TINJAUAN PUSTAKA
III.1
DEFINISI
Tumor abdomen adalah suatu massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi
dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga
sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Kelainan ini
dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava
inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang
dibungkusnya tetapi tidak menginvasinya.
Yang termasuk tumor intra abdomen antara lain, Tumor hepar, Tumor
limpa / lien, Tumor lambung / usus halus, Tumor colon, Tumor ginjal
(hipernefroma), Tumor pankreas. Pada anak-anak dapat terjadi
Tumor wilms
(ginjal). Yang akan dibahaskan di sini adalah yang terutama tumor di saluran
cerna intestinal.
III.2
Bagian abdomen juga dapat dibagi menjadi 4 bagian berdasarkan posisi dari
satu garis horizontal dan 1 garis vertikal yang membagi daerah abdomen.
1.
2.
3.
4.
III.3
ETIOLOGI
Penyebab neoplasi umumnya bersifat multifaktorial. Beberapa faktor yang
dianggap sebagai penyebab neoplasi antara lain meliputi bahan kimiawi, fisik,
virus, parasit, inflamasi kronik, genetik, hormon, gaya hidup, serta penurunan
16
aktivasi
terlebih
dahulu
(ko-karsinogen)
untuk
bahan
sintetik/semisintetik.
Benzopire
suatu
pencemar
c. Viral
Dapat
dibagi
menjadi
dua
berdasarkan
jenis
asam
yang sering
III.4
KLASIFIKASI
Dewasa :
-
Tumor hepar
Tumor colon
Tumor pankreas
Anak-anak :
-
III.5
GEJALA KLINIS
Kanker dini sering kali tidak memberikan keluhan spesifik atau
darah
atau
pemeriksaan
penunjang
umumnya
juga
tidak
menunjukkan kelainan.
Oleh karena itu, American Cancer Society telah mengeluarkan peringatan
tentang tanda dan gejala yang mungkin disebabkan kanker. Tanda ini disebut 7danfer warning signals CAUTION. Yayasan Kanker Indonesia menggunakan
akronim WASPADA sebagai tanda bahaya keganasan yang perlu dicuraigai.
Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk
dideteksi. Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika mulai
mendesak jaringan di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena sifat rongga tumor
abdomen yang longgar dan sangat fleksibel. Tumor abdomen bila telah terdeteksi
harus mendapat penanganan khusus. Bahkan, bila perlu dilakukan pemantauan
disertai dukungan pemeriksaan secara intensif. Bila demikian, pengangkatan dapat
dilakukan sedini mungkin.
Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah perut
tampak membuncit dan mengeras. Jika positif, harus dilakukan pemeriksaan fisik
dengan hati-hati dan lembut untuk menghindari trauma berlebihan yang dapat
mempermudah terjadinya tumor pecah ataupun metastasis. Dengan demikian
mudah ditentukan pula apakah letak tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal.
Tumor yang terlalu besar sulit menentukan letak tumor secara pasti. Demikian
pula bila tumor yang berasal dari rongga pelvis yang telah mendesak ke rongga
abdomen.
19
Hiperplasia.
Konstipasi.
Nyeri.
Pendarahan.
.
III.6
PEMERIKSAAN KLINIS
Pemeriksaan klinik di sini adalah pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pemeriksaan ini sangat penting, karena dari hasil pemeriksaan klinik yang
20
diagnosis klinik yang baik pula. Pemeriksaan klinik yang dilakukan harus secara
holistik, meliputi bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual.
Anamnesis seorang pasien, dapat bermacam-macam mulai dari tidak ada
keluhan sampai banyak sekali keluhan, bisa ringan sampai dengan berat. Semakin
lanjut stadium tumor, maka akan semakin banyak timbul keluhan gejala akibat
tumor ganas itu sendiri atau akibat penyulit yang ditimbulkannya.
Apabila ditemukan tumor ganas di dalam atau di permukaan tubuh yang
jumlahnya banyak (multiple), maka perlu ditanyakan tumor mana yang timbul
lebih dahulu. Tujuannya adalah untuk memperkirakan asal dari tumor tersebut.
Pemeriksaan fisik ini sangat penting sebagai data dasar keadaan umum pasien dan
keadaan awal tumor ganas tersebut saat didiagnosa. Selain pemeriksaan umum,
pemeriksaan khusus terhadap tumor ganas tersebut perlu dideskripsikan secara
teliti dan rinci. Untuk tumor ganas yang letaknya berada di atau dekat dengan
permukaan tubuh, jika perlu dapat digambar topografinya pada organ tubuh
supaya mudah mendeskripsikannya. Selain itu juga perlu dicatat :
1.
2.
Konsistensinya
3.
III.7
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Endoskopi (sebuah penelitian dimana sebuah pipa elastis digunakan untuk
melihat bagian dalam pada saluran pencernaan) adalah prosedur diagnosa terbaik.
Hal yang memudahkan seorang dokter untuk melihat langsung dalam perut, untuk
memeriksa helicobacter pylori, dan untuk mengambil contoh jaringan untuk
diteliti di bawah sebuah mikroskop (biopsi). Sinar X barium jarang digunakan
karena hal tersebut jarang mengungkapkan kanker tahap awal dan tidak
dianjurkan untuk biopsi. Jika kanker ditemukan, orang biasanya menggunakan
computer tomography (CT) scan pada dada dan perut untuk memastikan
penyebarannya yang mana tumor tersebut telah menyebar ke organ-organ lainnya.
Jika CT scan tidak bisa menunjukkan penyebaran tumor. Dokter biasanya
melakukan
endoskopi
ultrasonic
(yang
memperlihatkan
lapisan
saluran
21
Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop. Alat ini merupakan salah satu alat
scanning dengan menggunakan isotop radioaktif, seperti: Iodium,
Technetium, dll. Contoh: scinfigrafitiroid, tulang, otak, dll.
22
III.8
1.
GAMBARAN RADIOLOGI
Tumor Hepar
Ada 2 macam gambaran hepatoma yaitu bentuk nodular yang
gambaran nodul tumor jelas misalnya tumor yang tidak berbatas rata, atau
bentuk difuse. Hepatoma bentuk difuse ditandai dengan edchopattern yang
sangat kasat dan mengelompok dengan batas tidak teratur dan bagian
sentralnya lebih ecvhogenik. Pembuluh darah disekitarnya sering distorted.
Seringkali
diagnosa sirosis padahal diagnosa yang betul adalah sirosis dan hepatoma
diffuse. Gambaran hepatoma diffuse harus dibedakan dari gambaran focal
fatty liver dimana ada gambaran echopattern yang kasar tetapi fokal.
23
2.
Tumor Limpa
Pada tumor primer pada limpa ditemukan gambaran bulging atau
penggelembungan tepi limpa dengan struktur eko parenkim yang tidak
homogen.
3.
24
a.
Lesi tipe I yaitu adanya elevasi dan penonjolan keluar lumen lebih
dari 5 mm.
b.
Lesi tipe II yaitu adanya lesi superficial yang adanya elevasi (IIa),
datar (IIb), atau tertekan (IIc).
c.
Lesi tipe III stadium kanker awal adalah gambaran dangkal, ulkus
ireguler dikelilingi nodul-nodul, kumpulan lipatan-lipatan mukosa.
25
4.
Tumor Kolon
- Adanya
penonjolan
ke
dalam
lumen
berupa
polip
bertangkai
menyempit)
26
5.
Tumor Ginjal
27
Gambar 2.11 - CT scan bayi dengan massa ginjal yang besar (panah).
Jaringan ginjal normal adalah ditunjukkan di sebelah kanan tumor Wilms (panah kepala, struktur
berwarna putih).
6.
Tumor Ureter
Terdapat gambaran filling defect pada daerah yang terdapat polip
Gambar 2.12 Gambaran filling defect (panah) di ureter adalah karakteristik dari polip
fibroepithelial.
7.
Tumor Buli-buli
28
8.
Tumor Pankreas
CT Scan dari multisection aksial pada pasien dengan kanker pankreas
menunjukkan penipisan massa rendah di kepala pankreas, berdekatan
dengan vena mesenterika superior.
29
9.
a. Neoplasma jinak
Berasal dari epitel atau jaringan penyambung. Paling sering
adenoma, leiomioma atau lipoma. Sering tidak menimbulkan gejala,
30
Adenoma
Adenoma mengisi kira-kira 15% dari semua tumor jinak usus
halus dan mempunya tiga tipe yang utama; Adenoma sejati, adenoma
villosa atau adenoma kelenjar brunner (proliferasi glandular deodenum
hiperplastik tanpa potensi keganasan); 20% dalam deodenum mayoritas
asimptomati. Adenoma billosa mempunya potensial keganasan 35%55%. Lesi-lesi ini sering asimptomatik dan ditemukan secara tidak
sengaja pada pemeriksaan autopsi. Manifestasi klinis yang paling sering
ditemukan adalah perdarahan dan obstruksi. Terapi yang dianjurkan
adalah reseksi segmental.
Leiomioma
Jinak, tunggal, lesi otot polos. Merupakan neoplasma jinak yang
simptomatik. Akhir-akhir ini ahli patologis menggunakan istilah tumor
stroma bagi menggantikan istilah leiomioma. Insiden terjadinya tumor
adalah sama pada pria dan wanita, paling sering didiagnosa pada
dekade kelima kehidupan. Tumor dapat tumbuh secara intramural dan
menyebabkan obstruksi. Namun tidak jarang juga tumor ini secara
intramural dan ekstramural, kadang-kadang mencapai ukuran yang
cukup besar dan akhirnya tumbuh melampaui suplai darah pada tumor
dan mengakibatkan perdarahan, yang merupakan indikasi yang paling
umum untuk operasi pada pasien dengan tumor stroma jinak. Reseksi
usus dilakukan bagi mengurangkan dan menghentikan perdarahan,
namun resiko untuk terjadinya rekurensi masih ada.
Sindroma Peutz-Jeghers
Pigmentasi melanotik mukokutan (sirkumoral, bukal, telapak
tangan, telapak kaki, perianal) dan polip gastrointestinal. Diturunkan
secara dominan sederhana. Polipnya multiple pada jejunum, iluem dan
rektum, dan merupakan hamartoma. Dapat menyebabkan nyeri kolik
31
dari
intususepsi
intermitten.
Reseksi
kuratif
biasanya
tidak
Persentase
17
16
14
14
3
10
10
5
5
2
2
1
Tabel.2.1. Jenis dan frekuensi relatif dari neoplasma jinak usus halus
b. Neoplasma ganas
Adenokarsinoma (paling umum), karsinoid, sarkoma, limfoma.
Pasien mengalami
obstruksi dan
luas,
mencakup
pankretikoduodenektomi.
nodus.
Reseksi
Lesi
deodenum
paliatif
untuk
membutuhkan
mengurangi
Adenokarsinoma
Sekitar 50% dari keganasan usus kecil. Kebanyakan dalam
deodenum dan jejunum proksimal; 50% karsinoma deodenum
melibatkan mapula dan berkaitan dengan ikterus intermitten. Lesi
jejunum berkaitan dengan obstruksi.
Sarkoma
Merupakan 20% dari keganasan usus kecil; leiomiosarkoma
paling umum. Dapat berdarah atau mengobstruksi.
32
Limfoma
Merupakan 10-15% dari keganasan usus kecil. Paling umum
dalam ileum. Mungkin merupakan penyakit usus kecil primer atau
bagian dari penyakit sistemik.
33
Karsinoid
Timbul dari sel enterokromafin (Kulchitdky). Terjadi sama
seringnya dengan adenokarsinoma usus kecil. Potensial keganasan
bervariasi. Mensekresi serotonin dan substansi P. Sindrom karsinoid
(warna merah pada wajah, bronkospasme, diare, kolaps vasomotor,
hepatomegali, penyakit katup jantung kanan) terjadi dalam < 50%.
Beberapa orang percaya bahawa metastasis hepatik harus ada sebelum
terjadinya sindrom. Paling sering, karsinoid timbuk dalm apendik
(46%), ileum (24%) dan rektum (17%). Tumor apendiks 3%
bermetastasis bila dibandingkan dengan karsinoid ileum (angka
metastatik 35%). Dari tumor yang berdiameter <1 cm (75% dari
karsinoid gastrointestinal), hanya 2% yang bermetastasi. Penampilan
mayou adalah kuning atau coklat, bulat, nodul keras yang ditutupi oleh
mukosa normal. Gejalanya adalah sindrom karsinoid (jarang) atau nyeri
abdomen, obstruksi, diare dan turunnya berat badan.
34
Urin
untuk
5-HIAA
dengan/tanpa
perangsangan
35