I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama
2. Jenis Kelamin
3. Umur
4. Agama
5. Suku
6. Pendidikan
7. Alamat
8. Tgl Pemeriksaan
: Tn. KW
: Laki-Laki
: 71 tahun
: Islam
: Jawa
: SMP
: Surabaya
: 25 Maret 2015
II. ANAMNESA
Keluhan Utama
Bercak-bercak putih pada tangan
Keluhan Tambahan
Riwayat Penyakit Sekarang
Penderita datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSAL Dr. Ramelan dengan
keluhan bercak-bercak putih pada jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri dan
kanan. Bercak ini timbul kira kira sejak 3 tahun yang lalu, diawali warna
putih semu, tambah lama warna menjadi lebih putih. Penderita mengira
bercak putih berukuran + 0,5 cm di jari-jarinya adalah panu dan penderita
dioleskan salep (penderita lupa nama obatnya) dan salep tersebut dioleskan
pada daerah yang berbercak setelah mandi pagi dan sore hari, tetapi bercak
tersebut tidak ada perubahan, bahkan tambah lebar dan timbul bercak
bercak putih lainnya.
Bercak-bercak ini tidak gatal ataupun nyeri, bercak-bercak tersebut
juga masih bisa mengeluarkan keringat seperti kulit normal biasanya. Tidak
ada luka pada tempat timbulnya bercak tersebut sebelumnya. Tidak ada
keluhan lain selain bercak-bercak putih tersebut. Penderita sebelumnya tidak
terpapar bahan kimia ataupun terkena trauma di tempat bercak-bercak
tersebut timbul. Sebelum bercak tersebut timbul penderita mengaku sering
berada di bawah sinar matahari dalam waktu yang cukup lama karena
pekerjaannya sebagai tukang kebun.
Riwayat Penyakit Dahulu
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Normochest
: Gerakan Nafas Simetris
: Sonor Kedua lapang paru
: Tidak dievaluasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: simetri, flat
: Tidak dievaluasi
: nyeri tekan (-)
: tympani
Extremitas
Akral: Hangat
Edema: (-)
2. Status Dermatologis
Status Lokalis
: regio phalang distal Dextra dan Sinistra
Efloresensi
: tampak macula hipopigmentasi dengan batas tegas dan
disertai bentuk dan ukuran yang tidak teratur
IV. RESUME
3
Status Dermatologis
Status Lokalis
Efloresensi
DIAGNOSA BANDING
a. Tinea versikolor
b. Pitiriasis alba
VII. PLANNING
Pewarnaan KOH
Histopatologi
VIII. TERAPI
Medikamentosa
a. Kosmetik : tabir surya atau cover mask
b. Repigmentasi dengan kombinasi psoralen 0,6mg/kgBB diberikan 2 jam
IX.
TINJAUAN PUSTAKA
VITILIGO
I.Definisi :
Vitiligo adalah hipomelanosis idiopatik dapat ditandai dengan adanya makula
putih yang dapat meluas. Dapat mengenai seluruh bagian tubuh yang mengandung
melanosit, misalnya rambut dan mata.
II.Epidemiologi :
Insidens yang dilaporkan bervariasi antara 0,1 sampai 8,8%. Dibeberapa
Negara maju seperti Amerika serikat dilaporkan bahwa insidenspenyakit ini
hanya berkisar 1%. Vitiligo biasanya terjadi pada anak-anak dan dewasa
muda atau sekitar 10-30 tahun, tetapi penyakit ini dapat juga terjadi pada
semua usia. Vitiligo bisa dapat terjadi pada semua ras dimana laki-laki dan
perempuan mempunyai resiko yang sama.
III.Etiologi :
Faktor genetik dilaporkan berpengaruh terhadap vitiligo. Dimana pada
penderita vitiligo. Dimana pada penderita vitiligo, 5% akan mempunyai anak dengan
vitiligo. Riwayat keluarga vitiligo bervariasi antara 20-40%.
Penyebab yang pasti penyakit ini masih belum diketahui, berbagai faktor
pencetusnya sering dilaporkan, misalnya krisis emosi dan trauma fisik. Ada empat
mekanisme yang dianggap berpengaruhuntuk menjelaskan bagaimana penyakit ini
bisa terjadi, yaitu hipotesis autoimun , hipotesis neurohumoral, hipotesis autotoksik,
dan pajanan terhadap bahan kimiawi.
IV.PATOGENESIS :
1. Hipotesis autoimun
2. Hipotesis Neurohumoral
Karena melanosit terbentuk dari nueralcrest, maka disuga faktor neural
berpengaruh. Tirosin adalah substart untuk pembentukan melanin dan
katekol. Kemungkinan adanya produk intermediete yang terbentuk
selama sintesis katekol yang mempunyai efek merusak melanosit pada
beberapa lesi ada gangguan keringat dan pembuluh darah terhadap
respons transmitter saraf, misalmya asetilkolin.
3. Autositotoksik
Sel melanisit membentuk melanin melalui oksidasi tirosin ke DOPA dan DOPA
ke dopakinon. Dopakinon akan dioksidasi menjadi berbagai indol dan radikal
bebas. Melanosit pada lesi vitiligo dirusak oleh penumpukan prekusor
melanin. Secara in vitro dibuktikan tirosin dopa, dan dopakrom merupakan
sitotoksik terhadap melanosit.
4. Pajanan terhadap bahan kimiawi
Depigmentasi kulit dapat terjadi terhadap pajanan Mono Benzil Eter
Hidrokinon dalam sarung tangan atau detergen yang mengandung fenol.
V. GEJALA KLINIS
Makula berwarna putih dengan diameter beberapa millimeter sampai
beberapa sentimeter,bulat atau lonjong dengan batas tegas, tanpa perubahan
epidermis yang lain. Kadang-kadang terlihat makula hipomelanotik selain makula
apigmentasi.
a. Fokal : satu atau lebih makula pada satu area, tetepi tidak segmental
b. Segmental : satu atau lebih makula pada satu area, dengan distribusi
menurut dermatom, misalnya satu tungkai
c. Mukosal : hanya terdapat pada membrane mokosa
Jarang penderita vitiligo lokalisata yang berubah menjadi generalisata
2. Generalisata
7
VII. DIAGNOSIS
1. Evaluasi Klinis
Diagnosis vitiligo didasarkan atas anamnesa dan gambaran klinis. Ditanyakan
pada penderita :
a. Awitan penyakit
b. Riwayat keluarga tentang timbulnya lesi dan uban yang tibul dini
10
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adhi. et al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: edisi kelima. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2009.
Wolff, Klaus et al. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine: seventh edition.
McGraw Hill Medical
Graham, Robin D. et al. Dermatology: edisi kedelapan. Saunders Elsevier. 2006
11
12