http://mahardika-duniaku.blogspot.com/2011/07/fotometer-nyala.html
fotometer nyala
Sebuah fotometer nyala adalah alat yang digunakan dalam analisis kimia
anorganik untuk menentukan konsentrasi ion logam tertentu, di antaranya
natrium, kalium, lithium, dan kalsium.
Fotometri nyala adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan pada
pengukuran besaran emisi sinar monokromatis spesifik pada panjang
gelombang tertentu yang di pancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali
tanah pada saat berpijar dalam keadaan nyala dimana besaran ini
merupakan fungsi dari konsentrasi dari komponen logam tersebut.
Misalkan logam natrium menghasilkan pijaran warna kuning, kalium
memancarkan warna ungu seadngkan litium memancarkan sinar merah
bila dibakar dalam nyala. Hal inila telah dimanfaatkan untuk maksud
identifikasi unsur alkali tersebut.
Besaran intensitas sinar pancaran ini ternyata sebanding dengan tingkat
kandungan unsur dalam larutan, sehingga metoda flame fotometer
digunakan untuk tujuan kuantitatif dengan mengukur intensitasnya secara
relatif. Metoda ini menggunakan foto sel sebagai detektornya dan pada
kondisi yang sama digunakan gas propana atau elpiji sebagai
pembakarnya untuk membebaskan air sehingga yang tersisa hanyalah
kandungan logam.
Fotometri nyala didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar unsur
akan tereksitasi dalam suatu nyala pada suhu tertentu serta
memancarkan emisi radiasi untuk panjang gelombang tertentu. Eksitasi
terjadi bila lektron dari atom netral keluar dari orbitalnya ke orbital yang
klebih tinggi. Dan bila terjadi eksitasi atom,ion molekul akan kembali ke
orbital semula dan akan memancarkan cahaya pada panjang gelombang
tertentu. Prinsip dari fotometri nyala ini adalah pancaran cahaya elektron
yang tereksitasi yng kemudian kembali kekeadaan dasar.
Dipancarkannya warna sinar yang berbeda-beda atau warna yang khas
oleh tiap-tiap unsur adalah disebabkan oleh karena energi kalor dari suatu
nyala- nyala elektron dikulit paling luar dari unsur-unsur tersebut
tereksitasi dari tingkat dasar ke tingkat yang lebih tinggi, yang
dibolehkan.Pada waktu elektron-elektron tereksitasi kembali ke tingkat
dasar, akan diemisikan foton yang energinya :
Viskositas
Makin besar visikositas dari suatu larutan yang dianalisa, makin lambat
larutan tersebut mencapai nyala. Sehingga intensitas pancaran pada alat
akan semakin kecil dan tidak sesuai dengan konsentrasi unsur yang kita
analisa.
Sifat ini akan mempengaruhi ukuran besar kabut. Kabut dengan ukuran
besar akan sedikit mecapai nyala, sehingga intensitas yang terbaca pada
alat akan lebih kecil dari nilai yang sebenarnya.
3. Gangguan ionisasi
Gangguan ini disebabkan karena menggunakan suhu nyala yang lebih
tinggi. Logam alkali dan alkali tanah yang mudah terionisasi, akibat dari
adanya ionisasi akan mengurangi jumlah atom netral. Akibatnya
intensitas dari spektrum atom akan berkurang dan tidak sesuai dengan
konsentrasi yang akan kita amati.
Nyala yang dihasilkan dari campuran oksigen dan gas akan mempunyai
energi yang dapat mengionisasi logam alkali dan alkali tanah hal ini
menggakibatkan terjadinya penurunan jumlah atom yang akan
diekstraksi. Adanya atom yang lebih mudah terionisasi akan memberikan
sejumlah elektron kedalam nyala sehingga akan mendesak ion menjadi
atom.
4. Gangguan dari anion-anion yang ada dalam larutan logam.
Pada umumnya sinar dari emisi unsur-unsur akan lebih rendah apabila
jumlah asam yang relatif tinggi gangguan anion ini tidak akan nyata bila
kadarnya lebih rendah dari 0,1M diatas kepekatan tersebut asam sulfat,
nitrat dan fosfat akan memberikan akibat pada penurunan sinar emisi
logam.
Gangguangangguan analisa fotometri secara intensitas langsung adalah
segala gangguan atau hal dan peristiwa-peristiwa yang dapat
mempengaruhi intensitas pancaran unsur yang kita analisa, sehingga nilai
intensitas pancaran yang dihasilkan tersebut tidak lagi sesuai dengan
unsur yang sebenarnya.
Beberapa masalah yang ditemui dalam analisa kuantitatif secara flame
fotometri :
a. Radiasi dari unsur
c. Interferensi anion
Pada percobaan ini dilakukan penentuan kadar logam natrium dan kalium
dengan cara pengukuran intensitas nyala masing-masing logam alkali
tersebut. Karena intensitas nyala merupakan fungsi dari konsentrasi atau
kadar unsur dalam sampel.
GANGGUAN GANGGUAN DALAM FOTOMETRI NYALA
Cara intensitas langsung untuk analisa fotometri langsung akan
memberikan hasil yang baik hanya apabila tidak ada gangguan
gangguan yang dapat mempengaruhi intensitas pancaran sedemikian
rupa sehingga nilai intensitas yang dibaca akan lebih rendah atau lebih
tinggi daripada nilai intensitas yang sesuai dengan konsentrasi unsur.
Apabila terdapat gangguan-gangguan tersebut maka analisa tidak
dilakukan secara intensitas langsung melainkan dengan salah satu cara
dari kedua cara yang lain yaitu, cara penambahan standar atau dengan
cara standar dalam.
Gangguan-gangguan dalam fotometri sumber dan sifatnya dapat dibagi
dalam beberapa
golongan, antara lain :
a) Gangguan spektral
Ialah gangguan yang disebabkan oleh spektrum unsur-unsur lain yang
terdapat bersama unsur yang dicari. Gangguan ini dijumpai terutama
Maka:
(Kadar unsur X dalam larutan B) (Kadar unsur X dalam larutan A) =
(kadar
unsur X yang ditambahkan)
Kalau tidak ada pengurangan atau penambahan intensitas pancaran yang
disebabkan oleh
gangguan.
6. Kalau ada penurunan atau penambahn intensitas yang disebabkan oleh
adanya gangguan- gangguan, maka selisih konsentrasi (kadar) pada No. 5
di atas akan kurang atau lebih daripada kadar unsur X yang ditambahkan
(dalam standar).