Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

ACARA 1
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI

Oleh:
Kelompok
Dewi Rizqiyati A1M013024

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanpa disadari hidup kita sehari-hari selalu berhubungan dengan kimia
organik. Di alam ini kita di kelilingi oleh senyawa organik, bahkan hampir semua
reaksi dalam hidup kita melibatkan senyawa organik. Sehingga pengetahuan
tentang kimia organik sangatlah penting. Penyusun utama materi hidup yaitu
protein, karbohidrat, lemak (lipid), asam nukleat (RNA dan DNA), membran sel,
enzim, dan hormon adalah senyawa organik.
Zat organik lainnya meliputi bensin, oli, minyak kelapa, bahan pakaian,
kayu, kertas, dan lain-lain. Semua merupakan senyawa organik dan secara umum
kimia organik adalah suatu ilmu dari cabang ilmu kimia yang mempelajari
senyawa senyawa dari karbon (C) dan Hidrogen (H) beserta turunannya, turunan
senyawa organik yang biasa terdapat yaitu senyawa yang satu atom H-nya diganti
dengan Nitrogen (N), Halogen (Cl, Br, dan I) ataupun Oksigen (O).atau dengan
kata lain kimia organik dikenal sebagai senyawa Hidrokarbon dan terbagi menjadi
beberapa jenis yaitu seperti : Alkana, Alkena, Alkuna dan senyawa aromatik.
Senyawa organik dikelompokkan berdasarkan gugus fungsi tertent, yang
menjadikan gambran dari sifat fisik dan sifat kimianya. Sifat- sifat senyawanya
yang tak jenuh akan berbeda dengan alkohol, eter, atau kelompok senyawa
lainnya. Perbedaan sifat fisik maupun kimianya secara kualitatif memberikan
respon yang berbeda pada reaktan tertentu. Oleh karena pentingnya pengetahuan
tentang hal tersebut dan cara membedakan senyawasenyawa organik, maka kita
perlu untuk melakukan percobaan identifikasi gugus fungsi.
B. Tujuan
Menentukan gugus fungsi yang terdapat pada senyawa organik.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Banyak senyawa organik mempunyai gugus fungsi lebih dari satu,
khususnya senyawa organik yang terjadi secara alami. Gugus fungsi adalah gugus
yang memberikan karakteristik kepada senyawa organik. Oleh karena itu jika dua
gugus fungsi memiliki dua gugus fungsi berlainan dengan jarak yang berjauhan,
maka senyawa itu akan mempunyai sifat-sifat atau karakteristik dari gugus fungsi
masing-masing. Namun apabila letak kedua gugus fungsi itu berdekatan maka
gugus fungsi itu akan berinteraksi sehingga akan memberikan sifat-sifat khusus
pada senyawa yang bersangkutan, yang mana merupakan gabungan sifat kedua
gugus yang diikatnya.
Gugus Fungsi Senyawa Organik
No.
1.
2.
3.

4.

5.

6.

7.

Struktur
Gugus
- OH
-OO
||
-C-H
O
||
- C R
O
||
- C OH
O
||
- C OR
- NH2

Rumus Umum

Nama IUPAC

Nama Gugus

R OH
R O R
O
||
R-C-H
O
||
R - C R
O
||
R - C OH
O
||
R - C OR
R NH2

Alkohol
Alkoksi Alkana
Alkanal

Hidroksil
Eter
Aldehid

Alkanon/Keton

Karbonil

Asam

Karboksil

Karboksilat
Alkil Alkanoat

Ester

Amina

Amin

Senyawa organik yang hanya mengandung atom hidrogen dan karbon


disebut hidrokarbon. Hidrrokarbon terbagi menjadi dua yaitu hidrokrbon alifatik
dan hidrokarbon siklik. Hidrokarbon alifatik dan siklik juga dibagi lagi dalam
beberapa bagian. Hidrokarbon alifatik terbagi menjadi dua yaitu alifatik jenuh
(senyawa alkana) dan alifatik tak jenuh (senyawa alkena dan alkuna), sedangkan

hidrokarbon siklik terbagi menjadi tiga yaitu siklik jenuh (sikloalkana), siklik tak
jenuh (sikloalkena), dan siklik aromatic (benzena).
Sifat fisik yang dimiliki oleh hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar
dari senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan
pelarut polar. Sebaliknya hidrokarbon daopat bercampur dengan pelarut yang
relative non polar seperti karbon tetra klorida (CCl4) atau diklorometana (CH2Cl2).
Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon ditentukan oleh jenis ikatannya.
Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap sebagian besar pereaksi.
Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna), dapat mengalami reaksi adisi pada
ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya. Sedangkan senyawa aromatic biasanya
mengalami reaksi substitusi. Reaksi dengan KMnO4 (Uji Baeyer).
Larutan KMnO4 mengoksidasi senyawa tak jenuh. Alkana dan senyawa
aromatik umumnya tidak reaktif dengan KMnO4. Terjadinya reaksi ini ditandai
dengan hilangnya warna ungu dari KMnO 4 dan terbentuknya endapan coklat
MnO2. Produk yang dihasilkan adalah suatu glikol atau 1,2-diol.
Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon
yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu
ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom
karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon
tidak jenuh (Fessenden, 1997).
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai
empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas. Semua elektron
terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup stabil dan disebut
juga parafin yang berarti kurang reaktif (Wilbraham, 1992).

III. METODE PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan
1. Alat
- Tabung reaksi
- Rak tabung
- Pipet tetes
- Pipet ukur
- Filler
2. Bahan
- Minyak kelapa

- Larutan I2 dalam CCl4

- Minyak Tropical

- Tertier butanol

- Kloroform

- Larutan KMnO4 0,1 M

B. Prosedur Kerja
1. Ikatan Tak Jenuh dengan I2
Minyak kelapa dan tropical dimasukkan ke dalam tabung reaksi berbeda
sebanyak 2 ml

10 tetes kloroform ditambahkan ke dalamnya

Secara tetes demi tetes ditambahkan larutan I2 dan CCl4 sambil dikocok

Amati perubahan yang terjadi

2. Ikatan Tak Jenuh dengan KMnO4


20 tetes minyak kelapa ditambahkan dalam 10 tetes tersier butanol

Secara tetes demi tetes ditambahkan larutan KMnO4sambil


dikocok

Perubahan yang terjadi diamati dan dikocok

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
1. Ikatan Tak Jenuh dengan I2
Bahan

Sebelum ditambah I2 dan

Setelah ditambah I2 dan

CCl4

CCl4

Minyak Kelapa

Jernih

Minyak Tropical

Kuning

Orange kecoklatan
Orange kecoklatan (lebih
pekat dari minyak kelapa)

2. Ikatan Tak Jenuh dengan KMnO4


Perlakuan

Warna

Keterangan

20 tetes minyak kelapa


dalam 10 tetes tersier
butanol
Setelah ditambah 1 tetes
KMnO4 0,1 M
Setelah ditambah 2 tetes
KMnO4 0,1 M

Bening

Kuning kecoklatan

Terdapat butiran /
endapan coklat

Bagian atas coklat,


bagian bawah coklat

Warna tidak pekat

kemerahan

B. Pembahasan
1. Ikatan tak jenuh dengan I2
Pada percobaan kali ini menggunakan minyak kelapa dan minyak goreng
merek Tropical yang ditambahkan kloroform bertujuan untuk melarutkan
minyak yang bersifat tidak dapat larut dalam air dan bisa larut dengan
adanya pelarut organik seprti kloroform. Kemudian ditambahkan dengan
pelarut nonpolar CCl4 dan reagen I2. Pada reaksi ini menggunakan minyak
kelapa dan minyak sawit karena kedua minyak ini dapat melakukan

hidrogenasi (reaksi adisi dengan senyawa-senyawa halogen dari golongan


VII A, misalnya dengan Br2 dan I2. Ketika larutan I2 dan CCl4 direaksikan
dengan sampel minyak, larutan tersebut dapat memecah ikatan rangkap
yang ada pada lemak tak jenuh dan ditandai dengan perubahan warna.
Minyak kelapa yang sebelum ditambahkan larutan I 2 dan CCl4 tidak
berwarna (jernih) setelah ditambahkannya larutan I2 dan CCl4 berubah
warna menjadi orange kecoklatan, sedangkan minyak sawit merek Tropical
yang sebelumnya berwarna kuning setelah ditambahkan larutan I 2 dan CCl4
menjadi berwarna orang kecoklatan tetapi lebih pekat daripada minyak
kelapa setelah dicampurkan dengan larutan I2 dan CCl4.
Asam lemak tak jenuh sendiri memiliki satu ikatan rangkap, berdasarkan
literatur semakin banyak ikatan rangkap pada asam lemaknya maka semakin
tidak jenuh lemak tersebut. Semakin banyak ikatan rangkap, maka akan
semakin banyak pula iodium yang akan bereaksi.
2. Ikatan tak jenuh dengan KMnO4
Pada penambahan satu tetes KMnO4 0,1 M dalam larutan yang berisi
20 tetes minyak kelapa dan 10 tetes tersier butanol terjadi perubahan warna
yang sebelumnya bening menjadi kuning kecoklatan dan terdapat gumpalan
berwarna cokelat. Setelah ditambah dengan dua tetes KMnO4 berubah
menjadi bagian atas berwarna cokelat dan bagian bawah berwarna coklat
kemerahan dengan warna yang tidak terlalu pekat. Dari data hasil
pengamatan menunjukkan bahwa terdapat suatu reaksi yang berjalan, hal ini
dapat dilihat dari warna ungu KMnO 4 yang menghilang dan nampak warna
cokelat. Endapan warna cokelat juga menunjukkan adanya ikatan rangkap
pada larutan.
Berdasarkan literatur bahwa minyak sawit jika ditambah dengan KMnO 4
maka akan menghasilkan Glikol, hasil pengamatan secara visual
menunjukkan bahwa reaksi antara minyak sawit dan KMnO 4 menghasilkan
warna cokelat kehitam-hitaman dan hilangnya warna khas dari KMnO4 yaitu
warna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa dalam minyak sawit terdapat

ikatan rangkap atau hidrokarbon tak jenuh. KMnO4 sebagai oksidator kuat
mampu mengoksisdasi ikatan rangkap menjadi senyawa glikol dan ion
MnO4- sendiri mengalami reduksi menjadi MnO 2 yaitu dalam bentuk
endapan cokelat.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran saya adalah pada saat melakukan praktikan seharusnya bahan
bahan yang tersedia harus terpenuhi atau ada.sehingga dapat melakukan
praktikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai