yang dapat dijadikan informan. Informaninforman tersebut ialah Warga tersebut tergolong dalam tiga kategori, yakni warga
Desa Randuagung yang mendapat beasiswa sebagai trainer Indocita, warga Desa
Randuagung yang belajar bahasa inggris secara gratis, dan rumah para warga yang
digunakan dalam menjalankan program CSR Indocita Foundation. Miss Eka
selaku public relation Indocita Foundation dengan ramah memberikan jadwal les
para murid yang dapat ditemui untuk wawancara setelah kelas berakhir. Selain itu,
beliau juga bersedia menunjukkan rumah-rumah warga yang pernah dijadikan
tempat tinggal murid Indocita dari luar kota.
Proses wawancara kepada informan tidak langsung ujuk-ujuk atau melakukan
tanya jawab, namun peneliti membawa dan menunjukkan surat izin dari
universitas yang diketahui oleh pihak Indocita dan RW setempat. Hal ini bertujuan
bahwa penelitian yang dilakukan bersifat formal atas permintaan universitas dan
telah diizinkan oleh pihak Indocita serta diketahui oleh RW.
3.7

Teknik Analisis Data


Analisis data kualitatif digunakan apabila terdapat data-data yang terkumpul

berupa kata-kata, kalimat-kalimat, atau narasi-narasi (Kriyantono, 2006, h. 196).


Tahap analisis data menjadi kunci utama dalam riset kualitatif, yakni sebagai
faktor utama penilaian kualitas tidaknya riset (Kriyantono, 2006, h. 196). Tahap

analisis data ini dilakukan peneliti mulai waktu pra pendahuluan ketika terjun ke
lapangan.
Data-data yang berasal dari rekaman wawancara ini dianalisis dengan
mereduksi (penyederhanaan) data melalui serangkaian proses menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan dan memasukkan ke dalam kategori-kategori yang
disusun sesuai jenis data dan tujuan penelitian (Moleong, 2014, h. 288). Maksud
dari pengertian di atas, yakni peneliti melakukan proses pemilahan atau
memfokuskan data sesuai dengan tujuan penelitian setelah melakukan wawancara.
Proses ini dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung.
Alat pereduksian data menggunakan sistem kategorisasi yang digolongkan
berdasarkan data melalui wawancara dengan informan, yakni bagaimana atau
sejauh mana program CSR Indocita yang dijalankan dapat memberi dampak bagi
pemberdayaan masyarakat, khususnya warga Desa Randuagung. Data wawancara
yang akan difokuskan dalam penelitian ini setelah terjun ke lapangan, yakni (1)
Program-program CSR Indocita Foundation, (2) Pelaksanaan program CSR
Indocita Foundation bagi warga Desa Randuagung, (3) Keuntungan atau dampak
positif program CSR Indocita Foundation bagi warga Desa Randuagung, (4)
Kerugian atau dampak negatif program CSR Indocita Foundation bagi warga
Desa Randuagung.
Setelah data direduksi (penyederhanaan), tahap selanjutnya adalah penyajian
data. Penyajian data diperoleh melalui sekumpulan informasi yang tersusun, di
mana dapat memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan (Sugiyono, 2007, h. 246). Peneliti menyajikan data berupa

teks bersifat naratif yang diperoleh dari wawancara mendalam kepada informan.
Cara menyajikan data ini adalah seluruh data dikumpulkan, kemudian dipilah
sesuai dengan kategorisasi yang dibuat dalam penelitian. Setelah disesuaikan
dengan kategorisasi, barulah data disajikan dalam bentuk teks.
Tahap terakhir dari analisis data kualitatif ini adalah menarik kesimpulan.
Tahap penelitian ini akan mengulas mengenai makna dari data yang dikumpulkan.
Melalui data yang sudah dimaknai akan dapat dimunculkan kesimpulan, namun
kesimpulan masih bersifat tentatif, kabur, kaku, dan meragukan (Sugiyono, 2007,
h. 246). Dengan begitu, kesimpulan yang diperoleh harus diverifikasi terlebih
dahulu untuk meyakinkan kebenarannya. Peneliti harus mengonfirmasi,
memertajam dan memverifikasi kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk
sampai pada kesimpulan final. Kesimpuan final, yakni berupa proposisi-proposisi
ilmiah terkait realitas yang diteliti (Sugiyono, 2007, h. 247).
3.8

Keabsahan Data
Untuk menguji kebenaran dan kejujuran data yang diperoleh dari informan,

peneliti

menggunakan

analisis

trustworthiness.

Trustworthiness

menguji

kebenaran dan kejujuran subjek guna mengungkap reaitas berdasarkan apa yang
dialami, dirasakan, atau dibayangkan (Kriyantono, 2006, h. 71). Trustworthiness,
meliputi authenticity dan triangulasi. Authenticity, dilakukan dengan cara peneliti
memberi kesempatan dan memfasilitasi informan untuk mengungkap konstruksi
personal yang lebih detail (Kriyantono, 2006, h. 72). Peneliti mengajak informan
untuk wawancara dengan suasana santai serta menerapkan komunikasi informal
agar informan dapat dengan leluasa bercerita panjang lebar. Pembuktian

selanjutnya digunakan triangulasi sumber, waktu, dan periset. Triangluasi sumber,


di mana peneliti membandingkan hasil pengamatan yang diwawancara, antara apa
yang dikatakan secara pribadi dan secara umum. Triangulasi waktu, peneliti
melakukan wawancara dan observasi tidak hanya sekali, namun dilakukan dilain
waktu untuk mengecek konsistensi pernyataan informan. Hal ini dilakukan karena
berkaitan dengan perubahan proses dan perilaku manusia karena waktu
(Kriyantono, 2006, h. 72). Triangulasi periset, hal ini menggunakan lebih dari satu
periset atau peneliti yang melakukan observasi dan wawancara. Hal ini dilakukan
karena masing-masing peneliti memiliki gaya, sikap, dan persepsi yang berbeda
dalam memandang fenomena yang sama (Kriyantono, 2006, h. 72). Dengan
begitu, menggunakan dua peneliti akan membuat data yang diperoleh lebih absah.

Daftar Pustaka
Antonius Suhadi, A. F. (2014). Model corporate social responsibility (csr)
perusahaan tambang batubara di kabupaten lahat terhadap pemberdayaan
masyarakat berbasis kearifan lokal. Jurnal Dinamika Hukum, 14(1), 72-82.
Asniwaty, B. (2010). Evaluasi pelaksanaan corporate sosial responsibility csr pt.
pupuk kaltim. Jurnal Eksis, 6(1), 1267-1266.
Hadi, P. (2013). Community empowerment through corporate social responsibility
in holcim. International Journal of Scientific Research and Education,
1(2), 33-37.
Iriantara, Yosal. 2004. Manajemen Strategis Public Relations. Jakarta. Ghalia
Indonesia.
Ismail, M. (2009). Corporate social responsibility and its role in community
development: An international perspective. The Journal of International
Social Research, 2(9), 199-209.
Kriyantono, R. (2006). Teknik praktis riset komunikasi: Praktis riset media,
public relation, advertising, komunikasi organisasi, komunikasi pemasaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Kriyantono, R. (2012). Public relation & crisis management: Pendekatan critical
public relation etnografi kritis & kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada
Media.
Kriyantono, R. (2012). Public relation writing: teknik produksi media public
relations dan publisitas korporate. Jakarta: Kencana.
Kumar, N. (2014). Corporate social responsibility: An analysis of impact and
challenges in india. Abhinav International Monthly Refereed Journal of
Research, 3(5), 97-104.
Moleong, L. J. (2005). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Moleong, L.J. (2014). Metode penelitian kualitatif (edisi revisi). Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyadi, D., Hersona, H.S., & May, L.D. (2012). Analisis pelaksanaan corporate
social responsibility (csr) pada pt. pertamina gas area jbb distrik cilamaya
bagi masyarakat. Jurnal Manajemen, 9(4), 900-919.

Neuwman, W.L. (2013). Metode penelitian sosial: Pendekatan kualitatif dan


kuantitatif (7th ed). (E.T Sofia, Terjemahan). Jakarta: Indeks.
Nova, F. (2009). Crisis public relations: bagaimana pr menangani krisis
perusahaan. Jakarta: Grasindo.
Pustikaningsih. (2011). Analisis hubungan corporate social responsibility (csr)
terhadap kinerja keunagan pada perusahaan jasa: studi kasus perusahaan
jasa di d.i. yogyakarta. Jurnal pendidikan akuntasi Indonesia, 9 (2), 32-39.
Ruliana, P. (2014). Komunikasi organisasi: teori dan studi kasus. Jakarta:
Rajawali Pers.
Ruslan, Rosady. 2014. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi.
Jakarta. Rajagrafindo Persada.
Saladin, D. (2004). Manajemen strategi dan kebijakan perusahaan. Bandung:
Linda Karya.
Silalahi, U. (2009). Metode penelitian sosial. Bandung: Refika Aditama.
Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung:
Alfabeta.
Supriadinata, W. & Goestaman, I. (2013). Analisis efektivitas corporate social
responsibility (csr) dalam menyelesaikan masalah sosial lingkungan
perusahaan di pt. Pertamina (persero) unit pemasaran tbbm depot ende.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1), 1-13.
Suyono, E. (2010). Corporate social responsibility di Indonesia. Bandung: Unpad
Press.
Untung, Hendrik Budi. 2009. Corporate Social Responbility. Jakarta: Sinar
Grafika.
Urip, Sri. 2014. Strategi CSR (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Untuk
Peningkatan Daya Saing Perusahaan Dipasar Negara
Berkembang). Tangerang: Literati.
Wibisono, Y. (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai