Anda di halaman 1dari 8

Pamungkas dkk- Aplikasi Teknologi Irigasi Aeroponik Otomatis Pada Pembibitan Kentang

di UMKM Tani Mandiri


APLIKASI TEKNOLOGI IRIGASI AEROPONIK OTOMATIS PADA
PEMBIBITAN KENTANG DI UMKM TANI MANDIRI
Bangkit Puji Putra Pamungkas1), Akbar Setyo Pambudi2), Adriansyah Galih Prasetya3), Puji Sri
Lestari4), Bachrul Ulum5)
1

Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya (penulis 1)


email : bangkitginko@gmail.com
2
Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya (penulis 2)
email: akbarsetyopambudi@yahoo.com

ABSTRAK
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Tani Mandiri berada di Desa Sumberbrantas
Kota Batu melakukan pembibitan kentang secara aeroponik dalam greenhouse. Kualitas bibit
yang dihasilkan masih mudah layu dan mengalami kerugian mencapai 25%. Kerugian ini terjadi
karena sistem irigasi (pemberian nutrisi dan air) yang masih belum sesuai dengan kebutuhan
dari tanaman kentang. Solusi yang ditawarkan adalah teknologi irigasi otomatis pada tanaman
kentang. Teknologi ini merupakan sistem irigasi otomatis yang dirancang menggunakan RTC
(Real Time Clock) dan selenoid valve untuk mengatur waktu irigasi agar sesuai dengan jadwal
dan jumlah kebutuhan irigasinya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui cara
pembuatan teknologi irigasi otomatis pembibitan kentang, kemudian mengetahui kinerja alat
dan mensosialisasikan cara penggunaan dan perawatan pada pemilik greenhouse. Metode
pelaksanaan yang digunakan yaitu berupa studi literatur, pengumpulan alat dan bahan,
perancangan dan pembuatan alat. Uji coba penggunaan alat, evaluasi, sosialisasi serta
mentoring. Hasil yang didapat yaitu didapatkan alat yang dirancang dan diprogram
menggunakan aplikasi Bascom AVR, kinerja alat berjalan dengan baik sesuai dengan jadwal
irigasi seperti pada literatur dan pemilik telah bisa menggunakan dan merawat alat ini.
Kata Kunci : Aeroponik, Irigasi, Otomatis, Pembibitan Kentang.
ABSTRACT
Usaha Micro kecil Menengah (UMKM) Tani Mandiri in the Sumberbrantas village, Batu,
conduct in aeroponics potato breeding in the greenhouse. The quality are still easy to wilt and could
loss 25%. The loss occurred because of the irrigation system (nutrition and water) are still not in
accordance with the needs of the potato crop. The solution offered to solve the irrigation system is
by using automatic aeroponic irrigation. This technolgy is designed specifically using RTC (Real
Time Clock) and selenoid valve for irrigation in order to set the time according to the schedule.
The goals are understanding how to design this technology, and then know about this performance
and socializing how to using and maintenance to the owner. Methods are study literaty, collect the
component, design and creating. Testing this technology, evaluation, socializing and mentoring.
The result are this technology have designed and programmed using Bascom AVR, the performance
same with the time according to the schedule and the owner have used and maintained this
technology.
Keywords: Aeroponics, Irrigation, Automatic, Potato Breeding

Pamungkas dkk- Aplikasi Teknologi Irigasi Aeroponik Otomatis Pada Pembibitan Kentang
di UMKM Tani Mandiri
1. PENDAHULUAN
Desa Sumberbrantas, Kota Batu merupakan areal pertanian memiliki luas lahan 325 ha dan
80% dari lahan pertanian tersebut ditanami tanaman kentang, dengan produksi kentang
mencapai 25 ton/ha (Andji, 2012). Salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yaitu
Tani Mandiri berinisiatif melakukan pembibitan kentang secara aeroponik di dalam
greenhouse. Pembibitan aeroponik dilakukan dengan menggantung akar tanaman yang
disemprot dengan larutan hara melalui springkler di bawahnya (Mbiyu, 2012). Namun, kualitas
bibit yang dihasilkan masih mudah layu yang kemudian bisa merusak pertumbuhan tanaman
yang lain. Kerugian tersebut terjadi karena adanya sistem irigasi (pemberian nutrisi dan air)
yang masih belum sesuai dengan kebutuhan tanaman kentang.
Sistem irigasi yang digunakan pada mitra yaitu dengan menggunakan 2 buah pompa untuk
5 kotak pembibitan berukuran masing-masing 1,5 m x 15 m. Kinerja pompa tersebut masih
tidak optimal karena pembagian air dan nutrisi di tiap kotak tidak merata. Satu pompa hanya
memenuhi irigasi kebutuhan bibit kentang hanya 0,5cc/L. Padahal kebutuhan air dan nutrisi
pembibitan kentang yang optimal adalah 3cc/L (Merlyn, 2009). Selain itu waktu irigasinya
hanya selama 1 menit setiap 5 menit. Padahal waktu terbaik untuk irigasi aeroponik adalah 10
detik setiap 15 menit dan harus dioperasikan 24 jam (Mbiyu, 2012). Sehingga kebutuhan
irigasi dari pembibitan kentang mengalami kekurangan baik dari segi waktu pemberian yang
tidak tepat serta jumlah kebutuhan yang tidak tercukupi. Akibatnya daun akan menguning
kemudian jaringan pada akar dan batang akan lemah atau layu (Merlyn, 2009). Oleh karena itu,
diperlukan sebuah sistem irigasi inovatif yang efektif dan efisien pada pembibitan kentang
secara aeroponik.
Upaya untuk mengatasi sistem irigasi tersebut yaitu dengan menggunakan Automatic
Aeroponic Irrigation. Teknologi ini merupakan sebuah teknologi sistem irigasi otomatis yang
menggunakan mikrokontroler, rangkaian RTC (real time clock) dan selenoid valve (kran
otomatis). Mikrokontroler sebagai pengontrol otomatis akan diinput dengan data waktu irigasi
yaitu 10 detik setiap 15 menit. Kemudian RTC yang merupakan timer akan mencatat jadwal
irigasi. Sehingga waktu irigasi akan tercatat dengan rapi dan berjalan otomatis selama 24 jam.
Setelah itu selenoid valve akan menjadi aktuator ketika mendapat perintah dari mikrokontroler.
Sehingga tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui perancangan dari alat irigasi
otomatis aeroponik pembibitan kentang. Mengetahui kinerja alat tersebut pada pembibitan
kentang di dalam greenhouse dan mensosialisasikan cara pengoperasian dan perawatan
teknologi ini kepada pemilik UMKM Tani Mandiri.
2. METODE
Program ini dilakukan di Desa Sumberbrantas Kota Batu, yang ditujukan kepada petani
desa Sumberbrantas, Kota Batu. Waktu pelaksanaan dari program ini bulan Februari 2015
sampai dengan Mei 2015.
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam perancangan ini terdiri dari mikrokontroler
Atmega32, kran elektrik scraight AC 220V 1" metal, RTC DS1307, MOC 3041, LCD, PCB,
Kontaktor, saklar, op-amp, resistor, kapasitor, dioda, kabel, mur dan baut, akrilik, light meter,
avometer, adaptor, downloader USB, solder, pipa PVC, dan meteran.

Pamungkas dkk- Aplikasi Teknologi Irigasi Aeroponik Otomatis Pada Pembibitan Kentang
di UMKM Tani Mandiri
Pelaksanaan kegiatan ini meliputi beberapa tahapan mulai dari awal sampai akhir. Metode
pelaksanaan mengacu pada Amaliyah dkk, 2014 seperti pada gambar 1.
Start
Studi Literatur
Pengumpulan Alat dan Bahan
Perancangan Alat
Pembuatan Alat

Tidak

Uji Coba
Berhasil ?
Ya
Evaluasi
Sosialisasi dan Mentoring

End
Gambar 1. Tahapan Pelaksanaan
Studi literatur berisi serangkaian kegiatan pencarian dan pengkajian sumber-sumber
yang relevan dan terpercaya dalam pengumpulan materi serta menjadi acuan dalam penulisan
artikel ini agar dapat dihasilkan informasi yang lengkap, terarah dan terpercaya dalam
penulisan serta memberikan variasi dalam pengembangan alat ini.
Pendataan kebutuhan alat dan bahan sesuai tingkat kebutuhan. Pemilihan komponen
ditinjau dari segi harga dan kualitas barang yang digunakan sehingga hasil yang dicapai
nantinya sesuai dengan target.
Pendesainan alat terdiri dari dua sistem pendesainan perangkat keras yaitu pendesainan
perangkat sistem irigasi. Selain itu juga perlu adanya pendesainan perangkat lunak.
Pendesainan perangkat lunak ini pada mikrokontroler menggunakan aplikasi Bascom AVR.
Perangkat lunak ini berfungsi untuk mengendalikan setiap proses yang dilakukan oleh
mikrokontroler. Setelah program di tulis maka program di compile supaya berubah menjadi
bahasa mesin yang kemudian dimasukkan pada ROM mikrokontroler ATMega 16. Selain itu

Pamungkas dkk- Aplikasi Teknologi Irigasi Aeroponik Otomatis Pada Pembibitan Kentang
di UMKM Tani Mandiri
juga perlu dimasukkan juga untuk RTC (Real Time Clock) yang dihubungkan dengan
Mikrokontroler.
Setelah melakukan pendesainan dan perencanaan alat langkah selanjutnya membuat
alat tersebut sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Oleh karena itu pembuatan
alat harus dilakukan secara teliti dan menggunakan standar yang telah ditentukan untuk
menghasilkan alat yang terbaik.
Pengujian ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa kinerja masing- masing
komponen dari hasil pembuatan alat dapat berfungsi sesuai yang diharapkan, parameter yang
perlu diuji yaitu tingkat ketepatan waktu irigasi untuk pemberian nutrisi serta membuka dan
menutupnya selenoid valve. Pengujian akan dilakukan di tempat mitra kami yaitu di UMKM
Tani Mandiri Desa Sumberbrantas.
Tahap evaluasi dan penyempurnaan alat dilakukan setelah pengujian dilakukan. Pada
tahap ini akan dinilai sistem kerja dari alat, baik dari waktu irigasi, kestabilan alat,
kemampuan selenoid valve dan RTC mengatur waktu pertumbuhan benih kentang di
greenhouse. Apabila alat tidak sesuai dengan harapan maka akan dilakukan kembali tahap
perancangan, pembuatan dan pengujian alat.
Tahap sosialisasi dilaksanakan di tempat mitra khususnya Bapak Rudi Madiyanto
selaku pimpinan UMKM Tani Mandiri karena beliau yang secara khusus yang bertanggung
jawab terhadap pengelolaan greenhouse pembibitan kentang. Sosialisasi tersebut akan
dilakukan secara personal dan intensif kepada beliau mulai dari instalasi alat, pengoperasian
alat dan pemeliharaan alat. Selama proses sosialiasai juga dibagikan modul tentang teknologi
irigasi aeroponik otomatis ini. Setelah dilakukan kegiatan tersebut, perlu diadakannya
monitoring secara berkala untuk memantau kemajuan dari kegiatan yang telah dilakukan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil diskusi, didapatkan jadwal yang sesuai dengan masa persiapan
pembuatan alat, penananam bibit ke dalam kotak tanam aeroponik. Adanya diskusi tersebut
juga memudahkan dalam pelaksanan kegiatan ini agar didapatkan hasil yang sesuai. Selain
itu dilakukan juga studi literatur lagi untuk memperkuat bahwa teknologi yang dibuat
memiliki manfaat yang lebih untuk diaplikasikan kepada mitra baik dari segi ekonomi
ataupun bibit yang dihasilkan.

Gambar 2. Survei dan koordinasi dengan Mitra

Pamungkas dkk- Aplikasi Teknologi Irigasi Aeroponik Otomatis Pada Pembibitan Kentang
di UMKM Tani Mandiri
Pada pendesainan alat dilakukan untuk menggambar desain greenhouse mitra untuk
mempermudah proses instalasi alat. Desain yang terdiri dari beberapa bagian seperti bentuk
greenhouse, kotak tanam, bak nutrisi dll dibuat sedemikian rupa persis dengan aslinya yang
berukuran 24 m x 5 m x 3 m. Gambar 2 adalah hasil gambar dari greenhouse mitra yang
didesain menggunakan aplikasi AutoCad 2014.

Gambar 3. Gambar Greenhouse


Setelah dibuat desain dari greenhouse mitra dilakukan pula desain untuk merancang alat.
Desain dari alat yang dimaksud adalah mendesain alat dengan menggunakan aplikasi sprint
layout kemudian diaplikasikan pada PCB dan proses pembuatan alat bisa dilakukan. Setelah
pendesainan, dilakukan adanya proses pembelian bahan-bahan yang diperlukan selama
proses pembuatan alat. Bahan-bahan tersebut berupa mikrokontroler Atmega32, kran elektrik
scraight AC 220V 1" metal, RTC DS1307, MOC 3041, LCD, PCB, Kontaktor, saklar, opamp, resistor, kapasitor, dioda, kabel, mur dan baut, akrilik, light meter, avometer, adaptor,
downloader USB, solder, pipa PVC, dan meteran.
Alat irigasi otomatis ini terdiri beberapa komponen utama yaitu box akrilik atau box
control yang berfungsi untuk melindungi komponen-komponen yang ada di dalamnya. Selain
itu komponen utama lainnya berada di dalam box control seperti rangkaian mikrokontroler,
RTC di dalamnya sebagai input, selenoid valve, dan kontaktor sebagai output.

(a)

(b)

Gambar 4. (a) box alat irigasi otomatis (b) rangkaian sirkuit mikrokontroler

Pamungkas dkk- Aplikasi Teknologi Irigasi Aeroponik Otomatis Pada Pembibitan Kentang
di UMKM Tani Mandiri
Gambar 4.a menjelaskan box luar dari alat irigasi otomatis dan gambar 4.b adalah hasil
perancangan rangkaian sirkuit mikrokontroler. Gambar 4.a merupakan box control tersebut
telah didesain dengan dimensi panjang 30 cm, lebar 15 cm, dan tebal 10 cm. Box control
berisi rangkaian mikrokontroler dan RTC beserta komponen-komponen lain seperti berikut
ini.
(1) LCD (Liquid Crystal Display), berfungsi untuk menampilkan jadwal irigasi yang
telah diatur
(2) MOC 3041
(3) Kontaktor berfungsi sebagai penghantar dan pemutus arus
(4) Adaptor sebagai power supply
(5) RTC sebagai pencatat jadwal irigasi (input). RTC (Real Time Clock) merupakan
komponen yang memiliki fungsi sebagai kalender dan jam digital (Hakim, 2011)
(6) Mikrokontroller ATMega 32, berfungsi sebagai otak pengendali
Pada greenhouse terdapat 2 buah bak penampungan pupuk. Pertama untuk pupuk akar
yang disemprot di bawah kotak pembibitan kemudian pupuk daun yang disemprot diatas
kotak pembibitan (diatas daun) setinggi 50-60 cm agar tidak mengganggu proses fotosintesis
dan digunakan satu buah pompa. Sehingga terdapat 4 buah kran elektrik Scraight untuk
memudahkan penyusunan pipa yang lebih sederhana agar bisa menghubungkan antara kedua
bak penampungan dalam menyemprot bagian atas dan bawah kotak pembibitan.
Setelah melakukan perakitan alat baik hardware dan software, langkah selanjutnya
adalah melakukan pengujian alat pada greenhouse. Dalam pengujian ini dilakukan dengan
cara membandingkan hasil semprotan yang dihasilkan sebelum dan sesudah. Selain itu diuji
kesesuaian jadwal irigasinya serta ketepatan waktu dalam melakukan mengontrol baik
membuka atau menutup autovalve. Pengujian dilakukan beberapa kali agar didapatkan hasil
yang sesuai dan dapat membantu menangani masalah irigasi pada UMKM Tani Mandiri.

Gambar 5. Aplikasi alat pada Screenhouse


Proses evaluasi ini dilakukan pasca pembuatan alat. Evaluasi yang didapatkan yaitu
kinerja alat telah sesuai dengan jadwal irigasi. selenoid valve juga berfungsi dengan baik.

Pamungkas dkk- Aplikasi Teknologi Irigasi Aeroponik Otomatis Pada Pembibitan Kentang
di UMKM Tani Mandiri
perlu adanya beberapa komponen seperti pompa, kontaktor, dan beberapa resistor yang
diganti. Sehingga telah dirangkai ulang alat tersebut dan setelah itu alat bisa bekerja dengan
baik.
Tahap pengambilan data pertumbuhan bibit kentang secara vegetatif dilakukan setelah
alat dapa berfungsi dengan baik serta tidak ada kendala lain. Tujuan dari pengambilan data
ini adalah untuk mengetahui efektivitas serta efisiensi dari kerja alat. Data vegetatif yang
diambil adalah tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, dan jumlah ruas daun. Pengambilan
data diambil 10 sampel dari 2286 stek yang dilakukan selama 4 MST (Minggu Setelah
Tanam). Berikut ini adalah dari hasil pengamatan yang telah dilakukan yang disajikan pada
tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengamatan
No

Tinggi Tanaman (cm)

Lebar Daun (cm)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

13,2
16
18,5
16,6
17,3
15,8
12
12,8
19,3
20,3

3,1
3,1
3,6
3,7
3,8
3,9
3,1
3,2
3,4
3,2

Jumlah Ruas
Batang
9
10
12
9
11
7
11
9
12
11

Jumlah
daun
128
139
141
126
138
109
127
125
147
131

Dari data tersebut, didapatkan rata-rata tinggi tanaman yaitu 16,13 cm. Pertumbuhan
tertinggi adalah 20,3 cm dan terpendek adalah 12 cm. Selain itu didapatkan pula rata-rata
diameter daun yaitu 3,35 cm. Sedangkan lebar daun yang terbesar adalah 3,9 cm sedangkan
yang terkecil adalah 3 cm. Kemudian jumlah ruas batang rata-rata adalah 9 ruas. Jumlah ruas
batang terbanyak adalah 12 ruas dan yang paling sedikit adalah 7 ruas. Terakhir rata-rata
jumlah daun adalah 128 daun. Sedangkan yang paling banyak adalah 147 daun dan yang
paling sedikit adalah 109 daun. Adapun presentase jumlah stek yang hidup adalah 6% yang
sebelumnya mencapai 25%. Peningkatan tersebut terjadi karena sesuai Farran and Mingo

(2006) yang menggunakan sistem pengkabutan pada 10 detik setiap 15 menit.


Tahap sosialisasi ini dilaksanakan langsung kepada pemilik UMKM Tani Mandiri yaitu
Bapak Rudi Madiyanto. Sosialisasi ini dilakukan secara intensif dan rutin. Diberikan pula
modul/buku pedoman, sehingga diharapkan pemilik bisa menggunakan alat tersebut dengan
baik. Selain cara pemakaian alat, perawatan serta penyetelan ulang dan antisipasi kerusakan
pada alat disampaikan ketika sosialisasi ini.
Setelah semua tahapan pelaksanaan telah dilakukan, didapatkan kemanfaatan bagi mitra
yaitu jika sebelumnya menggunakan 2 pompa, kini hanya menggunakan 1 buah pompa.
Begitu juga yang sebelumnya menggunakan 2 timer, kini hanya menggunakan satu teknologi
irigasi otomatis yang dilengkapi dengan selenoid valve yang bekerja secara otomatis. Jadwal

Pamungkas dkk- Aplikasi Teknologi Irigasi Aeroponik Otomatis Pada Pembibitan Kentang
di UMKM Tani Mandiri
irigasi juga telah disesuaikan dengan literatur dan dapat bekerja dengan baik tanpa ada
kesalahan waktu saat pengoperasian. Sehingga didapatkan kuantitas jumlah bibit yang masih
hidup mencapai 6% dari yang sebelumnya 25%. Terakhir, mitra juga bisa menggunakan
teknologi ini baik penggunaan maupun perawatan yang ditunjang dengan buku pedoman.
4. KESIMPULAN
Dari pelaksanaan kegiatan ini dapat diambil kesimpulan seperti berikut ini.
1. Telah dirancang dan dibuat alat dengan melakukan pendesainan alat, perakitan
hardware dan melakukan pemrograman menggunakan apliaksi Bascom AVR,
2. Telah didapatkan kinerja yang baik dari alat ini karena telah disesuaikan jadwal irigasi
yang sesuai dengan literatur.
3. Hasil sosialisasi yaitu pemilik UMKM telah dapat menggunakan dan merawat alat ini
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi selaku penyelenggara,
Rudy Madiyanto selaku mitra kegiatan, dan Dr. Ir. Ary Mustofa Ahmad, MP selaku dosen
pembimbing.
DAFTAR PUSTAKA
Amaliyah, L, dkk. 2015. Rancang Bangun dan Uji Performansi Alat Pencahayaan Otomatis
Berbasis Photoperiodic pada Pembenihan Kentang (Solanum tuberosum L.) dalam Greenhouse
di Desa Sumberbrantas Kota Batu. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem vol. 3 No.
3, Oktober 2015, 227-236
Andji, S. 2012. Analisis Budidaya Tanaman Kentang di Desa Sumberbrantas Kota Batu.Skripsi.
Malang: UB-Press

Farran, I., and Mingo-Castel, A.M. 2006. Potato minituber production using aeroponic
effects of plant density and harvesting intervals. American journal of potato research
83:47-53
Hakim, Arif Rahman. 2011. Rancang Bangun Instrumen Pendeteksi Kadar Air Rumput
Laut berbasis Mikrokontroller. IPB. Bogor
Mbiyu, M.W. 2012. Use of aeroponics technique for potato (Solanum tuberosum) minitubers
production in Kenya. Journal of horticulture and foresty vol. 4(11), pp. 172-177. Kenya
Agricultural Research Institue. Kenya
Merlyn, M. 2009. Pertumbuhan dan Produksi tiga varietas bibit kentang (Solanum tuberosum L)
pada berbagai konsentrasi pupuk daun super ACI dengan sistem aeroponik. Universitas
Hasanuddin. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai