Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRATIKUM EKSPERIMEN FISIKA 2

KARAKTERISTIK DIODA (LED)

Anggota Kelompok:

Asisten Praktikum:

1. Reni Melia Fatmah (G74130044)


2. M Aryl Alfath (G74130061)

1. Dinda Yuansa S (G74120058)

SAEPUL MALIK
G74130030
KELOMPOK 1

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
TUJUAN

Mengukur dan menganalisis karakteristik I V diode


TEORI SINGKAT
Dioda merupakan piranti elektronik berdasarkan persambungan semikonduktor.
Dioda diaplikasikan untuk LED (Light Emiting Dioda), laser diode pendeteksi cahaya
(photodiode), konversi energy matahari (diode sel surya) penyearah pada rangkaian
elektronik, organic LED, LED TV, fleksibel laser, photo diode array yang menggunakan
prinsip kerja fotolistrik,cahaya dari benda di ubah jadi listrik.

Gambar 1. Grafik diode bias maju dan bias mundur


Kurva hubungan arus dan tegangan (I-V) untuk diode menunjukkan grafik yang
eksponensial. Ketika diterapkan bias maju (ketika terminal positif baterai dihubungkan
dengan material yang beripe p), maka yang terjadi yaitu potensial yang melintasi
persambungan akan turun, dan difusi antar elektron dan hole akan meningkat. Arus hole
ini akan mengalir dari daerah bertipe-p ke daerah bertipe-n. Sebaliknya, jika diterapkan
bias mundur yang nilainya besar pada rangkaian ini, maka arus akan tiba-tiba meningkat,
elektron akan bocor, dan menyebabkan dioda akan rusak. Hal ini dapat terjadi karena di
dalam medan listrik yang sangat besar, elektron-elektron dibebaskan dari ikatan
atomiknya dan dipercepat melintasi persambungan.
LED adalah piranti elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik
ketika diberikan atau diterapkan bias maju, sedangkan ketika diberi bias mundir tidak

akan memancarkan cahaya. Warna- warna yang digunakan dipancarkan pada LED
bergantung pada jenis semikonduktor yang digunakan. Pada pratikum ini digunakan LED
Hijau, merah, biru, putih yang aan diukur arus dan teganganya, dan karena pada pratikum
ini yag digunakan diode LED maka kita hanya bias melihat grafik bias maju yang akan
dibahas lebih lanjut dipembahasan.
PROSEDUR

Prosedur pratikum ini dilakukan mengikuti langkah-langkah berikut :


1. Buat rangkaian seperti pada gambar 1, dengan R=10 K.

Gambar 1. rangkaian bias maju dan bias mundur


2. Atur sumber tegangan pada power supply sehingga LED menyala
3. Putar sumber teganan pada power supply sehingga arus yang terbaca pada
ampere meter 0.01 mA (ketika LED menyala pertama kali).
4. Baca tegangan pada sumber, arus terbaca pada ampere meter dan tegangan
terbaca pada volt meter.
5. Variasikan tegangan sumber dari mulai LED menyala sampai sekitar 7
volt, dengan interval 0.1
6. Lakukan langkah point 2-5 untuk LED (Light Emmiting Diode) yang
berbeda, dimulai LED warna merah , hijau , biru dan putih.
7. Untuk variasi tegangan LED merah dari mulai LED menyala sampai 5
volt, hijau (5 volt), biru (6 volt) dan putih (7 volt)
8. Setelah didapatkan data, maka plotkan grafik hubugan arus (mA) terhadap
tegangan (V).

DATA DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Data tegangan sumber, tegangan terbaca dan arus terbaca LED
Data Tegangan (Volt) dan Arus (mA) LED

Biru
m

Sumber
(Volt)

Volt
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
3
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4
4.1

0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2
2.1
2.2
2.3
2.34
2.4
2.42
2.45
2.46
2.47
2.47
2.48
2.49
2.49
2.5
2.5
2.51
2.51
2.51
2.52
2.52
2.52

A
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.1
0.1
0.1
0.1
0.2
0.2
0.3
0.3
0.4
0.4
0.5
0.5
0.5
0.6
0.6
0.6

Merah
m
Volt
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.47
1.54
1.56
1.58
1.61
1.62
1.63
1.64
1.65
1.66
1.67
1.67
1.67
1.68
1.69
1.69
1.69
1.7
1.7
1.7
1.71
1.71
1.71
1.71
1.72
1.72
1.72

A
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.1
0.1
0.1
0.2
0.2
0.2
0.3
0.3
0.4
0.4
0.4
0.5
0.5
0.5
0.6
0.6
0.6
0.7
0.7
0.8
0.8
0.9
0.9
0.9
1

Hijau
m
Volt
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.98
2.04
2.05
2.09
2.11
2.12
2.14
2.14
2.15
2.16
2.16
2.17
2.17
2.18
2.18
2.19
2.19
2.19
2.2
2.2
2.2
2.21

A
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.1
0.1
0.1
0.2
0.2
0.3
0.3
0.3
0.4
0.4
0.5
0.5
0.5
0.6
0.6
0.7
0.7
0.7
0.8

Putih
Volt

mA

0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2
2.1
2.2
2.3
2.36
2.43
2.46
2.47
2.49
2.5
2.51
2.52
2.52
2.53
2.53
2.54
2.54
2.55
2.55
2.55
2.55
2.56

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.01
0.02
0.05
0.07
0.13
0.14
0.17
0.23
0.28
0.31
0.34
0.36
0.41
0.47
0.51
0.54
0.58
0.64

4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
5
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
6
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
7

2.52
2.53
2.53
2.53
2.53
2.54
2.54
2.54
2.54
2.54
2.54
2.55
2.55
2.55
2.55
2.55
2.56
2.56
2.56

0.7
0.7
0.7
0.8
0.8
0.9
0.9
1
1
1
1.1
1.1
1.2
1.2
1.2
1.3
1.3
1.4
1.4

1.72
1.73
1.73
1.73
1.73
1.73
1.73
1.74
1.74

Grafik 1. Hubungan Arus terhadap Tegangan

1
1.1
1.1
1.1
1.2
1.2
1.2
1.3
1.3

2.21
2.21
2.21
2.22
2.22
2.22
2.22
2.23
2.23

0.8
0.8
0.9
0.9
1
1
1.1
1.1
1.1

2.56
2.56
2.56
2.57
2.57
2.57
2.57
2.58
2.58
2.58
2.58
2.58
2.58
2.59
2.59
2.59
2.59
2.59
2.59
2.59
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.61
2.61

0.67
0.7
0.73
0.77
0.81
0.85
0.89
0.95
0.99
1.03
1.05
1.1
1.13
1.18
1.22
1.27
1.29
1.32
1.37
1.41
1.44
1.48
1.56
1.59
1.61
1.66
1.7
1.76
1.77

Grafik Arus terhadap Tegangan LED


2
1.5
Biru
Merah

Tegangan (Volt)

Hijau
Putih

0.5
0
0

0.5

1.5

2.5

Arus (mA)

PEMBAHASAN
Material berdasarkan sifat konduktivitasnya dibedakan menjadi logam,
semikonduktor dan isolator. Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan
konduktivitas

listriknya

yang

berada

diantara

konduktor

dan

isolator.

Semikonduktor ada yang intrinsik dan semikonduktor extrinsik, semikonduktor


intrinsik didalamnya dimasukan pengotor atau doping. Pengotor inilah yang
nantinya akan mempengaruhi karakteristik konduktivitas dari semikonduktor
tersebut.

Prinsip

dasar

dari

bahan

semikonduktor

yaitu

menggunakan

semikonduktor tipen dan tipe-p yang digabungkan secara bersamaan. Ketika


semikonduktor tipe-n dan tipe-p tidak disambungkankan, maka masing-masing
tipe semikonduktor tersebut memiliki pembawa-pembawa muatan mayoritas[1].
Light Emitting Diode (LED) dapat memancarkan cahaya apabila dibias
maju dari anoda ke katoda. Ketika LED dibias maju yaitu dari Anoda (P) menuju
ke Katoda (K), kelebihan elektron pada material tipe N akan berpindah ke daerah
yang bermuatan positif. Saat elektron bertemu dengan hole maka foton akan
dilepaskan dan akan memancarkan cahaya monokromatik[2].
Dioda seperti dijelaskan di dasar teori adalah piranti elektronik
berdasarkan persambungan semikonduktor tipe-p dan tipe-n. prinsip kerja dari
dioda sendiri jika dioda dialiri oleh tegangan P yang lebih besar dari muatan N,

maka elektron yang terdapat pada muatan N akan mengalir ke muatan P yang
disebut sebagai Forward Bias, apabila terjadi sebaliknya (jika dioda tersebut
dialiri dengan tegangan N yang lebih besar daripada tegangan P), maka elektron
yang ada di dalamnya tidak akan bergerak, sehingga dioda tidak mengaliri muatan
apapun, pada kondisi seperti ini sering disebut sebagai Reverse Bias[2].
Transistor adalah piranti semikonduktor yang lazim digunakan di
amplifier. Komponen ini juga merupakan koponen penting yang diperlukan
computer, handphone dan piranti elektronik modern lainya. Transistot dapat
digunakan sebagai switching dan amplifier, sebagai seitching transistor daerah
kerjanya adalah didaerah saturasi dan daerah cut-off, sedangkan sebagai penguat
akan bekerja didaerah yang bukan merupakan daerah cut-off ataupun saturasi[3].
Pratikum dioda untuk mengamati karakteristik arus terhadap tegangan
dioda ini, pratikan mendapatkan hasil ketika tegangan dinaikan maka aruspun
akan naik, namun di titik-titik awal arusnya menunjukan nol, sehingga grafik yang
didapatkan adalah grafik eksponensial, dari grafik diatas dapat dilihat bahwa
panjang gelombang merah adalah yang paling besar dapat dilihat dari grafiknya
dimana led warna merah lebih dahulu arusnya naik dibandingkan dengan led
lainya, kemudian led warna hijau, biru dan kemudian putih. Jika dihubungka
dengan energy dimana energy adalah tetapan plank dikalikan dengan kecepatan
cahaya per panjang gelombang, jadi energy berbanding terbalik dengan panjang
gelombang. Kemudian dengan membandingkan dengan literature panjang
elombang cahaya tampak pratikan menyimpulkan bahwa energi foton paling besar
berturut-turut adalah putih, biru, hijau dan terakhir merah[5].
Analisis data diatas sedikit sudah dibahas bahwa grafiknya menunjukan
hubungan eksponensial, padahal harusnya jika tegangan dinaikan maka
arusnyapun akan naik an grafik yang dihasilkan adalah hubungan linier, namun
diawal-awal ketika tegangan dinaikan arusnya tetap menunjukan nol yang pada
tegangan tertentu baru menyala, merah menyala pada merah 1.56 volt, hijau 2.09
volt, putih 2.36 volt, dan biru 2.42 volt. hal ini terjadi adanya potensial
penghalang, ketika tegangan dioda lebih kecil daripada potensial penghalang
maka arus dioda akan kecil, tetapi ketika tegangan dioda melebihi potensial

penghalang maka arus dioda akan naik secara cepat. Potensial penghalang ini
secara sederhana dapat dijelaskan sebagai tegangan minimal agar LED dapat
menyala. Jadi pratikan menyimpulkan dengan membandingkan dengan literature
yang ada bahwa hubungan grafik arus terhadap tegangan adalah eksponensial[4].

SIMPULAN
Karakteristik arus terhadap tegangan menujukan hubungan eksponensial,
hal ini dikarenakan led mempunyai tegangan penghalang yang merupakan
tegangan minimal agar led dapat menyala. Tegangan penghalang dari LED yang
pratikan ukur adalah merah 1.56 volt, hijau 2.09 volt, putih 2.36 volt, dan biru
2.42volt.
DAFTAR PUSTAKA
[1]

Sedra,

Smith,

K.2004.

Microelectronic

circuits

5th

edition.

OxfordUniversity Press.
[2]

Malvino, A.P. 2003. Prinsip-Prinsip Elektronika, Buku 1. Jakarta :


Salemba Teknika.

[3]

Martawijaya, M. A., dkk. 2008. Dasar Dasar Elektronika, Buku 1.


Makassar : Badan Penerbit UNM Makassar.Saputro,Jh.Sukmadi,T.

[4]

Ferdy S. Rondonuwu. Spextroskopi Resolusi Tinggi Pada Atom Rubidium


Menggunakan Laser Dioda. 1999. Jurnal Fisika Indonesia 1999, III(9) :
UGM

[5]

Sri Lestari Handayani. 2014. ANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH


BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER
He-Ne DAN LASER DIODA.Jurnal Fisika Vol. 4 No. 1,

Anda mungkin juga menyukai