Anda di halaman 1dari 4

Deddy Mulyana

PT Remaja Rosdakarya
Tahun 2000
Nama

: M. Fauzan R

Kelas

:Q

Jurusan

: THP

NIM

: 155100501111005

RESUME
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
BAB III. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI

Para pakar telah menguraikan prinsip-prinsip komunikasi, didasarkan pada pengalaman


dan pengamatan pribadi mereka dan dengan rujukan lain yang relevan. Pada dasarnya, prinsipprinsip komunikasi merupakan penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi.

Prinsip 1: Komunikasi adalah suatu proses simbolik


Menurut Susanne K. Langer, penggunaan lambing dan simbolilasi merupakan kebutuhan pokok
manusia. Dan dengan berlambang, manusia dapat berbagi pengalaman dengan sesama, baik dekat
maupun jauh jaraknya. Di jelaskan bahwa berlambang adalah suatu wujud komunikasi yang tidak
melihat dekat ataupun jauh, lama ataupun dekat, tetapi berlambang membutuhkan kita
mengetahui dimana lambing itu berada, seperti contohnya dengan lambing-lambang di goa-goa
yang ditinggalkan nenek moyang kita.
Prinsip 2: Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya
sendiri. Bila kita diam, sebenarnya kita mengkomunikasikan banyak kepada orang lain. Orang
lain dapat menafsirkan kita sebagai pemalu, segan, tidak setuju, dan lain-lain. Ada pula orang
yang menafsirkannya sebagai diam tetapi menghanyutkan, pemalas, atau bodoh. Itu semua
tergantung perspektif dari orang yang menilai kita dan kita tidak bias mengendalikan bagaimana
perilaku kita akan ditafsirkan kepada orang lain.

Deddy Mulyana
PT Remaja Rosdakarya
Tahun 2000
Prinsip 3: Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
Dimensi isi adalah apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana
cara mengatakannya. Sebagai contoh, adalah dengan kata anjing dengan kata anjing, kata itu
tidak bermoral, namun kata itu dapat menjadi kata sapaan akrab atau sebagai penunjuk bahwa
seseorang sedang kesal. Misalnya Anjing, awas lu ye! kata anjing disitu bila dikatakan sambal
tersenyum dan tertawa dapat menjadi bercandaan, namun saat dikatakan saat sedang ada konflik,
kata tersebut dapat menjadi indikasi bahwa orang yang berkata itu sedang kesal.
Prinsip 4: Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadi komunikasi, tetapi komunikasi terjadi karena
disengaja maupun tidak disengaja. Komunikasi terjadi dari yang tidak disengaja sama sekal,
sampai yang disengaja. Contohnya ketika anda sedang tidak melihat mata orang yang sedang
berbicara, namun anda memperhatikan, dan yang disengaja seperti sedang kampanye atau pidato.
Hal ini merupakan mengapa banyaknya kesalahpahaman antarbudaya yang sebenarnya tidak
disengaja.
Prinsip 5: Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Pesan yang diungkapkan akan dipengaruhi oleh waktu, tempat, kehadiran orang lain, dan juga
suasana psikologis dari seseorang. Sebagai contoh, waktunya orang gembira dan bercanda tawa,
namun ada seseorang yang tidak menikmati waktu itu akan dianggap sedang sedih. Saat kita
berada di dalam masjid tidak boleh berbicara kencang-kencang dan bercanda, orang akan
mengira tidak berpendidikan dan tidak agama. Saat ada dua orang yang lagi selek dengan satu
sama lain akan canggung dan tegang bila mereka dibiarkan berdua sendiri namun, bila ada
kehadiran orang lain, maka suasana antara mereka berdua akan mencair.
Prinsip 6: Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka mencoba meramalkan apa yang akan terjadi saat
mereka menyampaikan informasi kepada lawan bicara mereka. Komunikasi juga terikat oleh
banyak aturan dan tatakrama. Orang-orang sering mencoba untuk mengalihkan lawan bicara
mereka kepada suatu reaksi tertentu, dan hal ini terjadi sangat cepat dan tidak disadari. Manusia
juga sering merasa takut karena faktanya reaksi orang-orang terhadap mereka itu terjadi secara

Deddy Mulyana
PT Remaja Rosdakarya
Tahun 2000
acak. Misalnya, pada suatu hari teman wanita anda biasa saja dengan anda dan semuanya terasa
baik-baik saja, tetapi keesokan harinya anda tidak tahu apa-apa lalu anda ditampar, anda tentunya
akan bingung.
Prinsip 7: Komunikasi itu bersifat sistemik
Setidaknya ada 2 sistem yang berperan dalam transaksi komunikasi, yaitu Sistem Internal dan
Sistem eksternal. Sistem internal adalah sesuatu yang membuat seorang individu unik, seperti
kepribadian, pendidikan, pengetahuan, masa lalunya, yang pada dasarnya tersembunyi. Sistem
eksternal adalah unsur-unsur luar sang individu, seperti kata-kata yang ia pilih untuk berbicara,
gestur tubuhnya saat berbicara, dan juga elemen-elemen yang dapat menstimuli hal-hal yang
seorang individu lakukan, seperti temperature, cahaya, penataan ruangan, kegaduhan
disekitarnya, dan lain-lain. Jadi, komunikasi adalah produk dari perpaduan antara system internal
dan eksternal.
Prinsip 8: Semakin mirip latar belakang sosial-budaya semakin efektiflah komunikasi
Tidak ada manusia yang sama persis, meskipun kembar. Tetapi, kesamaan dalam hal-hal latar
belakang misalnya, agama, ras, asal, bahasa, pendidikan, atau tingkat ekonomi, dapat
memudahkan tersampainya informasi secara baik dan benar.
Prinsip 9: Komunikasi bersifat nonsekuensial
Pada dasarnya, sifat komunikasi manusia berbentuk dua arah. Misalnya individu dengan individu,
dosen dengan kelas, presiden kepada publik. Komunikasi dinyatakan sebagai sifat sirkuler yang
berarti orang-orang yang berkomunikasi dianggap setara, proses komunikasi terjadi secara timbal
balik. Sifat komunikasi pada dasarnya adalah suatu tatanan yang abstrak, tetapi sirkuler
merupakan sebutan yang lebih cocok untuk sifat komunikasi.
Prinsip 10: Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional
Komunikasi tidk memiliki awal ataupun akhir, merupakan proses yang terus berjalan, dan
berlangsung secara spontan, serta tanpa struktur. Perubahan yang terjadi pada diri seorang
individu merupakan pandangan dinamis dan transaksional. Seperti halnya orang yang sedang
membujuk orang lain untuk tidak meminum alkohol, sebenarnya mereka lebih banyak membujuk

Deddy Mulyana
PT Remaja Rosdakarya
Tahun 2000
dirinya sendiri untuk tidak meminum alkohol. Jadi, komunikasi bersifat serentak dan saling
mempengaruhi.
Prinsip 11: Komunikasi bersifat irreversible
Dalam arti singkatnya, komunikasi yang telah disampaikan tidak bias dikembalikan lagi. Sifat
irreversible ini berimplikasi bahwa informasi yang disampaikan selalu berubah-ubah. Jadi kita
harus berhati-hati dalam menyampaikan suatu informasi agar tidak salah paham karena bila itu
terjadi, kesalahpahaman itu akan susah untuk diperbaiki.
Prinsip 12: Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Komunikasi bukan sebagai obat untuk menyelesaikan suatu masalah jika masalah itu tidak diberi
tindakan yang bersifat solutif. Seperti misalnya, pemerintah mencoba untuk menjalin komunikasi
dengan warga Aceh, namun tidak efektif karena pemerintah mengangkut segala kekayaan alam
yang ada di Aceh ke pusat.

Anda mungkin juga menyukai