Anda di halaman 1dari 8

Kepribadian manusia, Allport (1937:48)

: adalah organisasi dinamis dari keseluruhan sistem psiko-fisik dalam diri individu yang
menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Dalam memahami
kepribadian seseorang perlu diketahui sejarah hidup, latar belakang budaya, ambisi, citacita, karakter, motif, dan sifatnya serta keterkaitan semua itu dalam pembentukan
kepribadiannya.
Karakter, Allport (1937)
: sebagai kepribadian yang dievaluasi. Artinya, karakter adalah segi-segi kepribadian
yang ditampilkan keluar dari, dan disesuaikan dengan nilai dan norma tertentu. Diperoleh
dari pendidikan meski potensinya itu msng2 individu punya.
Keutamaan, Kekuatan, Tema situasional, Peterson dan Seligman (2004)
ke
ke
ut
ut
a
a
m
m
aa
aa
n
n

kekuatan
kekuatan

Kekuatan karakter adalah unsur psikologis, lebih


tepatnya, proses yang mendefinisikan
keutamaan. Dijadikan indikator untuk
mengetahui keutamaan seseorang.
Tema situasional: kondisi seseorang untuk menejukuan prilaku tertentu.
Munculnya tema situasional bergantung pada karakteristik tempat beradanya
seseorang.
tema
situasional
tema situasional

keutamaan merupakan karakteristik utama dari


karakter seseorang: biasanya adalah MORAL.
Secara umum terdiri dari: kebijaksanaan,
courage (kesatriaan), kemanusiaan, keadilan,
pengendalian atau pengelolaan diri, dan
transendensi.

Sprirtualitas, mpkta buku ajar 1


: kemampuan memahami keterkaitan semua unsur alam semesta, merujuk pada hal
religious spt roh, spirit, dan hal2 sakral. Spiritualitas memberikan makna dlm kehidupan :
utnuk bertahan dan setia pada tujuan hidup yang lebih baik.
Fisafat, buku ajar mpkta 1
: filsafat ilmu berkaitan dengan asumsi, fondasi, metode, dan implikasi dari ilmu
pengetahuan. Tiga bidang kajian filsafat yang dibutuhkan ilmu pengetahuan :
1. Etika, sikap dan prilaku.------- 2. Epistemologi, Sebagai bidang filsafat yang mengkaji
pengetahuan dari dasar bagi perolehan pengetahuan.----- 3. Logika, pola pikir akal sehat
thdp sesuatu secara benar dan logis.
Filsafat, yunani kuno, buku ajar mpkta 1
: filsafat dapat didefinisikan sebagai usahamanusiauntukmemahamisegalaperwujudan
kenyataansecarakritis,radikaldansistematis.

Kritis berasal dari latin kriteinyang berarti memilah- milah dan kritikosyang
berarti kemampuan menilaimemahami mengevaluasi
Radikal berasal dari kata radixyang berarti akar. Radikal di sini berarti
pemahaman mendalam, sampai ke akar-akarnya (mendasar)
Sistematis berasal dari kata systemayang berarti keteraturan, tatanan dan saling
keterkaitan, di sini berarti pemahaman yang runtut, bertahapa, sesuai aturan

Pembagianfilsafat
:berdasarkan sistematika permasalahannya
1) Ontologi yaitu bagian filsafat yang mengkaji tentang ada (being) atau tentang apa
yang nyata dari suatu (ilmu);
2) Epistemologi mengkaji hakikat dan ruang lingkup pengetahuan--- 4 pokok: 1) sumber
pengetahuan, 2) struktur pengetahuan, 3) keabsahan pengetahuan, dan 4) batas-batas
pengetahuan
; dan
3) Axiologi mengkaji nilai-nilai yang menentukan apa yang seharusnya dilakukan
manusia--- berkaitan dengan nilai, pengalaman, dan penghayatan. Dlm axiology ada
cabang ilmu : (1) Etika masalah kebaikan (prilaku); (2) epistemologi dengan masalah
kebenaran; dan (3) estetika dengan masalah keindahan.

Aliranfilsafat:
1. Rasionalisme: aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa semua pengetahuan
bersumber dari akal (rasio), ditegaskan di sini bahwa akal yang mampu
mendapatkan pengetahuan secara jernih (clear) dan lugas/terpilah (distinct)
tentang realitas.
2. Empirisme: aliran dalam filsafat yang menekankan pengalaman sebagai sumber
pengetahuan.
3. Kritisisme: aliran filsafat yang dibangun oleh filsuf besar: Imanuel Kant. Aliran
ini pada dasarnya adalah kritik terhadap rasionalisme dan empirisme yang
dianggap terlalu ekstrem dalam mengkaji pengetahuan manusia. Akal menerima
bahan-bahan yang belum tertata dari pengalaman empirik, lalu mengatur dan
menertibkannya dalam kategori-kategori.
4. Idealisme: aliran filsafat yang berpendirian bahwa pengetahuan adalah ide-ide dan
proses-proses mental ataupun proses-proses psikologis yang sifatnya subyektif.
Materi tidak memiki kedudukan yang independen melainkan hanya merupakan
materialisasi dari pikiran manusia.
5. Vitalisme: aliran filsafat yang memandang hidup tidak dapat sepenuhnya
dijelaskan secara mekanis karena pada hakikatnya manusia berbeda dengan benda
mati. Manusia memiliki kehendak yang mampu mengubah keadaannya yang statis
menjadi lebih dinamis.
6. Fenomenologi: aliran filsafat yang mengkaji penampakan (gejala-gejala) dan
memandang gejala dan kesadaran selalu saling terkait.
7. Realism:idealism+empirism(ide+pengalaman)
8. Positivism:rasionalisme+empirism(akal+pengalaman)

Logika, Alexander Aphrodisias (abad 3M), buku mpkta A


: sebagai cabang filsafat, logika dapat diartikan sebagai cabang dari filsafat yang
mengkaji prinsip, hukum dan metode berpikir yang benar, tepat dan lurus. Logika
diperoleh dari epistimologi. engertian logika di sini dapat dipulangkan kepada asal
katanya, logos, dari Herakleitos yang berarti aturan, prinsip, atau kata-kata yang

menjelaskan realitas.
Kategori, Aristoteles
:membagi segala sesuatu dalam sepuluh kategori mencakup
(1) substansi

(7) waktu (kapan),

(2) kualitas,

(8) lokasi (dimana),

(3) kuantitas atau ukuran,

(9) posisi (dalam arti posisi fisik atau


posture, silus)

(4) relasi (relatio),

(10) memiliki atau mengenakan (habitus

(5) aksi (actio),


(6) reaksi atau terkena aksi (pasif,
menderita, pasio),

kualitaspernyataanada

afirmatif(iya),
negative(tidak),
infinit(luas)

relasipernyataanada

kategorikal(absolut benar-salah tdk tergantung kondisi),


hipotetikal (benar-salah tergantung kondisi),
disjunktif(hub saling oposisi yang tidak mungkin 22nya terjadi)

modalitas pernyataan ada pernyataan

problematic(msh kemungkinan),
asertorik(benar-sdh terjadi),
apodeiktik(pasti terjadi).
Ide>konsep>term>pernyataan>bahasa
TermDefinisiDivisi(realactuallogic)

Jenispernyataan

1. Negasi(tidak),
2. konjungsi(dan),
3. diskinjungsi(atau),

4. kondisional/hipotesis(jika
maka),

penyimpulan:langsungdantidaklangsung(bandingkan)
penalaran:deduktif(umumkekhusus)(silogisme)
induktif(darikhususkeumum)
Kesalahan
:terjadisaatsalahdlmprosespenyimpulan.AdaMATerial(salahfaktadankebenaran),
adaFORmal(salahurutankesimpulantdkkonsisten).
SesatBerfikir
: kekeliruan dalam penalaran berupa penarikan kesimpulan-kesimpulan dengan langkahlangkah yang tidak sah, yang disebabkan oleh dilanggarnya kaidah-kaidah logika.
Sesat pikir FORMAL merupakan penarikan kesimpulan yang tidak valid dari
premis-premis, dan invaliditas itu terjadi karena bentuk dari argumen. Sesat
pikir NON FORMAL, atau yang dikenal dengan sesat pikir informal, mencakup
berbagai kesalahan penalaran yang di antaranya berupa penggunaan bahasa yang
tidak kurang seksama/ceroboh. Sesat pikir informal dapat dipahami sebagai
argumen palsu, yaitu, jenis argumen yang mungkin kelihatan tepat tetapi setelah
dibuktikan dengan pengujian ternyata tidak tepat. Tidak seperti sesat pikir
formal, sesat pikir informal bukanlah masalah bentuk.

Etikadanmoralitas:

EtikaberasaldarikataYunani"ethikos"yangbearti"adat",
"kebiasaan",atau"watak"(Pritchard,2012,1).
Etikamerupakastudisistematikdanfilosifidtentang

bagaimanakitaharusnyabertindak(borchert,2006)

MoralLatin"moralis"yangberarti"tatacara","karakter",atau
"perilakuyangtepat"(Pritchard,2012,1)
kepercayaanterhadapprilakudannilaiyangbaikatau
burukyangdisepakatidandiadopsidalamlingkngantertentu.

Anda mungkin juga menyukai