DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1......................................................................................................................1
1.1.
Latar Belakang........................................................................................1
1.2.
Rumusan Masalah...................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
2.1.
2.1.1.
2.1.2.
2.1.3.
Bali.....................................................................................................4
2.2.
2.2.1.
Palung Belakang...............................................................................7
2.2.2.
Busur Dalam.....................................................................................7
2.2.3.
2.2.4.
Busur Luar......................................................................................10
2.2.5.
Palung Depan..................................................................................11
2.3.
2.3.1.
2.3.2.
2.3.3.
2.4.
2.4.1.
Kelautan..........................................................................................17
2.4.2.
Pertanian.........................................................................................21
2.4.3.
Peternakan......................................................................................24
2.4.4.
Pertambangan................................................................................25
2.4.5.
Pariwisata.......................................................................................27
BAB III..................................................................................................................29
3.1.
Kesimpulan............................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kepulauan Indonesia, analisis geomorfologi untuk identifikasi
masalah lingkungan fisikal dan pengembangan wilayah Indonesia. Wilayah
Indonesia terletak pada daerah tropis dan merupakan kesatuan wilayah laut
yang ditebari pulau-pulau atau kepulauan. Jarak terjauh Barat Timur 5.110
Km. dan jarak terjauh Utara Selatan 1.118 Km. ini berarti panjang
kepulauan Indonesia menduduki + 1/8 equator.
Kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara ialah gugusan pulau di
sebelah timur Pulau Jawa, dari Pulau Bali di sebelah barat hingga Pulau
Timor di sebelah timur. Kepulauan Sunda Kecil termasuk wilayah negara
Indonesia kecuali bagian timur Pulau Timor yang termasuk wilayah negara
Timor Timur. Di Indonesia, kepulauan ini terdiri dari tiga buah provinsi, yaitu
(berturut-turut dari barat): Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara
Timur.
Sunda kecil juga memiliki cerita geologi seperti halnya pulau-pulau
lainnya. Secara goelogis Sunda kecil memeiliki karakteristik yang khas
karena terdiri dari pulau-pulau kecil yang tersebar dimulai dari Pulau Bali
hingga Pulau Timor. Sunda kecil merupakan hasil bentukan dari lempeng
Samudra Hindia yang bergerak kearah utara dan mendesak lempeng Eurasia.
Pulau-pulau di wilayah Sunda Kecil memiliki banyak gunung api yang masih
aktif, gunung api ini merupakan jaluran dari pegunungan Busur Sunda
(Jaluran Pegunungan Mediteran).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kondisi Fisik Nusa Tenggara
Kepulauan Nusa Tenggara terletak di Indonesia bagian tengah yang
tersebar sepanjang 2.850 km dari barat ke timur (1150 49 BT sampai 134054
BT) dan 1.450 km dari utara ke selatan (2036 LU sampai 110LS). Nusa
tenggara berada diantara bagian timur pulau Jawa dan kepulauan Banda tediri
dari pulau-pulalu kecil dan lembah sungai. Secara fisik, dibagian utara
berbatasan dengan pulau Jawa, bagian timur dibatasi oleh kepulauan Banda,
bagian utara dibatasi oleh laut Flores dan bagian selatan dibatasi oleh
Samudra Hindia Terdapat lima pulau besar yaitu Bali, Lombok, Sumbawa,
Flores, dan Sumba. Selain itu terdapat pulau-pulau kecil lainnya
Nusa Tenggara atau Kepulauan Sunda Kecil (sekarang kadangkala
digunakan dalam peta-peta geografis dunia), adalah gugusan pulau-pulau di
sebelah timur Pulau Jawa, dari Pulau Bali di sebelah barat, hingga Pulau
Timor di sebelah timur. Kepulauan Barat Daya dan Kepulauan Tanimbar yang
merupakan bagian dari wilayah Provinsi Maluku secara geologis juga
termasuk dalam kepulauan Nusa Tenggara.
Secara administratif, Kepulauan Nusa Tenggara termasuk wilayah
negara Indonesia, kecuali bagian timur Pulau Timor termasuk wilayah negara
Timor Leste. Di awal kemerdekaan Indonesia, kepulauan ini merupakan
wilayah Provinsi Sunda Kecil yang beribukota di kota Singaraja, kini terdiri
atas 3 provinsi (berturut-turut dari barat): Bali, Nusa Tenggara Barat, dan
Nusa Tenggara Timur. Kondisi fisik Nusa Tenggara sangat berbeda dengan
kawasan lainnya di Indonesia. Kepulauan ini terdiri dari pulau-pulau vulkanis
dan rangkaian terumbu karang yang tersebar di sepanjang lautan yang
terdalam di dunia, dan tidak memiliki pulau besar, seperti Jawa dan Sumatera.
2.1.1.
2.1.2.
Barat terdiri atas 2 pulau besar yaitu Lombok dan Sumbawa dan
dikelilingi oleh 280 pulau-pulau kecil. Luas wilayah Provinsi ntb
mencapai 49.312,19km2 teriri dari daratan seluas 20.153,15 Km2
(40,87%) dan perairan laut seluas 29.159,04 Km2 (59,13%) dengan
panjang garis pantai 2.333 km. Luas Pulau Sumbawa mencapai
15.414,5 km2 (23,51%).
dari lembaga
meteorologi,
2.1.3.
Bali
Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 83'40" 850'48" Lintang Selatan dan 11425'53" - 11542'40" Bujur Timur.
Pulau Bali merupakan daerah kepulauan nusantara bagian tengah
dan dikelilingi oleh laut. Relief dan topografi Pulau Bali di tengahtengah terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke
timur. Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau
Lombok.
2.2.1.
Palung Belakang
Di sebelah timur Flores dibentuk oleh bagian barat Basin
Bandaselatan. Di sebelah utara Flores dan Sumbawa terbentang
Laut Flores, yang dibedakan menjadi tiga bagian.
a. Laut Flores barat laut, berupa dataran (platform) yang luas dan
dangkal, yang menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan
dangkalan Sunda.
2.2.2.
Busur Dalam
Busur dalam Nusa Tenggara merupakan kelanjutan dari
Jawa menuju Busur Dalam Banda. Di Nusa Tenggara merupakan
punggungan geantiklinal, lebarnya sekitar 100 km pada ujung barat
berangsur-angsur berkurang kea rah timur hingga 40 km. selat
diantara pulau di bagian barat dangkal dan menjadi lebih dalam ke
arah timur.
Bali dipisahkan terhadap Jawa oleh selat Bali yang sempit,
menurut sejarah Hindu terjadi tahun 280 sebelum Masehi
( Stuterheim,1922). Zone di Bali sama dengan Jawa. Bagian utara
merupakan bagian terluas terdiri dari volkan-volkan Kuarter yang
masih aktif, menunjukkan kelanjutan kompleks volkan muda di
Jawa. Dataran Denpasar yang membentang pada kaki selatan
volkan termasuk sub zone Blitar di Jawa. Dataran ini dihubungkan
oleh tanah genting yang menyempit dengan bukit-bukit kapur
Tertier Ulu Watu (213 m) yang dapat di bandingkan dengan
semenanjung Blambangan. Pulau Nusa Penida (529 m) antara Bali
dan Lombok juga terdiri dari kapur Tertier ini.
Struktur umum Lombok sama dengan Bali, di sebelah utara
merupakan zone volkanis dengan volkan aktif Rinjani (Zone Solo),
dataran rendah Mataram (subzone Blitar). Di selatan berupa
2.2.3.
2.2.4.
Busur Luar
Pulau-pulau di Nusa Tenggara yang termasuk busur luar
adalah : Dana, Raijua, Sawu, Roti, Seman, dan Timor. Punggungan
dasar laut dari selatan Jawa muncul sampai 1200 m di bawah
10
terhadap
punggungan
Roti-Timor, dari
tempat
itu
2.2.5.
Palung Depan
Antara Pulau Christmast dan punggungan bawah laut di
selatan Jawa terdapat cekungan dalam utama yang membujur arah
timur barat, kedalamannya 7450 m. Palung depan Jawa dari
sistem Pegunungan Sunda itu membentang ke arah timur, seperti
sebuah palung sempit yang dalamnya 6000 7000 m. Sampai di
Sumba ke dalamannya berkurang dan di sebelah selatan Sawu
melengkung ke timur laut sejajar dengan Timor. Sampai di Pulau
Roti dipisahkan oleh punggungan (1940 m) terhadap palung Timor
(-3310 m). Palung di selatan Jawa itu di bagian selatan di batasi
oleh pengangkatan dasar laut yang tidak jelas batasnya melalui
Pulau Christmast menuju dasar laut yang dalamnya 3000 4000 m.
Data bathymetris yang ada tidak cukup untuk menentukan apakah
palung itu membentuk punggungan sambungan pada dasar laut
yang dalamnya 5000 6000 m, atau yang menjadi suatu relief
dasar laut yang lebih kompleks di Samudra Hindia. Bagian timur
11
blok
tekanan
tersebut.
Lebih
jauh,
Van
Bemmelen
antara
Pantar-Alor=
1140m,
Alor-Kambing=1260m,
13
2.3.2.
Hindia-Australia
dan
Lempeng
Eurasia)
yang
dapat
ditelusuri
sampai
di
pulau
Flores.
Hanya
dari busur dalam vulkanis adalah rangkaian pulau-pulau BaliLombok-Sumbawa-Flores. Di setiap pulau tersebut dijumpai Zonezone seperti di Jawa Timur misalnya zone Solo yang terisi vulkan
kuarter menempati bagian utara Pulau Bali (G. Batur, G Agung),
bagian utara pulau Lombok (G. Rinjani), mulai tidak nampak di
Pulau Sumbawa karena geantiklinalnya tenggelam di dasar laut
membentuk teluk Sholeh, di P. Flores bekas geantiklinalnya masih
nampak Di pulau Komodo dan P. Rinca dan juga Teluk Maumere di
Flores Timur. Busur luar non vulkanisnya berupa punggungan
dasar laut sebelah selatanderetan pulau-pulau tersebut.
2.3.3.
Hindia-Australia
dan
Lempeng
Eurasia)
yang
dapat
ditelusuri
sampai
di
pulau
Flores.
Hanya
16
daerah ini hampir-hampir tidak akan pernah aman dari bencana kebumian,
seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan letusan gunung api. Dari
catatan sejarah gempa besar dan merusak di jalur busur bali-nusa tenggara
tersebut, sedikitnya di kawasan ini sudah terjadi 16 kali gempa kuat dan
merusak yang menelan ribuan korban jiwa. Terlepas dari ancaman bencana
yang mengancam, adanya beberapa gunung itu juga memberi beberapa
dampak positiv. Secara tidak langsung, daerah yang dekat dengan
pegunungan tersebut cenderung lebih subur dibanding dengan lainnya.
Adanya perbedaan iklim, cuaca, kondisi geologi mengahsilkan
adanya perbedaan jenis tanah yang terdapat di wilayah propinsi nusa
tenggara. Dengan anugrah kondisi fisik yang bervariasi, menjadikan
propoinsi nusa tenggara memiliki begitu banyaknya potensi fisik yang patut
untuk dikembangkan. Berbagai potensi propinsi nusa tenggara yang
beragam dapat kita lihat dalam wacana di bawah ini :
2.4.1.
Kelautan
Karakteristik laut dan pesisir setiap pulau yang ada di
wilayah propinsi Nusa tenggara pada umumnya tidak sama, hal ini
disebabkan oleh tipe lautan dan kondisi topografi setiap pesisir.
Dilihat dari posisi wilayahnya yang berbatasan dengan australia
dan dipisahkan oleh laut lepas, akan sangat berpengaruh terhadap
kondisi perairan dan pesisir pantainya. Saat ini garis pantai
dipergunakan antara lain untuk penangkapan ikan, budidaya laut
(teripang, mutiara, rumput laut, penampungan ikan hidup),
penangkapan nener dan penangkapan ikan hias srta wisata bahari.
Lokasi yang potensial unutk budidaya laut meliputi kabupaten
kupang, alor, lembata, flores, sikka, sumba timur dan masih banyak
lagi daerah yang lain. Sumber daya pesisir dan laut di nusa
tenggara sangat beranekaragam sehingga memberikan peluang
ekonomis yang cukup tinggi untuk perikanan, pariwisata bahari
serta jasa-jasa lingkungan laut. Sumberdaya alam pesisir dan laut
demersal
tersebar
diseluruh
perairan
dengan
mulai
Budidaya laut
20
2.4.2.
Pertanian
Pertanian merupakan sektor yang paling dominan di nusa
tengara. Lebih dari 80% penduduknya terlibat dalam kegiatan
sektor pertanian. Meskipun total konstribusi pertanian dalam
pembentukan nilai PDRB mengalami penurunan dari tahun ke
tahun, tetapi tetap merupakan sektor yang dominan, dalam arti
bahwa presentase sektor ini tetap besar. Sektor pertanian ini
meliputi
sektor
tanaman
pangan,
perkebunan,
kehutanan,
Tanaman pangan
pembangunan
perekonomian
nusa
tenggara,
karena
diatas
bahwa
peranan subsektor
22
2.4.3.
Peternakan
Sebagai salah satu gudang ternak di indonesia, peranan
subsektor peternakan di provinsi ini adalah kedua terbesar setelah
tanaman pangan. Populasi ternak besar diwilayah propinsi nusa
tenggara timur pada tahun 2002 tercatat untuk sapi sebanyak
503.154 ekor, kerbau 132.497 ekor dan kuda 93.157 ekor. Untuk
populasi sapi sebagian besar berada di kapupaten kupang dan kab
timor tengah selatan, sementara untuk kerbau dan kuda sebagian
besar berada di kab sumba barat, sumba timur, kupang, ngada dan
manggarai.
Populasi ternak kecil yang menonjol di wilayah propinsi
nusa tenggara adalah babi yakni tercatat sekitar 1,17 juta ekor pada
tahun2002, disusul kambing 420,8 ibu ekor, dan terendah domba
dengan populasi 55,6 ribu ekor. Untuk kelompok unggas, populasi
ayam kampung tahun 2002 tercatat sekitar 9, 64 juta ekor yang
sebagian besar berada di kabupaten kupang dan ende. Ternak sapi
merupakan salah satu komoditas andalan dari subsektor peternakan
karana telah manjadi komoditas perdagangan antar pulau dengan
peluang pasar cukup prospektif.
Dalam upaya meningkatkan peluang usaha peternakan
terdapat paluang padang pengembalaan yang kualitas padangnya
perlu ditingkatkan dalam upaya percepatan populasi ternak sapi dan
24
ternak kecil. Hewan jenis unggas terdiri dari ayam dan itik.
Wilayah nusa tenggara barat ikut mendorong perkembangan usaha
komoditi ayam buras. Meningkat terutama untuk pasar lokal guna
memenuhi kebutuhan rumah makan. Sedangkan hasil produsiayam
jago untuk memenuhi kebutuhan pasar luar seperti bali da jawa
timur kurang lebih mencapai 25.000 ekor per tahun. Produksi
ternak itik digunakan untuk memenuhi pasar lokal dan bali,
sedangkan produksi telur asin, yang merupakan salah satu komoditi
unggulan NTB, umumnya untuk memenuhi permintaan pasar luar
daerah NTB mencapai 25.000 butir per minggu, namun
kemampuan mensuplai baru 50%. Wilayah peternakan terbesar di
pulau timor, pulau sumba dan pulau flores.
Melalui penggunaan lahan yang tepat serta keadaan alam
yang ada, maka kesesuaian lahan dan arah pengembangannya bagi
lahan ternak dapat ditentukan. Luas lahan untuk sapi potong
(termasuk kambing/domba) seluas 2.707.057 Ha. Kuda banyak
dipelihara di sumba, flores dan timor. Kuda dipelihara untuk
ditunggangi dan sebagai kuda beban saja. Setiap tahun puluhan ribu
ekor yang di ekspor ke negara lain sebagai ternak-ternak potong.
2.4.4.
Pertambangan
Sebagai salah satu gudang ternak di indonesia, peranan
subsektor peternakan di provinsi ini adalah kedua terbesar setelah
tanaman pangan. Populasi ternak besar diwilayah propinsi nusa
tenggara timur pada tahun 2002 tercatat untuk sapi sebanyak
503.154 ekor, kerbau 132.497 ekor dan kuda 93.157 ekor. Untuk
populasi sapi sebagian besar berada di kapupaten kupang dan kab
timor tengah selatan, sementara untuk kerbau dan kuda sebagian
besar berada di kab sumba barat, sumba timur, kupang, ngada dan
manggarai.
Populasi ternak kecil yang menonjol di wilayah propinsi
nusa tenggara adalah babi yakni tercatat sekitar 1,17 juta ekor pada
tahun2002, disusul kambing 420,8 ibu ekor, dan terendah domba
25
2.4.5.
Pariwisata
Dengan keindahan alam yang dimilikinya, nusa tenggara
menyuguhkan berbagai objek wisata yang menarik. Perkembangan
26
27
28
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kepulauan Nusa Tenggara terletak di Indonesia bagian tengah yang
tersebar sepanjang 2.850 km dari barat ke timur (1150 49 BT sampai
134054 BT) dan 1.450 km dari utara ke selatan (2036 LU sampai 110LS).
Nusa tenggara berada diantara bagian timur pulau Jawa dan kepulauan
Banda tediri dari pulau-pulalu kecil dan lembah sungai. Secara fisik,
dibagian utara berbatasan dengan pulau Jawa, bagian timur dibatasi oleh
kepulauan Banda, bagian utara dibatasi oleh laut Flores dan bagian selatan
dibatasi oleh Samudra Hindia Terdapat lima pulau besar yaitu Bali,
Lombok, Sumbawa, Flores, dan Sumba. Selain itu terdapat pulau-pulau
kecil lainnya.
Kondisi fisik Nusa Tenggara sangat berbeda dengan kawasan
lainnya di Indonesia. Kepulauan ini terdiri dari pulau-pulau vulkanis dan
rangkaian terumbu karang yang tersebar di sepanjang lautan yang terdalam
di dunia, dan tidak memiliki pulau besar, seperti Jawa dan Sumatera.
Asal-usul kepulauan ini dan proses-proses yang dialami dalam
pembentukan pulau-pulau yang sampai sekarang masih terjadi sangat
mempengaruhi posisi, ukuran, dan bentuk pulau. Sebagian besar pulaupulau di kawasan ini, secara geologis, masih sangat muda, umurnya
berkisar antara 1-15 tahun dan tidak pernah merupakan bagian dari massa
daratan lain yang lebih besar. Kerumitan kondisi geologi Nusa Tenggara
disebabkan oleh posisinya di persimpangan tiga lempeng geologis yaitu
lempeng Asia, lempeng Australia, lempeng Pasifik dan dua benua yaitu
Asia dan Australia.
Secara geologi nusa tenggara berada pada busur Banda. Rangkaian
pulau ini dibentuk oleh pegunungan vulkanik muda. Pada teori lempeng
tektonik, deretan pegunungan di nusa tenggara dibangun tepat di zona
subduksi indo-australia pada kerak samudra dan dapat di interpretasikan
29
30
banjir, sedangkan pada musim kemarau berkurang bahkan ada yang tidak
berair sama sekali.
Pemanfaatan
lahan
untuk
pengembangan
potensi
wilayah
31
DAFTAR PUSTAKA
Al Aziz, Sidiq. 2013. Kepulauan Nusa Tenggara.
http://sidiqalazis.blogspot.co.id/2013/04/kepulauan-nusa-tenggara-nusatenggara.html.(online), diakses tanggal 12 Februari 2016.
Anonim. 2014. Kondisi Geografis Nusa Tenggara Barat
http://www.ntbprov.go.id/hal-kondisi-geografis-nusa-tenggarabarat.html#ixzz3zuqb1uTi. (online), diakses tanggal 12 Februari 2016
Anonim. 2010. Geograhpy. http://www.baliprov.go.id/id/Geographi. (online),
diakses tanggal 12 Februari 2016
Anonim. Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara.
http://ict.unm.ac.id/public/data/Bahan%20Ajar/Geografi/Geomorfologi
%20Indonesia/Geomorfologi%20%20Bali%20dan%20Nusa
%20Tenggara.pdf.(online), diakses tanggal 01 Februari 2016
Irawan, Dedi. 2012. Sejarah Geologi Pulau Bali, NTT, Lombok.
http://dediirawan66.blogspot.co.id/2012/12/sejarah-geologi-pulau-balinttlombok.html. (online), diakses tanggal 12 Februari 2016
Herlambang, Sudarno. . Garis Besar Geomorfologi Indonesia. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Venny, Kelvin. 2010. Kondisi Geografis Nusa Tenggara Timur
http://kelvinsudalivenny.blogspot.co.id/2010/05/kondisi-geografis-nusatenggara-timur.html. (online), diakses tanggal 12 Februari 2016
Tionida, Asef. 2016. Makalah Geologi Nusa Tenggara (Sunda Kecil).
https://www.academia.edu/9038937/Makalah_geologi_Nusa_Tenggara_Su
nda_kecil. (online), diakses tanggal 12 Februari 2016
Zmit, Edward J. 2015. Kondisi Fisiografis dan Pengembangan Potensi Fisik NT
(Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur). http://edwardjz.blogspot.co.id/2015/11/makalah-kondisi-fisiografis-dan.html. (online),
diakses tanggal 12 Februari 2016
32