Anda di halaman 1dari 69

ETIKA PROFESI

Oleh :
drg. Soetomo Nawawi, DPHDent., Sp.
Perio (K)
1

Etika profesi
Merupakan mata kajian mengenai moralitas
refleksi terhadap moral secara sistematis
dan hati-hati serta analisis
terhadap keputusan moral dan perilaku
baik pada masa lampau, sekarang dan mendatang
Norma-norma/ nilai-nilai pola tingkah laku
Sesuatu yang baik/ layak
Prinsip moral/ asas-asas akhlak yang diikuti
2

Etika profesi
Melatih kepekaan dokter

lanjutan

Hati nurani
Refleksi pengembangan etika diri
Bingkai etika kepercayaan
Inti etika adalah terhadap pasien

Etika adalah bagaimana mengetahuinya


Moralitas adalah bagaimana melakukannya
Dimensi nilai dari keputusan dan tindakan yang
dilakukan manusia

Etika kedokteran suatu cabang dari etika yang


berhubungan dengan masalah moral yang timbul dalam
praktek kedokteran

Bioetika berhubungan dengan masalah moral yang muncul


karena perkembangan ilmu pengetahuan biologi yang umum
Tidak memerlukan penerimaan nilai tradisi tertentu
Etika kedokteran berkaitan dengan :
hak asasi manusia
nilai inti pengobatan terutama :
belas kasih
Kompeten
otonomi.
5

Siapa yang menentukan tindakan


itu etis?
Pandangan masyarakat liberal/ kebebasan menentukan
pilihan
Pandangan keluarga, kesejawatan, agama
Media, budaya, sumber eksternal lain
Pandangan masyarakat tradisional
Pengaruh pimpinan agama, politik
6

Pandangan profesi, khususnya


kedokteran?
Dokter mengembangkan standar etika
WMA menetapkan pernyataan standar etika
Tantangan pada hukum yang berlaku dimana dokter
berada
Pengaruh ajaran agama terhadap kewajiban khusus
dokter
7

Pandangan profesi, khususnya kedokteran?


lanjutan

Pengaruh stake holder yang dilibatkan dalam penetapan standar


etika di beberapa negara

Tanggung jawab yang berbeda dalam profesi kesehatan (dokter)


kadang dapat saling bertentangan satu sama lain.

Kemajuan teknologi modern dapat memicu konflik dalam


pengambilan keputusan terhadap etika kedokteran

Di indonesia kebijakan peraturan yang ada dapat juga


menimbulkan konflik dengan etika kedokteran

Bagaimana memutuskan etis?


Setiap orang bertanggung jawab pada diri sendiri
Cara implementasi tindakan etis
Tergantung situasi yang dihadapi
Adakah petunjuk pelaksanaan

Apakah ada pendekatan


rasional ?
Deontologi/ Kantianisme
Pencarian aturan-aturan yang baik
(perlakuan menarik secara sama)
Pendekatan agamis (manusia ciptaan Tuhan)
Pendekatan religius (manusia ber GEN sama)
Diterapkan dalam situasi ilmiah
10

Deontologi/ Kantianisme lanjutan


Mengerjakan sesuatu sesuai dengan pekerjaan yang harus dilakukan
Dikembangkan oleh Immanuel Kant 18 abad yang lalu
Dalam merawat seseorang tidak harus sampai akhir, namun perawatan
ditentukan oleh mereka sendiri, dalam merawat penderita bersikap
bahwa penderita adalah seorang manusia dalam kondisi benar,
walaupun hasil akhir akan lebih menguntungkan orang banyak
(Kantianisme berargumen bahwa membunuh satu orang untuk
menyelamatkan seribu orang adalah tidak dapat diterima karena
akan berarti bahwa satu orang dinyatakan dalam keadaan yang
tidak benar)

11

Konsekuensialisme/
Utilitarianisme
Cara analisis terhadap konsekuensi hasil
pilihan/ tindakan
Tindakan yang benar akan menghasilkan
yang terbaik
Penerapan metode utilitarianisme dalam
menentukan pilihan yang terbaik
12

Konsekuensialisme/
Utilitarianisme

Out come mempertimbangkan :


cost effectiveness
kualitas hidup
(quality adjusted life years)

(disability adjusted life years)


mengesampingkan prinsip-prinsip
hasil yang didapat akan membenarkan cara yang ditempuh
hak manusia dapat dikorbankan demi kepentingan tujuan
sosial (operasi tumor wajah, diambil semua atau tidak ?)

13

Konsekuensialisme/
Utilitarianisme lanjutan
Mengerjakan sesuatu sesuai dengan konsekuen yang
terbaik
Tindakan benar akan memberikan hasil yang terbaik
Hasil dan keuntungan yang diharapkan akan memenuhi
kebutuhan individual dan masyarakat
(Utilitarians berargumen bahwa membunuh satu orang
dapat diterima untuk menyelamatkan kehidupan dari
seribu orang)
Dikembangkan oleh Jeremy Bentham dan John Stuart
Mill 19 abad yang lalu
14

Prinsiplisme
Menggunakan prinsip-prinsip etik
Menentukan yang benar dalam kasus dengan prinsip
etik tanpa meninggalkan aturan dan konsekuensi
yang timbul
Berkembang di Amerika
Prinsip dasar adalah penghargaan otonomi, berbuat
baik berdasar kepentingan terbaik pasien, tidak
melakukan tindakan yang menyakiti pasien,
berkeadilan
15

Etika budi pekerti


Berfokus pada karakter pengambilan keputusan
Tercermin dari perilaku pengambil keputusan
Belas kasih, kejujuran, bijak, dedikasi
Berprinsip pada nilai moral yang unggul

16

Deontologi, Konsekuensialisme,
Prinsiplisme dan Etika budi pekerti : punya
kelebihan dan kekurangan

Proses yang dapat diambil :


1. Masalah yang dihadapi apakah masalah etis
2. Konsultasikan dengan sumber-sumber kewenangan
- Kode etik
- Kebijakan ikatan profesi
- Kolega lain
Apakah masalah tersebut pernah dihadapi; Bagaimana
solusinya

17

Deontologi, Konsekuensialisme, Prinsiplisme dan Etika


budi pekerti : punya kelebihan dan kekurangan
lanjutan

3. Pertimbangkan solusi alternatif berdasarkan prinsip,


nilai yang dipegang serta konsekuensinya
4. Diskusikan usulan solusi dengan siapa solusi akan
berpengaruh
5. Tentukan keputusan, lakukan tiindakan dengan
memperhatikan orang lain yang terpengaruh
6. Evaluasi keputusan yang diambil dan bersiap untuk
bertindak berbeda pada kesempatan lain
18

Rights/ Hak
Rights are flip side of duties (hak adalah bagian lain dari

suatu tugas)
Mendasarkan pada hak asasi manusia
Anda tidak berhak membunuh seseorang karena akan

menimpa atas hak hidupnya


Beberapa keadaan dipertimbangkan sebagai dasar hak

asasi manusia dan memperoleh proteksi legal


19

Virtue ethics/ Etik yang baik


Berbeda dengan deontologist maupun utilitarians yang
berdasar pada what should I do, namun what should I
be (How should I live)
Sangat penting jadi orang baik sebab baik adalah sesuatu hal
diantara dua ekses
Misal : keberanian adalah baik karena menimbulkan
keseimbangan antara sikap pengecut dan membabi buta
Sukar diterjemahkan ke dalam aturan atau code of conduct
Penting pada pelatihan kedokteran agar anda dapat berpikir
pengajar anda dokter yang baik atau buruk
20

Feminist Ethics
Kritik terhadap institusi sosial yang menguntungkan
pria dan tidak menguntungkan wanita
Memahami relasi gender dan meninggalkan bias
pada pria
Menegaskan aturan dan kepentingan suatu etika
perawatan yang menekankan emosi dan hubungan
interpersonal daripada alasan objektif dan logik

21

Narrative Ethics
Mendasarkan pada kehidupan manusia
sebagai konteks individual
diperhitungkan bila determinasi secara
etis betul atau salah

22

CASES AND CASUISTRY

23

DEFINISI
Casuistry merupakan interpretasi persoalanpersoalan moral menggunakan prosedur
yang berdasarkan paradigma dan analogi,
menghasilkan formulasi opini ahli mengenai
eksistensi dan kekuatan dari kewajiban
moral tertentu yang terangkai dalam
peraturan-peraturan yang bersifat umum
tapi tidak universal karena interpretasi
tersebut dianggap baik dengan ketentuan
hanya dalam kondisi yang khusus dari aksi
pelaku dan keadaan (Downie, 2006)
24

Casuistry adalah :
1. Proses menentukan benar salahnya
tindakan atau hati nurani melalui
analisa kasus yang menggambarkan
peraturan etika umum
2. Kemampuan menerapkan hukum moral
umum pada sebagian kasus

25

Casuistry merupakan suatu istilah


mengenai berbagai bentuk pertimbangan
berdasaarkan kasus (case-based) dengan
hukum dan etika.
Casusitry bukanlah suatu pertimbangan
yang kaku berdasarkan asas (principle
based)
Judgement of right and wrong by
reference of theories, social convention,
etc, / often with false but clever reasoning,
false but clever argument used in this way.
26

CASUISTRY MOERN DI BIDANG


KEDOKTERAN
BIOETHICS:
Penelitian mengenai implikasi etika dan
moral pada penemuan biologi dan
kemajuan biomedis seperti genetika
dan obat-obatan termasuk didalamnya
ilmu kedokteran umum dan kedokteran
gigi
27

Case-based Method
Melibatkan masalah paling dasar
Pendekatan induktif pada keputusan etik
Metoda pendekatan pada keputusan etik tentang
apa yang dikerjakan pada kasus spesifik
Lebih memperhatikan ke moral diagnosis
Kurang memperhatikan identifikasi gambaran yang
relevan suatu kasus sebab kurangnya materi/ isi
Mendasarkan berpikir secara moral terhadap
perbandingan kasus dan analogi tapi kurang dalam
permulaan premises moral
28

KASUS-KASUS CASUISTRY
DISKRIMINASI PASIEN PENDERITA AIDS
(ODHA)
Penolakan perawatan sering datang dari
dokter gigi
Salahnya pemahaman mengenai penularan
AIDS yang dikira sangat mudah
Prosedural sebelum ODHA mencabutkan gigi
sangat panjang dan dirasa tidak perlu :
rontgen, periksa penyakit dalam, tes paru,
tes darah.
29

Meningkatnya jumlah pasien yang ingin


dirawat ortho menyebabkan sejumlah
dokter gigi yang tidak memiliki
spesialisasi ortho tapi memiliki
ketrampilan dan pengetahuan untuk
merawat pasien.
Gigi pulpitis pasien sakit dan minta
giginya dicabut, padahal manurut
prosedur gigi tersebut masih bisa
dirawat Endo. Apa yang harus
dilakukan seorang dokter gigi??
30

Penolakan pasien ASKES di poli


gigi :
RSUD di Bengkulu Selatan, sejak 10
Agustus 2007 menolak pasien
penerima Askes/ Askeskin.
Adanya polemik antara pihak RSUD
dan pihak Askes.

31

Personal Beliefs and Medical Practice


(PBMP)
Dari konsil kedokteran umum yang berisi
tuntunan dengan tujuan menetapkan asas-asa
untuk kasus-kasus dimana pasien meminta
perawatan yang tidak ingin dilakukan seorang
dokter.
Terdiri dari 2 asas :
1. Dokter tidak boleh mendiskriminasi pasien
berdasarkan SARA
2. Ada perbedaan antara Personal Beliefs (keyakinan
pribadi dokter keyakinan dan nilai-nilai moral)
dan penilaian dan pengetahuan klinis dokter.
32

Apakah Ada Pendekatan Non


Rasional
Kepatuhan
dipengaruhi oleh struktur kepangkatan
moralitas mengikuti aturan/perintah penguasa
persetujuan pelaku diabaikan

Imitasi
Penilaian orang lain sebagai acuan/ panutan tanpa
melihat nilai kebenaran
Moralitas mengikuti contoh panutan
Observasi, melakukan asimilasi sesuai nilai yang
digambarkan konsultan seniornya

33

Apakah Ada Pendekatan Non


Rasional
lanjutan
Perasaan atau kehendak
Moralitas disesuaikan dengan keadaan

individu
Pendekatan subjektif terhadap keputusan
Dianggap benar apa yang dirasakan benar
Dapat memuaskan kehendak seseorang
Dianggap salah apa yang dirasakan salah
Tidak sesuai dengan kehedak seseorang

34

Apakah Ada Pendekatan Non


Rasional
lanjutan

Intuisi

Persepsi terbentuk segera untuk


bertindak

Merupakan kehendak subjektif

Intuisi bergerak atas pemikiran

Kehendak bergerak atas keinginan

Intuisi lebih mendekati rasional daripada


kepatuhan, imitasi, perasaan, kehendak

Merupakan pemikiran sesaat

35

Apakah Ada Pendekatan Non


Rasional
lanjutan
Kebiasaan
Metode yang efisien dalam mengambil keputusan
Tidak memerlukan pengulangan terhadap proses
pembuatan keputusan terhadap masalah yang
sama
Outcome negatif bila ada kebohongan
Outcome positif bila jujur (kasus yang sama dapat
berbeda dalam keputusan)
36

Landasan Etika Kedokteran


Sumpah Hippocrates (460 377 SM)
Menghormati guru identik dengan orangtua
Rela membagikan ilmu kepada anak guru tanpa

imbalan
Anak guru identik saudara kandung
Meneruskan ilmu pengetahuan kepada mereka

yang mengabdi kepada ilmu pengobatan


Mengutamakan penderita
37

lanjutan

Landasan Etika Kedokteran

Sumpah Hippocrates (460 377 SM)


Mengutamakan penyembuhan daripada
pembunuhan (memberi obat yang mematikan
dan pengguguran kandungan)
Merawat sesuai kemampuan dan merujuk bila
perlu
Menghormati sesama (wanita, hamba sahaya, dll)
Merahasiakan yang diketahui tentang kehidupan
seseorang
Bersumpah untuk mempraktekkan keilmuannya
dengan benar
38

Deklarasi Geneva
(1948; WMA, Sydney 1968)
Merupakan lafal sumpah Dokter
Membaktikan hidup untuk kemanusiaan
Menghormati guru
Menjalankan tugas sesuai hati nurani dengan cara
terhormat
Mengutamakan kesehatan penderita
Merahasiakan hal-hal yang diketahui tentang
penderita
39

Deklarasi Geneva
(1948; WMA, Sydney 1968)
Merupakan lafal sumpah Dokter
lanjutan

Menjaga martabat/ tradisi luhur kedokteran


Teman sejawat ~ saudara kandung
Tidak bergantung kepada keagamaan,

kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian,


kedudukan sosial
Menghormati hidup insani mulai saat pembuahan
Patuh hukum perikemanusiaan

40

Lafal Sumpah Dokter Indonesia


(1981)
Membaktikan hidup untuk kemanusiaan
Memelihara martabat dan tradisi luhur
kedokteran
Menjalankan tugas secara terhormat,
bersusila sesuai martabat dokter

41

Lafal Sumpah Dokter Indonesia


(1981)
lanjutan
Menjalankan tugas dengan mengutamakan
kepentingan masyarakat
Merahasiakan sesuatu yang diketahui sesuai jabatan
Menjalankan tugas tidak bertentangan dengan
perikemanusiaan
Mengutamakan kesehatan penderita
Tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan,
kesukuan, perbedaan kelamin, politik kepartaian,
kedudukan sosial

42

Lafal Sumpah Dokter Indonesia


(1981)
lanjutan
Menghormati hidup insani sejak pembuahan
Menghormati guru dan bekas guru
Kesejawatan

Menaati dan mengamalkan Kode Etik


Kedokteran Indonesia
Mengatakan sumpah demi kehormatan
43

Moral Vs Ethics
Morality : an individual/ groups sense of
rights or wrong, good or bad
Ethics : concerning the critical scrutiny of
such moral beliefs looking at how logical
or coherent the beliefs are

44

Tujuan memahami etik


kedokteran
Membiasakan dokter dengan proses
pengambilan keputusan etik
Bertanggung jawab
Tidak asal menuruti kelaziman yang berlaku
yang bersifat dalam waktu tertentu
Selalu mengkaji keputusan yang akan diambil

45

Proses Keputusan Etik


Masalah yang dihadapi benar-benar masalah etik
Konsultasikan dengan sumber kewenangan :
Kode etik
Kebijakan ikatan profesi
Kolega yang berpengalaman dengan masalah yang sama
Pertimbangkan solusi alternatif berdasarkan :
Prinsip dan nilai
Konsekuensi yang mungkin terjadi
Diskusikan usulan solusi dengan siapa solusi akan berpengaruh
Buat keputusan dan lakukan segera
Evaluasi keputusan yang diambil
Bersiap untuk bertindak berbeda pada kesempatan lain
46

Kesimpulan
Keputusan Etik
Memperhatikan faktor-faktor yang ada
Mempertimbangkan nilai-nilai yang ada
Adanya penilaian klinis
(gray area keputusan etik)
Mempertimbangkan kualitas manusia
Mempertimbangkan akibat pengambilan keputusan
Memerlukan penalaran etik
Setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangan
Mengkombinasikan pendekatan rasional dan non-rasional
47

Pernyataan Etik
Menyiratkan kata sebaiknya
Secara teoritis berlaku untuk semua orang
dalam situasi yg sama
Dokter sebaiknya memberikan pencegah
kehamilan kepada remaja yg sudah aktif secara
seksual tanpa mempertimbangkan ijin prang
tua
Saya telah menentukan untuk melakukan X,
dan tiap orang seperti saya di dalam situasi yg
sama, sebaiknya juga melakukan hal X
48

Seorang dokter sebaiknya tidak melakukan


abortus
tindakan medik sebaiknya tidak diberikan
kepada siapapun bila tidak terdapat
penyakit organik
Tindakan medik sebaiknya tidak diberikan
kepada siapapun bila tidak terdapat
penyakit organik kecuali bila bahaya
karena tindakan itu untuk kehidupan atau
kesehatan lebih kecil dibandingkan dengan
manfaat yg akan diperoleh
49

Menurut anda, manakah pernyataan-pernyataan


paling baik dan tepat yang menyimpulkan
pernyataan etik :
1. Etik ialah pelajaran mengenai cara bertingkah
laku yang benar
2. Etik ialah pelajaran mengenai proses rasional
untuk menentukan cara bertindak yang paling
baik bila menghadapi pilihan-pilihan yang saling
berlawanan
3. Etik ialah suatu perangkat penuntun yang bila
diikuti akan selalu membawa kepada tingkah laku
yang benar
4. Etik ialah pelajaran mengenai bagaimana orang
bertingkah laku bila menghadapi pilihan yang sulit
50

3. PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK


PASIEN YANG TIDAK KOMPETEN
Pasien yg tidak kompeten :
Anak-anak
Orang dengan kondisi neurologi
tertentu
Orang dengan kondisi psikiatri tertentu
Penderita yg tidak sadar sementara
Penderita dengan kondisi koma

51

SIAPA YANG BERHAK


MENGAMBIL KEPUTUSAN
Declaration of Human Rights of The Patients
(WMA)
Pasien tidak sadar diri atau tidak dapat
menyatakan/mengutarakan keinginan
Ijin wakil sah secara hukum
Jika keadaan darurat dan wakil tidak ada ?
Wakil sah ragu-ragu ?
Keputusan wakil sah tidak merupakan
keputusan yg terbaik di mata dokter
52

SIAPA YANG BERHAK MENGAMBIL KEPUTUSAN


Lanjutan.

DHRP menyarankan bila :


Wakil sah pasien melarang tindakan
perawatan
Dokter berpendapat perawatan sangat
perlu dilakukan
Dokter dapat menolak keputusan wakil
sah tersebut melalui institusi hukum
atau institusi lain
(pasien keburu meninggal menunggu
53
perawatan)

SIAPA YANG BERHAK MENGAMBIL


KEPUTUSAN
Lanjutan.

Beberapa Pertimbangan Pengambilan Keputusan yang


Terbaik untuk Pasien yang Tidak Kompeten
Diagnosis dan prognosis pasien
Nilai-nilai yg diketahui dari pasien

Informasi orang yg dekat dengan kehidupan pasien


Orang-orang yg mengetahui keinginan terbaik pasien
Aspek budaya dan agama pasien
Kemungkinan adanya wasiat pasien
54

SIAPA YANG BERHAK MENGAMBIL


KEPUTUSAN
DHRP juga menyatakan :

Lanjutan.

Pada pasien yg memiliki kompetensi minor


Diperlukan ijin dari wakil yang sah
Pasien tetap dilibatkan sesuai dengan kapasitasnya
Ekspresi pasien perlu dipertimbangkan
Kondisi yang dapat membahayakan pasien

diperhatikan
55

4. Kerahasiaan

Sesuatu yang dilakukan berhubungan dengan


kehidupan manusia tidak boleh dibicarakan keluar

Kerahasiaan secara absolut harus dijaga walaupun


pasien tersebut telah meninggal

Kecuali adanya keperluan klarifikasi secara hukum

Faktor nilai yang bersumber pada otonomi,


penghargaan dan kepercayaan terhadap
penderita/ orang lain
56

4. Kerahasiaan

Lanjutan
.

DHRP berpendapat :
Kerahasiaan pribadi harus dijaga, kecuali untuk
kepentingan tertentu
Informasi rahasia pasien dapat dibeberkan untuk
kepentingan hukum setelah mendapat ijin pasien dan
sebatas apa yang harus diketahui
Semua data pasien harus dilindungi
Pembeberan rahasia atas tuntutan hukum kadang
bertentangan dengan hak azasi manusia dan etik
kedokteran
Pembeberan dapat dilakukan saat akan ada bahaya
yang diyakini mengancam, tidak terhindarkan, jika
meragukan dapat mencari pertimbangan orang yang
lebih ahli

57

5. Masalah Di Awal Kehidupan


Menyangkut banyak masalah etika kedokteran, dan
pada umumnya berkaitan dengan hak peempuan
untuk mengontrol kesuburan
Kontrasepsi
Mencegah kehamilan
Mencegah penyakit menular
Dokter kesulitan menghadapi permintaan
kontrasepsi baik yang sederhana maupun
kompleks
Reproduksi buatan
Inseminasi buatan
Resiko yg timbul baik individual dan
58
masyarakat

5. Masalah Di Awal Kehidupan


Lanjutan.

Prenatal genetic screening


Adakah kelainan genetik
Embrio laki-laki/wanita
Pengaruh terhadap tindakan kehamilan diteruskan atau
tidak
Aborsi
Keragaman pro/kontra aborsi terletak pada keyakinan dan
hati nurani pribadi yg harus dipahami (statement on
therapeutic abortion WMA)
59

5. Masalah Di Awal
Neonatus dengan kelainan berat
Kehidupan

Lanjutan.

Prematuritas ekstrim, abnormalitas kongenital


mengakibatkan prognosis buruk untuk dapat
bertahan hidup
Keputusan yg diambil terdapat dua pilihan
Mencoba memperpanjang hidup dengan
segala konsekuensinya
Membiarkan untuk meninggal
Penelitian
Produksi embrio baru
Penggunaan suku cadang embrio stem cell
Eksperimentasi janin
60

6. Masalah Di Akhir Kehidupan


Usaha memperpanjang hidup manusia yg sekarat
menimbulkan masalah etika apakah benar-benar
memperpanjang hidup atau memperpanjang penderitaan
Orang sedang lelaku menghadap Tuhannya, dihentikan
jalannya dengan asumsi adanya mujizat dari Allah
akan kehidupan benarkah ??
Orang yg tidak sadar karena kecelakaan dan dinyatakan
kondisi hanya tinggal 10 % dan di tubuh penuh alat
bantu dihentikan atau diteruskan ??
Perawatan penderita dengan penyakit stadium terminal
dengan bantuan peralatan bantuan hidup lanjut
61

6. Masalah Di Akhir Kehidupan


Euthanasia
Lanjutan.
Pasien sadar terhadap kondisinya
Dokter sadar terhadap kondisi pasien
Dokter diminta dengan niat utama dan rasa belas kasih
tanpa tujuan pribadi untuk melakukan tindakan
Penderita merasa punya hak untuk mengakhiri
kehidupan
Penderita merasa punya hak memperoleh bantuan mati
Dokter sebagai instrument kematian yang tepat untuk
dipilih karena pengetahuan medis dan obat-obatan yang
memadai
Sebaliknya dokter merasa enggan memenuhi permintaan
karena euthanasia merupakan tindakan ilegal
(mendahului Kehendak Sang Pencipta-Allah Yg Maha
62
Agung)

6. Masalah Di Akhir Kehidupan


Melanggar sumpah Hippocrates, kode etik kedokteranLanjutan.
Dokter tidak boleh membiarkan pasien sekarat, tetap
memberikan perawatan dengan belas kasih walau penderita
sudah tidak mungkin disembuhkan.
Dokter harus tetap menghormati keputusan pasien apakah akan
memulai atau melanjutkan terapi.
Declaration on Euthanasia (WMA) mengatakan :
Euthanasia yg merupakan tindakan mengakhiri hidup
seorang pasien dengan segera, tetaplah tidak etis bahkan
jika pasien sendiri atau keluarga dekatnya yang memintanya.
Hal ini tetap saja tidak mencegah dokter dari kewajibannya
menghormati keinginan pasien untuk membiarkan proses
kematian alami dalam keadaan sakit tahap terminal
63

6. Masalah Di Akhir Kehidupan


Lanjutan.

Bantuan bunuh diri


Dokter tahu dan sadar memberikan
pengetahuan
Atau alat/ obat dosis letal
Dan memberikannya..

64

Metoda pemecahan masalah kasus


etika dalam dilema moral
1.

Identifikasi masalah etis

2.

Analisis prinsip etis, nilai, kepentingan, hak,


kewajiban yang berperan dalam kasus

3.

Kesimpulan : menolak atau membenarkan


dengan argumentasi

1. Identifikasi (K. Bertens,


1996)
Identifikasi kasus adalah kasus etika

Adakah informed

consent

Adakah persetujuan

sia-sia

penghentian

Adakah sifat

pengobatan

Adakah pasien

Apakah kasus
bersifat

Konfidensialitas

retrospektif

medis

Kemungkinan

wali
paternalisme

Adanya pengobatan

Apakah kasus

2. Analisis dilema moral


1. Analisis terhadap prinsip etis, nilai moral,
nilai budaya, hak dan kewajiban yang
terlibat (dokter, penderita, keluarga, dll)

2. Analisis kepentingan penderita


3. Analisis terhadap argumen Pro dan Kontra
dengan memperhatikan atonomi, tidak
merugikan dan berguna bagi penderita

3. Kesimpulan dilema moral


1. Berdasar pada analisis Pro dan Kontra
2. Mempersiapkan alasan dalam bertindak
3. Melihat apakah kasus retrospektif, dan
apakah kita dapat menolak atau
membenarkan penyelesaian masalah
tersebut

3. Kesimpulan dilema moral


Lanjutan.

4. Bila kasus prospektif, maka kita dapat


mengambil keputusan sendiri
5. Pengambilan keputusan dengan

mempertimbangkan kaidah dasar moral,


yaitu Beneficence, Nonmaleficence,
Otonomi dan Justice

Anda mungkin juga menyukai