OLEH
KELOMPOK II
ARDIANSYAH A 202 15 016
NI MADE PUSPAYANTI A 202 15 010
SELVIANUR A 202 15 028
BAB I
PENDAHULUAN
Menghadapi tantangan masa depan dimana yang berkualitas saja yang bisa
bertahan dengan persediaan
beberapa pakar menyarankan agar pendidikan formal seperti tahap awal perguruan
tinggi lebih dititik beratkan pada apa yang disebut dengan transferable skills.
Transferable skills adalah kumpulan kemahiran yang meskipun mungkin
diajarkan lewat suatu disiplin ilmu tertentu tetapi dengan mudah dapat digunakan
untuk mempelajari ilmu lainya. Contohnya adalah kemahiran berkomunikasi.
Kemahiran berkomunikasi mungkin dipelajari ketika seseorang belajar di bidang
hukum atau bahasa, namun bila ia mempelajari ilmu lain seperti ilmu ekonomi
tentunya kemahiran tersebut tetap dibutuhkan. Istilah lain yang digunakan untuk
menyebutkan kemahiran tersebut adalah generik skills atau kemahiran generik.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai kemahiran generik yang dapat
dicapai dalam pembelajaran sains.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan :
1. Pengertian Keterampilan Generik Sains (KGS).
2. Indikator Keterampilan Generik Sains (KGS).
3. Contoh tes Keterampilan Generik Sains (KGS).
BAB II
PEMBAHASAN
atau
kemampuan
generik
sains
adalah
kemampuan
atau
1. Pengamatan Langsung
4. Bahasa Simbolik
5. Kerangka logika taat azas (logical self consistency) dari hukum alam
Pada pengamatan gejala alam dalam waktu yang akan panjang akan
ditemukan sejumlah hukum-hukum, namun akan ditemukan keganjilan secara
logika. Untuk menjawab hal tersebut pula digunakan kerangka logika taat asas
dengan menemukan suatu teori baru.
Matematika sebagai bahasa yang sangat cermat memiliki sifat yang
memudahkan kita menguji ketaat-azasan (self consistency).
Ada keyakinan dalam ilmu fisika, berdasarkan pengalaman yang cukup
panjang, bahwa aturan alam memiliki sifat taat-asas secara logika (logically selfconsistent).
Kasus sederhana yang dapat ditampilkan sebagai contohnya adalah
hukum alam tentang listrik dan magnet. Secara empiric ditemukan hukum
coulomb, hukum ampere, dan hukum faraday. Jika ketiga hukum tadi dirangkum
dalam suatu kesatuan dengan unkapan matematika, maka ada semacam
keganjilan dari segi ketaat-azasanya secara logika. Hal itu membuat James
Clark Maxwell meramalkan bahwa masih ada satu aturan lagi yang belum
ditemukan, kalau keseluruhanya harus taat-azas secara logika. Ternyata apa yang
diramal Maxwell benar. Artinya, kemudian ditemukan lewat pengamatan bahwa
memang ada hukum alam semacam itu.
Kasus lain lagi sebagai contoh adalah keganjilan adalah hukum-hukum
mekanika
meramalkan
newton
bahwa
dengan
elektrodinamika
kecepatan
gelombang
Maxwell.
Elektrodinamika
elektromagnetik
tidak
akan
Banyak contoh inferensi logika lain pada ilmu Sains yang menyajikan
kesimpulan yang ternyata benar-benar ada dialam ini. Misalnya suhu nol Kelvin
sampai saat ini belum dapat direalisasikan keberadaanya, tetap diyakini bahwa
itu benar.
7. Hukum Sebab Akibat (Causality)
Salah satu ciri sains adalah bertolak dari hukum sebab-akibat misalnya
apabila konsentrasi pereaksi diperbesar, maka reaksi berlangsung lebih cepat.
Pada suatu kesetimbangan kimia akan terjadi pergeseran kesetimbangan apabila
diberikan reaksi terhadap kesetimbangan tersebut. Misalnya kesetimbangan akan
bergeser ke arah yang berlawanan dengan arah penambahan zat, suatu reaksi
eksoterm akan berlangsung baik apabila suhu sistem diturunkan. Penjelasan dari
gejala ini dapat dijawab berdasarkan hukum sebab-akibat.
Sebagian besar dari aturan fisika yang disebut hukum adalah hukum
sebab-akiba. Pada bagian-bagian tertentu dari ilmu fisika juga dikenal dengan
istilah korelasi antara gejala alam, tetapi itu tidak disimpulkan sebagai sebabakibat.
Sebab akibat banyak terkait dalam proses-proses biologi sehinga
kemampuan generik ini penting dilatihkan untuk pemahaman biologi. Sebab
dapat diartikan sebagai hal yang mengakibatkan sesuatu sedangkan akibat adalah
hasil dari sesuatu peristiwa atau perbuatan.
8. Pemodelan Matematika
Untuk menjelaskan banyak hubungan dari gejala alam yang diamati
diperlukan bantuan pemodelan matematik. Melalui pemodelan tersebut
diharapkan dapat diprediksikan dengan tepat bagaimana kecenderungan
hubungan ataupun perubahan dari sederetan fenomena alam.
yang dibangun dari diferential semacam itu yang dinamakan entropi, dalam
kenyataannya melukiskan derajat ketidakteraturan dari sistem yang kita bahas.
Istilah energi awalnya juga bukan istilah sehari-hari. Dari aturan
mekanikanya Newton, yang bertolak dari pengertian gaya, kemudian dibangun
konsep energi sebagai ukuran sebuah potensi yang dapat dimanfaatkan untuk
melakukan suatu kerja atau usaha sewaktu-waktu diperlukan. Sekarang istilah
itu sudah memasyarakat dan diartikan sebagai komoditi yang dapat
diperdagangkan.
2.3 Indikator Keterampilan Generik Sains
Berdasarkan jenis-jenis kemampuan generik yang dijelaskan diatas, ada
beberapa indikator untuk mengetahui ketercapaian kemampuan generic sains.
Macam-macam indikator tersebut seperti dijelaskan pada tabel.
Tabel. 1 Indikator Keterampilan Generik Sains
Keterampilan
No. Sains
1
Generik
Pengamatan Langsung
Indikator
1.
Menggunakan
indera
sebanyak
dalam
mungkin
mengamati
percobaan/fenomena alam
2.
Mengumpulkan
fakta-fakta
hasil
3.
1.
indera
dalam
mengamati
percobaan/gejala alam
2.
Mengumpulkan
fakta-fakta
hasil
3.
Mencari perbedaan dan persamaan
Pemahaman Tentang Skala Menyadari objek-objek alam dan kepekaan
Besaran (Sense of Scale)
makroskopis
4
Bahasa Simbolik
1.
Memahami
simbol,
lambang, dan
istilah
2.
3.
masalah/fenomena
gejala
alam
4.
5
Memahami
aturan-aturan logical
frame)
2.
3.
4.
Menjelaskan
masalah
berdasarkan
aturan
5.
Hukum
Sebab
Akibat 1.
(Causality)
terdahulu
Menyatakan
aturan/hukum-hukum
hubungan
antar
dua
3.
Menyatakan
hubungan
antar
dua
Pemodelan Matematika
alam tertentu
1.
Mengungkapkan
fenomena/masalah
3.
9
masalah
Menambah konsep baru
Membangun Konsep
sains
dengan
keterampilan
generik
sains
Generik
No. Sains
Konsep
Pengamatan Langsung
Konsep konkret
Pengamatan
Konsep abstrak
inferensi logika
4
yang
hukum
sebab
akibat,
inferensi logika
5
Bahasa
pemodelan matematik
6
hukum
sebab
Pengamatan
langsung,
sebab
karena
itu
mempelajari
konsep
sains
pada
hakekatnya
adalah
Hasil
Pengukuran
dengan
ruangan
jika
diukur
menggunakan thermometer X?
5. Kerangka logika taat azas (logical self consistency) dari hukum alam
Bila 2 Kg potongan timah hitam 100oC (panas jenis timah 0,128 kJ/kg.K)
dijatuhkan kedalam danau bertemperatur 10oC maka berapa nilai
perubahan entropi semesta?
6. Inferensi Logika (Logical Inference)
Prediksikan larutan/endapan atau gas apa yang akan terbentuk jika kita
mereaksikan antara larutan NaCl dan HCl!
7. Hukum Sebab Akibat (Causality)
Nalayan pantai Talise merasa resah karena hasil tangkapan ikan sangat
sedikit. Mereka mengadukan permasalahan mereka kepada pejabat
kelurahan
setempat.
Pak
lurah
mencoba
menjelaskan
perlunya
memanfaatkan angin laut dan angin darat agar para nelayan dapat
memperoleh ikan lebih banyak. Coba jelaskan peristiwa alam yang dialami
nelayan pantai talise ini berserta solusi yang disampaikan pak lurah
berdasarkan hokum kausalitas!
8. Pemodelan Matematika
Rapat massa suatu gas ideal pada suhu T dan tekanan P adalah . Jika
tekanan gas tersebut dijadikan 1,5P dan suhunya diturunkan menjadi 0,3T
maka berapa nilai rapat massa gas pada keadaan akhir?
9. Membangun Konsep
Satu mol gas ideal pada suhunT mengembang secara isotermik sampai
volumenya dua kali semula. Jika R adalah tetapan gas maka berapa
kenaikan entropi gas ini?
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
Keterampilan atau kemampuan generik sains adalah kemampuan atau
keterampilan yang dapat ditumbuhkan lewat pembelajaran sains yang
berguna untuk menghadapi permasalahan di bidang ilmu pengetahuan lain
diluar bidang sains.
Kemampuan generik sains dalam pembelajaran IPA dapat dikategorikan
menjadi 9 indikator yaitu: (1) pengamatan langsung (direct observation); (2)
pengamatan tak langsung (indirect observation) (3) kesadaran tentang skala
besaran (sense of scale); (4) bahasa simbolik (symbolic languange); (5)
kerangka logika taat-asas (logical self-consistency) dari hukum alam; (6)
inferensi logika; (7) hukum sebab akibat (causality); (8) pemodelan
matematika (mathematical modeling); (9) membangun konsep (concept
formation).
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua yang membacanya serta dapat menambah
pengetahuan kita dalam dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA