PERJUDIAN BOLA
(Studi Kasus Di Wilayah Kota Surakarta dan Sragen)
Oleh :
NOVIANDHIKA ANGGRA SETIAWAN
NIM: C. 100 080 003
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HALAMAN PENGESAHAN
Pada
Hari
Kamis
Tanggal
3 Januari 2013
Dewan penguji
Ketua
Sekretaris
Anggota
Mengetahui
Dekan Fakultas Hukum
ll1
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrahim.
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama
NIM
Fakultas/Jurusan
: Hukum
Jenis
: Skripsi
Judul
iii
ABSTRAK
Upaya Kepolisian Dalam Penanganan Tindak Pidana Perjudian Bola (Studi Kasus
Wilayah Kota Surakarta Dan Sragen). Noviandhika Anggra Setiawan, Fakultas
Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penelitian hukum ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana Upaya
Kepolisian Dalam Penanganan Tindak Pidana perjudian Bola apakah sudah
optimal dan sesuai peraturan Perundang-undangan atau belum, penelitian ini
merupakan penelitian yang bersifat normatif-empiris dengan mengidentifikasi
kajian normatif mengenai peran Kepolisian di Kota Surakarta dan Sragen dalam
penanganan tindak pidana perjudian bola. Berdasarkan pembahasan dihasilkan
kesimpulan bahwa upaya yang telah dilakukan kepolisian dalam penanganan
tindak pidana perjudian bola hasilnya belum cukup optimal hal ini dapat diketahui
dari masih seringnya ditemukan tindakan perjudian khususnya perjudian bola di
masyarakat. Hal itu juga karena Kepolisian mendapat kendala atau hambatan baik
itu dari faktor penegak hukum sendiri, masyarakat, maupun Undang-undang nya
sehingga upaya kepolisian dalam menangani tindak pidana perjudian bola tidak
dapat maksimal.
Kata kunci: upaya kepolisian dalam penanganan tindak pidana perjudian bola.
ABSTRACT
Police Action In Handling Doing An Injustice Gambling of Football ( Regional
Case Study in Surakarta And Sragen). Noviandhika Anggra Setiawan, Faculty Of
Law University of Muhammadiyah Surakarta.
Research of this law aim to to know about how to Police action In Handling of
Doing An Injustice gambling of football what have optimal and according to law
and regulation or not yet, this research is research having the character of
normatif-empiris identified study of normatif concerning role of Police in Town of
Surakarta and of Sragen in handling of doing an injustice gambling of football.
Pursuant to solution yielded conclusion that effort which have been conducted by
police in handling of doing an injustice gambling of football result of him not yet
optimal enough of this matter can know from still often him found by gambling
action specially gambling of football in society.
That thing also because Police get that good resistance or constraint from
enforcer factor punish by xself, society, and regulation of so that strive police in
handling doing an injustice gambling of football cannot maximal.
Keyword: Police Action In Handling Doing An Injustice Gambling of Football.
iv
PENDAHULUAN
Perjudian adalah permainan dimana pemain bertaruh untuk memilih satu
pilihan diantara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan
menjadi pemenang, pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya
kepada sipemenang, pertaruhan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum
pertandingan dimulai.1
Dalam KUHP Pasal 303 ayat (3) perjudian adalah tiap-tiap permainan,
dimana pada umumnya kemungkinan mendapat untung tergantung pada
peruntungan belaka juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir.
Perjudian selain bertentangan dengan norma hukum bertentangan pula
dengan norma sosial yang lain seperti norma kesusilaan dan norma agama.2 Islam
melarang perjudian dan secara tegas Allah telah memperingatkan kita tentang
keburukan judi karena judi merupakan perbuatan keji dan perbuatan syaitan,
merugikan, menimbulkan permusuhan dan kebencian, dan menghalangi untuk
ingat kepada Allah, sebagaimana dalam firman Allah SWT : (Q.S. Al`Maidah: 9091)
Dalam perspektif hukum, perjudian merupakan salah satu tindak pidana
yang meresahkan masyarakat sehubungan dengan itu dalam pasal 1 UU No. 7
M. Sudradjat Bassar, 1986, Tindak-tindak Pidana Tertentu, Remadja Karya, Bandung, Hal. 179.
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, 1993, Tafsir Al-Maraghi Jilid 2, Karya Toha Putra, Semarang, Hal:
239.
Tahun 1974 tentang penertiban perjudian dinyatakan bahwa semua tindak pidana
perjudian sebagai kejahatan.3
RUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah yang hendak dikemukakan adalah sebagai berikut: satu,
Bagaimana profil peraturan bagi kepolisian dalam penanganan tindak pidana
perjudian bola, dua, Mengapa masyarakat (pecinta bola) melakukan perbuatan
perjudian bola, tiga, Bagaimana mekanisme tindakan yang dilakukan Kepolisian
dalam menangani tindak pidana perjudian bola.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Untuk mengidentifikasi dan melakukan
sinkronisasi tentang dasar hukum yang mengatur kegiatan yang dilakukan
Kepolisian dalam menangani tindak pidana perjudian bola, (2) Untuk menjelaskan
alasan masyarakat kenapa melakukan perjudian bola, (3) Untuk mengetahui
tentang mekanisme atau cara yang dilakukan Kepolisian dalam menangani tindak
pidana perjudian bola.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian: (1) Memberikan sumbangan pemikiran di bidang hukum
terutama yang berhubungan dengan tindak pidana perjudian, khususnya perjudian
bola, (2) Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang alasan mengapa
masyarakat (pecinta bola) melakukan tindak pidana perjudian bola, (3) Hasil
penelitian ini juga dapat memberi gambaran tentang mekanisme yang dilakukan
Kepolisian dalam menangani tindak pidana perjudian bola.
KERANGKA PEMIKIRAN
Chawasi Adami, 2006, Pelajaran Hukum Pidana I, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal.79.
Absori dkk, 2010, Pedoman Penyusunan Skripsi, Fakultas Hukum UMS, Surakarta. Hal: 18.
Yahya Harahap, 2002, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP, Sinar Grafika:
Jakarta. Hal: 90.
6
Roni Hanjito Soemitro, 1990, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia: Jakarta, Hal. 34
5
Lihat isi pembahasan Pasal 14 UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
itu UU No.7 Tahun 1974 mengatur dan menyatakan semua tindak pidana
perjudian sebagai kejahatan (Pasal 1). Sehingga
perjudian
mempunyai
mengenai
perjudian
dianggap
tidak
sesuai
lagi
dengan
8
9
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan atau denda paling banyak Rp
1.000.000.000,- (satu miliyar rupiah). Dengan ancaman pidana yang cukup
berat itu diharapkan efektif untuk memberantas perjudian bola secara online.
5. Kode Etik Profesi Kepolisian dalam Surat Keputusan Kapolri No. Pol.:
Skep/01/VII/2003
Kode etik ini adalah merupakan pedoman perilaku dan moral bagi anggota
polri bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai upaya
pemuliaan terhadap profesi kepolisian, yang berfungsi sebagai pembimbing
pengabdian, sekaligus menjadi pengawas hati nurani setiap anggota agar
terhindar dari perbuatan tercela dan penyalahgunaan wewenang.
B. Alasan Masyarakat (Pecinta Bola) Melakukan Perjudian Bola
Kesatu, Pemahaman masyarakat pecinta bola terhadap UU No.7 Tahun
1974 tentang Penertiban perjudian, dan UU No.11 Tahun 2008 tentang ITE
masih kurang
melakukan
dikhawatirkan
penyergapan
pelaku
akan
terhadap
melarikan
pelaku
diri.
karena
Tindakan
ini
terjadi
suatu
tindak
pidana
perjudian
dalam
masyarakat karena dalam kasus tindak perjudian bola tidak hanya dari
lapisan bawah saja yang melakukannya tetapi orang yang mempunyai
pendidikan tinggipun melakukannya dengan cara yang modern dan
dengan teknologi yang maju.
2. Upaya Yang Dilakukan Kepolisian Dalam Menangani Tindak Pidana
Perjudian Bola Yang Dilakukan Secara Online
Kepolisian dalam menangani tindak pidana perjudian bola secara
online tidak mudah, permasalahannya adalah, kepolisian akan menemui
kesulitan jika website atau homepage yang dijadikan sarana perjudian
tersebut pemiliknya berada di luar wilayah yurisdiksi Indonesia (seperti
facebook, google, twitter, yahoo, dll.). Meskipun saat ini kepolisian telah
bekerja sama dengan beberapa pengelola website atau homepage di luar
wilayah Indonesia, dalam praktiknya tidak mudah untuk mendapatkan IP
address seorang pelaku perjudian dan bandar yang diduga melakukan
tindak pidana perjudian bola dengan menggunakan layanan website atu
homepage tertentu. Hal ini disebabkan adanya perbedaan prosedur hukum
antar-negara. Permasalahan yurisdiksi inilah yang seringkali menjadi
penyebab tidak dapat diprosesnya atau tertundanya penyelidikan atau
penyidikan kasus-kasus cyber crime atau melalui media online.
3. Kendala Yang Dihadapi Kepolisian Dalam Menangani Tindak Pidana
Perjudian Bola
Upaya kepolisian dalam menangani tindak perjudian bola tidak dapat
dilaksanakan secara optimal karena hal-hal tertentu yang menjadi kendala
sehingga hal ini membuat upaya yang dilakukan oleh kepolisian menjadi
10
PENUTUP
11
Kesimpulan
Profil pengaturan atau dasar aturan bagi kepolisian dalam menanggulangi
tindak pidana perjudian bola: (a) UU No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia
pelaksanaan
kebijakan secara penal dan Pasal 18 dasar pelaksanaan kebijakan secara non
penal, (b) KUHAP Pasal 4, 5, 6 ayat (1) dan Pasal 7 sebagai operasional
pelaksanaan penanggulangan perjudian secara penal yaitu
melalui peradilan
pidana, (c) UU. No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian, Pasal 1
menyatakan tentang semua perjudian adalah kejahatan
tentang ancaman pidananya, (d) KUHP Pasal 303 ayat (3) menjelaskan tentang
pengertian perjudian dan Pasal 303 tentang ancaman pidananya, (e) UU. No. 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 27 ayat (2) memuat
larangan tentang transaksi atau informasi yang mengandung muatan perjudian,
Pasal 45 ayat (1) memuat ancaman pidananya, (f) Kode Etik Profesi Kepolisian
dalam Surat Keputusan Kapolri No. Pol.: Skep/01/VII/2003 dalam Pasal 3-16
menjadi dasar kebijakan diskresi oleh kepolisian dan Pasal 1-7 menjadi dasar
kewajiban dan wewenang kepolisian.
Alasan para pecinta bola melakukan tindak pidana perjudian bola: (a)
Pemahaman masyarakat pecinta bola terhadap UU No.7 Tahun 1974 tentang
Penertiban perjudian, dan UU No.11 Tahun 2008 tentang ITE masih kurang ini
terbukti masih adanya praktek perjudian walaupun dilakukan secara sembunyisembunyi, dengan menggunakan teknologi yang modern (secara online) yang
melanggar Pasal 27 ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE, secara
12
terorganisir, secara rapi sehingga sulit untuk diungkap oleh kepolisian, (b)
Masyarakat pecinta bola sebagian beranggapan bahwa taruhan dalam menonton
pertandingan bola jika hanya melihat saja itu tidak seru sehingga mereka
melakukan taruhan, dengan barang atau bahkan dengan uang yang jumlahnya
tidak sedikit dan hal ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk membuka pusat
taruhan untuk memanfaatkan perilaku masyarakat pecinta bola yang suka
bertaruh.
Mekanisme tindakan yang dilakukan Kepolisian dalam menangani tindak
pidana perjudian bola: Penanggulangan secara preventif dan represif oleh
kepolisian khusunya Surakarta dan Sragen tidak ada perbedaan, mengingat dasar
hukum, yang menjadi perbedaan hanya waktu dan pola tindakannya saja, (a)
Upaya penanganan secara represif berwujud suatu penanganan kasus yang masuk
ke kepolisian yaitu di wilayah Surakarta yang ada 6 (enam) kasus perjudian bola
yang masuk namun hanya 5 (lima) yang sudah diungkap dan 1 (satu) belum
terungkap karena kurangnya alat bukti, sedang di Sragen ada 4 (empat) kasus
yang masuk namun hanya 1 (satu) yang dapat diungkap dan 3 (tiga) tidak dapat
diungkap karena kurangnya alat bukti, (b) Upaya penanganan preventif yaitu
dengan melakukan razia, penyuluhan kepada masyarakat, patroli.
Faktor yang menghambat atau menjadi kendala kepolisian dalam menangani
tindak perjudian bola antara lain Kurangnya kesadaran masyarakat bahwa
perjudian bisa mengganggu kondisi ekonomi masyarakat, selain minimnya
informasi atau laporan dari masyarakat tentang adanya tindak pidana tersebut.
Perjudian di wilayah pedesaan
13
mempunyai kerja (hajatan atau yang lain), sehingga ini dapat mengurangi
peranserta masyarakat untuk ikutserta menanggulangi tindak pidana tersebut.
Adanya pihak-pihak tertentu yang menjadi beking tindak perjudian.
Saran
Aparat kepolisian untuk lebih meningkatkan lagi upaya dalam memberantas
tindak pidana perjudian khususnya perjudian bola dengan menerjunkan lebih
banyak lagi anggotanya kedalam masyarakat untuk mencari para pelaku perjudian
bola.
Pihak akademis, hendaknya lebih banyak lagi melakukan penelitian mengenai
tindak pidana perjudian khususnya perjudian bola agar nantinya dapat
memberikan masukan yang bermanfaat dalam upaya pemberantasan tindak pidana
perjudian bola.
Masyarakat umum dan masyarakat pecinta bola, hendaknya dapat lebih ikut
serta berperan aktif dalam membantu kepolisian dan pemerintah dalam
memberantas tindak pidana perjudian bola.
14
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Absori, dkk, Pedoman Penyusunan Skripsi, Surakarta: Fakultas Hukum UMS,
2010.
Adami, Chawasi, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006.
Bassar, M. Sudrajat, Tindak-tindak Pidana Tertentu, Bandung: Remadja karya,
1986.
Harahap, Yahya, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP, Jakarta:
Sinar Grafika, 2002.
Hanjito Soemitro, Roni, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia,
1990.
Mustafa Al-Maraghi, Ahmad, Tafsir Al-Maraghi Jilid 2, Semarang: Karya Toha
Putra, 1993.
Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik.
Kode Etik Profesi kepolisian, SK Kapolri No. Pol: Skep/01/VII/2003.
15