Anda di halaman 1dari 21

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1

DEFINISI
Tumor abdomen adalah suatu massa yang padat dengan ketebalan yang

berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi
dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga
sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Kelainan ini
dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava
inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang
dibungkusnya tetapi tidak menginvasinya.
Yang termasuk tumor intra abdomen antara lain, Tumor hepar, Tumor
limpa / lien, Tumor lambung / usus halus, Tumor colon, Tumor ginjal
(hipernefroma), Tumor pankreas. Pada anak-anak dapat terjadi

Tumor wilms

(ginjal). Yang akan dibahaskan di sini adalah yang terutama tumor di saluran
cerna intestinal.
III.2

ANATOMI DAN FISIOLOGIS


Bagian abdomen (perut) sering dibagi menjadi 9 area berdasarkan posisi

dari 2 garis horizontal dan 2 garis vertikal yang membagi-bagi abdomen.


Pembagian berdasarkan region:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Regio hipokondriak kanan


Regio epigastrika
Regio hipokondriak kiri
Regio lumbal kanan
Regio umbilicus
Regio lumbal kiri
Regio iliak kanan
Regio hipogastrika
Regio iliak kiri

Bagian abdomen juga dapat dibagi menjadi 4 bagian berdasarkan posisi dari
satu garis horizontal dan 1 garis vertikal yang membagi daerah abdomen.
1.

Kuadran kanan atas


15

2.
3.
4.

Kuadran kiri atas


Kuadran kanan bawah
Kuadran kiri bawah

Gambar. 2.1 regio dan kuadran abdomen

III.3

ETIOLOGI
Penyebab neoplasi umumnya bersifat multifaktorial. Beberapa faktor yang

dianggap sebagai penyebab neoplasi antara lain meliputi bahan kimiawi, fisik,
virus, parasit, inflamasi kronik, genetik, hormon, gaya hidup, serta penurunan
16

imunitaws. Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang


abnormal. Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan
dalam bentuk dan fungsi autonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya
mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:
1. Karsinogen
a. Kimiawi
Bahan kimia dapat berpengrauh langsung (karsinogen) atau
memerlukan

aktivasi

terlebih

dahulu

(ko-karsinogen)

untuk

menimbulkan neoplasi. Bahan kimia ini dapat merupakan bahan alami


atau

bahan

sintetik/semisintetik.

Benzopire

suatu

pencemar

lingkungan yang terdapat di mana saja, berasal dari pembakaran tak


sempurna pada mesin mobil dan atau mesin lain (jelaga dan ter) dan
terkenal sebagai suatu karsinogen bagi hewan maupun manusia.
Berbagai karsinogen lain antara lain nikel arsen, aflatoksin,
vinilklorida. Salah satu jenis benzo (a) piren, yakni, hidrokarbon
aromatik polisiklik (PAH), yang banyak ditemukan di dalam
makanana yang dibakar menggunakan arang menimbulkan kerusakan
DNA sehingga menyebabkan neoplasia usus, payudara atau prostat.
b. Fisik
Radiasi gelombang radioaktif seirng menyebabkan keganasan.
Sumber radiasi lain adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan
bertambah besar dengan hilangnya lapisan ozon pada muka bumi
bagian selatan. Iritasi kronis pada mukosa yang disebabkan oleh bahan
korosif atau penyakit tertentu juga bisa menyebabkan terjadinya
neoplasia.

c. Viral
Dapat

dibagi

menjadi

dua

berdasarkan

ribonukleatnya; virus DNA serta RNA. Virus DNA

jenis

asam

yang sering

dihubungkan dengan kanker antara human papiloma virus (HPV),


17

Epstein-Barr virus (EPV), hepatiti B virus (HBV), dan hepatitis C


virus (HCV). Virus RNA yang karsonogenik adalah human T-cell
leukemia virus I (HTLV-I) .
2. Hormon
Hormon dapat merupakan promoter kegananasan.
3. Faktor gaya hidup
Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makanmakanan yang kurang berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama
yang berasal dari lemak binatang, dan kebiasaan makan makanan
kurang serat meningkatkan risiko berbagai keganasan, seperti
karsinoma payudara dan karsinoma kolon.
4. Parasit
Parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler.
5. Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat.

III.4

KLASIFIKASI
Dewasa :
-

Tumor hepar

Tumor limpa / lien

Tumor lambung / usus halus

Tumor colon

Tumor ginjal (hipernefroma)

Tumor pankreas

Anak-anak :
-

III.5

Tumor wilms (ginjal)

GEJALA KLINIS
Kanker dini sering kali tidak memberikan keluhan spesifik atau

menunjukan tanda selama beberapa tahun. Umumnya penderita merasa sehat,


18

tidak nyeri dan tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.


Pemeriksaan

darah

atau

pemeriksaan

penunjang

umumnya

juga

tidak

menunjukkan kelainan.
Oleh karena itu, American Cancer Society telah mengeluarkan peringatan
tentang tanda dan gejala yang mungkin disebabkan kanker. Tanda ini disebut 7danfer warning signals CAUTION. Yayasan Kanker Indonesia menggunakan
akronim WASPADA sebagai tanda bahaya keganasan yang perlu dicuraigai.

C = Change in bowel or bladder habit


A = a sore that does not heal
U = unusual bleding or discharge
T = thickening in breast or elsewhere
I = indigestion or difficult
O = obvious change in wart or mole
N = nagging cough or hoarseness

Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk
dideteksi. Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika mulai
mendesak jaringan di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena sifat rongga tumor
abdomen yang longgar dan sangat fleksibel. Tumor abdomen bila telah terdeteksi
harus mendapat penanganan khusus. Bahkan, bila perlu dilakukan pemantauan
disertai dukungan pemeriksaan secara intensif. Bila demikian, pengangkatan dapat
dilakukan sedini mungkin.
Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut
tampak membuncit dan mengeras. Jika positif, harus dilakukan pemeriksaan fisik
dengan hati-hati dan lembut untuk menghindari trauma berlebihan yang dapat
mempermudah terjadinya tumor pecah ataupun metastasis. Dengan demikian
mudah ditentukan pula apakah letak tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal.
Tumor yang terlalu besar sulit menentukan letak tumor secara pasti. Demikian
pula bila tumor yang berasal dari rongga pelvis yang telah mendesak ke rongga
abdomen.

19

Berbagai pemeriksaan penunjang perlu pula dilakukan, seperti pemeriksaan


darah tepi, laju endap darah untuk menentukan tumor ganas atau tidak. Kemudian
mengecek apakah tumor telah mengganggu sistem hematopoiesis, seperti
pendarahan intra tumor atau metastasis ke sumsum tulang dan melakukan
pemeriksaan USG atau pemeriksaan lainnya.
Tanda dan Gejala :

Hiperplasia.

Konsistensi tumor umumnya padat atau keras.

- Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila


tumor berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat
elastis kenyal atau lunak.
-

Kadang tampak Hipervaskulari di sekitar tumor.

Bisa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi.

Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa.

Konstipasi.

Nyeri.

Anoreksia, mual, lesu.

Penurunan berat badan.

Pendarahan.

.
III.6

PEMERIKSAAN KLINIS
Pemeriksaan klinik di sini adalah pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan

dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik, yaitu:


-

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi
Pemeriksaan ini sangat penting, karena dari hasil pemeriksaan klinik yang

dilakukan secara teliti, menyeluruh, dan sebaik-baiknya dapat ditegakkan

20

diagnosis klinik yang baik pula. Pemeriksaan klinik yang dilakukan harus secara
holistik, meliputi bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual.
Anamnesis seorang pasien, dapat bermacam-macam mulai dari tidak ada
keluhan sampai banyak sekali keluhan, bisa ringan sampai dengan berat. Semakin
lanjut stadium tumor, maka akan semakin banyak timbul keluhan gejala akibat
tumor ganas itu sendiri atau akibat penyulit yang ditimbulkannya.
Apabila ditemukan tumor ganas di dalam atau di permukaan tubuh yang
jumlahnya banyak (multiple), maka perlu ditanyakan tumor mana yang timbul
lebih dahulu. Tujuannya adalah untuk memperkirakan asal dari tumor tersebut.
Pemeriksaan fisik ini sangat penting sebagai data dasar keadaan umum pasien dan
keadaan awal tumor ganas tersebut saat didiagnosa. Selain pemeriksaan umum,
pemeriksaan khusus terhadap tumor ganas tersebut perlu dideskripsikan secara
teliti dan rinci. Untuk tumor ganas yang letaknya berada di atau dekat dengan
permukaan tubuh, jika perlu dapat digambar topografinya pada organ tubuh
supaya mudah mendeskripsikannya. Selain itu juga perlu dicatat :
1.

Ukuran tumor ganas, dalam 2 atau 3 dimensi,

2.

Konsistensinya

3.

Ada perlekatan atau tidak dengan organ di bawahnya atau kulit di


atasnya.

III.7

PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Endoskopi (sebuah penelitian dimana sebuah pipa elastis digunakan untuk

melihat bagian dalam pada saluran pencernaan) adalah prosedur diagnosa terbaik.
Hal yang memudahkan seorang dokter untuk melihat langsung dalam perut, untuk
memeriksa helicobacter pylori, dan untuk mengambil contoh jaringan untuk
diteliti di bawah sebuah mikroskop (biopsi). Sinar X barium jarang digunakan
karena hal tersebut jarang mengungkapkan kanker tahap awal dan tidak
dianjurkan untuk biopsi. Jika kanker ditemukan, orang biasanya menggunakan
computer tomography (CT) scan pada dada dan perut untuk memastikan
penyebarannya yang mana tumor tersebut telah menyebar ke organ-organ lainnya.
Jika CT scan tidak bisa menunjukkan penyebaran tumor. Dokter biasanya
melakukan

endoskopi

ultrasonic

(yang

memperlihatkan

lapisan

saluran
21

pencernaan lebih jelas karena pemeriksaan diletakkan pada ujung endoskopi)


untuk memastikan kedalaman tumor tersebut dan pengaruh pada sekitar getah
bening.
Pemeriksaan imaging yang diperlukan untuk membantu menegakkan
diagnosis tumor ganas (radiodiagnosis) banyak jenisnya mulai dari yang
konvensional sampai dengan yang canggih, dan untuk efisiensi harus dipilih
sesuai dengan kasus yang dihadapi. Pada tumor ganas yang letaknya profunda dari
bagian tubuh atau organ, pemeriksaan imaging diperlukan untuk tuntunan
(guiding) pengambilan sample patologi anatomi, baik itu dengan cara fine needle
aspiration biopsi (FNAB) atau biopsy lainnya. Selain untuk membantu
menegakkan diagnosis, pemeriksaan imaging juga berperan dalam menentukan
staging dari tumor ganas. Beberapa pemeriksaan imaging tersebut antara lain:
Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-foto

tengkorak, leher, toraks, abdomen, tulang, mammografi, dll.


Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon

in loop, kistografi, dll.


USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan

gelombang suara. Contoh: USG abdomen, USG urologi, mammosografi,


dll.
-

CT-scan (Computerized Tomography Scanning), contoh: Scan kepala,


thoraks, abdomen, whole body scan, dll.

MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scanning yang


masih tergolong baru dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit
besar. Hasilnya dikatakan lebih baik dari CT.

Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop. Alat ini merupakan salah satu alat
scanning dengan menggunakan isotop radioaktif, seperti: Iodium,
Technetium, dll. Contoh: scinfigrafitiroid, tulang, otak, dll.

RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor


marker).

22

III.8
1.

GAMBARAN RADIOLOGI
Tumor Hepar
Ada 2 macam gambaran hepatoma yaitu bentuk nodular yang
gambaran nodul tumor jelas misalnya tumor yang tidak berbatas rata, atau
bentuk difuse. Hepatoma bentuk difuse ditandai dengan edchopattern yang
sangat kasat dan mengelompok dengan batas tidak teratur dan bagian
sentralnya lebih ecvhogenik. Pembuluh darah disekitarnya sering distorted.
Seringkali

para ultrasonografer yang tidak berpengalaman membuat

diagnosa sirosis padahal diagnosa yang betul adalah sirosis dan hepatoma
diffuse. Gambaran hepatoma diffuse harus dibedakan dari gambaran focal
fatty liver dimana ada gambaran echopattern yang kasar tetapi fokal.

Gambar 2.2 - Hepatoma Difuse dan Hepatoma Noduler

Hepatoma yang berukuran 3 cm atau kurang disebut : Hepatoma dini


(early). Bila ukuran lebih dari 3 cm disebut : Hepatoma lanjut (advanced).
Hepatoma dini sering kali bersifat hypoechoic sedang hepatoma lanjut
biasanya hyperechoic atau multiple echo yang menunjukkan nekrosis atau
fibrosis dalam tumor. Kadang kadang hepatoma dini berbentuk seperti
mata sapi (bulls eye).

23

Gambar 2.3 - Gambaran USG Hepatoma Lanjut berupa hyperechoic

2.

Tumor Limpa
Pada tumor primer pada limpa ditemukan gambaran bulging atau
penggelembungan tepi limpa dengan struktur eko parenkim yang tidak
homogen.

Gambar 2.4 - Spiral CT scan dipotong 7 mm


Dengan limpa sangat membesar (di sebelah kanan pemirsa), menunjukkan massa tumor kurang
radiodense dengan limpa agak padat normal berdekatan.

3.

Tumor Lambung atau Usus halus


Bila ada tumor lambung, maka dengan sendirinya kontras tidak dapat
mengisinya, sehingga pada pengisian lambung, tempat tersebut merupakan
tempat yang luput dari pengisian kontras (luput isi atau filling defect).
-

Stadium Awal Kanker Lambung


Lesi-lesi yang Nampak di mukosa dan submukosa diklasifikasikan
menjadi 3 tipe:

24

a.

Lesi tipe I yaitu adanya elevasi dan penonjolan keluar lumen lebih
dari 5 mm.

b.

Lesi tipe II yaitu adanya lesi superficial yang adanya elevasi (IIa),
datar (IIb), atau tertekan (IIc).

c.

Lesi tipe III stadium kanker awal adalah gambaran dangkal, ulkus
ireguler dikelilingi nodul-nodul, kumpulan lipatan-lipatan mukosa.

Kanker Lambung Stadium Lanjut


Kanker lambung kadang-kadang Nampak dalam foto polos abdomen

sebagai gambaran abnormalitas pada kontur gaster atau adanya gambaran


massa soft tissue yang masuk ke dalam kontur gaster. Jarang ditemukan
musin yang diproduksi kanker yang akan memberikan gambaran area
kalsifikasi. Pada studi barium, karsinoma gaster tampak gambaran
polypoid, ulcerative atau lesi infiltrate.

Gambar 2.5 - Polypoid Carcinoma lambung.


Radiografi dengan kontras Foto Upper GI menunjukkan kelainan yang mengisi lobulated (panah)
di antrum lambung.

25

Gambar 2.6 - Tumor jinak stroma gastrointestinal dalam Duodenum

4.

Tumor Kolon
- Adanya

penonjolan

ke

dalam

lumen

berupa

polip

bertangkai

(pedunculated) atau tak bertangkai (sesile).


- Terjadi kerancuan dinding kolon bersifat simetris (napskin ring) atau

asimetris (apple core).


- Kekakuan dinding colon bersifat segmental (lumen colon dapat atau tidak

menyempit)

Gambar 2.7 Pedunculated polip pada kolon descenden

26

Gambar 2.8 - Gambaran apple core pada colon sigmoid

Gambar 2.9 Kanker caecum.


Massa polipoid mendesak lipatan iliocaecal sehingga menyebabkan obstruksi.

Gambar 2.10 - Polypoid carcinoma.


Massa berlobus besar di rectosigmoid junction.

5.

Tumor Ginjal
27

pemeriksaan dengan IVP terlihat gambaran sistem kalixes yang


tidak teratur (tumor willms).

bayangan masa dapat tidak homogen, tidak ada kalsifikasi,


mengandung banyak jaringan lunak (hipernefroma).

massa di daerah ginjal, batas tidak jelas, menutupi bayangan


musculus psoas bagian atas (sarcoma ginjal).

Gambar 2.11 - CT scan bayi dengan massa ginjal yang besar (panah).
Jaringan ginjal normal adalah ditunjukkan di sebelah kanan tumor Wilms (panah kepala, struktur
berwarna putih).

6.

Tumor Ureter
Terdapat gambaran filling defect pada daerah yang terdapat polip

dengan atau tanpa dilatasi proksimalnya.

Gambar 2.12 Gambaran filling defect (panah) di ureter adalah karakteristik dari polip
fibroepithelial.

7.

Tumor Buli-buli

28

Penampakan carsinoma vesika urinaria dapat berupa defek pengisian


pada vesika urinaria yang terisi kontras atau pola mukosa yang tidak teratur
pada film kandung kemih pascamiksi. Jika urogram intravena menunjukkan
adanya obstruksi ureter, hal tersebut lebih menekankan pada keterlibatan
otot otot di dekat orifisium ureter dibandingkan obstruksi akibat massa
neoplasma yang menekan ureter. CT atau MRI bermanfaat dalam penilaian
praoperatif terhadap penyebab intramural dan ekstramural, invasi lokal,
pembesaran kelenjar limfe, dan deposit sekunder pada hati atau paru.

Gambar 2.13 - Transisi Cell Carcinoma.


Radiografi dari urogram ekskretoris menunjukkan massa lobulated (panah) yang menyebabkan
kelainan di dasar kandung kemih

8.

Tumor Pankreas
CT Scan dari multisection aksial pada pasien dengan kanker pankreas
menunjukkan penipisan massa rendah di kepala pankreas, berdekatan
dengan vena mesenterika superior.

Gambar 2.14 CT Scan Tumor Pankreas (kiri)

29

Gambar 2.15 - Endoskopi Tumor pancreas (kanan)

9.

Neoplasma Di Usus Halus


Neoplasma usus kecil primer sangat jarang. Kolon terkena 40 kali
lebih besar dari usus kecil. Gejala sering kali tidak jelas; nyeri epigastrik,
mual, muntah, kolik, diare, perdarahan (biasanya samar). Alasan yang
paling sering untuk operasi adalah obstruksi, perdarahan dan nyeri. Tumor
jinaj menyebabkan intususepsi pada orang dewasa; tumor ganas secara
langsung mengobstruksi atau membengkokkan usus. Diagnosis sulit untuk
ditentukan, endoskopi bermanfaat untuk deodenum, sisa usus membutuhkan
enteroklisis (intubasi usus kecil dengan radigraf barium).
Neoplasma usus kecil sangat jarang meskipun panjang usus kecil
adalah 80% dari panjang saluran gastrointestinal. Hanya 5% dari neoplasma
dan 1% dari keganasan di saluran gastrointestinal terkena usus kecil.

Gambar. 2.16 neoplasma usus

a. Neoplasma jinak
Berasal dari epitel atau jaringan penyambung. Paling sering
adenoma, leiomioma atau lipoma. Sering tidak menimbulkan gejala,

30

kecuali menyebabkan obstruksi melalu intususepsi, juga dapat berdarah


(sepertiga perdarahan samar). Pembedahan diindikasikan jika diagnosis
dibuat atau diduga. Yang paling sering digunakan adalah reseksi segmental
sederhana.
-

Adenoma
Adenoma mengisi kira-kira 15% dari semua tumor jinak usus
halus dan mempunya tiga tipe yang utama; Adenoma sejati, adenoma
villosa atau adenoma kelenjar brunner (proliferasi glandular deodenum
hiperplastik tanpa potensi keganasan); 20% dalam deodenum mayoritas
asimptomati. Adenoma billosa mempunya potensial keganasan 35%55%. Lesi-lesi ini sering asimptomatik dan ditemukan secara tidak
sengaja pada pemeriksaan autopsi. Manifestasi klinis yang paling sering
ditemukan adalah perdarahan dan obstruksi. Terapi yang dianjurkan
adalah reseksi segmental.

Leiomioma
Jinak, tunggal, lesi otot polos. Merupakan neoplasma jinak yang
simptomatik. Akhir-akhir ini ahli patologis menggunakan istilah tumor
stroma bagi menggantikan istilah leiomioma. Insiden terjadinya tumor
adalah sama pada pria dan wanita, paling sering didiagnosa pada
dekade kelima kehidupan. Tumor dapat tumbuh secara intramural dan
menyebabkan obstruksi. Namun tidak jarang juga tumor ini secara
intramural dan ekstramural, kadang-kadang mencapai ukuran yang
cukup besar dan akhirnya tumbuh melampaui suplai darah pada tumor
dan mengakibatkan perdarahan, yang merupakan indikasi yang paling
umum untuk operasi pada pasien dengan tumor stroma jinak. Reseksi
usus dilakukan bagi mengurangkan dan menghentikan perdarahan,
namun resiko untuk terjadinya rekurensi masih ada.

Sindroma Peutz-Jeghers
Pigmentasi melanotik mukokutan (sirkumoral, bukal, telapak
tangan, telapak kaki, perianal) dan polip gastrointestinal. Diturunkan
secara dominan sederhana. Polipnya multiple pada jejunum, iluem dan
rektum, dan merupakan hamartoma. Dapat menyebabkan nyeri kolik
31

dari

intususepsi

intermitten.

Reseksi

kuratif

biasanya

tidak

dimungkinkan. Pembedahan diindikasikan utnuk obstruksi atau


perdarahan.
Neoplasma
Leiomioma
Lipoma
Adenoma
Polip
-Poliposis, Peutz-Jeghenz
Hemangioma
Fibroma
Tumor neurogenik
Fibromioma
Miksoma
Limfangioma
Fibroadenoma

Persentase
17
16
14
14
3
10
10
5
5
2
2
1

Tabel.2.1. Jenis dan frekuensi relatif dari neoplasma jinak usus halus

b. Neoplasma ganas
Adenokarsinoma (paling umum), karsinoid, sarkoma, limfoma.
Pasien mengalami

diare dengan mukus/tenesmu,

obstruksi dan

perdarahan kronis. Biasanya timbul secara tersembunyi. Terapi adalah


reseksi

luas,

mencakup

pankretikoduodenektomi.

nodus.
Reseksi

Lesi

deodenum

paliatif

untuk

membutuhkan
mengurangi

gejala.obstruksi. Kelangsungan hidup keseluruhan buruk (rata-rata


kelangsungan hidup 5 tahun adalah 20%). Karsinoma periampular
mungkin mempunyai kelangsungan hidup 5 tahun sampai 40%.
-

Adenokarsinoma
Sekitar 50% dari keganasan usus kecil. Kebanyakan dalam
deodenum dan jejunum proksimal; 50% karsinoma deodenum
melibatkan mapula dan berkaitan dengan ikterus intermitten. Lesi
jejunum berkaitan dengan obstruksi.

Sarkoma
Merupakan 20% dari keganasan usus kecil; leiomiosarkoma
paling umum. Dapat berdarah atau mengobstruksi.

32

Gambar. 2.17 Leiomyosarcoma


-

Limfoma
Merupakan 10-15% dari keganasan usus kecil. Paling umum
dalam ileum. Mungkin merupakan penyakit usus kecil primer atau
bagian dari penyakit sistemik.

33

Gambar. 2.18 Managemen pembedahan


-

Karsinoid
Timbul dari sel enterokromafin (Kulchitdky). Terjadi sama
seringnya dengan adenokarsinoma usus kecil. Potensial keganasan
bervariasi. Mensekresi serotonin dan substansi P. Sindrom karsinoid
(warna merah pada wajah, bronkospasme, diare, kolaps vasomotor,
hepatomegali, penyakit katup jantung kanan) terjadi dalam < 50%.
Beberapa orang percaya bahawa metastasis hepatik harus ada sebelum
terjadinya sindrom. Paling sering, karsinoid timbuk dalm apendik
(46%), ileum (24%) dan rektum (17%). Tumor apendiks 3%
bermetastasis bila dibandingkan dengan karsinoid ileum (angka
metastatik 35%). Dari tumor yang berdiameter <1 cm (75% dari
karsinoid gastrointestinal), hanya 2% yang bermetastasi. Penampilan
mayou adalah kuning atau coklat, bulat, nodul keras yang ditutupi oleh
mukosa normal. Gejalanya adalah sindrom karsinoid (jarang) atau nyeri
abdomen, obstruksi, diare dan turunnya berat badan.

34

Diagnosis serial usus kecil, arteriogram mesenterik, CT scan


bermanfaat.

Urin

untuk

5-HIAA

dengan/tanpa

perangsangan

pentagastrin digunakan untuk diagnosis sindrom.


Sindroma karsinoid ganas jarang terjadi, hanya dalam 6-9%
pasien karsinoid. Paling sering dengan penyakit usus kecil dan
metastatik hepatk. Mengalami hepatomegali, diare, warna merah pada
wajah, penyakit kanutng jantung kanan dan asma. Gejala diakibatkan
oleh serotonin, substansi P, kemungkina bradikinin dan prostaglandin E
dan F.
Terapi karsinoid primer <1 cm diterapi dengan reseksi usus kecil
segmental. Lesi yang lebih besar atau lesi dengan keterlibatan dari
nodus, membutuhkan eksisi luas usus dengan inklusi dan mesenterium.
Karsinoid apendiseal <2 cm membutuhkan hanya apendiktomi
sederhana; >/= 2cm harus menjalani hemikolektomi. Sindrom karsinoid
dapat diterapi dengan reseksi kuratif atau paliatif, atau dengan
somastatin kerja lama.
Prognosis keseluruhan 54%, 75% untuk penyakit lokal, 59%
untuk penyebaran regional, dan 19% untuk penyebaran distal. Karena
sifatnya yang indulen, membesar, maka digunakan reseksi paliatif.

35

Anda mungkin juga menyukai