Oleh :
Kelompok 5
Dwi Hartanti
S831402082
Kusumawardani
S831002049
Sulton Nawawi
S831402073
S831002076
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan dunia pertanian semakin banyak pula teknologi canggih
yang bermunculan untuk tujuan peningkatan hasil produksi pertanian. Teknologi tersebut
umumnya ditunjukkan untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman. Tanaman yang
terinfeksi akan memperlihatkan perubahan-perubahan atau gejala-gejala yang mengarah pada
ketidaknormalan pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman, kemudian dapat
menyebabkan kematian. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit
pada tanaman yaitu bakteri, cendawan, jamur, dan virus.
Oleh karena itu para ahli pertanian semakin gencar untuk mencari bahan-bahan yang
dapat digunakan untuk pengendalian penyakit tanaman serta berpedoman pada kesehatan dan
keramahan lingkungan. Karena kebanyakan bahan yang digunakan sebagai alat pengendalian
penyakit pada saat ini mempunyai efek samping yang parah pada lingkungan yang pada
akhirnya tidak akan menguntungkan namun memicu munculnya kerugian yang lebih besar
dari perkiraan sebelumnya. Bakteri dan virus merupakan mahluk hidup yang dapat tumbuh
apabila ada media tumbuhnya. Pada umumnya bakteri dan virus dapat menyebabkan penyakit
pada tanaman ataupun mahluk hidup lainnya. Seperti penyebab penyakit yang lain virus juga
memiliki bentuk ukuran yang bermacam-macam.
Pentingnya kuliah kerja lapangan (KKL) ini dilaksanakan adalah agar kita dapat
mengetahui jenis-jenis virus yang dapat menyerang tanaman pertanian dan juga gejala-gejala
yang ditimbulkan dan cara pengendaliannya baik secara mekanis ataupun biologis.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui jenis virus yang menginfeksi tanaman hortikultura (cabai).
2. Mengetahui gejala yang ditimbulkan virus pada tanaman hortikultura (cabai).
3. Mengetahui bagian tanaman yang sakit dalam suatu tanaman dan menghitung Disease
Severity.
4. Mengetahui proporsi tanaman yang terinfeksi virus dalam suatu populasi tanaman dan
menghitung Disease Incidence.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penyakit tanaman
Laporan KKL Biosistematik
Penyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari tanaman
yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit tanaman sebagian besar
disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Penyakit tanaman lebih sering diklasifikasikan
oleh gejala mereka daripada oleh agen penyakit, karena penemuan agen mikroskopis seperti
bakteri hanya 19 persen (Jackson, 2009).
Tanaman yang sakit adalah tanaman yang tidak dapat melakukan aktifitas fisiologis
secara sempurna, sehingga akan mengakibatkan tidak sempurnanya produksi baik secara
kualitas maupun kuantitas. Secara umum penyakit tanaman diakibatkan oleh faktor biotik dan
abiotik. Faktor biotik adalah penyakit tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme
(mahluk hidup) antara lain berupa jamur, bakteri, virus, nematoda, MLO dan lain-lain.
Sedangkan faktor abiotik antara lain pengaruh dari suhu, kelembaban, defisiensi unsur hara
atau keracunan unsur hara (Mynature-faiq, 2010).
Penyakit bisa muncul karena disuatu tempat ada tanaman, pathogen serta lingkungan
disebut segitiga penyakit dimana munculnya penyakit karena tiga faktor itu. Salah satu faktor
tidak ada atau tidak memenuhi syarat maka penyakit tidak akan muncul. Syarat yang harus
dipenuhi oleh ketiga faktor agar muncul penyakit adalah tanaman harus peka, penyebab
penyakit harus virulen (fit dan ganas), dan lingkungan mendukung (Nasution, 2008).
B. Penyakit Virus pada Tanaman
Gejala gejala yang ditimbulkan oleh adanya penyakit virus pada tanaman dapat
terjadi pada seluruh bagian tanaman, baik pada batang, akar, biji, bunga, dan daunnya.
Walaupun semua bagian tanaman dapat menjadi tempat virus bereplikasi sehingga gejala yang
ditimbulkan dapat teramati, tetapi pengamatan yang biasa dilakukan banyak terkonsentrasi
pada daun. Dari bagian daun ini, pengamatan dapat dilakukan mulai dari pangkal daun hingga
ujung daun. Dari tepi daun bagian tengah hingga kedua pucuk daun. Dengan kata lain bahwa
gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus pada daun cukup komplek, tidak hanya mozaik,
tetapi dapat juga nekrosis. Akibat lebih lanjut dari gejala yang ditimbulkan juga dapat
ditimbulkan berupa daun menguning, bahkan sampai menggulung atau keriting, sehingga
pertumbuhan tanaman tersebut menjadi terhambat dan menghasilkan tanaman kerdil.
Akhirnya produksi dari tanaman yang terserang virus menjadi berkurang atau tidak
berproduksi sama sekali ( Suranto, 2014: 63-64).
Virus merupakan organisme subselular yang berukuran sangat kecil, lebih kecil dari
bakteri sehingga hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop elektron dan hanya dapat
membiak di dalam sel yang hidup sehingga virus disebut parasit yang biotroph. Gejala
Laporan KKL Biosistematik
serangan penyakit virus sering tidak dapat dibedakan dengan gejala kekurangan unsur hara,
pengaruh faktor lingkungan yang ekstrim ataupun pengaruh pencemaran bahan kimia. Yang
membedakan penyakit tanaman karena serangan virus dengan penyakit tanaman Nonpatogenik (yang bukan disebabkan oleh patogen) adalah bahwa penyakit tanaman yang
terserang virus dapat ditularkan pada tanaman yang sehat, sedangkan tanaman Non-patogenik
tidak dapat ditularkan. Agar terhindarnya tanaman dari penyakit, maka pengetahuan lebih
lanjut tentang bakteri dan virus harus dikembangkan untuk mendapatkan pengendalian
peyakit yang efektif (Triharso, 2004).
Virus adalah satu set dari satu atau lebih molekul genom berupa molekul DNA atau
RNA, biasanya dibungkus oleh selubung pengaman berupa protein selubung (coat protein)
atau lipoprotein dan hanya dapat memperbanyak diri dalam sel inang yang sesuai dengan
memanfaatkan metabolisme, materi, dan energi dari sel inang Virus dapat menginfeksi
inangnya melalui luka kecil pada tanaman. Setelah virus ini bereplikasi dan memperbanyak
diri, tampaklah gejala-gejala penyakit pada tanaman seperti daun menguning, pertumbuhan
terganggu, timbul bercak-bercak pada daun dan lainnya. (Matthews dalam Suranto, 2014).
Virus tumbuhan ditularkan dari inang sakit ke inang sehat melalui tunas, biji, atau
umbi-umbian, atau oleh kelompok arthopoda, nematoda, jamur, dan vektor plasmodiophorid.
Tinggi rendahnya intensitas serangan virus ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya:
ketersediaan sumber inokulum (tanaman terserang), adanya vektor (penular), adanya varietas
peka dan kondisi lingkungan yang memungkinkan.Keberadaan vektor yang mengandung
virus adalah yang terpenting. Ledakan virus biasanya terjadi dari sumber infeksi yang
berkembang pada pertanaman yang tidak serempak.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
Laporan KKL Biosistematik
1. Kamera
2. Alat
Tulis
3. Papan Jalan
B. Lokasi dan Waktu
Lokasi
Waktu
C. Prosedur Kerja
1. Memilih petak area yang akan diamati.
2. Mengamati tanaman hortikultura pada petak yang dipilih.
3. Mengamati dengan seksama gejala yang tampak pada tanaman yang sakit serta
dibandingkan dengan tanaman sehat.
4. Memprediksi penyakit yang menyerang tanaman dengan melakukan studi
literatur.
5. Menghitung jumlah gundukan/guludan dalam satu petak.
6. Menghitung Disease incidence (DI) proporsi tanaman yang terserang penyakit
dalam satu tanaman.
a. Menghitung seluruh tanaman yang ada dalam satu petak
b. Menghitung tanaman yang terkena virus
Rumus :
DI=
n
x 100
N
Keterangan :
n
= jumlah tanaman sakit
N
= jumlah tanaman yang diamati
7. MenghitungDisease Severity (DS) proporsi area / bagan tanaman yang sakit
dalam satu tanaman.
a. Memilih sampel sejumlah 3 guludan dalam petak
b. Memilih 5 tanaman dari setiap guludan yang dijadikan sampel
c. Menghitung prosentase jumlahdaun yang sakit dalam satu tanaman
Rumus :
daun sakit
DS=
x 100 BAB IV
total daun
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laporan KKL Biosistematik
A. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan bahwa sebagian tanaman cabai terinfeksi
virus. Ciri-ciri tanaman cabai yang terinfeksi virus sebagai berikut :
Daun
Daun Cabai
Cabai Keriting
Keriting
Daun cabai
terdapat bercak
(Bemisia tabaci)
kuning
Berikut ini data hasil pengamatan tanaman:
Tabel 4.1 Data Pengamatan Tanaman yang Sakit dalam Tiap Guludan
Kel
Guludan 1
Tanaman
sakit
DI
(%)
16
31,25
II
16
37,5
III
16
12,5
IV
16
43,75
16
31,25
DI=
DI
(%)
Guludan 2
Tanaman
sakit
1
6
1
6
1
6
1
6
1
6
DI (%)
Guludan 3
Tanaman
sakit
56,25
16
25
43,75
16
37,5
31,25
16
11
68,75
56,25
16
37,5
10
62,5
16
56,25
101
x 100 =42,08
240
Rata
rata
Total
DI
(%)
42,08
Rata-rata Disease Incidence (DI) tanaman cabai (proporsi tanaman yang terserang
penyakit dalam suatu populasi) dalam 5 kelompok (3 gundukan tanah) adalah 42,08%. Hal
tersebut menunjukkan tingkat penyerangan virus pada tanaman dalam suatu populasi adalah
cukup parah.
Tabel 4.2 Data Pengamatan Daun Sakit (atau Terkontaminasi Virus) pada Guludan 1
Guludan 1
1
Kel
Daun
sakit
DS
(%)
Da
un
sakit
DS
(%)
DS
(%)
Da
un
sakit
DS
(%)
Dau
n
sakit
DS
(%)
Daun
sakit
42
13
30,95
16
13
81,25
25
24
31
22,58
31
9,68
II
40
12
9
10
3
35
0
25
62,5
113
35
30,97
63
34
53,97
63
27
42,86
74
52
70,3
28
21,71
25
28
14
21,43
23,81
72
12
16,7
23
22,33
236
37
15,68
57
11
19,3
21
32
2
63
19,57
59
13,6
33
9,429
160
36
22,5
220
25
11,36
73
25
34,25
110
57
51,8
III
IV
V
Tabel 4.3 Data Pengamatan Daun Sakit (atau Terkontaminasi Virus) pada Guludan 2
Guludan 2
Ke
l
1
Dau
n
sakit
DS
(%)
DS
(%)
Dau
n
sakit
DS
(%)
Daun
sakit
DS
(%)
Dau
n
sakit
DS
(%)
Daun
sakit
88
14
15,91
22
40,91
37
10,81
43
11,6
44
11,36
II
26
13
50
33
15
45,45
188
68
36,17
160
60
37,5
23
19
82,61
III
44
25
56,82
90
16
17,78
28
17,86
30
26,7
53
16
30,19
IV
182
3,297
305
0,984
245
17
6,939
50
315
2,857
150
100
66,67
250
200
80
150
100
66,67
48
30
62,5
90
70
77,78
Tabel 4.4 Data Pengamatan Daun Sakit (atau Terkontaminasi Virus) pada Guludan 3
Guludan 3
Ke
l
Daun
sakit
DS
(%)
DS
(%)
Daun
sakit
DS
(%)
Daun
sakit
DS
(%)
Dau
n
sakit
DS
(%)
Daun
sakit
46
15,22
35
14
40
28
21,43
56
3,57
39
13
33,33
II
32
25
28
10
35,71
33
28
84,85
79
8,86
35
22,86
III
84
13
15,48
32
15,63
60
11
18,33
110
20
18,2
70
18
25,71
IV
29
24,14
53
15
28,3
63
12
19,05
79
8,86
55
14,55
170
150
88,24
88
70
79,55
69
40
57,97
150
120
80
75
70
93,33
DSGuludan 1=
760,4
=30,41
25
DSGuludan 3=
878,14
=35,12
25
DS Guludan 2=
DSTotal=
865,34
=34,61
25
2504
=33,39
75
Rata-rata Disease Severity (DS )tanaman cabai: (proporsi area/bagian tanaman yang sakit
dalam satu tanaman) dalam 5 kelompok (3 gundukan tanah) adalah 33,39%. Hal tersebut
menunjukkan tingkat penyerangan virus pada tanaman dalam suatu populasi adalah cukup
parah.
B. Pembahasan
Berdasarkan perhitungan DI dan DS di lapangan diketahui bahwa hasilnya nilai DI
42,03 % dan DS 33,39 % daun dan tanaman cabai terserang virus. Virus merupakan salah satu
penyebab penyakit yang menyerang hampir sebagian besar tumbuhan, baik tumbuhan liar,
budidaya atau bahkan gulma. Serangan virus terhadap tumbuhan akan menunjukkan gejala
kerusakan pada jaringan tumbuhan tersebut. Bentuk gejala ni dapat teramati secara kasat mata
tanpa harus menggunakan alat bantu seperti mikroskop dan alat optik lainnya. Untuk itu disini
akan diamati bentuk gejala serangan virus terhadap tanaman.
Virus yang menyerang tanaman cabai adalah TMV, TEV, TRV, CMV, TRSV, CTV
dan PVY. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan
terutama pada musim kemarau. Berdasarkan kunjungan lapangan di CV.Multi Global Agrindo
kelompok kami mengidentifikasi gejala penyakit yang disebabkan oleh virus, yaitu:
1. Penyakit Kuning
Salah satu OPT yang perlu diwaspadai adalah penyakit Virus Kuning. Penyakit ini
sangat merugikan. Penyakit tanaman cabe berupa virus kuning atau Bule sangat mengganggu.
Penyakit ini disebabkan oleh serangga yang disebut Besmisia tabaci atau kutu kebul.
Serangan virus kuning bisa berakibat pada penurunan produksi cabe bahkan kecenderungan
gagal panen. Secara kasat mata gejala serangan penyakit Virus Kuning mudah dikenali
dengan ciri-ciri: Terjadi klorosis pada anak tulang daun dari daun muda dan menyebar
keseluruh bagian tanaman, hingga tampak tanaman menguning, daun mengeriting keatas,
menebal dengan ukuran yang mengecil. Pertumbuhan terhambat atau kerdil. Infeksi virus
pada awal pertumbuhan tanaman menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan tidak
menghasilkan bunga dan buah. Penyakit kuning cabai di Indonesia disebabkan oleh virus dari
Genus Begomovirus (singkatan dari: Bean golden mosaic virus), Famili Geminiviridae.
Laporan KKL Biosistematik
Geminivirus dicirikan dengan bentuk partikel kembar berpasangan (geminate) dengan ukuran
sekitar 30 x 20 nm.
Virus ditularkan oleh kutu putih atau kutu kebul (Bemisia tabaci) secara persisten
yang berarti selama hidupnya virus terkandung di dalam tubuh kutu tersebut. Virus tidak
ditularkan lewat biji dan juga tidak ditularkan lewat kontak langsung antar tanaman. Serangan
virus ini pada tanaman cabai menunjukkan gejala bercak kuning di atas permukaan daun, dan
perlahan-lahan bercak itu meluas hingga seluruh permukaan daun menguning. Bentuk daun
menjadi lebih kecil dari ukuran daun normal, melengkung dan kaku. Pada serangan yang
berat, hamparan cabai bisa berubah warna menjadi kuning, lalu daun akan rontok.
2.Penyakit Keriting
Gejala-gejala tanaman yang terkena penyakit keriting antara lain : Tulang-tulang
daun menguning, atau terjadi jalur kuning sepanjang tulang daun, daun menjadi belang hijau
muda dan hijau tua, daun menjadi lebih kecil daripada biasanya dan keriput, jika terserang
saat tumbuhan masih muda, maka tanaman terhambat pertumbuhannya dan kerdil.
Gambar 4.5 Tanaman yang terkena penyakit keriting Gambar 4.6 Cucumber Mosaic Virus
Penyebabnya adalah CMV (Cucumber Mosaic Virus). Vektornya berupa Aphid dan
Thrips. Aphid memiliki mulut berupa alat tusuk dan hisap. Pada saat ia berada di permukaan
daun, Aphid akan menghisap zat-zat dari daun, sehingga otomatis dia akan bisa menularkan
penyakit (virus) dan memperbanyak diri dalam tanaman tersebut. Sedangkan Thrips bekerja
dengan menusuk klorofil (zat hijau daun) yang sangat diperlukan dalam proses pembuatan zat
makanan bagi tumbuhan. Akibatnya, daun menjadi pucat dan tidak dapat memasok kebutuhan
organ lain.
Virus pada tanaman cabe biasanya disebarkan oleh kutu kebul (Bemisia tabaci). Jika
virus menyerang pada tanaman cabe akan memberikan gejala yang bermacam-macam sesuai
dengan jenis virusnya. Salah satu gejala yang akibatkan oleh virus tanaman cabe adalah
adanya daun tanaman cabe yang menggulung atau kita sebut keriting. Keriting daun yang
disebabkan oleh virus dapat dibedakan dengan penyebab lain karena virus ini akan
menyebabkan sebagian besar daun cabe menggulung. Hal ini berbeda dengan gejala yang
diakibatkan oleh trips maupun tungau yang akan menggulung tanaman cabe hanya daun
bagian ujung saja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan perhitungan DI dan DS area tanaman di CV. Multi Global Agrindo
mendapatkan hasil DI 42,03 % dan DS 33,39 % daun dan tanaman cabai terserang
virus.
2. Penyakit yang menyerang tanaman cabai di area tanaman CV. Multi Global
Agrindo:
a. Penyakit kuning
Terjadi klorosis pada anak tulang daun dari daun muda dan menyebar keseluruh
bagian tanaman, hingga tampak tanaman menguning, daun mengeriting keatas,
menebal dengan ukuran yang mengecil. Pertumbuhan terhambat atau kerdil.
b. Penyakit keriting
Tulang-tulang daun menguning , atau terjadi jalur kuning sepanjang tulang
daun, daun menjadi belang hijau muda dan hijau tua, daun menjadi lebih kecil,
sempit daripada biasanya dan keriput, jika terserang saat tumbuhan masih muda,
maka tanaman terhambat pertumbuhannya dan kerdil.
B. Saran
Penanganan dan pengendalian virus pada tanaman cabai di area tanaman CV.Multi
Global Agrindo sebaiknya di tingkatkan lagi, agar virus tidak menyerang tumbuhan
yang lainya. Penanganan dan pengendalian dapat dilakukan dengan cara sanitasi
lingkungan membersihkan gulma dilahan maupun disekitar lahan, Untuk keriting
daun cabe yang disebabkan oleh virus dicegah dengan mengendalikan vektornya,
menggnakan insektisida yang tepat sasaran, tanaman yang menunjukkan gejala segera
dicabut dan dibakar atau dibuang pada tempat yang jauh dari pemukiman tanaman
cabai.
DAFTAR PUSTAKA
Jackson. (2009). Plant Pathogenic Bacteria: Genomics and Molecular Biology. Caister
Academic Press.
Martoredjo. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian Dari Perlindungan
Tanaman. Yogyakarta: Andi Offset.
Semangun. (1996). Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Suranto.2014.Virologi Tumbuhan (Panduan Kerja Laboratorium Edisi 2).Yogyakarta : Graha
Ilmu
Tjahjadi, N. (1989). Hama dan Penyakit Tanama. Palembang: Kanisius.
Triharso. (2004). Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
LAMPIRAN
a
Perhitungan Disease Incidence (DI) dan Disease Severity (DS) Tanaman Cabai
Menghitung Disease Incidence (DI) Tanaman Cabai
Laporan KKL Biosistematik
Kelompok 1 :
DI=
DI=
Kelompok 2 :
Guludan 1 :
DI=
Guludan 1 :
n
6
x 100 = x 100=37,5 %
N
16
Guludan
n
6
x 100 = x 100=37,5
N
16
DI=
n
2
x 100 = x 100=12,5 %
N
16
Guludan
Guludan
Guludan
n
5
x 100 = x 100=31,25
N
16
Guludan 3 :
DI=
n
11
x 100 = x 100=68,75
N
16
DI=
n
7
x 100 = x 100=43,75 %
N
16
Kelompok 4 :
Guludan 1 :
n
9
x 100 = x 100=56,25 %
N
16
Guludan 3 :
DI=
n
6
x 100 = x 100=37,5
N
16
DI=
n
5
x 100 = x 100=31,25 %
N
16
Kelompok 5 :
Guludan 1 :
DI=
n
4
x 100 = x 100=25 %
N
16
DI=
Kelompok 3 :
DI=
n
7
x 100 = x 100=43,75
N
16
Guludan 3 :
DI=
Guludan
n
9
x 100 = x 100=56,25
N
16
Guludan 3 :
DI=
n
5
x 100 = x 100=31,25 %
N
16
DI=
Guludan 1:
n
10
x 100 = x 100=62,5 %
N
16
Guludan 3 :
DI=
n
9
x 100 = x 100=56,25
N
16
Tanaman 1 :
Tanaman 2 :
Tanaman 3 :
Tanaman 4 :
Tanaman 5 :
DS=
DS=
DS=
Tanaman 2 :
Tanaman 3 :
Tanaman 4 :
Tanaman 5 :
Tanaman 2 :
Tanaman 3 :
Tanaman 4 :
Tanaman 5 :
daun sakit
7
x 100=
total daun
31
x 100 = 30,95%
x 100 = 81,25%
x 100 = 24%
x 100 = 22,58%
DS=
daun sakit
3
x 100=
total daun
31
x 100 = 9,68%
DS=
daun sakit
14
x 100=
total daun
88
x 100 = 15,91%
DS=
DS=
DS=
DS=
daun sakit
9
x 100=
total daun
22
daun sakit
4
x 100=
total daun
37
daun sakit
15
x 100=
total daun
43
daun sakit
5
x 100=
total daun
44
Guludan 3
Tanaman 1 :
daun sakit
13
x 100=
total daun
16
daun sakit
6
x 100=
total daun
25
DS=
Guludan 2
Tanaman 1 :
daun sakit
13
x 100=
total daun
42
x 100 = 40,91%
x 100 = 10,81%
x 100 = 11,6%
x 100 = 11,36%
DS=
daun sakit
7
x 100=
total daun
46
x 100 = 15,22%
DS=
daun sakit
14
x 100=
total daun
35
x 100 = 40%
DS=
daun sakit
6
x 100=
total daun
28
DS=
DS=
daun sakit
2
x 100=
total daun
56
daun sakit
13
x 100=
total daun
39
Kelompok 2
Guludan 1
x 100 = 21,43%
x 100 = 3,57%
x 100 = 33,33%
Tanaman 1 :
Tanaman 2 :
Tanaman 3 :
Tanaman 4 :
Tanaman 5 :
DS=
DS=
DS=
Tanaman 2 :
Tanaman 3 :
Tanaman 4 :
Tanaman 5 :
Tanaman 2 :
Tanaman 3 :
Tanaman 4 :
Tanaman 5 :
daun sakit
27
x 100=
total daun
63
x 100 = 62,5%
x 100 = 30,97%
x 100 = 53,97%
x 100 = 42,86%
DS=
daun sakit
52
x 100=
total daun
74
x 100 = 70,3%
DS=
daun sakit
13
x 100=
total daun
26
x 100 = 50%
daun sakit
15
x 100=
total daun
33
x 100 = 45,45%
daun sakit
68
x 100=
total daun
188
x 100 = 36,17%
DS=
DS=
DS=
daun sakit
60
x 100=
total daun
160
x 100 = 37,5%
DS=
daun sakit
19
x 100=
total daun
23
x 100 = 82,61%
DS=
daun sakit
8
x 100=
total daun
32
x 100 = 25%
Guludan 3
Tanaman 1 :
daun sakit
35
x 100=
total daun
113
daun sakit
34
x 100=
total daun
63
DS=
Guludan 2
Tanaman 1 :
daun sakit
25
x 100=
total daun
40
DS=
DS=
daun sakit
10
x 100=
total daun
28
daun sakit
28
x 100=
total daun
33
DS=
daun sakit
7
x 100=
total daun
79
DS=
daun sakit
8
x 100=
total daun
35
DS=
daun sakit
28
x 100=
total daun
129
x 100 = 35,71%
x 100 = 84,85%
x 100 = 8,86%
x 100 = 22,86%
Kelompok 3
Guludan 1
Tanaman 1 :
x 100 = 21,71%
Tanaman 2 :
Tanaman 3 :
Tanaman 4 :
Tanaman 5 :
DS=
Tanaman 2 :
Tanaman 3 :
Tanaman 4 :
Tanaman 5 :
daun sakit
3
x 100=
total daun
14
x 100 = 21,43%
DS=
daun sakit
5
x 100=
total daun
21
x 100 = 23,81%
DS=
daun sakit
12
x 100=
total daun
72
x 100 = 16,7%
DS=
daun sakit
25
x 100=
total daun
44
x 100 = 56,82%
DS=
DS=
Tanaman 2 :
Tanaman 3 :
Tanaman 4 :
Tanaman 5 :
daun sakit
30
x 100=
total daun
8
x 100 = 17,78%
x 100 = 17,86%
x 100 = 26,7%
DS=
daun sakit
16
x 100=
total daun
53
x 100 = 30,19%
DS=
daun sakit
13
x 100=
total daun
84
x 100 = 15,48%
DS=
DS=
daun sakit
5
x 100=
total daun
32
daun sakit
11
x 100=
total daun
60
DS=
daun sakit
20
x 100=
total daun
110
DS=
daun sakit
18
x 100=
total daun
70
DS=
daun sakit
23
x 100=
total daun
103
Kelompok 4
Guludan 1
Tanaman 1 :
daun sakit
16
x 100=
total daun
90
daun sakit
5
x 100=
total daun
28
DS=
Guludan 3
Tanaman 1 :
x 100 = 28%
DS=
Guludan 2
Tanaman 1 :
daun sakit
7
x 100=
total daun
25
x 100 = 15,63%
x 100 = 18,33%
x 100 = 18,2%
x 100 = 25,71%
x 100 = 22,33%
Tanaman 2 :
Tanaman 3 :
Tanaman 4 :
Tanaman 5 :
DS=
DS=
daun sakit
11
x 100=
total daun
57
DS=
daun sakit
63
x 100=
total daun
322
DS=
daun sakit
8
x 100=
total daun
59
DS=
daun sakit
6
x 100=
total daun
182
Guludan 2
Tanaman 1 :
Tanaman 2 :
Tanaman 3 :
Tanaman 4 :
Tanaman 5 :
DS=
DS=
Tanaman 2 :
Tanaman 3 :
Tanaman 4 :
Tanaman 5 :
daun sakit
3
x 100=
total daun
305
daun sakit
17
x 100=
total daun
245
DS=
daun sakit
3
x 100=
total daun
50
x 100 = 15,68%
x 100 = 19,3%
x 100 = 19,57%
x 100 = 13,6%
x 100 = 3,297%
x 100 = 0,984%
x 100 = 6,939%
x 100 = 6%
DS=
daun sakit
9
x 100=
total daun
315
DS=
daun sakit
7
x 100=
total daun
29
x 100 = 24,14%
DS=
daun sakit
15
x 100=
total daun
53
x 100 = 28,3%
DS=
daun sakit
12
x 100=
total daun
63
x 100 = 19,05%
DS=
daun sakit
7
x 100=
total daun
79
x 100 = 8,86%
DS=
daun sakit
8
x 100=
total daun
55
x 100 = 14,55%
DS=
daun sakit
33
x 100=
total daun
350
Guludan 3
Tanaman 1 :
daun sakit
37
x 100=
total daun
236
x 100 = 2,857%
Kelompok 5
Guludan 1
Tanaman 1 :
Tanaman 2 :
DS=
daun sakit
36
x 100=
total daun
160
x 100 = 9,429%
x 100 = 22,5%
Tanaman 3 :
Tanaman 4 :
Tanaman 5 :
daun sakit
25
x 100=
total daun
220
x 100 = 11,36%
daun sakit
25
x 100=
total daun
73
x 100 = 34,25%
DS=
daun sakit
57
x 100=
total daun
110
x 100 = 51,8%
DS=
daun sakit
100
x 100=
total daun
150
x 100 = 66,67%
DS=
daun sakit
200
x 100=
total daun
250
x 100 = 80%
DS=
daun sakit
100
x 100=
total daun
150
x 100 = 66,67%
DS=
DS=
Guludan 2
Tanaman 1 :
Tanaman 2 :
Tanaman 3 :
Tanaman 4 :
Tanaman 5 :
DS=
Tanaman 2 :
Tanaman 3 :
Tanaman 4 :
Tanaman 5 :
x 100 = 62,5%
DS=
daun sakit
70
x 100=
total daun
90
DS=
daun sakit
170
x 100=
total daun
150
x 100 = 88,24%
daun sakit
70
x 100=
total daun
88
x 100 = 79,55%
Guludan 3
Tanaman 1 :
daun sakit
30
x 100=
total daun
48
DS=
DS=
daun sakit
40
x 100=
total daun
69
DS=
DS=
daun sakit
120
x 100=
total daun
150
daun sakit
70
x 100=
total daun
75
x 100 = 77,73%
x 100 = 57,97%
x 100 = 80%
x 100 = 93,33%
DI=
101
x 100
240
DI Total = 42,08%
760,4
=30,41
25
DSGuludan 3=
878,14
=35,12
25
DSGuludan 2=
DS Total=
865,34
=34,61
25
2504
=33,39
75