: adalah organisasi dinamis dari keseluruhan sistem psiko-fisik dalam diri individu yang
menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Dalam memahami
kepribadian seseorang perlu diketahui sejarah hidup, latar belakang budaya, ambisi, citacita, karakter, motif, dan sifatnya serta keterkaitan semua itu dalam pembentukan
kepribadiannya.
Karakter, Allport (1937)
: sebagai kepribadian yang dievaluasi. Artinya, karakter adalah segi-segi kepribadian
yang ditampilkan keluar dari, dan disesuaikan dengan nilai dan norma tertentu. Diperoleh
dari pendidikan meski potensinya itu msng2 individu punya.
Keutamaan, Kekuatan, Tema situasional, Peterson dan Seligman (2004)
ke
ke
ut
ut
a
a
m
m
aa
aa
n
n
kekuatan
kekuatan
Kritis berasal dari latin kriteinyang berarti memilah- milah dan kritikosyang
berarti kemampuan menilaimemahami mengevaluasi
Radikal berasal dari kata radixyang berarti akar. Radikal di sini berarti
pemahaman mendalam, sampai ke akar-akarnya (mendasar)
Sistematis berasal dari kata systemayang berarti keteraturan, tatanan dan saling
keterkaitan, di sini berarti pemahaman yang runtut, bertahapa, sesuai aturan
Pembagianfilsafat
:berdasarkan sistematika permasalahannya
1) Ontologi yaitu bagian filsafat yang mengkaji tentang ada (being) atau tentang apa
yang nyata dari suatu (ilmu);
2) Epistemologi mengkaji hakikat dan ruang lingkup pengetahuan--- 4 pokok: 1) sumber
pengetahuan, 2) struktur pengetahuan, 3) keabsahan pengetahuan, dan 4) batas-batas
pengetahuan
; dan
3) Axiologi mengkaji nilai-nilai yang menentukan apa yang seharusnya dilakukan
manusia--- berkaitan dengan nilai, pengalaman, dan penghayatan. Dlm axiology ada
cabang ilmu : (1) Etika masalah kebaikan (prilaku); (2) epistemologi dengan masalah
kebenaran; dan (3) estetika dengan masalah keindahan.
Aliranfilsafat:
1. Rasionalisme: aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa semua pengetahuan
bersumber dari akal (rasio), ditegaskan di sini bahwa akal yang mampu
mendapatkan pengetahuan secara jernih (clear) dan lugas/terpilah (distinct)
tentang realitas.
2. Empirisme: aliran dalam filsafat yang menekankan pengalaman sebagai sumber
pengetahuan.
3. Kritisisme: aliran filsafat yang dibangun oleh filsuf besar: Imanuel Kant. Aliran
ini pada dasarnya adalah kritik terhadap rasionalisme dan empirisme yang
dianggap terlalu ekstrem dalam mengkaji pengetahuan manusia. Akal menerima
bahan-bahan yang belum tertata dari pengalaman empirik, lalu mengatur dan
menertibkannya dalam kategori-kategori.
4. Idealisme: aliran filsafat yang berpendirian bahwa pengetahuan adalah ide-ide dan
proses-proses mental ataupun proses-proses psikologis yang sifatnya subyektif.
Materi tidak memiki kedudukan yang independen melainkan hanya merupakan
materialisasi dari pikiran manusia.
5. Vitalisme: aliran filsafat yang memandang hidup tidak dapat sepenuhnya
dijelaskan secara mekanis karena pada hakikatnya manusia berbeda dengan benda
mati. Manusia memiliki kehendak yang mampu mengubah keadaannya yang statis
menjadi lebih dinamis.
6. Fenomenologi: aliran filsafat yang mengkaji penampakan (gejala-gejala) dan
memandang gejala dan kesadaran selalu saling terkait.
7. Realism:idealism+empirism(ide+pengalaman)
8. Positivism:rasionalisme+empirism(akal+pengalaman)
menjelaskan realitas.
Kategori, Aristoteles
:membagi segala sesuatu dalam sepuluh kategori mencakup
(1) substansi
(2) kualitas,
kualitaspernyataanada
afirmatif(iya),
negative(tidak),
infinit(luas)
relasipernyataanada
problematic(msh kemungkinan),
asertorik(benar-sdh terjadi),
apodeiktik(pasti terjadi).
Ide>konsep>term>pernyataan>bahasa
TermDefinisiDivisi(realactuallogic)
Jenispernyataan
1. Negasi(tidak),
2. konjungsi(dan),
3. diskinjungsi(atau),
4. kondisional/hipotesis(jika
maka),
penyimpulan:langsungdantidaklangsung(bandingkan)
penalaran:deduktif(umumkekhusus)(silogisme)
induktif(darikhususkeumum)
Kesalahan
:terjadisaatsalahdlmprosespenyimpulan.AdaMATerial(salahfaktadankebenaran),
adaFORmal(salahurutankesimpulantdkkonsisten).
SesatBerfikir
: kekeliruan dalam penalaran berupa penarikan kesimpulan-kesimpulan dengan langkahlangkah yang tidak sah, yang disebabkan oleh dilanggarnya kaidah-kaidah logika.
Sesat pikir FORMAL merupakan penarikan kesimpulan yang tidak valid dari
premis-premis, dan invaliditas itu terjadi karena bentuk dari argumen. Sesat
pikir NON FORMAL, atau yang dikenal dengan sesat pikir informal, mencakup
berbagai kesalahan penalaran yang di antaranya berupa penggunaan bahasa yang
tidak kurang seksama/ceroboh. Sesat pikir informal dapat dipahami sebagai
argumen palsu, yaitu, jenis argumen yang mungkin kelihatan tepat tetapi setelah
dibuktikan dengan pengujian ternyata tidak tepat. Tidak seperti sesat pikir
formal, sesat pikir informal bukanlah masalah bentuk.
Etikadanmoralitas:
EtikaberasaldarikataYunani"ethikos"yangbearti"adat",
"kebiasaan",atau"watak"(Pritchard,2012,1).
Etikamerupakastudisistematikdanfilosifidtentang
bagaimanakitaharusnyabertindak(borchert,2006)
MoralLatin"moralis"yangberarti"tatacara","karakter",atau
"perilakuyangtepat"(Pritchard,2012,1)
kepercayaanterhadapprilakudannilaiyangbaikatau
burukyangdisepakatidandiadopsidalamlingkngantertentu.