METODOLOGI PENELITIAN-5Maret2013-1
METODOLOGI PENELITIAN-5Maret2013-1
Metodologi Penelitian
Magister Teknik Informatika - UBD
Metodologi Penelitian
Magister Teknik Informatika - UBD
Dosen:
Dr. Firdaus, MT
Tujuan Mata Kuliah:
Dengan mengikuti kuliah ini para mahasiswa diharapkan mampu:
Menjelaskan konsep, dasar-dasar, prinsip, tujuan, kegunaan, macam-macam metode dan langkah-langkah
penelitian
Menetapkan masalah penelitian, melakukan studi pustaka tentang penelitian yang lalu, memilih dan merumuskan
masalah yang layak diteliti dalam penulisan tesis
Menjelaskan pendekatan: Kuantitatif dan kualitatif; metode deskriptif-survai, korelasional, komparatif, eksperimen,
penelitian dan pengembangan
Menyusun draf proposal penelitian untuk penulisan tesis
Evaluasi:
Kehadiran
Partisipasi & diskusi
Makalah/proposal
UAS
Literatur:
Fraenkel, Jack R. And Wallen, Norman E. How to Design and Evaluate
Research in education. New York: McGraw Hill Inc.
Gall, M.D. & Gall, J.P. & Borg, W.R. Education Research: An Introduction.
Boston. New York: Allyn and Bacon.
Arikunto, Suharsimi, Dr. Prof. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu
Pendekatan). Rineka Cipta
Sugiyono, Dr. Prof (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta Bandung.
Sukmadinata, Nana Sy. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Roosdakarya
Wiersma, William. Research Methods Education An Introduction. Allyn and
Bacon.
PENGERTIAN METODOLOGI
PENELITIAN
Istilah Penelitian
a.
b.
c.
d.
Lanjutan
SEJARAH PENELITIAN
Lanjutan
Hasrat ingin tahu manusia akan terpuaskan bila ia sudah
memperoleh pengetahuan mengenai apa yang dipertanyakan.
Tetapi sudah menjadi sifat manusia, yang mana setelah
memperoleh pengetahuan mengenai suatu masalah, maka akan
disusul oleh kecenderungan ingin lebih tahu lagi. Begitu
seterusnya. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa manusia
tidak akan pemah mencapai kepuasan mutlak untuk menerima
realita untuk dihadapinya sebagai titik terminasi yang mantap.
Untuk mendukung dan menyalurkan keingintahuannya, maka
manusia akan cenderung mengadakan penelitian.
c. Tugas-tugas Ilmu Pengetahuan dan Penelitian Dewasa ini
perpaduan antara ilmu dan penelitian sudah sedemikian eratnya
sehingga tidak terpisahkan.
Pendekatan Ilmiah
Lanjutan
Berdasarkan atas ciri-ciri penelitian seperti yang telah disebutkan maka kegiatan
penelitian memiliki nilai-nilai sebagai benkut :
1). Netralitas emosional. Nilai ini menghendaki peneliti haruslah senantiasa sadar
dan bersikap tegas terhadap gejala-gejala yang dipelajarinya, hal ini berarti
bahwa ia harus senantiasa mengingat tujuan vang ingin dicapainya dalam
mengamati segala yang dipelajarinya dan mempelajari gejala tersebut terlepas
rasa suka dan tak suka, pro dan kontra, kepentingan pribadi atau kelompok. Jadi
mengamati gejala sebagaimana adanya.
2) Keterbukaan. Nilai ini menghendaki bahwa proses kegiatan ilmiah maupun
hasil dan kesimpulan yang dicapai harus dilaporkan sehingga rekan ilmuan
mendapat kesempatan untuk mengemukakannya. Karenanya terbuka luas
kemungkinan bagi setiap kegiatan ilmiah untuk dikenai kritik dan tanggapan.
Keterbukaan ini adalah suatu forum antara para ilmuwan yang terus-menerus
berlanlrsung demi mencapai kebenaran ilmiah.
3) Ketegakan sendiri. Nilai ini menghendaki bahwa kebenaran yang dikandung
oleh kesimpulan ilmiah maupun nilai kekuatan dan kewibawaan di dalam dirinya
sendiri. Ketegakan sendiri dari kesimpulan ilmiah tidak perlu bersembunyi di balik
otoritas. Kemasyhuran seseorang atau pendapat mayoritas.
Lanjutan
Lanjutan
Penelitian
Dasar
Berdasarkan
tujuan penelitian
Penelitian
Pengembangan
(R & D)
Penelitian
Terapan
Macam Metode
Penelitian
Penelitian
Eksperimen
Berdasarkan
tingkat
kealamiahan
tempat Penelitian
Penelitian
Survey
Penelitian
Naturalistik
Penelitian
Research &
Development
Penemuan
ilmu baru
Penemuan,
pengembangan dan
pengujian produk
Applied
Research
Menerapkan
ilmu/produk
Kedudukan
Tempat di Lab.
Ada perlakuan
Metode
Survey
Tempat alamiah
(tidak di lab) ada
perlakuan
Metode
Naturalistik
Tempat alamiah
tidak ada
perlakuan
KEGIATAN PENELITIAN
Siapakah
Suatu pendekatan atau metode ilmiah, juga yang ada dalam penelitian, tentu
tidak terlepas dari kebaikan dan kelemahan, keuntungan, dan kerugian. Oleh
karena itu, untuk dapat memberi pertimbangan dan keputusan mana yang lebih
baik-tepatnya lebih cocok-penggunaan suatu pendekatan, terlebih dahulu perlu
dipahami masing-masing pendekatan tersebut. Dalam pertumbuhan ilmu
pengetahuan, suatu teori yang dipandang sudah tidak baik dan dikalahkan oleh
teori baru, maka teori yang ditumbangkan tersebut pasti tidak berlaku lagi.
Dengan kata lain, jika suatu teori belum tumbang, pasti masih memiliki
keampuhan.
Penelitian kualitatif biasa dilawankan dengan penelitian kuantitatif dengan
alasan bahwa dalam kegiatan ini peneliti tidak menggunakan angka dalam
mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya.
penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya.
No
Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kualitatif
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Persyaratan Penelitian
Tanpa adanya penelitian, pengetahuan tidak akan bertambah maju.
Padahal pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi
penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan, harus
diadakan agar meningkat pula pencapaian usaha-usaha manusia.
Tiga persyaratan penting dalam mengadakan kegiatan penelitian :
- Sistematis : artinya dilaksanakan menurut pola tertentu, dari yang
paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara
efektif dan efisien.
- Berencana : artinya dilaksanakan dengan adanya unsur dipikirkan
langkah-langkah pelaksanaannya.
- Mengkuti konsep ilmiah : artinya mulai awal sampai akhir kegiatan
penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip
yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Memilih masalah.
2. Studi pendahuluan.
3. Merumuskan masalah.
4a. Merumuskan anggapan dasar.
4b: Merumuskan hipotesis.
5. Mernilih pendekatan.
6. (a) Menentukan variabel dan (b) sumber data.
7. Menentukan dan menyusun instrumen.
8. Mengumpulkan data.
9. Analisis data.
10. Menarik kesimpulan.
11. Menulis laporan.
Langkah 1
Memilih Masalah
Langkah 2
Studi Pendahuluan
Langkah 3
Merumuskan Masalah
Langkah 4
Merumuskan Anggapan Dasar
Langkah 4-a
Hipotesis
Langkah 5
Memilih Pendekatan
Langkah 6-a
Menentukan Variabel
Langkah 6-b
Menentukan Sumber Data
Langkah 7
Menentukan dan Menyusun Instrumen
Langkah 8
Mengumpulkan Data
Langkah 9
Analisis Data
Langkah 10
Mengumpulkan Data
Langkah 11
Menyusun Laporan
Langkah 4a : Hipotesis
Jika anggapan dasar merupakan dasar pikiran yang memungkinkan kita
mengadakan penelitian tentang perrnasalahan kita, maka hipotesis merupakan
kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus
dibuktikan, dites, atau diuji kebenarannya. Hipotesis merupakan sesuatu di
mana penelitian kita arah-pandangkan ke sana, sehingga ada yang menuntut
kegiatan kita. Langkah ini diberi nomor 4a karena tidak semua penelitian
menggunakan hipotesis. Bagi peneiitian non-hipotesis, langkah ini tidak dilalui.
Langkah 5: Memilih Pendekatan
Yang dimaksud dengan "pendekatan" di sini adalah metode atau cara
mengadakan penelitian seperti halnya: eksperimen atau non-eksperimen.
Tetapi di samping itu juga menunjukkan jenis atau tipe penelitian yang diambil,
dipandang dari segi tujuan rnisalnya eksploratif, deskriptif atau historis. Masih
ada lagi pandangan dari subjek penelitiannya, misalnya populasi atau kasus.
Penentuan pendekatan ini akan sangat menentukan apa variabel atau objek
penelitian yang akan ditatap, dan sekaligus menentukan subjek penelitian atau
sumber di mana kita akan memperoleh data.
Memilih Masalah
Faktor minat ini kelihatannya tidak normal dan bersifat subjektif. Namun demikian
biasanya faktor ini berkaitan erat dengan hal yang bersifat formal, yaitu keahlian. Bagi
peneliti yang bukan mahasiswa atau peneliti pemula, selain minat secara etis
dipersyaratkar bahwa masalah yang diteliti harus sesuai dengan bidang keahlian.
Disamping hasilnya akan lebih baik, manfaat lain adalah pertanggungjawaban ilmiah.
2. Penelitian dapat dilaksanakan
Ada empat hal sebagai pertimbangan penelitian dapat atau tidak, ditinjau dari diri peneliti,
yaitu berikut ini:
a. Peneliti mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah itu, artinya menguasai teori yang
melatarbelakangi masalah dan menguasai metode untuk memecahkannya.
b. Peneliti.mempunyai waktu yang cukup sehingga tidak melakukannya asal selesai.
c. Peneliti mempunyai tenaga untuk melaksanakan, dalam arti cukup kuat fisiknya untuk
merencanakan, menyusun alat pengumpul data, mengumpulkan data, dan menyusun
laporannya.
d. Peneliti mempunyai dana secukupnya untuk biaya tranportasi alat tulis-rnenulis, biaya
fotokopi, dan lain-lain.
3.
a.
b.
4.
a.
b.
c.
1
2
3
Teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini bukan hanya apa yang tertera
dalam peraturan atau pedoman-pedoman yang sifatnya formal, tetapi pengertian,.definisi;
dan teori yang menunjukkan hubungan sebab akibat atau semacamnya. Banyak di antara
calon peneliti yang kebingungan mencari teori yang akan digunakan untuk mendukung
penelitiannya. Pada umumnya mereka terpaku pada judul penelitiannya, bukan pada teori
yang ada di balik variabel.
Jenis Permasalahan
Per-masalahan dalam penelitian sering pula disebut dengan istilah problema atau
problematik.
Secara gar-is besar; peneliti mempermasalahkan fenomena atau gejala atas tiga jenis:
Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena. Sehubungan dengan
jenis permasalahan ini terjadilah penelitian deskriptif (termasuk di dalamnya survei),
penelitian historis, dan filosofis.
Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (problema k:omparasi).
Dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari permasalahan dan perbedaan fenomena,
selanjutnya mencari arti atau manfaat dari adanya persamaan dan perbedaan yang ada.
Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena (problema korelasi).
1.
3.
Apa perbedaan antara judul skripsi mahasiswa S1, tesis S2, dan disertasi S3.
Apakah yang berbeda keluasannya, rumusannya, atau apanya. Jawaban
terhadap pertanyaan itu dapat bermacam-macam, dan kadang-kadang selera
pribadi mewarnainya. Yang penting perlu dipahami adalah, hahwa semakin
tinggi jenjang pendidikan yang diikuti, tugas akhir mahasiswa dituntut semakin
memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan atau
kemaslahatan umum.
Contoh:
judul sebuah penelitian skripsi adalah sebagai berikut:
"Sumbangan jenis kelamin, tingkat usia, lokasi rumah tinggal, dan latar
belakang pendidikan terhadap kelarisan pedagang pasar.
Judul tersebut mengandung empat variabel, yaitu (1) jenis kelamin pedagang
(2) usia pedagang, (3) tingkat pendidikan pedagang, (4) lokasi rumah tinggal
pedagang. Keempat hal tersebut tidak langsung terkait dengan posisi subjek
penelitian sebagai seorang pedagang pasar. Jika tempat berdagang mereka
dilokasi rumah tinggal, masih ada artinya karena strategis tidaknya tempat
berdagang sangat berpengaruh terhadap kelarisan barang dagangan.
Data dan ernpat variabel penelitian tersebut dapat dianalisis deng rumus regresi ganda,
mernungkinkan dibahas dengan uraian yang cukup panjang sehingga diperoleh sederet
kesimpulan. Namun bagian dari hasil yang mana yang dapat diterapkan untuk kehidupan
masyarakat? Apakah informasi bahwa usia pedagang berpengaruh terhadap kelarisan
dagangan dapat digunakan sebagai saran kepada masyarakat? Jika pedagang yang lebih
tua dagangannya lebih laris lalu yang disarankan menjadi pedagang hanya yang tua-tua
saja? Demikian juga dengan ketiga variabel yang lain. Apakah kalau pedagang lulusan SD
lebih laris dibandingkan dengan yang sarjana lalu disarankan sebaiknya yang menjadi
pedagang tamatan SD saja? Atau jika faktor lokasi menentukan keberhasilan pedagang
lalu pedagang yang lain disarankan untuk berpindah tempat agar dagangannya laris?
Inilah alasan mengapa variabel statis kurang penting untuk diteliti.
Judul penelitian tersebut kalau diterapkan untuk skripsi mahasiswa S1 masih dapat
diterirna. Untuk mahasiswa S1 yang penting adalah bahwa penalarannya benar. Sesudaih
dia mempraktikkan atau memanfaatkan penggunaan rumus regresi, dia perlu mencari
teori-teori untuk menunjang penalarannya. Narnun jika judul tersebut akan diajukan untuk
penelitian mahasiswa S2 dalam rangka penulisan tesis, saya berpendapat bahwa judul
judul tersebut kurang pas, karena kemanfaatan hasil yang diperoleh kurang bermakna
bagi kepentingan umum. Informasi yang diperoleh (mungkin) baru memuaskan diri sendiri
karena mendapat pemantapan tentang peran masing-masing faktor yang berpengaruh
terhadap sesuatu.
Merumuskan Judul
Judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup:
1. Sifat dan jenis penelitian.
2. Objek yang diteliti.
3. Subjek penelitian.
4. Lokasi/daerah penelitian.
5. Tahun/waktu terjadiya peristiwa.
Contoh:
Studi komparasi antara metode induktif dan metode deduktif untuk menghafal rumusrumus ilmu pasti pelajar SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1979.
- Studi komparasi
: sifat atau jenis problema
- Metode induktif dan deduktif
untuk menghafal rumus I ilmu pasti
: objek penelitian
- Pelajar SMA
: subjek penelitian
- Daerah Istimewa Yogyakarta
: lokasi penelitian
- Tahun 1979
: tahun terjadinya peristiwa
1)
2)
3)
Lanjutan
5. Untuk menentukan bobot data, biasa dilakukan dua macam kritik, yaitu
kritik eksternal dan kritik internal.
5. Walaupun penelitian historis mirip dengan penelaahan kepustakaan
yang mendahului lain-lain bentuk rancangan penelitian, namun cara
pendekatan historis adalah lebih tuntas, mencari informasi dari sumber
yang lebih luas.
Langkah-langkah Pokok
(1) Definisikan masalah. Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut kepada
diri sendiri: a. Apakah cara pendekatan historis ini merupakan yang ter
baik bagi masalah yang sedang digarap?
b. Apakah data penting yang diperlukan mungkin didapat?
c. Apakah hasilnya nanti mempunyai cukup kegunaan?
2. Penelitian Deskriptif
(descriptive research)
Contoh
Beberapa contoh penelitian macam ini adalah:
(1) Survai
mengenai pendapat umum untuk menilai sikap para pemilih terhadap
rencana perubahan tahun pelajaran.
(2) Survai dalam suatu
daerah mengenai kebutuhan akan pendidikan keterampilan.
(3) Studi mengenai kebutuhan tenaga kerja akademik pada suatu kurun
waktu tertentu.
(4) Penelitian mengenai taraf serap pelajar-pelajar SMU.
Lanjutan
Ciri-ciri
(1) Secara harfiah, penelitian deskriptif adalah
penelitian vang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi)
mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.
Tujuan penelitian-penelitian survei:
a. Untuk mencari informasi
faktual yang mendetail yang mencandra gejala yang ada.
b. Untuk
mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi
keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung. c. Untuk
membuat komparasi dan evaluasi.
d. Untuk mengetahui apa
yang dikerjakan oleh orang-orang lain dalam menangani masalah atau
situasi vang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan
pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan.
Langkah-langkah Pokok
(1) Defmisikan dengan jelas dan spesifik tujuan yang akan dicapai.
Fakta-fakta dan sifat-sifat apa yang perlu diketemuk
(2) Rancangkan cara pendekatanmya. Bagaimana kiranya data akan
dikumpulkan? Bagaimana caranya menentukan sampelnya untuk
menjamin supaya sampel representatif bagi populasinya? Alat atau
teknik observasi apa yang tersedia atau perlu dibuat? Apakah metode
pengumpulan data itu perlu di-try-out-kan? Apakah para pengumpul
data perlu dilatih terlebih dahulu?
(3) Kumpulkan data.
(4) Susun laporan.
Penelitian Perkembangan
(developmental research).
Tujuan penelitian perkembangan adalah untuk menyelidiki pola dan
perurutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.
Contoh-contoh
(1) Studi-studi longitudinal mengenai pertumbuhan yang secara langsung
mengukur sifat-sifat dan laju perubahan-perubahan pada sampel
sejumlah anak pada taraf-taraf perkembangan yang berbeda-beda. (2)
Studi-studi cross-sectional yang mengukur sifat-sifat dan laju
perubahan-perubahan pada sejumlah sampel yang terdiri dari kelompokkelompok umur yang mewakili taraf perkembangan yang berbeda-beda.
(3) Studi-studi kecenderungan vang dimaksudkan untuk menentukan polapola perubahan di masa lampau agar dapat meramalkan pola-pola dan
kondisi-kondisi di waktu vang akan datang.
Lanjutan
(1)
(2)
(3)
(4)
Ciri-ciri
Penelitian perkembangan memusatkan perhatian pada studi mengenai
variabel-variabel dan perkembangannya selama beberapa bulan atau
beberapa tahun.
Masalah sampling dalam studi longitudinal adalah kompleks karena
terbatasnya subjek yang dapat diikuti dalam waktu yang lama; berbagai
faktor mempengaruhi atrisi dalam studi longitudinal.
Studi-studi cross-sectional biasanya meliputi subjek lebih banyak, tetapi
mencandra faktor-faktor pertumbuhan yang lebih sedikit daripada studistudi longitudinal.
Studi-studi kecenderungan mengandung kelemahan bahwa faktor-faktor
yang tak dapat diramalkan mungkin masuk dan memodifikasi atau
membuat kecenderungan yang didasarkan masa lampau menjadi tidak sah.
Lanjutan
Langkah-langkah Pokok
(1) Definisikan masalahnya atau rumuskan tujuan-tujuannya.
(2) Lakukan penelaahan kepustakaan untuk menentukan garis dasar
informasi yang ada dan memperbandingkan metodologi-metodologi
penelitian, termasuk alat-alat yang telah ada dan teknik-teknik
pengumpulan data yang telah dikembangkan .
(3) Rancangkan cara pendekatan.
(4) Kumpulkan data.
(5) Evaluasi data Yang terkumpul.
(6) Susun laporan mengenai hasil evaluasi itu.
Lanjutan
Ciri-ciri
(1) Penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu
yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi baik
mengenai unit tersebut.
(2) Data yang diperoleh dari penelitian-penelitian kasus memberikan contoh-contoh
yang berguna untuk memberi ilustrasi mengenai penemuan-penemuan yang
digeneralisasikan dengan statistik.
Kelemahan
(1) Karena fokusnya yang terbatas pada unit-unit yang sedikit jumlahnya, penelitian
kasus itu terbatas sifat representatifnya
(2) Penelitian kasus terutama sangat peka terhadap keberatsebelahan subjektif.
Kasusnya sendiri mungkin dipilih atas dasar sifat dramatiknya dan bukan atas
dasar sifat khasnya; atau karena kasus itu cocok benar dengan konsep yang
sebelumnya telah ada pada peneliti.
Lanjutan
Langkah-langkah Pokok
(1) Rumuskan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Apakah yang dijadikan
unit studi itu dan sifat-sifat, saling hubungan serta proses-proses yang
mana yang akan menuntun penelitian? (2) Rancangkan cara
pendekatannya. Bagaimana unit-unit itu akan dipilih? Sumber-sumber
data mana yang tersedia? Metode pengumpulan data mana yang akan
digunakan? (3) Kumpulkan data.
(4) Organisasikan data dan
informasi yang diperoleh itu menjadi rekonstruksi unit studi yang
koheren dan terpadu secara baik (5) Susunlah laporannya dengan
sekaligus mendiskusikan makna hasil tersebut.
Penelitian Korelasional
(correlational research)
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
Contoh-contoh
(1) Studi yang mempelajari saling hubungan antara skor pada test masuk
perguruan tinggi dengan indeks prestasi. (2) Studi secara analisis
faktor mengenai beberapa test kepribadian. Studi untuk meramalkan
keberhasilan belajar berdasarkan atas skor pada test bakat.
Ciri-ciri
(1) Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabelvariabel yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode
eksperimental atau tak dapat dimanipulasikan.
Lanjutan
(3) Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan
dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut. Hal ini berbeda
misalnya dengan pada penelitian eksperimental, yang dapat memperoleh
hasil mengenai ada atau tidak adanya efek tertentu.
(4) Penelitian korelasional mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Hasilnya cuma mengidentifikasikan apa
sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang ber
sifat kausal.
b. Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental,
penelitian korelasional itu kurang tertib-ketat, karena kurang melakukan
kontrol terhadap variabel-variabel bebas. c. Pola saling hubungan itu sering
tak menentu dan kabur. d. Sering merangsang penggunaannya sebagai
semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilihpilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.
Lanjutan
Langkah-langkah Pokok
(1) Definisikan masalah.
(2)
Lakukan penelaahan kepustakaan.
(3) Rancangkan cara pendekatannya:
a. Identifikasikan variabel-variabel vang relevan;
b. Tentukan subjeknia yang sebaik-baiknya;
c. Pilih atau susun alat pengukur yang cocok;
d. Pilih metode korelasional yang cocok untuk rnasalah yang sedang
digarap.
(4) Kumpulkan data.
(5) Analisis data yang telah terkumpul dan buat interpretasinya
(6) Tuliskan laporan.
Penelitian Kausal-Komparatif
(causal-comparative research)
Lanjutan
Ciri-ciri Pokok
Penelitian kausal-komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan
setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat). Peneliti
mengambil satu atau lebih akibat (sebagai "dependent variables") dan
menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk
mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya.
Keunggulan-keunggulan
(1) Metode kausal-komparatif adalah baik untuk berbagai keadaan kalau
metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan:
(2) Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna
mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa,
dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan sejenis
dengan itu.
Lanjutan
(3) Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan
dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausalkomparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Kelemahan-kelemahan
(1) Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya
kontrol terhadap variabel bebas.
Lanjutan
(4) Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab
ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sehab pada kejadian
tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.
(5) Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan,
mungkin sukar untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
(6) Kenyataan bahwa dua, atau lebih, faktor saling berhubungan tidaklah
mesti memberi implikasi adanya hubungan sebab-akibat.
(7) Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya
golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan perbandingan,
menimbulkan persoalan-persoalan, karena kategori-kategori semacam itu
sifatnya kabur, bervariasi, dan tak mantap. Seringkali penelitian yang
demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang berguna.
Lanjutan
(8) Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek
secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai
kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel
bebas adalah sangat sukar.
Langkah-langkah Pokok
(1) Definisikan masalah.
(2) Lakukan penelaahan kepustakaan.
(3) Rumuskan hipotesis-hipotesis.
(4) Rumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis itu serta
prosedur-prosedur yang akan digunakan.
(5) Rancang cara pendekatannya:
a. Pilihlah subjek-subjek yang akan
digunakan serta sumbersumber yang relevan b. Pilihlah atau susunlah teknik yang
akan digunakan untuk mengumpulkan data;
Lanjutan
c. Tentukan kategori-kategori untuk mengklasifikasikan data yang jelas,
sesuai dengan tujuan studi, dan dapat menunjukkan kesamaan atau
saling hubungan.
(
6) Validasikan teknik untuk mengumpulkan data itu, dan interoretasikan
hasilnya dalam cara yang jelas dan cermat.
(7) Kumpulkan dan analisis data.
(8) Susun laporannya.
Lanjutan
Ciri-ciri experimental designs
(1) Menuntut pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi
eksperimental secara tertib-ketat, baik dengan kontrol atau manipulasi
langsung maupun dengan randomisasi (pengaturan secara rambang).
(2) Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai "garisdasar"
untuk dibandingkan dengan kelompok (kelompok-kelompok) yang dikenai
perlakuan eksperimental.
(3) Memusatkan usaha pada pengontrolan variansi:
(4) Internal validity adalah sine qua non untuk rancangan ini dan
merupakan tujuan pertama metode eksperimental. Pertanyaan yang perlu
dijawab adalah: Apakah manipulasi eksperimental pada studi ini memang
benar-benar menimbulkan perbedaan?
Lanjutan
(5) Tujuan ke dua metode eksperimental adalah external validity yang
menanyakan persoalan: Seberapa representatifkah penemuan-penemuan
penelitian ini dan seberapa jauh hasil-hasilnya dapat digeneralisasikan kepada
subjek-subjek atau kondisi-kondisi yang semacam?
6) Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua variabel penting
diusahakan agar konstan kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja
dimanipulasikan atau dibiarkan bevariasi.
(7) Walaupun cara pendekatan eksperimerital itu adalah yang paling kuat karena
cara ini memungkinkan untuk mengontrol variabel-variabel yang relevan, namun
cara ini juga paling restriktif dan dibuat-buat (artificial). Ciri inilah yang
merupakan kelemahan utama kalau metode ini dikenakan kepada manusia
dalam dunianva, karena manusia sering berbuat lain apabila tingkah lakunya
dibatasi secara artifisial, dimanipulasikan atau diobservasi secara sistematis atau
dievaluasi.
Lanjutan
Langkah-langkah Pokok
(1) Lakukan survai kepustakaan yang relevan bagi masalah yang akan digarap.
(2) Identifikasi dan definisikan masalah.
(3) Rumuskan hipotesis, berdasarkan atas penelaahan kepustakaan.
(4) Definisikan pengertian-pengertian dasar dan variabel-variabel utama.
(5) Susun rencana eksperimen:
a. Identifikasi bermacam-macam variabel yang relevan.
b. Identifikasi variabel-variabel non-eksperimental yang mungkin mencemarkan
eksperimen, dan tentukan bagaimana caranya mengontrol variabel-variabel
tersebut.
c. Tentukan rancangan eksperimennya.
d. Pilih subjek yang representatif bagi populasi tertentu, tentukan siapa-siapa yang
masuk kelompok kontrol dan siapasiapa yang masuk kelompok eksperimen.
Lanjutan
e. Terapkan perlakuan.
f. Pilih atau susun alat untuk mengukur hasil
eksperimen dan validasikan alat tersebut.
g. Rancangkan prosedur pengumpulan data, dan jika mungkin lakukan pilot atau
trial run test untuk menyempurnakan alat pengukur atau rancangan
eksperimennya.
h. Rumuskan hipotesis nolnya.
(6) Laksanakan eksperimen. (7) Aturlah data kasar itu dalam cara yang
mempermudah analisis selanjutnya; tempatkan dalam rancangan yang
memungkinkan memperhitungkan efek yang diperkirakan akan ada.
(8) Terapkan test signifikansi untuk menentukan taraf signifikansi hasilnya.
(9) Buatlah interpretasi mengenai hasil testing itu, berikan diskusi seperlunya, dan
tulislah laporannya.
Penelitian Eksperimental-Semu
(quasi-experimental research)
Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh
informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh
dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua
variabel yang relevan. Si peneliti harus dengan jelas mengerti kompromikompromi apa yang ada pada internal validity dan external validity
rancangannya dan berbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan
tersebut.
Contoh:
Berbagai penelitian mengenai berbagai problem sosial seperti kenakalan,
keresahan, merokok, jumlah penderita penyakit jantung, dan sebagainya,
yang didalamnya kontrol dan manipulasi tidak selalu dapat dilakukan.
Lanjutan
(1)
Ciri-ciri
Penelitian eksperimental-semu secara khas mengenai keadaan praktis, yang
didalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan
kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut. Si peneliti mengusahakan untuk
sampai sedekat mungkin dengan ketertiban penelitian eksperimental yang
sebenarnya, dengan hati-hati menunjukkan perkecualian dan keterbatasannya. Karena
itu, penelitian ini ditandai oleh metode kontrol parsial berdasar atas identifikasi secara
hati-hati mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi internal validity dan external
validity.
(2) Perbedaan antara penelitian eksperimental-sungguhan dan
penelitian eksperimental-semu adalah kecil, terutama kalau yang dipergunakan
sebagai subjek adalah manusia, misalnya dalam psikologi.
(3) Walaupun
penelitian tindakan dapat mempunyai status eksperimental-semu, namun seringkali
penelitian tersebut sangat tidak formal, sehingga perlu diberi kategori tersendiri. Sekali
rencana penelitian telah dengan sistematis menguji masalah validitas, bergerak
menjauhi alam intuitif dan penjelajahan (exploratory), maka permulaan metode
eksperimental telah mulai terwujud.
Lanjutan
Langkah-langkah Pokok
Langkah-langkah pokok dalam melaksanakan penelitian eksperimensemu adalah sama dengan langkah-langkah dalam melakukan
penelitian eksperimental-sungguhan, dengan pengakuan secara teliti
terhadap masing-masing keterbatasan dalam hal validitas internal dan
eksternal.
Lanjutan
Ciri-ciri
(1) Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
(2) Menyediakan rangka-kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan
perkembangan-perkembangan baru, yang lebih baik daripada cara pendekatan
impresionistik dan fragmentaris. Cara penelitian ini juga empiris dalam artian bahwa
penelitian tersebut mendasarkan diri kepada observasi aktual dan data mengenai
tingkahlaku, dan tidak berdasar pada pendapat suhjektif yang didasarkan pada
pengalaman masa lampau.
(3) Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama masa
penelitiannya dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on-the spot experimentation
dan inovasi.
(4) Walaupun berusaha supaya sistematis, namun penelitian tindakan kekurangan
ketertiban ilmiah, karenanva validitas internal dan eksternalnva adalah lemah. Tujuannya
situasional, sampelnya terbatas dan tidak representatif, dan kontrolnya terhadap variabel
bebas sangat kecil. Karena itu, hasil-hasiinya walaupun berguna untuk dimensi praktis,
namun tidak secara langsung memberi sumbangan kepada ilmunya.
Lanjutan
Langkah-langkah Pokok
(1) Definisikan masalahnya atau tetapkan tujuannya. Apa yang kiranya memerlukan
perbaikan atau yang mungkin berkembang sebagai keterampilan baru atau cara
penyelesaian baru.
(2) Lakukan penelaahan kepustakaan untuk mengetahui apakah orang-orang lain telah
menjumpai masalah yang sama atau telah mencapai tujuan yang berhubungan dengan
yang akan dicapai dalam penelitian itu. (3) Rumuskan hipotesis atau strategi pendekatan,
dengan menyatakannya dalam bahasa yang jelas, spesifik.
4) Aturlah research setting-nya dan jelaskan prosedur serta kondisi-kondisinva. Apakah
hal-hal khusus yang akan dikerjakan dalam usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan?
(5) Tentukan kriteria evaluasi, teknik pengukuran, dan lain-lain sarana untuk mendapatkan
umpan-balik yang berguna.
(6) Analisis data yang terkumpul, dan evaluasi hasilnya.
(7) Tuliskan laporannya.
Penelaahan Kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari
teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan
landasan teoretis bagi penelitian yang akan dilakukan itu. Landasan ini
perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan
bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).
Untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal yang disebutkan di
atas itu orang harus melakukan penelaahan kepustakaan.
Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu (a) sumber acuan umum, dan (b) sumber acuan khusus.
Teori-teori dan konsep-konsep pada umumnya dapat diketemukan dalam
sumber acuan umum, yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks,
ensiklopedia, monograp, clan sejenisnya.
Lanjutan
Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan bagi masalah yang sedang digarap. Hasil-hasil
penelitian terdahulu itu pada umumnya dapat diketemukan dalam sumber
acuan khusus, yaitu kepustakaan yang berwujud jurnal, buletin penelitian,
tesis, disertasi, dan lain-lain sumber bacaan yang memuat laporan hasil
penelitian.
Dalam pada itu perlu diingat bahwa dalam mencari sumber bacaan itu
orang perlu pilih-pilih (,selektif), artinva tidak semua yang diketemukan
lalu ditelaah. Dua kriteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber
bacaan itu ialah (a) prinsip kemutakhiran (recency), dan (b) prinsip
relevansi (relevance).
Lanjutan
Kecuali untuk penelitian historis, perlu dihindarkan penggunaan sumher
bacaan yang sudah "lama" dan dipilih sumber yang lebih mutakhir. Sumber
yang telah "lama" mungkin memuat teori-teori atau konsep-konsep yang sudah
tidak berlaku lagi.
karena kebenarannya telah dibantah oleh teori yang lebih baru atau hasil
penelitian yang lebih kemudian. Di samping sumber itu harus mutakhir, juga
harus relevan bagi masalah yang sedang digarap. Seleksi berdasarkan kriteria
relevansi ini terutama jelas pada sumber acuan khusus. Jadi, hendaklah dipilih
sumber-sumber yang berkaitan langsung dengan masalah yang sedang diteliti.
Penyusunan landasan teoretis tidak akan produktif sebelum bahannya cukup
banyak. Karena itu perlu lebih dahulu dibaca banyakbanyak sumber-sumber
bacaan, baru kemudian ditelaah, dibanding-bandingkan, lalu diambil
kesimpulan-kesimpulan teoretis.
Lanjutan
Supaya hasil pembacaan itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, perlulah
hal tersebut direkam (dicatat) dengan cara yang mudah pemanfaatannya.
Informasi mana yang perlu dicatat, tidak ada aturan umumnya.
Tentang cara pencatatannya, pada umumnya mengikuti salah satu dari dua
sistem, yaitu (a) sistem kartu, dan (b) sistem lembaran atau sistem kuarto.
Dewasa ini, dengan tersedianya komputer, perekam hasil bacaan itu didalam
komputer mungkin merupakan pilihan yang tepat. Dari informasi-informasi
yang telah terkumpul sebagai hasil kegiatan membaca itulah peneliti
melakukan penelaahan lebih lanjut terhadap masalah yang digarapnya.
Di dalam kesimpulan-kesimpulan teoretis itu peneliti harus mengidentifikasi
hal-hal atau faktor-faktor utama yang akan digarap dalam penelitiannya.
Faktor-faktor inilah yang akan menjadi variabel-variabel yang akan digarap
dalam penelitiannva.
Lanjutan
Di dalam kesimpulan-kesimpulan teoretis itu peneliti harus
mengidentifikasi hal-hal atau faktor-faktor utama yang akan digarap dalam
penelitiannya. Faktor-faktor inilah yang akan menjadi variabel-variabel
yang akan digarap dalam penelitiannva.
Peramuan ini penting, karena di situlah letak mutu sistem pemikiran
teoretis si peneliti. Penyatuan hasil-hasil bacaan secara kronologis dan
kompilatif saja tidak cukup. Hasil-hasil itu harus diramu berdasarkan suatu
garis pemikiran yang konsisten. Garis pemikiran inilah yang melandasi
kesimpulan-kesimpulan teoretis yang menjadi dasar hipotesis penelitian.
Perumusan Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dalam
rangkaian langkah-langkah penelitian, hipotesis itu merupakan
rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari
penelaahan kepustakaan.
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian vang secara
teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
.Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan
mengenai populasi yang akan diuji kebenarannva berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis merupakan
pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuj melalui statistik
sampel.
Lanjutan
Secara implisit, hipotesis itu juga menyatakan prediksi. Misalnya hipotesis
yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dari sistematis antara
nilai ujian masuk dan prestasi belajar mengandung prediksi bahwa
mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai nilai ujian masuk tinggi juga
akan mempunyai indeks prestasi belajar tinggi.
Taraf ketepatan prediksi itu akan sangat tergantung kepada taraf
kebenaran dan taraf ketepatan landasan teoretis yang mendasarinya.
Dasar teori yang kurang sehat (sound) akan melahirkan hipotesis yang
prediksinya kurang tepat, dan sebaliknya Dari uraian ini ternyata pula
betapa perlunya penelaahan kepustakaan itu dilakukan secara
bersungguh-sungguh, agar dapat ditegakkan landasan teori yang
diperlukan.
Lanjutan
Bagaimana cara orang merumuskan hipotesis itu tidak ada aturan
umumnya. Namun, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: (a)
hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel: atau lebih;
(b) hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau
pernyataan; (c) hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat;
(d) hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin
mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
Secara garis besar, hipotesis-hipotesis yang isi dan rumusannya
bermacam-macam itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a)
hipotesis tentang hubungan, dan (b) hipotesis tentang perbedaan.
Hipotesis tentang hubungan, yaitu hipotesis yang menyatakan tentang
saling-hubungan antara dua variabel atau lebih, mendasari berbagai
penelitian korelasional.
Lanjutan
Hipotesis tentang hubungan, yaitu hipotesis yang menyatakan tentang
saling-hubungan antara dua variabel atau lebih, mendasari berbagai
penelitian korelasional. Hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang
menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang
berbeda-beda. Perbedaan itu seringkali karena pengaruh perbedaan yang
terdapat pada satu atau lebih variabel yang lain. Hipotesis tentang
perbedaan itu mendasari berbagai penelitian komparatif.
Lanjutan
Misalnya, hipotesis tentang perbedaan pengaruh metode diskusi dan
metode ceramah terhadap prestasi belajar hanya melibatkan dua variabel
utama, yaitu metode mengajar dan prestasi belajar. Jumlah variabel
utama itu akan bertambah kalau peneliti juga mempertimbangkan
peranan IQ dan jenis kelamin. Padahal yang terakhir itu ada empat
variabel yang dilibatkan dalam penelitian, jadi sofistikasinya lebih tinggi.
Kecakapan mengidentifikasikan variabel penelitian adalah keterampilan
yang berkembang karena latihan dan pengalaman. Kecuali dengan
melakukan penelitian, keterampilan ini juga dapat dikembangkan melalui
kegiatan-kegiatan seminar mengenai usulan penelitian. Partisipasi secara
aktif dalam kegiatan-kegiatan seminar yang demikian itu akan
mempercepat berkembangnya keterampilan itu.
Lanjutan
b. Mengklasifikasikan Variabel
Variabel-variabel vang telah diidentifikasikan perlu diklasifikasikan, sesuai dengan jenis
dan peranannya dalam penelitian. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat
pengambil data apa yang akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk
direrapkan. Berkaitan dengan proses kuantifikasi, data biasa digolongkan menjadi empat
jenis, yaitu
(a)Variabel nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan;
variabel ini bersifat deskrit dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu
dan kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan.
(b)Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut
tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu di
bawahnya diberi angka 3, dan di bawahnya lagi diberi angka 4, dan seterusnya. Contoh:
hasil perlombaan inovatif produktif di antara para mahasiswa, ranking mahasiswa dalam
sesuatu mata-kuliah, ranking dalam sesuatu perlombaan mengarang, dan sebagainya.
Lanjutan
(c) Variabel interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di
dalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang
sama. Contoh variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap
sesuatu program dinyatakan dalam skor, penghasilan, dan sebagainya.
(d) Variabel ratio, adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai
nol mutlak. Di dalam penelitian, terlebih-lebih dalam penelitian di bidang
ilmu-ilmu sosial, orang jarang menggunakan variabel ratio.
c. Merumuskan Definisi Operasional Variabel-variabel
Setelah variabel-variabel diidentifikasikan dan diklasifikasikan, maka
variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional.
Penyusunan definisi operasional ini perlu, karena definisi operasional itu
akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok untuk digunakan.
Lanjutan
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal
yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati
atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka
kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang
serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji
kembali oleh orang lain.
Menyusun deflnisi operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam,
yaitu (a) yang menekankan kegiatan (operation) apa vang perlu dilakukan,
(b) yang menekankan bagaimana kegiatan (operation) itu dilakukan, dan
(c) yang menekankan sifat-sifat statis hal yang didefinisikan.
Lanjutan
Reliabilitas sesuatu alat pengukur menunjukkan keajegan hasil pengu
kuran sekiranya alat pengukur yang sama itu-digunakan oleh orang yang
sama dalam waktu yang berlainan atau digunakan oleh orang yang
berlainan dalam waktu yang bersamaan atau dalam waktu yang berlainan.
Reliabilitas ini secara implisit juga mengandung objektivitas, karena hasil
pengukuran tidak terpengaruh oleh siapa pengukurnya. Validitas atau
kesahihan menunjuk kepada sejauh mana alat pengukur itu mengukur
apa yang dimaksudkan untuk diukur. Untuk menjamin kualitas data yang
dikumpulkannya, seorang peneliti harus terlebih dahulu memperoleh
keyakinan bahwa alat pengambil datanya (alat pengukurnya) mempunyai
reliabilitas dan validitas yang memadai.
Untuk memperoleh keyakinan ini dia harus menguji alat pengambil data
tersebut.
Lanjutan
Pemilihan Alat Pengambil Data
Keputusan mengenai alat pengambil data mana yang akan digunakan terutama
ditentukan oleh variabel yang akan diamati atau diambil datanya. Dengan kata lain,
alat yang digunakan harus disesuaikan dengan variabelnya. Pertimbangan
selanjutnya adalah pertimbangan dari segi kualitas alat, yaitu dari segi taraf
reliabilitas dan validitas. Pertimbangan-pertimbangan lain biasanya dari sudut
praktis, misalnya besar-kecilnya biaya, macam kualifikasi orang yang harus
menggunakannya, mudah-sukarnya menggunakan alat tersebut, dan sebagainya.
b. Pengembangan alat Pengambil Data
Dalam penelitian-penelitian di lingkungan Ilmu Pengetahua Alam, seringkali alat
pengambil data itu telah tersedia. Tetapi, tidak demikian halnya penelitian-penelitian
dalam lingkungan Ilmu Pengetahuan Sosial. Para peneliti dalam Ilmu-ilmu Sosial
acapkali, bahkan hampir selalu, harus mengembangkan sendiri-atau setidaktidaknya mengadaptasikan--alat pengambil data yang akan digunakannya.
a.
Lanjutan
Jika peneliti mengembangkan sendiri atau mengadaptasikan alat
pengambil datanya, dia harus melakukan penelitian uji-coba untuk
memperoleh keyakinan tentang kualitas alat pengambil data yang
dikembangkan atau diadaptasikannya itu, sebelum benar-benar
digunakan pada penelitian yang sebenarnya.
Lanjutan
Kemampuan untuk memilih rancangan penelitian ini juga berkembang
karena latihan dan pengalaman. Membaca, berpartisipasi dalam seminar
mengenai usulan penelitian atau laporan penelitian, melakukan simulasi,
akan merupakan cara-cara vang sangat memvtu mengembangkan
kemampuan menentukan rancangan penelitian itu.
Pada umumnva, rancangan penelitian itu sekaligus juga merupakan
rancangan analisis data. Di samping itu, penentuan sampel juga sudah
diberi arah oleh rancangan penelitian.
Lanjutan
Penentuan Sampel
Karena berbagai alasan, tidak semua hal yang ingin dijelaskan atau
diramalkan atau dikendalikan dapat diteliti. Penelitian ilmiah boleh
dikatakan hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari
hal-hal yang sebenarnya mau diteliti. Jadi penelitian hanya dilakukan
terhadap sampel, tidak terhadap populasi. Namun kesimpulankesimpulan penelitian mengenai sampel itu akan dikenakan atau
digeneralisasikan terhadap populasi. Generalisasi dari sampel ke
populasi ini mengandung risiko bahwa akan terdapat kekeliruan atau
ketidaktepatan, karena sampel tidak akan mencerminkan secara tepat
keadaan populasi. Makin tidak sama sampel itu dengan populasinya,
maka makin besarlah kemungkinan kekeliruan dalam generalisasi itu.
Lanjutan
Karena hal yang demikian itulah maka teknik penentuan sampel itu
menjadi sangat penting peranannya dalam penelitian. Berbagai teknik
penentuan sampel itu pada hakikatnya adalah cara-cara untuk
memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat
dicapai kalau diperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang
benar-benar mencerminkan populasinya.
Di antara berbagai teknik penentuan sampel yang dianggap paling baik
adalah penentuan sampel secara rambang (random sampling). Kebaikan
teknik ini tidak hanya terletak pada teori yang mendasarinva, tetapi juga
pada bukti-bukti empiris
Di dalam penentuan sampel secara rambang semua anggota populasi,
secara individual atau secara kolektif diberi peluang yang sarna untuk
menjadi anggota sampel.
Lanjutan
Dalam penelitian terhadap sampel, ciri represerataveness sampel itu tidak
pernah dapat dibuktikan, melainkan hanya lapat didekati secara
metodologis melalui parameter-parameter yang diketahui dan diakui baik
secara teoretis maupun secara eksperimental. Ada empat parameter yang,
biasa dianggap menentukan representativeness sesuatu sampel, yaitu (a)
variabilitas populasi, h) besar sampel, (c) teknik penentuan sampel, dan
(d) kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.
Variabilitas populasi. Dari keempat parameter tersebut di atas itu
variabilitas populasi merupakan hal yang sudah "given", artinya peneliti
harus menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur atau
memanipulasikannva. Ketiga parameter yang lain tidak demikian halnya;
peneliti dapat mengatur atau memanipulasikannva untuk meningkatkan
taraf representativeness sampel.
Lanjutan
Besar sampel. Makin besar sampel yang diambil akan makin tinggi taraf
representativeness sampelnya. Ketentuan ini berlaku selama populasinya
tidak homogen secara sempurna. Jika populasinya homogen secara
sempurna, besar sampel tidak mempengaruhi taraf representatifnva
sampel. Untuk populasi yang demikian itu sampel cukup kecil saja.
Teknik penentuan sampel. Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan
sampel, akan makin tinggilah tingkat representatif sampelnya. Ketentuan
ini juga hanya berlaku selama populasinya tidak homogen secara
sempurna. Jika populasinya homogen secara sempurna rambang sama
sekali tidak diperlukan.
Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi. Makin lengkap ciri-ciri
populasi yang dimasukkan ke dalam sampel, akan makin tinggi tingkat
representatifnva sampel.
Lanjutan
Dalam analisis kekeliruan dalam generalisasi dari sampel ke populasi itu
disebut kekeliruan baku atau galat baku (standard error). Dasar teoretis
yang digunakan untuk memperkirakan kekeliruan baku itu ialah teori
probabilitas. Sampel-sampel tunduk kepada hukum probabilitas,
demikian pula harga-harga yang diperoleh dari sampel. Interpretasi
kekeliruan baku itu adalah sama dengan interpretasi harga-harga lain
yang menggunakan tabel probabilitas.
Pengumpulan Data
Seperti telah disebutkan, kualitas data ditentukan oleh kualitas alat
pengambil data atau alat pengukurnya. Kalau alat pengambil datanya
cukup reliabel dan valid, maka datanya juga akan cukup reliabel dan
valid.
Lanjutan
Namun masih ada satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan, yaitu kualifikasi
si pengambil data. Beberapa alat pengambil data mensyaratkan kualifikasi
tertentu pada pihak pengambil data. Misalnya, beberapa test psikologis tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang. Beberapa alat laboratorium juga
menuntut dasar pendidikan dan pengalaman tertentu untuk dapat
mempergunakannya secara benar. Pers,yaratan ini harus dipenuhi oleh
peneliti; jika tidak, mungkin reliabilitas dan validitas data yang terkumpul
akan terganggu.
Pada umumnya setiap alat atau metode pengambilan data mempunyai
panduan pelaksanaan. Panduan ini harus sejak awal dipahami oleh peneliti,
dan dalam hal peneliti menggunakan jasa orang lain untuk mengumpulkan
data, si peneliti harus mempunyai cara untuk memperoleh keyakinan bahwa
pengambilan data itu telah dilaksanakan menurut prosedur yang
seharusnya.
Lanjutan
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang terkumpul lalu diolah. Pertama-tama data itu diseleksi atas
dasar reliabilitas dan validitasnya. Data yang rendah reliabilitas dan
validitasnva, data vang kurang lengkap digugurkan atau dilengkapi
dengan substitusi. Selanjutnya data yang telah lulus dalam seleksi itu
lalu diatur dalam tabel, matriks, dan lain-lain agar memudahkan
pengolahan selanjutnva. Kalau mungkin pada penyusuna tabel yang
pertama itu dibuat tabel induk (master tabby) Jika tabel induk itu dapat
dibuat, maka langkah-langkah selanjutnya akan Iebih mudah
dikerjakan, karena perhitungan-perhitungan dan analis dapat
dilakukan berdasarkan tabel induk itu.
Lanjutan
Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam
penelitian. Peneliti harus memastikan pola analisis mana yang akan
digunakannya, apakah analisis statistik ataukah analisis non-statistik.
Pemilihan ini tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Analisis
statistik sesuai dengan data kuantitatif atau data yang dikuantifikasikan,
yaitu data dalam bentuk bilangan, sedang analisis non-statistik sesuai untuk
data deskriptif atau data textular. Data deskriptif sering hanya dianalisis
menurut isinva, dan karena itu analisis macam ini juga disebut analisis isi
(content analysis).
Untuk analisis statistik, model analisis yang digunakan harus sesuai dengan
rancangan penelitiannva. Dan hal ini seperti telah disebutkan, ditentukan
oleh hipotesis yang akan diuii dan tujua penelitian. Jenis-jenis data yang
dianalisis juga ikut menentuka model analisis mana yang tepat untuk
digunakan.