SEDIAAN STERIL
Collyrium Optrex
PRAKTIKUM KE
: IV
TANGGAL PRAKTIKUM
: 8 Mei 2013
KELAS / GROUP
: A2 - 3
ANGGOTAKELOMPOK
1.Novita Utami
( 2010210199)
2. Nuryenti
(2010210203)
3. Rodiana Wulandari
(2010210236)
4. Santi
(2010210240)
(2010210242)
6. Selviani D. M.
(2010210243) *
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2013
I.
II.
mata normal 7,4. Larutan dapar yang sering digunakan dalam larutan mata adalah dapar asam
borat dan dapar pospat.
Diantara banyaknya sediaan larutan cuci mata antara lain : Optrex, Y-Rins, Boorwater dan
sediaan larutan cuci mata lainnya . Yang akan dibahas pada praktikum kali ini adalah sediaan
larutan cuci mata dengan merk dagang OPTREX . Optrex eye wash diproduksi dengan beberapa
macam tipe diantaranya : Optrex sore eye, optrex infected eye drop, optrex eye refreshing wash,
optrex multiaction eye wash dan masih banyak lagi . Optrex merupakan obat paten larutan cuci
mata yang diproduksi oleh PT Hoechst Indonesia . Komposisi zat aktif dari larutan cuci mata
optrex bermacam macam yaitu: Chloramfenicol ( Optrex infected eye drop), ZnSO 4,(Optrex
untuk iritasi mata, kemerahan, gatal, perih karena terpapar oleh udara luar) Asam Borat dan
Natrium Borat . Collyrium Optrex yang akan dibuat adalah yang akan digunakan untuk iritasi mata
yang berkaitan dengan kemerahan akibat rasa gatal, perih, karena terkena angin, debu dan
keletihan .
Zat aktif dari Collyrium Optrex adalah ZnSO4 berfungsi untuk adstringen yang stabil pada
pH 5,8 6,2 .
Collyrium optrex membutuhkan zat-zat tambahan seperti:
1.
Pengawet, karena collyrium optrex merupakan sediaan steril dengan dosis ganda, dimana
pemakaiannya dapat berulang kali tergantung kebutuhan. Pengawet yang digunakan adalah
Asam Borat karena memiliki ekivalensi NaCl dan dapat mencegah pertumbuhan bakteri yang
2.
3.
menyebabkan pengendapan zat aktif ataupun kerusakan zat aktif selama penyimpanan.
Pengisotonis yang digunakan adalah natrium klorida karena cairan mata isotonik dengan
4.
darah dan mempunyai nilai isotonisitas sesuai dengan larutan Natrium Klorida 0,9%.
Aqua pro injection sebagai pelarut dan merupakan cairan jernih bebas pirogen (senyawa
organik yang menyebabkan demam dan berasal dari pencemaran mikroba).
Sifat Fisika-Kimia
Ekivalensi
Cara
Khasiat dan
Cara
Aktif
dan Stabilitas
NaCl
Sterilisasi
Dosis
Penggunaan
ZnSO4
Pemerian:
0,15
Autoklaf
Khasiat:
Topikal sekali
hablur, transparan,
pakai 30 ml
atau jarum-jarum
(dituang pada
karena terkena
eye bath)
berwarna, tidak
keletihan
berbau, larutan
Dosis:
memberikan reaksi
0,25 %
asam terhadap
(Martindale ed 28th
lakmus.
hal 945)
Kelarutan:
250 mg (Fornas
hal 305 )
Nama Zat
Sifat dan
Kelarutan
Konsentrasi
Ekivalen
Sterilisasi
NaCl
Alasan
Pemilihan
Pembawa
dan Pelarut
Aqua pro
injection
(FI III hal 97)
Sifat:
cairan jernih,
tidak
berwarna,
tidak
berbau
Kelarutan:
Bercampur
dengan
semua pelarut
organik
Kalor
basah
(autoklaf)
Karena
digunakan
untuk
sediaan
collyrium
yang harus
menggunak
an air
sebagai
pelarut
Pengawet
Asam Borat
Sifat:
serbuk kristal
putih, agak
pahit dan
lama
kelamaan
terasa manis,
berbau lemah
Kelarutan :
Larut dalam
20 bagian air,
16 bagian
alkohol, 4
bagian
gliserol;
sedikit larut
dalam
minyak
pH:
3,8 4,8
1% (Steril
Dosage
Form, Turco
and King,
hal. 359)
0,50
Autoklaf
Sangat
mudah
larut dalam
air dan pH
mendekati
pH zat aktif
Dapar
KH2PO4
(kalium
dihidrogen
fosfat atau
kalium bifosfat
atau kalium
Pemerian :
Serbuk
hablur; putih
Kelarutan :
Mudah larut
dalam air
0, 44
Autoklaf
Dalam
pembuatan
dapar
dengan
NaOH pH
mendekati
pH zat aktif
. pH
fosfat
monobasa)
b. Perhitungan Tonisitas:
E NaCl ZnSO4
=
E NaCl Asam borat =
E NaCl KH2PO4
=
E NaCl NaOH
=
=
larutan
yaitu 6,4
pH :
Larutan 1,0%
b/v dalam air
bebas
karbondioksi
da P sesuai
dengan pH
4,4
0,15
0.50
0,44
17 x L/M
17 x (3,4 / 40 )
= 1,445
V = [ ( W1 x E1 ) + ( W2 x E2 ) + ( W3 x E3 ) + ( W4 x E4 ) ] x 111,1
= [ (0,1x0,15) + (1 x0,5 ) + (1,361x0,44) + (0,1008x1,445) ] x 111,1
= 139,9300 ml
% tonisitas = 139,93 ml x 0,9 % = 1,26%
100 ml
NaCl sebagai zat pengisotonis tidak diperlukan karena larutan sudah bersifat hipertonis.
Penggunaan kolirium ini juga tidak dalam volume besar sehingga air mata dapat mengatasi
kondisi hipertonisitas tersebut sehingga efek perih hanya sementara.
V.
VI.
FORMULA
Tiap 100 mL mengandung :
ZnSO4
Asam Borat
Dapar fosfat
100 mg
1%
ad 100 mL
- Gelas ukur
- Erlenmeyer
- Botol pencuci mata
- Pinset
- Corong glass
- Spatula
- Pipet tetes
- Batang pengaduk
- Gelas arloji
- Kertas saring
- Otoklaf
Bahan:
ZnSO4
Asam Borat
NaOH
Aqua dest
Sterilisasi Alat:
Paraf Asisten
No.
Cara Sterilisasi
W.
mulai
paraf
W.
akhir
Didihkan 30 menit
09.40
10.10
09.10
10.10
09.20
09.35
08.55
09.25
09.10
09.40
11.05
11.20
(Oleh Santi)
Beaker, corong glass,
2.
(Oleh Nuryenti)
Gelas ukur, kertas saring
Autoklaf 121oC,15 menit
3.
(Oleh Sekar Ayu )
Batang pengaduk, spatula,
4.
penjepit besi
selama 30 menit
5.
botol
mendidih
(Oleh Rodiana)
selama 30 menit
Sterilisasi sediaan
6.
collyrium
VII.
= 100 mL
paraf
Volume total
ZnSO4
Asam borat
= 1% x 130 mL
Dapar Pospat
= 130 mg = 0,13 g
= 1,3 g
b. PENIMBANGAN
ZnSO4
Asam borat
KH2PO4
NaOH
VIII.
=
=
=
=
0,13 gram
1,3 gram
1,361 gram
0,4 gram
menit, dinginkan).
Alat-alat dan wadah yang akan digunakan dicuci
Botol 100 ml dan beaker glass 130 mL dikalibrasi dan diberi tanda.
Alat alat yang akan digunakan disterilisasi dengan cara sterilisasi yang cocok
Bahan-bahan yang akan digunakan, ditimbang.
Buat dapar pospat dengan cara :
Campurkan 50 ml larutan Kalium fosfat monobasa 0,2 M dengan 12,60 ml natrium
EVALUASI
In Process Control
Produk dalam wadah diperiksa di bawah penerangan cahaya yang baik, terhalang terhadap
reflex dari mata, berlatar belakang hitam dan putih dengan rangkaian isi dijalankan dengan
suatu aksi memutar.
Syarat: semua wadah diperiksa secara visual dan tiap partikel yang terlihat dibuang. Batas 50
partikel 10m dan lebih besar; 5 partikel 25 m/ml.
2. Uji pH
Cek pH larutan menggunakan pH meter atau pH indikator universal.
Syarat: pH sediaan mendekati pH kestabilan zat aktif.
Quality Control
1. Uji Sterilitas (FI IV hal 861)
Menggunakan teknik penyaringan membran :
Bersihkan permukaan luar botol, tutup botol dengan bahan dekontaminasi yang sesuai, ambil
isi secara aseptik.
Pindahkan secara aseptik seluruh isi tidak kurang dari 10 wadah melalui tiap penyaring dari 2
rakitan penyaring. Lewatkan segera tiap specimen melalui penyaring dengan bantuan pompa
vakum / tekanan.
Secara aseptik, pindahkan membran dari alat pemegang, potong menjadi setengah bagian (jika
hanya menggunakan satu). Celupkan membran atau setengah bagian membran ke dalam 100
mL media inkubasi selama tidak kurang dari 7 hari. Lakukan penafsiran hasil uji sterilitas.
2. Uji Keseragaman Volume(FI hal 1044)
Pilih 1 atau lebih wadah bila volume 1ml. Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik hipodemik
kering berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum
suntik no. 21 dengan panjang tidak kurang dari 2,5 m.
Keluarkan gelembung udara dari jarum dan alat suntik.
Pindahkan isi dalam alat suntik tanpa mengosongkan bagian jarum kedalam gelas ukur kering
volume tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang diukur memenuhi sekurang-
X. HASIL EVALUASI
NO
EVALUASI
1. In Process Control :
a. Uji Kejernihan
2.
b. Uji pH
Quality Control :
HASIL EVALUASI
a. Sediaan jernih
b. pH = 6
a. Seragam
b. Uji Kadar
c. Uji Sterilitas
DAFTAR PUSTAKA
Turco, S., King, R.E. 1979. Sterile Dosage Forms ed 2th. Philadelphia: Lea & Febiger
Sprowls, J.B. 1970. Prescription Pharmacy ed 2th. Philadelphia: J.B. Lippincott Company
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta:
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta:
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan
Lachman, L, Lieberman H.A., Kanig J.L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. edisi III.
Jakarta: UI-press
Reynolds, J.E.F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoeia ed 28th. London: The
Pharmaceutical Press
Evory, M.C., Gerald, K. 1988. Drug Information ed 88. USA: American Society of HealthSystem Pharmacist