Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGARUH PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN PRODUKSI TANAMAN PADI ( Oriza Sativa )

Oleh :

Kelompok 1 c25 :
Nama :
Eko Irianto Gultom
Isbachul lail
M. Rizky Nur Affandy
Ratih Herni Putrika
Risalatul Mufidah

(1525010126)
(1525010127)
(1525010128)
(1525010129)
(1525010130)

PRODI S1 AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR
Tahun 2015

I.

Bab Pendahuluan
a. Latar Belakang

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan sebagai


sumberenergi yang umumnya dikonsumsi masyarakat Indonesia. Hampir separuh
penduduk dunia, terutama di Asia menggantungkan hidupnya dari tanaman padi. Begitu
pentingnya arti padi sehingga kegagalan panen dapat mengakibatkan gejolak sosial
luas. Upaya peningkatan produksi tanaman pangan dihadapkan pada berbagai kendala
dan masalah, antara lain kekeringan dan banjir.
Salah satu upaya peningkatan produktivitas tanaman padi adalah dengan
mencukupkan kebutuhan haranya. Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman sebab unsur hara yang terdapat di dalam tanah tidak
selalu mencukupi untuk memacu pertumbuhan tanaman secara optimal (Salikin, 2003).
Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus menyebabkan peranan pupuk
kimia tersebut menjadi tidak efektif. Kurang efektifnya peranan pupuk kimia dikarenakan
tanah pertanian yang sudah jenuh oleh residu sisa bahan kimia. Astiningrum (2005)
menyatakan bahwa pemakaian pupuk kimia secara berlebihan dapat menyebabkan
residu yang berasal dari zat pembawa (carier) pupuk nitrogen tertinggal dalam tanah
sehingga akan menurunkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Menurut Sutanto
(2006) pemakaian pupuk kimia yang terus menerus menyebabkan ekosistem biologi
tanah menjadi tidak seimbang, sehingga tujuan pemupukan untuk mencukupkan unsur
hara di dalam tanah tidak tercapai. Potensi genetis tanaman pun tidak dapat dicapai
mendekati maksimal.
Selama ini petani cenderung menggunakan pupuk anorganik secara terus
menerus. Pemakaian pupuk anorganik yang relatif tinggi dan terus-menerus dapat
menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan tanah, sehingga menurunkan
produktivitas lahan pertanian. Kondisi tersebut menimbulkan pemikiran untuk kembali
menggunakan bahan organik sebagai sumber pupuk organik. Penggunaan pupuk
organik mampu menjaga keseimbangan lahan dan meningkatkan produktivitas lahan
serta mengurangi dampak lingkungan tanah.
Pupuk organik merupakan hasil dekomposisi bahan-bahan organik yang diurai
(dirombak) oleh mikroba, yang hasil akhirnya dapat menyediakan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk organik
sangat penting artinya sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga
dapat meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas lahan.
Penggunaan pupuk organik padat dan cair pada sistem pertanian organik sangat
dianjurkan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pemakaian pupuk organik juga
dapat memberi pertumbuhan dan hasil tanaman yang baik. Rahmatika (2010)
menemukan pengaruh yang sama antara perlakuan pemupukan urea 100%
dibandingkan dengan penggunaan 100% nitrogen yang berasal dari azola pada
tanaman padi. Hal serupa juga ditemukan Rohmat dan Sugiyanta (2010) yang meneliti
kombinasi pupuk organik dan anorganik pada tanaman padi. Penggunaan pupuk
organik 10 ton/ha dan pupuk anorganik (200kg Urea/ha + 100kg SP-36/ha + 100kg
KCl/ha) mampu meningkatkan efektivitas agronomi jika dibandingkan hanya
menggunakan pupuk anorganik. Hadi (2005) juga menyarankan memanfaatkan abu
sekam sebagai alternatif pupuk organik sumber kalium pada budidaya tanaman padi
sawah.
Pada pertanian padi secara organik murni (tanpa penambahan pupuk anorganik)
dianjurkan menggunakan kombinasi pupuk organik padat dan cair. Kombinasi ini

berperan penting untuk saling melengkapi antara kelebihan dan kelemahan kedua
pupuk organik tersebut. Pupuk organik padat yang diberikan lewat tanah perlu
dikombinasikan dengan pupuk organik cair melalui daun, untuk memaksimalkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi.
II.
Rumusan Masalah

III.

Tujuan

IV.

Mengetahui pupuk organik sebagai unsur hara pada tanaman Padi


Mengetahui bentuk pupuk organik sebagai unsur hara pada tanaman Padi
Mengetahui berapa dosis yang baik dalam pemberian pupuk organik
Mengetahui kapan waktu yang tepat dalam pemberian pupuk organik
Mengetahui alasan penggunaan pupuk organik
Mengetahui bagaimana mencapai produksi yang maksimal
Mengetahui siklus tanaman Padi dengan menggunakan pupuk organik

Pembahasan
Pupuk organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang bahannya berasal dari bahan organik
seperti: tanaman, hewan ataupun limbah organik. Bahan-bahan yang dapat
digunakan sebagai pupuk organik misalnya: jerami, tanaman perdu, tanaman
legum, sekam, bekas gergajian kayu, dll. Pupuk organik menjadi bahan untuk
perbaikan struktur tanah yang terbaik dan alami. Pemberian pupuk organik pada
tanah akan memperbaiki struktur tanah dan menyebabkan tanah mampu
mengikat air lebih banyak.
Pupuk organik memiliki ciri-ciri umum memiliki kandungan hara rendah, namun
kandungan hara bervaraiasi tergantung bahan yang digunakan; ketersediaan
unsur hara lambat, hara tidak dapat langsung diserap oleh tanaman,
memerlukan perobakan atau dikomposisi baru dapat terserap oleh tanaman;
jumlah hara tersedia dalam jumlah yang terbatas.
Pengaruh pupuk organik
Meski memiliki kelemahan pupuk organik mempunyai banyak kelebihan dan
keuntungan. Penggunaan pupuk organik membuat tanah menjadi gembur
sehingga mudah terjadi sirkulasi udara dan mudah ditembus perakaran tanaman.
Untuk tanah yang bertekstur pasiran bahan organik akan meningkatkan
pengikatan antar partikel tanah dan meningkatkan kemampuan mengikat air.
Selain memperbaiki sifat fisik tanah pupuk organik juga memperbaiki sifat kimia
tanah, yaitu dengan membantu proses pelapukan bahan mineral. Bahan organik
juga memberikan makanan bagi kehidupan mikrobia dalam tanah. Bahan organik
dalam tanah mempengaruhi jumlah mikrobia yang ada dalam tanah.
Berbagai jenis pupuk organik
Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemui berbagai jenis pupuk organik.
Berbagai jenis bahan yang dapat digunakan sebagai pupuk organik misalnya:
1. Pupuk hijau
Pupuk hijau adalah pupuk yang terdiri dari daun-daunan yang mudah membusuk
dalam tanah. Daun-daunan dapat langsung dimasukkan ke dalam tanah sebagai
pupuk hijau. Unsur hara yang terdapat pupuk hijau misalnya: N, P, K, dan unsur
lainnya. Contoh pupuk hijau yang mudah didapat adalah sisa hasil pertanian.
Sisa hasil pertanian banyak mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan

tanaman. Pengembalian sisa tanaman diperlukan untuk mengembalikan unsurunsur yang diambil tanaman unutk pertumbuhannya kembali lagi ke lahan
pertanian. Upaya ini untuk menjaga kesuburan tanah.
Pengembalian sisa tanaman perlu memperhatikan agar proses peruraian bahan
organik tidak mengganggu tanaman musim tanam berikutnya. Penanaman
tanaman sebaiknya menunggu proses peruraian sempurna. Pada saat proses
peruraian bahan organik jika terdapat tanaman bisa menyebabkan tanaman
sakit. Perlu diperhatikan agar proses peruraian bahan organik tidak mengganggu
kesehatan tanaman. Proses peruraian bahan organik tergantung jenis
bahan/sisa tanaman.
a. Tanaman Legum
Pupuk hijau dapat juga ditanam pada waktu sela antar waktu tanam. Contoh
tanaman pupuk hijau adalah tanaman kacang-kacangan. Tanaman kacangkacangan biasanya mempunyai bintil akar. Dalam bintil akar tersebut hidup
bakteri yang dapat menambat N2 dari udara yang diperlukan tanaman. Karena
itu, bintil akar dapat disebut sebagai pabrik pupuk nitrogen alami. Contoh
tanaman ini adalah: kacang tanah, kedelai, kacang hijau, dll. Sebagai contoh,
tanaman kedelai dapat menambat nitrogen antara 60-168 kg/ha/tahun; kacang
tanah 72-142/ha/tahun.
Tanaman legum atau kacang-kacangan mengandung nitrogen lebih tinggi
dibandingkan dengan tanaman non-legum. Daun tanaman legum dapat
digunakan sebagai pupuk hijau atau diproses menjadi kompos. Daun tanaman
legum sebagai pupuk hijau dapat digunakan secara langsung. Selain daunnya
dapat digunakan sebagai pupuk hijau atau bahan kompos tanaman legum juga
dapat mengikat nitrogen dari udara. Bintil-bintil akar dari tanaman legum
mempunyai kandungan nitrogen yang cukup tinggi. Di dalam bintil akar ini hidup
bakteri yang mampu menambat N2 dari udara. Karenanya bintil akar pada
tanaman legum dapat dipandang sebagai pabrik nitrogen (kalau pupuk kimia
urea) alami.
Pemanfaatan waktu sela bisa dimanfaatkan untuk menanam tanaman pupuk
hijau. Pemanfaatan waktu sela untuk tanaman pupuk hijau lebih baik jika
mempertimbangkan sfiat tanaman sebagai berikut:
- tanaman lokal, sehingga murah dan mudah didapat
- cepat berkembang biak dan mengandung unsur hara tinggi
- mudah tumbuh
- berupa tanaman semusim dan tidak berkayu serta tumbuh subur
- bisa tumbuh pada lahan yang ada tanpa persiapan lahan. Ditanam dengan cara
ditugal atau disebar
- tanaman tahan terhadap naungan atau tahan terhadap kekeringan
- mampu menutup tanah dengan baik dan bisa melilit/merambat pada
batang/tanggul sisa tanaman di lahan
- mudah dibenamkan dalam tanah
Dengan kemampuannya menambat nitrogen dari udara tersebut tanaman legum
menjadi sumber unsur hara nitrogen bagi ekosistem tanah. Keunggulan lainnya
adalah mudah terurai di dalam tanah sehingga mempercepat penyiapan unsur
hara bagi tanaman. Conoth legum adalah pupuk hijau lainnya seperti: orok-orok,
lamtoro, turi, dadap, sengon laut, crolataria, gamal, kacang tunggak, kacang
buncis dll.
b. Jerami
Jerami pada tanaman padi banyak sekali mengandung unsur nitrogen. Jerami
padi merupakan sumber pupuk organik yang tersedia langsung di lahan
pertanian. Mengembalikan jerami ke lahan tanaman adalah sama dengan

memberikan pupuk ke dalam tanah. Dalam jerami mengandung banyak sekali


unusr nitrogen karena sepertiga unsur nitrogen yang terserap tanaman padi
tertinggal pada jerami. Ada berbagai macam cara dalam menangani jerami padi.
Pertama jerami langsung ditebarkan ke atas lahan kemudian dibajak sehingga
jerami bercampur dengan tanah. Atau mengolahnya dahulu menjadi kompos.
Dalam jerami setiap 1,5 ton atau setara dengan 1 ton gabah kering mengandung
9 kg nitrogen, 2 kg Pospor, 25 kg Silikat, 6 kg Calsium, dan 2 kg
Magnesium.Penggunaan jerami selain untuk dikembalikan ke dalam tanah
sangat merugikan.
Pembakaran jerami tidak adalah sesuatu yang tidak benar. Pembakaran jerami
menyebabkan hilangnya 93% unsur nitrogen dan kalium sebesar 20%. Jika
jerami ditimbun di pinggir sawah menyebabkan proses penguraian menjadi
lambat. Cairan yang dikeluarkan timbunan jerami akan mematikan tanaman di
sekitarnya. Timbunan jerami juga dapat menjadi sarang tikus. Dengan
mengembalikan jerami akan mengembalikan unsur pospor, besi, dan juga sulfur
dan seng.
Cara pengembalian jerami ke lahan adalah dengan membenamkan pada lahan
pertanian satu bulan menjelang tanam. Hal ini unutk mneghindari proses
peruraian jerami mengganggu pertumbuhan tanaman. Dengan pembenaman
jerami ketersediaan unsur hara dalam tanah akan mneingkat. Namun ada
beberapa kendala yang dihadapi dalam memproses jerami menjadi pupuk ini.
1. penyebaran jerami memerlukan tenaga
2. menyulitkan pengolahan
3. dapat terjadi, jerami menjadi sarang serangga
Untuk mengatasi tenaga kerja karenanya dapat dilakukan penyebaran jerami
secara langsung ke atas lahan tanaman. Dan mendiamkannya selama 1 minggu
agar jerami menjadi busuk. Tetapi cara ini mengurangi kandungan unusr hara
dalam jerami.
c. Sekam padi
Sekam padi dapat digunakan untuk memperbaiki struktur tanah dan menambah
unusr hara tanah. Penggunaan sekam padi juga akan memperbaiki sifat fisik
tanah dengan mengurangi kepadatan tanah. Adanya sekam padi memperluas
ketersediaan lengas tanah. Pembenaman sekam secara tidak langsung juga
memperbaiki sifat fisik tanah.
d. Azolla
Azolla merupakan jenis tanaman pakuan yang hidup pada lingkungan perairan
dan mempunyai sebaran yang luas. Seperti tanaman legum, tanaman azolla
mampu mengikat N2 dari udara. Azolla relatif toleran terhadap kondisi tanah
yang asam, sehingga pengembangan azolla tidak memerlukan perlakukan
khusus. Azolla merupakan jenis tanaman air yang banyak tumbuh di sawah yang
tergenang. Azolla dapat dikembangbiakkan di sebagian petak sawah sebelum
ditanami. Karena perkembangan azolla yang cepat ia dapat segera memenuhi
seluruh lahan sawah. Azolla mampu berkembang mencapai 100 kali dalam
waktu 15 s/d 20 hari.
Azolla dapat digunakan dengan membenamkannya secara langsung ke dalam
tanah. Hal ini disebabkan karena azolla mudah terurai atau terdekomposisi.
Bahkan azolla dapat digunakan sesudah masa tanam. Pembenaman azolla akan
meningkatkan bahan organik tanah. 5 ton azolla setara dengan nitrogen seberat
30 kg. Karenanya kebutuhan nitrogen untuk tanaman padi dapat digantikan
dengan pemanfaatan azolla.
Keunggulan lain dari azolla adalah kemampuannya menekan pertumbuhan
gulma air dan dapat dibudidayakan bersama dengan tanaman padi. Dengan

perkembangannya yang cepat azolla menekan pertumbuhan gulma sehingga


menekan biaya penyiangan tanaman padi. Namun yang menjadi kendala adalah
kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman azolla. Jika masalah air dapat
terpenuhi, maka budidaya tanaman azolla tidak menjadi masalah. Sebab
tanaman azolla perlu genangan air.
2. Pupuk Kompos
Kompos adalah peruraian bahan organik oleh jasad renik (mikrobia). Pemberian
kompos tidak hanya memperkaya unsur hara bagi tanamn, namun juga
berperanan dalam memperbaiki struktur tanah, tata udara dan air dalam tanah,
mengikat unsur hara dan memberikan makanan bagi jasad renik yang ada dalam
tanah sehingga meningkatkan peran mikrobia dalam menjaga kesuburan tanah.
Pembuatan kompos juga relatif mudah. Unutk membuat kompos perlu
dipertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Bahan sebaiknya berukuran kecil, bebas dari tanaman yang terserang
penyakit, akar-akar rumput jahat seperti: alang-alang, rumput jampang, rumput
grinting, rumput yang banyak biji, bahan akar tanaman yang mengganggu.
b. Bila bahan yang digunakan sedikit mengandung unsur nitrogen sebaiknya
ditambah dengan bahan yang banyak mengandung nitrogen
c. Tempat sebaiknya tidak terlalu besar agar memudahkan pembalikan,
pengaturan suhu dan tata udaranya lancar.
e. Kelembaban udara perlu diatur agar tidak terlalu kering dan basah
Membuat Kompos
Bahan
a. Jerami
b. Daun-daunan, pelepah pisang, potongan rumput, sisa hasil pertanian
c. Pupuk kandang: kotoran itik, ayam, sapi, kambing,
d. Abu dapur
e. Kapur
f. EM-Lestari
Cara Pembuatan
Timbun bahan-bahan tersebuts ecara berlapis-lapis kecuali EM-lestari
a. Lapisan pertama dalah jerami 15 cm
b. Lapisan kedua pupuk kandang 5 cm
c. Lapisan ketiga bahan organik: pelepah pisang, potongan rumput, daundaunan, dll, setinggi 30 cm
d. Lapisan keempat abu dapur/kapur setinggi 2 cm
f. Lapisan kelima pupuk kandang setinggi 5 cm
Setiap menumpuk satu lapisan kemudian disiram dengan larutan EM-lestari yang
sudah diencerkan. Setiap 1 gelas EM-lestari dicampur dengan satu ember air
dan kemudian disiram-siramkan pada setiap lapisan. Penyiraman hendaknya
hati-hati agar tidak terlalu basah.
Penimbunan tersebut bisa berulang-ulang sampai setinggi 1 s/d 1,5 meter. Hal
ini untuk menjaga agar proses pengadukan bisa mudah.
Lapisan paling akhir adalah lapisan tanah yang subur. Setelah itu tutuplah
dengan bahan bukan plastik. Bila kompos terasa panas aduklah agar terjadi
proses pengaliran udara dan pencampuran bahan. Diperkirakan setelah 15 hari
atau 2 minggu kompos sudah dapat digunakan.
Prinsip pembuatan kompos
a. Menjaga kelembaban
Kelembaban berperanan penting dalam proses pembuatan kompos dan mutu
kompos. Kelembaban optimum adalah 50-60%. Rndahnya kelembaban udara
menurunkan proses penguraian, bila terlalu tinggi menghambat aliran udara.

b. Pembalikan
Pembalikan diperlukan agar kompos tidak kekurangan udara dan mempercepat
proses penguraian. Proses penguraian akan berjalan lambat jika kompos
kekurangan udara.
c. Peneduh
Agar proses penguraian bahan organik berlangsung sempurna usahakan tempat
pembuatan kompos terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung.
Karenanya tempat kompos perlu dibuatkan pelindung.
3. Pupuk kandang
Pupuk kandang merupakan pilihan pupuk organik yang bisa dimanfaatkan.
Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang tersebut tergantung dari jenis
ternak dan makanan ternak yang diberikan, air yang diminum, umur ternak, dll.
Hindarkan pemakaian pupuk kandang yang masih baru, sebab pupuk kandang
yang masih baru belum masak benar, dan suhunya masih tinggi.
Agar pupuk kandang terurai sebelum digunkaan pupuk kandang perlu ditimbun
di tempat yang teduh dan tidak boleh kering. Untuk mempercepat proses
peruraian pupuk kandang perlu diaduk.Tanda-tanda pupuk yang sudah
mengalami peruraian adalah:
- tidak panas, temperatur sama dengan tanah sekitar
- kotoran dan rumput-rumputan tidak nampak
- warna agak kehitam-hitaman
- mudah ditaburkan
Cara penggunaan
Penggunaan pupuk organis: pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau diberikan
pada saat sebelum tanam atau saat tanaman sudah tumbuh. Pupuk dimasukkan
ke dalam tanah atau dicampur dengan tanah sedalam 20 cm. Bisa juga dengan
membuatkan alur-alur pada tanah dan ini dilakukan 1 minggu sebelum tanam.
Pada waktu tanaman hendak ditanam pupuk diaduk dengan tanah. Jumlah
pupuk yang diberikan tergantung jenis tanaman.
Permasalahan yang sering menghambat penggunaan pupuk organik adalah
karena pupuk tersebut tidak praktis, kotor, dan jumlahnya banyak (ruah). Oleh
karenanya kebanyakan petani yang sudah terbiasa dengan hal yang mudah dan
praktis enggan menggunakan pupuk organik. Dengan kondisi tanah yang
semakin rusak ditambah kenaikan harga pupuk kimia, pilihan penggunaan pupuk
organik tidak harus ditunda-tunda lagi. Dalam penggunaan pupuk organik ada
berbagai pilihan yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi setempat.
Pupuk kandang kering
Agar pupuk kandang tidak terlihat kotor dan menimbulkan dampak yang tidak
baik terhadap tanaman serta mudah dibawa pupuk kadang dapat dikeringkan
terlebih dahulu. Penggunaan pupuk kandang secara kering mengurangi
pengaruh kenaikan temperatur selama proses peruraian dan terjadinya
kekurangan nitrogen bagi tanaman.
Proses pengeringan dapat dilakukan dengan mencampur pupuk kandang
dengan debu, lumpur kering, abu bakaran dapur atau abu bakaran. Setelah
proses pencampuran letakanlah di tempat yang terlindung dari sinar matahari
langsung dan ditutup sampai pupuk tersebut digunakan. Komposisi campuran
40% pupuk kandang 30% debu dan 30% lumpur kering.
Pupuk kandang cair
Pupuk kandang dapat pula digunakan dalam bentuk cair. Pupuk kandang cair
dapat dibuat dengan mencampur kotoran hewan dengan air lalu diaduk. Setelah
larutan tercampur rata simpanlah di tempat yang teduh dan tidak terkena sinar
matahari langsung dengan memberi penutup/pelindung. Biarkan agar terjadi

proses fermentasi seblum digunakan. Penyimpanan pupuk kandang cair


dilakukan dalam kondisi tertutup agar udara tidak dapat masuk. Hal ini dilakukan
untuk menekan kehilangan nitrogen dalam bentuk gas amoniak yang menguap.
Dengan menyimpannya terlebih dahulu sebelum digunakan akan meningkatkan
kandungan fosfat dan membuat kandungan hara menjadi seimbang.
Penggunaan pupuk kandang cair juga akan meningkatkan efisiensi penggunaan
fosfat oleh tanaman.
Dalam penggunaan pupuk kandang perlu diwaspadai dalam pengggunaan
langsung dalam tanaman adalah kemungkinan adanya kandungan gulma,
organisme penyebab penyakit yang terkandung dalam pupuk kandang/kotoran
hewan. Penggunaan secara langsung kemungkinan besar akan terjadi panas
karena proses penguraian.
Kelebihan.
Pupuk kandang merupakan pupuk organik dapat berperanan sebagai bahan
pembenah tanah. Pupuk kandang dapat mencegah erosi, pergerakan tanah dan
retakan tanah. Pupuk kandang dan pupuk organik lainnya meningkatkan
kemampuan tanah mengikat kelembaban, memperbaiki struktur tanah dan
pengatusan tanah. Pupuk kandang memacu pertumbuhan dan perkembang
bakteri dan mahluk tanah lainnya. Pupuk kandangan mempunyai kandungan
unsur N, P, K rendah, tetapi banyak mengandung unsur mikro. Kandungan unsur
nitrogen dalam pupuk kandang akan dilepaskan secara perlahan-lahan. Dengan
demikian pemberian pupuk kandang yang berkelanjutan akan membantu dalam
membangun kesuburan tanah dalam jangka panjang.
Nilai dari pupuk kandang tidak hanya didasarkan pada pasokan jumlahnya tetapi
jumlah nitrogen dan zat yang terkandung. Nitrogen yang dilepaskan dengan
adanya aktivitas mikroorganisme kemudian dimanfaatkan oleh tanaman.
Berbagai contoh di atas memperlihatkan bahwa banyak sekali bahan yang dapat
digunakan sebagai pupuk. Memang dalam penggunaannya pupuk organik ini
memiliki kelemahan dibandingkan dengan pupuk kimia. Meskipun begitu pupuk
organik memiliki banyak kelebihan yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimia.
Selain itu penggunaan pupuk organik dapat melepaskan ketergantungan petani
dari dunia luar dalam hal ini pabrik pupuk. Dengan membiasakan kembali
penggunaan pupuk organik akan menjadikan petani tidak menjadi tidak
terombang-ambingkan oleh perusahaan-perusahaan pupuk baik kimia maupun
pabrik pupuk organik.
4. Pupuk cair
Banyaknya kandungan unsur hara yang ada di dalam lahan pertanian yang ada
di lahan saudara dapat dilihat secara sederhana dari penampakan warna
tanaman di lahan saudara. Misalnya ada tanaman yang kelihatan hijau
sementara yang lainnya terlihat kekuningan. Tanaman hijau menggambarkan
bahwa tanah tersebut mempunyai cukup unsur hara. Sedangkan tanaman yang
berwarna kuning biasanya menunjukkan bahwa tanah tersebut tidak cukup
mempunyai unsur hara.
Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik
dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan
nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Kehidupan binatang di dalam
tanah juga terpacu dengan penggunaan pupuk cair. Pupuk cair tersebut dapat
dibuat dari kotoran hewan yang masih baru. Kotoran hewan yang dapat
digunakan misalnya kotoran kambing, domba, kelinci atau ternak lainnya.
Pembuatan pupuk cair dapat dilakukan dengan cara menempatkan kotoran
ternak ke dalam goni. Kumpulkan 30-50 kg kotoran ternak yang masih segar.

Masukkan dalam karung goni dan ikatlah karung tersebut. Masukkan karung
yang berisi kotoran ke dalam drum yang berisi air 200 liter air. Dengan
mengangkat ke atas dan kebawah dalam drum maka kotoran ternak tersebut
akan muda larut. Lakukan setiap 3 hari. Dibutuhkan waktu kira-kira 2 minggu
untuk melarutkan semua unsur hara dalam pupuk ke dalam air. Larutan siap bila
warna ini berubah menjadi coklat tua. Cara lain, untuk memperkirakan kapan
larutan telah siap/jadi adalah melalui penciuman. Hari pertama akan terasa bau
amoniak yang kuat. Setelah 10-14 hari, bau tersebut menjadi berkurang.
Larutan tersebut merupakan pupuk cair yang bagus untuk memupuk
pertumbuhan tanaman. Pupuk ini dapat digunakan untuk berbagai macam
tanaman. Untuk mendapatkan hasil yang bagus lebih baik pupuk cair tersebut
diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Untuk satu bagian larutan,
tambahkan 1 atau 2 bagian air. Larutan tersebut digunakan untuk menyiram
tanaman, di sekeliling tanaman. Beberapa tanaman dapat juga langsung
menggunakan pupuk cair tersebut misalnya jagung. Ampas dari sisa pupuk cair
ini dapat digunakan sebagai mulsa tanaman atau ditambahkan untuk pembuatan
kompos.
a. Manfaat
Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanamn karena unsur-unsur di dalamnya
sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun daun juga
punya kemampuan menyerap hara. Sehingga ada manfaatnya apabila pupuk
cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di atas daun-daun.
Penggunaan pupuk cair lebih memudahkan pekerjaan, dan penggunaan pupuk
cair berarti kita melakukan tiga macam proses dalam sekali pekerjaan, yaitu :
- Memupuk tanaman
- Menyiram tanaman
- Mengobati tanaman
b. Bahan
Pupuk cair bisa dibuat dari bahan yang mempunyai unsur-unsur yang mudah
atau bisa terurai di dalam air, misalnya:
- Pupuk hewan
- Daun-daunan (terutama dari kacang-kacangan)
- Kompos
Cara pembuatan :
Masukkan kotoran hewan dalam goni dan rendamlah dalam drum tertutup.
Aduklah pupuk cair dalam drum sekali seminggu. Setelah beberapa minggu
pupuk dapat digunakan. Lama waktu pembuatan.:
- Pupuk cair dari daun/kompos setelah 2 minggu;
- Pupuk cair dari pupuk kandang setelah 3 minggu ;
Untuk penggunaan bisa juga dicampurkan dengan berbagai bahan organik.
Campuran :
- Daun / kompos : 1 bagian pupuk cair dengan 3 bagian air,
- Pupuk kandang : 1 bagian pupuk cair dengan 5 bagian air ;
c. Penggunaan
Pemakaian pupuk cair adalah waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah
perkecambahan Penggunaan pupuk cair adalah terutama untuk tanaman di
persemaian atau di kebun kecil, karena jumlah pupuk cair terbatas.
Waktu pemupukan sebaiknya pagi atau sore hari, sehingga pupuk cair tidak
cepat menguap atau tidak hilang oleh hujan. Untuk menghindari supaya daun
tanaman tidak terbakar encerkan pupuk cair. Mulailah dengan campuran yang
paling encer terlebih dahulu.
5. Pupuk daun

Pupuk daun akan menjadikan tanaman lebih baik dan sehat. Pemberian pupuk
daun diberikan melalui pencampuran pupuk dengan tanah agar diserap melalui
akar.
Banyak petani menanam tanaman yang lebih sehat dengan pemakaian pupuk.
Pupuk memberi makan pada tanaman dalam bentuk hara untuk membuat
tanaman lebih kuat. Biasanya pupuk dicampur dengan tanah dan di serap
tanaman melalui perakaran. Pupuk daun masuk ke dalam tanaman melalui
lubang-lubang kecil pada daun yang disebut mulut daun (stomata). Lubanglubang ini membuka dan menutup dan begitu kecil, sehingga kita tidak dapat
melihatnya
Tanaman bernapas melalui lubang-lubang kecil tersebut. Lubang-lubang kecil
tersebut juga digunakan tanaman untuk mengambil unsur hara dari udara. Mulut
daun ini biasanya terbuka sepanjang malam sampai pagi hari, dan tertutup pada
tengah hari untuk menjaga kelembaban.
Mungkin kita sering menggunakan pupuk daun sebagai penambah unsur hara
bagi tanaman agar tumbuh lebih sehat dan kuat dan tumbuh lebih cepat
sehingga mampu melawan hama dan penyakit.
Pupuk daun biasanya dibuat dari bahan yang mengandung hara yang diperlukan
tanaman seperti besi, belerang, nitrogen dan kalium. Pemberian hara tambahan
ini pada tanaman akan membantunya tumbuh lebih kuat dan lebih sehat.
Pupuk daun dapat dibuat dari tanaman-tanamn lokal yang ada di sekitar kita
yang mengandung unsur-unsur besi, belerang, nitrogen dan kalium. Tanaman
tersebut misalnya sejenis Solanum nigrum/terung leuca.
Cara
Ambillah setengah kilogram daun Solanum nigrum. Berilah 4 liter air dan
didihkan campuran tersebut selama 15 menit Biarkan larutan tersebut menjadi
dingin. Setelah dingin saringlah larutan tersebut. Campurlah larutan tersebut
dengan 32 liter air. Gunakan untuk memupuk tanaman. Caranya dengan
menyemprotkannya pada daun tanaman. Untuk mendapatkan kekentalan yang
lebih anda bisa mengurangi jumlah air campuran. Atau menambah jumlah daun.
Waktu yang terbaik untuk menyemprotkan pupuk daun adalah sore hari.
Penyemprotan disarankan untuk diulangi setiap 5 hari sekali hingga saat panen.
Yang perlu diingat adalah bahwa pupuk daun dapat menyebabkan daun-daun
lunak terbakar karenanya harus hati-hati jangan sampai larutan terlalu pekat.
Karenanya pupuk daun harus diencerkan terlebih dahulu. Paling sedikit 4 bagian
air ditambahkan pada laurutan. Adakan percobaan dengan konsentrasi
(kepekatan) yang berbeda-beda. Anda bisa melakukan percobaan dengan
tanaman lain yang mungkin lebih bagus. Daun tanaman kacang-kacangan
mungkin lebih baik. Langkah yang lebih baik juga anda dapat melakukan uji coba
dengan beberapa baris dan menandainya. Kepekatan campuran yang terbaik
akan anda dapatkan dengan pengujian tersebut.
6. Bokashi
Bokashi adalah salah satu cara untuk membuat pupuk organik yang juga mudah
dilakukan.
Bahan
a. Kotoran ayam 60%
b. Tanah 25%
c. Merang padi 10%
d. Bungkil/ampas 5%
Jika bahan hanya terdiri dari kotoran ayam saja maka tumpukan akan
kekurangan udara. Padahal proses fermentasi sangat membutuhkan udara, air
dan panas. Proses fermentasi bokashi ini normal terjadi dalam waktu 14 s/d 21

hari. Jagalah agar kandungan air dalam tumpukan calon bokashi ini cukup.
Temperatur bokashi jika fermentasi terjadi akan berkisar 40 s/d 450 C. Jika
melebihi suhu tersebut tambahkan air untuk menurunkan temperatur. Jika
temperatur di bawah kondisi normal tambahkan tanah atau merang padi
sehingga kandungan air terserap ke dalam tanah atau merang padi tersebut.
7. Pupuk KCl.
Pupuk KCl sebenarnya dapat dibuat sendir meski kandungan KCl-nya tidak
sebesar kandungan pupuk KCL dari pabrik.
Bahan:
a. Sabut kelapa
b. Air
c. Drum
Cara pembuatan:
Masukkan sabut kelapa ke dalam drum sampai berisi setengahnya. Isilah drum
dengan air sampai penuh. Tutuplah drum rapat-rapat. Biarkan drum dalam
keadaan tertutup selama 2 minggu. Bila air berubah menjadi hitam kandungan
KCl dalam sabut kelapa sudah larut. Air tersebut bisa langsung digunakan
sebagai pupuk tanaman.
Caranya
Ambilah air dalam drum gunakan siramkan pada tanaman. Penyiraman pada
tanaman bisa dilakukan berkali-kali tergantung kebutuhan. Setelah air diambil
semuanya sabut kelapa tersebut masih bisa diberi air dan dengan perlakuan
sama dan digunakan sebagai pupuk lagi. Bila warna air sudah jernih sabut
kelapa harus diganti dengan yang baru.
8. Mengumpulkan mikroorganisme
Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat, terutama pada bahan
organik. Organisme mikro hidup di sekitar atau di bawah tempat yang teduh dan
memakan sisa bahan organik. Organisme mikro yang dibutuhkan untuk
pertanian dan akan dikumpulkan di sini paling banyak terdapat di bawah akar
pohon bambu. Karena pohon bambu mengeluarkan getah manis yang
merupakan bahan makanan bagi organisme mikro.
Cara Pemupukan Padi Organik yang Baik
Ciri utama budi daya padi organik adalah tidak menggunakan pupuk kimia atau pupuk
buatan pabrik. Seluruh pupuk yang digunakan sepenuhnya berupa pupuk organik,
mulai dari pemupukan awal atau dasar hingga pemupukan susulan. Pupuk tersebut
dapar berbentuk padat yang diaplikasikan lewat akar maupun cair yang diaplikasikan
lewat daun.
1. Pemupukan dasar
Pupuk organik yang digunakan sebagai pupuk dasar berupa pupuk kandang auu
kompos matang sebanyak 5 ton/ha. Pupuk kandang tersebut diberikan bersamaan
dengan pembajakan kedua. Cara pemberiannya dengan disebarkan merata ke seluruh
permukaan tanah. Setelah disebarkan, pupuk tersebut dibiarkan selama empat hari.
Selanjuinya, tanah sawah digaru sehingga pupuk kandang dapat menyatu dengan
tanah. Terkadang untuk memperoleh pupuk kandang atau kompos matang sebanyak 5
ton agak sulit. Sebagai gantinya dapat digunakan pupuk fermentasi atau bokashi.
Penggunaan pupuk fermentasi atau bokashi ini lebih hemat dibanding pupuk kandang
atau kompos, cukup 1,5-2 ton/ha. Selain hemat, penggunaan pupuk fermentasi pun
lebih baik karena mengandung mikroba pengurai sebagai penambah kesuburan tanah.

Pada pertanian non-organik, dosis pemupukan dengan pupuk kimia semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Lain dengan penggunaan pupuk organik, dosisnya justru
cenderung semakin menurun. Hal ini sudah dialami beberapa petani padi organik di
daerah Delanggu, Jawa Tengah. Dosis awaf pupuk kandang sebagai pupuk dasar
sebanyak 5 ton/ha. Namun, tiga tahun kemudian dosisnya menurun, hanya 3 ton/ha.
Kecenderungan menurunnya penggunaan pupuk kandang tersebut disebabkan oleh
sifat dari pupuk organik itu sendiri yang menguntungkan bagi tanah. Semua sifat
menguntungkan tersebut dapat meningkatkan kesuburan tanah. Oleh karena iiu, dapat
dimengerti bahwa kebutuhan pupuknya pun makin berkurang karena struktur tanahnya
sudah semakin bagus. Adapun beberapa sifat dari pupuk organik antara lain
a) memperbaiki struktur tanah, dari berlempung yang liat menjadi ringan atau remah,
b) memperbaiki daya ikat tanah berpasir sehingga tanah tidak terurai,
c) memperbaiki daya ikat air pada tanah,
d) memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanari.
e) mempertinggi daya ikat tanah rehadap zat hara,
f) mengandung unsur hara lengkap walaupun jumlahnya sedikit, tergantung bahan
penyusun pupuk organik tersebut,
g) membancu proses pelapukan bahan mineral,
h) menyediakan makanan bagi mikroba, serta
i) menurunkan akrivitas mikroorganisme merugikan.
2. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan pada budi daya padi secara organik diiakukan tiga kali selama
satu musim canam. Pemupukan susulan tahap pertama dilakukan saat tanaman
berumur sekitar 15 hari. Jenis pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang matang
sebanyak 1 ton/ha atau kompos fermentasi sebanyak 0,5 ton/ha. Cara pemberiannya
cukup dengan disebarkan merata ke seluruh areal persawahan, yaitu di sela-sela
tanaman padi.
Pemupukan susulan tahap kedua dilakukan saac tanaman berumur 25-60 hari dengan
frekuensi seminggu sekali. Jenis pupuk yang diberikan berupa pupuk organik cair
buaran sendiri yang kandungan unsur N-nya tinggi. Dosisnya sebanyak 1 liter pupuk
yang dilaruckan dalam 17 liter air. Cara pemberiannya dengan disemprotkan pada daun
tanaman.
Pemupukan susulan tahap ketiga dilakukan saat tanaman memasuki fase generatif
atau pembentukan buah, yaitu setelan tanaman berumur 60 hari. Pupuk yang
digunakan berupa pupuk organik cair buatan sendiri yang masing-masing mengandung
unsur P dan K tinggi.
Dosisnya 2-3 sendok makan pupuk P organik yang dicampur dalam 15 liter acau sacu
tangki kecil pupuk K organik. Pupuk tersebut disemprotkan ke tanaman dengan
frekuensi seminggu sekali. Pemberian pupuk tersebut dapat dihentikan bila sebagian
besar bulir padi sudah tampak menguning.

Anda mungkin juga menyukai