Anda di halaman 1dari 121

METODOLOGI PENELITIAN

MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA - UBD

Metodologi Penelitian
Magister Teknik Informatika - UBD

Metodologi Penelitian
Magister Teknik Informatika - UBD
Dosen:
Dr. Firdaus, MT
Tujuan Mata Kuliah:
Dengan mengikuti kuliah ini para mahasiswa diharapkan mampu:
Menjelaskan konsep, dasar-dasar, prinsip, tujuan, kegunaan, macam-macam metode dan langkah-langkah
penelitian
Menetapkan masalah penelitian, melakukan studi pustaka tentang penelitian yang lalu, memilih dan merumuskan
masalah yang layak diteliti dalam penulisan tesis
Menjelaskan pendekatan: Kuantitatif dan kualitatif; metode deskriptif-survai, korelasional, komparatif, eksperimen,
penelitian dan pengembangan
Menyusun draf proposal penelitian untuk penulisan tesis
Evaluasi:
Kehadiran
Partisipasi & diskusi
Makalah/proposal
UAS

Literatur:
Fraenkel, Jack R. And Wallen, Norman E. How to Design and Evaluate
Research in education. New York: McGraw Hill Inc.
Gall, M.D. & Gall, J.P. & Borg, W.R. Education Research: An Introduction.
Boston. New York: Allyn and Bacon.
Arikunto, Suharsimi, Dr. Prof. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu
Pendekatan). Rineka Cipta
Sugiyono, Dr. Prof (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta Bandung.
Sukmadinata, Nana Sy. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Roosdakarya
Wiersma, William. Research Methods Education An Introduction. Allyn and
Bacon.

PENGERTIAN METODOLOGI
PENELITIAN

"Metodologi penelitian" berasal dari kata "Metode"


yang artinya cara yang tepat untuk melakukan
sesuatu; dan Logos" yang artinya ilmu atau
pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara
melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
secara saksama untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan "Penelitian" adalah suatu kegiatan untuk
mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis
sampai menyusun laporannya.

Istilah Penelitian

a.

b.

c.

d.

Istilah "Penelitian" banyak para sarjana yang mengemukakan


pendapatnya, seperti :
David H. Penny, Penelitian adalah pemikiran yang sistematis
mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan
pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta
J. Suprapto MA, Penelitian ialah penyelidikan dari suatu bidang ilmu
pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau
prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis
Sutrisno Hadi MA, Sesuai dengan tujuannya penelitian dapat
didefinisikan scbagai usaha untuk menemukan, mengembangkan
dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
Mohammad Ali, Penelitian adalah suatu cara untuk memahami
sesuatu dengan melalui penyelidikan atau melalui usaha mencari
bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang
dilakukan secara hatihati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.

Lanjutan

Dari batasan-batasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang


dimaksud dengan metodologi penelitian adalah : Suatu cabang ilmu
pengetahuan yang membicarakan/mempersoalkan mengenai caracara
melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari,
mencatat, merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporannya)
berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah.

Lebih Was lagi dapat dikatakan bahwa : Metodologi Penelitian adalah


ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan
pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang
disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis
dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat dipergunakan untuk
menernukan, mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu
pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan.

SEJARAH PENELITIAN

Mengenai asal mula dari adanya orang-orang tertarik untuk


mengadakan penelitian adalah tidak terlepas dengan keadaan yang
menyebabkan timbulnya ilmu pengetahuan serta timbulnya ilmu
penelitian itu sendiri.
a. Timbulnya Ilmu Pengetahuan, Pada dasarnya ilmu pengetahuan
timbul atau berasal pada kekaguman manusia terhadap yang
dihadapinya baik mikrokosmos (alam kecil) maupun makrokosmos
(alam besar). Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengalamanpengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang yang
dipadukan secara harmonik dalam suatu bangun yang teratur.
b. Timbulnya Penelitian Manusia sebagai makhluk rasional sebenamya
sudah dibekali dengan hasrat ingin tahu. keingintahuan manusia ini
sudah dapat disaksikan sejak seseorang masih kanak-kanak dan akan
terus berkembang secara dinamis mengikuti fase-fase perkembangan
kejiwaan orang tersebut.

Lanjutan
Hasrat ingin tahu manusia akan terpuaskan bila ia sudah
memperoleh pengetahuan mengenai apa yang dipertanyakan.
Tetapi sudah menjadi sifat manusia, yang mana setelah
memperoleh pengetahuan mengenai suatu masalah, maka akan
disusul oleh kecenderungan ingin lebih tahu lagi. Begitu
seterusnya. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa manusia
tidak akan pemah mencapai kepuasan mutlak untuk menerima
realita untuk dihadapinya sebagai titik terminasi yang mantap.
Untuk mendukung dan menyalurkan keingintahuannya, maka
manusia akan cenderung mengadakan penelitian.
c. Tugas-tugas Ilmu Pengetahuan dan Penelitian Dewasa ini
perpaduan antara ilmu dan penelitian sudah sedemikian eratnya
sehingga tidak terpisahkan.

Tugas Ilmu Pengetahuan dan


Penelitian
1) Menyandra (Diskripsi). Bertugas untuk menggambarkan secara jelas dan cermat, halhal yang dipersoalkan. Jadi hanya menggambarkan jalannya peristiwa. Contoh : terjadi
kecelakaan di jalan ABC.
2) Menerangkan (Ekspansi). Bertugas untuk menerangkan secara detil kondisi-kondisi
yang mendasari terjadinya peristiwa. Contoh : Kecelakaan itu disebabkan : - melibatkan
dua buah bis yang sarat penumpang. - keduanya sama-sama kencang. - jalanan licin
sehabis hujan.
3) Menyusun teori. Bertugas untuk mencari dan merumuskan hukum-hukum, tata
hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lain. Contoh : -Bila kendaraan
dijalankan kencang terlebih di jalan licin maka akan terjadi kecelakaan. Bila kecelakaan
melibatkan kendaraan yang penuh penumpang, maka akan banyak korban.
4) Ramalan (Prediksi). Bertugas untuk membuat prediksi (ramalan), estimasi (taksiran)
dan proyeksi mengenai peristiwa yang bakal muncul bila keadaan itu didiamkan. Contoh :
- Bila didiamkan semakin banyak terjadi kecelakaan. - Tempat itu dianggap rawan
(dikeramatkan).
5) Pengendalian (Kontrol). Bertugas melakukan tindakan-tindakan guna mengatasi
keadaan atau gejala yang bakal muncul. Contoh : - Memasang rambu lalu lintas Membuat/memasang lampu penerangan.

Pendekatan Ilmiah

Di dalam pendekatan ilmiah, dituntut untuk dilakukan cara-cara


atau langkah-langkah tertentu dengan tata urutan yang tertentu
pula sehingga tercapai pengetahuan yang benar atau logis.
Cara ilmiah merupakan syarat mutlak untuk timbulnya ilmu,
yang dapat diterima oleh akal dengan berpikir ilmiah. Untuk
dapat berpikir ilmiah maka akan melalui tiga tahap :
1) Skeptik, adalah upaya untuk selalu menanyakan bukti-bukti
atau fakta-fakta terhadap setiap pernyataan.
2) Analitik, adalah kegiatan untuk selalu menimbang-nimbang
setiap permasalahan yang dihadapinya, mana yang relevan,
mana yang menjadi masalah utama dan sebagainya.
3) Kritik, adalah berupaya untuk mengembangkan kemampuan
menerimanya selalu obyektif. Untuk ini maka dituntut agar data
dan pola berpikirnya selalu logis.

CIRI-CIRI KEGIATAN PENELITIAN


a.Kegiatan penelitian dirancang dan diarahkan untuk memecahkan suatu
masalah tertentu, yang dapat berupa jawaban masalah atau dapat menentukan
hubungan antara variabel-variabel penelitian.
b. Kegiatan penelitian menekankan pada pengembangan generalisasi, prinsipprinsip dan teori-teori.
c. Kegiatan penelitian berpangkal pada masalah/obyek yang dapat diobservasi.
d. Kegiatan penelitian memerlukan observasi dan deskripsi yang mapan.
e. Kegiatan penelitian berkepentingan dengan penemuan baru.
f. Prosedur kegiatan penelitian dirancang secara teliti dan rasional.
g. Kegiatan penelitian menuntut keahlian.
h. Kegiatan penelitian ditandai dengan usaha obyektif dan logis.
i. Kegiatan penelitian harus dilakukan secara cermat, teliti dan sabar, serta
memerlukan kebenaran, sebab hasil penelitian kudang kala berlawanan
dengan norma tata aturan yang berlaku dalam suatu masyarakat dalam periode
tertentu

Lanjutan

Berdasarkan atas ciri-ciri penelitian seperti yang telah disebutkan maka kegiatan
penelitian memiliki nilai-nilai sebagai benkut :
1). Netralitas emosional. Nilai ini menghendaki peneliti haruslah senantiasa sadar
dan bersikap tegas terhadap gejala-gejala yang dipelajarinya, hal ini berarti
bahwa ia harus senantiasa mengingat tujuan vang ingin dicapainya dalam
mengamati segala yang dipelajarinya dan mempelajari gejala tersebut terlepas
rasa suka dan tak suka, pro dan kontra, kepentingan pribadi atau kelompok. Jadi
mengamati gejala sebagaimana adanya.
2) Keterbukaan. Nilai ini menghendaki bahwa proses kegiatan ilmiah maupun
hasil dan kesimpulan yang dicapai harus dilaporkan sehingga rekan ilmuan
mendapat kesempatan untuk mengemukakannya. Karenanya terbuka luas
kemungkinan bagi setiap kegiatan ilmiah untuk dikenai kritik dan tanggapan.
Keterbukaan ini adalah suatu forum antara para ilmuwan yang terus-menerus
berlanlrsung demi mencapai kebenaran ilmiah.
3) Ketegakan sendiri. Nilai ini menghendaki bahwa kebenaran yang dikandung
oleh kesimpulan ilmiah maupun nilai kekuatan dan kewibawaan di dalam dirinya
sendiri. Ketegakan sendiri dari kesimpulan ilmiah tidak perlu bersembunyi di balik
otoritas. Kemasyhuran seseorang atau pendapat mayoritas.

GUNA HASIL PENELITIAN

Penelitian itu mempunyai manfaat yang sangat besar bagi :


pengembangan sesuatu teori, baik untuk kepentingan pengembangan
teori itu sendiri maupun untuk kepentingan praktis di dalam
menyelesaikan sesuatu.
Dengan dilakukannya penelitian, maka dapat diketahui berbagai faktor,
baik yang menghambat maupun yang menunjang keberhasilan sesuatu.
Dan dalam rangka mengembangkan sesuatu, tentu saja diperlukan
perencanaan yang masak dan teliti, dan agar perencanaan tersebut
dapat tepat, maka dibutuhkan adanya data-data yang sebenarnya, lebihlebih pula untuk membuat proyeksi di masa mendatang.
Dengan demikian maka secara singkat dapat dikatakan, bahwa
kegunaan hasil penelitian antara lain sebagai berikut :Hasil penelitian
dapat dijadikan peta yang menggambarkan tentang keadaan sesuatu
obyek yang sekaligus melukiskan tentang kemampuan sumber daya,
kemungkinan-kemungkinan yang ditemukan di dalam melaksanakan
sesuatu.

Lanjutan

Hasil penelitian dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijak


sanaan atau policy dalam menyusun strategi pengembangan
selanjutnya. Hasil penelitian dapat melukiskan tentang
kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, perbekalan, serta
tenaga kerja, baik secara kualitas maupun kuantitas yang
sangat berperan bagi keberhasilan di dalam sesuatu bidang.
Dari penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa penelitian
mempunyai manfaat yang sangat besar, baik sebagai sarana
dalan menyusun perencanaan, membuat kebijaksanaan,
maupun untul menyusun strategi pengembangan sesuatu
bidang yang sedang dikelola.

MANFAAT METODOLOGI PENELITIAN

Denganmempelajari dan memahami metodologi penelitian maka, dapat


diperoleh manfaat untuk :
a. Dapat menyusun laporan/tulisan/karya ilmiah baik dalam bentub paper,
skripsi/thesia maupun disertai.
b. Mengetahui arti pentingnya riset, sehingga keputusan-keputusar yang dibuat
dapat dipikirkan dan diatur dengan sebaik-baiknya
c. Dapat menilai hasil-hasil penelitian yang sudah ada, yaitu untui mengukur
sampai beberapa jauh suatu hasil penelitian dapai dipertanggungjawabkan
kebenarannya.Macam-macam
Penelitian pada garis besarnya ada dua macam penelitian.
a. Penelitian pasifYaitu suatu penelitian yang hanya sekedar ingin memperolel
gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan, dilaksanakar secara
informal.
b. Penelitian aktif.Yaitu suatu penelitian yang disertai dengan langkah
pengumpulan pengolahan, penyajian dan analisis data secara sistem atis dan
efisien untuk memecahkan suatu persoalan atau untuk menguji hipotesis.

Pengertian Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk


mendapatkan data dengan tujuan tertentu
Empat kata kunci dalam metode penelitian yaitu cara
ilmiah, data, tujuan dan kegunaan
Cara ilmiah (keilmuan, yaitu rasional, empiris dan
sistematis)
- Rasional (masuk akal, terjangkau penalaran
manusia)
- Empiris (dapat diamati oleh indera manusia)
- Sistematis (langkah-langkah tertentu dan bersifat
logis)

Lanjutan

Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data


empiris yang mempunyai kriteria tertentu yaitu Valid.
Valid menunjukkan derajad ketepatan antara data
yang sesungguhnya dengan data yang dikumpulkan.
Data yang terkumpul diketahui validitasnya melalui
pengujian reabilitas dan objektivitas.
Data yang valid pasti realibel dan objektif, realibel
berkenaan derajad konsistensi/keajegan data dalam
interval waktu tertentu.

Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam


yaitu :
- Penemuan : data yang diperoleh dari penelitian
adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya
belum pernah diketahui.
- Pembuktian : data yang diperoleh itu digunakan
untuk membuktikan adanya keraguan-raguan
terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
- Pengembangan : memperdalam dan memperluas
pengetahuan yang telah ada.

Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan


hasilnya.
Secara umum data yang telah diperoleh dari
penelitian dapat digunakan untuk:
- Memahami : memperjelas suatu masalah atau
informasi yang tidak diketahui menjadi tahu.
- Memecahkan : meminimalkan atau menghilangkan
masalah.
- Mengantisipasi : mengupayakan agar masalah
tidak terjadi.

Jenis-jenis Metode Penelitian


Data

Penelitian
Dasar

Berdasarkan
tujuan penelitian

Penelitian
Pengembangan
(R & D)

Penelitian
Terapan

Macam Metode
Penelitian

Penelitian
Eksperimen
Berdasarkan
tingkat
kealamiahan
tempat Penelitian

Penelitian
Survey

Penelitian
Naturalistik

Gay (1977) : Sulit membedakan antara penelitian murni (dasar) dan


terapan secara terpisah karena terletak pada satu garis kontinum.
Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak
memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Sedangkan
penelitian terapan digunakan untuk memecahkan masalah.
Jujun S. Suriasumantri (1985) : Penelitian dasar atau murni adalah
penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui. Penelitian terapan bertujuan
untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.
Borg and Gall (1988) : Dalam bidang pendidikan, bahwa penelitian dan
pengembangan (research and development/R&D) merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

Penelitian dan pengembangan merupakan


jembatan antara penelitian dasar (basich research)
dengan penelitian terapan applied research)
Penelitian dasar bertujuan untuk untuk menemukan
pengetahuan yang secara parktis dapat
diaplikasikan
Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk
menemukan, mengembangkan dan memvalidasi
suatu produk.

Penelitian

dan pengembangan merupakan


jembatan antara Basic research dan
applied research
Basic
Research

Research &
Development

Penemuan
ilmu baru

Penemuan,
pengembangan dan
pengujian produk

Applied
Research

Menerapkan
ilmu/produk

Kedudukan

Metode Penelitian Eksperimen,


Survey dan Naturalistik
Metode
Eksperimen

Tempat di Lab.
Ada perlakuan

Metode
Survey

Tempat alamiah
(tidak di lab) ada
perlakuan

Metode
Naturalistik

Tempat alamiah
tidak ada
perlakuan

Metode penelitian eksperimen, survey dan naturalistik/kualitatif juga


dapat ditempatkan dalam satu garis kontinumseperti ditunjukkan pada
gambar di atas.
Dari gambar diatas terlihat bahwa metode penelitian eksperimen
sangat tidak alamiah/natural karena penelitian di laboratorium dalam
kondisi yang terkontrol sehingga tidak terdapat pengaruh dari luar.
Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat
tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan
perlakuan dalam pengumpulan data.
Metode penelitian naturalistik/kualitatif, digunakan untuk meneliti pada
tempat yang alamiah, dan penelitian tidak membuat perlakuan, karena
peneliti dalam mengumpulkan data bersifat emic, yaitu berdasarkan
pandangan dari sumber data, bukan pandangan peneliti.

Metode penelitian eksperimen dan survey termasuk


dalam metode kuantitatif.
Metode naturalistik termasuk dalam metode kualitatif.
Penelitian untuk basic research pada umumnya
menggunakan metode eksperimen dan kualitatif
Applied research menggunakan eksperimen dan
survey.
Research & Development dapat menggunakan
survey, kuantitatif dan eksperimen.

KEGIATAN PENELITIAN
Siapakah

yang Perlu Meneliti?


Siapun boleh meneliti, karena hanya
dengan penelitianlah ilmu dapat
dikembangkan secara ilmiah.
Barang siapa ingin meningkatkan hasil
untuk apa saja yang sedang ia tekuni,
membutuhkan kegiatan penelitian.

Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Suatu pendekatan atau metode ilmiah, juga yang ada dalam penelitian, tentu
tidak terlepas dari kebaikan dan kelemahan, keuntungan, dan kerugian. Oleh
karena itu, untuk dapat memberi pertimbangan dan keputusan mana yang lebih
baik-tepatnya lebih cocok-penggunaan suatu pendekatan, terlebih dahulu perlu
dipahami masing-masing pendekatan tersebut. Dalam pertumbuhan ilmu
pengetahuan, suatu teori yang dipandang sudah tidak baik dan dikalahkan oleh
teori baru, maka teori yang ditumbangkan tersebut pasti tidak berlaku lagi.
Dengan kata lain, jika suatu teori belum tumbang, pasti masih memiliki
keampuhan.
Penelitian kualitatif biasa dilawankan dengan penelitian kuantitatif dengan
alasan bahwa dalam kegiatan ini peneliti tidak menggunakan angka dalam
mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya.
penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya.

Dalam penelitian kualitatif pemahaman akan


kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga
disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau
tampilan lain. Selain data yang berupa angka, dalam
penelitian kuantitatif juga ada data berupa informasi
kualitatif.
Antara penelitian kuantitatifdan kualitatif terdapat
perbedaan yang sifatnva mendasar, meskipun
beberapa hal juga memiliki persamaan. Berikut ini
disajikan perbandingan singkat dan secara garis
besar yang sifatnya umum:

No

Penelitian Kuantitatif

Penelitian Kualitatif

Kejelasan unsur: tujuan,pendekatan,


subjek, sumber data sudah mantap, dan
rinci sejakawal.

Kejelasan unsur: subjek sampel,sumber


data tidak mantap dan rinci,masih fleksibel,
timbul dan berkembangnya sambil jalan
(emergent).

Langkah penelitian: segalasesuatu


direncanakan sampaimatang ketika
persiapan disusun.

Langkah penelitian: baru diketahuidengan


mantap dan jelas setelahpenelitian selesai.

Dapat menggunakan sampel, danhasil


penelitiannya diberlakukanuntuk populasi.

Tidak dapat menggunakan pendekatan


populasi dan sampel.Dengan kata lain,
dalam penelitiankualitatif tidak dikenal
istilahpopuiasi dan sampel. Istilah
yangdigunakan adalah setting.
Hasilpenelitian hanya berlaku bagi setting
yang bersangkutan.

Hipotesis: (jika memang perlu):a.


Mengajukan hipotesis yangakan diuji
dalam penelitian.b. Hipotesis
menentukan hasilyang diramalkan ---a
priori.

Hipotesis:a. Tidak mengemukakan


hipotesissebelumnya, tetapi dapat
lahirselama penelitian berlangsung---

Desain: dalam desain jelas langkahlangkah penelitian dan hasil yang


diharapkan.

Desain: desain penelitiannya adalah


fleksibel dengan langkah dan hasilyang

Pengumpulan data: kegiatandalam


pengumpulan data me-mungkinkan
untuk diwakilkan.

Pengumpulan data: kegiatan pengumpulan


data selalu harus dilakukan sendiri oleh
peneliti.

Analisis data: dilakukan sesudah semua


data terkumpul. `

Analisis data: dilakukan bersamaan


dengan pengumpulan data.

tentatif.Hasil penelitian terbuka

tidak dapat dipastikansebelumnya

Jenis-jenis penelitian kuantitatif dapat dibedakan dari keberadaan data


yang diteliti, sudah tersedia atau baru akan ditimbulkan. Jika data
sudah ada (dalam arti tidak sengaja ditimbulkan), dan peneliti tinggal
merekam, maka penelitiannya bukan eksperimen. Sebaliknya jika
peneliti ingin mengetahui gambaran tentang data yang secara sengaja
ditimbulkan, maka penelitiannya berbentuk eksperimen.
Penelitian non-eksperimen yang banyak dilakukan berbentuk antara
lain: (1) penelitian deskriptif, (2) eksploratif, (3) survei, dan (4)
penelitian evaluasi. Penelitian eksperimen dapat berbentuk
eksperimen dalam berbagai desain, dan penelitian tindakan. Analisis
data penelitian non-eksperimen dapat dilakukan menggunakan rumus
statistik, dapat juga hanya statistik sederhana dalam bentuk rerata,
simpangan baku, tabulasi silang, dan disajikan dalam bentuk tabel,
bagan atau grafik. Dari analisis dan tampilan data tersebut peneliti
membuat interpretasi dalam bentuk narasi yang menunjukkan kualitas
dari gejala atau fenomena yang menjadi objek penelitian.

Dasar filosofis dari penelitian kualitatif


1.

2.

fenomenologis; yang berpendapat bahwa kebenaran sesuatu itu


dapat diperoleh dengan cara menangkap fenomena atau gejala yang
memancar dari objek yang diteliti.
Interaksi simbolik; yang merupakan dasar kajian sosial yang sangat
berpengaruh dan digunakan dalam penelitian kualitatif. Pandangan
interaksi simbolik dengan membagi tiga prinsip arti simbol yang
diberikan oleh responden.
a. Dasar manusia bertindak adalah untuk memenuhi
kepentingannya.
b. Proses suatu tindakan seseorang pada prinsipnya merupakan
produk atau hasil proses sosial ketika orang tersebut berinteraksi
dengan orang lain.
c. Manusia bertindak dipengaruhi oleh fenomena lain yang muncul
lebih dulu atau bersamaan.

3.

4.

Kebudayaan sebagai sesuatu yang merupakan


hasil budi daya manusia yang mewujud dalam
tingkah laku atau benda, bahasa, simbol, dan lainlain. Kebudayaan tersebut melingkungi manusia
sehingga berpengaruh terhadap perilaku dan
tindakan manusia.
Antropologi yaitu dasar filosofis yang fokus
pembahasannya berkaitan erat dengan kegiatan
manusia, baik secara normatif maupun historis.
Itulah sebabnya peneliti perlu sekali peduli terhadap
tindakan manusia di masa lalu dan kelanjutannya.

Karakteristik penelitian kualitatif


naturalistik,
1.

2.

3.

4.

Mempunyai sifat induktif yaitu pengembangan konsep yang didasarkan atas


data yang ada, mengikuti desain penelitian yang fleksibe! sesuai dengan
konteksnya.
Melihat setting dan respons secara keseluruhan atau holistik. Dalam hal ini
peneliti berinteraksi dengan.responden dalam konteks yang alami, sehingga
tidak memunculkan kondisi yang seolah-olah dikendalikan oleh peneliti.
Memahami responden dari titik tolak pandangan responden sendiri hal-hal
yang dialami oleh peneliti tentang responden menyangkut lima komponen,
yaitu: (a) jati diri, (b) tindakan, (c) interaksi sosialnya, (d) aspek yang
berpengaruh, dan (e) interaksi tindakan.
Menekankan validitas penelitian ditekankan pada kemampuan peneliti.
Dalam peneiitian kualitatif peneliti dihadapkan langsung pada responden,
maupun lingkungannya sedemikian intensif sehingga peneliti dapat
menangkap dan merefleksi dengan cermat apa yang diucapkan dan
dilakukan oleh resporden.

5.
6.

7.

8.

9.
10.

Menekankan pada setting alami. Penelitian kualitatif sangat


menekankan pada perolehan data asli atau natural conditions.
Mengutamakan proses daripada hasil. Perhatian penelitian kualitatif
lebih ditekankan pada bagaimana gejala tersebut muncul. Dengan
kata lain peneliti bukan mencari jawab atas pertanyaan "apa" tetapi
"mengapa".
Menggunakan non-probabilitas sampling. Hal ini disebabkan karena
peneliti tidak bermaksud menarik generalisasi atas hasil yang
diperoleh tetapi menelusurinya secara mendalarn
Menganjurkan penggunaan triangulasi, yaitu penyilangan informasi
yang diperoleh dari sumber sehingga pada akhirnya hanya data
yang absah saja yang digunakan untuk mencapai hasil penelitian.
Menguntungkan diri pada teknik dasar studi lapangan.
Mengadakan analisis data sejak awal.

CARA MENGADAKAN PENELITIAN

Persyaratan Penelitian
Tanpa adanya penelitian, pengetahuan tidak akan bertambah maju.
Padahal pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi
penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan, harus
diadakan agar meningkat pula pencapaian usaha-usaha manusia.
Tiga persyaratan penting dalam mengadakan kegiatan penelitian :
- Sistematis : artinya dilaksanakan menurut pola tertentu, dari yang
paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara
efektif dan efisien.
- Berencana : artinya dilaksanakan dengan adanya unsur dipikirkan
langkah-langkah pelaksanaannya.
- Mengkuti konsep ilmiah : artinya mulai awal sampai akhir kegiatan
penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip
yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.


1.
2.

3.
4.
5.
6.

Urut-urutan kegiatan penelitian


Penelitian dihadapkan pada suatu kebutuhan atau tantangan
Merumuskan masalah, sehingga masalah tersebut menjadi
jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk
pemecahan masalah.
Menetapkan hipotesis sebagai titik tolak mengadakan
tindakan : Mentukan alternatif pemecahan yang dipilih.
Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis
Mengambil kesimpulan berdasarkan hasif pengoiahan data
dan dikembalikan kepada hipotesis yang sudah dirumuskan.
Menentukan kemungkinan untuk mengadakan generalisasi
dari kesimpulan tersebut serta implikasinya di masa yang
akan datang.

Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Memilih masalah.
2. Studi pendahuluan.
3. Merumuskan masalah.
4a. Merumuskan anggapan dasar.
4b: Merumuskan hipotesis.
5. Mernilih pendekatan.
6. (a) Menentukan variabel dan (b) sumber data.
7. Menentukan dan menyusun instrumen.
8. Mengumpulkan data.
9. Analisis data.
10. Menarik kesimpulan.
11. Menulis laporan.

Langkah 1
Memilih Masalah

Langkah 2
Studi Pendahuluan

Langkah 3
Merumuskan Masalah

Langkah 4
Merumuskan Anggapan Dasar
Langkah 4-a
Hipotesis
Langkah 5
Memilih Pendekatan

Langkah 6-a
Menentukan Variabel

Langkah 6-b
Menentukan Sumber Data

Langkah 7
Menentukan dan Menyusun Instrumen

Langkah 8
Mengumpulkan Data

Langkah 9
Analisis Data

Langkah 10
Mengumpulkan Data

Langkah 11
Menyusun Laporan

Langkah 1: Memilih Masalah


Besar maupun kecil, sedikit maupun banyak, setiap orang mesti memiliki masalah. Hanya
bedanya, ada masalah yang dapat seketika diatasi tetapi ada pula yang memerlukan
penelitian. Akan tetapi ada masalah penelitian yang tidak dapat dipecahkan melalui
penelitian karena berbagai sebab, antara lain karena tidak tersedia datanya.
Memilih masalah bukanlah pekerjaan yang terlaiu mudah terutan bagi orang-orang yang
belum banyak berpengalaman meneliti. Untuk ini diperlukan kepekaan dari calon peneliti.
Apabila sudah berpengalaman meneliti, masalah-masalah ini akan timbul dalam bentuk
keinginan untuk segera dilaksanakan pemenuhannya.

Langkah 2 : Studi Pendahuluan


Walaupun sudah diperoleh suatu masalah untuk diteliti, sebelum mengadakan penelitian
yang sesungguhnya, peneliti mengadakan suatu studi pendahaluan, yaitu menjajagi
kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti. Prof. Dr. Winarno Surachmad
menyebutnya sebagai studi eksploratori*). Studi pendahuluan juga dimaksudkan untuk
mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas
kedudukannya.

Langkah 3 : Merumuskan Masalah


Apabila telah diperoleh informasi yang cukup dari studi
pendahuluan/studi eksploratoris, maka masalah yang akan diteliti
menjadi jelas. Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya,
maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari
mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan apa.
Langkah 4 : Merumuskan Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh
peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk
tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya.
Misalkan kita akan mengadakan tentang prestasi belajar siswa, kita
mempunyai anggapan dasar bahwa prestasi belajar siswa adalah
berbeda-beda, tidak seragam. jika prestasi belajar ini seragam, maka
bukanlah merupaka variabel yang perlu diteliti.

Langkah 4a : Hipotesis
Jika anggapan dasar merupakan dasar pikiran yang memungkinkan kita
mengadakan penelitian tentang perrnasalahan kita, maka hipotesis merupakan
kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus
dibuktikan, dites, atau diuji kebenarannya. Hipotesis merupakan sesuatu di
mana penelitian kita arah-pandangkan ke sana, sehingga ada yang menuntut
kegiatan kita. Langkah ini diberi nomor 4a karena tidak semua penelitian
menggunakan hipotesis. Bagi peneiitian non-hipotesis, langkah ini tidak dilalui.
Langkah 5: Memilih Pendekatan
Yang dimaksud dengan "pendekatan" di sini adalah metode atau cara
mengadakan penelitian seperti halnya: eksperimen atau non-eksperimen.
Tetapi di samping itu juga menunjukkan jenis atau tipe penelitian yang diambil,
dipandang dari segi tujuan rnisalnya eksploratif, deskriptif atau historis. Masih
ada lagi pandangan dari subjek penelitiannya, misalnya populasi atau kasus.
Penentuan pendekatan ini akan sangat menentukan apa variabel atau objek
penelitian yang akan ditatap, dan sekaligus menentukan subjek penelitian atau
sumber di mana kita akan memperoleh data.

Langkah 6 : Menentukan Variabel dan Sumber Data


Langkah ke-6 ini,menjawab pertanyaan:
a. Apa yang akan diteliti?
b. Dari mana data diperoleh?
Kedua hal ini harus diidentifikasikan secara jelas agar dengan tepat dapat ditentukan alat
apa yang akan kita gunakan untuk mengumpulkan datanya. Kedua langkah ini diberi
nomor 6a dan 6b karena dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan. Begitu peneliti
menyebutkan satu macam apa yang akan diteliti, seyogianya langsung menentukan dari
mana data untuk variabel tersebut akan diperoleh. Langkah nomor 6a dan 6b disarankan
dilakukan dengan menggunakan matriks.
Langkah 7: Menentukan dan Menyusun lnstrumen
Setelah peneliti mengetahui dengan pasti ada yang akan diteliti dan dari mana data bisa
diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah menentukan dengan apa data akan
dikumpulkan.
Instrumen ini sangat tergantung dari jenis data dan dari man diperoleh. Sebagai contoh,
data tingkah laku siswa; tentu hanya dapat diperoleh dari siswa dengan cara
mengobservasi, atau diperoleh dari guru yang bergau! sehari-hari dengan siswa melalui
interviu atau kuesioner.

Langkah 8: Mengumpulkan Data


Apabila penei iti sudah menentukan data apa yang akan dikumpulkan dari
rnana data tersebut dapat diperoleh dan dengan cara apa, maka dirinya sendiri
maupun orang lain yang akan membantu, sudah mengetahui dengan pasti apa
yang berikutnya dilakukan. Mengumpulkan data adalah pekerjaa yang sukar,
karena apabila diperoleh data yang salah, tentu saja kesimpulannya pun salah
pula, dan hasil penelitiannya menjadi palsu.

Langkah 9 : Analisis Data


Tugas menganalisis data tidak seberat mengumpulkan data, baik tenaga
maupun pertanggungjawaban. Akan tetapi menganalisis data membutuhkan
ketekunan dan pengertian terhadap jenis data. Jenis data akan rnenuntut teknik
analisis data. Sebagai misal, hubungan antara data nominal dengan nominal
tidak dapat dianalisis dengan teknik korelasi product-moment, tetapi sangat
sesuai jika dianalisis dengan teknik chi-kuadrat. Demikian pula dengan jenis
data yang lain.

Langkah 10: Menarik Kesimpulan


Langkah ke-10 ini sebenarnya sudah merupakan langkah terakhir dari kegiatan penelitian.
Pekerjaan meneliti telah selesai, dan peneliti tinggal rnengambil konklusi dari hasil
pengolahan data, dicocokkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Sesuaikah data
yang.terkumpul denga hipotesis atau dugaan peneliti sebelumnya? Di sinilah peneliti bisa
merasa lega karena hipotesisnya terbukti, :atau kecewa karena tidak terbukti. Satu hal
yang harus dimiliki oleh peneliti yaitu sifat jujur. Dalam menarik sesuatu kesimpulan
penelitian, ia tidak boleh mendorong atau mengarahkan agar hipotesisnya terbukti. Tidak
terbuktinya suatu hipotesis bukanlah suatu pertanda bahwa apa yang dilakukan oleh
peneliti itu salah dan harus merasa malu.

Langkah 11: Menyusun laporan


Di dalam kehidupan sehari-hari sering kita iihat contoh adanya penemuan-penemuan.
Tetapi ada kalanya penemuan-penemuan itu bukan dari pekerjaan meneliti. Penemuanpenemuan itu hanya didapat karena coba-coba, dan setelah dirasakan manfaatnya lalu
langsung digunakan, tanpa sempat dituliskan dalam bentuk laporan.
Kegiatan penelitian menuntut agar hasilnya disusun, ditulis dalam bentuk iaporan
penelitian agar hasilnya diketahui orang lain, serta prosedurnya pun diketahui orang lain
pula sehingga dapat mengecek kebenaran pekerjaan penelitian tersebut.

Memilih Masalah

Dari Mana Masalah Diperoleh?


Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan
penelitian. Bagi orang yang belum berpengalaman meneliti menentukan atau
memilih masalah bukanlah pekerjaan yang mudah, bahkan boleh dikatakan
sulit.
Dari mana masalah diperoleh? Yang jelas, masalah mesti merupakan bagian
dari "kebutuhan" seseorang untuk dipecahkan. Orang ingin mengadakan
penelitian, karena ia mendapatkan jawaban dari masalah yang dihadapi.
Masalah-masalah tersebut datang dari berbagai arah.
Masalah dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari karena menjumpai hal-hal
yang aneh atau didorong oleh keinginan meningkatkan hasil kerja apa saja.
Maasalah juga dapat diperoleh dari membaca buku. Dapat juga masalah
"diberi" oleh orang lain.
Akan tetapi yang paling baik adalah apabila datang dari dirinya sendiri karena
didorong oleh kebutuhan memperoleh jawabannya. Dengan demikian maka
penelitian akan berjalan, sebaik-baiknya karena peneliti menghayati dan
mendalami masalahnya.

Masalah dan Judul Penelitian


Penelitian akan berjalan sebaik-baiknya jika peneliti mengayati
masalah.
Masalah atau permasalahan penelitian dapat dilihat dari rumusan
judulnya.
Ada empat hal yang harus dipenuhi bagi terpilihnya masalah atau judul
penelitian
1. Penelitian harus sesuai dengan minat peneliti
Meneliti bukannya pekerjaan mudah. Kegiatan ini harus betul-betul
diniati. Apabila permasalahan atau judulnya tidak sesuai dengan minat,
maka peneliti tidak akan bergairah untuk melaksanakannya. Jika tidak,
dapat diduga bahwa hasilnya tidak akan baik, bahkan boleh jadi
terhenti karenanya. Sebaliknya apabila peneliti memang berminat,
akan melakukannya dengan tekun dan tidak mudah putus asa apabila
menjumpai kesulitan.

Faktor minat ini kelihatannya tidak normal dan bersifat subjektif. Namun demikian
biasanya faktor ini berkaitan erat dengan hal yang bersifat formal, yaitu keahlian. Bagi
peneliti yang bukan mahasiswa atau peneliti pemula, selain minat secara etis
dipersyaratkar bahwa masalah yang diteliti harus sesuai dengan bidang keahlian.
Disamping hasilnya akan lebih baik, manfaat lain adalah pertanggungjawaban ilmiah.
2. Penelitian dapat dilaksanakan
Ada empat hal sebagai pertimbangan penelitian dapat atau tidak, ditinjau dari diri peneliti,
yaitu berikut ini:
a. Peneliti mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah itu, artinya menguasai teori yang
melatarbelakangi masalah dan menguasai metode untuk memecahkannya.
b. Peneliti.mempunyai waktu yang cukup sehingga tidak melakukannya asal selesai.
c. Peneliti mempunyai tenaga untuk melaksanakan, dalam arti cukup kuat fisiknya untuk
merencanakan, menyusun alat pengumpul data, mengumpulkan data, dan menyusun
laporannya.
d. Peneliti mempunyai dana secukupnya untuk biaya tranportasi alat tulis-rnenulis, biaya
fotokopi, dan lain-lain.

3.
a.
b.

4.

Tersedia faktor pendukung


Yang dimaksud sebagai faktor pendukung yang bersumber dari luar peneliti
antara lain sebagai berikut.
Tersedia data sehingga pertanyaan penelitian dapat dijawab. Sebagai misal,
peneliti lain mengetahui bagaimanakah rasanya hidup di dalam tanah,
sedangkan untuk mencobanya seola olah tidak mungkin.
Ada izin dari yang ber-wenang. Banyak hal yang menarik untuk diteliti tetapi
peneliti dibatasi oleh peraturan-peraturan, mungikin menyangkut masalah
politik, keamanan, ketertiban umum, dan sebagainya.
Hasil peneiitian bermanfaat
Meneliti adalah pekerjaan yang tidak mudah, yang membutuhkan tenaga,
waktu, dan biaya. lJntuk apa kegiatan tersebut dilakukan jika tidak
menghasilkan sesuatu yang tidak bermanfaat. Kita meneliti bukan karena agar
lebih mahir rneneliti, tetapi karena ingin menyumbangkan hasilnya untuk
kemajuan ilmu pengetahuan, meningkatkan efektivitas kerja atau
mengembangkan sesuatu.

Seorangahli penelitian, yaitu Prof. Dr. Suhardjono (pakar pendidikan)


dari dari universitas UNIBRAW memberikan petunjuk mengenai
persyaratan penelitian yang baik dengan menggunakan istilah yang
mudah diingat, yaitu APIK, singkatan dari Asli, Penting; llmiah; dan
Konsisten.
Asli artinya bukan jiplakan dari atau mengganti-ganti penelitian orang
lain, sehingga kelihatan bukan buatan sendiri. Penelitian yang baik
apabila berbeda dari penelitian yang sudah pernah diteliti oieh orang
lain.
Penting, artinya bahwa hasil penelitian itu bermanfaat dan dipandang
penting bagi peningkatan mutu pendidikan, khususnya bagi tugas
yang sedang dilaksanakan.
Ilmiah, Artinya menggunakan proses yang dibenarkan oleh teori
penelitian, yaitu mengikuti sistematika penelitian yang lazim berlaku.


a.

b.
c.

Penelitian tindakan dikatakan ilmiah apabila terdiri dari:


Pendahuluan - latar belakang masalah, ada bukti berupa fakta empirik yang
dialami oleh peneliti sendiri. atau pengamatan orang lain, ada tujuan yang
dirumuskan dengan jelas apa target yang akan dicapai melalui tindakan itu.
Tujuan penelitian tindakan adalah ingin mengetahui dampak dari tindakan
terhadap masalah yang akan diatasi.
Rumusan masalah yang jelas menunjukkan pertanyaan sesuai dengan tujuan
penelitian,
Kajian pustaka, yaitu bagian yang berisi teori-teori yang mendukungnya.
Kajian pustaka, yang biasa juga disebut dengan istilah telaah pustaka atau
landasan teori, atau apa pun sebutanny merupakan bagian yang amat penting
dalam sebuah karya iImiah. Penelitian adalah upaya untuk mengkaji gejala
untuk membuahkan hasil yang diharapkan dapat memperkaya khasamah ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, penelitian harus berpijak pada ilmu-ilmu yang
akan diperkaya. Semakin banyak teori relevan yang digunakan sebagai dasar
berpijak, semakin mantaplah penelitian itu dilakukan.

1
2
3

Teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini bukan hanya apa yang tertera
dalam peraturan atau pedoman-pedoman yang sifatnya formal, tetapi pengertian,.definisi;
dan teori yang menunjukkan hubungan sebab akibat atau semacamnya. Banyak di antara
calon peneliti yang kebingungan mencari teori yang akan digunakan untuk mendukung
penelitiannya. Pada umumnya mereka terpaku pada judul penelitiannya, bukan pada teori
yang ada di balik variabel.
Jenis Permasalahan
Per-masalahan dalam penelitian sering pula disebut dengan istilah problema atau
problematik.
Secara gar-is besar; peneliti mempermasalahkan fenomena atau gejala atas tiga jenis:
Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena. Sehubungan dengan
jenis permasalahan ini terjadilah penelitian deskriptif (termasuk di dalamnya survei),
penelitian historis, dan filosofis.
Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (problema k:omparasi).
Dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari permasalahan dan perbedaan fenomena,
selanjutnya mencari arti atau manfaat dari adanya persamaan dan perbedaan yang ada.
Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena (problema korelasi).

Ada 2 macam problema korelasi, yaitu:


a. Korelasi sejajar, misalnya korelasi antara kemampuan berbahasa Inggris dan kesetiaan
ingatan.
b. Korelasi sebab-akibat, misalnya korelasi antara teriknya sinar matahari dan larisnya es
mambo.
Jenis-jenis permasalahan tersebut biasanya lalu dijadikan dasar dalam merumuskan judul
penelitian.

1.

Peneliti ingin mengetahui status sesuatu


Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana,
berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainya, maka penelitiannya bersifat deskriptif,
yaitu menjelaskan atau menerangkan peristiwa.
sebagai contah jenis penelitian ini misalnya, apabila peneliti ingin mengetahui berapa
jumlah penduduk usia sekolah di suatu daerah, bagaimana pendapat para guru tertang
kegiatan supervisi yang sekarang ini berlangsung, seberapa jauh buku paket
penghapusan EBTA, dan sebagainya. Dengan permasalahan penelitian seperti ini maka
judul penelitian dirumuskan sebagai "Studi deskriptif tentang . . . ., Penelitian tentang
pendapat. . . .", "Tanggapan masyarakat terhadap;. ." dan seterusnya

2. Peneliti ingin membandingkan status dua fenomena atau lebih


Dalam melakukan perbandingan peneliti selalu memandang dua
fenomena atau lebih, ditinjau dari persamaan dan perbedaan yang
ada. Namun yang sering terjadi peneliti membandingkan dua
fenomena terhadap suatu standar. Misalnya tinggi mana lulusan
antara SMP XI dengan SMP XV. Lebih baik mana prestasi belajar
antara kelas IV A dengan kelas IV B. Dengan demikian maka judul
penelitiannya akan; berbunyi: "Penelitian komparasi antara ......
dengan ........
Satu jenis penelitian komparatis adalah penelitian kausal-komparatif
(causal comparative research). Borg & Gall menerangkan bahwa
penelitian kausal komparatif digunakan apabila peneliti ingin
mengetahui kemungkinan akibat dari sesuatu kejadian yang tidak
dapat dilakukan dengan suatu eksperimen.

3.

Peneliti ingin mengetahui hubungan antara dua fenomena atau lebih.


Penelitian hubungan lebih dikenal dengan istilah penelitian korelasi. Menurut
Borg & Gall penelitian korelasi dalam banyak hal sama dengan penelitian
kausal komparatif, dan dalam kenyataannya koefisien korelasi biasanya
dihitung dari data penelitian kausal kamparatif. Perbedaan antara keduanya
adalah sebagai berikut:
- Dalam penelitian kausal komparatif dua kelompok individu yang secara
umum mempunyai persamaan, dipilih untuk diperbandingkan disebabkan
karena antara kedua kelonmpok tersebut yang satu memiliki satu ciri
misalnya gegar atak dan yang lainnya tidak. dari adanya perbedaan inilah
peneliti ingin mengetahui apakah ada hal lain yang berbeda sebagai akibat
satu ciri yang yang berbeda tersebut.
- Dalam Penelitian korelasi (penelitian korelasional) peneliti memilih individuindividu yang mempunyai variasi dalam hal yang diselidiki. Semua anggota
kelompok yang dipilih sebagai subjek penelitian diukur mengenai dua jenis
variabel yang diselidiki, kemudian dihitung untuk diketahui koefisien
korelasinya.

Ada dua jenis korelasi sejajar dan korelasi sebab-akibat.


a. Korelasi sejajar
Antara keadaan yang pertama dengan yang kedua tidak terdapat
hubungan sebab-akibat, tetapi dapat dicari alasan mengapa
diperkirakan ada hubungannya. Bunyi judul penelitian ini antara:
"Korelasi antara ....... dengan atau Hubungan antara ....... .
dengan ....... atau "Studi korelasi antara . .... dengan . . . . . .".
b. Korelasi sebab-akibat
Antara keadaan pertama dengan yang kedua terdapat hubungan
sebab akibat. Keadaan pertama diperkirakan rnenjadi menjadi
penyebab yang kedua. Keadaan pertama berpengaruh terhadap yang
kedua. Oleh karenanya penelitian korelasianal jenis kedua ini dapat
juga disebut sebagai penelitian pergaruh. Judul penelitiannya antara
lain pengaruh .................. terhadap .......

Apa perbedaan antara judul skripsi mahasiswa S1, tesis S2, dan disertasi S3.
Apakah yang berbeda keluasannya, rumusannya, atau apanya. Jawaban
terhadap pertanyaan itu dapat bermacam-macam, dan kadang-kadang selera
pribadi mewarnainya. Yang penting perlu dipahami adalah, hahwa semakin
tinggi jenjang pendidikan yang diikuti, tugas akhir mahasiswa dituntut semakin
memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan atau
kemaslahatan umum.
Contoh:
judul sebuah penelitian skripsi adalah sebagai berikut:
"Sumbangan jenis kelamin, tingkat usia, lokasi rumah tinggal, dan latar
belakang pendidikan terhadap kelarisan pedagang pasar.
Judul tersebut mengandung empat variabel, yaitu (1) jenis kelamin pedagang
(2) usia pedagang, (3) tingkat pendidikan pedagang, (4) lokasi rumah tinggal
pedagang. Keempat hal tersebut tidak langsung terkait dengan posisi subjek
penelitian sebagai seorang pedagang pasar. Jika tempat berdagang mereka
dilokasi rumah tinggal, masih ada artinya karena strategis tidaknya tempat
berdagang sangat berpengaruh terhadap kelarisan barang dagangan.

Data dan ernpat variabel penelitian tersebut dapat dianalisis deng rumus regresi ganda,
mernungkinkan dibahas dengan uraian yang cukup panjang sehingga diperoleh sederet
kesimpulan. Namun bagian dari hasil yang mana yang dapat diterapkan untuk kehidupan
masyarakat? Apakah informasi bahwa usia pedagang berpengaruh terhadap kelarisan
dagangan dapat digunakan sebagai saran kepada masyarakat? Jika pedagang yang lebih
tua dagangannya lebih laris lalu yang disarankan menjadi pedagang hanya yang tua-tua
saja? Demikian juga dengan ketiga variabel yang lain. Apakah kalau pedagang lulusan SD
lebih laris dibandingkan dengan yang sarjana lalu disarankan sebaiknya yang menjadi
pedagang tamatan SD saja? Atau jika faktor lokasi menentukan keberhasilan pedagang
lalu pedagang yang lain disarankan untuk berpindah tempat agar dagangannya laris?
Inilah alasan mengapa variabel statis kurang penting untuk diteliti.
Judul penelitian tersebut kalau diterapkan untuk skripsi mahasiswa S1 masih dapat
diterirna. Untuk mahasiswa S1 yang penting adalah bahwa penalarannya benar. Sesudaih
dia mempraktikkan atau memanfaatkan penggunaan rumus regresi, dia perlu mencari
teori-teori untuk menunjang penalarannya. Narnun jika judul tersebut akan diajukan untuk
penelitian mahasiswa S2 dalam rangka penulisan tesis, saya berpendapat bahwa judul
judul tersebut kurang pas, karena kemanfaatan hasil yang diperoleh kurang bermakna
bagi kepentingan umum. Informasi yang diperoleh (mungkin) baru memuaskan diri sendiri
karena mendapat pemantapan tentang peran masing-masing faktor yang berpengaruh
terhadap sesuatu.

Merumuskan Judul
Judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup:
1. Sifat dan jenis penelitian.
2. Objek yang diteliti.
3. Subjek penelitian.
4. Lokasi/daerah penelitian.
5. Tahun/waktu terjadiya peristiwa.
Contoh:
Studi komparasi antara metode induktif dan metode deduktif untuk menghafal rumusrumus ilmu pasti pelajar SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1979.
- Studi komparasi
: sifat atau jenis problema
- Metode induktif dan deduktif
untuk menghafal rumus I ilmu pasti
: objek penelitian
- Pelajar SMA
: subjek penelitian
- Daerah Istimewa Yogyakarta
: lokasi penelitian
- Tahun 1979
: tahun terjadinya peristiwa

BEBERAPA METODE DASAR DAN


RANCANGAN PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian, orang dapat menggunakan berbagai


macam metode, dan sejalan dengannya rancangan penelitian yang
digunakan juga dapat bermacam-macam. Untuk menyusun sesuatu
rancangan penelitian yang baik perlulah berbagai persoalan
dipertimbangkan. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini adalah per
tanyaan-pertanyaan pokok yang perlu dijawab dalam setiap usaha
untuk menyusun sesuatu rancangan penelitian:
a. Cara pendekatan apa yang akan dipakai?
b. Metode apa yang akan dipakai?
c. Strategi apa yang kiranya paling efektif?

Berdasarkan atas sifat-sifat masalahnya itu, berbagai macam


rancangan penelitian itu dapat digolongkan menjadi sembilan macam
kategori, yaitu:
1. penelitian historis,
2.
penelitian deskriptif,
3.
penelitian perkembangan,
4.
penelitian kasus dan penelitian lapangan,
5. penelitian korelasional
6. penelitian kausal komparatif,
7. penelitian eksperimental sungguhan,
8. penelitian eksperimental semu, dan
9. penelitian tindakan.

1. Penelitian Historis (historical


research.)

1)
2)
3)

Tujuan penelitian historis adalah untuk membuat rekonstruksi :masa


lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memveriflkasikan, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk
menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Seringkali
penelitian yang demikian itu berkaitan dengan hipotesis-hipotesis
tertentu.
Ciri-ciri
Penelitian historis lebih tergantung kepada data yang diobservasi orang
lain daripada yang diobservasi oleh peneliti sendiri.
Berlainan dengan anggapan yang populer, penelitian historis haruslah
tertib-ketat, sistematis, dan tuntas.
"Penelitian historis" tergantung kepada dua macam data, yaitu data
primer dan data sekunder

Lanjutan
5. Untuk menentukan bobot data, biasa dilakukan dua macam kritik, yaitu
kritik eksternal dan kritik internal.
5. Walaupun penelitian historis mirip dengan penelaahan kepustakaan
yang mendahului lain-lain bentuk rancangan penelitian, namun cara
pendekatan historis adalah lebih tuntas, mencari informasi dari sumber
yang lebih luas.
Langkah-langkah Pokok
(1) Definisikan masalah. Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut kepada
diri sendiri: a. Apakah cara pendekatan historis ini merupakan yang ter
baik bagi masalah yang sedang digarap?
b. Apakah data penting yang diperlukan mungkin didapat?
c. Apakah hasilnya nanti mempunyai cukup kegunaan?

(2) Rumuskan tujuan penelitian dan, jika mungkin, rumuskan hipotesis


yang akan memberi arah dan fokus bagi kegiatan peneliti
(3) Kumpulkan data, dengan selalu mengingat perbedaan antara
sumber primer dan sumber sekunder. Suatu keterampilan yang sangat
penting dalam penelitian historis adalah cara pencatatan data: dengan
sistem kartu atau dengan sistem lembaran, kedua-duanya dapat
dilakukan.
(4) Evaluasi data yang diperoleh dengan melakukan kritik eksternal
dan kritik internal. (5). Tuliskan laporan.

2. Penelitian Deskriptif
(descriptive research)

Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara


sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
populasi atau daerah tertentu.

Contoh
Beberapa contoh penelitian macam ini adalah:
(1) Survai
mengenai pendapat umum untuk menilai sikap para pemilih terhadap
rencana perubahan tahun pelajaran.
(2) Survai dalam suatu
daerah mengenai kebutuhan akan pendidikan keterampilan.
(3) Studi mengenai kebutuhan tenaga kerja akademik pada suatu kurun
waktu tertentu.
(4) Penelitian mengenai taraf serap pelajar-pelajar SMU.

Lanjutan

Ciri-ciri
(1) Secara harfiah, penelitian deskriptif adalah
penelitian vang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi)
mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.
Tujuan penelitian-penelitian survei:
a. Untuk mencari informasi
faktual yang mendetail yang mencandra gejala yang ada.
b. Untuk
mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi
keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung. c. Untuk
membuat komparasi dan evaluasi.
d. Untuk mengetahui apa
yang dikerjakan oleh orang-orang lain dalam menangani masalah atau
situasi vang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan
pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan.

Langkah-langkah Pokok
(1) Defmisikan dengan jelas dan spesifik tujuan yang akan dicapai.
Fakta-fakta dan sifat-sifat apa yang perlu diketemuk
(2) Rancangkan cara pendekatanmya. Bagaimana kiranya data akan
dikumpulkan? Bagaimana caranya menentukan sampelnya untuk
menjamin supaya sampel representatif bagi populasinya? Alat atau
teknik observasi apa yang tersedia atau perlu dibuat? Apakah metode
pengumpulan data itu perlu di-try-out-kan? Apakah para pengumpul
data perlu dilatih terlebih dahulu?
(3) Kumpulkan data.
(4) Susun laporan.

Penelitian Perkembangan
(developmental research).
Tujuan penelitian perkembangan adalah untuk menyelidiki pola dan
perurutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.
Contoh-contoh
(1) Studi-studi longitudinal mengenai pertumbuhan yang secara langsung
mengukur sifat-sifat dan laju perubahan-perubahan pada sampel
sejumlah anak pada taraf-taraf perkembangan yang berbeda-beda. (2)
Studi-studi cross-sectional yang mengukur sifat-sifat dan laju
perubahan-perubahan pada sejumlah sampel yang terdiri dari kelompokkelompok umur yang mewakili taraf perkembangan yang berbeda-beda.
(3) Studi-studi kecenderungan vang dimaksudkan untuk menentukan polapola perubahan di masa lampau agar dapat meramalkan pola-pola dan
kondisi-kondisi di waktu vang akan datang.

Lanjutan

(1)

(2)

(3)

(4)

Ciri-ciri
Penelitian perkembangan memusatkan perhatian pada studi mengenai
variabel-variabel dan perkembangannya selama beberapa bulan atau
beberapa tahun.
Masalah sampling dalam studi longitudinal adalah kompleks karena
terbatasnya subjek yang dapat diikuti dalam waktu yang lama; berbagai
faktor mempengaruhi atrisi dalam studi longitudinal.
Studi-studi cross-sectional biasanya meliputi subjek lebih banyak, tetapi
mencandra faktor-faktor pertumbuhan yang lebih sedikit daripada studistudi longitudinal.
Studi-studi kecenderungan mengandung kelemahan bahwa faktor-faktor
yang tak dapat diramalkan mungkin masuk dan memodifikasi atau
membuat kecenderungan yang didasarkan masa lampau menjadi tidak sah.

Lanjutan

Langkah-langkah Pokok
(1) Definisikan masalahnya atau rumuskan tujuan-tujuannya.
(2) Lakukan penelaahan kepustakaan untuk menentukan garis dasar
informasi yang ada dan memperbandingkan metodologi-metodologi
penelitian, termasuk alat-alat yang telah ada dan teknik-teknik
pengumpulan data yang telah dikembangkan .
(3) Rancangkan cara pendekatan.
(4) Kumpulkan data.
(5) Evaluasi data Yang terkumpul.
(6) Susun laporan mengenai hasil evaluasi itu.

Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan


(case study and field research)
Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk
mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang,
dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial: individu, kelompok,
lembaga, atau masyarakat.
Contoh-contoh
(1) Studi-studi yang dilakukan Piaget mengenai perkembangan kognitif
pada anak-anak. (2) Studi secara mendalam mengenai seorang
anak yang mengalami ketidakmampuan belajar yang dilakukan oleh
seorang ahli psikologi. (3) Studi secara intensif mengenai kebudayaan
"kota dalam" serta kondisi-kondisi kehidupannya pada suatu kota
metropolitan. (4) Studi lapangan yang tuntas mengenai kebudayaan
kelompok-kelompok masyarakat terpencil.

Lanjutan
Ciri-ciri
(1) Penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu
yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi baik
mengenai unit tersebut.
(2) Data yang diperoleh dari penelitian-penelitian kasus memberikan contoh-contoh
yang berguna untuk memberi ilustrasi mengenai penemuan-penemuan yang
digeneralisasikan dengan statistik.
Kelemahan
(1) Karena fokusnya yang terbatas pada unit-unit yang sedikit jumlahnya, penelitian
kasus itu terbatas sifat representatifnya
(2) Penelitian kasus terutama sangat peka terhadap keberatsebelahan subjektif.
Kasusnya sendiri mungkin dipilih atas dasar sifat dramatiknya dan bukan atas
dasar sifat khasnya; atau karena kasus itu cocok benar dengan konsep yang
sebelumnya telah ada pada peneliti.

Lanjutan

Langkah-langkah Pokok
(1) Rumuskan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Apakah yang dijadikan
unit studi itu dan sifat-sifat, saling hubungan serta proses-proses yang
mana yang akan menuntun penelitian? (2) Rancangkan cara
pendekatannya. Bagaimana unit-unit itu akan dipilih? Sumber-sumber
data mana yang tersedia? Metode pengumpulan data mana yang akan
digunakan? (3) Kumpulkan data.
(4) Organisasikan data dan
informasi yang diperoleh itu menjadi rekonstruksi unit studi yang
koheren dan terpadu secara baik (5) Susunlah laporannya dengan
sekaligus mendiskusikan makna hasil tersebut.

Penelitian Korelasional
(correlational research)
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
Contoh-contoh
(1) Studi yang mempelajari saling hubungan antara skor pada test masuk
perguruan tinggi dengan indeks prestasi. (2) Studi secara analisis
faktor mengenai beberapa test kepribadian. Studi untuk meramalkan
keberhasilan belajar berdasarkan atas skor pada test bakat.
Ciri-ciri
(1) Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabelvariabel yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode
eksperimental atau tak dapat dimanipulasikan.

Lanjutan
(3) Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan
dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut. Hal ini berbeda
misalnya dengan pada penelitian eksperimental, yang dapat memperoleh
hasil mengenai ada atau tidak adanya efek tertentu.
(4) Penelitian korelasional mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Hasilnya cuma mengidentifikasikan apa
sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang ber
sifat kausal.
b. Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental,
penelitian korelasional itu kurang tertib-ketat, karena kurang melakukan
kontrol terhadap variabel-variabel bebas. c. Pola saling hubungan itu sering
tak menentu dan kabur. d. Sering merangsang penggunaannya sebagai
semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilihpilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.

Lanjutan

Langkah-langkah Pokok
(1) Definisikan masalah.
(2)
Lakukan penelaahan kepustakaan.
(3) Rancangkan cara pendekatannya:
a. Identifikasikan variabel-variabel vang relevan;
b. Tentukan subjeknia yang sebaik-baiknya;
c. Pilih atau susun alat pengukur yang cocok;
d. Pilih metode korelasional yang cocok untuk rnasalah yang sedang
digarap.
(4) Kumpulkan data.
(5) Analisis data yang telah terkumpul dan buat interpretasinya
(6) Tuliskan laporan.

Penelitian Kausal-Komparatif
(causal-comparative research)

Tujuan penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyalidiki kemungkinan


hubungan sebab-akibat dengan cara: berdasar atas pengamatan terhadap
akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab
melalui data tertentu. Hal ini berlainan dengan metode eksperimental yang
mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang dikontrol.
Contoh-contoh
(1) Penelitian mengenai faktor-faktor yang menjadi ciri-ciri pribadi yang
gampang dan tidak gampang mendapat kecelakaan dengan menggunakan
data yang berwujud catatan-catatan yang ada pada perusahaan asuransi.
(2) Penelitian untuk menentukan ciri-ciri guru yang efektif dengan
mempergunakan data yang berupa catatan mengenai sejarah pekerjaan
selengkap mungkin.

Lanjutan
Ciri-ciri Pokok
Penelitian kausal-komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan
setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat). Peneliti
mengambil satu atau lebih akibat (sebagai "dependent variables") dan
menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk
mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya.
Keunggulan-keunggulan
(1) Metode kausal-komparatif adalah baik untuk berbagai keadaan kalau
metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan:
(2) Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna
mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa,
dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan sejenis
dengan itu.

Lanjutan
(3) Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan
dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausalkomparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Kelemahan-kelemahan
(1) Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya
kontrol terhadap variabel bebas.

(2) Adalah sukar untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab


yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang
sedang diselidiki.
(3) Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan
kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk
menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks.

Lanjutan
(4) Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab
ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sehab pada kejadian
tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.
(5) Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan,
mungkin sukar untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
(6) Kenyataan bahwa dua, atau lebih, faktor saling berhubungan tidaklah
mesti memberi implikasi adanya hubungan sebab-akibat.
(7) Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya
golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan perbandingan,
menimbulkan persoalan-persoalan, karena kategori-kategori semacam itu
sifatnya kabur, bervariasi, dan tak mantap. Seringkali penelitian yang
demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang berguna.

Lanjutan
(8) Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek
secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai
kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel
bebas adalah sangat sukar.
Langkah-langkah Pokok
(1) Definisikan masalah.
(2) Lakukan penelaahan kepustakaan.
(3) Rumuskan hipotesis-hipotesis.
(4) Rumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis itu serta
prosedur-prosedur yang akan digunakan.
(5) Rancang cara pendekatannya:
a. Pilihlah subjek-subjek yang akan
digunakan serta sumbersumber yang relevan b. Pilihlah atau susunlah teknik yang
akan digunakan untuk mengumpulkan data;

Lanjutan
c. Tentukan kategori-kategori untuk mengklasifikasikan data yang jelas,
sesuai dengan tujuan studi, dan dapat menunjukkan kesamaan atau
saling hubungan.
(
6) Validasikan teknik untuk mengumpulkan data itu, dan interoretasikan
hasilnya dalam cara yang jelas dan cermat.
(7) Kumpulkan dan analisis data.
(8) Susun laporannya.

Penelitian Eksperimental-Sungguhan(trueexperimental research)


Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan
kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi
perlakuan dan memperbandingkan hasinya dengan satu atau lebih
kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Contoh
Penelitian untuk menyelidiki efek pemberian tambahan-makanan di sekolah
kepada murid-murid SD di suatu daerah dengan memperhatikan keadaan
sosial ekonomi orang tua dan taraf inteligensi.
Penelitian untuk menyelidiki efek program pencegahan penyalahgunaan
obat terhadap sikap murid-murid SLTP, dengan menggunakan kelompok
eksperimen (yang diperkenalkan dengan program itu), dan kelompok kontrol
(yang tidak diperkenalkan dengan program itu)

Lanjutan
Ciri-ciri experimental designs
(1) Menuntut pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi
eksperimental secara tertib-ketat, baik dengan kontrol atau manipulasi
langsung maupun dengan randomisasi (pengaturan secara rambang).
(2) Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai "garisdasar"
untuk dibandingkan dengan kelompok (kelompok-kelompok) yang dikenai
perlakuan eksperimental.
(3) Memusatkan usaha pada pengontrolan variansi:
(4) Internal validity adalah sine qua non untuk rancangan ini dan
merupakan tujuan pertama metode eksperimental. Pertanyaan yang perlu
dijawab adalah: Apakah manipulasi eksperimental pada studi ini memang
benar-benar menimbulkan perbedaan?

Lanjutan
(5) Tujuan ke dua metode eksperimental adalah external validity yang
menanyakan persoalan: Seberapa representatifkah penemuan-penemuan
penelitian ini dan seberapa jauh hasil-hasilnya dapat digeneralisasikan kepada
subjek-subjek atau kondisi-kondisi yang semacam?
6) Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua variabel penting
diusahakan agar konstan kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja
dimanipulasikan atau dibiarkan bevariasi.
(7) Walaupun cara pendekatan eksperimerital itu adalah yang paling kuat karena
cara ini memungkinkan untuk mengontrol variabel-variabel yang relevan, namun
cara ini juga paling restriktif dan dibuat-buat (artificial). Ciri inilah yang
merupakan kelemahan utama kalau metode ini dikenakan kepada manusia
dalam dunianva, karena manusia sering berbuat lain apabila tingkah lakunya
dibatasi secara artifisial, dimanipulasikan atau diobservasi secara sistematis atau
dievaluasi.

Lanjutan
Langkah-langkah Pokok
(1) Lakukan survai kepustakaan yang relevan bagi masalah yang akan digarap.
(2) Identifikasi dan definisikan masalah.
(3) Rumuskan hipotesis, berdasarkan atas penelaahan kepustakaan.
(4) Definisikan pengertian-pengertian dasar dan variabel-variabel utama.
(5) Susun rencana eksperimen:
a. Identifikasi bermacam-macam variabel yang relevan.
b. Identifikasi variabel-variabel non-eksperimental yang mungkin mencemarkan
eksperimen, dan tentukan bagaimana caranya mengontrol variabel-variabel
tersebut.
c. Tentukan rancangan eksperimennya.
d. Pilih subjek yang representatif bagi populasi tertentu, tentukan siapa-siapa yang
masuk kelompok kontrol dan siapasiapa yang masuk kelompok eksperimen.

Lanjutan
e. Terapkan perlakuan.
f. Pilih atau susun alat untuk mengukur hasil
eksperimen dan validasikan alat tersebut.
g. Rancangkan prosedur pengumpulan data, dan jika mungkin lakukan pilot atau
trial run test untuk menyempurnakan alat pengukur atau rancangan
eksperimennya.
h. Rumuskan hipotesis nolnya.
(6) Laksanakan eksperimen. (7) Aturlah data kasar itu dalam cara yang
mempermudah analisis selanjutnya; tempatkan dalam rancangan yang
memungkinkan memperhitungkan efek yang diperkirakan akan ada.
(8) Terapkan test signifikansi untuk menentukan taraf signifikansi hasilnya.
(9) Buatlah interpretasi mengenai hasil testing itu, berikan diskusi seperlunya, dan
tulislah laporannya.

Penelitian Eksperimental-Semu
(quasi-experimental research)
Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh
informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh
dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua
variabel yang relevan. Si peneliti harus dengan jelas mengerti kompromikompromi apa yang ada pada internal validity dan external validity
rancangannya dan berbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan
tersebut.
Contoh:
Berbagai penelitian mengenai berbagai problem sosial seperti kenakalan,
keresahan, merokok, jumlah penderita penyakit jantung, dan sebagainya,
yang didalamnya kontrol dan manipulasi tidak selalu dapat dilakukan.

Lanjutan

(1)

Ciri-ciri
Penelitian eksperimental-semu secara khas mengenai keadaan praktis, yang
didalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan
kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut. Si peneliti mengusahakan untuk
sampai sedekat mungkin dengan ketertiban penelitian eksperimental yang
sebenarnya, dengan hati-hati menunjukkan perkecualian dan keterbatasannya. Karena
itu, penelitian ini ditandai oleh metode kontrol parsial berdasar atas identifikasi secara
hati-hati mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi internal validity dan external
validity.
(2) Perbedaan antara penelitian eksperimental-sungguhan dan
penelitian eksperimental-semu adalah kecil, terutama kalau yang dipergunakan
sebagai subjek adalah manusia, misalnya dalam psikologi.
(3) Walaupun
penelitian tindakan dapat mempunyai status eksperimental-semu, namun seringkali
penelitian tersebut sangat tidak formal, sehingga perlu diberi kategori tersendiri. Sekali
rencana penelitian telah dengan sistematis menguji masalah validitas, bergerak
menjauhi alam intuitif dan penjelajahan (exploratory), maka permulaan metode
eksperimental telah mulai terwujud.

Penelitian Tindakan (action


research)
Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan
baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan
penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.
Tujuan
Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan
baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan
penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.
Contoh-contoh
Suatu program inservice training untuk melatih para
konselor bekerja dengan anak putus sekolah; untuk menyusun program pen
jajagan dalam pencegahan kecelakaan pada pendidikan pengemudi; untuk
memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan teknologi moderen
atau metode menanam padi yang inovatif.

Lanjutan

Langkah-langkah Pokok
Langkah-langkah pokok dalam melaksanakan penelitian eksperimensemu adalah sama dengan langkah-langkah dalam melakukan
penelitian eksperimental-sungguhan, dengan pengakuan secara teliti
terhadap masing-masing keterbatasan dalam hal validitas internal dan
eksternal.

Lanjutan
Ciri-ciri

(1) Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
(2) Menyediakan rangka-kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan
perkembangan-perkembangan baru, yang lebih baik daripada cara pendekatan
impresionistik dan fragmentaris. Cara penelitian ini juga empiris dalam artian bahwa
penelitian tersebut mendasarkan diri kepada observasi aktual dan data mengenai
tingkahlaku, dan tidak berdasar pada pendapat suhjektif yang didasarkan pada
pengalaman masa lampau.
(3) Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama masa
penelitiannya dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on-the spot experimentation
dan inovasi.
(4) Walaupun berusaha supaya sistematis, namun penelitian tindakan kekurangan
ketertiban ilmiah, karenanva validitas internal dan eksternalnva adalah lemah. Tujuannya
situasional, sampelnya terbatas dan tidak representatif, dan kontrolnya terhadap variabel
bebas sangat kecil. Karena itu, hasil-hasiinya walaupun berguna untuk dimensi praktis,
namun tidak secara langsung memberi sumbangan kepada ilmunya.

Lanjutan
Langkah-langkah Pokok
(1) Definisikan masalahnya atau tetapkan tujuannya. Apa yang kiranya memerlukan
perbaikan atau yang mungkin berkembang sebagai keterampilan baru atau cara
penyelesaian baru.
(2) Lakukan penelaahan kepustakaan untuk mengetahui apakah orang-orang lain telah
menjumpai masalah yang sama atau telah mencapai tujuan yang berhubungan dengan
yang akan dicapai dalam penelitian itu. (3) Rumuskan hipotesis atau strategi pendekatan,
dengan menyatakannya dalam bahasa yang jelas, spesifik.
4) Aturlah research setting-nya dan jelaskan prosedur serta kondisi-kondisinva. Apakah
hal-hal khusus yang akan dikerjakan dalam usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan?
(5) Tentukan kriteria evaluasi, teknik pengukuran, dan lain-lain sarana untuk mendapatkan
umpan-balik yang berguna.
(6) Analisis data yang terkumpul, dan evaluasi hasilnya.
(7) Tuliskan laporannya.

Penelaahan Kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari
teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan
landasan teoretis bagi penelitian yang akan dilakukan itu. Landasan ini
perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan
bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).
Untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal yang disebutkan di
atas itu orang harus melakukan penelaahan kepustakaan.
Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu (a) sumber acuan umum, dan (b) sumber acuan khusus.
Teori-teori dan konsep-konsep pada umumnya dapat diketemukan dalam
sumber acuan umum, yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks,
ensiklopedia, monograp, clan sejenisnya.

Lanjutan
Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan bagi masalah yang sedang digarap. Hasil-hasil
penelitian terdahulu itu pada umumnya dapat diketemukan dalam sumber
acuan khusus, yaitu kepustakaan yang berwujud jurnal, buletin penelitian,
tesis, disertasi, dan lain-lain sumber bacaan yang memuat laporan hasil
penelitian.
Dalam pada itu perlu diingat bahwa dalam mencari sumber bacaan itu
orang perlu pilih-pilih (,selektif), artinva tidak semua yang diketemukan
lalu ditelaah. Dua kriteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber
bacaan itu ialah (a) prinsip kemutakhiran (recency), dan (b) prinsip
relevansi (relevance).

Lanjutan
Kecuali untuk penelitian historis, perlu dihindarkan penggunaan sumher
bacaan yang sudah "lama" dan dipilih sumber yang lebih mutakhir. Sumber
yang telah "lama" mungkin memuat teori-teori atau konsep-konsep yang sudah
tidak berlaku lagi.
karena kebenarannya telah dibantah oleh teori yang lebih baru atau hasil
penelitian yang lebih kemudian. Di samping sumber itu harus mutakhir, juga
harus relevan bagi masalah yang sedang digarap. Seleksi berdasarkan kriteria
relevansi ini terutama jelas pada sumber acuan khusus. Jadi, hendaklah dipilih
sumber-sumber yang berkaitan langsung dengan masalah yang sedang diteliti.
Penyusunan landasan teoretis tidak akan produktif sebelum bahannya cukup
banyak. Karena itu perlu lebih dahulu dibaca banyakbanyak sumber-sumber
bacaan, baru kemudian ditelaah, dibanding-bandingkan, lalu diambil
kesimpulan-kesimpulan teoretis.

Lanjutan
Supaya hasil pembacaan itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, perlulah
hal tersebut direkam (dicatat) dengan cara yang mudah pemanfaatannya.
Informasi mana yang perlu dicatat, tidak ada aturan umumnya.
Tentang cara pencatatannya, pada umumnya mengikuti salah satu dari dua
sistem, yaitu (a) sistem kartu, dan (b) sistem lembaran atau sistem kuarto.
Dewasa ini, dengan tersedianya komputer, perekam hasil bacaan itu didalam
komputer mungkin merupakan pilihan yang tepat. Dari informasi-informasi
yang telah terkumpul sebagai hasil kegiatan membaca itulah peneliti
melakukan penelaahan lebih lanjut terhadap masalah yang digarapnya.
Di dalam kesimpulan-kesimpulan teoretis itu peneliti harus mengidentifikasi
hal-hal atau faktor-faktor utama yang akan digarap dalam penelitiannya.
Faktor-faktor inilah yang akan menjadi variabel-variabel yang akan digarap
dalam penelitiannva.

Lanjutan
Di dalam kesimpulan-kesimpulan teoretis itu peneliti harus
mengidentifikasi hal-hal atau faktor-faktor utama yang akan digarap dalam
penelitiannya. Faktor-faktor inilah yang akan menjadi variabel-variabel
yang akan digarap dalam penelitiannva.
Peramuan ini penting, karena di situlah letak mutu sistem pemikiran
teoretis si peneliti. Penyatuan hasil-hasil bacaan secara kronologis dan
kompilatif saja tidak cukup. Hasil-hasil itu harus diramu berdasarkan suatu
garis pemikiran yang konsisten. Garis pemikiran inilah yang melandasi
kesimpulan-kesimpulan teoretis yang menjadi dasar hipotesis penelitian.

Perumusan Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dalam
rangkaian langkah-langkah penelitian, hipotesis itu merupakan
rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari
penelaahan kepustakaan.
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian vang secara
teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
.Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan
mengenai populasi yang akan diuji kebenarannva berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis merupakan
pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuj melalui statistik
sampel.

Lanjutan
Secara implisit, hipotesis itu juga menyatakan prediksi. Misalnya hipotesis
yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dari sistematis antara
nilai ujian masuk dan prestasi belajar mengandung prediksi bahwa
mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai nilai ujian masuk tinggi juga
akan mempunyai indeks prestasi belajar tinggi.
Taraf ketepatan prediksi itu akan sangat tergantung kepada taraf
kebenaran dan taraf ketepatan landasan teoretis yang mendasarinya.
Dasar teori yang kurang sehat (sound) akan melahirkan hipotesis yang
prediksinya kurang tepat, dan sebaliknya Dari uraian ini ternyata pula
betapa perlunya penelaahan kepustakaan itu dilakukan secara
bersungguh-sungguh, agar dapat ditegakkan landasan teori yang
diperlukan.

Lanjutan
Bagaimana cara orang merumuskan hipotesis itu tidak ada aturan
umumnya. Namun, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: (a)
hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel: atau lebih;
(b) hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau
pernyataan; (c) hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat;
(d) hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin
mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
Secara garis besar, hipotesis-hipotesis yang isi dan rumusannya
bermacam-macam itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a)
hipotesis tentang hubungan, dan (b) hipotesis tentang perbedaan.
Hipotesis tentang hubungan, yaitu hipotesis yang menyatakan tentang
saling-hubungan antara dua variabel atau lebih, mendasari berbagai
penelitian korelasional.

Lanjutan
Hipotesis tentang hubungan, yaitu hipotesis yang menyatakan tentang
saling-hubungan antara dua variabel atau lebih, mendasari berbagai
penelitian korelasional. Hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang
menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang
berbeda-beda. Perbedaan itu seringkali karena pengaruh perbedaan yang
terdapat pada satu atau lebih variabel yang lain. Hipotesis tentang
perbedaan itu mendasari berbagai penelitian komparatif.

Identifikasi, Klasifikasi, dan Pemberian


Definisi Variabel-variabel
Mengidentifikasikan Variabel
Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian.
Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang
berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentukan oleh
landasan teoretisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannva.
Karena itu apabila landasan teoretisnya berbeda, variabel-variabel
penelitiannva juga akan berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek
pengamatan akan ditentukan oleh sofistikasi rancangan penelitiannva.
Makin sederhana sesuatu rancangan penelitian, akan melibatkan
variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya, dan sebaliknya.
a.

Lanjutan
Misalnya, hipotesis tentang perbedaan pengaruh metode diskusi dan
metode ceramah terhadap prestasi belajar hanya melibatkan dua variabel
utama, yaitu metode mengajar dan prestasi belajar. Jumlah variabel
utama itu akan bertambah kalau peneliti juga mempertimbangkan
peranan IQ dan jenis kelamin. Padahal yang terakhir itu ada empat
variabel yang dilibatkan dalam penelitian, jadi sofistikasinya lebih tinggi.
Kecakapan mengidentifikasikan variabel penelitian adalah keterampilan
yang berkembang karena latihan dan pengalaman. Kecuali dengan
melakukan penelitian, keterampilan ini juga dapat dikembangkan melalui
kegiatan-kegiatan seminar mengenai usulan penelitian. Partisipasi secara
aktif dalam kegiatan-kegiatan seminar yang demikian itu akan
mempercepat berkembangnya keterampilan itu.

Lanjutan
b. Mengklasifikasikan Variabel
Variabel-variabel vang telah diidentifikasikan perlu diklasifikasikan, sesuai dengan jenis
dan peranannya dalam penelitian. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat
pengambil data apa yang akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk
direrapkan. Berkaitan dengan proses kuantifikasi, data biasa digolongkan menjadi empat
jenis, yaitu
(a)Variabel nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan;
variabel ini bersifat deskrit dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu
dan kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan.
(b)Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut
tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu di
bawahnya diberi angka 3, dan di bawahnya lagi diberi angka 4, dan seterusnya. Contoh:
hasil perlombaan inovatif produktif di antara para mahasiswa, ranking mahasiswa dalam
sesuatu mata-kuliah, ranking dalam sesuatu perlombaan mengarang, dan sebagainya.

Lanjutan
(c) Variabel interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di
dalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang
sama. Contoh variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap
sesuatu program dinyatakan dalam skor, penghasilan, dan sebagainya.
(d) Variabel ratio, adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai
nol mutlak. Di dalam penelitian, terlebih-lebih dalam penelitian di bidang
ilmu-ilmu sosial, orang jarang menggunakan variabel ratio.
c. Merumuskan Definisi Operasional Variabel-variabel
Setelah variabel-variabel diidentifikasikan dan diklasifikasikan, maka
variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional.
Penyusunan definisi operasional ini perlu, karena definisi operasional itu
akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok untuk digunakan.

Lanjutan
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal
yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati
atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka
kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang
serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji
kembali oleh orang lain.
Menyusun deflnisi operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam,
yaitu (a) yang menekankan kegiatan (operation) apa vang perlu dilakukan,
(b) yang menekankan bagaimana kegiatan (operation) itu dilakukan, dan
(c) yang menekankan sifat-sifat statis hal yang didefinisikan.

Pemilihan atau Pengembangan Alat


Dalam sesuatu penelitian, alat pengambil data (instrument) menentukan
Pengambil
Data
kualitas data yang dapat dikumpulkan dan kualitas data itu menentukan
kualitas penelitiannva. Karena itu alat pengambil data itu harus
mendapatkan penggarapan yang cermat .
Agar data penelitian mempunyai kualitas yang cukup tinggi, maka alat
pengambil datanya harus memenuhi syarat-syarat sebagai alat pengukur
yang baik. Syarat-syarat itu ialah (a) reliabilitas atau keterandalan, dan (b)
validitas atau kesahihan. Di samping kedua syarat tersebut suatu alat
pengukur akan memberikan data yang lebih baik kualitasnya kalau
memenuhi syarat keterbakuan.
Kedua syarat yang pertama itu harus terpenuhi sampai pada taraf yang
memadai, sedangkan syarat yang ketiga dapat tidak dipenuhi.

Lanjutan
Reliabilitas sesuatu alat pengukur menunjukkan keajegan hasil pengu
kuran sekiranya alat pengukur yang sama itu-digunakan oleh orang yang
sama dalam waktu yang berlainan atau digunakan oleh orang yang
berlainan dalam waktu yang bersamaan atau dalam waktu yang berlainan.
Reliabilitas ini secara implisit juga mengandung objektivitas, karena hasil
pengukuran tidak terpengaruh oleh siapa pengukurnya. Validitas atau
kesahihan menunjuk kepada sejauh mana alat pengukur itu mengukur
apa yang dimaksudkan untuk diukur. Untuk menjamin kualitas data yang
dikumpulkannya, seorang peneliti harus terlebih dahulu memperoleh
keyakinan bahwa alat pengambil datanya (alat pengukurnya) mempunyai
reliabilitas dan validitas yang memadai.
Untuk memperoleh keyakinan ini dia harus menguji alat pengambil data
tersebut.

Lanjutan
Pemilihan Alat Pengambil Data
Keputusan mengenai alat pengambil data mana yang akan digunakan terutama
ditentukan oleh variabel yang akan diamati atau diambil datanya. Dengan kata lain,
alat yang digunakan harus disesuaikan dengan variabelnya. Pertimbangan
selanjutnya adalah pertimbangan dari segi kualitas alat, yaitu dari segi taraf
reliabilitas dan validitas. Pertimbangan-pertimbangan lain biasanya dari sudut
praktis, misalnya besar-kecilnya biaya, macam kualifikasi orang yang harus
menggunakannya, mudah-sukarnya menggunakan alat tersebut, dan sebagainya.
b. Pengembangan alat Pengambil Data
Dalam penelitian-penelitian di lingkungan Ilmu Pengetahua Alam, seringkali alat
pengambil data itu telah tersedia. Tetapi, tidak demikian halnya penelitian-penelitian
dalam lingkungan Ilmu Pengetahuan Sosial. Para peneliti dalam Ilmu-ilmu Sosial
acapkali, bahkan hampir selalu, harus mengembangkan sendiri-atau setidaktidaknya mengadaptasikan--alat pengambil data yang akan digunakannya.
a.

Lanjutan
Jika peneliti mengembangkan sendiri atau mengadaptasikan alat
pengambil datanya, dia harus melakukan penelitian uji-coba untuk
memperoleh keyakinan tentang kualitas alat pengambil data yang
dikembangkan atau diadaptasikannya itu, sebelum benar-benar
digunakan pada penelitian yang sebenarnya.

Penyusunan Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian juga didiktekan oleh variabel-variabel penelitian
yang telah diidentifikasi serta oleh hipotesis yang akan diuji
kebenarannya. Dalam menentukan rancangan penelitian yang mana yang
aka digunakan, perlu sekali selalu diingat bahwa seluruh komponen
penelitian itu harus terjalin secara serasi dan tertib.

Lanjutan
Kemampuan untuk memilih rancangan penelitian ini juga berkembang
karena latihan dan pengalaman. Membaca, berpartisipasi dalam seminar
mengenai usulan penelitian atau laporan penelitian, melakukan simulasi,
akan merupakan cara-cara vang sangat memvtu mengembangkan
kemampuan menentukan rancangan penelitian itu.
Pada umumnva, rancangan penelitian itu sekaligus juga merupakan
rancangan analisis data. Di samping itu, penentuan sampel juga sudah
diberi arah oleh rancangan penelitian.

Lanjutan
Penentuan Sampel
Karena berbagai alasan, tidak semua hal yang ingin dijelaskan atau
diramalkan atau dikendalikan dapat diteliti. Penelitian ilmiah boleh
dikatakan hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari
hal-hal yang sebenarnya mau diteliti. Jadi penelitian hanya dilakukan
terhadap sampel, tidak terhadap populasi. Namun kesimpulankesimpulan penelitian mengenai sampel itu akan dikenakan atau
digeneralisasikan terhadap populasi. Generalisasi dari sampel ke
populasi ini mengandung risiko bahwa akan terdapat kekeliruan atau
ketidaktepatan, karena sampel tidak akan mencerminkan secara tepat
keadaan populasi. Makin tidak sama sampel itu dengan populasinya,
maka makin besarlah kemungkinan kekeliruan dalam generalisasi itu.

Lanjutan
Karena hal yang demikian itulah maka teknik penentuan sampel itu
menjadi sangat penting peranannya dalam penelitian. Berbagai teknik
penentuan sampel itu pada hakikatnya adalah cara-cara untuk
memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat
dicapai kalau diperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang
benar-benar mencerminkan populasinya.
Di antara berbagai teknik penentuan sampel yang dianggap paling baik
adalah penentuan sampel secara rambang (random sampling). Kebaikan
teknik ini tidak hanya terletak pada teori yang mendasarinva, tetapi juga
pada bukti-bukti empiris
Di dalam penentuan sampel secara rambang semua anggota populasi,
secara individual atau secara kolektif diberi peluang yang sarna untuk
menjadi anggota sampel.

Lanjutan
Dalam penelitian terhadap sampel, ciri represerataveness sampel itu tidak
pernah dapat dibuktikan, melainkan hanya lapat didekati secara
metodologis melalui parameter-parameter yang diketahui dan diakui baik
secara teoretis maupun secara eksperimental. Ada empat parameter yang,
biasa dianggap menentukan representativeness sesuatu sampel, yaitu (a)
variabilitas populasi, h) besar sampel, (c) teknik penentuan sampel, dan
(d) kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.
Variabilitas populasi. Dari keempat parameter tersebut di atas itu
variabilitas populasi merupakan hal yang sudah "given", artinya peneliti
harus menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur atau
memanipulasikannva. Ketiga parameter yang lain tidak demikian halnya;
peneliti dapat mengatur atau memanipulasikannva untuk meningkatkan
taraf representativeness sampel.

Lanjutan
Besar sampel. Makin besar sampel yang diambil akan makin tinggi taraf
representativeness sampelnya. Ketentuan ini berlaku selama populasinya
tidak homogen secara sempurna. Jika populasinya homogen secara
sempurna, besar sampel tidak mempengaruhi taraf representatifnva
sampel. Untuk populasi yang demikian itu sampel cukup kecil saja.
Teknik penentuan sampel. Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan
sampel, akan makin tinggilah tingkat representatif sampelnya. Ketentuan
ini juga hanya berlaku selama populasinya tidak homogen secara
sempurna. Jika populasinya homogen secara sempurna rambang sama
sekali tidak diperlukan.
Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi. Makin lengkap ciri-ciri
populasi yang dimasukkan ke dalam sampel, akan makin tinggi tingkat
representatifnva sampel.

Lanjutan
Dalam analisis kekeliruan dalam generalisasi dari sampel ke populasi itu
disebut kekeliruan baku atau galat baku (standard error). Dasar teoretis
yang digunakan untuk memperkirakan kekeliruan baku itu ialah teori
probabilitas. Sampel-sampel tunduk kepada hukum probabilitas,
demikian pula harga-harga yang diperoleh dari sampel. Interpretasi
kekeliruan baku itu adalah sama dengan interpretasi harga-harga lain
yang menggunakan tabel probabilitas.

Pengumpulan Data
Seperti telah disebutkan, kualitas data ditentukan oleh kualitas alat
pengambil data atau alat pengukurnya. Kalau alat pengambil datanya
cukup reliabel dan valid, maka datanya juga akan cukup reliabel dan
valid.

Lanjutan
Namun masih ada satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan, yaitu kualifikasi
si pengambil data. Beberapa alat pengambil data mensyaratkan kualifikasi
tertentu pada pihak pengambil data. Misalnya, beberapa test psikologis tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang. Beberapa alat laboratorium juga
menuntut dasar pendidikan dan pengalaman tertentu untuk dapat
mempergunakannya secara benar. Pers,yaratan ini harus dipenuhi oleh
peneliti; jika tidak, mungkin reliabilitas dan validitas data yang terkumpul
akan terganggu.
Pada umumnya setiap alat atau metode pengambilan data mempunyai
panduan pelaksanaan. Panduan ini harus sejak awal dipahami oleh peneliti,
dan dalam hal peneliti menggunakan jasa orang lain untuk mengumpulkan
data, si peneliti harus mempunyai cara untuk memperoleh keyakinan bahwa
pengambilan data itu telah dilaksanakan menurut prosedur yang
seharusnya.

Lanjutan
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang terkumpul lalu diolah. Pertama-tama data itu diseleksi atas
dasar reliabilitas dan validitasnya. Data yang rendah reliabilitas dan
validitasnva, data vang kurang lengkap digugurkan atau dilengkapi
dengan substitusi. Selanjutnya data yang telah lulus dalam seleksi itu
lalu diatur dalam tabel, matriks, dan lain-lain agar memudahkan
pengolahan selanjutnva. Kalau mungkin pada penyusuna tabel yang
pertama itu dibuat tabel induk (master tabby) Jika tabel induk itu dapat
dibuat, maka langkah-langkah selanjutnya akan Iebih mudah
dikerjakan, karena perhitungan-perhitungan dan analis dapat
dilakukan berdasarkan tabel induk itu.

Lanjutan
Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam
penelitian. Peneliti harus memastikan pola analisis mana yang akan
digunakannya, apakah analisis statistik ataukah analisis non-statistik.
Pemilihan ini tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Analisis
statistik sesuai dengan data kuantitatif atau data yang dikuantifikasikan,
yaitu data dalam bentuk bilangan, sedang analisis non-statistik sesuai untuk
data deskriptif atau data textular. Data deskriptif sering hanya dianalisis
menurut isinva, dan karena itu analisis macam ini juga disebut analisis isi
(content analysis).
Untuk analisis statistik, model analisis yang digunakan harus sesuai dengan
rancangan penelitiannva. Dan hal ini seperti telah disebutkan, ditentukan
oleh hipotesis yang akan diuii dan tujua penelitian. Jenis-jenis data yang
dianalisis juga ikut menentuka model analisis mana yang tepat untuk
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai